Dosen :
Disusun oleh :
1. Vera Indah K
2. Indiah Wahyu Liasari
3. Noerizka Putri Fajrin
4. Zulfa Fauzia
5. Dwinita Ratna Putri
1. PENDEKATAN
Guru membantu anak untuk memilih apa yang akan mereka lakukan setiap hari,
melaksanakan rencana mereka dan mengulang kembali yang telah mereka
pelajari.
Dalam bahasa Indonesia arti dari BCCT adalah Lebih Jauh Tentang Sentra
dan Saat Lingkaran Kegiatan, yaitu bermain sambil belajar pada sentra-sentra
(sentra persiapan, peran makro, mikro, balok, imtaq, seni, dan sentra bahan alam),
dalam rangka mengembangkan seluruh potensi kecerdasanan anak. Anak dituntut
aktif dan kreatif dalam kegiatan sentra-sentra dan pendidik berperan sebagai
motivator dan fasilitator memberi pijakan-pijakan (scaffolding). Pijakan yang
diberikan sebelum dan sesudah anak yang bermain dalam setting duduk melingkar
sehingga dikenal sebagai saat lingkaran. Pijakan lainnya adalah pijakan
lingkungan (penataan lingkungan), dan pijakan pada setiap anak dilakukan selama
anak bermain (Ditjen Dikluspa, 2005).
d. Pendekatan Montessori
a. Materi sensorial
Materi yang digunakan adalah alat-alat yang mengandung konsep tentang ukuran,
bentuk, warna, suara, tekstur, bau, berat ringan, dll untuk persepsi sensorinya.
b. Materi konseptual
Kurikulum dalam kerangka makro ketika kita memaknai kurikulum sebagai suatu
jawaban terhadap: (1) How children learn – philosophy; (2) What children learn –
Goals & Objectives; (3) The physical environment; (4) The teacher’s role; serta (5)
The parent’ role(Dodge dan Colker, 2000).
Secara garis besar prosesnya sama, seperti urutan kegiatan belajar yang
selama ini dilakukan, yaitu: Pada saat Pembukaan: guru memulai dengan bercerita
/Story Telling (sesuaitema), lalu guru bersama anak membuataturansentradan
menjelaskanalatpermainan yang disediakan. Pada saat KegiatanInti: anak main di
sentra, beres-beres dan toileting. Pada saat Penutupan: kembalikekelasbesar dan
berkumpul untuk melakukan reviewkegiatan awal sampai akhir
2. STRATEGI
Menurut kami, strategi pembelajaran adalah suatu pola umum yang dapat
menggambarkan kegiatan guru dan peserta didik dalam pembelajaran yang masih
bersifat lebih ke dalam proses perencanaan dari usaha guru sebagai suatu cara
untuk mencapai tujuan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien.
3. METODE
4. MODEL PEMBELAJARAN
Area Drama
Tempat tidur peserta didik dan boneka, lemari kecil, meja-kursi kecil,
meja tamu, boneka-boneka, tempat jemuran, tempat gosokan, setrikaan, baju-baju
besar, handuk, bekas make-up, minyak wangi, sisir, kompor-komporan,
penggorengan, dandang tiruan, piring, sendok, garpu, gelas, cangkir, teko,
keranjang belanja, pisau mainan, ulekan (cobek), mangkok-mangkok, tas-tas,
sepatu/sandal, rak sepatu, cermin, mixer, blender, sikat gigi, odol, telepon-
teleponan, baju tentara dan polisi, baju dokter-dokteran, dan sebagainya.
Area Pasir/Air
Bak pasir/bak air, akuarium kecil, ember kecil, gayung, garpu garuk,
botol-botol, plastic, tabung air, cangkir plastic, literan air, corong, sekop kecil,
saringan pasir, serokan, cetakan-cetakan pasir/cetakan-cetakan ager berbagai
bentuk, penyiram tanaman, dan sebagainya.
Area Seni dan Motorik
Meja gambar, meja-kursi peserta duduk, krayon, pensil berwarna, pensil
2B, kapur tulis, arang, buku gambar, kertas lipat, kertas Koran, lem, gunting,
kertas warna, kertas kado, kertas bekas, bahan sisa, dan sebagainya.
e). Model Pembelajaran Berdasarkan Sentra
Model pembelajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran yang dalam
proses pembelajarannya dilakukan di dalam ‘lingkaran” (circle times) dan sentra
bermain. Lingkaran adalah saat dimana guru duduk bersama anak dengan posisi
melingkar untuk memberikan pijakan sbelum dan sesudah bermain.
Sentra bermain adalah zona atau area dengan seperangakat sebagai
pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar
anak didik dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang, serba seimbang.
Sentra yang dibuka setiap harinya disesuaikan dengan jumlah kelompok di setiap
RA.
Pembelajaran yang berpusat pada sentra dilakukan secara tuntas mulai
awal kegiatan sampai akhir dan focus oleh satu kelompok usia RA dalam satu
sentra kegiatan. Setiap sentra mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis
bermainyaitu bermain sensorimonitor atau fungsional, bermain peran dan bermain
konstruktif (membangun pemikiran anak).
Bermain sensorimonitor adalah menangkap rangsangan melalui
penginderaan dan menghasilkan sebagai gerakan sebagai reaksinya. Anak RA
belajar melalui panca inderanya dan melalui hubungan fisik dengan lingkungan
mereka. Misalnya menakar air, meremas kertas bekas, menggunting dan lain-
lain. Bermain peran terdiri dari bermain makro (besar) bermain peran mikro/kecil
(bermain simbolik), pura-pura, fantasi, imajinasi, atau bermain drama. Anak
bermain dengan benda untuk membantu menghadirkan konsep yang telah
dimilikinya.
Bermain konstruktif menunjukkan kemampuan anak untuk
mewujudkan pikiran, ide, dan gagasannya menjadi sebuah karya nyata. Ada dua
jenis bermain konstrusi, yaitu bermain konstruksi sifat cair (air, pasir, spidol, dll)
dan bermain konstruksi terstruktur (balok-balok, lego, dll).
Kesimpulan
(http://www.academia.edu/5585114/METODE_BELAJAR_BAGI_ANAK_USIA_DI
NI)
(http://syahrudin14.blogspot.com/p/blog-page_1255.html)
(http://yebefo.com/wp-content/uploads/2013/04/KURIKULUM-BERMAIN-
KREATIF.pdf)