Anda di halaman 1dari 8

Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Karyawisata Pada Kelompok Bermain Nurul Huda

Surabaya

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI METODE KARYAWISATA PADA


KELOMPOK BERMAIN NURUL HUDA SURABAYA

Yulia Listiawati
(Listiawati_yulia@yahoo.com.)
Program Studi PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Sri Setyowati
(trinilbrow@hotmail.com)
Program Studi PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Usia dini merupakan masa emas untuk perkembangan anak, untuk itu diperlukan stimulasi dan pembinaan
yang tepat agar potensi anak dapat berkembang secara optimal. Berdasarkan observasi awal yang telah dilaksanakan
peneliti, ditemukan bahwa dari 28 anak terdapat 22 anak yang menunjukkan kemampuan berbahasanya kurang baik.
Untuk itu metode karyawisata merupakan salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan berbahasa anak melalui
metode karya wisata.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dirancang dalam bentuk siklus berulang. Setiap
siklus terdiri atas 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek pada penelitian ini
adalah anak Kelompok Bermain Nurul Huda Surabaya berjumlah 28 anak yang terdiri dari 10 anak laki-laki dan 18
anak perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi, sedangkan analisis datanya
menggunakan statistik deskriptif.
Berdasarkan hasil analisis data peningkatan kemampuan berbahasa anak melalui metode karyawisata pada
siklus I diperoleh data 65.56%. Hal ini menunjukkan penelitian tindakan kelas ini belum berhasil oleh karena kriteria
tingkat pencapaian perkembangan anak yang ditentukan 75%, maka penelitian ini berlanjut pada siklus II. Pada siklus
ke II diperoleh data mengenai peningkatan kemampuan berbahasa anak melalui metode karyawisata mencapai 85,72%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui metode karyawisata dapat meningkatkan kemampuan
berbahasa anak di Kelompok Bermain Nurul Huda Surabaya.

Kata kunci : Kemampuan berbahasa anak, Metode karya wisata.

Abstract

Early age are the gold age for children to make a progress to become more mature. To become like that, need the
right stimulation and counseling to make children potential can grow optimally. From the early observation that have
been done by the researcher, it was found that from 28 children, there are 22 chlidren that have lack of speaking. The
purpose of this research is to descriptive in crase children ability to speaking through field trip method.
This reseach using class action method that have been design into a repeated cyle. Each cyles consist of 4 steps,
planning, take action, observation and reflection. Subject of this research are children at Nurul Huda playgroup
surabaya that that consist of 28 children. 10 boys and 18 girls. The colleting data techninque re using observation and
documentation, while the analys data are using statiatic descriptive.
Based on the analys result from the increrasing of children ability to speak through field trip method from the first
cyle are 5,5. This shows that this research still not complete yet, so we continue it to the second cycle’s. we got the
result up to 85,725. Based on the result, we can conclude that through field trip method, children can increase their
ability of speaking, especialy children at Nurul huda children’s playgroup Surabaya.

Keyword : Children ability to speak, field trip method.

1
Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Karyawisata Pada Kelompok Bermain Nurul Huda
Surabaya

PENDAHULUAN penyebab timbulnya permasalahan pada anak


Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya Kelompok Bermain Nurul Huda Surabaya.
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir Faktor-faktor itu antara lain yaitu:
sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui perbendaharaan kata yang dimiliki anak masih kurang,
pemberian rangsangan pada pendidikannya yaitu untuk dalam pembelajaran guru masih menggunakan teknik
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani menirukan secara lisan dengan tidak menggunakan
dan rohani anak, membantu anak didik media, guru kurang mengembangkan kegiatan yang
mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak.
yang meliputi nilai agama dan moral, sosial, Permasalahan lain yang menunjukkan
emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, dan fisik/ kemampuan berbahasa anak masih rendah, dikarenakan
motorik agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki metode dalam mengajar kurang efektif di samping
pendidikan Sekolah Dasar. Selanjutnya dalam pasal 28 model pembelajaran guru kurang tepat sehingga anak
dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dapat sulit mengikuti guru, guru juga kurang memotivasi
diselenggarakan melalui jalur formal, informal dan non anak.
formal dapat berupa Kelompok Bermain (KB) Berdasarkan latar belakang yang telah
merupakan jenis pendidikan anak usia dini pada jalur diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang dapat
nonformal (Dirjen PAUDNI, 2011: 1-2). Di masa-masa dikemukakan adalah : 1. Bagaimanakah meningkatkan
ini untuk pertama kalinya dasar-dasar pertama dalam kemampuan penguasaan kosakata melalui metode
mengembangkan segala macam aspek kemampuan karyawisata pada anak Kelompok Bermain Nurul Huda
diletakkan. Oleh sebab itu, dibutuhkan kondisi dan Surabaya?; 2. Apakah metode karyawisata dapat
stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak, agar meningkatkan kemampuan berbahasa anak pada
pertumbuhan dan perkembangannya dapat tercapai Kelompok Bermain di Nurul Huda Surabaya?
optimal. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
Melihat betapa pesatnya perkembangan anak untuk mengetahui peningkatan kemampuan
di tahun-tahun awal kehidupannya, untuk itulah penguasaan kosakata anak dengan metode karyawisata
Kelompok Bermain sebagai salah satu bentuk satuan pada anak Kelompok Bermain di Nurul Huda
pendidikan anak usia dini, berusaha untuk membantu Surabaya, dan mendeskripsikan penerapan metode
meletakkan dasar-dasar ke arah perkembangan sikap, karya wisata dapat meningkatkan kemampuan
pengetahuan, keterampilan dan kreativitas yang berbahasa anak pada Kelompok Bermain di Nurul
diperlukan oleh anak dalam menyesuaikan diri dengan Huda Surabaya.
lingkungannya, untuk pertumbuhan dan perkembangan Manfaat penelitian dari penelitian ini adalah :
selanjutnya. 1. Manfaat Teoritis
Kemampuan Berbahasa Anak perlu Penerapan metode karyawisata untuk meningkatkan
dikembangkan sejak dini, karena bahasa merupakan kemampuan berbahasa anak.
alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan 2. Manfaat Praktis
manusia untuk menyatakan pikiran dan perasaan a. Bagi Peneliti
kepada orang lain dan juga sebagai alat untuk Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
memahami perasaan dan pikiran orang lain. wawasan dan pengalaman dalam penerapan
Kemampuan Berbahasa yang dimiliki anak merupakan metode karyawisata untuk meningkatkan
langkah awal dalam memahami perkembangan bahasa kemampuan berbahasa anak.
anak secara individual, termasuk di dalamnya b. Bagi Guru
mendeteksi kemampuan membaca dan menulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
(Depdiknas, 2000:17). Kemampuan Berbahasa sebagai salah satu acuan bagi guru dalam
merupakan salah satu potensi dasar anak sebagai kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan
bentuk kecerdasan. Untuk itu diperlukan stimulasi dan kemampuan berbahasa anak.
pembinaan yang tepat agar potensi yang ada pada diri c. Bagi siswa
anak dapat berkembang secara optimal. Berguna untuk memberi dorongan pada anak
Dari observasi awal yang telah dilaksanakan agar mampu dan berani
peneliti bersama teman sejawat, bahwa kenyataan di bercerita/mengungkapkan perasaan
lapangan diperoleh data dari 28 anak tersebut 22 anak pengalamannya selama kegiatan karyawisata.
menunjukkan kemampuan berbahasanya kurang baik d. Bagi Sekolah
yang ditandai dengan anak kurang dapat Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan
mengoptimalkan kosakata karena kurangnya masukan bagi sekolah untuk lebih
perbendaharaan kata yang dimilikinya, tidak ada menumbuhkan sikap berani anak dalam
pengadaan media dalam pembelajaran untuk menceritakan kembali pengalaman yang
meningkatkan kemampuan penguasaan kosakata. . dialaminya selama kegiatan karyawisata
Setelah peneliti melakukan pengamatan kurang lebih e. Bagi Orang Tua
enam minggu, peneliti menemukan faktor-faktor

2
Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Karyawisata Pada Kelompok Bermain Nurul Huda
Surabaya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tahun telah mampu menyusun kalimat yang lebih
sebagai salah satu rujukan bagi orang tua dalam kompleks yang terdiri atas semua unsur kalimat. Anak
meningkatkan kemampuan berbahasa anak. juga dapat membuat kalimat yang terdiri atas beberapa
anak kalimat dan mampu berbicara dengan 6-8 kata
perkalimat. Anak dapat berbicara lancar dengan ujaran
Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat yang tepat dan jelas, berbicara dengan runtut tanpa
penting dalam kehidupan manusia untuk menyatakan selingan. Anak mengetahui bagaimana caranya
pikiran dan perasaan kepada orang lain dan juga berbicara agar apa yang disampaikannya dapat
sebagai alat untuk memahami perasaan dan pikiran dimengerti orang lain.
orang lain. Pengertian berbahasa itu sendiri sesuai Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai
dengan Pedoman Kegiatan Belajar Taman Kanak- cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
Kanak (1995:14) merupakan keterampilan dalam rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kemampuan berbahasa dalam kehidupan Metode karyawisata adalah suatu metode
sehari-hari manusia menggunakan bahasa untuk mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik
berbicara, berpikir, menyimak dan berkomunikasi dan diharapkan anak didik membuat laporan dan
dengan orang lain, namun dalam menggunakan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain
kemampuan berbahasa bukanlah kemampuan yang serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian
bersifat alamiah, seperti bernafas dan berjalan. dibukukan. Pendidikan di Kelompok Bermain
Kemampuan itu tidak dibawa sejak lahir dan dikuasai dilaksanakan dengan prinsip bermain sambil belajar
dengan sendirinya, melainkan harus dipelajari atau belajar seraya bermain sesuai dengan
(Depdiknas, 2005:5) perkembangan anak didik.pelaksanaan pendidikan
Perkembangan bahasa yang diharapkan tersebut harus terencana, terprogram, dan tetap
dicapai anak pada usia Kelompok Bermain merupakan memperhatikan tingkat perkembangan anak.
intregrasi dari aspek pemahaman nilai-nilai agama dan Penggunaan metode belajar mengajar di Kelompok
moral, fisik, kognitif, bahasa dan sosial emosional. Bermain disesuaikan dengan kebutuhan, minat dan
Keterampilan bahasa menurut Tarigan kemampuan anak didik (Depdikbud, 1996:1).
(1986:01) keterampilan bahasa anak usia dini adalah Dari pengertian di atas dapat disimpulkan
kemampuan anak dalam mengungkapkan ataupun bahwa diantara metode belajar yang digunakan oleh
menerima bahasa baik secara lisan maupun tulisan. seorang guru Kelompok Bermain adalah metode
Ada empat keterampilan bahasa pada anak usia dini karyawisata. Metode karyawisata yaitu kunjungan
yaitu: secara langsung ke objek-objek di sekitar anak sesuai
a. Keterampilan berbahasa dengan tujuan yang ingin dicapai. Metode karyawisata
b. Keterampilan mendengar ini memungkinkan guru membawa anak didik pada
c. Keterampilan berbicara suasana belajar yang sesungguhnya dan tidak hanya
d. Keterampilan membaca dan tidak hanya membawa anak didik ke dalam
Kosakata adalah kekayaan kata yang dimiliki ”suasana di ajar belaka”.
oleh seorang pembicara atau penulis yang di susun Tujuan dari metode karyawisata adalah
dalam daftar kata seperti kamus dengan penjelasan sebagai berikut:
singkat dan praktis. 1. Dengan melaksanakan kary wisata diharapkan
Kemampuan berbicara merupakan anak didik dapat memperoleh pengalaman
kesanggupan, kecakapan untuk menyampaikan pikiran, langsung dari obyek yang dilihatnya.
gagasan, harapan dan pengetahuan kepada orang lain 2. Dapat bertanya jawab dengan pendidik
dalam bentuk kata-kata yang berarti agar apa yang mengenai obyek karyawisata yang dilihatnya.
disampaikan anak dapat dimengerti orang lain. 3. Anak didik dapat melihat, mendengar, mencoba
Karakteristik kemampuan bicara anak usia 5- apa yang dihadapinya agar nantinya anak didik
6 tahun sudah menuju pada bicara yang berpusat pada dapat bercerita mengenai pengalaman yang
orang lain (sosialisasi) dan pembicaraan yang dialaminya dengan cerita sederhana selama
komunikatif. Anak dapat memahami pembicaraan melaksanakan kegiatan karyawisata.
orang yang sedang bercakap-cakap dengannya. Langkah-langkah dalam pelaksanaan metode
Perbendaharaan kosakata anak semakin meningkat dan karyawisata adalah sebagai berikut:
mampu berbicara dengan susunan kalimat yang lebih 1. Persiapan
kompleks, sehingga pembicaraan anak sudah dapat Dalam merencanakan tujuan karyawisata, guru
dimengerti dan dipahami orang lain. perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan
Aspek-aspek kemampuan bicara anak usia jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik,
dini yang menjadi kriteria dalam menilai kemampuan menghubungi pemimpin obyek yang akan di
bicara anak yaitu keberanian mengungkapkan gagasan, kunjungi untuk merundingkan segala sesuatu.
penguasaan kosakata, kemampuan membuat dan 2. Perencanaan
mengucapkan kalimat dengan lancar. Perencanaan dalam karyawisata meliputi:
Tahapan perkembangan bicara anak usia 5-6 tujuan, pembagian obyek, jenis obyek serta

3
Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Karyawisata Pada Kelompok Bermain Nurul Huda
Surabaya

jumlah anak. Adapun teknik dan alat pengumpulan data


3. Pelaksanaan yang digunakan adalah:
Dalam pelaksanaan metode karyawisata guru 1. Observasi dilakukan untuk :
sebaiknya mengawasi dan membimbing anak a. Mengetahui penerapan metode karyawisata
didik agar kegiatan karyawisata berjalan sesuai pada peningkatan kemampuan berbahasa anak.
yang diharapkan. b. Mengetahui seberapa banyak perubahan
peningkatan kemampuan berbahasa anak dalam
METODE kegiatan karyawisata.
Penelitian ini menggunakan penelitian c. Mengetahui bagaimana respon dan reaksi anak
tindakan kelas yang selanjutnya disingkat PTK. setelah mengikuti kegiatan karyawisata.
Tempat penelitian dilaksanakan di Kelompok Bermain d. Mengetahui seberapa besar pemahaman anak
Nurul Huda di Desa Kendung No. 12 Kelurahan terhadap kegiatan karyawisata.
Sememi Kecamatan Benowo Surabaya. Penelitian ini 2. Hasil observasi tersebut didiskusikan antar guru dan
direncanakan pada awal semester II tahun pelajaran teman sejawat sebagai observer untuk refleksi hasil
2013-2014 yaitu pada bulan Maret 2014 sampai dengan siklus PTK.
April 2014. Sedangkan alat pengumpul data yang
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan digunakan penelitian sebagai berikut :
kelas (classroom action research) di Kelompok a. Lembar pengamatan kemampuan berbahasa anak
Bermain Nurul Huda Surabaya yang berupaya b. Lembar pengamatan observasi aktivitas guru
memberikan gambaran secara sistematis dan akurat, Menggunakan lembar observasi untuk mengetahui
serta dapat mengungkapkan adanya peningkatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam proses
kemampuan berbahasa anak melalui kegiatan belajar mengajar.
karyawisata di sekolah tersebut. c. Lembar pengamatan observasi aktivitas anak
Tujuan memakai penelitian tindakan kelas Menggunakan lembar observasi untuk mengetahui
adalah untuk memperbaiki proses belajar mengajar di pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam proses
dalam kelas yang di lakukan oleh guru dan teman belajar.
sejawat, baik untuk memperbaiki kinerjanya sebagai Analisa data dalam penelitian ini
guru dan untuk menciptakan pembelajaran yang menggunakan analisa data deskriptif kualitatif untuk
bermutu. mendeskripsikan kenyataan atau fakta sesuai dengan
Sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) data yang diperoleh dengan tujuan untuk menemukan
dilaksanakan perlu adanya persiapan dengan membuat peningkatan kemampuan berbahasa anak melalui
berbagai input instrumental yang akan digunakan untuk metode karyawisata. Analisa data yang digunakan
memberikan perlakuan dalam PTK, yaitu Rencana dalam penelitian ini adalah analisis refleksi
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan berdasarkan siklus-siklus. Menurut Aqib (2009:41)
PTK dengan capaian Perkembangan (CP) : mulai mengatakan lembar observasi tersebut diatas dapat
menceritakan pengalaman yang dialami dengan cerita dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu
sederhana. untuk mencari nilai rata-rata dapat dengan
Indikator yang digunakan sebagai tolak ukur menggunakan rumus sebagai berikut :
penilaian adalah sebagai berikut : (a) Menceritakan
pengalaman secara sederhana, (b) Bercerita
menggunakan kata ganti aku, saya , (c) Mengucapkan P = F X 100%
syair dengan ekspresi, (d) Menyanyi lagu anak.
N
Subyek yang akan diteliti dalam penelitian
tindakan kelas adalah anak Kelompok Bermain Nurul
Huda Surabaya tahun pelajaran 2013 – 2014 yang
terdiri dari 10 anak laki-laki dan 18 anak perempuan di Keterangan :
mana anak didiknya masih rendah kemampuan P = Prosentase nilai
berbahasanya. F = Jumlah anak yang tuntas belajar
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari N = Jumlah anak
beberapa sumber, yaitu :
1. Anak, untuk mendapatkan data tentang hasil belajar HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dan aktivitas anak dalam proses belajar mengajar.
2. Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan Hasil Siklus I Pertemuan 1 (17 Maret 2014)
implementasi penggunaan metode karyawisata Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan/
dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak observasi yang dilakukan peneliti bersama teman
serta aktivitas anak dalam kegiatan belajar sejawat, data hasil belajar yang diperoleh pada siklus I
mengajar. pertemuan 1 adalah seperti pada tabel berikut ini:
3. Teman Sejawat, dimaksudkan sebagai sumber data
untuk melihat implementasi PTK secara
komprehentif dari sisi anak maupun guru.

4
Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Karyawisata Pada Kelompok Bermain Nurul Huda
Surabaya

Tabel 1 Lanjutan Tabel 2( Hasil Obs aktivitas anak siklus 1


Hasil Observasi Aktivitas Anak selama Proses pertemuan 2 )
3 pembelajaran.
Belajar Siklus I Pertemuan 1 Respon anak 2 13 9 4 71 2.54 50.8
Hasil Pengamatan Nilai terhadap pertanyaan
Aspek
No rata- % dan pelaksanaan
Penilaian (1) (2) (3) (4) Jml
rata 4 tugas.
1 Perhatian dan 6 15 6 1 58 2.07 41.4 Percaya diri dalam 2 8 5 11 77 2.75 55
respon anak menyampaikan
ketika dan setelah pendapat
menerima 5 mengambil resiko.
informasi rencana Anak dapat 1 7 8 12 87 3.11 62.2
pembelajaran. menceritakan
2 Perhatian anak 8 12 6 2 58 2.07 41.4 pengalaman yang
ketika guru dialami
menjelaskan
materi Jumlah 367 3.27 65.6
pembelajaran
3 Respon dan 7 13 6 2 59 2.10 42
(sumber: hasil perhitungan aktivitas anak siklus 1)
reaksi anak
terhadap Prosentase yang diperoleh pada siklus I pertemuan
pertanyaan di 2 secara keseluruhan dari 5 aspek yang diamati
saat
pelaksanaan
menunjukkan perkembangan peningkatan kemampuan
kegiatan berbahasa anak melalui metode karyawisata rata-rata
karyawisata mencapai 65,56% dari yang seluruh anak sehingga
4 Anak percaya 8 11 4 5 62 2.22 44.3 belum dapat dikatakan mencapai target yang
. diri dalam
menyampaikan
diharapkan.
pendapat dan Berdasarkan pengamatan dan penilaian dari
mengambil observer menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran
resiko untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak
5 Anak dapat 7 10 6 5 65 2.33 46.4
. menceritakan
masih perlu diulangi lagi, terutama saat kegiatan
pengalaman karyawisata. Dari hasil diskusi dan refleksi maka
yang dialami peneliti bersama teman sejawat merencanakan
dan dapat pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dengan
menjawab
pertanyaan guru
memperbaiki kelemahan yang ada pada pertemuan
Jumlah 302 2.69 53.9 siklus I yaitu mengajak anak agar lebih berpartisipasi
(sumber: hasil perhitungan aktivitas anak siklus 1) dan berani serta melakukan dengan senang saat
kegiatan karyawisata.
Prosentase yang diperoleh pada siklus I pertemuan Nilai hasil belajar pada siklus I pertemuan 1 dan
1 secara keseluruhan dari 5 aspek yang diamati siklus I pertemuan 2 mengalami peningkatan seperti
menunjukkan perkembangan peningkatan kemampuan grafik berikut ini:
berbahasa anak melalui metode karyawisata hanya
70 perhatian anak
mencapai rata-rata 53.9% dari yang seluruh anak
ketika dan
sehingga belum dapat dikatakan mencapai target yang setelah
diharapkan sehingga perlu adanya pengulangan dan 60
menerima
perbaikan pada pertemuan 2. informasi
50 perhatian anak
Hasil Siklus I Pertemuan 2 (18 Maret 2014) ketika guru
40 menjelaskan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan/
materi
observasi yang dilakukan peneliti bersama teman
sejawat, data hasil belajar yang diperoleh pada siklus I 30
respon anak
pertemuan 2 adalah seperti pada tabel berikut ini: terhadap
20 pertanyaan
Tabel 2
Hasil Observasi Aktivitas Anak selama Proses
10
Belajar Siklus I Pertemuan 2 anak percaya diri
0 dalam
Hasil Pengamatan Nilai menyampaikan
PERTEMUAN
No Aspek Penilaian rata- % pendapat
(1) (2) (3) (4) Jml I
rata
1 Perhatian anak 2 17 7 2 65 2.32 46.4 anak dapat
ketika dan setelah
menerima informasi
pembelajaran. Grafik 1
2 Perhatian anak Hasil Perkembangan Kemampuan Berbahasa Anak
ketika guru Melalui Metode Karyawisata Siklus I Pertemuan 1
menjelaskan materi 2 16 7 3 67 2.39 47.8 dan 2

5
Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Karyawisata Pada Kelompok Bermain Nurul Huda
Surabaya

Hasil belajar pada aspek perhatian anak ketika dan sejawat, data hasil belajar yang diperoleh pada siklus II
setelah menerima informasi rencana pembelajaran pertemuan 2 adalah seperti pada tabel berikut ini:
diperoleh prosentase hasil belajar sebesar 41.5% Tabel 4
mengalami peningkatan sebesar 46.5%. Sedangkan Hasil Observasi Aktivitas Anak selama Proses
pada aspek dperhatian anak ketika guru menjelaskan Belajar Siklus II Pertemuan 2
materi pembelajaran diperoleh prosentase hasil belajar Hasil Pengamatan Nilai
sebesar 41.5% mengalami peningkatan menjadi 47.9%. No Aspek Penilaian rata- %
(1) (2) (3) (4) Jml
rata
Pada aspek respon anak terhadap pertanyaan di saat 1 Perhatian dan respon 0 2 15 11 93 3.32 66.4
pelaksanaan kegiatan diperoleh prosentase hasil belajar anak ketika dan
sebesar 42% mengalami peningkatan menjadi 50.8%. setelah menerima
Sedangkan pada aspek anak percaya diri dalam informasi rencana
pembelajaran
menyampaikan pendapat diperoleh prosentase 44.3% 2. Perhatian anak ketika 0 2 14 12 94 3.36 67.2
mengalami peningkatan menjadi 55.2% pada aspek guru menjelaskan
anak dapat menceritakan pengalaman yang dialami materi pembelajaran
dengan cerita sederhana diperoleh prosentase 46.4% 3 Respon dan reaksi 0 2 14 12 94 3.36 67.2
anak terhadap
mengalami peningkatan menjadi 62.71%. pertanyaan dan saat
mengikuti kegiatan
Hasil Siklus II Pertemuan 1 ( 7 April 2014) karyawisata
Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan/ 4. Anak percaya diri 0 2 13 13 95 3.39 67.8
dalam menyampaikan
observasi yang dilakukan peneliti bersama teman pendapat dan
sejawat, data hasil belajar yang diperoleh pada siklus II mengambil resiko
pertemuan 1 adalah seperti pada tabel berikut ini: 5 Anak dapat 0 2 13 13 95 3.39 67.8
Tabel 3 menceritakan kembali
pengalaman yang
Hasil Observasi Aktivitas Anak selama Proses dialami dan dapat
Belajar Siklus II Pertemuan 1 menjawab pertanyaan
Hasil Pengamatan Nilai guru
No Aspek Penilaian rata- % Jumlah 471 4.20 85,3
(1) (2) (3) (4) Jml
rata (sumber: hasil perhitungan aktivitas anak siklus 2)
1 Perhatian dan respon 0 3 19 6 87 3.11 62.2
anak ketika dan
setelah menerima Prosentase yang diperoleh pada siklus II pertemuan
informasi rencana 2 secara keseluruhan dari 5 aspek yang diamati
pembelajaran menunjukkan perkembangan motorik halus anak
2 Perhatian anak ketika 0 4 19 5 85 3,04 60.8
guru menjelaskan
melalui kegiatan menganyam keberhasilan sudah
materi pembelajaran mencapai 85,3% dari yang seluruh anak sudah dapat
3 Respon dan reaksi 0 3 19 6 87 3.11 62.2 dikatakan mencapai target yang diharapkan.
anak terhadap Data hasil belajar tiap aspek pada siklus II
pertanyaan pada saat
melaksanakan
mengalami peningkatan seperti grafik di bawah ini:
kegiatan karyawisata
4 Anak percaya diri 0 4 19 5 85 3.04 60.8 100 perhatian anak
dalam menyampaikan 83 84 8484.8 ketika dan setelah
80 menerima
pendapat dan 62.260.862.260.8 informasi
mengambil resiko 60 perhatian anak
5 Anak dapat 0 4 18 6 86 3.08 61.5 ketika guru
40 menjelaskan
menceritakan
20 materi
pengalaman yang respon anak
dialami dengan cerita 0 terhadap
sederhana dan dapat Pertemuan 1 Pertemuan 2 pertanyaan
menjawab pertanyaan SIKLUS II anak percaya diri
guru dalam
Grafik 2
Jumlah 430 3.84 76.9 Hasil Perkembangan Motorik Halus Anak Melalui
(sumber: hasil perhitungan aktivitas anak siklus 2) Kegiatan Menganyam
Siklus II Pertemuan 1 dan 2
Prosentase yang diperoleh pada siklus II pertemuan
1 secara keseluruhan dari 5 aspek yang diamati Hasil belajar pada aspek perhatian anak ketika dan
menunjukkan perkembangan kemampuan berbahasa setelah menerima informasi rencana pembelajaran
anak melalui kegiatan karyawisata rata-rata mencapai diperoleh prosentase hasil belajar sebesar 62.2%
76.87% dari yang seluruh anak sehingga belum dapat mengalami peningkatan menjadi 83%. Sedangkan pada
dikatakan mencapai target yang diharapkan. aspek perhatian anak ketika guru menjelaskan materi
pembelajaran diperoleh prosentase hasil belajar sebesar
Hasil Siklus II Pertemuan 2 (8 April 2014) 60.8% mengalami peningkatan menjadi 84%. Pada
Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan/ aspek respon dan reaksi anak terhadap pertanyaan pada
observasi yang dilakukan peneliti bersama teman saat melaksanakan kegiatan karyawisata diperoleh hasil

6
Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Karyawisata Pada Kelompok Bermain Nurul Huda
Surabaya

belajar sebesar 62.2% mengalami peningkatan menjadi meningkat menjadi 65.55%. Kemudian peneliti
84%. Sedangkan pada aspek anak percaya diri dalam melakukan tindakan perbaikan pada siklus II. Pada
menyampaikan pendapat dan mengambil resiko siklus II pertemuan 1 tingkat kemampuan berbahasa
diperoleh prosentase hasil belajar 60.8% mengalami anak meningkat menjadi 76.87% sedangkan pada
peningkatan menjadi 84.8% pada aspek anak dapat pertemuan 2 tingkat kemampuan berbahasa anak
menceritakan pengalaman yang dialami dan dapat mencapai 85,3%. Dari data siklus yang ke II tersebut
menjawab pertanyaan guru diperoleh hasil belajar dapat dikatakan bahwa tindakan yang dilakukan
sebesar 61.5% mengalami peningkatan menjadi 84.8% berhasil memberikan peningkatan pada kemampuan
Pada grafik berikut dapat diketahui bahwa nilai berbahasa anak sehingga anak yang belum mampu
hasil belajar anak dalam pembelajaran kemampuan dalam berbahasa menjadi nihil.
berbahasa setelah dilakukan perbaikan mengalami Melalui metode karyawisata dengan kegiatan
peningkatan pada setiap pertemuan dalam siklus. mampu menceritakan pengalaman yang dialami dengan
cerita sederhana selama ia melakukan kegiatan
karyawisata dan anak mampu berbahasa dengan baik
100 dan benar serta dapat berkomunikasi dengan baik, dan
74,7 80,685,3 anak dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan
80
60
60,9 sehingga kemampuan berbahasa anak meningkat. Hal
Pertemuan 1 tersebut sesuai dengan pendapat Mulyasa (2005) yang
40
Pertemuan 2 mendefinisikan bahwa metode karyawisata merupakan
20
suatu perjalanan yang dilakukan oleh peserta didik
0
untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama
Siklus I Siklus II
pengalaman langsung dan merupakan bagian integral
dari kurikulum sekolah.
Grafik 3 Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat
Rata-rata Nilai Hasil Belajar Perkembangan Suhartono (2005:138) yang menyatakan bahwa bahasa
Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak
Karyawisata pada Siklus I dan Siklus II untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun
kebutuhannya. Anak-anak yang memiliki kemampuan
Ini dapat dilihat pada rekapitulasi perolehan hasil berbahasa yang baik pada umumnya memiliki
dan grafik perbandingan dari perolehan hasil tersebut kemampuan yang baik pula dalam mengungkapkan
di bawah ini: pemikiran, perasaan serta tindakan interaktif dengan
Tabel 5 lingkungannya.
Rekapitulasi Rata-rata Hasil Penelitian
Siklus I dan Siklus II PENUTUP
Simpulan
Hasil Penelitian Berdasarkan analisis terhadap data hasil
Rata-rata penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan bahwa
No Penelitian Aktivitas
Hasil metode karyawisata dapat meningkatkan kemampuan
Guru
Belajar berbahasa anak dalam kegiatan pembelajaran di
1 Siklus I Pertemuan 1 17 53.87% Kelompok Bermain Nurul Huda Surabaya tahun
2 Siklus I Pertemuan 2 19 65.55% pelajaran 2013-2014.
3 Siklus II Pertemuan 1 20 76.87%
4 Siklus II Pertemuan 2 22 85,3% Saran
(sumber : hasil rekapitulasi rata-rata siklus 1& 1. Hasil penelitian ini hendaknya dapat menjadi
siklus 2) masukan bagi guru PAUD bahwa metode
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa karyawisata juga dapat dipakai sebagai bahan
rata-rata nilai hasil belajar anak pada setiap pertemuan refleksi dalam memperbaiki pembelajaran
dalam setiap siklus mengalami peningkatan yaitu pada meningkatkan pemahaman dan kemampuan
siklus I pertemuan 1 mencapai rata-rata nilai 53.87%, berbahasa anak.
dan pada siklus I pertemuan 2 mencapai rata-rata nilai 2. hasil penelitian ini hendaknya dapat menjadi acuan
65.55%. Sedangkan pada siklus II pertemuan 1 dan pengetahuan bagi guru PAUD karena penelitian
mencapai rata-rata nilai 76.87% dan pada siklus II ini juga membahas tentang bagaimana cara
pertemuan 2 mencapai rata-rata 85,3%. meningkatkan bahasa anak usia dini dan dapat
berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan benar
Pembahasan serta bertambahnya perbendaharaan kosakata anak
Dari analisis data kedua siklus itu, ternyata usia dini.
kemampuan berbahasa anak dengan metode 3. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
karyawisata meningkat. Pada siklus I pertemuan 1 salah satu bahan acuan bagi peneliti selanjutnya,
tingkat kemampuan anak mencapai 53.87% sedangkan untuk melakukan penelitian tindakan kelas tentang
pertemuan 2 tingkat kemampuan berbahasa anak

7
Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Karyawisata Pada Kelompok Bermain Nurul Huda
Surabaya

usaha meningkatkan pemahaman dan kemampuan


berbahasa anak.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru


SD, SLB dan TK. Bandung: CV Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Prakte. Jakarta. Rineka Cipta..
Arifin, Zaenal. 2008. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Surabaya: Lentera Cendikia.
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta: Gava Media.
Direktur Jenderal PAUDNI. 2011. Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Kelompok Bermain.
Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan
Anak Usia Dini.
Depdiknas. 2003. Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2009. Tentang Standar Pendidikan Anak
Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2003. Tentang Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1984.
Kemampuan Bicara Anak Usia Dini. Jakarta:
Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Metode
Khusus Kemampuan Berbahasa. Jakarta:
Diknas Pengembangan.
Hariani, Sri. 2011. Pengembangan Kemampuan
Berbahasa Anak Usia Dini. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Haryadi & Zamzani. 1996. Peningkatan Keterampilan
Berbahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Nurbiana, Dhieni. 2009 Metode Pengembangan
Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.
Santrock, W, John. 2007. Perkembangan Anak.
Jakarta. Erlangga.
Sudijono, Anas. 2012. Pengantar statistik Pendidikan.
Jakarta. Raja Grafindo.
Universitas Negeri Surabaya. 2006. Panduan
Penulisan dan Penilaian Skripsi. Surabaya:
Unesa.

Anda mungkin juga menyukai