TERHADAP PERKEMBANGAN
BAHASA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN
DI TK NAWA DJIWA DESA MAPONU
PROPOSAL
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Serjana Strata
Satu (S1) Pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadukako
OLEH
NURMILAH
A41119042
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1
BAB I
PENDAHULUAN
paling pesat. Masa kanak- kanak ini disebut dengan istilah The Golden Age, yaitu
masa keemasan. Pada masa ini berbagai potensi yang ada dalam diri manusia
kanak ini juga merupakan masa yang menuntut perhatian ekstra. Segala kelebihan
atau keistimewaan yang dimiliki pada masa ini tidak dapat terulang untuk kedua
kalinya. Itulah sebabnya masa kanak-kanak ini dikatakan sebagai masa penentu
berbahasa. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang
orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Pengembangan
kemampuan berbahasa bagi Anak Usia Dini bertujuan agar anak mampu
adalah lingkungan di sekitar anak antara lain teman sebaya, teman bermain, orang
dewasa, baik yang ada di sekolah, di rumah, maupun dengan tetangga di sekitar
2
tempat tinggalnya. Mengingat pentingnya kedudukan bahasa dalam kegiatan
pembelajaran, maka bahasa menjadi salah satu potensi yang perlu dikembangkan
bahasa mereka juga meningkat dalam kapasitas, keluasan dan kerumitan. Anak-
gerakan menjadi tuturan. Anak usia dini pada umumnya telah mampu
menunjukkan minat untuk mengucapkan nama benda, nama warna, nama hewan,
dan nama- nama lainnya yang menarik perhatiannya. Minat tersebut terus
perbendaharaan kata.
minat belajar siswa. Penyajian teknik bercerita yang baik dapat menumbuhkan
informasi yang disampaikan. Selain itu, melalui cerita pada saat anak
mendengarkan dan mengikuti jalan cerita, pada saat itu juga emosi, fantasi,
maupun imajinasi anak-anak menjadi aktif. Selain itu, dunia anak-anak identik
dengan dunia tanpa batas, dalam artian apa yang mereka dengar, lihat dan rasakan
akan mempengaruhi daya pikir mereka dan itu akan berbekas didalam pikiran
3
mereka dalam waktu yang relatif lama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh anak, yang terdiri dari beberapa
lain dengan bahasa. Oleh karena itu pengajar akan memakai metode apa saja
dengan berpikir, bahasa, logika, dan pengenalan unsur-unsur literasi. Jika anak
sekolah pun bisa masuk pelan-pelan didalam cerita untuk membantu anak anda
benda, warna, ukuran bentuk, dan angka.Banyak orang tidak menyadari betapa
Demikian pula cerita rakyat atau kisah keluarga telah mendukung seseorang
4
menjadi dirinya sendiri yang berbeda dengan orang lain. Hal ini merupakan cara
lain dan memahami cerita dengan mendengarkan guru atau teman berbicara,
dan menyebutkan tokoh-tokoh didalam cerita. Namun, hal tersebut masih belum
tercapai dengan baik karena kenyataannya anak masih banyak yang ramai dikelas
didepan, suka berebut mainan dengan teman sebayanya, tidak fokus, dan anak pun
merasakan kejenuhan saat guru sedang bercerita didepan. Mereka masih banyak
mengatakan bahwa Guru harus menggunakan metode yang sesuai dengan pola
belajar anak. Setiap anak memiliki kebutuhan dan pola belajar efektifnya masing-
masing. Kebutuhan dan pola belajar anak merupakan sebuah prioritas yang harus
5
terpenuhi dengan optimal. Oleh karena itu, guru harus dapat memilah metode apa
“Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Perkembangan Bahasa Pada Anak Usia 5-6
Maponu?
Desa Maponu
6
2. Untuk dapat mengetahui perkembangan bahasa anak usia dini di TK Nawa
7
4. Bagi penulis / Mahasiswa PGPAUD
a) Memberikan pengetahuan tentang menerapkan metode bercerita terhadap
perkembangan bahasa anak usia dini, yang nantinya akan menjadi bekal
menjadi guru.
b) Memberikan pengalaman dan wawasan tentang cara menerapkan metode
bercerita yang baik dan benar terhadap perkembangan bahasa anak usia
dini
Untuk memberikan gambaran lebih jelas dan terarah berikut ini adalah
a. Metode Bercerita
b. Perkembangan Bahasa
kepada orang lain. Oleh karena itu, pengembangan bahasa untuk anak usia
8
BAB II
Terza, Metode bercerita adalah salah satu pemberian pengalaman belajar bagi
misalnya marah, sedih, gembira, kesal, dan lucu. Metode ini dilaksanakan karena
Subjek penelitian adalah 2 orang guru dan 19 anak didik, sedangkan objek
dengan kondisi yang ada, mengenal tata krama dan sopan santun sesuai dengan
nilai sosial budaya setempat, memahami peraturan dan disiplin. Poin indikatornya
9
yaitu mengendalikan emosi dengan cara yang wajar, memberi dan membalas
oleh penulis adalah menggunakan metode bercerita sebagai media perantara untuk
anak.
Anak Usia Melalui Metode Bercerita Media Tangan”. Berbahasa tidak dapat
dipisahkan dengan berbicara dan berpikir. Secara tidak disadari, ketika orang
tersebut, ungkapan yang terlahir adalah ucapan yang berada di luar pemikirannya
atau bahkan ucapan yang salah. Bentuk kesalahan dalam berbicara pada anak
mempunyai latar belakang dan alasan yang tidak selalu sarna antara anak yang
satu dengan anak yang lain. Hal tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor, baik
faktor dari luar dan dari dalam diri anak. Dari mana pun asalnya faktor tersebut,
guru sebagai orang yang berada di lingkungan anak ketika anak disekolah
hendaklah mampu dan mau menjadi pengarah, pembimbing, penyejuk, dan model
bagi anak, agar mereka mampu dan terampil berbicara dengan kemampuan
bahasanya.
10
Pengembangan berbahasa pada AUD di sekolah, lebih ditujukan pada (i).
ini dapat berjalan dengan baik dan tujuan dapat tercapai, Maka guru hendaklah
pandai dalam memilih teknik pembelajaran yang relatif dan sesuai untuk anak.
Metode yang dapat diterapkan adalah bercerita. Dengan pemilihan metode yang
tepat,diharapkan anak akan mampu berbahasa secara alamiah. Untuk itu, guru
pada anak usia dini. Perbedaannya terletak pada penggunaan media sebagai alat
kala.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak usia lahir sampai dengan usia enam tahun yang
11
pertumbuhan serta perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
menyatakan bahwa “pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan salah satu
perkembangan fisik anak (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya
pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap
dan perilaku), serta bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap-
potensi anak sejak dini sebagai bekal persiapan hidup serta anak dapat beradaptasi
dengan lingkungan sekitarnya. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini juga agar anak
lingkungan sekitar, serta memiliki kepekaan terhadap berbagai musik dan karya.
rasional,yang mana usia dini adalah usia tahapan perkembangan anak yang sangat
fundamental. Dimana adanya Pendidikan Anak Usia Dini adalah sebagai sarana
upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
12
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal,
Menurut Novan terdapat empat urgensi atau pentingnya Pendidikan Anak Usia
4. Anak di usia dini sedang melewati masa yang sangat menentukan masa
depannya
optimal sehingga terbentuk perilaku dari kemampuan dasar sesuai dengan tahap
13
tersebut agar lebih terarah dan berkembang secara optimal, yang selanjutnya
2. Untuk mengenalkan anak dengan dunia sekitar. Anak merupakan bagian dari
berada dan anak tidak bisa terlepas dari masyarakat. Fungsi PAUD di sini
dalam rangka mempersiapkan anak untuk mengenal dunia sekitar, mulai dari
Masa usia dini merupakan masa bermain. Maka tidaklah mengherankan jika
prinsip utama dalam pembelajaran PAUD adalah bermain dan belajar. lni
anak-anak seusianya sesuai dan materi pembelajaran dapat diserap oleh anak.
14
a. Berorientasi pada Kebutuhan Anak Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini
b. Belajar melalui bermain Bermain merupakan sarana belajar anak usia dini.
f. Menggunakan berbagai media edukatit dan sumber belajar media dan sumber
g. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang ulang Pembelajaran bagi anak usia
dini hendaknya dilakukan secara bertahap sesuai dengan tahapan usia anak
yang dimulai dari kongkrit menuju abstrak, agar konsep dapat dipahami oleh
tunggu oleh orangtua. Melihat anak mampu berbicara menjadi hal yang
merasakannya.
15
Rumah, komunitas, dan sekolah adalah lingkungan di mana bahasa anak
dengan orang lain sebagai pengguna bahasa. Dengan memahami jenis sitasi dan
Beberapa pola tertentu dari interaksi orang dewasa-anak kecil yang memerankan
peran peningkatan perkembangan bahasa yaitu: kontak mata dan saling berbagi
rujukan yang sama, perputaran komunikasi, ujaran yang ditujukan kepada anak,
tersendiri.
Perkembangan bahasa anak, proses ini dibagi menjadi dua tahap. Yaitu
Anak yang berusia 8 tahun cenderung sudah memiliki pilihan kata yang
tahapan, sangat jarang yang terjadi sekaligus. Adapun tahapan tersebut terjadi
dengan urutan yang konsisten atau sekuensial. Pada dasarnya, anak tidak butuh
pembelajaran bahasa secara eksplisit. Artinya Anda tidak perlu mengajarkan anak
16
mengatakan ibu seperti guru mengajari muridnya. Pembelajaran mengenai bahasa
terutama di awal kehidupan anak terjadi secara natural. Hal inilah yang membuat
empat periode. Perbedaan ini didasarkan pada ciri-ciri tertentu yang khas pada
'bahasa ucapan' seperti yang diucapkan orang dewasa, dalam arti belum
b) Periode Lingual Dini (usia 1-2,5 tahun)Pada periode ini anak mulai
c) Periode Diferensiasi (usia 2,5- 5 tahun)Yang menyolok pada periode ini ialah
sekolah dasar; yaitu pada waktu mereka berusia antara lima sampai enam
tahun.
17
Ketika anak-anak mempelajari bahasa, merika sedang mengembangkan lima
aspek atau komponen yang berbeda: fonetik, semantik, sintaksis, morfemik, dan
pragmatik.
a) Pengetahuan fonetik
b) Pengetahuan semantik
lisan yang bermakna. Anak usia taman kanak-kanak bisa menyusun kalimat
c) Pengetahuan Morfemik
d) Pengetahuan pragmatik
belajar kapan untuk berbicara, kapan untuk tidak berbicara, berbicara dengan
pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara
lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan mengundang perhatian anak
18
Efek fun dan learaning yang terkandung dalam sebuah cerita atau dongeng
bercerita kita sebagai orang tua tentu lebih mengentalkan efek tersebut agar lebih
bercerita bagi perkembangan anak TK (usia dini) yang meliputi sebagai berikut:
macam cerita, diungkapan dengan perasaan yang sesuai dengan apa yang dialami,
menyatakan bahwa cerita merupakan salah satu dari keterampilan berbicara yang
19
bertujuan untuk memberikan informasi. Dengan bercerita seseorang dapat
Ada beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain, guru
mengunakan papan flanel, bermain perang dalam suatu cerita. 5 Adapun teknik
c. Menceritakan dongeng
yang relatif lebih banyak, waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan efektif
dan efisien, pengaturan kelas menjadi lebih sederhana, guru dapat menguasai
Kekurangannya metode bercerita antara lain: Anak didik pasif karena lebih
pendapatnya, daya serap atau daya tangkap anak didik berbeda dan masih lemah
sehingga sukar memahami tujuan pokok isi cerita, cepat menumbuhkan rasa bosan
20
Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak,perbendaharaan
bahasa mereka juga meningkat dalam kapasitas, keluasan dan kerumitan. Anak-
gerakan menjadi tuturan. Anak usia dini pada umumnya telah mampu
berdialog dan bernyanyi. Sejak usia sekitar 2 tahun anak-anak mulai menunjukkan
minat untuk mengucapkan nama benda, nama warna, nama hewan, dan nama-
kata. Dengan banyaknya kosa kata yang dimiliki oleh anak, anak mampu
berkembang sesuai harapan. Dari masalah tersebut, peneliti memilih satu kegiatan
metode bercerita. Dalam hal ini melalui metode bercerita, melatih anak untuk
fokus mendengarkan dan dapat mengulang kembali cerita yang telah disampaikan
21
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai rekomendasi bagi anak, guru, PAUD
pembelajaran yang menarik dan dapat mengembangka bahasa pada anak. Gambar
berikut adalah alur atau bagan kerangka pemikiran sebagai pemecahan masalah
4. Aspek-aspek kemampuan
anak setelah dilakukan
metode bercerita yaitu :
3. Solusi yang dapat digunakan
1. Menyebutkan kosakata
adalah dengan menggunakan
yang ada dalam cerita
metode bercerita sebagai media
2. Menjawab pertanyaan
yang dapat membantu
3. Dapat melakukan tanya
perkembangan bahasa pada anak
jawab
usia dini
22
2.3 Hipotesis
Ho: tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara metode bercerita terhadap
23
24
BAB III
METODE PENELITIAN
kepada anak didik perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu
proses atau percobaan. Melalui penerapan metode ini, anak didik diharapkan
Menurut Robet K.Yin (2015) penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian
yang mendasar pada study kasus terhadap fenomena individu dan beberapa
konteks kehidupan nyata. Dimana studi kasus ini menggunakan berbagai sumber
25
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Penelitian eksperimen
ini peneliti tidak menggunakan pretest dan posttest, tetapi menggunakan observasi
mengetahui bahwa penggunaan metode bercerita pada anak usia dini dapat
data dilaksanakan pada bulan November 2022. Subjek penelitian atau sumber
informasi utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa TK Nawa
yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Selain itu sumber
informasi lain adalah guru dari TK Nawa Djiwa sebagai informasi sekunder.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, yang
bersumber dari aktivitas anak mulai dari observasi awal hingga observasi akhir
26
yang dideskripsikan pada saat pembelajaran berlangsung serta sesudah tindakan
pembelajaran.
situasi dan kondisi sekolah dan menggali data melalui dokumen sekolah
1. Teknik Observasi
fenomena-fenomena objek yang akan diteliti secara objektif dan hasilnya akan
dicatat secara sistematis agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkrit
penelit itu sendiri. Observasi dilakukan pada kelas yang dijadikan sebagai
eksperimen.
2. Teknik Wawancara
27
Dalam penelitian ini, teknik wawancara mendalam di gunakan sebagai
adalah suatu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan melalui dialog antara
Oleh karena itu jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah “wawancara
lebih bebas dan terbuka, tanpa terikat oleh suatu susunan pertanyaan yang
3. Teknik Dokumentasi
dokumen
28
Data Data kualitatif yang diperoleh melalui hasil pengamatan
f
P= x 100%
N
f =Frekuensi
N = Jumlah Anak
29
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah. (2016). Analisis Metode Bercerita Pada Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 2(7), 211-212.
30
Isna, A. (2019). Perkembangan bahasa anak usia dini. Al Athfal: Jurnal Studi
Perkembangan Anak dan Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini , 2 (1),
62-69.
Morrison, K. M., Cairney, J., Eisenmann, J., Pfeiffer, K., & Gould, D. (2018).
Associations of Body Mass Index, Motor Performance, and Perceived
Athletic Competence with Physical Activity in Normal Weight and
Overweight Children. Journal of Obesity, 2018.
Reza, K. (2016). Metode Pengembangan Bahasa dan Daya Ingat Anak. Jakarta:
Gemilang Media.
31
Setyawan, D. A., Hadi, H., & Royana, I. F. (2018). Kemampuan Motorik Kasar
Anak Usia 5-6 Tahun Di Tk Negeri Pembina Kota Surakarta. jurnal
penjakora fakultas olahraga dan kesehatan, 5(1), 17-27.
Wanda, L. (2017). Metode Bercerita Anak Usia Dini. Bandung: Pustaka Media.
Yuli, S. (2016). Ragam Metode Bercerita Kepada Anak Usia Dini dan
Manfaatnya. Jogjakarta: Suaka Indah
RUBRIK PENILAIAN
1. Kelancaran Bercerita
32
Berkembang Sesuai Jika anak lancar bercerita menggunakan 3-4 3
Harapan (BSH) kosakata dengan bantuan guru
33
34
1