Dosen Pengampu:
Oleh:
4A – Kelompok 4
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT., shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya
hingga hari kiamat nanti. Karena telah memberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Metode Bercerita Menggunakan Media Wayang Fabel”. Laporan
ini disusun guna memenuhi tugas UAS Ibu Dr. Rina Syafrida, M.Pd. pada mata kuliah
Strategi Pembelajaran AUD yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan metode
bercerita menggunakan media Wayang Fabel.
Yang terhormat Ibu Dr. Rina Syafrida, M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah Strategi
Pembelajaran AUD di Universitas Singaperbangsa Karawang. Tidak ketinggalan juga seluruh
rekan Mahasiswi kelas 4A PIAUD semester IV, sehingga nantinya bisa memetik hasil dari
apa yang kita sampaikan pada materi ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Media Wayang-wayangan seperti Wayang Fabel bisa digunakan sebagai salah satu APE
yang bisa mengembangkan aspek bahasa, karena dengan bahasa anak mampu
menyampaikan pesan kepada teman, guru, orang tua dan sebagainya. Keterampilan
menyimak merupakan keterampilan yang paling awal dilakukan. Kegiatan menyimak yakni
dengan mendengarkan dan memahami apa yang disimak. Dengan mengembangkan
kemampuan menyimak ini dilakukan dengan metode bercerita. Media wayang fabel ataupun
kertas hewan sendiri adalah media hasil dari modifikasi wayang kulit yang bahannya diganti
dengan kertas karena disesuaikan dengan bentuk hewan fabel yang nantinya akan mudah
dibentuknya. Sehingga metode bercerita media wayang fabel adalah menyampaikan cerita
kepada anak dengan penggunaan media wayang fabel untuk meningkatkan kemampuan
menyimak anak. karena anak usia dini akan lebih senang apabila ditampilkan juga dalam
bentuk visualnya. Sehingga mereka bisa lebih memahami dongeng apa yang sedang
diceritakan oleh gurunya.
A. Menerima bahasa
1) Mengerti beberapa perintah secara bersamaan;
2) Mengulang kalimat yang lebih kompleks;
3) Memahami aturan dalam suatu permainan;
4) Senang dan menghargai bacaan.
B. Mengungkapkan bahasa
5) Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks;
6) Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama;
7) Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-
simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung;
8) Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat predikat
keterangan) Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekpresikan ide pada orang
lain;
9) Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan;
10) Menunjukkkan pemahaman konsep-konsep dalam buku cerita.
Terdapat banyak pandangan dalam teori belajar bahasa, sehingga timbul pandangan yang
berbeda. Adapun beberapa pandangan tersebut diantaranya:
1) Teori Kognitif, teori kognitif didasarkan pada penelitian Jean Piage yang mengisyaratkan
bahwa perkembangan kognitif merupakan prasyarat danfondasi pembelajaran Bahasa.
2) Teori ini menjelaskan bahwa bahasa bisa berkembang jika pertumbuhan kognitif tertentu
terjadi lebih dahulu.
3) Teori Mentalisme, mentalisme dipelopori oleh Noam Chomsky yang menyatakan
pemerolehan bahasa tidak bisa dicapai melalui pembentukan kebiasaan, karena bahasa
terlalu sulit untuk dipelajari. Bahasa bukanlah salah satu bentuk perilaku, namun sebuah
sistem yang didasarkan pada aturan pemerolehan bahasa.
4) Teori Behaviorisme, pandangan behaviorisme menerangkan peran stimulus dan respon
adalah sesuatu yang penting dalam proses belajar bahasa. Stimulus yang baik akan
menghasilkan respon yang baik pula.
a) Menanamkan nilai-nilai sosial, moral dan keagamaan dan memberikan informasi tentang
lingkungan sekitar.
b) Agar anak mampu memahami pesan-pesan yang disampaikan melalui kegiatan bercerita.
c) Agar anak mampu mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang disampaikan orang
lain.
d) Agar anak dapat berpikir dan bertanya apabila tidak memahaminya.
e) Agar anak mampu menjawab pertanyaan yang diutarakan orang lain.
f) Agar anak mampu menceritakan dan mengekspresikan apa yang didengarnya, sehingga
pesan dari isi cerita dapat disampaikan dan dipahami orang lain.
Fungsi dari metode bercerita ini menurut (Tampubolon, 1991:50), “Bercerita kepada anak
merupakan peranan penting karena bukan hanya menanamkan minat dan kebiasaan
membaca, tetapi juga mengembangkan bahasa dan cara anak dalam berpikir”. Dengan adanya
metode bercerita pendengaran anak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membantu
kemampuan anak dalam bicara.
Setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda-beda, untuk itu melalui bercerita guru
diharapkan mampu memahami gaya belajar anak baik individual maupun secara
berkelompok. Dengan mengembangkan pembelajaran terpadu dan tematik yang berpusat
pada anak. Selain itu, didalam metode bercerita terdapat beberapa teknik yang dapat
digunakan seperti yang dikemukakan oleh Moeslichatoen (2004:158-160) antara lain sebagai
berikut :
Setiap metode pasti memiliki kelebihan dan kekuranganya tersendiri. Adapun kelebihan
dan kekurangan dalam menerapkan metode bercerita menurut Dhieni (2006:6-9) antara lain:
1. Dengan menerapkan metode bercerita guru dapat menguasai kelas dengan jumlah anak
yang relatif banyak,
2. Dengan metode cerita waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien,
3. Dengan metode bercerita maka pengaturan kelas menjadi lebih sederhana,
4. Metode bercerita relatif tidak banyak memerlukan biaya,
5. Dengan metode ini anak-anak akan menjadi pasif, karena lebih banyak mendengarkan
atau menerima penjelasan dari guru,
6. Metode ini kurang mendorong perkembangan kreativitas dan kemampuan anak untuk
mengutarakan pendapatnya.
7. Daya tangkap anak didik berbeda dan masih lemah sehingga sukar memahami tujuan dari
isi cerita,
8. Metode ini juga cepat menumbuhkan rasa jenuh terutama apabila penyajiannya tidak
menarik dan monoton.
BAB III
RANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
Tema : Binatang
Subtema : Binatang Darat
Kelompok : B (usia 5-6 tahun)
Waktu : 07.30-10.00 WIB
A. Materi Pembelajaran
1. Berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran.
2. Mengenal Tuhan melalui ciptaan-Nya.
3. Bernyanyi lagu sesuai tema “Binatang”
4. Mengenal keaksaraan awal dengan berbagai aktivitas (mengenal warna melalui
gambar, mencocokkan nama sesuai gambar, menempel kartu kata bergambar, dan
lain-lain).
5. Melakukan kegiatan bercerita tentang dongeng fabel “Kesabaran Ulat Bulu”.
6. Berdoa sesudah melakukan kegiatan pembelajaran.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Anak dapat memahami konsep mengenai Binatang.
2. Anak dapat melakukan kegiatan secara mandiri, menemukan pengalamaannya sendiri,
percaya diri, serta bertanggung jawab dalam menggunakan alat dan bahan yang sudah
digunakan.
3. Anak dapat mengembangkan motorik halusnya.
4. Anak dapat mengomunikasikan pengalaman belajarnya, berpikir kritis, dan kreatif.
C. Alat dan Bahan yang digunakan
1. Print-out pola gambar binatang
2. Lem
3. Kertas Origami
4. Spidol Warna
5. Gunting
D. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan pembukaan (±30 menit), meliputi:
Pendahuluan
Anak menjawab salam dari guru.
Berdo’a Bersama-sama dengan dipimpin oleh salah satu anak di kelas.
Bernyanyi lagu bertema “Binatang”.
Anak bersama guru melafalkan pembiasaan. Seperti melafalkan doa-doa pendek,
rukun iman & rukun islam, dan Pancasila.
Mengenal keaksaraan awal terkait warna, ciri-ciri malalui gambar/poster,
mencocokkan nama-nama binatang sesuai gambarnya.
Apersepsi
Anak bersama guru berdiskusi tentang ciptaan Tuhan “Binatang”.
Anak mengamati video tentang binatang dan ciri-cirinya.
Guru memberikan pertanyaan kepada anak mengenai video binatang yang sudah
ditonton sebelumnya “ada hewan apa saja yang ada di video tersebut?”
Anak menjawab pertanyaan dari guru mengenai ciri-ciri hewan yang ada di video
tersebut.
Motivasi
Anak menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan
dilakukan.
Anak bersama guru membuat aturan main dalam melakukan kegiatan
pembelajaran hari ini.
2. Kegiatan Inti (±60 menit), meliputi:
Guru mengajak anak untuk mengamati wayang fabel yang sudah disediakan.
Guru menyampaikan suatu permasalahan “ada hewan apa saja yang ada di
wayang fabel?”
Anak menjawab pertanyaan.
Anak melakukan pengklasifikasian mengenai binatang yang sudah diamati tadi.
Guru bersama anak melakukan kegiatan pembelajaran.
Guru bercerita menggunakan wayang fabel.
Anak menyimak cerita dan menceritakan kembali cerita yang sudah disampaikan
guru tadi.
Guru memberi kesempatan kepada anak untuk mengamati alat dan bahan yang
telah disediakan untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Guru bersama anak mendiskusikan aturan main.
Anak melakukan kegiatan main sesuai dengan aturan yang telah disepakati.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Kolase Pola Gambar Binatang
a) Guru menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan main yaitu kolase pola gambar
binatang.
b) Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
c) Guru memberikan arahan kepada anak mengenai bagaimana cara penggunaan
alat dan bahan yang sudah disediakan dengan baik dan benar.
d) Anak melakukan kegiatan pembelajaran sesuai arahan/intruksi guru.
e) Anak melakukan kegiatan pembelajaran yaitu kolase secara mandiri dan sesuai
kreativitas anak.
Anak mengkomunikasikan pengalaman belajarnya yang sudah dilakukan tadi.
3. Istirahat (±30 menit), meliputi:
Anak-anak bergiliran untuk mencuci tangan.
Berdo’a sebelum dan sesudah makan.
Makan Bersama
Anak bermain bebas.
4. Kegiatan Penutup (±30 menit), meliputi:
Recalling
Guru mengondisikan anak untuk maju ke depan, lalu mengomunikasikan
pengalaman belajarnya yang sudah dilakukan sebelumnya
Anak mengomunikasikan pengalaman belajarnya mengenai hewan dan
pengklasifikasiannya.
Guru bersama anak-anak melakukan tanya jawab dan menyimpulkan hasil
kegiatan belajar yang sudah dilakukan hari ini.
Guru menyuruh anak untuk duduk rapih, dan menunjuk anak untuk memimpin
doa pulang.
Bernyanyi “sayonara”.
Mengucapkan salam.
E. Rencana Penilaian
Observasi
Keaktifan dan kemandirian anak dalam melakukan kegiatan menyimak cerita
mengenai dongeng fabel “Kesabaran Ulat Bulu” dan berpartisipasi aktif dalam
bertanya dan menjawab mengenai cerita yang sudah disampaikan guru.
Unjuk Kerja
Kemampuan motorik anak dalam melakukan kegiatan kolase, menempelkan pola
gambar binatang sesuai gambar yang sama.