Anda di halaman 1dari 11

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA

ANAK USIA 5-6 TAHUN DENGAN MEDIA POSTER


DI TK ABA WONOTINGAL PONCOSARI
SRANDAKAN BANTUL YOGYAKARTA

ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Oleh
Muhammad Sunaryanto
NIM 08111241022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


JURUSAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JUNI 2015

i
Upaya Meningkatkan Kemampuan .... (Muhammad Sunaryanto) 1

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA 5-6 TAHUN


DENGAN MEDIAPOSTER DI TK ABA WONOTINGALPONCOSARI
SRANDAKAN BANTUL

GROWING THE ABILITY OF SPEAKING FOR CHILDREN 5-6 YEARS BY ADDING A PICTURE
AT KINDERGARTEN ABA WONOTINGAL PONCOSARI SRANDAKAN BANTUL

Oleh: Muhammad Sunaryanto, PPSD/PGPAUD


Muhsunaryanto@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun dengan media
poster pada anak kelompok B di TK ABA Wonotingal, Kelurahan Poncosari, Kecamatan, Srandakan, Kabupaten
Bantul. Kemampuan berbicara tersebut meliputi struktur kalimat, kosakata dan artikulasi. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas yang dilakukan kolaboratif dengan guru dan menggunakan model Kemmis dan Mc
Taggart. Subjek penelitian ini adalah 15 anak kelompok B TK ABA Wonotingal. Objek penelitian dalam
penelitian ini adalah peningkatan kemampuan berbicara melalui media poster. Pengumpulan data dilakukan melalui
observasi dengan instrumen lembar observasi. Teknik analisis data dilakukan secara diskriptif, kualitatif dan
kuantitatif. Indikator keberhasilan pada kemampuan berbicara adalah 75%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mediaposter dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak setelah dilakukan tindakan. Hasil penelitian ini yaitu
pada pratindakan 23,7%. Setelah dilakukan tindakan Siklus I terjadi peningkatan yaitu 46,7%. Karena Siklus I
belum tercapai indikator yang diharapkan Selanjutnya diadakan Siklus II dengan hasil yang dicapai yaitu 75,56%
yang telah sesuai dengan indikator yang telah ditentukan yaitu 75%. Langkah-langkah dalam pembelajaran media
poster yang dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak adalah poster ditempelkan di papan tulis kemudian
guru mengenalkan media poster dan memberikan penjelasan apa yang ada di dalam gambar poster tersebut
sehingga anak memahami isi di dalam poster. Kemudianguru mengajak anak bertanya jawab satu persatu mengenai
maksud dari poster tersebut. Dengan demikian menggunakan media gambar poster dapat meningkatkan
kemampuan berbicara anak.

Kata kunci: kemampuan berbicara, media poster, anak usia 5-6 tahun.

Abstract
This study aims to improve the ability of speaking children age 5-6 years with media imeges of posters on
childrens group B in kindergarten wonotingal, ABA Poncosari, Srandakan village, Bantul regency. This includes
talking capabilities of sentences vocabularies and articulation. This research is a research class actions undertaken
collaboratively with teachers and use model Kemmis and MC Taggrat. The subject of this research was group B
ABA Wonotingal kindergarten. The object of the research in this study is the improvement of the ability to speak
through observation on observation sheet with the instrument data analysis techniques done in descriptive
qualitative and quantitative indicators of success on the ability to talk is 75%. The research results showed that the
media image of the poster can increase the ability to talk with children do the action. The results of this research in
pre-action is 23,7%. After did the first action, increasing of ability is 46,7%. Because the cycle 1 have not achieved
the expectation of indicators. Next held cycle 2 with the results achievement of 75,56% wich were in accordance
with the media image of poster that can improve the ability of speech children are poster tackled on board than the
teacher introduced the media image of poster and giving an explanation of what is in the picture. So that the
children understand the contents in the poster. Than the teacher invites children to ask and answer one by one about
the intent of the poster. So, using the media image of poster can improve the ability to talk.

Keywords: The ability to talk, poster media, children 5-6 years old.
2 Jurnal Mahasiswa Prodi PG Paud Edisi 4 Tahun ke 4 2015
PENDAHULUAN Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti
bermaksud untuk meningkatkan kemampuan
Menurut Slamet Suyanto (2005: 1),
berbicara anak TK ABA Wonotingal kelompok B
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan
melalui media yang tepat. Media gambar
pendidikan untuk anak usia 0-8 tahun. Anak pada
merupakan media yang tepat untuk meningkatkan
usia tersebut dipandang memiliki karakteristik
minat berbicara dengan menggunakan media
yang berbeda dengan anak usia di atasnya
gambar yang lebih kreatif dan menarik akan
sehingga pendidikannya perlu dikhususkan.
membuat peserta didik lebih bergairah dalam
PAUD bertujuan mengembangkan seluruh
menyimak dan mengomentarinya, penggunaan
potensi anak agar kelak dapat berfungsi sebagai
media gambar pada dasarnya membantu
manusia yang utuh sesuai falsafah suatu bangsa.
mendorong para siswa dan dapat membangkitkan
Adapun aspek-aspek perkembangan anak usia
minatnya pada pelajaran (Hafid, 2002: 4).
dini meliputi fisik motorik, intelektual, moral,
Dengan menggunakan media gambar peserta
emosional, bahasa, dan kreativitas.
didik dapat lebih memperhatikan terhadap benda-
Hasil penelitian Loban, Hunt, dan Cazda
benda atau hal-hal yang belum pernah dilihatnya
yang dikutip oleh Ellies (Muh.Nur Mustakim,
yang berkaitan dengan pelajaran. Media gambar
2005: 129) mengemukakan tentang karakteristik
pun bermacam macam salah satunya yang
berbicara anak usia 5 dan 6 tahun sebagai berikut
: suka berbicara dan umumnya berbicara kepada digunakan untuk meningkatkan minat berbicara
anak adalah media gambar yang lebih menarik
seseorang, tertarik menggunakan kata-kata baru
seperti media gambar poster.
dan luas, banyak bertanya, tata bahasa akurat dan
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
beralasan, menggunakan bahasa yang sesuai,
kemampuan berbicara dengan menggunakan
dapat mendefinisikan dengan bahasa yang
media poster pada anak kelompok B TK ABA
sederhana, menggunakan bahasa dengan agresi,
Wonotingal.
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, sangat aktif
berbicara.
Namun pada kenyataanya berdasarkan METODE PENELITIAN
observasi di TK ABA Wonotingal kelompok B, di Jenis Penelitian
dalam kelas ada dua anak yang cenderung diam Jenis penelitian ini adalah penelitian
dan kurang komunikasi kepada teman atau pun tindakan kelas, Menurut Mulyasa (2002: 15),
gurunya. Hal ini terlihat saat guru di depan kelas, penelitian tindakan kelas adalah kegiatan
ada dua anak hanya cenderung mendengarkan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan
dan pasif, jika ingin membuat anak berbicara manfaat praktis dengan cara melakukan tindakan
guru harus memancingnya dengan menanyakan secara kolaboratif dan partisipatif. Kolaboratif
sesuatu kepada siswa. adalah adanya kolaborasi antara berbagai disiplin
Kemampuan berbicara anak kelompok B ilmu, keahlian dan profesi dalam memecahkan
masih rendah hal ini juga terlihat pada saat anak masalah, sedang partisipatif adalah dilibatkannya
diminta menerangkan sesuatu atau pun melaksanakan kegiatan, dan melakukan penelitian
menceritakan tentang sebuah pengalamanya akhir.
sendiri, pembelajaran di TK ini memfokuskan Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti
pola penggunaan LKA sehingga kurang memberi sebagai observer dan guru sebagai kolaborator
kesempatan anak untuk menyampaikan suatu untuk meningkatkan berbicara anak, peneliti
pendapatnya atau ide gagasan yang dimilikinya melakukan tindakan perbaikan melalui media
melalui keterampilan berbahasanya sehingga gambar di dalam kelas. Kegiatan ini sebagai salah
menjadikan anak kurang terampil dalam berbicara satu cara peneliti untuk meningkatkan
dan kurang membawa anak untuk berani kemampuan berbicara anak melalui media poster.
menyampaikan pendapat yang dimilikinya. Penelitian tindakan kelas ini diharapkan
mampu memperbaiki pelaksanaan pembelajaran,
Upaya Meningkatkan Kemampuan .... (Muhammad Sunaryanto) 3

selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan 2. Tindakan dan observasi


berbicara anak, meningkatkan profesional guru Pelaksanaan dilakukan dalam pembelajaran
sebagai seorang pendidik. seperti biasa sesuai dengan rencana yang telah
Waktu dan Tempat Penelitian dibuat. Dengan berpedoman dengan RKH yang
Penelitian ini dilaksanakan di TK ABA telah disusun, dalam pelaksanaan tindakan,
Wonotingal, Poncosari Srandakan, Bantul. peneliti terjun langsung untuk observasi,
Penelitian direncanakan pada bulan Januari observasi dilakukan selama satu Siklus selama 3
sampai dengan Februari 2015 x pertemuan tujuannya untuk mengetahui
Target/Subjek Penelitian peningkatan minat berbicara anak selama
dilakukan tindakan pembelajaran menggunakan
Subjek penelitian adalah anak usia 5-6 media gambar poster
tahun yang berada pada kelompok B. Anak usia 3. Refleksi
ini seharusnya tingkat kebahasaanya sudah Hasil pengamatan kemudian dievaluasi
berkembang, terutama pada hal berbicara. Oleh dalam bentuk refleksi. Apabila hasil refleksi
sebab itu, karena pada anak kelompok B di TK menunjukkan belum adanya perbaikan sesuai
ABA Wonotingal, aspek kebahasaanya belum yang diinginkan maka kemudian disusun kembali
terlihat baik, maka kelompok tersebut dijadikan rencana perbaikan yang akan dilakukan dalam
subjek penelitian. Subjek penelitiannya adalah Siklus berikutnya. Hal demikian terus dilakukan
semua anak kelompok B TK ABA Wonotingal sampai tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
yang berjumlah 15 anak terdiri dari 7 anak laki-
laki dan 8 anak perempuan. Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
Objek penelitian ini adalah meningkatkan Data
kemampuan berbicara anak melalui media poster. Metode pengumpulan data merupakan alat
penting dalam suatu penelitian, yang bertujuan
Prosedur Penelitian
untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
Model yang digunakan dalam penelitian Metode yang digunakan dalam hal ini
ini adalah model penelitian yang diungkapkan meliputi:pengamatan atau observasi. Observasi
oleh Kemmis dan Mc Taggart yang merupakan bertujuan untuk mendokumentasikan pengaruh
pengembangan dari model Kurt Lewin. Model ini tindakan bersama prosesnya,pada metode ini
meliputi empat tahapan yaitu, perencanaan, peneliti mengamati tentang proses pembelajaran
tindakan yang dilakukan bersamaan dengan tahap menggunakan media gambar poster, dan
observasi dan tahap refleksi. Tahapan-tahapan peningkatan berbicara anak yang terjadi.
tersebut berlangsung secara berulang-ulang Observasi dilakukan agar mudah dengan
sampai tujuan penelitian tercapai. Proses lembar observasi, yang memuat tentang aspek
pelaksanaan tiap Siklus meliputi 3 tahap yaitu: berbahasa anak dan karakteristik berbicara anak
1. Perencanaan: ,lembar observasi berisi nama anak,selanjutnya
Perencanaan ini dimulai dari observasi atau observer akan memberikan tanda centang untuk
pengamatan guna mengetahui permasalahan, masing masing indikator yang sudah
kondisi, situasi dan potensi yang ada dalam kelas tercapai,untuk mempertegas pengumpulan data
tersebut, analisis situasi, perumusan program observasi peneliti menggunakan alat bantu
perbaikan atau alternatif pemecahan masalah, kamera atau video untuk mendokumentasikan.
penyusunan rencana kegiatan, penyusunan Instrumen yang digunakan untuk
perangkat program pembelajaran mulai dari RKM mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu
(Rencana Kegiatan Mingguan) maupun RKH Lembar observasi, Instrumen penelitian
(Rencana Kegiatan Harian), media pembelajaran merupakan alat bantu bagi peneliti untuk
gambar poster, instrumen pengumpulan data dan mengumpulkan data (Suharsimi Arikunto, 2005:
evaluasi yang akan digunakan. 134). Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah lembar observasi.
4 Jurnal Mahasiswa Prodi PG Paud Edisi 4 Tahun ke 4 2015
Teknik Analisis Data guru menerangkan didalam kelas hanya ada 2
Analisis data dilakukan dengan maksud orang aktif saja dalam tanya jawab dan berani
untuk mengolah data menjadi informasi yang berkomentar dengan lebih dari satu kalimat saat
dapat menjawab pertanyaan penelitian. Dalam diterangkan oleh guru kelas tanpa menggunakan
penelitian ini, analisis dilakukan sewaktu berada media gambar poster.
di lapangan. Menurut Singarimbun (2001: 263) Dalam tanya jawab dan penjelasan kepada
dengan analisis lapangan memungkinkan sesuatu hal guru hanya menggunakan papan tulis
penelitian akan dapat mengetahui: untuk menggambar dan untuk menjelaskan
1. Data apa saja yang masih diperlukan dengan kepada siswanya, sehingga anak-anak kurang
memfokuskan pada pertanyaan penelitian memperhatikan saat guru berbicara di depan kelas
yang ingin dijawab. sehingga dapat saya peroleh dari 3 hari
2. Apakah data yang dikumpulkan relevan untuk melakukan observasi di dalam kelas. Hal ini
menguji hipotesis (jika ada hipotesis). dilihat dari hasil kemampuan berbicara naak
3. Dengan metode dan teknik apa data dapat secara keseluruhan hanya 23,7% dari yang
diperoleh secara lengkap dan teliti atau rinci diinginkan. Dari hasil tersebut, maka perlu
jika diperlukan analisis secara mendalam. perbaikan terhadap kemapuan berbicara anak.
4. Jika terjadi perubahan dan penyimpangan dari Media gambar poster digunakan sebagai media
tujuan semula dapat dilakukan pembenahan untuk meningkatkan kemampuan berbicara di
arah penelitian, sehingga kesalahan yang dalam kelas tersebut. Karena anak dapat lebih
mungkin merugikan dapat diluruskan. tertarik dengan penjelasan pendidik dan mampu
5. Data yang diperoleh dari penelitian ini meningkatkan perhatian terhadap apa yang
berupa kata-kata dan dokumen yang dijelaskan oleh guru sehingga akan membuat
selanjutnya akan dianalisis dengan anak didik lebih memahami dengan penjelasan
menggunakan teknik analisis kuantitatif untuk guru. Dengan media gambar tersebut, anak akan
menentukan peningkatan hasil belajar anak mendapatkan pengalaman dan pembelajaran yang
sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang lebih bermakna, sehingga dapat meningkatkan
dilakukan guru,tujuanya untuk mengetahui kemampuan berbicara anak lebih baik.
meningkatnya kemampuan berbicara anak Tabel 4. Rekapitulasi Sebelum Tindakan dan
dengan media gambar poster yang dilakukan Siklus I
di kegiatan proses pembelajaran di dalam
0–3 4–6 7–9
kelas.
Kurang Sangat
Adapun rumus yang digunakan untuk Obser Baik
Baik Baik
mencari persentase adalah sebagai berikut: vasi/
Jum Jum Pro Jum Per
P= x 100 % Skor Persen
lah lah sen lah senta
kemudian interprestasi data menurut tase
anak anak tase anak se
Suharsimi Arikunto ( 1992: 208) dalam 4 Sebelu
tingkatan,yaitu: m 6.6 13,33
12 80% 1 2
Tindak 7% %
76 % - 100% : Baik an
56% - 75% : Cukup
Siklus 66,67 20 13,33
41%-55% : Kurang baik 10 3 2
I % % %
0% - 40% : Tidak baik
Perbandingan kenaikan antara sebelum
Tindakan dan Siklus I dapat dilihat pada Gambar
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2 berikut :
Untuk mengetahui kemampuan awal anak
sebelum dilakukan tindakan. Kemampuan
berbicara diamati dari saat tanya jawab atau saat
Upaya Meningkatkan Kemampuan .... (Muhammad Sunaryanto) 5

Gambar 3. Diagram Perbandingan Hasil


Sebelum tindakan sampai Siklus
II
Gambar 2 : Diagram perbandingan Berdasarkan data di atas dapat diketahui
Kemampuan berbicara Sebelum bahwa setelah diketahui bahwa setelah dilakukan
Tindakan dengan Siklus I. tindakan pada Siklus I dan Siklus II telah terjadi
peningkatan.
Persentase keberhasilan pada Siklus I Data observasi dari Siklus II menunjukkan
menunjukkan bahwa indikator keberhasilan adanya peningkatan yang baik pada kemampuan
belum tercapai. Angka keberhasilan yang berbicara anak di kelompok B. Hal tersebut
mencapai 75% pada penelitian ini masih sangat terlihat pada Siklus Ii tingkat pencapaiannya
jauh, maka dari itu perlu diadakan seklus menunjukkan 75,56% anak mengalami
selanjutnya. peningkatan sesuai dengan indikator yang
Peningkatan kemampuan berbicara anak di diinginkan oleh peneliti, sehingga pelaksanaanya
Siklus II sudah mencapai yang diinginkan, bisa dihentikan pada Siklus berikutnya.
berikut ini adalah data kenaikan persentase Berdasarkan hasil refleksi di atas, maka dapat
tersebut dapat dilihat digambar berikut ini diuraikan hasil evaluasi sebagai berikut :
sekaligus gambar rekapitulasi nilai anak dari 1. Kegiatan pembelajaran menggunakan media
sebelum tindakan sampai dengan Siklus II. gambar poster dapat terlaksana dengan lancar
dan sesuai yang diharapkan.
0–3 4–6 7–9 2. Dengan tanya jawab dan menggunakan
gambar poster mampu membuat anak
Ob Kurang baik Baik Sangat Baik
antusias dalam menyampaikan gagasan, dan
Ser
ide yang dimilikinya.
vasi/
Per Dengan dipindahkan tempat duduk aak
Skor Per Per
Jum Jum sen Jum yang cenderung diam ke depan membuat anak
sen sen
lah lah tase lah menjadi lebih memperhatikan dan mampu
tase tase
berbicara dengan baik.
Penelitian yang dilakukan merupakan
Sebe penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
lum 6,6 13,3 dengan berbagai Siklus. Setiap Siklus terdiri dari
12 80% 1 2
tinda 7% % tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
kan refleksi. Penelitian yang dilakukan berkolaborasi
Sik- 66,6 20 13,3 dengan guru kelompok B yang dilakukan selama
10 3 2
lus I % % % tiga pertemuan pada Siklus I dan dua pertemuan
Sik- 60 Siklus II. Siklus II merupakan langkah yang
0 0% 9 6 40%
lus II % dilakukan dalam memperbaiki permasalahan
Tabel 6. Rekapitulasi Sebelum Tindakan, yang muncul pada Siklus I.
Siklus I dan Siklus II Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan
penelitian terlebih dahulu, menganalisis kondisi
6 Jurnal Mahasiswa Prodi PG Paud Edisi 4 Tahun ke 4 2015
pembelajaran pada aspek bahasa, yaitu tidak membosankan).
kemampuan berbicara anak. Dengan observasi d. Semua indera murid dapat diaktifkan.
bertujuan mengetahui sejauh mana permasalahan e. Lebih menarik perhatian dan minat murid
yang timbul pada kemampuan berbicara dalam belajar.
kelompok B. f. Dapat membangkitkan dunia teori dengan
Berdasarkan hasil pelakanaan tindakan realitanya.
yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa anak Dari hasil penelitian di atas terdapat beberapa
kelompok B belum dapat berbicara dengan baik anak yang mempunyai skor rendah seperti HRS,
mencakup struktur kalimat, kosa kata dan dan ada anak yang dari awal sudah aktif seperti
artikulasi sesuai pendapat yang dikemukakan oleh ARB, ARB dalam segi ekonomi memang lebih
Nurbiana (2008: 36) mengemukakan ada dari HRS, HRS cenderung diam dan sering
beberapa faktor yang dapat dijadikan ukuran meletakkan kepalanya di atas meja.
kemampuan berbicara seseorang yang terdiri dari Dari keberhasilan Siklus II terdapat beberapa
aspek kebahasaan dan non kebahasaan. faktor yang mendukung tindakan sepeti
1. Aspek kebahasaan meliputi: pemindahan tempat duduk yang cenderung diam
a. Ketepatan ucapan. ke depan, dan pembesaran media gambar poster,
b. Penempatan tekanan, nada, sendi, dan namun memang masih ada anak yang memiliki
durasi yang sesuai. skor rendah dan tidak seperti teman yang lain hal
c. Pilihan kata. tersebut dikarenakan kurang percaya diri,
d. Ketepatan sasaran pembicaraan. keadaan orang tua dan ekonomi dalam keluarga
2. Aspek non kebahasan meliputi: anak tersebut sehinga masih perlu diberikan
a. Sikap tubuh, pandangan, bahasa tubuh, bimbingan khusus dan motivasi dari guru.
dan mimik yang tepat.
b. Kesediaan suara dan kelancaran dalam SIMPULAN DAN SARAN
berbicara. Simpulan
c. Relevansi, penalaran dan penguasaan Pembelajaran menggunakan media
terhadap topik tertentu. Kemampuan gambar poster pada anak kelompok B TK ABA
anak dalam berbicara belum baik diduga Wonotingal dapat meningkatkan kemampuan
karena pemberian pelatihan dan berbicara anak ,Hal ini dapat dilihat dari
stimulus-stimulus masih belum diberikan perbandingan hasil observasi yang telah
secara maksimal. dilakukan pada sebelum tindakan, Siklus I dan
Media gambar poster ini dirancang dengan Siklus II yang hasilnya mempengaruhi
tujuan meningkatkan kemampuan berbahasa anak peningkatan ditunjukkan dengan ketercapaian
yaitu berbicara sesuai dengan struktur kalimat, indikator keberhasilan peneliti yang telah tercapai
kosa kata dan artikulasi. Dengan media gambar 75,56%. Perkembangan yang ditunjukkan dari
poster juga mampu membuat anak meningkat sebelum tindakan ke Siklus 1 dan Siklus II adalah
dalam minat dan kemampuan menyampaikan pada sebelum tindakan sampai Siklus I
ide, gagasan, pemikiran serta pendapatnya dalam mengalami kenaikan 22,97%, dan dari Siklus I
hal tertentu atau mengomentari sesuatu yang ke Siklus II mengalami kenaikan sebesar 28,89%.
dilihatnya. Seperti yang dikutip dari (Ahmad Berdasarkan hasil penelitian dan
Rohani 1997: 21) tentang fungi media gambar pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan
sebagai berikut: media gambar poster dapat meningkatkan
a. Membantu memudahkan belajar bagi siswa kemampuan berbicara anak. Unsur dalam
dan juga memudahkan pengajaran bagi guru. pembelajaran tersebut adalah struktur kalimat,
b. Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak kosa kata dan artikulasi. Kegiatan pembelajaran
menjadi konkret). pada Siklus I dengan dilakukan pengenalannya
c. Menarik perhatia siswa lebih besar (jalanya terlebih dahulu kepada anak mengenai media
Upaya Meningkatkan Kemampuan .... (Muhammad Sunaryanto) 7

gambar poster, kemudian guru menjelaskan DAFTAR PUSTAKA


mengenai isi dan pesan dari poster tersebut
Ahmad Rohani. (1997). Media Instruksional
kepada anak, sehingga anak memahami maksud Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
dari poster itu. Selanjutnya guru memberikan
tanya jawab mengenai apa yang sudah Ahmad Susanto. (2011). Perkembangan Anak
dijelaskannya. Pada Siklus II, pelaksanaan Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada
tindakan dilakukan berdasarkan solusi dari Media Group.
permasalahan yang muncul pada Siklus I seperti Arief S, Sadiman, dkk. (2006). Media
memindahkan anak yang cenderung diam yang Pendidikan. Jakarta: PT. Rajawali Pers.
masih duduk di belakang ke depan agar dapat
lebih meningkatkan sesuai indikator keberhasilan Arief S, Sadiman, dkk. (2011). Media
Pendidikan, Pengertian, Pengembangan,
yang akan dicapai juga memperbesar ukuran
dan Pemanfaatannya. Jakarta:
gambar poster. Pustekkom. Dikbud. dan PT. Raja
Langkah-langkah pembelajaran Grafindo Persada.
menggunaan media gambar poster yaitu dengan
cara menempelkan poster tersebut di papan tulis. Asnawir dan M. Basyiruddin. (2002). Media
Poster yang disiapkan berukurnan 0,5 x 1 meter Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Perss.
dengan gambar berwarna mencolok dan ada Azhar, Aryad. (2005). Media Pembelajaran.
sedikit tulisan pesan yang disampaikan. Poster Jakarta: Raja Grafindo Persada.
tersebut bersifat edukatif, mempunyai pesan
dengan tujuan tertentu, kemudian guru Azies & A Alwasilah Chaedar, Furqanul. (2000).
menjelaskan berbagai hal tentang yang Pengajaran Bahasa Komunikatif. Teori
dan Prakte. Bandung: Remaja
bersangkutan dengan poster tersebut, seperti Resdakarya.
poster banjir dan dikaitkan dengan sebab dan
akibat dari banjir. Guru memberikan tanya jawab Bagong, Susanto. (2005). Metode Penelitian
setelah memberikan penjelasan dari gambar Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan.
tersebut dan menanyakan apa isi dari penjelasan Jakarta: Prenada Media.
tersebut. Guru memanggil anak yang cenderung Budianto, Irmayanti. M. (2001). Makalah pada
diam untuk diberi pertanyaan tentang gambar Penelitian Semiotika “Aplikasi Semiotik
yang di depan kelas agar anak tersebut mau pada Tanda Nonverbal”. Jakarta: LPUI.
berbicara dan memenuhi target indikator, dan
setiap anak diberikan kesempatan untuk bertanya Darajat, Zakiah. (1996). Metodologi Pengajaran
Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
ataupun menjawab pertanyaan temannya
Darwanto Sastro, Subroto. (1992). Televisi
Saran
Sebagai Media Pendidikan.Yogyakarta:
1. Bagi Anak Duta Wacana Universitas Press.
Disarankan bagi anak agar anak dapat
memanfaatkan media gambar poster untuk Daryanto. (2011). Media Pembelajaran.
menambah pengalaman dan wawasan baru dalam Bandung: Nurani Sejahtera.
mengembangkan kemampuan berbahasa terutama
Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan.
dalam meningkatkan kemampuan berbicara. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2. Bagi Guru
Disarankan dalam proses pembelajaran, Dhieni, Nurbiana dan Fridani, Lara. (2008).
guru dapat memanfaatkan media gambar poster Metode Pengembangan Bahasa: Hakikat
Perkembangan Bahasa Anak. Semarang:
sebagai metode untuk meningkatkan kemampuan
IKIP Veteran.
berbicara anak. Selain itu, guru harus lebih aktif
dan lebih kreatif dalam mengembangkan metode-
metode lain agar menjadi guru yang profesional.
8 Jurnal Mahasiswa Prodi PG Paud Edisi 4 Tahun ke 4 2015
Djamarah, Saiful Bahri dan Zein, Aswan. (2002). Moleong, Lexy J. (2002). Metodologi Penelitian
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Kualitatif.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rineka Cipta.
Mudhaffir. (1999). Teknologi Instruktsional:
Ernawulan dan Agustin, Syaodih, Mubiar. Sebagai Landasan Perencanaan dan
(2008). Bimbingan Konseling untuk Penyusunan Program Pengajaran.
Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Terbuka. Offset.

Hafid, A. (2002). Buku Bergambar Sebagai Muhammad said, Mursi. (2000). Melahirkan
Sumber Belajar Apresiasi Cerita di Kelas Anak Masya Allah. Jakarta: CV
Rendah di Sekolah Dasar. Jurnal Cendekia Sentra Muslim.
Pendidikan & Pembelajaran, (Oktober
2002). Vol 9, Nomor 2. Penerbit GBSP Mukhtar. (2004). Desain Pembelajaran
FIB Universitas Makasar. Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Mizaka Galiza.
Hasan, Mustafa. (2000). Teknik Sampling.
Jakarta: Bumi Aksara. Mustaki, Muh. Nur. (2005). Peranan Cerita
Dalam Pembentukan Perkembangan
H.A.R ,Tilaar. (2002). Membenahi Pendidikan Anak TK. Jakarta: Departemen
Nasional. Jakarta: Rineka Cipta. Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Pendidikan Tenaga Kependidikan dan
Henry Guntur, Tarigan. 2009. Pengajaran Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Semiotika. Bandung: Angkasa.
Mulyasa. (2002). Manajemen Berbasis Sekolah.
Hurlock, Elisabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Bandung: Rasda.
Jakarta: Erlangga.
Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional.
Hurlock, Elisabeth B. 1999. Psikologi Bandung: PT remaja Rosdakarya.
Perkembangan , cet. 5 (Penerj.
Istiwidayanti, dkk.). Jakarta: Erlangga. Nana dan Rivai, Sudjana, Ahmad. (1997). Media
Pengajaran. Bandung: CV. Sinar Baru.
Hurlock, Elisabeth B. (2000). Perkembangan
Anak , Jilid II. Jakarta: Anggota IKAPI. Nasution. (2000).Didaktik Asas-asas Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hurlock, Elisabeth.B. (2003). Perkembangan
Anak, Edisi Keenam.Jakarta : Penerbit Nurbiana, Dhieni, dkk. (2008). Metode
Erlangga. Pengembangan Bangsa. Jakarta:
Penerbitan Universitas Terbuka.
Imam dan Tobroni, Suprayogo. (2001).
Metodologi Penelitian Sosial Agama. Prawiradilaga, Dewi Salma dan Siregar, Evelin.
Bandung: Remaja Rosdakarya. (2004). Mozain Teknologi Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Makagiansar M. (2004). Manajemen Pendidikan
Nasional. Bandung: PT. Remaja Puspita, dkk. (2007). Penggunaan Media Gambar
Rosdakarya. untuk Meningkatkan Keterampilan
Menulis Karangan Sederaan dalam
Margono, Sastrosoediro. (2001). Poster Layanan Pembelajaran Bahasa Indonesia di
Masyakarat dan Generasi Muda. Kelas III SDN Majalaya II. Bandung:
Yogyakarta: Jalasutra. Tidak Diterbitkan.

Martini, Jamharis. (2003). Pengembangan dan Rita, Kurnia. (2009). Metodologi Pengembangan
Perkembangan Anak Usia Taman Bahasa Anak Usia Dini. Pekanbaru:
Kanak-kanak. Jakarta: Program Cendikia Insani.
Pendidikan Anak Usia Dini, PPS
Universitas Negeri Jakarta. Saifuding, Azwar. (2002). Pengantar Psikologi
Intelegensi. Jakarta: Pustaka Pelajar
Upaya Meningkatkan Kemampuan .... (Muhammad Sunaryanto) 9
Siebert, Lori dan Ballard, Lisa. (1992). Making a Susanto. (2000). Komunikasi Dalam Teori dan
Good Layout. London: Thames and Praktek Jilid 1. Jakarta: Binacipta.
Hudson. Ltd.
Sutrisno, Hadi. (2003). Metodologi research.
Slamet, Suyanto. (2005). Pembelajaran Untuk jilid 1. Yogyakarta: Andi Ofset.
Anak TK. Jakarta: Departemen
pendidikan Nasional Direktorat Suwarsih, Madya. (2006). Teori dan Praktek
Pembinaan Pendidikan Tenaga Penelitian Tindakan Kelas (Action
Kependidikan dan Ketanagaan Research). Bandung: Alfabeta
Perguruan Tinggi.
Syahruddin. (2006). Penggunaan Media Gambar
Sugiyono. (2003). UU RI No. 20 Tahun 2003 untuk Meningkatkan Keterampilan
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Menulis Karangan Prosa. Tesis
Jakarta: Sinar Grafika. Magister pada SPs UPI. Bandung: Tidak
Diterbitkan.
Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian
Kuantitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Tatang, Amirin. (2006). Metode Penelitian Ilmu
Sosial. Yogyakarta: Erlangga.
Suharsimi, Arikunto. (2005). Manajemen
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. (2005). Kamus
Suharsimi, Arikunto. (2007). Penelitian Tindakan Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Pustaka.

Suhartono. (2005). Pengembangan Ketrampilan Usman, M. Basyiruddin dan Asnawir. (2002).


Berbicara Anak Usia Dini. Jakarta: Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat
Depdiknas. Perss.

Anda mungkin juga menyukai