Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PEMBELAJARAN BERBASIS NILAI


Frankel (1977:6) mengemukakan bahwa nilai adalah idea atau konsep yang bersifat abstrak
tentang apa yang dipikirkan seseorang atau dianggap penting oleh sesorang, biasanya
mengacu kepada estetika (keindahan), etika pola prilaku dan logika benar salah atau keadilan
justice. Sejalan dengan hal tersebut, Kuntjaraningrat (1992:26) menyebutkan sistem nilai
budaya terdiri dari konsepi-konsepi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar keluarga
masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap bernilai dalam hidup. Sedangkan
menurut penulis, nilai dalam peristiwa sejarah merupakan tentang sesuatu yang dianggap baik
dan benar sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku pada masyarakat dan terkandung
dalam setiap peristiwa masa lampau.
Pembelajaran berbasis nilai-nilai adalah pembelajaran yang digunakan guru untuk
memfasilitasi peserta didik dalam menguasai seperangkat rumusan kompetensi, dengan
mengedepankan dan mengacu pada nilai-nilai (Gufron dkk, 2017:310). Pembelajaran
berbasis nilai dapat disajikan melalui analisis nilai-nilai. Peserta didik dapat menemukan nilai
dibalik peristiwa sejarah terntu kemudian menganalisis nilai-nilai tersebut. Pembelajaran
berbasis nilai lebih mengedepankan masalah nilai yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan peserta didik dalam bertindak. Diharapkan pembelajaran berbasis nilia dapat
memperkuat karakter peserta didik sesuai dengan harapan kurikulum 2013.
2. KONSEP NILAI & PENDIDIKAN NILAI

A. Konsep Nilai
Menurut Mulyana (2004:11) nilai itu adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan
pilihan
Menurut Kupperman dalam Mulyana (2004:9) mendefiniksikan nilai sebagai patokan
normative yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihan di Antara cara-cara
tindakan alternative
Sementara menurut Milton Rokeah dalam Djahiri (1985:20) mengartikan nilais ebagai suatu
kepercayaan/keyakinan yang bersumber apa yang patut dilajukan seseorang atau mengenai
apa yang berharga dari apa yang tidak berharga .
Jadi , kesimpulan dai pengertian nilai adalah kemampuan yang dipercaya yang ada pada suatu
benda atau manusia , sifat dan kualitasnya yang melekat pada suatu objeknya.
B. Konsep Pendidikan Nilai
Penjelasan pendidikan nilai menurut para ahli :
 Mulyana , mengartikan pendidikan nilais ebagai penanaman dan pengembangan nilai-
nilai pada diri seseorang .
 Mardiadmadja , mendefinisikan pendidikan nilai sebagai bantuan terhadap peserta
didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkannya secara integral
dalam keseluruhan hidupnya . Pendidikan nilai tidak hanya merupakan program
khusus yang diajarkan melalui sejumlah mata pelajaran , akan tetapi mencakup
keseluruhan program pendidikan
 Menurut Kaswadi , yang dimaksud dengan pendidikan nilai adalah penanaman dan
pengembangan nilai-nilai pada diri seseorang
 Menurut Supiadi menjelaskan bahwa pendidikan nilai yang mencakup keseluruhan
aspek sebagai pengajaran atau bimbingan kepada peserta didik.
Jadi , kesimpulan dari pengertian Pendidikan Nilai adalah program yang diberikan kepada
semua jenis dan jenjang pendidikan sekolah yang mencakup keseluruhan aspek sebagai
pengajaran atau bimbingan kepada peserta didik agar menyadari nilai kebenaran , kebaikan ,
dan keindahan melalui proses pertimbangan nilai yang tepat dan pembiasaan bertindak yang
konsisten dengan mempertimbangkan objek dari sudut moral dan sudut pandang non moral
dalam hubungan antar pribadi .

3. RAGAM MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS NILAI

MODEL PEMBELAJARAN VCT (VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE)


Adisusilo (2012:41) menyatakan bahwa penekanan VCT adalah pada pemilihan dan
penentuan nilai secara bebas serta sikap terhadapnya. Hal yang sangat penting dalam model
pembelajaran ini adalah mengembangkan ketrampilan peserta didik dalam proses menilai dan
mengambil keputusan. Nilai bersifat subjektif, dipilih oleh seseorang berdasarkan pada
berbagai pertimbangan nalarnya sendiri, tidak ditentukan secara sepihak oleh agama, maupun
masyarakat. Berdasarkan pendpaat tersebut dapat diketahui bahwa model pembelajaran VCT
akan memberikan banyak kesempatan bagi pserta didik untuk belajar mengenai nilai. Peserta
didik tidak hanya dihadapkan pada fakta sejarah melainkan juga mengenai nilai-nilainya.
Terlebih nilai tersebut digali sendiri oleh peserta didik. Proses inti tentunya akan menjadikan
pembelajaran lebih bermakna bagi peserta didik.
Salah satu karakteristik VCT adalah proses penanaman nilai dilakukan melalui proses analisis
nilai yang sudah ada dalam diri siswa kemudian menyelaraskannya dengan nilai-nilai baru
yang akan ditanamkan. Pembelajaran VCT dapat dilaksanakan dengan menggunakan
berbagai metode seperti Value problem solving, diskusi, dialog, dan presentasi (Sadono &
Masruri, 2014:74). Model pembelajaran VCT dapat dikatakan menjadikan lebih bermakna
dan peserta didik dapat merasakan manfaatnya ketika nilai yang telah ditemukan dianalisis
peserta didik harus diselaraskan dengan nilai yang telah melekat pada diri peserta didik.
Melalui model ini peserta didik membutuhkan kemampuan berpikir analis dan menyelaraskan
dengan apa yang sudah mereka miliki. Sehubungan dengan hal itu, maka kemampuan
berpikir tingkat tinggi juga sangat dibutuhkan pada model pembelajaran ini.
Sebagai model pembelajaran VCT dirancang berdasarkan teori belajar kognitif karena pada
tiap langkahnya diperlukan kemampuan berpikir yang sistematis. Visi dari model
pembelajaran VCT adalah berkaitan dengan pembelajaran berbasis nilai agar pesertadidik
dapat menemukan dan menganalisis nilai untuk kemudian disesuaikan dengan nilai yang
sudah ada pada diri mereka. Nilai yang telah diputuskan untuk dijadikan milik dirinya akan
berguna untuk menyelsaiakn permasalahan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga proses belajar yang mereka lalui akan dirasakan manfaatnya secara langsung.

4. HUBUNGAN PKN DENGAN PENDIDIKAN NILAI & PENDIDIKAN


KARAKTER

A. Hubungan PKN dengan pendidikan nilai


Pendidikan Kewarganegaraan atau dikenal juga sebagai Pendidikan kewargaan, civic
education, citizen education. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu bentuk
pendidikan dalam rangka penanaman nilai-nilai dan norma, wawasan kenegaraan, kesadaran
hukum, penghargaan dan persamaan, serta bela negara dalam rangka ketahanan nasional.
Secara umum, tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan antara lain adalah untuk
menanamkan rasa kecintaan terhadap tanah air, memupuk rasa persatuan dan kesatuan,
menanamkan kesadaran menjadi warga negara yang baik dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, rela berkorban demi negara dan bangsa, serta mengamalkan Pancasila sebagai
ideologi negara.
Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai mempunyai fungsi untuk
menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai ideologi atau pandangan hidup bangsa mengandung nilai-nilai yang
merupakan hasil perenungan yang mendalam tokoh-tokoh kenegaraan Indonesia dari
kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia, sehingga Pancasila merupakan jiwa bangsa yang
yang menjadi kepribadian bangsa. Nilai-nilai dalam Pancasila merupakan hasil yang
disepakati bersama sehingga ia memiliki peranan sebagai pemersatu bangsa yang dapat
menyatukan berbagai golongan masyarakat di Indonesia. Selain itu, yang terpenting adalah
nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya meliputi nilai keTuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan serta keadilan yang menjadikannya sebagai identitas nasional bangsa
Indonesia.
Dengan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai, diharapkan nantinya akan
terbentuk sikap/watak sebagai warga negara yang baik dengan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

B. Hubungan PKN dengan pendidikan karakter


Integrasi nilai pendidikan karakter adalah suatu sistem penanamannilai-nilai karakter kepada
warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan
untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri
sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.
Sementara itu, beberapa nilai yang perlu dikembangkan di dalam Pendidikan karakter adalah
nilai ketaqwaan, nilai keimanan, nilai kejujuran, nilai kepedulian, hingga nilai etika atau
sopansantun. Jika nilai pendidikan karakter diimplementasikan melalui PKN, maka dapat
dikatakan bahwa nilai-nilai karakter untuk PKN meliputi nilai karakter pokok dan nilai
karakter utama. Nilai karakter pokok PKN yaitu untuk menciptakan peserta didik yang:
religius, jujur, cerdas, tangguh, Kedemokratisan, dan peduli. Sedangkan nilai karakter utama
PKN yaitu untuk menciptakan peserta didik yang: nasionalis, patuh pada aturan sosial,
menghargai keberagaman, sadarakan hak dan kewajiban diri dan orang lain, bertanggung
jawab, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, dan mandiri. Nilai-nilai karakter utama ini
dapat dikembangkan lebih luas, untuk upaya memperkokoh fungsi PKN sebagai pendidikan
karakter.
Pendidikan karakter bertujuan untuk kembali menghidupkan karakter warga Negara yang
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, antara lain nilai ketaqwaan, nilai keimanan, nilai
kejujuran, nilai kepedulian, hingga nilai etika atau sopansantun.PKN merupakan salah satu
sarana yang tepat untuk mengimplementasikan nilai-nilai dalam pendidikan karakter kepada
peserta didik, karena tujuan PKN pada dasarnya adalah untuk menciptakan peserta didik
menjadi warga negara yang demokratis dan berkarakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Oleh karena itu, pendidikan karakter tepat diimplementasikan melalui PKN dalam
membentuk akhlak generasi muda.

Anda mungkin juga menyukai