Anda di halaman 1dari 4

PERANAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBANGUN KARAKTER WARGA NEGARA DEMOKRATIS

A. Latar Belakang Corak pembentukan kepatuhan warga negara selama Orde Baru dinilai gagal melahirkan masyarakat kewargaan yang demokratis, mandiri, kritis dan partisipatif. Kebijakan pendidikan oleh rezim yang berkuasa untuk membentuk warga negara yang baik dalam dalam program kurikuler PMP maupun PPKn di jenjang pendidikan dasar dan menengah mengalami persolan. Pembentukan karakter manusia pembangunan sebagai upaya membangun insan Pancasilais terkalahkan oleh realitas kehidupan politik dan kehidupan kewarganegaraan yang cenderung korup, kolutif dan nepotis. Undang-Undang (UU) Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Tahun 2003 telah mendudukkan posisi Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata kajian pengembangan kepribadian mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, bersama-sama dengan mata pelajaran agama dan bahasa. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan secara normatif dimaksudkan untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter baik, serta setia kepada bangsa dan negara Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 (Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2001b:11). Beberapa upaya pembelajaran seperti dengan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) atau dengan model portofolio, merupakan pilihan model pembelajaran yang saat ini sering dipilih sebagai model pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Dalam model portofolio yang dalam praktiknya merupakan penerjemahan model project citizen sebagaimana dikembangkan Center for Civic Education (1996), banyak melatih dan menumbuhkan karakter warga negara yang ideal (demokratis). Nilai-nilai demokratis, partisipatif, kerjasama, peduli dan peka terhadap persoalan kewargaan dan publik merupakan sesuatu yang lazim dikembangkan dalam protect citizen. Sebagai konseptualisasi yang ideal dari standar isi Pendidikan Kewarganegaraan dan pilihanpilihan model pembelajaran yang bagus-bagus itu, akan tergantung kepada bagaimana guru pendidikan kewarganegaraan mengimplementasikannya. Oleh karena itu peranan guru jelas bahwa sebagai garda terdepan unuk mencapai keberhasilan misi pendidikan kewarganegaraan paradigma baru terutama terletak pada kerjasama guru untuk selalu inovatif dan kreatif melakukan pengembangan model pendidikan kewarganegaraan yang

bebas indoktrinasi, dominasi dan hegemoni tafsir pragmatis kekuasaan rezim. Sehingga ironis jika dalam prosses pendidikan kewarganegaraan untuk membangun karakter warga negara demokratis, justru guru/pendidik mencontohkan dengan perilaku kewargaan yang tidak menjunjung nilai-nilai demokrasi, atau tidak membelajarkannya dengan cara-cara demokratis pula. Oleh karena itu sebagai upaya pembentukan karakter warga negara yang demokratis peranan guru pendidikan kewarganegaraan sangat penting sebagai langkah awal penanaman karakter demokratis.

B. Identifikasi Masalah Kurang berhasilnya pendidikan kewargaraan dalam menumbuhkan karakter warga negara yang baik (demokratis) yang mana hanya berupa paradigma yang belum cukup mampu membentuk warga negara demokratis. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian mengenai ;atar belakang masalah, maka penelitian ini dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu: 1. Bagaimana pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk warga negara yang baik (demokratis)? 2. Bagaimana peranan guru pendidikan kewarganegaraan dalam membangun warga negara demokratis?

D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peran guru dalam membangun karakter warga negara demokratis melalui pendidikan kewarganegaraan. Sehingga pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di lembaga pendidika formal (sekolah) mampu membentuk warga negara yang baik (demokratis). E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitiaan ini terdiri dari manfaat praktis dan manfaat teoritis yang diuraikan sebagai berikut: 1. Manfaat Teori Dari penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam merumuskan materi pelajaran yang sejalan dengan tuntutan pembentukan warga negara demokratis dan memiliki kompetensi kewargaan serta dapat merancang suatu model pembelajaraan pendidikan kewarganegaraan. 2. Manfaat Praktis

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada guru/pendidik maupun pihak-pihak terkait dalam upaya membangun karakter warga negara yang demokratis melalui pendidikan kewarganegaraan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Guru Dalam Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 menyebut guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi pesrta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. B. Pendidikan Kewarganegaraan Cogan (1998:5) mengartikan pendidikan kewarganegaraan berperan penting sebagai penyiapan generasi muda (siswa) untuk menjadi warga negara yang memiliki identitas dan kebanggaan nasional, serta memiliki pengetahuandan kecakapan serta nilai-nilai yang diperlukan untuk menjalankan hak-hak dan kewajibannya. Menurut Ruud Veldhuis (1997:8), tujuan pendidikan kewarganegaraan ialah untuk merangsang partisipasi aktif warga negara dalam masyarakat kewargaan (civil society) dan dalam pembuatan keputusan politik di dalam suatu (sistem) demokrasi konstitusional. Dari kajian Print (1999:2000) ditemukan ada yang menyebutkan pendidikan kewarganegaraan sebagai civic education yang mencakup kajian tentang pemerintahan, konstitusi, rule of law, serta hak dan tanggung jawab warga negara. Pendidikan kewarganegaraan disebut citizenship education dengan cakupan dan penekanan kajian meliputi proses demokrasi, partisipasi aktif warga negara, dan keterlibatan warga dalam suatu civil society (masyarakat warga) C. Karakter Karakter berasal dari kata character yang berarti watak, karakter atau sifat (Elchols, 1996:107). Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Karakter menurut Pritchard (1988:467) adalah sesuatu yang berkaitan dengan kebiasaan hidup individu yang bersifat menetap dan cenderung positif. Berdasarkan pandangan para ahli di atas, dalam koteks tulisan ini yang dimaksud karakter adalah sebuah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menjadi ciri khas seseorang yang menajdi kebiasaan yang ditampilkan dalam kehidupan bermasyarakat.

D. Warga Negara Warga negara adalah pengertian yuridis yang menyangkut kenaggotaan dari suatu negara tertentu. Menurut Undang-Undang Dasar 1945 pasal 26 ayat 1 yang menjadi warga negara ialah ornag-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. E. Demokratis Demokrasi berasal dari bahasa Yunani demos yang berarti rakyat dan kratos yang berarti pemerintahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat dan dijalankan lanhsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih dalam sistem pemilihan yang bebas. Demokrasi adalah suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat (Abraham Lincoln)

Zuchdi, Darmiyati, Ed., Prof. 2011. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: UNY Press Sunarso, dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: UNY Press Dwi Siswoyo, dkk. 2008. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Anda mungkin juga menyukai