Anda di halaman 1dari 22

Tujuan, Batasan Dan Kemungkinan Pendidikan

Disusun oleh:

KELOMPOK 4

1. Nadianti Beka Aaliyah (2019143303)


2. Hartati Marifa (2019143304)
3. Rifki Rizkillah (2019143316)

Dosen Pengampuh:

Bz Sapteiyawan Abdullah, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T. karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Pedagogik ini dengan tepat
waktu, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kan kepada nabi kita yaitu Nabi
Muhammad S.A.W. yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju ke
alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan kelemahan. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 14 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3. Tujuan Masalah ................................................................................................ 1
BAB II ................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Pendidikan ..................................................................................... 3
2.2. Fungsi & Tujuan Pendidikan........................................................................... 4
2.3. Batasan-Batasan Pendidikan ........................................................................... 6
2.4. Keharusan dan Kemungkinan Pendidikan .................................................. 10
BAB III ................................................................................................................................ 17
PENUTUP ........................................................................................................................... 17
3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 17
3.2. Saran ................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Seseorang disekolahkan oleh orang tuanya tentu agar menjadi seseorang
yang berpengetahuan luas dan berakhlak baik. Itu adalah tujuan diadakannya
pendidikan di negara Indonesia dengan tujuan ini sudah seharusnya seseorang
yang telah memasuki dunia pendidikan harus berbeda dengan orang yang
belum pernah mengenyam pendidikan. Perbedaan itu tentu harus terlihat dari
ketaqwaan, kecerdasan dan keterampilannya. Tidak ada perbedaan apalah
artinya pendidikan baginya.
Akan tetapi faktanya sekarang antara orang yang bersekolah dengan orang
yang tidak bersekolah memiliki akhlak yang sama, dengan demikian bisa
dikatakan proses pendidikan di sekolah-sekolah sekarang masih perlu adanya
perbaikan di setiap aspeknya, hal tersebut timbul dikarenakan tujuan
pendidikan itu sendiri yang simpang siur, tidak sedikit sekolah-sekolahan yang
tidak mengerti akan tujuan dari pendidikan. Maka dari itu penyusun berusaha
untuk mengemukakan tentang tujuan pendidikan yang sebenarnya dalam
bentuk makalah yang diberi judul "Tujuan Dan Batas-batas Kemungkinan
Pendidikan".

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan?
2. Bagaimana fungsi dan tujuan Pendidikan?
3. Apa saja batasan-batasan dalam pendidikan?
4. Bagaimana kemungkinan dan keharusan dalam pendidikan?

1.3. Tujuan Masalah


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pedagogik yang
membahas mengenai, di antaranya:

1
1. Memberitahu bagaimana fungsi dan tujuan dari pendidikan
2. Memahami batas-batas pendidikan
3. Mengetahui keharusan dan kemungkinan terdidik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk
mencapai taraf hidup atau untuk kemajuan lebih baik. Secara sederhana,
Pengertian pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta didik untuk
dapat mengerti, paham, dan membuat manusia lebih kritis dalam berpikir.
Pendidikan secara Etimologi atau asal-usul, kata pendidikan dalam
bahasa inggris disebut dengan education, dalam bahasa latin pendidikan disebut
dengan educatum yang tersusun dari dua kata yaitu E dan Duco dimana
kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit banyak,
sedangkan Duco berarti perkembangan atau sedang berkembang.
Jadi, Secara Etimologi pengertian pendidikan adalah proses
mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu. Sedangkan
menurut Kamus Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Kata pendidikan secara bahasa datang dari kata “pedagogi” yaitu “paid”
yang artinya anak serta “agogos” yang artinya menuntun, jadi pedagogi yaitu
pengetahuan dalam menuntun anak. Sedang secara istilah pengertian pendidikan
adalah satu sistem pengubahan sikap serta perilaku seorang atau kelompok
dalam usaha mendewasakan manusia atau peserta didik lewat usaha pengajaran
serta kursus. Berikut pengertian pendidikan menurut para ahli Pendidikan:
1. Ki Hajar Dewantara, ia mengemukakan bahwa pengertian pendidikan
ialah tuntunan tumbuh dan berkembangnya anak. Artinya, pendidikan
merupakan upaya untuk menuntun kekuatan kodrat pada diri setiap anak
agar mereka mampu tumbuh dan berkembang sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat yang bisa mencapai keselamatan dan
kebahagiaan dalam hidup mereka.

3
2. Ahmad D. Rimba, pendidikan ialah bimbingan yang dilakukan secara
sadar oleh pendidik kepada peserta didik dengan tujuan membentuk
kepribadian yang utama secara jasmani dan rohani.
3. Carter V. Good, pendidikan ialah sebuah upaya untuk mengembangkan
kecakapan individu, baik secara sikap maupun prilaku dalam
bermasyarakat. Dengan kata lain, pendidikan adalah proses sosial di mana
lingkungan yang teroganisir seperti sekolah dan rumah, mampu
mempengaruhi seseorang untuk mengembangkan kecakapan sikap dan
prilaku dalam diri sendiri dan bermasyarakat.
4. Gunning dan Kohnstamm, pendidikan ialah sebuah proses pembentukan
dan pembangunan hati nurani, di mana seseorang mampu membentuk serta
menentukan diri secara etis berdasarkan hati nurani.

Pendidikan juga bisa melalui 2 hal yakni pendidikan formal dan non formal.
1. Pendidikan formal ialah pendidikan yang bisa didapat dengan mengikuti
kegiatan atau program pendidikan yang terstruktur serta terencana oleh
badan pemerintahan misalnya melalui sekolah ataupun universitas
2. Pendidikan non formal ialah pendidikan yang bisa didapat melalui
aktivitas kehidupan sehari-hari yang tak terikat oleh lembaga bentukan
pemerintahan, misalnya belajar melalui pengalaman, belajar sendiri melalui
buku bacaan serta belajar melalui pengalaman orang lain.

2.2. Fungsi & Tujuan Pendidikan


A. Fungsi Pendidikan
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 (Bab II Pasal 3) Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan juga memiliki fungsi di

4
antaranya adalah mengembangkan kemampuan, membentuk watak, kepribadian
agar peserta didik dapat menjadi pribadi yang lebih baik.
Lembaga pendidikan memiliki fungsi seperti:
1. Untuk mempersiapkan seluruh masyarakat dapat mandiri dalam mencari
nafkahnya sendiri,
2. Membangun serta mengembangkan minat dan bakat individu demi
kepuasan pribadi dan kepentingan umum,
3. Membantu melestarikan kebudayaan masyarakat,
4. Menanamkan keterampilan yang dibutuhkan dalam keikutsertaan dalam
berdemokrasi,
5. Menjadi sumber-sumber inovasi sosial di masyarakat.

B. Tujuan Pendidikan
Pendidikan merupakan sebuah proses yang di dalamnya terdapat tujuan.
Misalnya saja orang tua menyekolahkan anaknya, melarang anaknya untuk
berbohong tentu semua itu mempunyai tujuan dan maksud yang baik untuk anak
itu sendiri, tapi terkadang kita tidak menyadari bahwa dari proses itu kita sedang
menjalankan tujuan pendidikan.
Henderson (Saduloh, 2010 : 4) artinya bahwa pendidikan itu merupakan
suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang berlangsung secara terus
menerus yang terjalin dari hubungan sosialisasi seseorang dengan
lingkungannya dari sejak lahir sampai akhir hayatnya.
Ivan Illich (Mudyahardjo, 2002: 49) berpendapat bahwa suatu sistem
pendidikan yang baik harus mempunyai tiga tujuan :
1. Memberi kesempatan pada semua orang untuk bebas dan mudah
memperoleh sumber belajar pada setiap saat.
2. Memungkinkan semua orang yang ingin memberikan pengetahuan mereka
kepada orang lain dengan mudah melakukannya, demikian pula bagi yang
ingin mendapatkannya.
3. Menjamin tersedianya masukan umum yang berkenaan dengan pendidikan.

5
Levengeld (1980) mengemukakan beberapa jenis tujuan pendidikan, yaitu :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum adalah tujuan akhir yang akan dicapai oleh seseorang yang
melalui pendidikan. Sebagaimana tujuan pendidikan yang telah
dikemukakan di atas bahwa kedewasaan merupakan tujuan dari pendidikan
itu sendiri oleh karena itu semua kegiatan pendidikan harus tertuju pada
kedewasaan agar tujuan umum pendidikan itu dapat tercapai.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus ini merupakan pengkhususan dari tujuan umum. Seperti
yang telah disebutkan bahwa tujuan umum pendidikan adalah kedewasaan
tapi tentu kedewasaan di sini masih umum. Karena kedewasaan ini tentunya
memiliki ciri tersendiri.
3. Tujuan Insidental
Tujuan insidental adalah tujuan yang menyangkut peristiwa.
4. Tujuan Sementara
Tujuan sementara ialah tujuan yang terdapat dalam langkah-langkah untuk
mencapai tujuan umum.
5. Tujuan Tak lengkap
Tujuan tak lengkap adalah tujuan yang hanya membahas tentang salah satu
aspek pendidikan.
6. Tujuan Intermedier
Tujuan intermedier adalah alat untuk mencapai tujuan lain khususnya tujuan
sementara.

2.3. Batasan-Batasan Pendidikan


Batasan Pendidikan Persoalan batasan pendidikan diartikan bahwa
pendidikan ada batasnya Sejauh mana pendidik bisa mendidik anak?
Pertanyaan ini dapat dijawab dari lima pandangan yaitu: sudut pandang
pendidik, pribadi anak didik, alat pendidikan, waktu pelaksanaan pendidikan,
tujuan pendidikan, dan lingkungan pendidikan

6
1. Pendidik Orang tua dan guru
Sebagai pendidik memiliki keterbatasan (hubungan orang tua dan anak
adalah proses alamiah terjadi dengan sendirinya/ orang tua memiliki
pandangan hidup, cita-cita dan harapan orang tua, hal inilah yang dapat
membatasi kegiatan pendidikan) Guru sebagai pengganti orang tua tidak
benar dapat menggantikan sepenuhnya tugas, fungsi dan peran orang
tua. Memang guru dapat dijadikan pengganti orang tua dalam beberapa
saat. (Sadulloh, 2015: 85)

2. Pribadi Anak Didik


Kelangsungan pendidikan hendaknya memperhatikan dan menghormati
pribadi anak, jangan sampai pribadi anak dikorbankan (kewajaran anak)
Pendidikan yang keras dengan menggunakan hukuman badan dapat
menjerumuskan kepada pengabaian pribadi anak, sehingga anak nyaris
diberlakukan sebagai hewan. Pendidik memandang anak sebagai subjek
bukan sebagai objek.
Karena anak didik diakui keakuannya, maka dalam hal ini pendidik tetap
memegang peranan tidak membiarkan tindakan anak, melainkan tetap
membantu, memberi pertolongan, melayani sesuai dengan eksistensinya
agar menuju perkembangan yang dewasa sesuai dengan norma yang
berlaku (Sadulloh, 2015: 86)

3. Alat Pendidikan
Alat pendidikan merupakan suatu tindakan/perbuatan atau situasi yang
dengan sengaja diadakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan yaitu
kedewasaan Apabila perbuatan/tindakan tidak disengaja untuk
mencapai tujuan pendidikan maka perbuatan tersebut disebut faktor
pendidikan.

Kemudian di bawah ini Lavangeld mengelompokkan lima jenis alat


pendidikan, yaitu :

7
a. Perlindungan
Perlindungan merupakan aspek pertama dalam melakukan
pendidikan. Sebagai pendidik tentu saja kita harus mampu
memberikan perlindungan pada anak didik kita, karna tanpa semua
itu anak tidak akan mau diajak dalam proses pendidikan.
Perlindungan tersebut tidak hanya bersifat fisik akan tetapi secara
psikisnya juga. Namun karena anak itu paling tidak bisa dilarang
oleh karena itu sebagai pendidik kita harus memberikan
perlindungan dalam bentuk pengawasan yang baik.
Kesepahaman ini terjadi saat guru menjadi contoh untuk anak
didiknya dengan memperhatikan secara tidak langsung, anak akan
meniru apa yang gurunya lakukan. Tapi tetap saja kesepahaman ini
bisa terjadi jika anak sudah merasa aman jika sedang bersama
gurunya. Dari sinilah kita bisa melihat bahwa alat pendidikan ini
berhasil membawa anak untuk mengikuti apa yang gurunya lakukan,
tentu saja peniruan untuk melakukan kesepahaman ini haruslah
bersifat positif.

b. Kesamaan arah dalam pikiran dan perbuatan


Kesamaan arah dalam pikiran dan perbuatan ini ialah berupa
tanggung jawab. Misalnya saat sedang bermain seorang guru
hendaknya memberikan kepercayaan pada anak didiknya agar anak
didiknya mempunyai tanggung jawab dalam menyelesaikan semua
tugasnya.

c. Perasaan bersatu
Perasaan bersatu ini akan timbul karena interaksi yang berlangsung
antara pendidik dan anak didik yang terus menerus. Misalnya karena
kebiasaan pendidik dan anak didik yang selalu bersama-sama setiap
hari disekolah dalam melewati pelajaran itu akan membentuk

8
kenyamanan pada diri anak yang membuat perasaan bersatu itu
muncul pada diri keduanya.

d. Pendidikan karena kepentingan diri sendiri


Pendidikan karena kepentingan diri sendiri, berarti pada saat itu si
anak sudah menyadari bahwa dirinya mempunyai kesadaran bahwa
dirinya sudah mampu membentuk karakternya sendiri. Tugas
seorang pendidik di sini ialah memberikan tanggung jawab
sepenuhnya kepada anak didik untuk melaksanakan tugas sesuai
keinginan hatinya.
Contoh: ibu menyuruh anaknya mencuci piring dengan tujuan anak
tersebut memiliki tanggung jawab dan disiplin kerja, maka
perbuatan tersebut disebut alat pendidikan. Di lain pihak, seorang
ibu menyuruh anaknya mencuci piring dengan tujuan hanya sekedar
untuk membantu meringankan beban pekerjaan ibunya, maka
perbuatan tersebut adalah faktor pendidikan Untuk menentukan
apakah itu alat pendidikan atau faktor pendidikan tergantung pada
kata hati atau kemauan si pendidik sendiri.

4. Waktu Pelaksanaan
Pendidikan itu berlangsung dari Usia 0-3 tahun belum memperoleh
kemampuan untuk mematuhi dalam arti kemampuan mengakui dan
mematuhi kewibawaan. (pembiasaan/ pendidikan pendahuluan ) Syarat
mutlak pendidikan adalah kewibawaan antar pendidik dan anak didik.
Adapun hubungan wibawa mulai terjadi, manakala anak telah dapat
patuh, artinya mampu menerima petunjuk dan tuntunan pendidiknya
tidak sekedar atas dasar ikut-ikutan, melainkan setelah didahului
pertimbangan untuk menerima atau menolak. Upaya pendidikan bukan
merupakan kebiasaan, melainkan sejak anak dan pendidik terjadi
hubungan kewibawaan, pada umumnya setelah anak memahami bahasa
secara simbol.

9
5. Aspek tujuan
Pendidikan bertujuan untuk mencapai kedewasaan. Jika telah tercapai,
maka pendidikan berakhir (mikro) Meningkatkan diri setinggi-tingginya
selama hidup (makro) atau disebut pendidikan sepanjang hayat

6. Aspek Lingkungan
Lingkungan tempat di mana kita bertempat tinggal dan mendapatkan
pendidikan merupakan lingkungan pendidikan. Lingkungan di sekitar
anak dapat dibedakan menjadi 4 macam:
a. Lingkungan alam fisik
Lingkungan ini merupakan lingkungan berupa alam di sekitar kita
seperti tumbuhan, hewan, udara, rumah dan lain-lain.
b. Lingkungan budaya
Berupa kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, adat istiadat,
bahasa, seni dan lain-lain.
c. Lingkungan sosial
Berupa hubungan interaksi antar individu yang hidup
bermasyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain, termasuk
di dalamnya tentang sikap, perilaku, norma antar setiap individu.
d. Lingkungan spiritual
Berupa lingkungan agama, keyakinan yang dianut masyarakat
yang ada di sekitar kehidupan dia.

2.4. Keharusan dan Kemungkinan Pendidikan


A. Keharusan Pendidikan
Di kehidupan manusia selalu mengalami kenaikan dan penurunan
hidup, melakukan tindakan yang salah dan tindakan yang benar, dan
melakukan kehidupan bermasyarakat dengan baik. Dalam hal itu, agar
manusia bisa mendidik dirinya sendiri, manusia perlu diarahkan agar
menjadi manusia yang ideal atau manusia yang seutuhnya. Yang bisa
membedakan mana yang salah dan yang benar, agar bisa menempatkan

10
sikap yang baik dalam hidup bermasyarakat, mematuhi nilai dan norma juga
kebudayaan dimasyarakat, dan agar bisa mendidik dirinya untuk mencapai
tujuan kehidupannya maka manusia harus mengalami pendidikan agar
hidupnya lebih terarah.
Menurut Dewey (Abdurahman, 2009:13) salah seorang tokoh aliran
filsafat dalam bukunya mengemukakan bahwa ‘penekanan pada pentingnya
pendidikan karena berdasarkan tiga pokok pemikiran, yaitu (1) pendidikan
merupakan kebutuhan untuk hidup, (2) pendidikan sebagai pertumbuhan,
dan (3) pendidikan sebagai fungsi sosial.’
Pendidikan adalah salah satu kebutuhan untuk hidup merupakan hal
penting yang melandasi keharusan dalam pendidikan. Dilihat dari fungsinya
pendidikan akan sangat berguna untuk menjadi bekal dan tolak ukur dalam
menjalani kehidupan, baik secara individu maupun dalam bersosialisasi
dimasyarakat. Selain itu pendidikan juga berfungsi sebagai salah satu
perjalanan dalam mencapai tujuan hidup kita yaitu kedewasaan. Dalam
proses pertumbuhan hidup kita pun dipengaruhi oleh pendidikan.
Dalam proses kita tumbuh beranjak menuju tingkat kedewasaan
lebih tinggi manusia pun tak lepas dari pendidikan sebagai sarana dalam
proses tumbuh dan kembangnya seorang manusia. Karena itu pendidikan
penting sebagai pertumbuhan. Sedangkan dalam fungsi sosial pendidikan
mempunyai perannya tersendiri. Pendidikan selalu mengajarkan kita
bagaimana bertingkah laku dengan masyarakat, bagaimana kita mematuhi
nilai, norma dan kebudayaan masyarakat, dan bagaimana kita selalu
menyeimbangkan antara kehidupan individu sebagai manusia dan
kehidupan bersosialisasi dengan masyarakat. Oleh karena itu manusia harus
dididik sebagai salah satu hal penting dalam fungsi sosial.
Ada beberapa faktor yang menjadi acuan mengapa anak diharuskan
untuk mendapatkan pendidikan. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Anak di lahirkan dalam keadaan tidak berdaya
Dari sudut pandang anak, pendidikan adalah keharusan dan
kebutuhan bagi anak. Karena anak lahir dengan keadaan belum bisa

11
melakukan apa saja sehingga butuh bimbingan dan didikan agar anak bisa
mencapai kedewasaannya dan tidak menggantungkan diri pada orang lain
sebagai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Dengan demikian pendidikan
sangat dibutuhkan oleh anak baik dari orang tua, lingkungan, dan guru
disekolahnya, agar anak bisa memiliki bekal kepribadian, moral,
pengetahuan dan keterampilan untuk menunjang hidupnya kelak.
Dari sudut pandang orang tua juga pendidikan merupakan hal yang sangat
penting karena ada rasa tanggung jawab dan kasih sayang kepada anaknya
agar bisa bertahan dimasa yang akan datang tanpa menggantungkan diri
pada orang lain. Secara naluriah orang tua telah mendidik anak dari anak itu
lahir hingga dia bisa mendidik dirinya sendiri. Karena rasa tanggung jawab
dan kasih sayang tersebut.

2. Anak lahir tidak langsung dewasa


Dalam proses pendewasaan atau untuk menjadi dewasa memerlukan
waktu yang lama. Dimasa modern ini kedewasaan sangat lebih kompleks,
beda dengan zaman terdahulu. Ketika zaman terdahulu mungkin anak usia
12 tahun ke atas sudah bisa berkeluarga karena dianggap telah dewasa,
sedangkan di zaman modern seperti sekarang ini kedewasaan lebih
diperluas lagi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini.
Untuk melanjutkan atau melewati masa dewasa anak harus dipersiapkan
dengan sebaik mungkin, bekal ilmu-ilmu penunjang kedewasaan itu
diperoleh dari pendidikan.

3. Manusia sebagai makhluk sosial


Hakikat seorang manusia adalah sebagai makhluk sosial. Mereka
hidup saling mengunt8ngkan satu sama lain. Manusia senang hidup bersama
orang lain karena manusia adalah makhluk sosial, mereka bisa saling
mempengaruhi, membentuk pola perilaku, dan karakternya, menanamkan
nilai dan norma, dan aturan-aturan dimasyarakat, sehingga manusia

12
memerlukan pendidikan untuk mengarahkan kepada tujuan manusia itu
sendiri yaitu mencapai kedewasaan.

4. Manusia sebagai makhluk individu yang berdiri sendiri


Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial tapi tetap saja
manusia merupakan makhluk individu yang memiliki kepribadian dan
karakter masing-masing. Mereka hidup bersama namun tetap antar individu.
Karena sikap, kepribadian, dan karakter setiap individu yang berbeda-beda,
maka mereka perlu dididik untuk dapat belajar hidup dengan individu lain.

5. Manusia sebagai makhluk yang dapat bertanggung jawab


Manusia merupakan makhluk yang bertanggung jawab, karena pada
dasarnya setiap tindakan yang dilakukan harus dipertanggung jawabkan
dengan menerima konsekuensinya. Sebagaimana dalam tujuan pendidikan
adalah kedewasaan, maka manusia pun harus dididik untuk mencapai
kedewasaan itu.
Salah satu bentuk kedewasaan adalah dilihat dari sikap manusia.
Apabila tanggung jawab ini tidak dimiliki oleh manusia, maka kehidupan
tidak akan tenang karena semua manusia akan melakukan tindakan sesuai
dengan keinginannya sendiri tanpa memikirkan kepentingan orang lain.

6. Sifat manusia dan kemungkinan terjadinya pendidikan


Seperti yang dijelaskan dalam aspek yang akan dipelajari seumur
hidup kita adalah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam psikomotorik
saat anak masih dalam usia dini yaitu antara 2 tahun sampai 6 tahun, mereka
belum memiliki kesadaran akan kekurangannya, pada saat itu anak
cenderung akan menirukan dan berbuat sesuatu. Contohnya ketika seorang
kakak sedang mengerjakan tugas kemudian adiknya tiba-tiba
memperhatikan kakaknya yang sedang mengerjakan tugas. Sang adik
mengambil alat tulisnya dan kemudian mengikuti apa yang kakaknya
kerjakan. Lalu kakaknya mengajarkan adiknya memegang pensil yang

13
benar dan mengajarkan menulis, walaupun yang diajarkan hanya garis atau
coretan-coretan sederhana.
Dari contoh di atas, seorang kakak yang mengajarkan adiknya
menulis itu belum merupakan pendidikan yang sebenarnya. Karena anak
belum paham apa yang diperintahkan atau apa yang dilakukannya. Maka
dari itu yang dilakukan oleh kakak tadi bukan merupakan suatu pendidikan,
melainkan suatu pelatihan.
Dengan sifat anak yang suka meniru perilaku atau sikap orang lain,
suka bermain dan menerima perintah dari orang lain, maka orang tua harus
membimbing dan mendidik anaknya. Pendidik harus senantiasa
memberikan contoh bagi anak didiknya dan memberikan pengaruh-
pengaruh perilaku yang positif untuk kedewasaannya.

B. Kemungkinan Dididik
Pada manusia ada hal-hal yang didapat secara alami dan ada pula
yang didapat secara proses pendidikan. Hal-hal yang didapatkan secara
alami contohnya adalah jenis kelamin, bakat dan watak dari setiap individu.
Sedangkan hal-hal yang didapat dari proses pendidikan contohnya
pembentukan kepribadian, sikap, norma dan lain-lain. Setiap manusia itu
bersifat unik, kemungkinan dididik itu tercapai apabila tidak dapat
dikembangkan lagi kehidupan rohaninya khususnya kehidupan moralnya.
Menurut Suyitno, menyatakan bahwa “ada enam prinsip yang
melandasi kemungkinan manusia akan dapat di didik, yaitu :
1) Prinsip Potensialitas
Pendidikan bertujuan untuk mencapai kedewasaan. Salah satunya adalah
untuk mencapai manusia yang ideal yaitu manusia yang dapat
mengambangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya, manusia yang
bertakwa, berakhlak, cerdas, dan lain-lain. Manusia juga memilik potensi
yang beraneka ragam potensi berbuat baik, mematuhi norma, potensi ilmu,
karya dan lain sebagainya.

14
2) Prinsip Dinamika
Pendidik diharapkan membantu peserta didik agar mampu mencapai
kedewasaannya dan menjadi manusia ideal. Sedangkan manusia itu sendiri
memiliki dinamika untuk mencapai manusia yang ideal. Manusia selalu
tidak pernah puas, ia selalu mengejar apa yang menjadi keinginannya. Ia
selalu berusaha untuk menjadi manusia yang ideal baik secara keimanan
pada Tuhannya maupun antar sesama manusia.

3) Prinsip Individualitas
Pendidikan merupakan upaya membantu peserta didik agar mampu
menjadi dirinya sendiri. Di samping itu peserta didik adalah seorang
individu yang memiliki karakter yang bebas dan aktif berupaya untuk
menjadi dirinya sendiri.

4) Prinsip Sosial
Pendidikan berlangsung dalam interaksi antar pendidik dan peserta didik.
Melalui interaksi tersebut pengaruh pendidikan disampaikan pendidik dan
diterima peserta dididik. Hakikatnya manusia adalah makhluk sosial,
mereka hidup bersama dalam bermasyarakat. Dalam kehidupan bersama ini
akan terjadi hubungan timbal balik di mana setiap individu akan menerima
pengaruh dari individu yang lainnya.

5) Prinsip Moralitas
Pendidikan dilaksanakan berdasarkan sistem norma-norma dan nilai yang
berlaku dimasyarakat. Di samping itu, pendidikan bertujuan agar manusia
mempunyai akhlak yang mulia dan berperilaku sesuai dengan norma dan
nilai yang berlaku dimasyarakat. Manusia mampu membedakan yang baik
dan yang buruk.

6) Prinsip Keberagamaan/religius
Umat beragama selalu meyakini bahwa semua yang ada di alam semesta
ini adalah diciptakan Tuhan Yang Maha Esa. Agama yang diyakini

15
seseorang, akan menjadi suatu acuan berpikir dan berbuat yang sesuai
dengan hukum-hukum agama, dan ini menuntun, mengembangkan seluruh
proses kehidupan manusia dan aspek sosial serta moral dalam kehidupan di
masyarakatnya.

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sebagaimana tujuan pendidikan yang telah dikemukakan di atas
bahwa kedewasaan merupakan tujuan dari pendidikan itu sendiri oleh
karena itu semua kegiatan pendidikan harus tertuju pada kedewasaan agar
tujuan umum pendidikan itu dapat tercapai.
Yang bisa membedakan mana yang salah dan yang benar, agar bisa
menempatkan sikap yang baik dalam hidup bermasyarakat, mematuhi nilai
dan norma juga kebudayaan dimasyarakat, dan agar bisa mendidik dirinya
untuk mencapai tujuan kehidupannya maka manusia harus mengalami
pendidikan agar hidupnya lebih terarah. Manusia senang hidup bersama
orang lain karena manusia adalah makhluk sosial, mereka bisa saling
mempengaruhi, membentuk pola perilaku, dan karakternya, menanamkan
nilai dan norma, dan aturan-aturan dimasyarakat, sehingga manusia
memerlukan pendidikan untuk mengarahkan kepada tujuan manusia itu
sendiri yaitu mencapai kedewasaan.
Sifat manusia dan kemungkinan terjadinya pendidikan Seperti yang
dijelaskan dalam aspek yang akan dipelajari seumur hidup kita adalah
kognitif, afektif dan psikomotorik. Salah satunya adalah untuk mencapai
manusia yang ideal yaitu manusia yang dapat mengambangkan seluruh
potensi yang ada dalam dirinya, manusia yang bertakwa, berakhlak, cerdas,
dan lain-lain. Di samping itu, pendidikan bertujuan agar manusia
mempunyai akhlak yang mulia dan berperilaku sesuai dengan norma dan
nilai yang berlaku dimasyarakat.
Keharusan Pendidikan Di dalam kehidupan manusia selalu
mengalami kenaikan dan penurunan hidup, melakukan tindakan yang salah
dan tindakan yang benar, dan melakukan kehidupan bermasyarakat dengan
baik. Yang bisa membedakan mana yang salah dan yang benar, agar bisa
menempatkan sikap yang baik dalam hidup bermasyarakat, mematuhi nilai

17
dan norma juga kebudayaan dimasyarakat, dan agar bisa mendidik dirinya
untuk mencapai tujuan kehidupannya maka manusia harus mengalami
pendidikan agar hidupnya lebih terarah.

3.2. Saran
Demikianlah Makalah yang kami buat, Semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada Saran dan Kritik yang ingin disampaikan, Silakan
Sampaikan kepada kami. Apabila terdapat Kesalahan mohon dapat memaafkan dan
memakluminya, Karena kami adalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan
dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semoga makalah ini bisa dijadikan
acuan buat penerus Supaya lebih baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Hafifah, H. (2012, Maret 24). tujuan batasan dan kemungkinan pendidikan (pedagogik).
Diambil kembali dari blogspot.com:
https://hanahafifah.blogspot.com/2012/03/tujuan-batasan-dan-kemungkinan.html
khaikahasanah. (2016). MAKALAH TUJUAN, BATAS DAN KEMUNGKINAN
PENDIDIKAN. Diambil kembali dari blogspot.com:
https://khaikahasanah.blogspot.com/2016/10/makalah-tujuan-batas-dan-
kemungkinan.html
Sujana, I. W. (2019, April 29). FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN INDONESIA.
Diambil kembali dari ihdn.ac.id :
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW/article/view/927
Sulistyono, H. S. (2017, Desember). Ilmu-pendidikan. Diambil kembali dari upy.ac.id :
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.upy.
ac.id/1917/1/ilmu-pendidikan-
sukadari.pdf&ved=2ahUKEwjT5Yrsov7yAhWlmOYKHWF5CFM4ChAWegQI
AhAB&usg=AOvVaw0vdg24FzhGRKBruCHoa7Vg
Syamara, R. (2016, September 23). tujuan, batas, dan kemungkinan pendidikan. Diambil
kembali dari blogspot.com:
http://tujuanbatasdankemungkinanpendidikan.blogspot.com/?m=1
Yusuf, M. (2018, November). Pengantar Ilmu Pendidikan. Diambil kembali dari
core.ac.uk: https://core.ac.uk/download/pdf/198238855.pd

19

Anda mungkin juga menyukai