Anda di halaman 1dari 41

EFEKTIFITAS METODE BERCERITA DENGAN MEDIA

GAMBAR UNTUK MENSTIMULASIKAN PERKEMBANGAN


BAHASA ANAK USIA DINI DI RA MAMBAUL ULUM
PANCUR MAYONG

Dosen Pengampu : Elya Umi Hanik, M.Pd.I

Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Pendidikan

DISUSUN OLEH :

Nama: Kusuma Ningrum (2010410068)

Kelas : C4UDR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Efektivitas berasal dari kata dasar efektif. Menurut Kamus Besar


Bahasa Indonesia (2012), kata efektif mempunyai arti efek, pengaruh, akibat
atau dapat membawa hasil. Efektivitas adalah keaktifan, daya guna, adanya
kesesuaian dalam suatu kegiatan atau suatu keadaan yang menunjukkan
sejauh mana rencana dapat tercapai (Mayandri, 2017). Semakin banyak
rencana yang dapat dicapai, semakin efektif pula kegiatan tersebut, sehingga
kata efektivitas dapat juga diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang dapat
dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai.

Perkembangan secara optimal selama masa usia dini memiliki dampak


terhadap pengembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-
masa berikutnya (Makleat, 2021). Anak usia dini adalah individu yang sedang
mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan
dikatakan sebagi lompatan perkembangan (Nurhadi et al., 2018). Anak usia
dini masuk pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan
dan perkembangan dalam berbagai aspek mengalami masa yang cepat dalam
rentang perkembangan hidup manusia. Berdasarkan pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014
Pasal 10 ada enam aspek yang perlu dikembangkan pada anak usia dini. Salah
satunya ialah aspek perkembangan bahasa. Terdapat empat aspek
keterampilan dalam berbahasa yaitu, menyimak, berbicara, membaca dan
menulis (Kurniawan et al., 2020). Dari keempat aspek diatas keterampilan
berbicara adalah salah satu kemampuan yang harus dikuasai anak usia dini
(Kurniawan et al., 2020).
Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada
kehidupan anak, yang hanya didahului oleh ketrampilan menyimak, dan pada
masa tersebutlah kemampuan berbicara dipelajari (Oktafiani, 2021).
Berbicara adalah dimana seseorang menyampaikan informasi melalui siaran
atau bunyi bahasa (Judiasri, 2017). Berbicara hakikatnya merupakan suatu
proses berkomunikasi, sebab di dalamnya terjadi pesan dari suatu sumber ke
sumber. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan untuk
mengungkapkan sesuatu dalam bentuk katakata.ada yang bersifat reseptif
(dimengerti dan diterima) maupun ekspresif (dinyatakan) (Manurung, 2021).
Contoh bahasa ekspresif adalah berbicara dan menuliskan informasi untuk
dikomunikasikan dengan orang lain.1

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat, jenis media ini
tampaknya sering digunakan oleh guru pada lembaga pendidikan anak usia
dini (Sit & Nasution, 2021). Contohnya adalah gambar/foto, sketsa, diagram,
kartun, poster, peta, papan flanel, papan tulis. Media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan sehingga
dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, perasaan, dan perasaan siswa
dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu
(Asmariani, 2016).

Kartu bergambar adalah kartu permainan yang dilakukan dengan cara


menunjukan gambar secara cepat untuk memicu otak anak agar dapat
menerima informasi yangada di hadapan mereka, dan sangat efektif untuk
membantu anak belajar membaca, mengenal angka, mengenal huruf di usia
sedini mungkin (Siregar, 2019). Kartu bergambar adalah kartu permainan
yang dilakukan dengan cara menunjukan gambar secara cepat untuk memicu
otak anak agar dapat menerima informasi yangada di hadapan mereka, dan
sangat efektif untuk membantu anak belajar membaca, mengenal angka,
mengenal huruf di usia sedini mungkin.

Gangguan-gangguan berbahasa sebenarnya akan sangat mempengaruhi


proses berkomunikasi dan berbahasa. Seorang anak yang dilahirkan
dikeluarga normal, dan dibesarkan dilingkungan yang normal pula, mngkin
saja anak tersebut tidak bisa Berbahasa. Walaupun seorang anak
mendapatkan stimulus yang bagus (Muslimat, et al., 2020).

1
Fitriasari and Widjayatri, “MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA PADA ANAK USIA 4-5
TAHUN Sri Anisyah Febriyanti THE EFFECTIVENESS OF THE STORYTELLING METHOD IMPROVES
LANGUAGE SKILLS IN CHILDREN AGED 4-5.”
Untuk meningkatkan bahasa anak RA Mambaul Ulum jepara masih
mengunakan media modul atau majalah anak-anak,belum banyak keatifitas
yg dilakukan para pengajar di RA Manbaul Ulum Jepara.tetapi anak-anak
dilingungan sekolahan sudah banyak yang mampu berbahasa walau belum
lancer.dan permasalahan yang ditimbulkan dari pengunaan modul di RA
Mambaul Ulum Jepara adalah anak akan cepat ,erasa bosan dengan media
pembelajaran yang hanya memuat gambar untuk diwarnai dan pengejan huruf
yang terkesan monoton.

Habibi (2015) berpendapat bahwa Pendidikan anak usia dini merupakan


salah satu bentuk satuan pendidikan pada jenjang pendidikan anak usia dini
yang pada hakikatnya adalah pendidikan yang diselengarakan dengan tujuan
untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh
atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek keperibadian anak.
Wibowo dalam Fahruddin & Zulfakar (2018), menyatakan lembaga
pendidikan anak usia dini berupaya mengembangkan Journal of Clasroom
Action Research November 2022, Volume 4 Nomor 4, 35-39 36 potensi yang
dimiliki anak, di mana potensi tersebut memiiki keberagaman sesuai
karakteristik anak usia dini berdasarkan tahap usia perkembangannya. Potensi
yang dimiliki setiap anak berbeda satu sama lain, sehingga membutuhkan
pembelajaran yang berbeda pula. Salah satu pembelajaran yang diterapkan
pada penelitian ini yaitu dengan penerapan metode bercerita yang ditekankan
pada aspek perkembangan bahasa pada anak.2
Penerapan metode bercerita harus dibawakan dengan menarik dan
mengundang perhatian sehingaa tidak lepas dari pembelajaran anak usia dini.
Menurut Rahayu (2018) metode bercerita adalah penyampaian atau
menyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru
kepada anak. penyampaian metode bercerita tersebutpun disampaikan dengan
penggunaan bahasa sebagai bahan penghubung atau alat komunikasi antara
guru dan anak.

2
Sugiyati, “Efektivitas Metode Bercerita Dengan Media Gambar Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berbahasa Anak Kelompok B Tk Pkk Putragiri Kulon Progo.”
Dhinie (2005) menyatakan bahwa bahasa adalah alat penghubung atau
komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu
yang menyatakan pikiran, perasaan dan keinginannya. Sedangkan menurut
Mastitah dan Hatuti (2016) bahasa merupakan suatu wujud yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa
itu adalah milik manusia yang telah menyatu dengan pemiliknya. Dengan
demikian sangat penting merangsang perkembangan bahasa anak sejak anak
masih usia dini.
Namun pada kenyataannya perkembangan aspek bahasa pada anak
masih kurang, karena sebagian anak belum mampu mengungkapkan
bahasanya dengan baik dan benar. Hal ini karena guru belum mampu
menggunakan metode bercerita dalam mengembangkan bahasa pada anak,
guru lebih sering menggunakan metode bercakap-cakap tanpa menggunakan
media sehingga sebagian anak masih kesulitan dalam menyampaikan
perasannya kepada guru, atau menjawab pertanyaan dengan bahasa yang
tepat. Sehingga dari permasalahan tersebut mendorong penulis untuk
melakukan penlitian tentang “Efektifitas Metode Bercerita Dengan Media
Gambar Untuk Menstimulasikan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini di
RA Mambaul Ulum Pancur Mayong.”
B. Rumusan Masalah

Dari pemaparan latarbelakang diatas, maka peneliti dapat merumuskan


masalah sebagai berikut: Bagaimana pembelajaran metode bercerita dengan
media gambar untuk perkembangan bahasa anak di RA MAMBAUL ULUM
PANCUR MAYONG?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektifitas media
gambar dalam meningkatkan perkembangan bahasa anak usia dini di RA
MAMBAUL ULUM PANCUR MAYONG.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis : secara teori penerapan metode bercerita dg media gambar
ini mampu meningkatkan bahasa ana dg cepat karena penyampaiannya
sangat menarik dan media gambar adalah hal yg sangat disukai anak usia
dini
2. Secara Praktis : penelitian diharapkan menjadi bahan acuan dalam proses
pembelajari di masa depan.
E. Sistematis Proposal
Sistematika proposal sistematika penulisan dalam proposal skripsi
dibagi menjadi tiga empat dengan uraian sebagai berikut satu pendahuluan
yang terdiri latar belakang masalah penelitian rumusan masalah tujuan
penelitian manfaat berlebihan proposalq juga kerangka teori terdiri dari kajian
teori dan penelitian terdahulu ini deskripsi acuan teori yang terdiri atas dari
pengembangan bakat dan minat siswa
BAB II
KERANGKA TEORI

A. KAJIAN TEORI
1. Pengertian media pembelajaran

Salah satu upaya guru untuk mengatasi kurangnya minat dan


semangat anak dalam belajar adalah dengan menggunakan media, karena
media bermanfaat untuk mengatasi keterbatasan ruang,waktu dan daya
indera.

Menurut Soeparno dalam Dadan Djuanda media adalah suatu alat


yang dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan pesan atau informasi
dari sumber kepada penerima pesan, sedangkan menurut Sadiman dalam
Dadan Djuanda media adalah segala sesuatu yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa agar proses
belajar terjadi.

Menurut Azhar Arsyad : kata media berasal dari bahas latin “medius”
yang artinya tengah. Secara umum media adalah semua bentuk perantara
untuk menyebar, membawa, atau menyampaikan sesuatu pesan (message)
dan gagasan kepada penerima. Media pembelajaran secara luas dapat
diartikan, setiap orang, bahan, alat atau kejadian yang memantapkan
kondisi memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan,
dan sikap.3 Dari beberapa pengertian media tersebut memiliki beberapa
persamaan diantaranya bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan dan minat siawa serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

2. Fungsi Media Belajar

Pada umumnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu visual dalam
kegiatan atau mengajar, yaitu berupa sarana yang dapat memberikan

3
Arsyad, Media Pembelajaran.
pengalaman visual kepada anak didik antara lain untuk mendorang
motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep abstrak dan
mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Sejalan dengan semakin
mantapnya konsep tersebut fungsi media tidak lagi hanya sebagai alat
bantu melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan pengajaran
kepada siswa serta dapat menghilangkan kejenuhan belajar.

Menurut Arif S. Sadiman media pembelajaran mempunyai fungsi


sebagai berikut:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat


verbalitas (dalam bentuk Kata-kata tertulis atau lisan saja).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra, seperti
obyek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita,
gambar, film bingkai, model, dan sebagainya.
c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan
bervariasi mampu mengatasi sikap pasif anak didik.

Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siawa dalam


pengajaran yang gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar
yang diciptakannya. Menurut Nana Sudjna, ada beberapa alasan, mengapa
media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar anak didik.4
Alasan pertama berkenaan dengan manfaat pembelajaran dalam proses
belajar mengajar antara lain:

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa dapat


menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehinggga dapat
lebih difahami oleh siswa menguasai tujuan pengajaran lebih
baik.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru kehabisan tenaga, apalagi
bila guru mengajar setiap jam pelajaran.
4
Sudjana, Media Pengajaran.
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak
hanya mendengarkan uraian dari guru, tetapi juga aktifitas lain
seperti mengamati, melakukan mendemonstrasikan dan lain-
lain.

Sedangkan Kemp dan Dayton dalam Azhar Arsyad, menyatakan


media memiliki kontibusi yang sangat penting terhadap proses
pembelajaran, diantaranya yaitu: 1) Penyampaian pesan pembelajaran
dapat lebih standar; 2) Pembelajaran dapat lebih menarik; 3) Pembelajaran
dapat lebih interaktif.. 4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat
diperpendek; 5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan; 6) Proses
pembelajarn dapat berlangsung kapan pun dan dimanapun diperlukan; 7)
Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan; 8) Peran guru berubah kearah positif,
artinya guru tidak menempatkan diri sebagai satusatunya sumber belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pendidikan


mempunyai fungsi dan manfaat yang sangat besar apabila digunakan
dalam proses pembelajaran karena mampu meningkatkan pemahaman,
menyajikan cerita/data dengan menarik, dan merangsang kegiatan siswa
dalam pembelajaran, membantu menyerderhanakan proses penerimaan
pesan yang sulit sehingga kominikasi menjadi lancar serta membantu
mengefektifkan kegiatan pembelajaran di kelas.

3. Macam-macam Media Pembelajaran

Dalam melaksanakan pembelajaran, guru sering menggunakan


beberapa media untuk menunjang tersampainya materi yang diberikan
kepada anak. Hastuti dalam Dadan Djuanda, media pembelajaran
dibedakan menjadi dua macam, yaitu media visual yang tidak
diproyeksikan dan media visual yang diproyeksikan. Media visual yang
tidak diproyeksikan adalah: 1) gambar diam, misalnya lukisan, foto,
gambar dari majalah; 2) gambar seri; 3) wall card, berupa gambar, denah
atau bagan yang biasanya digantungkan di dinding; 4) flash card, berisi
kata-kata dan gambar untuk mengembangkan kosakata. Media visual yang
diproyeksikan yaitu media menggunakan alat proyeksi sehingga gambar
atau tulisan tampak pada layar. Gambar atau foto yang baik dapat
digunakan sebagai media belajar. Ciri-ciri gambar yang baik digunakan
untuk media belajar menurut Sudirman dalam Dadan Djuanda adalah: 1)
dapat menyampaikan pesan dan ide tertentu; 2) memberi kesan yang kuat
dan menarik perhatian kesederhanaan, yaitu Dalam melaksanakan
pembelajaran, guru sering menggunakan beberapa media untuk menunjang
tersampainya materi yang diberikan kepada anak.10 Hastuti dalam Dadan
Djuanda media pembelajaran dibedakan menjadi dua macam, yaitu media
visual yang tidak diproyeksikan dan media visual yang diproyeksikan.
Media visual yang tidak diproyeksikan adalah: 1) gambar diam, misalnya
lukisan, foto, gambar dari majalah; 2) gambar seri; 3) wall card, berupa
gambar, denah atau bagan yang biasanya digantungkan di dinding; 4) flash
card, berisi kata-kata dan gambar untuk mengembangkan kosakata. Media
visual yang diproyeksikan yaitu media menggunakan alat proyeksi
sehingga gambar atau tulisan tampak pada layar. Gambar atau foto yang
baik dapat digunakan sebagai media belajar. Ciri-ciri gambar yang baik
digunakan untuk media belajar menurut Sudirman (dalam Dadan Djuanda,
2006: 104) adalah: 1) dapat menyampaikan pesan dan ide tertentu; 2)
memberi kesan yang kuat dan menarik perhatian kesederhanaan, yaitu
sederhana dalam warna, tetapi memiliki kesan tertentu; 3) merangsang
orang yang melihat untuk ingin mengungkap tentang obyek-obyek dalam
gambar; 4) beranidan dinamis pembuatan gambar hendaknya menunjukan
gerak atau perbuatn; dan 5) bentuk gambar bagus menarik dan disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

B. Media Gambar

1. Pengertian Media Gambar

Media gambar ialah suatu media visual yang hanya dapat dilihat saja,
akan tetapi tidak mengandung unsur suara atau audio. Atau definisi Media
Gambar yang lainnya ialah segala sesuatu yang dapat diwujudkan secara
visual kedalam bentuk 2 ( dua ) dimensi sebagai curahan ataupun
pemikiran yang bermacam-macam misalnya seperti: potret, slide, lukisan,
film, strip, opaque proyektor dan sebagain

Sedangkan pengertian media gambar seri ialah suatu urutan dari


gambar yang mengikuti suatu percakapan dalam hal memperkenalkan
ataupun menyajikan arti yang terdapat pada gambar tersebut.

Disebut dengan gambar seri, sebab gambar satu dengan gambar


lainnya mempunyai hubungan atau saling berkaitan. Tujuannya ialah
supaya media gambar tersebut dapat membantu dalam menyajikan
kejadian atau peristiwa yang kronologisnya dengan menghadirkan benda,
orang dan juga latar.

C. Penelitian terdahulu
Berdasarkan hasil terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah
jurnal (1) Andriani dkk (2022) yang berjudul Incresing Childen’s Expressive
Languange Development Through The Role-Playing Method (2) Fakhira dkk
(2022) yang berjudul Identifikasi Perkembangan Bahasa Keaksaraan Anak
Kelompok A di TK Raudatush Shibyan Ampenan, (3) Firdausi dan Fahruddin
(2018) yang berjudul Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Lingustik Anak
Kelompok B Di TK Negeri Pembina Mataram, (4) Lestari dkk (2021) yang
berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Bercerita Melalui Media Gambar
Berseri Pada Usia 5-6 Tahun di Desa Martak Kecamatan Pujut Lombok
Tengah, (5) Nurhasanah dkk (2021) yang berjudul Pengembangan Metode
Mendongeng Menggunakan Multimedia Untuk Meningkatkan Kemampuan
Bahasa Anak Kelompok B TK Rinjani Unram.
Efektivitas berasal dari kata dasar efektif. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2012), kata efektif mempunyai arti efek, pengaruh, akibat
atau dapat membawa hasil. Efektivitas adalah keaktifan, daya guna, adanya
kesesuaian dalam suatu kegiatan atau suatu keadaan yang menunjukkan
sejauh mana rencana dapat tercapai (Mayandri, 2017). Semakin banyak
rencana yang dapat dicapai, semakin efektif pula kegiatan tersebut, sehingga
kata efektivitas dapat juga diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang dapat
dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai.
Perkembangan secara optimal selama masa usia dini memiliki dampak
terhadap pengembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-
masa berikutnya (Makleat, 2021). Anak usia dini adalah individu yang sedang
mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan
dikatakan sebagi lompatan perkembangan (Nurhadi et al., 2018). Anak usia
dini masuk pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan
dan perkembangan dalam berbagai aspek mengalami masa yang cepat dalam
rentang perkembangan hidup manusia. Berdasarkan pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014
Pasal 10 ada enam aspek yang perlu dikembangkan pada anak usia dini. Salah
satunya ialah aspek perkembangan bahasa. Terdapat empat aspek
keterampilan dalam berbahasa yaitu, menyimak, berbicara, membaca dan
menulis (Kurniawan et al., 2020). Dari keempat aspek diatas keterampilan
berbicara adalah salah satu kemampuan yang harus dikuasai anak usia dini
(Kurniawan et al., 2020)
Kartu bergambar adalah kartu permainan yang dilakukan dengan cara
menunjukan gambar secara cepat untuk memicu otak anak agar dapat
menerima informasi yangada di hadapan mereka, dan sangat efektif untuk
membantu anak belajar membaca, mengenal angka, mengenal huruf di usia
sedini mungkin (Siregar, 2019). Kartu bergambar adalah kartu permainan
yang dilakukan dengan cara menunjukan gambar secara cepat untuk memicu
otak anak agar dapat menerima informasi yangada di hadapan mereka, dan
sangat efektif untuk membantu anak belajar membaca, mengenal angka,
mengenal huruf di usia sedini mungkin.
Berdasarkan manfaat diatas tentunya alat permainan edukatif sangat
membawa pengaruh positif dalam proses kegiatan di sekolah, selain sebagai
alat bantu dalam proses belajar dengan penggunaan APE ini dapat membantu
guru untuk memaksimalkan kegiatan belajar mengajar serta dapat
mengefisienkan biaya pengadaan sumber belajar dan waktu dengan sebaik
mungkin untuk mencapai keberhasilan proses pembelajaran. Namun
kenyataannya, murid yang tidak ingin menjawab saat diberi pertanyaan dan
ada beberapa murid yang memiliki kosa kata yang sedikit, selain itu juga
dalam metode pembelajaran yang digunakan oleh pendidik masih monoton
dan keterlambatan berbicara menjadi kendala.
Gangguan-gangguan berbahasa sebenarnya akan sangat mempengaruhi
proses berkomunikasi dan berbahasa. Seorang anak yang dilahirkan
dikeluarga normal, dan dibesarkan dilingkungan yang normal pula, mngkin
saja anak tersebut tidak bisa Berbahasa. Walaupun seorang anak
mendapatkan stimulus yang bagus (Muslimat, et al., 2020).
Untuk meningkatkan bahasa anak RA Mambaul Ulum jepara masih
mengunakan media modul atau majalah anak-anak,belum banyak keatifitas
yg dilakukan para pengajar di RA Manbaul Ulum Jepara.tetapi anak-anak
dilingungan sekolahan sudah banyak yang mampu berbahasa walau belum
lancer.dan permasalahan yang ditimbulkan dari pengunaan modul di RA
Mambaul Ulum Jepara adalah anak akan cepat ,erasa bosan dengan media
pembelajaran yang hanya memuat gambar untuk diwarnai dan pengejan huruf
yang terkesan monoton.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS DAN PENDEKATAN

Dalam penilitian yang dilakukan peneliti mengunakan pendekatan


kualitatif, dengan metode analisis wawancara dan tindakan kelas di RA
MAMBAUL ULUM PANCUR,MAYONG, JEPARA dengan judul “
Efektifitas Metode Bercerita Dengan Media Gmbar Untuk Menstimulasikan
Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini”.
Menurut para ahli Cresswell, J. 19986 . Cresswell J, mendifinisikan
kualitatif merupakan salah satu penelitian menghasilkan suatu penemuan
yang tidak dapat dicapai dengan melalui statistik atau dengan cara lain dalam
(pengukuran). Dimana dalam penelitian kualitatif digunakan sebagai
penelitian yang menggambarkan suatu kehidupan yang ada terjadi di
masyarakat, kelakuan, sosial dan prasejarah.5

B. SETTING PENELITIAN
 TEMPAT PENELITIAN : RA MAMBAUL ULUM PANCUR, MAYONG,
JEPARA
 WAKTU PENELITIAN : PAGI HARI
 PIHAK YANG TERLIBAT :

Nama : MUDRIKAH,S.Pd.
Jabatan : Kepala Sekolah
Alamat : Pancur, Mayong, Jeapra

Nama : ROHIMAH,S.Pd.
Jabatan : Wali Kelas
Alamat : Pancur, Mayong, Jepara

5
Rahmat Pupu Saeful, “Penelitian Kualitatif,” Equilibrium 5 (2009).
 JADWAL KEGIATAN

1. Persiapan 20 Oktober 2022

2. Pelaksanaan Penelitian Siklus Pertama 5 Desember 2022

3. Pelaksanaan Penelitian Siklus Kedua 10 Desember 2022

4. Pengolahan Data 15 Desember 2022

5. Penyusunan Laporan 19 Desember 2022

C. SUBYEK PENELITIAN

Sabyek yang diambil penelitian adalah anak didik kelas B Di Ra


Mambaul ulum Pancur, Mayong , Jepara. Guna mencari validasi tentang
metode bercerita dengan gambar dalam pembelajaran untuk menstimulasikan
perkembangan Bahasa anak usia dini

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan


untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dokumentasi dan sebagainya. Sedangkan instrumen pengumpul data
merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa
alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka /
tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya6

a) Observasi7

Obsevasi merupakan salah satu landasan dasar yang wajib dilakukan


atau melaksanakan observasi ketika mengambil penelitian di lapangan atau
di suatu Lembaga Pendidikan, observasi adalah catatan perilaku seseorang
dalam suatu kejadian yang sistematis tidak melalui komunikasi seseorang
6
Nur, Sunardi, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara,2011.
7
Supomo Bambang and Indriantoro Nur, Metodologi Penelitian Bisnis (Yogyakarta: BFEE UGM,
2002).
yang ingin diteliti. Jadi observasi merupakan mengamati kegiatan dalam
suatu proses atau objek dengan bermaksud memahami pengethuan dari
sebuah fenomena-fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang
sudah diketahui sebelumnya dan bertujuan untuk mendapatkan sebuah
informasi sebanyak mungkin yang dibutuhkan guna untuk melanjutkan
sebuah penelitian. Jadi tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui
situasi kondisis yang ada di lapangan. Adapun yang di observasi dalam
penelitian ini adalah: keberadaan sekolah dan memberikan surat untuk
melakuakan sebuah penelitian.

b) Wawancara

Secara umum wawancara didefinisikan sebagai kegiatan pembicaraan


atau percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang terdiri dari
narasumber dan penanya, wawancara berguna untuk mengetahui suatu
keadaan atau informasi yang terkait dengan masalah yang diteliti yang
biasanya dilakukan dengan cara bertanya dari narasumber untuk
meyakinkan bahwa masalah yang ditemukan di lapangan apakah sesui
dengan hipotesis dari seorang peneliti.8 Mendefinisikan wawancara
merupakan salah satu alat yang digunakan untu menggali informasi
dengan melakukan berbagai pertanyaan baik dengan percakapan secara
lisan untuk mengumpulkan data atau informasi.

c) Dokumentasi 9

Dokumentasi merupakan salah satu cara untuk memperoleh data dan


informasi dalam bentuk buku, arsif, dokumen, tentang pendapat teori-teori
maupun gambar yang berupa laporan atau bukti yang mendukung dari
jalannya suatu penelitian. Jadi dokumentasi dapat diartikan sebagai bukti
yang mendukung jalannya suatu peneltian yang dapat berupa arsif,
informasi, dokumen, dan gambar.

8
Margono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997).
9
Margono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997).
E. SUMBER DATA

Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh. penelitian menggunakan kuisioner atau wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang
meresponatau menjawab pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun
lisan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, data diartikan sebagai


kenyataan yang ada yang berfungsi sebagai bahan sumber untuk menyusun
suatu pendapat, keterangan yang benar, dan keterangan atau bahan yang
dipakai untuk penalaran dan penyelidikan. Jadi yang dimaksud sumber data
dari uraian diatas adalah subyek penelitian dimana data menempel. Sumber
data dapat berupa benda, gerak, manusia, tempat dan sebagainya10

Jenis sumber data terutama dalam penelitian kualitatif dapat


diklasifikassikan sebagai berikut.

a. Narasumber (informan)

Dalam penelitian kuantitatif sumber data ini disebut”Responden”,


yaitu orang yang memberikan “Respon” atau tanggapan terhadap apa yang
diminta atau ditentukan oleh peneliti. Sedangkan pada penelitian kualitatif
posisis nara sumber sangat penting, bukan sekedar memberi respon,
melainkan juga sebagai pemilik informasi. Oleh karena itu, ia disebut
informan (orang yang memberikan informasi, sumber informasi, sumber
data) atau disebut juga subyek yang diteliti. Karena ia juga aktor atau
pelaku yang ikut melakukan berhasil tidaknya penelitian berdasarkan
informasi yang diberikan.

b. Peristiwa Atau Aktivitas

Data atau informasi juga dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap


peristiwa atau aktivitas yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
Dari peristiwa atau kejadian ini, peneliti bisa mengetahui proses
bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri
10
Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press, 2006.
secara langsung. Dengan mengamati sebuah peristiwa atau aktivitas,
peneliti dapat melakukan cross check terhadap informasi verbal yang
diberikan oleh subyek yang diteliti.

c. Tempat Atau Lokasi

Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan


penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data. Informasi tentang
kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali lewat
sumber lokasi peristiwa atau aktivitasyang dilakukan bisadigali lewat
sumber lokasinya, baik yang merupakan tempat maupun tempat maupun
lingkungnnya.11

d. Dokumen atau Arsip

Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan


dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia bisa merupakan rekaman
atau dokumen tertulis seperti arsip data base surat-surat rekaman gambar
benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa12

F. PENGUJIAN KEABSAHAN DATA

Teknik dalam pengujian keabsahan data yang dilakukan peleiti aadah


dengan cara pengamatan dan diskusi dengan narasumber yang mempunyai
informasi yang bisa dipertanggungjawabkan.

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid


apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa
kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal,
tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi manusia, dibentuk dalam diri
seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar
belakangnya.

11
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2003
12
Burhan, M, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
Lainnya. Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007.
Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan
reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen
penelitiannya, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah
datanya. • Oleh karena itu Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa
penelitian kuantitatif lebih menekankan pada aspek reliabilitas, sedangkan
penelitian kualitatif lebih pada aspek validitas

Menurut penelitian kualitatif, suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda,


dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten, dan berulang
seperti semula. • Heraclites dalam Nasution (1988) menyatakan bahwa "kita
tidak bisa dua kali masuk sungai yang sama" Air mengalir terus, waktu terus
berubah, situasi senantiasa berubah dan demikian pula perilaku manusia yang
terlibat dalam situasi sosial. Dengan demikian tidak ada suatu data yang
tetap/konsisten/stabil.

G. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan adalah uji independent samples


test. Subyek penelitiannya adalah anak didik kelompok B di RA Mambaul
ulum Pancur.mayong, jepara, yang berjumlah 60 anak terdiri dari 2 kelompok
yaitu kelompok B1 dan B2.masing masing kelompok ada 25 siswa.
Penentuan kelompok eksperimen dan kelompok control dilakukan dengan
menggunakan simple random sampling masing-masing sejumlah 30 siswa.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, 13

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala


kemampuan berbahasa yang terdiri dari kemampuan menyimak, berbicara,
membaca dan menulis.

Identifikasi Variabel Penelitian, variabel dalam penelitian ini adalah


metode bercerita dengan media gambar sebagai variabel bebas (X) dan
kemampuan berbahasa sebagai variabel terikatnya (Y).

13
Majid, A, Aziz, A 2002. Mendidik dengan Cerita. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya
Definisi Operasional Variabel Penelitian, untuk membantu peneliti
dalam membahas lebih jauh tentang penelitian ini, peneliti mendefinisikan
kata-kata yang digunakan sebagai judul dalam penelitian kami.14

Kemampuan berbahasa anak usia dini merupakan bahasa lisan yang


digunakan untuk menyampaikan keinginan, pendapat, gagasan, ide, maupun
penolakan kepada orang lain ehingga apa yang diampaikan dapat dipahami
oleh lawan bicara. Metode bercerita melalui media gambar merupakan salah
satu cara yang paling mendasar untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan
membina hubungan interaksi dengan anak-anak, melalui media gambar serta
merupakan salah satu strategi pembelajaran dimana penyampaiannya melalui
tutur kata secara lisan dengan menceritakan kisah atau suatu peristiwa dan
informasi tanpa meninggalkan tujuan dari pembelajaran tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
14
Gana Kartinika Hadi, “Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Kemampuan Mengungkapkan
Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Pertiwi 1 Banjarsari,” PG-PAUD Trunojoyo, Jurnal Pendidikan
Dan Pembelajaran Anak Usia Dini 5 (2018
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. jakarta: raja, 2011.

Fitriasari, Novi Sofia, and Rr Deni Widjayatri. “MENINGKATKAN


KEMAMPUAN BERBAHASA PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN Sri Anisyah
Febriyanti THE EFFECTIVENESS OF THE STORYTELLING METHOD
IMPROVES LANGUAGE SKILLS IN CHILDREN AGED

Sudjana, Nana. Media Pengajaran. bandung: sinar baru algesindo, 2007.

Sugiyati. “Efektivitas Metode Bercerita Dengan Media Gambar Untuk


Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Kelompok B Tk Pkk Putragiri
Kulon Progo.” Ideguru: Jurnal Karya Ilmiyah Guru 3, no. 2 (2018).

Rahmat Pupu Saeful, “Penelitian Kualitatif,” Equilibrium 5 (2009).


Nur, Sunardi, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi
Aksara,2011.
Supomo Bambang and Indriantoro Nur, Metodologi Penelitian Bisnis
(Yogyakarta: BFEE UGM, 2002).
Margono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997).
Margono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997).
Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press, 2006.
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2003.
Burhan, M, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007.
Majid, A, Aziz, A 2002. Mendidik dengan Cerita. Bandung: PT.Remaja Rosda
Karya Gana Kartinika Hadi, “Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Kemampuan
Mengungkapkan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Pertiwi 1 Banjarsari,”
PG-PAUD Trunojoyo, Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Anak Usia Dini
5 (2018.
LAMPIRAN

KISI-KISI LEMBAR WAWANCARA DAN OBSERVASI


Aspek Indikator Hal Yang Diamati Nomor Item
Implementasi Perencanaan 1. Rencana Pelaksanaan 1
Model Pembelajaran (RPP)
Pembelajaran 2. Bahan ajar
BERCERITA 3. Materi pembelajaran
Berbantuan Media 4. Model dan media pembelajaran
GAMBAR di RA 5. Tujuan pembelajaran
MAMBAUL 6. Bahan evaluasi pembelajaran
ULUM PANCUR, Pelaksanaan Kegiatan Pembuka 2
MAYONG, 1. Memulai pembelajaran dengan
JEPARA salam dan do’a
2. Melakukan presensi kehadiran
siswa
3. Melakukan apersepsi
4. Menginformasikan tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti 3
1. Menjelaskan materi
pembelajaran
2. Menerapkan model
pembelajaran dan media
pembelajaran
3. Membentuk kelompok belajar
serta melakukan diskusi antar
kelompok
4. Membuat kesimpulan hasil
diskusi
5. Mengerjakan tugas
Kegiatan Penutup 4
1. Melakukan penilaian hasil
diskusi
2. Tanya jawab mengenai materi
yang telah disampaikan
3. Mengakhiri pembelajaran
dengan do’a dan salam
Evaluasi 1. Tanya jawab materi yang telah di 5
pelajari
2. Penugasan
Keberhasilan Motivasi A. Ketekunan saat mengerjakan 6
Implementasi Belajar tugas
Model B. Kemauan yang kuat untuk
Pembelajaran belajar pada pembelajaran
BERCERITA C. Ulet dan tidak pantang
Berbantuan Media menyerah
GAMBAR Pada D. Bersemangat ketika belajar
Pembelajaran Siswa E. Adanya hasrat dan keinginan
Kelas berhasil
F. Adanya harapan dan cita-cita
masa depan
Faktor Pendukung Faktor 1. Semangat belajar siswa yang 7
dan penghambat Pendukung tinggi
Implementasi 2. Minat siswa mempelajari
Model pengetahuan baru
Pembelajaran 3. Rasa kepercayaan diri siswa
BERCERITA 4. Kemampuan dan bakat siswa
Berbantuan Media 5. Perilaku dan sikap siswa
GAMBAR pada 6. Kegiatan pembelajaran yang
Pembelajaran menarik dan menyenangkan bagi
Kelas siswa
Faktor 1. Sarana dan prasarana sekolah 8
Penghambat 2. Media dan metode pembelajaran
3. Sumber belajar
4. Pengelolaan materi dari guru
5. Profesionalisme guru
6. Relasi antara guru dan siswa
7. Relasi antara siswa dan siswa
LEMBAR PEDOMAN INSTRUMEN OBSERVASI WALI KELAS
Nama :
Hari/Tanggal :
Tempat :
Aspek Indikator Hal Yang Diamati K C B S Diskripsi
B
Implementasi Perencanaan Menyiapkan RPP
Model sebelum kegiatan
Pembelajaran pembelajaran
BERCERITA Menyiapkan bahan
Berbantuan ajar untuk kegiatan
Media pembelajaran
GAMBAR di Menyiapkan materi
Kelas bagi pembelajaran
anak usia dini Menyiapkan model
dan media
pembelajaran
Menentukan tujuan
pembelajaran yang
ingin dicapai
Menyusun evaluasi
pembelajaran untuk
mengukur tingkat
pemahaman siswa
pada materi yang
diajarkan
Pelaksanaan Kegiatan Pembuka
Memulai
pembelajaran
dengan salam dan
do’a
Melakukan presensi
kehadiran siswa
Memberikan
apersepsi kepada
siswa
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
Kegiatan Inti
Menjelaskan materi
pembelajaran
kepada siswa
Menerapkan model
pembelajaran
bercerita berbantuan
media gambar
Membentuk
kelompok belajar
siswa dan
melakukan diskusi
Mengajak siswa
membuat
kesimpulan dari
hasil diskusi
kelompok
Memberikan tugas
untuk mengukur
tingkat pemahaman
siswa pada materi
yang telah diajarkan
Kegiatan Penutup
Melakukan
penilaian hasil
diskusi
Mengadakan tanya
jawab seputar
materi yang telah
diajarkan
Menutup
pembelajaran
dengan do’a dan
salam
Evaluasi Terdapat kegiatan
tanya jawab
mengenai materi
yang telah dipelajari
Adanya penugasan
untuk mengukur
capaian hasil belajar
siswa
Implementasi Motivasi Membimbing siswa
Model Belajar tekun dalam
Pembelajaran mengerjakan tugas
bercerita Membimbing siswa
Berbantuan meningkatkan
Media kemauan kuat untuk
gambar pada belajar
Pembelajaran Membimbing siswa
menjadi ulet dan
tidak pantang
menyerah dalam
belajar
Membuat siswa
bersemangat ketika
belajar
Membimbing siswa
memiliki hasrat dan
keinginan berhasil
dalam pembelajaran
Membimbing siswa
memiliki harapan
dan cita-cita masa
depan
Faktor Faktor Adanya semangat
Pendukung Pendukung belajar siswa yang
dan tinggi
penghambat Adanya minat serta
Implementasi ketertarikan siswa
Model mempelajari
Pembelajaran pengetahuan baru
bercerita Adanya tingkat
Berbantuan kepercayaan diri
Media yang tinggi terhadap
gambar pada siswa
Pembelajaran Kemampuan dan
anak usia dini bakat siswa saat
pembelajaran
Perilaku dan sikap
siswa selama
kegiatan
pembelajaran
Guru melakukan
kegiatan
pembelajaran yang
menarik dan
menyenangkan
Faktor Tersedianya sarana
Penghambat dan prasarana
penunjang
pembelajaran di
sekolah
Penggunaan media
dan metode
pembelajaran dalam
kesuksesan
pembelajaran
Tersedianya sumber
belajar untuk
membantu guru
Pengelolaan materi
yang tepat oleh guru
Guru memenuhi
kriteria professional
Adanya relasi antara
guru dan siswa
Adanya relasi antara
siswa dan siswa
PEDOMAN INSTRUMEN OBSERVASI SISWA RA MAMBAUL ULUM
PENCUR, MAYONG, JEPARA
Nama :
Hari/Tanggal :
Tempat :
Aspek Indikator Hal Yang Diamati K C B SB Diskripsi
Implementasi Pelaksanaan Kegiatan Pembuka
Model Antusias siswa dalam
Pembelajaran menjawab salam dan
BERCERITA do’a diawal
Berbantuan pembelajaran
Media Antusias siswa dalam
GAMBAR menjawab presensi
untuk anak usia kehadiran
dini Antusias siswa
melakukan apersepsi
yang diberikan guru
sebelum pembelajaran
Antusias siswa
mendengarkan
irformasi tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti
Antusias siswa dalam
mendengarkan dan
menyimak materi
yang telah
disampaikan guru
Antusias siswa belajar
menggunakan media
pembelajaran
Antusias siswa belajar
secara berkelompok
dan berdiskusi
Bersama
Antusias siswa
membuat kesimpulan
dari hasil diskusi
kelompok
Antusias siswa
mengerjakan tugas
yang telah diberikan
Kegiatan Penutup
Antusias siswa dalam
penilaian hasil diskusi
Antusias siswa dalam
melakukan tanya
jawab
Antusias siswa
berdo’a serta
menjawab salam
penutup
Evaluasi Respon dan antusias
siswa dalam proses
tanya jawab
Respon dan antusias
siswa terhadap
penugasan yang telah
diberikan guru
Keberhasilan Motivasi Ketekunan siswa
Implementasi Belajar ketika mengerjakan
Model tugas
Pembelajaran Adanya kemauan kuat
bercerita siswa untuk belajar
Berbantuan Keuletan dan tidak
Media gambar pantang menyerah
pada dalam belajar
Pembelajaran Siswa bersemangat
anak usia dini saat belajar
Siswa mempunyai
hasrat dan keinginan
berhasil dalam
pembelajaran
Siswa mempunyai
harapan dan cita-cita
untuk masa depan
Faktor Faktor Dalam belajar siswa
Pendukung dan Pendukung mempunyai semangat
Penghambat yang tinggi
Implementasi Adanya minat dan
Model ketertarikan siswa
Pembelajaran mempelajari
bercerita pengetahuan baru
Berbantuan Adanya tingkat
Media gambar kepercayaan diri siswa
pada yang tinggi
Pembelajaran Kemampuan serta
anak usia dini bakat siswa saat
pembelajaran
Perilaku dan sikap
siswa selama kegiatan
pembelajaran
Siswa menikmati
pembelajaran yang
diberikan guru
Faktor Sarana dan prasarana
Penghambat yang digunakan siswa
ketika belajar
Siswa belajar
menggunakan model
dan media
pembelajaran
Tersedianya media
belajar untuk
membantu siswa
Terdapat relasi antara
guru dan siswa
Adanya relasi antara
siswa dan siswa
LEMBAR PEDOMAN INSTRUMEN WAWANCARA SISWA
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Tempat :
NO PERTANYAAN Diskripsi
Tahap Perencanaan
1. Bagaimanakah cara adik belajar
ketika dirumah?
2. Belajar seperti apa yang adik
sukai?
3. Bagaimana kesiapan adik untuk
memulai belajar bercerita ?
Kegiatan Pembuka
4. Kegiatan apa saja yang adik
lakukan selama proses
pembelajaran?
5. Menurut adik, bagaimana cara
penyampaian materi yang
diberikan guru untuk adik?
6. Apakah adik memahami
penjelasan materi yang
disampaikan oleh ibu guru?
Kegiatan Inti
7. Bagaimana pendapat adik
tentang penyampaian materi
simbol atau lambang pancasila
oleh guru?
8. Apakah adik sudah faham
terkait dengan materi yang
disampaikan oleh guru?
9. Bagaimanakah keantusiasan
adik dalam belajar berbentuk
kelompok?
10. Apakah adik menyukai
pembelajaran di luar kelas?(jika
memungkinkan)
11. Apakah adik menyukai media
permainan yang dibawakan oleh
guru?
12. Bagaimanakah respon adik
terhadap media pembelajaran
yang diperkenalkan oleh guru?
13. Apakah adik memperhatikan
aturan dan cara menggunakan
media gambar oleh guru?
14. Bagaimana cara adik belajar
dengan menggunakan media
gambar tersebut?
15. Apakah adik senang dapat
bermain dan belajar
menggunakan media gambar ?
Kegiatan Penutup
16. Bagaimana cara adik untuk
mengetahui sudah faham atau
belum mengenai materi ?
17. Bagaimana cara guru
memberikan semangat belajar
kepada adik?
18. Apakah adik antusias dalam
menjawab salam penutup dari
guru?
Evaluasi
19. Apakah adik kesulitan dalam
mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru di akhir
pertemuan?
Keterampilan Proses
Pembelajaran
20. Apakah adik selama proses
pembelajaran telah semaksimal
mungkin untuk siap belajar
menceritakan sesuatu dengan
media yang disampaikan guru ?
21. Apakah adik dapat bermain
dengan media gambar sesuai
dengan aturan dan arahan yang
diberikan oleh guru?
Penyampaian Materi
Kolaborasi
22. Dapakah adik menjawab
pertanyaan dan tantangan yang
diberikan oleh guru baik berupa
materi bercerita maupun materi
lainnya?
23. Bagaimana cara adik
mengerjakan soal di akhir
pertemuan?
24. Bagaimana pendapat adik
tentang cocok atau tidak kah
materi bermain di campurkan
dengan materi lainnya?
LEMBAR PEDOMAN INSTRUMEN WAWANCARA KEPALA
SEKOLAH RA MAMBAUL ULUM PANCUR, MAYONG, JEPARA
Nama :
Hari/Tanggal :
Tempat :
Aspek Indikator Pertanyaan
Implementasi Perencanaan Apakah guru di sekolah ini diwajibkan
Model membuat RPP sebelum melaksanakan kegiatan
Pembelajaran pembelajaran?
bercerita Apakah guru sebelum melaksanakan kegiatan
Berbantuan Media pembelajaran harus menyiapkan bahan ajar
gambar untuk anak terlebih dahulu?
usia dini Apakah guru di sekolah ini telah menerapkan
model dan media pembelajaran saat mengajar
di kelas?
Apakah kepala sekolah membuat aturan terkait
penggunaan media pembelajaran yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran?
Pelaksanaan Apakah kegiatan pembelajaran disekolah ini
selalu diawali dengan salam dan do’a?
Apakah dalam pembelajaran sering diterapkan
model dan media pembelajaran untuk
membantu proses pembelajaran?
Apakah terdapat kendala pada proses
pembelajaran di sekolah ini, khususnya di kelas
rendah?
Apakah di sekolah ini pembelajaran selalu
diakhiri dengan do’a dan salam?

Evaluasi Apa peran kepala sekolah dalam proses


pelaksanaan evaluasi di sekolah?
Apakah kegiatan evaluasi dalam proses
pembelajaran disekolah diperlukan?
Apakah dengan diadakannya evaluasi
pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman
siswa terhadap pembelajaran?
Keberhasilan Motivasi Apa upaya kepala sekolah dalam meningkatkan
Implementasi Belajar kreativitas guru saat mengajar agar siswa
Model menjadi tekun ketika mengerjakan tugas?
Pembelajaran Apa upaya kepala sekolah agar siswa
bercerita mempunyai kemauan yang kuat untuk belajar?
Berbantuan Media Bagaimana strategi kepala sekolah dalam
gambar untuk anak meningkatkan semangat belajar siswa?
usia dini Apa upaya kepala sekolah menjadikan siswa
ulet dan tidak pantang menyerah dalam belajar?
Bagaimana strategi kepala sekolah agar siswa
mempunyai hasrat dan keinginan berhasil
dalam pembelajaran?
Apa upaya kepala sekolah agar siswa
mempunyai harapan dan cita-cita untuk masa
depan
Faktor Pendukung Faktor Bagaimana cara sekolah untuk meningkatkan
dan Penghambat Pendukung semangat belajar siswa dalam pembelajaran
Implementasi agar maksimal?
Model Apa upaya yang dapat dilakukan untuk
Pembelajaran meningkatkan minat belajar siswa?
bercerita Apa upaya yang dapat dilakukan untuk
Berbantuan Media meningkatkan rasa percaya diri siswa?
gambar untuk anak Bagaimana upaya sekolah untuk meningkatkan
usia dini dan melihatkan kemampuan serta bakat siswa
dalam pembelajaran?
Apa upaya yang dilakukan untuk mengajarkan
perilaku dan sikap yang baik pada siswa?
Bagaimana upaya sekolah untuk meningkatkan
kemampuan guru melakukan kegiatan
pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan?
Faktor Apakah sarana dan prasarana penunjang
Penghambat pembelajaran di sekolah sudah memenuhi
kebutuhan siswa?
Apakah guru di sekolah ini menggunaan media
dan metode pembelajaran dalam kesuksesan
pembelajaran?
Apa saja sumber belajar yang terdapat di
sekolah?
Bagaimana upaya sekolah untuk meningkatkan
kualitas profesionalisme guru demi kesuksesan
pembelajaran di sekolah?
Apa saja penunjang kegiatan pembelajaran
peserta didik yang terdapat di sekolah ini?
Apakah relasi antara guru dan siswa terjalin
dengan baik disekolah ini?
Adanya relasi antara siswa dan siswa terjalin
dengan baik dan rukun saat pembelajaran
maupun diluar pembelajaran?
LEMBAR PEDOMAN INSTRUMEN WAWANCARA WALI KELAS
Nama :
Hari/Tanggal :
Tempat :
Aspek Indikator Pertanyaan
Implementasi Model Perencanaan Apakah guru selalu menyiapkan RPP sebelum
Pembelajaran kegiatan pembelajaran?
bercerita Berbantuan Bagaimana guru menyiapkan bahan ajar?
Media gambar di RA Bagaimana guru memahami materi pelajaran
Manbaul ulum yang telah ditentukan sebelumnya?
Apakah sebelum pembelajaran guru selalu
menyiapkan model dan media pembelajaran?
Apakah guru selalu menentuan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai?
Apakah guru selalu menyiapkan bahan evaluasi
pembelajaran untuk mengukur tingkat
pemahaman siswa?
Pelaksanaan Kegiatan Pembuka
Apakah guru selalu memulai pembelajaran
dengan salam dan do’a?
Apakah guru selalu melakukan presensi
kehadiran siswa setiap hari?
Apakah guru perlu melakukan apersepsi
sebelum kegiatan pembelajaran?
Apakah guru selalu menyampaikan tujuan
pembelajaran?
Kegiatan Inti
Bagaimana cara guru menjelaskan materi
pelajaran agar siswa menjadi paham pada
materi yang telah disampaikan?
Apakah model dan media pembelajaran yang
diterapkan efektif dalam kegiatan
pembelajaran?
Apakah pembelajaran menjadi efektif dengan
membentuk kelompok belajar?
Bagaimana cara guru mengajak siswa membuat
kesimpulan dari hasil diskusi yang dilakukan?
Apakah guru selalu memberikan tugas untuk
mengukur pemahaman siswa?
Kegiatan Penutup
Bagaimana guru melakukan penilaian dari hasil
diskusi siswa?
Apakah guru selalu melakukan tanya jawab
kepada siswa tentang materi yang telah
dipelajari?
Apakah guru selalu mengakhiri pembelajaran
dengan do’a dan salam?
Evaluasi Apakah guru selalu memberikan tugas evaluasi
pembelajaran?
Bagaimana dengan hasil belajar siswa setelah
mengerjakan evaluasi pembelajaran tersebut?
Apakah dengan diberikan evaluasi
pembelajaran siswa dapat termotivasi untuk
belajar?

Anda mungkin juga menyukai