Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

“ Posisi dan Fungsi Pendidikan Islam dalam Agama dan Masyarakat Islam ”

Dosen Pengampu :Iswati, M.Pd.I.

Disusun Oleh:

Widiya rahmayuni 21250089

Anissa syahidah farhah h 21250008

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala limpahan rahmat,
inayah taufik, dan ilhamnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini yang bejudul “ Posisi dan Fungsi Pendidikan Islam dalam Agama dan
Masyarakat Islam ” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dIgunakan sebagai salah satu acuan petunjuk ataupun pedoman bagi
pembaca dan dapat diambil manfaatnya. Makalah ini disusun dalam rangka
menyelesaikan tugas dari ibuu Iswati M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah
Sejarah Pendidikan Islam.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung
Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari zaman kegelapan hingga zaman
terang benderang yang diridhoi oleh Allah SWT.

Walaupun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin demi terselesaikannya


makalah ini, penulis tetap menyadari bahwa kemampuan penulis jauh dari
kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun semangat dari
pembaca sangat dibutuhkan penulis.

Pekalongan,01Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ................................................................................ II


DAFTAR ISI ............................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Posisi Pendidikan Islam Dalam Agama .................................................. 3


B. Hubungan Pendidikan Islam Dan Masyarakat ........................................ 5

C. Fungsi Ideologis Pendidikan Islam ......................................................... 6

D. Fungsi Sosial Pendidikan Islam .............................................................. 7

E. Fungsi Ekonomi Dalam Islam................................................................. 8


F. Fungsi Kultural Pendidikan Islam........................................................... 9
G. Fungsi Politis Pendidikan Islam .............................................................. 11
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 13

B. Saran........................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan unsur yang sangat penting dalam menciptakan
generasi yang yang kuat baik secara moral maupun material. Manusia dilahirkan di
dunia ini dalam keadaan fitrah, sehingga beberapa faktor akan turut mempengaruhi
perkembangan seseorang. Baik ataupun buruknya seseorang akan tercipta dari
beberapa faktor pendidikan yang di dapatinya. Pendidikan merupakan sarana yang
tepat dalam mencapai hal tersebut. Terlebih sebagai umat islam maka pendidikan
Islam tentu menjadi sebuah jalan yang harus ditempuh oleh semua umat.

Pendidikan agama Islam seharusnya bertujuan menimbulkan


pertumbuhan yang seimbang dari kepribadian total manusia melalui latihan
spiritual, intelek, rasional diri, perasaan dan kepekaan tubuh manusia. Karena itu
pendidikan seharusnya membukakan jalan bagi pertumbuhan manusia dalam segala
aspek spiritual, intelektual, imajinatif, fisikal, ilmiah, linguistik, baik secara
individual maupun secara kolektif dan memotivasi semua aspek untuk mencapai
kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan Muslim adalah
perwujudan penyerahan mutlak kepada Allah, pada tingkat individual, masyarakat
dan kemanusiaan pada umumnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana posisi pendidikan islam dalam agama?
2. Bagaimana hubungan pendidikan islam dan masyarakat?
3. Bagaimana fungsi ideologis pendidikan islam?
4. Bagaimana fungsi sosial pendidikan islam?
5. Bagaimana fungsi ekonomi pendidikan islam?
6. Bagaimana fungsi kultural pendidikan islam?

1
7. Bagaimana fungsi politis pendidikan islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan dapat menjelaskan bagaimana posisi pendidikan islam dalam
agama.
2. Mengetahui dan dapat menjelaskan bagaimana hubungan pendidikan islam dan
masyarakat.
3. Mengetahui dan dapat menjelaskan bagaimana fungsi ideologis pendidikan
agama islam.
4. Mengetahui dan dapat menjelaskan bagaimana fungsi sosial pendidikan islam.
5. Mengetahui dan dapat menjelaskan bagaimana fungsi ekonomi pendidikan
islam.
6. Mengetahui dan dapat menjelaskan bagaimana fungsi kultural pendidikan
islam.
7. Mengetahui dan dapat menjelaskan bagaimana fungsi politis pendidikan islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Posisi Pendidikan Islam Dalam Agama


Perlu diketahui bahwa pendidikan Islam sangat berhubungan erat dengan
agama Islam itu sendiri,lengkap dengan akidah, syariat, dan sistem kehidupannya.
Keduanya ibarat dua kendaraan yang berjalan di atas dua jalur seimbang, baik dari
segi tujuan maupun rambu-rambunya yang disyariatkan bagi hamba Allah yang
membekali diri dengan takwa, ilmu, hidayah, serta akhlak untuk menmpuh
perjalanan hidup. Hubungan antara pendidikan Islam dan agama Islam dapat
digambarkan dalam pokok-pokok sebagai berikut:

1. Agama Islam menyerukan manusia agar beriman dan bertakwa.


Pendidikan Islam berupaya menanamkan ketakwaan itu dan mengembangkannya
agar bertambah terus sejalan dengan pertambahan ilmu.

2. Agama Islam menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dan menyeru manusia


agar berpikir tentang kerajaan Allah. Sementara dalam pendidikan Islam, dibangun
di atas ilmu dan pengetahuan guna mengembangkan manusia, baik pengetahauan,
ketermapilan, maupun arah tujuannya.

3. Agama Islam menekankan amal saleh dan menetapkan bahwa iman selalu
diwujudkan dengan amal saleh tersebut. Sedangkan dalam pendidikan
Islam menekankan pentingnya belajar.

Islam memandang pendidikan sebagai proses yang terkait dengan upaya


mempersiapkan manusia untuk mampu memikul taklif sebagai khalifah Allah di
muka bumi. Untuk maksud tersebut, manusia diciptakan lengkap dengan potensinya
berupa akal dan kemampuan belajar. Dalam tahap selanjutnya, Allah mengutus

3
para rasul setelah Adam as. kepada umat manusia untuk membimbing mereka dari
kondisi yang serba tidak berperadaban menjadi berperadaban melalui al-Kitab, al-
Hikmah, dan pendidikan.

Diletakkannya perintah membaca dalam ayat-ayat permulaan diturunkannya


AlQur’an, membuktikan betapa peran membaca begitu urgen dalam upaya
persiapankekhalifahan manusia di muka bumi. Dalam sunnah Rasulullah pun, selalu
memberikan komitmen dan perhatian besar terhadap pendidikan. Fakta yang
terbesar dapat dilihat dengan terangkatnya bangsa Arab kepada tingkat peradaban
yang lebih tinggi serta memperkenalkan sendi-sendi di bidang pendidikan yang saat
itu masih memprihatinkan. Situasi seperti itu dapat dilihat ketika tawanan perang
Badar, oleh Rasulullah diwajibkan untuk mengajarkan cara menulis kepada anak-
anak Madinah sebagai tebusan bagi pembebasan mereka. Tindakan Nabi ini
diperkuat dengan sabdanya:

‫ﺍﻁﻠﺒﻮﺍ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻬﺪ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻠﺤﺪ‬


“Carilah ilmu sejak dari ayunan sampai ke liang lahat”.
Pada sisi lain, persoalan pendidikan merupakan faktor penentu bagi
perkembangan umat. Ia menjadi prioritas utama untuk dilaksanakan sebab sampai
saat ini masyarakat muslim sangat terbelakang di bidang pendidikan. Dengan
demikian salah satu target yang harus diusahakan semaksimal mungkin adalah
revitalisasi pelaksanaan pendidikan bagi umat Islam melalui cara-cara yang sesuai
dengan nilai-nilai dan motif ajaran Islam sehingga tidak salah arah dengan
pelaksanaan pendidikan ala Barat. Untuk menyikapinya diperlukan penyusunan
sistem pendidikan yang berakar pada nilai-nilai, prinsip-prinsip dan tujuan-tujuan
Islam.
Penurunan moral pada generasi muda, khususnya dalam konteks generasi
muda di perkotaan, menggambarkan bahwa sistem pendidikan sekuler tidak
mencapai tingkat yang memuaskan pada pembinaan moral generasi muda. Dari titik
ini pula pada tingkat pendidikan formal daerah perkotaaan merupakan basis ilmu

4
tempat anak didik mendapatkan pendidikan terutama pendidikan perguruan tinggi.
Sementara dalam kurikulum pendidikan umum yang diajarkan di sekolah-sekolah,
materi pendidikan lebih ditekankan pada penguasaan ilmu duniawi dengan tidak
begitu memperhatikan nilai pengajaran agama, kecuali sekolah yang berorientasi
keagamaan.
Oleh sebab itu, sebagian orang tua, pendidik, dan anggota masyarakat
Indonesia banyak mengeluhkan dan mewaspadai bahwa muatan pendidikan agama
tidak begitu mendapat perhatian yang cukup dari pemerintah. Meskipun secara
umum, tujuan pemerintah Indonesia adalah untuk menciptakan pembangunan
seimbang antara unsur material dan unsur spiritual, tetapi tampaknya pemerintah
lebih memberikan perhatian yang besar terhadap tujuan yang bersifat materiil.
Implikasinya, ada usaha-usaha untuk mengembalikan nilai-nilai tradisional
terutama dalam mempertimbangkan kembali peranan pendidikan tradisional Islam,
yaitu pesantren, yang kaya dengan pendidikan moral dan spiritual.

B. Hubungan Pendidikan Islam Dan Masyarakat


Hubungan pendidikan Islam dengan masyarakat dapat diartikan sebagai
proses komunikasi antara lembaga pendidikan Islam dengan masyarakat untuk
membentuk pengertian dan kesadaran mereka tentang pentingnya pendidikan,
sehingga keduanya terdorong untuk bekerja sama dengan lembaga pendidikan untuk
memajukan lembaga pendidikan Islam. Pengertian yang memiliki kesamaan juga
dikemukakan oleh Leslie bahwa:
School public relations is a process of communication between the school
and community for purpose of increasing citizen understanding of educational needs
and pratices encouraging intelegent citizen interest and cooperation in the work of
improving the school (Leslie Hymes, 1989).
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa hubungan lembaga pendidikan
Islam dengan masyarakat dapat berupa komunikasi dari lembaga pendidikan Islam
kepada masyarakat, atau sebaliknya dari masyarakat kepada lembaga Islam.

5
Hubungan masyarakat adalah kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh
pengertian, goodwill, kepercayaan, penghargaan dari publik sesuatu badan
khususnya dan masyarakat umumnya. Menurut Suryo Subroto yang menyadur
pendapat Hooftman, bahwa hubungan masyarakat (humas) adalah untuk
mengembangkan opini publik yang positif terhadap sesuatu badan, publik harus
diberi penerangan-penerangan yang lengkap dan obyektif mengenai kegiatan-
kegiatan yang menyangkut kepentingan mereka, sehingga denagn demikian akan
timbul pengertian darinya. Selain itu, pendapat-pendapat dan saran-saran dari publik
mengenai kebijaksanaan badan itu harus diperhatikan dan dihargai.
Dengan demikian tampak jelas bahwa lembaga pendidikan tidak bisa berdiri
sendiri dalam membina dan mengembangkan pendidikan, tetapi harus selalu
menjalin hubungan secara terbuka dan bekerja sama dengan semua pemerhati
pendidikan(stakeholders). Sebab esensinya masyarakat juga berperan sebagai
sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan. Bahkan masyarakat berhak
berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program
pendidikan.

C. Fungsi Ideologis Pendidikan Islam


Yaitu pendidikan Islam sebagai alat untuk menumbuhkan dan meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT. Yang telah ditanamkan
dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban
menanamkan keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam
keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri
anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan
tersebut berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Implementasi ajaran ini dalam praktik kehidupan dan pendidikan dapat
fleksibel atau luwes, selama substansinya tetap terpelihara, yaitu menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan, sebagai agama fitrah, memang ditujukan untuk kebutuhan
manusia itu sendiri. Sejak awal abad-20 asampai dengan sekarang humanisme

6
merupakan konsep kemanusiaan yang sangat berharga karena konsep ini
sepenuhnya memihak kepada manusia, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia dan memfasilitasai pemenuhan kenutuhan-kebutuhan manusia untuk
memelihara dan menyempurnakan keberadaannya sebagai mahluk mulia.

D. Fungsi Sosial Pendidikan Islam


Yaitu pendidikan Islam sebagai sarana untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama
Islam. Pendidikan dan pendidikan Islam khususnya memiliki fungsi penting.
Pendidikan diakui sebagai satu kekuatan (education of power) yang menentukan
prestasi dan produktivitas di bidang lain. Sebagai satu kekuatan berarti pendidikan
mempunyai kewenangan yang cukup kuat bagi rakyat banyak untuk menentukan
suatu dunia atau arah kehidupan yang pasti. Dapat dikatakan bahwa seseorang tidak
memiliki fungsi dalam kehidupan masyarakat tanpa melalui proses pendidikan.
Pendidikan Islam memiliki keunikan yang tidak dimiliki pendidikan lain,
dapat menumbuhkan kecerdasan intelektual, spiritual, emosional, dan sosial. Fungsi
tersebut berjalan seiring dengan petumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh
setiap orang. Karena itu pendidikan Islam tidak mengenal, kelompok usia tertentu,
kelompok sosial tertentu, dan lingkungan pekerjaan tertentu. Akan tetapi pendidikan
dapat mengikuti irama masyarakatnya. Adapun fungsi pendidikan Islam yaitu:
menumbuhkan kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional mengandung beberapa
makna yaitu
Pertama, kecerdasan emosi tidak hanya berarti bersikap ramah, melainkan
sikap tegas, mengungkapkan kebenaran yang selama ini dihindari.
Kedua, kecerdasan emosi bukan berarti memberikan kebebasan kepada
perasaan untuk berkuasa memanjakan perasaan, melainkan mengelola perasaan
sedemikian sehingga terekspresikan secara tepat dan efektif, yang memungkinkan
orang bekerjasama dengan lancar menuju sasaran bersama.

7
Ketiga, kepiawaian, kepandaian dan ketepatan seseorang dalam mengelola
diri sendiri dalam hubungannya dengan orang lain di sekeliling mereka dengan
menggunakan seluruh potensi psikologis yang dimilikinya seperti; inisiatif, empati,
kemunikasi, kerja sama dan kemampuan persuasi.
Dalam pendidikan Islam berbagai ciri yang menandai kecerdasan emosional
terutama dalam pendidikan akhlak. “Pendidikan Islam adalah pendidikan yang
memberikan bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian utama
menurut ukuran-ukuran Islam”⁶ Dalam pandangan lain dikemukakan oleh
Saefuddin Anshari, “bahwa pendidikan Islam adalah proses bimbingan (pimpinan,
tuntunan, usulan) oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan,
kemauan, intuisi dan sebagainya) dan raga obyek didik dengan bahan materi,
metode tertentu dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi
tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran Islam”.⁷Berbagai pendapat seperti
yang disebutkan diatas, memperlihatkan betapa sempurnanya pendidikan islam.
paling tidak dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam di samping berupaya
membina kecerdasan intelektual, keterampilan dan raganya juga membina jiwa dan
hati nuraninya.

E. Fungsi Ekonomi Pendidikan Islam


Ekonomi negara kita masih belum engarah pada nilai – nilai ketuhanan. Dimana
kegiatan ekonominya masih belum melindungi kepentingan rakyat kecil. Terbukti,
masih banyak rakyat miskin yang masih tetap miskin hingga anak keturunannya tak
bisa menikmati kebutuhan pokok dengan layak dan bermutu. Masalah lain ialah
terjadinya kerendahan moral pada generasi muda bangsa ini demi memenuhi
kebutuhan ekonmi. Mereka rela menjual diri via internet (prostitusi online). Itu
menunjukkan bahwa pendidikan bangsa kita ( utamanya pendidikan agama islam )
telah gagal mendidik generasi muda untuk memahami bagaimana cara memperoleh
ekonomi dengan cara yang baik.

8
Hal ini lah yang menuntut peran pendidikan agar bisa mengeluarkan keterpurukan
moral ekonomi generasi muda. Salah satunya melalui pendidikan agama islam,
diharapkan bisa berperan dalam membentuk generasi muda yang memiliki akhlak
yang baik dalam berekonomi. Pendidikan agama islam juga sepatutnya bisa
memberikan komstribusi secara nyaa, misalnya para peserta didik dari ekonomi
rendah didorong untuk mengembangkan tingkat derajat ekonominya melalui
kegiatan ekonomi yang diadakan lembaga pendidikan contohnya WM ( warung
madrasah ).

F. Fungsi Kultural Pendidikan Islam


Yaitu pendidikan Islam sebagai sarana untuk menyalurkan bakat anak-anak
yang memiliki bakat khusus di bidang agama islam agar bakat tersebut dapat
berkembang secara optimal sehingga menjadi benih-benih budaya yang dapat
dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan orang lain.
Pendidikan Dalam Perspektif Kultural Menurut Mastuhu pendidikan pada
dasarnya berfungsi atau bermanfaat untuk memanusiakan manusia. Dengan kata
lain mengangkat harkat dan martabat manusia (human dignity), yaitu mengangkat
manusia menjadi pemimpin di muka bumi. Dengan perkataan lain, menurut istilah
agama menjadi khalifah di bumi dengan tugas dan tanggung jawab memakmurkan
kehidupan dan memelihara lingkungan. ²⁸Salah satu upaya preventif yang kemudian
direkomendasikan adalah membangun kesadaran dan pemahaman akan pentingnya
untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, demokrasi, kemanusiaan dan
pluralisme dalam kehidupan sosial.
Oleh karena itu, pendidikan bukan hanya bertujuan menghasilkan manusia
yang pintar dan terdidik Namun jauh lebih penting lagi adalah pendidikan
mewujudkan manusia yang terdidik dan juga memiliki kepekaan terhadap
budaya(educated and civilized human being) juga berdasarkan pada peserta didik,
pasar, atau bahkan tuntutan perkembangan zaman. Idealnya sistem pendidikan itu

9
diarahkan pada pemahaman kebudayaan Indonesia yang Bhineka dengan
menanggalkan sistem pendidikan yang berorientasi pada kepentingan pemerintah
yang sudah terkontaminasi dengan kepentingan-kepentingan golongan.²⁹Pendidikan
menciptaka manusia yang berbudaya, yang memiliki tata etik dalam kehidupan
sosial sehingga memunculkan keharmonisan hubungan di antara individu
masyarakat. Dengan demikian, pendidikan memberikan stimulasi terhadap
peradaban menuju masyarakat yang beradab dan bersusila.Pada dasarnya antara
pendidikan dan kebudayaan memiliki hubungan yang saling berkaitan.
Tidak ada kebudayaan tanpa pendidikan dan begitu pula tidak ada praksis
pendidikan di dalam vakum tetapi selalu berada di dalam lingkup kebudayaan yang
konkret. Pendidikan akan vakum tanpa proses pembudayaan, begitupula
kebudayaan akan stagnan tanpa proses pendidikan. Pendidikan akan selalu
membutuhkan proses pembudayaan dan kebudayaan pendidikan.
Tujuan untuk membangun kembali masyarakat Indonesia dari krisis
multidimensi maka pendidikan dalam perspektif kultural merupakan suatu
kebutuhan yang sudah mendesak. Hal tersebut akan nampak pada proses pendidikan
yang selama ini belum menunjukan progresivitasnya terhadap pembentukan
karakter bangsa yang menuju masyarakat Pancasilais. Proses pendidikan belum
dimaknai sebagai proses pemberdayaan diri dan sekaligus sebagai pembangunan
budipekerti menjadi cermin bahwa pendidikan pada hari ini sedang mengalami
krisis multidimensi. Generasi muda yang sampai hari ini sudah “dininabobkan” oleh
kebudayaan dan perkembangan kemodernan peradaban menyebabkan hilangnya jati
diri bangsa. Akibatnya, kebesaran bangsa sebagai negara yang multi etnik dan
multikultural telah hilang dari dalam diri generasi para penerus bangsa. Sudah bisa
dipastikan, ketika para generasi penerusnya sendiri tidak memiliki kebanggaan
terhadap kebesaran bangsanya maka bangsa tersebut sudah tercerabut dari

10
kebudayaannya sendiri. Karena itu, untuk menjawab persoalan tersebut dibutuhkan
suatu konsep pendidikan dalam perspektif kultural.1

G. Fungsi Politis Pendidikan Islam


Yaitu pendidikan Islam sebagai alat untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan
menghambat perkembangannya menuju manusia seutuhnya. Menegakkan risalah
islam (Humayyah al-din) mewujudkan keasejahtraan umat (riasah syu’un al-
ummah). Dengan jalan memberi pengetahuan kepada peserta didik tentang
bagaimana poliik dalam islam, bagaimana cara berpolitik yang baik dan benar
menurut islam. Politik dalam islam sama sekali tidak memberi ruang bagi
pragmatisme pribadi, suku atau golongan. Politik digunakan bukan untuk
memperkaya diri sendiri, juga bukan untuk melindungi suatu kelompok. Politik
kekuasaan hanya menargetkan citra dan penguasaan masa semata demi meraih
kekuasaan. Imam ghozali: para pemegang kekuasaaan ialah orang yang mendapat
nikmat dari Allah jika mereka bisa jujur dan adil, maka sungguh mulya para
pemegang kekuasaan itu.
Konsep fungsi politis pendidikan islam ini mengajarkan dan menegakkan
keadilan dan kesejahtraan bagi seluruh manusia, agar tidak ada nilai-nilai
kecurangan dan merugikan orang lain, harus dijalankan dengan sebaik-baiknya dan
seadil – adilnya untuk seluruh masyarakat.

1
Jajat Darojat, “PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF KULTURAL,” 160, last modified 2016, accessed
September 25, 2022, https://media.neliti.com.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan islam sebagai tempat untuk menimba ilmu dan mengajarkan
nilai-nilai keislaman yang sangat berpengaruh didalam kehidupan manusia, baik
dari segi manapun. Karena didalamnya menanamkan tanggung jawab yang
menjadikan prilaku atau sifat terpuji, serta menjalankan kehidupan yang selaras
dan terarahkan. Pendidikan Islam sangat berhubungan erat dengan agama Islam
itu sendiri,lengkap dengan akidah, syariat, dan sistem kehidupannya. Keduanya
ibarat dua kendaraan yang berjalan di atas dua jalur seimbang, baik dari segi
tujuan maupun rambu-rambunya yang disyariatkan bagi hamba Allah yang
membekali diri dengan takwa, ilmu, hidayah, serta akhlak untuk menmpuh
perjalanan hidup.
Hubungan pendidikan Islam dengan masyarakat dapat diartikan sebagai
proses komunikasi antara lembaga pendidikan Islam dengan masyarakat untuk
membentuk pengertian dan kesadaran mereka tentang pentingnya pendidikan,
sehingga keduanya terdorong untuk bekerja sama dengan lembaga pendidikan
untuk memajukan lembaga pendidikan Islam. Pendidikan islam berperan cukup
erat dengan kemkmuran dan kesejahteraan masyarakat karena pendidikan islam
senantiasa mengarahkan segala aspek ke jalan yang benar sesuai tuntunan ajaran
agama islam, terdapat banyak fungsi manusia dalam kehidupan masyarakat
diantaranya fungsi ideologis, fungsi ekonomis, fungsi sosialis, fungsi politis, dan
fungsi kultural atau pelestarian budaya.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat oleh kelompok kami, jika terdapat
kesalahan dan kekeliruan didalam penulisannya dan isinya kami memohon maaf
yang sedalam-dalamnya, dan kami mohon untuk kritik dan saran agar kami
dalam membuat makalah berikutnya bisa lebih baik dan benar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis, 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Radar Jaya


Nata, Abudin, 2012. Sejaraah Sosial Intelektual Islam dan Institusi Pendidikan. Jakrta : PT
Raja Grafindo Persada
Niar, Samsul, 2005. Sejarah dan Pergolakan Pemikiran dan Pendidikan Islam. Ciputat : PT
Ciputat Press Group
Darojat, Jajat. “PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF KULTURAL.” Last
modified 2016. Accessed September 25, 2022. https://media.neliti.com.

13

Anda mungkin juga menyukai