Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
Pendidikan Anak Usia Dini yang berada pada jalur formal, sebagai
Untuk dapat menggali potensi yang dimiliki oleh setiap anak, maka
anak yang mempengaruhi temannya untuk tidak masuk kelas dan anak
pesat baik secara fisik maupun psikis, sejak anak dilahirkan sampai
mengatakan masa itu disebut masa golden age karena pada masa ini
akan menentukan bagaimana anak kelak dia menjadi dewasa baik dari
Strategi pembelajaran outing class memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif dan
teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari
proses pembelajaran.
tentu saja mereka lebih mudah dan cepat untuk menyerap materi
pembelajaran.
berjalan secara efektif dan efisien yaitu tujuan akhir yang diharapkan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
AUD
LANDASAN TEORI
1) Tahap Pengalaman Nyata, Pada tahap paling awal dalam proses belajar
adalah seorang mampu atau dapat mengalami suatu kejadian
sebagaimana adanya. Ia dapat melihat dan merasakannya, dapat
menceritakan peristiwa tersebut sesuai dengan apa yang dialaminya,
namun dia belum memiliki kesadaran tentang hakekat dari peristiwa
tersebut. Ia hanya dapat merasakan kejadian tersebut apa adanya, dan
belum dapat memahami serta menjelaskan bagaimana peristiwa itu terjadi.
Ia juga belum dapat memahami proses mengapa proses peristiwa tersebut
harus terjadi seperti itu. Kemampuan inilah yang terjadi dan dimiliki
seseorang pada tahap paling awal dalam proses belajar.
2) Tahap Obsevasi Reflektif, Tahap kedua dalam peristiwa belajar adalah
bahwa seseorang makin lama akan semakin mampu melakukan observasi
secara aktif terhadap peristiwa yang dialaminya. Ia mulai berupaya untuk
mencari jawaban dan memikirkan kejadian tersebut. Ia melakukan refleksi
terhadap peristiwa yang dialaminya, dengan mengembangkan pertanyaan-
pertanyaan bagaimana hal itu bisa terjadi, dan mengapa hal itu mesti
terjadi. Pemahamannya terhadap peristiwa yang dialaminya semakin
berkembang. Kemampuan inilah yang terjadi dan dimiliki seseorang pada
tahap kedua dalam proses belajar.
3) Tahap Konseptualisasi, Tahap ketiga dalam proses belajar adalah
seseorang sudah mulai berupaya untuk membuat abstraksi,
mengembangkan suatu teori, konsep atau hukum dan prosedur tentang
sesuatu yang menjadi obyek penelitiannya. Berpikir induktif banyak
dilakukan untuk memuaskan suatu aturan umum atau generalisasi dari
berbagai contoh peristiwa yang dialaminya. Walaupun kejadian-kejadian
yang diamati tampak berbeda-beda, namun memiliki komponen-komponen
yang sama yang dapat dijadikan dasar aturan bersama.
4) Tahap Implementasi, Tahap terakhir dari proses belajar adalah melakukan
eksperimentasi secara aktif. Pada tahap ini seseorang sudah mampu untuk
mengaplikasikan konsep-konsep, teori-teori atau aturan-aturan ke dalam
situasi yang nyata. Berpikir deduktif banyak digunakan untuk
mempraktekkan dan menguji teori-teori serta konsep-konsep di lapangan.
Ia mampu menggunakan teori atau rumus-rumus untuk memecahkan
masalah yang dihadapinya.
1) Pembelajaran,
bervariasi.
ingin dicapai dalam suatu kegiatan belajar, tetapi dari segi efisiensi
belajar.
2) Strategi
kurun waktu tertentu. Strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan
sebagai "the art of the general" atau seni seorang panglima yang biasanya
cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi
strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan
yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core
yang dilakukan
masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang
dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan
inovasi yang baru dan perubahan pola memerlukan kompetensi inti (core
competencies).
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
yang dimiliki sekolah menjadi suatu bentuk yang unik dan dapat bertahan.
Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema,
mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip- prinsip
dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang
panjang sebuah perusahaan dan arah tindakan serta alokasi sumber daya
3) Outing Class
Secara etimologi outing class berasal dari bahasa Inggris, yaitu out
yang berarti diluar dan class yang berarti kelas.20 Menurut kamus bahasa
luar kelas untuk memberi semangat kepada anak didik dalam proses
terbuka.
meningkatkan potensi diri serta strategi ini menarik untuk diikuti semua
anak didik
menyenangkan.
hal ini tentu menjadi pengalaman yang penuh makna dan sulit untuk
dilupakan.
kehidupan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dunia pendidikan di Indonesia masih terpuruk karena disebabkan oleh
kurangnya pendidikan pada anak usia dini. Padahal pendidikan sejak dini sangat
dibutuhkan bagi anak sebagai pondasi yang kuat agar dikemudian hari anak bisa
berdiri kokoh dan menjadi sosok manusia yang berkualitas. Karena perkembangan
otak anak masih cepat bila dibandingkan dengan perkembangan otak manusia
dewasa. Pendidikan Anak Usia Dini sangat perlu dijalankan di Indonesia demi
kemajuan dunia pendidikan Indonesia. Pendidikan Anak Usia Dini dapat dijalankan
mulai dari lembaga yang paling dekat dengan anak, yakni keluarga. Sebab
keluargalah yang sangat berperan dalam pembentukan pribadi anak sejak kecil.
Tentunya tidak hanya keluarga, masyarakat serta lembaga-lembaga pendidikan juga
dapat berperan serta dalam mendidik anak sejak kecil.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis
mengemukakan saran sebagai berikut :
1) Pihak Sekolah
a) Kegiatan penggunaan metode belajar di luar kelas (outdoor study) dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemandirian
anak sehingga menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan dan
bermakna bagi anak.
b) Guru hendaknya lebih membuat pembelajaran melalui kegiatan yang
menyenangkan.
c) Kepala sekolah hendaknya memberikan perhatian yang maksimal dalam
mengembangkan pembelajaran.