MAKALAH
Dosen Pengampu :
Dr. H. Firdos Mujahidin, M.Ag
Disusun oleh :
Puji syukur kita panjatkan atas karunia Allah SWT yang mana atas rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Hakikat
Pendidikan Islam”.
Penyusunan makalah ini didasarkan atas pemenuhan tanggung jawab tugas
dan ditujukan sebagai sarana penampung informasi berdasarkan judul yang saya
tinjau.
Terlepas dari hal tersebut, kami menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki kekurangan. Kritik dan saran akan sangat saya butuhkan agar makalah
ini dapat disempurnakan.
BAB I
PENDAHULUAN
2. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu yang digunakan dalam proses pendidikan
yang berdasarkan ajaran Islam sebagai pedoman umat manusia khususnya umat Islam.
Pendidikan adalah segala upaya , latihan dan sebagainya untuk menumbuh kembangkan
segala potensi yang ada dalam diri manusia baik secara mental, moral dan fisik untuk
menghasilkan manusia yang dewasa dan bertanggung jawab sebagai makhluk yang
berbudi luhur.
Beberapa ahli agama Islam membagi pengetahuan menjadi tiga tingkatan yaitu
pengetahuan tinggi, pengetahuan menengah, dan pengetahuan rendah. Pengetahuan
tinggi ialah ilmu ketuhanan, menengah ialah pengetahuan mengenai dunia seperti
kedokteran dan matematika, sedangkan pengetahuan rendah ialah pengetahuan praktis
seperti bermacam-macam keterampilan kerja. Ini artinya bahwa pendidikan
iman/agama harus diutamakan.
Lulusan sekolah yang kurang kuat imannya akan sangat sulit menghadapi
kehidupan pada zaman yang semakin penuh tantangan di masa mendatang. Oleh karena
itu, mengingat pentingnya pendidikan Islam terutama bagi generasi muda, semua
elemen bangsa, terutama guru pendidikan Islam, perlu membumikan kembali
pendidikan Islam di sekolah-sekolah baik formal maupun informal.
Ada tiga hal yang harus secara serius dan konsisten diajarkan kepada anak didik.
Pertama, Pendidikan akidah/keimanan.Ini merupakan hal yang sangat penting untuk
mencetak generasi muda masa depan yang tangguh dalam Imtaq (iman dan Taqwa) dan
terhindar dari aliran atau perbuatan yang menyesatkan kaum remaja seperti gerakan
Islam radikal, penyalagunaan narkoba, tawuran dan pergaulan bebas (freesex) yang
akhir-akhir ini sangat dikhawatirkan oleh sejumlah kalangan.
Kedua, Pendidikan ibadah. Ini merupakan hal yang sangat penting untuk
diajarkan kepada anak-anak kita untuk membangun generasi muda yang punya
komitmen dan terbiasa melaksanakan ibadah.
Seperti Shalat, puasa, membaca Al-Quran yang saat ini hanya dilakukan oleh
minoritas generasi muda kita. Bahkan, tidak sedikit anak remaja yang sudah berani
meninggalkan ibadah-ibadah wajibnya dengan sengaja. Di sini peran orang tua dalam
memberikan contoh dan teladan yang baik bagi anak-anaknya sangat diperlukan selain
guru juga harus menanamkan secara mantap kepada anak-anak didiknya.
Ketiga, Pendidikan Akhlakul - karimah. Hal ini juga harus mendapat perhatian
besar dari para orang tua dan para pendidik baik lingkungan sekolah maupun di luar
sekolah (keluarga). Dengan pendidikan akhlakul-karimah akan melahirkan generasi
rabbani, atau generasi yang bertaqwa, cerdas dan berakhlak mulia. Penanaman
pendidikan Islam bagi generasi muda bangsa tidak akan bisa berjalan secara optimal
dan konsisten tanpa dibarengi keterlibatan serius dari semua pihak. Oleh karena itu,
semua elemen bangsa (pemerintah, tokoh agama, masyarakat, pendidik, orang tua dan
sebagainya) harus memiliki niat dan keseriusan untuk melakukan ini. Harapannya,
generasi masa depan bangsa ini adalah generasi yang berintelektual tinggi dan
berakhlak mulia.
f) Mampu mengelola kelas dan mengetahui psikis anak didik, tegas dan proposional.
C. Kurikulum
Kurikulum berasal dari bahasa latin “Curriculum” dan terdapat pula dalam
bahasa prancis “courir” artinya “to run” artinya berlari. Istilah ini digunakan untuk
sejumlah courses atau mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai gelar atau
ijazah. Secara tradisional kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan
disekolah.
1. Mementingkan tujuan agama dan akhlak dalam berbagai hal seperti tujuan dan
serta bimbingan terhadap segala aspek pribadi pelajar dari segi intelektual,
pengajaran.
E. Evaluasi
Rangkaian akhir dari suatu proses kependidikan Islam adalah Evaluasi atau
penilaian. Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai tujuannya dapat
dilihat setelah dilakukannya evaluasi out put yang dihasilkannya. Maka secara
sederhana Evaluasi pendidikan dapat diberikan batasan sebagai suatu kegiatan untuk
menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan dalam pendidikan Islam.
Dalam ruang lingkup yang terbatas, Evaluasi dilakukan adalah dalam rangka
mengetahui tingkat keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi kepada peserta
didik, sedangkan dalam ruang lingkup yang luas, Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dan kelemahan suatu proses pendidikan Islam (dengan seluruh
komponen ynag terlibat di dalamnya) dalam pencapaian tujuan pendidikan yang
diinginkan serta pelaksanaan dan berakhir pada kepribadian muslim.
Secara umum ada empat kegunaan evaluasi dalam pendidikan Islam. Pertama,
dari segi pendidik, evaluasi berguna untuk membantu seorang pendidik mengetahui
sudah sejauh mana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan tugasnya. Kedua, dari segi
peserta didik, evaluasi berguna untuk peserta didik untuk dapat mengubah atau
mengembangkan tingkah laku secara sadar ke arah yang lebih baik. Ketiga, dari segi
ahli fakir pendidikan Islam, evaluasi berguna untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
teori pendidikan Islam dan membantu mereka dalam merumuskan teori itu kembali,
pendidikan Islam yang relevan dengan arus dinamika zaman. Keempat, dari segi politik
mengambil kebijakan pendidikan Islam (pemerintah) evaluasi berguna untuk membantu
mereka dalam membenahisistem pengawasan dan mempertimbangkan kebijakan yang
akan diterapakan.
Pendidikan Islam secara rasional filosofis adalah bertujuan untuk membentuk al-
insan al-kamil atau manusia paripurna. Pendidikan Islam hendaknya diarahkan pada
dua dimensi, yaitu : pertama, dimensi dialektikal horizontal. kedua, dimensi ketundukan
vertical.
Secara umum tujuan dan fungsi evaluasi pendididkan Islam diarahkan kepada
dua dimensi diatas. Secara khusus tujuan pelaksanaan evaluasi dalam pendidikan Islam
adalah untuk mengetahui kadar pemilikan dan pemahaman peserta didik terhadap
materi pelajaran, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Sebagai
tindak lanjut dari tujuan ini adalah untuk mengetahui siapa diantara peserta didik yang
cerdas dan lemah.
sekitarnya.
d) Sikap dan pandangan terhadap diri sendiri selaku hamba Allah, anggota
lahiriyah berupa tingkah laku yang mencerminkan keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah.
b) Sejauh mana peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai agamanya dan kegiatan
d) Bagaimana dan sejauh mana ia memandang diri sendiri sebagai hamba Allah dalam
menghadapi kenyataan masyarakat yang beraneka ragam budaya, suku dan agama.
Yaitu bahan – bahan atau pengalaman – pengalaman belajar ilmu agama Islam
yang disusun sedemikian rupa (dengan susunan yang lazim tetapi logis) untuk disajikan
atau disampaikan kepada anak didik. Dalam pendidikan Islam materi pendidikan ini
sering kali disebut dengan istilah maddatut tarbiyah. Proses tarbiyah (pendidikan)
mempunyai tujuan untuk melahirkan suatu generasi baru dengan segala ciri – cirinya
yang unggul dan beradab. Penciptaan generasi ini dilakukan dengan penuh keikhlasan
dan ketulusan yang sepenuhnya dan seutuhnya kepada Allah SWT melalui proses
tarbiyah.
BAB III
PENUTUP
Diharapkan dengan pemahaman hakikat pendidikan Islam ini. Memberi motivasi agar
manusia khususnya muslim selalu mencari ilmu hingga akhir hayat, dalam rangka
merealisasikan tujuan yang telah disebutkan dalam QS. Adz-Dzariyat: 56 dapat
diaplikasikan secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
M. Arifin. 1993. Filsafat Pendidikan Islam, Cet. III. Jakarta: Bumi Aksara
Muslim Usa dan Aden Wijdan SZ. 1997. Pemikiran Islam dalam Peradaban Industrial.
Nasir Budiman. 2001. Pendidikan dalam Persepektif Al-Qur’an, Cet.I, Jakarta: Madani
Press.