“ Posisi dan Fungsi Pendidikan Islam dalam Agama dan Masyarakat Islam ”
Disusun Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala limpahan rahmat,
inayah taufik, dan ilhamnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini yang bejudul “ Posisi dan Fungsi Pendidikan Islam dalam Agama dan
Masyarakat Islam ” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dIgunakan sebagai salah satu acuan petunjuk ataupun pedoman bagi
pembaca dan dapat diambil manfaatnya. Makalah ini disusun dalam rangka
menyelesaikan tugas dari ibuu Iswati M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah
Sejarah Pendidikan Islam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung
Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari zaman kegelapan hingga zaman
terang benderang yang diridhoi oleh Allah SWT.
Pekalongan,01Oktober 2022
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 13
B. Saran........................................................................................................ 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan unsur yang sangat penting dalam menciptakan
generasi yang yang kuat baik secara moral maupun material. Manusia dilahirkan di
dunia ini dalam keadaan fitrah, sehingga beberapa faktor akan turut mempengaruhi
perkembangan seseorang. Baik ataupun buruknya seseorang akan tercipta dari
beberapa faktor pendidikan yang di dapatinya. Pendidikan merupakan sarana yang
tepat dalam mencapai hal tersebut. Terlebih sebagai umat islam maka pendidikan
Islam tentu menjadi sebuah jalan yang harus ditempuh oleh semua umat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana posisi pendidikan islam dalam agama?
2. Bagaimana hubungan pendidikan islam dan masyarakat?
3. Bagaimana fungsi ideologis pendidikan islam?
4. Bagaimana fungsi sosial pendidikan islam?
5. Bagaimana fungsi ekonomi pendidikan islam?
6. Bagaimana fungsi kultural pendidikan islam?
1
7. Bagaimana fungsi politis pendidikan islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan dapat menjelaskan bagaimana posisi pendidikan islam dalam
agama.
2. Mengetahui dan dapat menjelaskan bagaimana hubungan pendidikan islam dan
masyarakat.
3. Mengetahui dan dapat menjelaskan bagaimana fungsi ideologis pendidikan
agama islam.
4. Mengetahui dan dapat menjelaskan bagaimana fungsi sosial pendidikan islam.
5. Mengetahui dan dapat menjelaskan bagaimana fungsi ekonomi pendidikan
islam.
6. Mengetahui dan dapat menjelaskan bagaimana fungsi kultural pendidikan
islam.
7. Mengetahui dan dapat menjelaskan bagaimana fungsi politis pendidikan islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3. Agama Islam menekankan amal saleh dan menetapkan bahwa iman selalu
diwujudkan dengan amal saleh tersebut. Sedangkan dalam pendidikan
Islam menekankan pentingnya belajar.
3
para rasul setelah Adam as. kepada umat manusia untuk membimbing mereka dari
kondisi yang serba tidak berperadaban menjadi berperadaban melalui al-Kitab, al-
Hikmah, dan pendidikan.
4
tempat anak didik mendapatkan pendidikan terutama pendidikan perguruan tinggi.
Sementara dalam kurikulum pendidikan umum yang diajarkan di sekolah-sekolah,
materi pendidikan lebih ditekankan pada penguasaan ilmu duniawi dengan tidak
begitu memperhatikan nilai pengajaran agama, kecuali sekolah yang berorientasi
keagamaan.
Oleh sebab itu, sebagian orang tua, pendidik, dan anggota masyarakat
Indonesia banyak mengeluhkan dan mewaspadai bahwa muatan pendidikan agama
tidak begitu mendapat perhatian yang cukup dari pemerintah. Meskipun secara
umum, tujuan pemerintah Indonesia adalah untuk menciptakan pembangunan
seimbang antara unsur material dan unsur spiritual, tetapi tampaknya pemerintah
lebih memberikan perhatian yang besar terhadap tujuan yang bersifat materiil.
Implikasinya, ada usaha-usaha untuk mengembalikan nilai-nilai tradisional
terutama dalam mempertimbangkan kembali peranan pendidikan tradisional Islam,
yaitu pesantren, yang kaya dengan pendidikan moral dan spiritual.
5
Hubungan masyarakat adalah kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh
pengertian, goodwill, kepercayaan, penghargaan dari publik sesuatu badan
khususnya dan masyarakat umumnya. Menurut Suryo Subroto yang menyadur
pendapat Hooftman, bahwa hubungan masyarakat (humas) adalah untuk
mengembangkan opini publik yang positif terhadap sesuatu badan, publik harus
diberi penerangan-penerangan yang lengkap dan obyektif mengenai kegiatan-
kegiatan yang menyangkut kepentingan mereka, sehingga denagn demikian akan
timbul pengertian darinya. Selain itu, pendapat-pendapat dan saran-saran dari publik
mengenai kebijaksanaan badan itu harus diperhatikan dan dihargai.
Dengan demikian tampak jelas bahwa lembaga pendidikan tidak bisa berdiri
sendiri dalam membina dan mengembangkan pendidikan, tetapi harus selalu
menjalin hubungan secara terbuka dan bekerja sama dengan semua pemerhati
pendidikan(stakeholders). Sebab esensinya masyarakat juga berperan sebagai
sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan. Bahkan masyarakat berhak
berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program
pendidikan.
6
merupakan konsep kemanusiaan yang sangat berharga karena konsep ini
sepenuhnya memihak kepada manusia, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia dan memfasilitasai pemenuhan kenutuhan-kebutuhan manusia untuk
memelihara dan menyempurnakan keberadaannya sebagai mahluk mulia.
7
Ketiga, kepiawaian, kepandaian dan ketepatan seseorang dalam mengelola
diri sendiri dalam hubungannya dengan orang lain di sekeliling mereka dengan
menggunakan seluruh potensi psikologis yang dimilikinya seperti; inisiatif, empati,
kemunikasi, kerja sama dan kemampuan persuasi.
Dalam pendidikan Islam berbagai ciri yang menandai kecerdasan emosional
terutama dalam pendidikan akhlak. “Pendidikan Islam adalah pendidikan yang
memberikan bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian utama
menurut ukuran-ukuran Islam”⁶ Dalam pandangan lain dikemukakan oleh
Saefuddin Anshari, “bahwa pendidikan Islam adalah proses bimbingan (pimpinan,
tuntunan, usulan) oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan,
kemauan, intuisi dan sebagainya) dan raga obyek didik dengan bahan materi,
metode tertentu dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi
tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran Islam”.⁷Berbagai pendapat seperti
yang disebutkan diatas, memperlihatkan betapa sempurnanya pendidikan islam.
paling tidak dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam di samping berupaya
membina kecerdasan intelektual, keterampilan dan raganya juga membina jiwa dan
hati nuraninya.
8
Hal ini lah yang menuntut peran pendidikan agar bisa mengeluarkan keterpurukan
moral ekonomi generasi muda. Salah satunya melalui pendidikan agama islam,
diharapkan bisa berperan dalam membentuk generasi muda yang memiliki akhlak
yang baik dalam berekonomi. Pendidikan agama islam juga sepatutnya bisa
memberikan komstribusi secara nyaa, misalnya para peserta didik dari ekonomi
rendah didorong untuk mengembangkan tingkat derajat ekonominya melalui
kegiatan ekonomi yang diadakan lembaga pendidikan contohnya WM ( warung
madrasah ).
9
diarahkan pada pemahaman kebudayaan Indonesia yang Bhineka dengan
menanggalkan sistem pendidikan yang berorientasi pada kepentingan pemerintah
yang sudah terkontaminasi dengan kepentingan-kepentingan golongan.²⁹Pendidikan
menciptaka manusia yang berbudaya, yang memiliki tata etik dalam kehidupan
sosial sehingga memunculkan keharmonisan hubungan di antara individu
masyarakat. Dengan demikian, pendidikan memberikan stimulasi terhadap
peradaban menuju masyarakat yang beradab dan bersusila.Pada dasarnya antara
pendidikan dan kebudayaan memiliki hubungan yang saling berkaitan.
Tidak ada kebudayaan tanpa pendidikan dan begitu pula tidak ada praksis
pendidikan di dalam vakum tetapi selalu berada di dalam lingkup kebudayaan yang
konkret. Pendidikan akan vakum tanpa proses pembudayaan, begitupula
kebudayaan akan stagnan tanpa proses pendidikan. Pendidikan akan selalu
membutuhkan proses pembudayaan dan kebudayaan pendidikan.
Tujuan untuk membangun kembali masyarakat Indonesia dari krisis
multidimensi maka pendidikan dalam perspektif kultural merupakan suatu
kebutuhan yang sudah mendesak. Hal tersebut akan nampak pada proses pendidikan
yang selama ini belum menunjukan progresivitasnya terhadap pembentukan
karakter bangsa yang menuju masyarakat Pancasilais. Proses pendidikan belum
dimaknai sebagai proses pemberdayaan diri dan sekaligus sebagai pembangunan
budipekerti menjadi cermin bahwa pendidikan pada hari ini sedang mengalami
krisis multidimensi. Generasi muda yang sampai hari ini sudah “dininabobkan” oleh
kebudayaan dan perkembangan kemodernan peradaban menyebabkan hilangnya jati
diri bangsa. Akibatnya, kebesaran bangsa sebagai negara yang multi etnik dan
multikultural telah hilang dari dalam diri generasi para penerus bangsa. Sudah bisa
dipastikan, ketika para generasi penerusnya sendiri tidak memiliki kebanggaan
terhadap kebesaran bangsanya maka bangsa tersebut sudah tercerabut dari
10
kebudayaannya sendiri. Karena itu, untuk menjawab persoalan tersebut dibutuhkan
suatu konsep pendidikan dalam perspektif kultural.1
1
Jajat Darojat, “PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF KULTURAL,” 160, last modified 2016, accessed
September 25, 2022, https://media.neliti.com.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan islam sebagai tempat untuk menimba ilmu dan mengajarkan
nilai-nilai keislaman yang sangat berpengaruh didalam kehidupan manusia, baik
dari segi manapun. Karena didalamnya menanamkan tanggung jawab yang
menjadikan prilaku atau sifat terpuji, serta menjalankan kehidupan yang selaras
dan terarahkan. Pendidikan Islam sangat berhubungan erat dengan agama Islam
itu sendiri,lengkap dengan akidah, syariat, dan sistem kehidupannya. Keduanya
ibarat dua kendaraan yang berjalan di atas dua jalur seimbang, baik dari segi
tujuan maupun rambu-rambunya yang disyariatkan bagi hamba Allah yang
membekali diri dengan takwa, ilmu, hidayah, serta akhlak untuk menmpuh
perjalanan hidup.
Hubungan pendidikan Islam dengan masyarakat dapat diartikan sebagai
proses komunikasi antara lembaga pendidikan Islam dengan masyarakat untuk
membentuk pengertian dan kesadaran mereka tentang pentingnya pendidikan,
sehingga keduanya terdorong untuk bekerja sama dengan lembaga pendidikan
untuk memajukan lembaga pendidikan Islam. Pendidikan islam berperan cukup
erat dengan kemkmuran dan kesejahteraan masyarakat karena pendidikan islam
senantiasa mengarahkan segala aspek ke jalan yang benar sesuai tuntunan ajaran
agama islam, terdapat banyak fungsi manusia dalam kehidupan masyarakat
diantaranya fungsi ideologis, fungsi ekonomis, fungsi sosialis, fungsi politis, dan
fungsi kultural atau pelestarian budaya.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat oleh kelompok kami, jika terdapat
kesalahan dan kekeliruan didalam penulisannya dan isinya kami memohon maaf
yang sedalam-dalamnya, dan kami mohon untuk kritik dan saran agar kami
dalam membuat makalah berikutnya bisa lebih baik dan benar.
12
DAFTAR PUSTAKA
13