Anda di halaman 1dari 13

Tujuan pendidikan islam

Mata Kuliah : Ilmu pendidikan islam

Dosen Pengampu :Heri Cahyono, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 3:


Rofi’ah : 21250075
M Faizun Ramadhan : 21250080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN 2022 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Subhanallahu wa Ta’ala kepada kita memuji,
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas rahmat-Nya yang telah
dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
merupakan tugas mata kuliah Sosiologi Pendidikan.

Dalam menyelesaikan makalah ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan
masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Heri Cahyono, M.Pd.I selaku Dosen mata kuliah ilmuPendidikan Islam
Universitas Muhammadiyah Metro yang telah memberikan tugas mengenai
"Tujuan Pendidikan Islam" sehingga dapat menambah pengetahuan serta wawasan
penulis.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat serta mendukung secara
materil.
3. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah turut
membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan dalam waktu
yang tepat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, namun
demikian telah memberikan manfaat bagi penulis. Akhir kata penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Sekampung, 17 oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................

A. Latar Belakang .........................................................................................


B. Rumusan Masalah ....................................................................................
C. Tujuan penulis ..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................

A. Pengertian dan fungsi tujuan pendidikan .................................................


B. Tujuan pendidikan dalam prespektif islam .............................................
C. Tujuan hidup manusia ..............................................................................
D. Ciri-ciri manusia sempurna dalam prespektif islam ................................
E. Tujuan akhir pendidikan islam .................................................................

BAB III PENUTUP ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan sesorang.


Pendidikan lah yang menentukan dan menuntun masa depan dan arah hidup
seseorang. Walaupun tidak semua orang berpendapat seperti itu, namun pendidikan
tetaplah menjadi kebutuhan manusia nomor wahid. Bakat dan keahlian seseorang
akan terbentuk dan terasah melalui pendidikan. Pendidikan juga umumnya dijadikan
tolak ukur kualitas setiap orang.

B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan tugas mata kuliah ilmu pendidikan islam inti arahkan untuk
mendapatkan pemahaman mengenai beberapa hal yang menjadi fokus penulisan
makalah., yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dan fungsi tujuan pendidikan
2. Mencari sumber tujuan pendidikan dalam prespektif islam
3. Mencari sumber tujuan hidup manusia
4. Mengetahui ciri-ciri manusia yang sempurna dalam prespektif islam
5. Mencari sumber tujuan akhir pendidikan islam

C. Tujuan penulis
1. Untuk mengetahui fungsi tujuan pendidikan
2. Untuk mengetahui tujuan pendidikan dalam prespektif islam
3. Untuk mengetahui tujuan hidup manusia
4. Untuk mengetahui ciri-ciri manusia yang sempurna dalam prespektif islam
5. Untuk mengetahui tujuan akhit pendidikan islam
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan fungsi tujuan pendidikan

Dalam bahasa Inggris pendidikan berarti education. Sedangkan dalam bahasa


latin berarti educatum yang berasal dari kata E dan Duco, E berarti perkembangan
dari luar dari dalam ataupun perkembangan dari sedikit menuju banyak,
sedangkan Duco berarti sedang berkembang. Dari sinilah, pendidikan bisa juga
disebut sebagai upaya guna mengembangkan kemampuan diri. Menurut
Wikipedia, pendidikan ialah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, serta
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
selanjutnya melalui pengajaran, penelitian serta pelatihan. Sedangkan, menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan ialah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang ataupun kelompok dalam upaya mendewasakan manusia
melalui sebuah pengajaran maupun pelatihan.

Pendidikan adalah suatu pondasi dalam hidup yang harus dibangun dengan
sebaik mungkin. Secara umum pendidikan adalah proses pembelajaran
pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan yang dilakukan suatu individu dari
satu generasi ke generasi lainnya. Proses pembelajaran ini melalui pengajaran,
pelatihan dan penelitian. Adanya pendidikan juga dapat meningkatkan
kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian serta keterampilan yang bermanfaat baik
itu untuk diri sendiri maupun masyarakat umum.

Jadi singkatnya pendidikan adalah proses pembelajaran kepada individu atau


peserta didik agar dapat memiliki pemahaman terhadap sesuatu dan
membuatnya menjadi seorang manusia yang kritis dalam berpikir.

 Berikut pengertian pendidikan menurut para ahli Pendidikan.

 Ki Hajar Dewantara, ia mengemukakan bahwa pengertian pendidikan ialah


tuntunan tumbuh dan berkembangnya anak. Artinya, pendidikan merupakan
upaya untuk menuntun kekuatan kodrat pada diri setiap anak agar mereka
mampu tumbuh dan berkembang sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat yang bisa mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam hidup
mereka.
 Ahmad D. Rimba, pendidikan ialah bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh
pendidik kepada peserta didik dengan tujuan membentuk kepribadian yang
utama secara jasmani dan rohani.
 Martinus Jan Langeveld, pendidikan ialah upaya untuk membantu peserta didik
agar mereka mampu mengerjakan tugas kehidupan secara mandiri dan
bertanggung jawab secara oral dan susila. Dalam hal ini, pendidikan juga diartikan
sebagai upaya untuk membangun anak agar lebih dewasa.
 Carter V. Good, pendidikan ialah sebuah upaya untuk mengembangkan
kecakapan individu, baik secara sikap maupun prilaku dalam bermasyarakat.
Dengan kata lain, pendidikan adalah proses sosial di mana lingkungan yang
teroganisir seperti sekolah dan rumah, mampu mempengaruhi seseorang untuk
mengembangkan kecakapan sikap dan prilaku dalam diri sendiri dan
bermasyarakat.
 H. H. Horne, pendidikan ialah sebuah alat di mana komunitas sosial mampu
melanjutkan keberadaan dalam mempengaruhi diri sendiri dan mempertahankan
idealisme.
 Stella Van Petten Henderson, pendidikan ialah sebuah kombinasi antara
pertumbuhan dan pengembangan diri serta warisan sosial.
 Gunning dan Kohnstamm, pendidikan ialah sebuah proses pembentukan dan
pembangunan hati nurani, di mana seseorang mampu membentuk serta
menentukan diri secara etis berdasarkan hati nurani.

Pendidikan juga bisa dijalani melalui 2 hal yakni pendidikan formal dan non formal.

 Pendidikan formal ialah pendidikan yang bisa didapat dengan mengikuti kegiatan
atau program pendidikan yang terstruktur serta terencana oleh badan
pemerintahan misalnya melalui sekolah ataupun universitas
 Pendidikan non formal ialah pendidikan yang bisa didapat melalui aktivitas
kehidupan sehari-hari yang tak terikat oleh lembaga bentukan pemerintahan,
misalnya belajar melalui pengalaman, belajar sendiri melalui buku bacaan serta
belajar melalui pengalaman orang lain.

Tujuan Pendidikan

Di dalam UU. No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan nasional pasal 3
disebutkan tentang tujuan pendidikan yakni mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis
juga bertanggung jawab.

Fungsi Pendidikan

Menurut pendapat Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan


fungsi yang nyata (manifest) yakni sebagai berikut:Mempersiapkan anggota masyarakat
untuk mencari nafkah.

 Fungsi lain dari lembaga pendidikan adalah sebagai berikut.


Mengurangi pengendalian orang tua terhadap anak-anaknya. Melalui pendidikan, sekolah
orang tua melimpahkan tugas serta wewenangnya dalam mendidik anak kepada pihak
sekolah.

Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah mempunyai potensi untuk


menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya
perbedaan pandangan antara sekolah serta masyarakat tentang sesuatu hal, seperti
pendidikan seks serta sikap terbuka.

Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan bisa


mensosialisasikan kepada anak-anak didiknya guna menerima perbedaan prestise,
privilise, serta status yang ada dalam masyarakat. Sekolah pun diharapkan menjadi
saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi ataupun paling tidak sesuai
dengan status orang tuanya.

Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah bisa pula memperlambat masa dewasa
seseorang sebab siswa masih tergantung secara ekonomi kepada orang tuanya.

B. Tujuan pendidikan dalam prespektif islam

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan di mulai dari usia dini hingga pendidikan tinggi. Tujuan pendidikan selalu
ditujukan untuk setiap orang.

Tujuan pendidikan Islam bisa kamu tilik dari pendapat para ahli. Ada beberapa pendapat
para ahli mengenai tujuan pendidikan Islam, di antaranya Ibnu Khaldun dan Al Ghazali.

 Ibnu Khaldun berpendapat tujuan pendidikan Islam berorientasi ukhrawi dan


duniawi. Pendidikan Islam harus membentuk manusia seorang hamba yang taat
kepada Allah dan membentuk manusia yang mampu menghadapi segala bentuk
persoalan kehidupan dunia.
 al-Ghazali merumuskan tujuan pendidikan Islam ke dalam dua segi, yaitu
membentuk insan purna yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah dan
menuju kebahagiaan hidup di dunia dan akhdunia

Menurut al-Ghazali, tujuan pendidikan Islam adalah kesempurnaan manusia di dunia


dan akhirat. Manusia dapat mencapai kesempurnaan melalui ilmu untuk memberi
kebahagiaan di dunia dan sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah.

Jadi, tujuan pendidikan Islam mencakup dua aspek utama, yakni mewujudkan
kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Hal ini menggambarkan
bahwa pendidikan Islam merupakan pendidikan yang bersifat komplet.

C. Tujuan hidup manusia


Tujuan hidup manusia menurut Islam dapat dilihat dalam ayat-ayat yang terdapat
dalam Al-Quran dan Al-Hadits. Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa sesungguhnya
manusia diciptakan oleh Allah SWT dari intisari tanah yang kemudian dijadikan nutfah
dan disimpan di tempat yang kokoh. Nuthfah itu kemudian dijadikan darah beku lalu
dijadikan mudghah yang kemudian dijadikan tulang. Tulang ini kemudian dibalut
dengan daging yang kemudian dijadikan makhluk.

Setiap makhluk yang diciptakan Allah SWT memiliki tujuan hidupnya masing-masing,
setelah dilahirkan kedunia, tujuan hidup manusia menurut Islam turut tercantum
dalam Al-Quran yang juga turut menerangkan bagaimana seorang umat menemukan
tujuan hidupnya.Bagaimana tujuan hidup manusia menurut Islam diterangkan dalam
surat Ali Imran ayat 191 yang berbunyi “orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka.

Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur’an

“Apakah kamu mengira bahwa Kami telah menciptakan kamu dalam permainan
(tanpa tujuan) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Al-Quran
23:115)

Dari ayat di atas, kita dapat menyimpulkan, kita diciptakan untuk tujuan yang lebih
dari sekadar bermain dan bersenang-senang dalam hidup ini. Kita memiliki tujuan
hidup yang harus kita ketahui dan harus menjalani hidup sesuai dengan tujuan
tersebut.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

“Aku telah menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepada-Ku.” (Al-
Qur’an, 51:56)

Dari ayat tersebut, jelas bahwa penciptaan manusia, serta jin, adalah untuk tujuan
beribadah kepada Allah SWT. Ketika seorang Muslim menyembah Allah SWT, dia
benar-benar menerima Ketuhanan-Nya yang sama seperti yang mereka lakukan pada
sumpah yang diambil sebelum kelahiran mereka. Dengan demikian, semakin seorang
Muslim menyembah Allah, semakin dekat dengan-Nya dan makna keberadaan mulai
muncul.

Dalam ayat lain dari Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:


“Rencana setan adalah untuk menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara
kamu dengan minuman keras dan judi, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah
dan shalat. Apakah kamu tidak akan abstain?” (Al-Quran, 5:91)

Dalam ayat di atas, Allah SWT memberi tahu kita dan menjelaskan bahwa ketika
manusia akan menikmati kebencian satu sama lain maka mereka pasti akan memilih
membenci orang lain sebagai tujuan hidup mereka yang akan memalingkan mereka
dari tujuan yang sebenarnya dan itu adalah mengingat Allah. Oleh karena itu, untuk
memenuhi tujuan mengenal Tuhan, seorang Muslim perlu menahan diri dari
kejahatan sejauh dia cenderung berbuat baik.

Singkatnya, Allah SWT telah membimbing manusia kepada tujuan hidup yaitu
beribadah kepada-Nya dan mencari keridhaan-Nya. Al-Qur’an dalam hal ini adalah
salah satu cara terbaik untuk mengetahui cara-cara di mana seseorang dapat
memenuhi tujuan ini untuk menyenangkan Allah SWT dan memberi makna pada
hidupnya. Alasan utama penciptaan kita adalah ibadah. Kita harus memenuhi tujuan
hidup kita ini dengan mengikuti perintah Allah yang diberikan dalam Quran

D. Ciri-ciri manusia sempurna dalam prespektif Islam


:Sejuh apa yang telah ditemukan oleh peneliti pada penjelasan mengenai

manusia sempurna, istilah kata yang sering digunakan adalah sebagai berikut; Perfect
Man, al-Insān al-Kāmil, dan Universal Man. Istilah kata tersebut secara bahasa dan
penyebutannya memang berbeda, namun pada dasarnya keseluruhan dari istilah kata
tersebut memiliki maksud dan tujuan yang sama, yaitu untuk menjelaskan konsep
manusia sempurna.Maka dari itu, tidak perlu adanya perdebatan mengenai istilah kata
yang paling tepat di antara ketiganya dalam penggunaannya untuk menjelaskan mengenai
manusia sempurna. Dengan kata lain, ketika peneliti menyebutkan salah satu dari istilah
kata tersebut (Perfect Man, al-Insān al-Kāmil, atau Universal Man), tidak lain hanyalah
bertujuan untuk menjelaskan mengenai manusia sempurna sebagaimana telah menjadi
topik utama pada penelitian kali ini. Karena yang disebut al-Insān al-Kāmil adalah sama
dengan Perfect Man, juga sebaliknya, yang disebut Perfect Man adalah al-Insā al-Kāmil,
yaitu “manusia sempurna”. Secara bahasa (etimologi), pengertian manusia sempurna
sebagaimana ketiga istilah kata di atas memiliki makna sebagai berikut; dengan
mengambil salah satu darinya yang bertujuan untuk menjelaskan ketiganya, yaitu al-Insān
alKāmil. Istilah kata tersebut berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata kata dasar
pertamanya adalah “al-Insān” yang memiliki arti dalam bahasa Indonesianya adalah
“manusia”, dan “al-Kāmil” yang memiliki arti kata dalam bahasa Indonesianya adalah
“sempurna”. Jadi, yang dimaksud dengan “al-Insān al-Kāmil” dalam bahasa Arab adalah
untuk menjelaskan mengenai “manusia sempurna” yang dalam arti bahasa
Indonesianya.3 Sama halnya dengan istilah kata “Perfect Man” yang berasal dari bahasa
Inggris dan terdiri dari dua kata dasar pula; yaitu “Perfect” dengan arti Indonesianya
“sempurna”, dan “Man” dengan arti Indonesianya “manusia”. Istilah kata Perfect Man
dipahami menjadi satu kesatuan dalam istilah kata dengan satu makna utamanya, yaitu
“manusia sempurna”.4 Dari istilah kata tersebut, mengarahkan pada konsep manusia
sempurna secara keseluruhan. Maksudnya di sini adalah manusia yang telah diakui secara
keseluruhan dengan menyebutkannya sebagai manusia universal (Universal Man). Ini
adalah manusia universal yang digambarkan pada diri Adam sebagai prototipe dari
seluruh gambaran manusia. Gambaran manusia pada Adam adalah gambaran manusia
yang masih ada dalam level kosmik sebelum kejatuhannya ke bumi.Adam inilah yang
natinya akan menjadi pembahasan pada poin selanjutnya sebagai bentuk awal
pengambaran Islam mengenai manusia sempurna.

Manusia Sempurna Menurut Ajaran Islam

Manusia dalam pandangan Islam selalu dikaitkan dengan kisahnya tersendiri yang
berbeda dari makhluk lain di muka bumi. Ia tidak hanya digambarkan sebagai hewan
berkelas tinggi, tetapi lebih dari itu, manusia memiliki keluhuran dalam dirinya yang sukar
untuk didefinisikan dengan katakata. Dalam al-Quran, manusia berulang kali diangkat
derajatnya bahkan melebihi alam surga, bumi, serta malaikat. Pada saat yang sama,
manusia dijatuhkan derajatnya bahkan sampai pada tingkatan yang lebih rendah dari
binatang buas, bahkan setan terkutuk. Manusia dikaruniai dengan kemampuan sehingga
dapat digunakan untuk menaklukan alam, namun mereka juga dapat merosot menjadi
yang paling rendah dari segala yang rendah. Maka dari itu, manusia sendirilah yang dapat
menentukan nasib akhir mereka tersebut.Lalu, bagaimanakah penggambaran Islam
mengenai manusia yang sempurna tersebut?

“Menurut ajaran Islam, seorang manusia yang hidup di bawah naungan pokok ajaran dan
bimbingan Allah sesuai dengan perintah-Nya, dinyatakan sebagai Adam. Kehendak Allah
bahwa manusia secara keseluruhan selayaknya mengikuti petunjuk Allah agar dapat
mencapai tempat dan kondisi yang dekat dengan Allah dan menyatu dengan
Allah,Penciptanya”.Pokok-pokok ajaran Islam mengatakan bahwa Adam mewakili
manusia yang beradab. Manusia akan mencapai keadaan beradab apabila ia secara
mental, moral, dan spiritual ada dalam keadaan yang baik tanpa memperdulikan keadaan
hidupnya. Dengan kata lain, manusia beradab adalah manusia yang tidak mementingkan
urusan keduniawiaan seperti harta, tahta, dan lain sebagainya sehingga membuatnya lalai
akan petunjuk yang mengarahkannya pada kedekatan dengan Tuhan. Manusia yang
seperti ini akan mencapai setatus layaknya Adam dan menjadi anak-cucu Adam dengan
memiliki mental, moral, dan spiritual yang baik sebagaimana penggambaran Adam
sebagai manusia yang beradab dalam ajaran Islam.Dalam hal ini, Muthahhari melihat segi-
segi positif manusia yang terdiri dari beberapa bagian. Di antara segi positif yang dimiliki
oleh manusia adalah bahwa ia adalah makhluk sempurna Tuhan; ia adalah khalīfah Tuhan
di muka bumi, ia berbeda dari makhluk lain dengan kapasitas inteligensinya yang tinggi.
Manusia juga mempunyai kecenderungan untuk dekat dengan Tuhan, menyadari akan
kehadiran Tuhan dalam sanubari mereka. Akibatnya, segala keraguan dan keingkaran
pada Tuhan akan muncul ketika manusia menyimpang dari fitrahnya.

Manusia Sempurna Menurut Beberapa Failasuf Islam

 Menurut Ikhwān al-ShafāIkhwān as Shafā adalah sekelompok persaudaraan yang


diketahui hidup pada masa kaum Ismī‟īlī (Ismā‟īliyyah), dan Ikhwān al-Shafā
dianggap sebagai bagian dari mereka. Kehidupan mereka teridentifikasi pada
abad sekitar 10 atau Masehi. Namun mengenai identitas mereka secara jelas
belumlah diketahui.Tepatnya, yaitu identitas setiap anggota yang ada dalam
persaudaraan tersebut tidaklah disebutkan dalam beberapa risalah yang
merupakan karya mereka.Karena bagi mereka ini adalah cara kerahasiaan yang
mereka upayakan agar identitas mereka tidak diketahui oleh orang lain hingga
sekarang.Dalam pandangan Ikhwān al-Shafā, manusia adalah mikrokosmos.
Dengan kemampuan yang ia miliki, manusia dapat memahami dirinya sebagai
replika dari alam semesta, menganggap alam sebagai bagian dari dirinya. Ia
menjadikan alam sebagai pengetahuan dari Tuhan untuk dipahami sebagai
jelmaan dalam bentuk dirinya yang lebih kecil. Sementara alam adalah ciptaan
Tuhan; dalam alam terdapat Jiwa Universal yang terpancari oleh Akal Tuhan
sehingga teratur dengan rapi pada setiap gerakannya, sehingga menunjukan
bahwa alam adalah cermin bagi Tuhan. Jiwa manusia adalah bagian dari Jiwa
Universal. Oleh karenanya manusia sempurna adalah manusia yang bersikap
sesuai dengan cerminan aslinya, cermin asli adalah cermin Yang Pertama, yaitu
Tuhan.“Manusia sebagai makhluk yang memiliki bentuk paling sempurna,
raganya dibuat dari bagian-bagian seluruh alam. Bahkan paling menyerupai alam
secara keseluruhan. Memiliki jiwa menyerupai jiwa universal.
 Manusia Sempurna Menurut Ibn Bājjah
Ibn Bājjah dikenal sebagai salah satu pemikir atau failasuf Islam dengan nama
lengkap Abū Bakr Muḥammad ibn Yaḥya al-Tujībī al-Andalusī al-Saraqustī yang
lahir di kota Saragosa negara Sepanyol. Ia dikenal dengan sebutan Avempace atau
Avenpace dalam versi Latinnya, dan ia juga dikenal dengan sebutan al-Sā‟igh
mengingat ia adalah keturunan dari orang Yahudi, tetapi pada umumnya ia lebih
dikenal sebagai ibn Bājjah. Dalam catatan yang dibukukan oleh M. M. Sharif ibn
Bājjah adalah seorang pemikir dengan konsen pada persoalan mengenai falsafah
(materi dan form), psikologi, akal dan pengetahuan, falsafah politik, etika, mistik,
dan telah menghasilkan beberapa karya monumental.26 Dan salah satu karya ibn
Bājjah yang terkenal sejauh apa yang diketahui oleh peneliti adalah Tadbīr al-
Mutawaḥḥid. Dalam pandangan ibn Bājjah, manusia sempurna adalah manusia
penyendiri. Maksud dari manusia penyendiri di sini adalah, ia yang dengan
pengaturan, tindakan, prilaku, sikap, dan pemikiranya sesuai dengan kehendak
dan tujuannya yang ia inginkan tanpa adanya campur tangan dari orang lain.
Konsepsi mengenai manusia penyendiri ini dapat ditemui dalam karyanya yang
terkenal, karyanya ini ia sebut dengan Tadbīr al-Mutawaḥḥid.

D. Tujuan akhir pendidikan islam

Salah satu tujuan utama dari pendidikan adalah mengembangkan potensi dan
mencerdaskan individu dengan lebih baik. Dengan tujuan ini, diharapkan mereka yang
memiliki pendidikan dengan baik dapat memiliki kreativitas, pengetahuan, kepribadian,
mandiri dan menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab.

Sesuai yang sudah diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia, seperti:

UU No. 2 Tahun 1985

Tujuan pendidikan menurut UU No. 2 Tahun 1985 adalah untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya, yaitu bertakwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, memiliki pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, memiliki budi pekerti
luhur, mandiri, kepribadian yang mantap, dan bertanggung jawab terhadap bangsa.

UU No. 20 Tahun 2003

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan
pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

MPRS No. 2 Tahun 1960

Sesuai dengan MPRS No. 2 Tahun 1960, tujuan pendidikan adalah untuk membentuk
manusia yang memiliki jiwa Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Daftar pustaka

https://m.liputan6.com/hot/read/5016936/tujuan-hidup-manusia-menurut-islam-
berdasarkan-al-quran-dan-penjelasannya

https://ddayipdokumen.blogspot.com/2014/04/ciri-ciri-manusia-ideal-menurut-
islam.html?m=1

https://www.akseleran.co.id/blog/p

https://media.neliti.com/media/publications/56722-ID-none.pdf

https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44000/2/ZUBAIDILLAH-
FU.pdf

https://www.akseleran.co.id/blog/pendidikan-adalah/

https://m.republika.co.id/berita/ojp9mf374/inilah-3-ciri-sosok-muslim-ideal

Anda mungkin juga menyukai