Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIK BAIK PENDIDIKAN YANG

BERPIHAK PADA ANAK DI


JOGJA GREEN SCHOOL

Filosofi Pendidikan

Disusun Oleh:
Melani Fithrotun Nisa’ (2218763115)
Mutia Ulfah Seftianingsih (2218763086)
Nur Kholifah (2218763079)
Raden Roro Tri Cahyaningtyas (2218763083)

Jurusan Pendidikan Fisika


Program Studi Pendidikan Profesi Guru
Universitas Ahmad Dahlan
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Seterusnya, Ki Hajar Dewantara juga memberikan penjelasan tentang pengertian
pendidikan. Pendidikan merupakan tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak.
Maksudnya, pendidikan adalah tindakan menemukan dan mengarahkan segala potensi
yang ada dalam diri anak-anak itu, sehingga mereka sebagai manusia akan mencapai
kesuksesan setinggi-tingginya. Berdasarkan pengertian dan maksud pendidikan
tersebut diketahui bahwa pendidikan tidak bermaksud menciptakan peserta didik sesuai
dengan yang kita inginkan layaknya memahat batu menjadi sebuah patung, akan tetapi
pendidikan hanya menuntun anak-anak agar tumbuh sesuai kodratnya, ibarat petani
yang menanam benih di ladang. Seorang petani yang menanam benih berkewajiban
memelihara dan merawat tanaman itu sesuai dengan kodrat benih itu. Jika yang ditanam
adalah benih jagung, pemeliharaan dan perawatannya sesuai dengan kebutuhan tumbuh
kembang jagung. Ini artinya, guru, sebagai pendidik bertugas menuntun para murid
untuk dapat belajar sesuai dengan potensi dalam diri murid dan bagaimana
perkembangan lingkungan dan zamannya. Jika semua murid dituntun dengan
semestinya, mereka akan merasakan bagaimana pembelajaran dilalui dengan jiwa yang
merdeka dalam proses yang memerdekaan dan bertujuan memperoleh kemerdekaan.
Kemerdekaan inilah yang kelak akan menggerakkan mereka secara otomatis untuk
tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
Pendidikan yang berpihak pada anak merupakan perwujudan dari pemikiran Ki
Hajar Dewantara. Pendidikan yang berpihak pada anak merupakan pendidikan yang
menitikberatkan peserta didik sebagai prioritas utama yang harus dilayani. Setiap anak
memiliki kemerdekaan untuk belajar sesuai dengan keinginan dan kemampuan alamiah
yang terbentuk dalam diri anak. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan harus
berpusat pada anak dengan memberikan kemerdekaan kepada anak untuk tumbuh dan
berkembang. Untuk itu, guru dan orang tua harus terlibat dengan memperhatikan dan
dukungan terhadap minat, bakat dan kemampuan masing-masing anak. Berdasarkan
uraian di atas, maka melalui makalah ini penulis bertujuan untuk menelaah pendidikan
yang berpihak pada anak di Jogja Green School yang berlokasi di Dusun Jambon,
RT.04/RW.22, Salakan, Trihanggo, Kec. Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana identitas, profil, dan kurikulum yang digunakan di Jogja Green School?
2. Bagaimana perwujudan pendidikan karakter di Jogja Green School?
3. Bagaimana penerapan pendidikan yang berpihak kepada anak di Jogja Green
School?
4. Bagaimana Implementasi pembelajaran IPA di Jogja Green School?

C. Tujuan
1. Mengetahui identitas, profil, dan kurikulum yang digunakan di Jogja Green
School.
2. Mengetahui perwujudan pendidikan karakter di Jogja Green School.
3. Mengetahui penerapan pendidikan yang berpihak pada anak di Jogja Green School.
4. Mengetahui implementasi pembelajaran IPA di Jogja Green School yang berpihak
pada anak.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Identitas dan Profil Sekolah


Jogja Green School adalah sekolah alam yang mengutamakan pendidikan yang
berbasis alam, dimana anak bisa mengeksplorasikan keinginannya untuk belajar dengan
peraga yang sesungguhnya. Jogja Green School berlokasi di Dusun Jambon,
RT.04/RW.22, Salakan, Trihanggo, Kec. Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jogja Green School berdiri di tahun 2010 yang dimulai dengan
jenjang pendidikan kelompok bermain dan penitipan anak. Jogja Green School
didirikan untuk memfasilitasi segala kebutuhan pendidikan anak-anak agar mereka
dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan jati diri mereka.
Visi Jogja Green School adalah “Mendidik Pribadi Berkarakter, Cinta Keluarga,
Sesama, dan Lingkungan”. Sedangkan misi Jogja Green School adalah:
a. Memfasilitasi model pembelajaran inklusif, yang memberi ruang bagi pendidik,
siswa dan keluarganya dari berbagai latar belakang (agama, suku, status ekonomi,
kewarganegaraan, kapasitas diri).
b. Memfasilitasi model pembelajaran yang menekankan pengembangan nilai-nilai
universal pada pendidik, siswa dan keluarganya, sebagai pondasi pembentukan
budi pekerti luhur.
c. Memfasilitasi model pembelajaran emansipatoris, yang memberi ruang bagi
pendidik, siswa dan keluarganya untuk aktif terlibat, berpendapat, berkontribusi
positif serta kreatif berkarya.
d. Memfasilitasi model pembelajaran yang proaktif dalam pelestarian lingkungan
hidup dan produk lokal Indonesia.
Sarana dan prasarana yang ada di Jogja Green School diantaranya ruang kelas,
ruang laboratorium, dan ruang perpustakaan. Adapun program dan pembelajaran di
Jogja Green School meliputi:
a. Reading Time
Jam pembelajaran untuk mendukung kebiasaan membaca yang dibangun sejak dini
guna mendekatkan anak dengan buku, mencintai buku, dan sebagai salah satu
sarana terbaik bagi pembelajaran dan pendidikan
b. Kelas Dongeng
merupakan kegiatan yang dapat memperluas pengenalan objek seorang anak, pada
saat mendongeng biasanya menggunakan alat peraga misalnya buku bergambar
atau alat yang lainnya. Dengan begitu anak bisa melihat bentuk dari tokoh yang
diceritakan dalam dongeng. Selain itu dongeng juga dapat menambah wawasan,
meningkatkan perkembangan kognitif, sosial emosional, daya imajinasi, dan
keterampilan berbahasa pada anak-anak.
c. Kelas Profesi
Merupakan kegiatan yang melibatkan kontribusi Orangtua/Wali siswa maupun
pihak luar dengan profesi yang beragam untuk dipresentasikan didepan anak-anak
sehingga anak dapat mengenal ragam profesi yang beragam. Kegiatan tersebut
dilaksanakan sebulan sekali.
d. English Time
Pengenalan Bahasa Inggris pada siswa agar terbiasa dengan English Sound dan
dapat menirukan apa yang mereka dengar. Penyampaian materi sesuai dengan usia
anak dan disesuaikan dengan objek yang ada di lingkungan mereka
e. Kegiatan Berenang
Untuk menjaga kesehatan siswa dilaksanakan kegiatan berenang, dan untuk
melatih kepercayaan diri dan kemandirian siswa maka ditentukan batas
pengantaran hanya sampai pada pintu utama kolam
f. Kelas Olahraga
Kegiatan ini untuk menunjang pembelajaran PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga
dan kesehatan) dapat dilaksanakan pada kelas masing-masing atau gabungan antar
kelas.
g. Kelas Berkebun
Kegiatan berkebun mulai dari penanaman, perawatan, dan pemanenan tanaman di
sekitar sekolah dilaksanakan setiap hari Rabu bergantian jadwal dengan kegiatan
berenang
h. Kelas Minat (Teater, Memasak, Craft, Fotografi)
Kelas minat merupakan jam pembelajaran yang mengakomodir pendalaman atas
minat bakat siswa. Sehingga siswa diperkenankan memilih kelas sesuai minat
bakatnya, dan dapat berpindah-pindah hingga menemukan kecocokan dengan
potensi diri masing-masing.
i. Kelas Ekstrakurikuler (Art, Animasi, Futsal, Pramuka)
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan penunjang minat dan bakat siswa, di luar
jam pembelajaran. Partisipasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler bersifat
wajib dan pilihan. Siswa kelas 4-6 wajib mengikuti Ekstrakurikuler Pramuka,
sedang yang lain pilihan.
j. Green Camp
merupakan kegiatan kemah sehari semalam untuk latihan kemandirian dan cinta
lingkungan
k. Outing Class
kegiatan pembelajaran diluar sekolah yang dapat menambah pengetahuan serta
pola pikir anak-anak. Outing Class merupakan media yang efektif dalam
menyampaikan suatu materi bukan dengan teori di kelas saja tetapi anak akan
mempunyai pengalaman langsung.
l. Kelas Agama
Pendidikan sesuai agama masing-masing berperan untuk pembentukan karakter
dan kepribadian yang baik bagi seorang anak. Memuliakan anak-anak dengan
mendidik mereka dengan budi pekerti yang luhur.
m. Kebudayaan Jawa
Pengenalan dan penghargaan akan budaya sendiri untuk melestarikan budaya
Indonesia diimplementasikan dengan program Kebudayaan Jawa. Kebudayaan
Jawa yang dikenalkan yakni tari, gamelan, dan tata krama dalam keseharian.
n. Tali Kasih
Kegiatan yang melatih kepekaan dan rasa empati terhadap sesama. Seperti
mengadakan bakti sosial atau kunjungan ke panti asuhan. Sekolah bekerja sama
dengan orangtua dalam pelaksanaannya.
B. Kurikulum Sekolah
Jogja green school merupakan sekolah berbasis alam yang termasuk kedalam
jenis PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat). Jogja Green School adalah sekolah
alam yang mengutamakan pendidikan yang berbasis alam, dimana anak bisa
mengeksplorasikan keinginannya untuk belajar dengan peraga yang sesungguhnya.
Kurikulum yang digunakan mengacu pada kurikulum dari pemerintah yaitu kurikulum
2013 dan dipadukan dengan konsep alam. Kurikulum telah mencakup aspek
perkembangan anak, komponen menyeluruh, komponen penilaian, dan teknologi. Jogja
Green School tidak terlalu membebankan anak pada materi-materi yang banyak tetapi
lebih banyak kegiatan diluar kelas sambil bermain yang disesuaikan dengan materi atau
tema. Jika temanya memungkinkan untuk diluar kelas maka anak-anak belajar diluar
kelas. Selain itu, Jogja Green School juga memberikan kebebasan kepada anak untuk
memilih kelas minat yang merekan inginkan seperti kelas minat penelitian, memasak,
kebudayaan jawa, teater, profesi, fotografi, dan kelas bermain. Jadi, anak-anak memilih
kelas sesuai minat dan bakat masing-masing dan memberkikan kebebasan kepada anak
untuk menjadi dirinya sendiri.

C. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona adalah pendidikan untuk
membentuk kepribadian seseorang melalui budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam
tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, tanggung jawab,
menghargai hak orang lain, kerja keras dan sebagaiya. Dengan kata lain pendidikan
karakter adalah usaha secara sadar dan sungguh-sungguh dari manusia untuk
mengetahui kebaikan dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga
membentuk kepribadian yang baik.
Pendidikan karakter di sekolah hendaknya dimulai dari usia dini, karena
pengalaman pada fase tersebut dapat memberikan pengaruh positif terhadap
perkembangan anak selanjutnya. Pelaksanaan pendidikan karakter di TK Jogja Green
School dilakukan melalui tatap muka di dalam kelas dan kegiatan bermain di luar kelas
atau di alam. Kegiatan ini dilaksanakan melalui sepuluh nilai karakter, yaitu:
1. Pelaksanaan nilai religius dengan cara berdo’a sebelum makan siang yang telah
disiapkan di dapur sekolah.
2. Pelaksanaan nilai toleransi dengan cara menghargai teman yang berbeda dalam hal
keyakinan dan lain sebagainya.
3. Pelaksanaan nilai kreatif dengan cara guru memberikan kebebasan peserta didik
dalam bereksplorasi. Tentu hal ini di dukung dengan sarana dan prasarana yang telah
disiapkan oleh sekolah baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun yang di luar
kelas.
4. Pelaksanaan nilai mandiri dengan cara melatih anak makan siang sendiri, serta
melatih anak untuk menggosok gigi sesudah makan siang.
5. Pelaksanaan nilai rasa ingin tau yang dilakukan dengan cara membiarkan anak untuk
bertanya.
6. Pelaksanaan nilai semangat kebangsaan melalui memperkenalkan ragam budaya.
7. Pelaksanaan nilai menghargai prestasi melalui pujian kepada anak yang mampu
menyelesaikan tugas dengan baik, seperti menggambar dan lainnya.
8. Pelaksanaan nilai persahabatan. Baik kepada teman, guru maupun lingkungan.
9. Pelaksanaan nilai cinta damai melalui cara saling berjabat tangan dengan guru ketika
masuk sekolah dan pulang sekolah serta melatih anak untuk meminta maaf jika
melakukan kesalahan.
10. Pelaksanaan nilai peduli lingkungan melalui membuang sampah pada tempatnya
dan lain sebagainya.
Penanaman pendidikan karakter di TK Jogja Green School, Pendidikan karakter
yang diberikan kepada anak meliputi 4 karakter dasar, yaitu, Toleransi, tanggung
jawab, kesederhanaan dan gaya hidup sehat. Dari ke empat pendidikan karakter tersebut
pembelajaranya dilakukan dengan kolaborasi di alam dan di dalam ruang kelas.
Pelaksanaan pembelajaran di Jogja Green School dilaksanakan berdasarkan rencana
pelaksanaan pembelajaran harian. Namun perencanaannya dapat berubah sesuai dengan
kondisi dan situasi lingkungan pembelajaran, peserta didik, dan guru. Kondisi dari anak
lebih diutamakan dalam merencanakan kegiatan yang dilaksanakan. Minat dan mood
anak dijadikan pertimbangan dalam perencanaan pembelajaran. Tema dikaitkan
langsung dengan diri anak dan lingkungan belajar.

Lingkungan memiliki peran sentral dalam pembentukan karakter anak, baik


lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, teman sebaya ataupun lingungan masyarakat.
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh anak, sehingga orang
tua harus mampu menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif bagi anak. Begitu
juga dengan lingkungan sekolah, guru harus mampu menciptakan lingkungan yang
nyaman dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini bukan hanya guru, melainkan
seluruh staf yang ada di Jogja Green School, baik bidang akademik, kebersihan,
keamanan dan lain sebagainya. Sehingga anak mampu menangkap setiap informasi
yang disampaikan oleh guru. Selain itu, anak harus merasa aman dan nyaman berada di
lingkungan sekolah, agar anak mampu menyerap dan mengimplementasikan nilai-nilai
yang telah ia dapatkan di lingkungan sekolah.

Keempat elemen ini harus selaras agar mampu mengkondisikan lingkungan


menjadi representatif untuk pembelajaran karakter, tentu harus berkesinambungan satu
sama lain. Terutama lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Jogja Green School
mengadakan buku penghubung yang dirancang khusus oleh Jogja Green School untuk
berkomunikasi dengan para orang tua terkait perkembangan anaknya. Melalui buku
penghubung ini, orang tua mengetahui apa yang telah dilakukan oleh anak-anaknya di
sekolah. Selain itu, orang tua juga mengetahui apa yang terjadi pada anaknya di sekolah,
apakah anak menangis, bertengkar dengan teman, tidak mau makan sendiri dan lain
sebagainya dan orang tua memberikan feedback kepada guru. Komunikasi seperti ini
sangat penting dan mempengaruhi proses pembelajaran serta perkembangan anak usia
dini, hal ini agar stimulasi yang diberikan sekolah dan orang tua di dalam keluarga
sama. Apabila stimulasi yang diberikan orang tua dan guru berbeda, maka akan
menimbulkan suatu pertentangan dalam diri anak, misalnya anak sulit untuk mandiri.
Seluruh peserta didik di Jogja Green School bisa dikatakan bahwa karakternya
telah terbentuk, Ketika kita amati anak-anak di dalam maupun di luar kelas, tidak ada
anak-anak yang rebutan mainan, kursi, dan barang-barang lainnya. Mereka dengan
senang hati akan mengatakan “bolehkah aku ikut bermain” atau “mainannya gantian
ya”. Terlihat sangat sepele, namun anak yang belum terbentuk karakternya, maka ia
akan menjarah secara paksa mainan tersebut, atau merajuk kepada guru untuk bermain
mainan yang sedang dimainkan temannya. Dengan demikian sudah jelas bahwa
pembentukan karakter sejak usia dini sangat dibutuhkan, karena jika karakter anak
belum terbentuk tidak ada dorongan semangat kepada anak untuk berperilaku baik,
sesuai dengan norma-norma agama, adat-istiadat dan budaya masyarakata setempat.
D. Penerapan Pendidikan yang Berpihak pada Anak
Menurut Firli (2022) dalam artikelnya, pendidikan yang berpihak kepada anak
adalah pendidikan yang memfasilitasi kebutuhan peserta didik dimana peserta didik
terdiri dari berbagai latar belakang karakteristik yang berbeda mulai dari ras suku
agama adat budaya minat motivasi gaya belajar dan tingkat kecerdasannya sehingga
guru memihak kepada peserta didik agar peserta didik bebas menentukan pembelajaran
yang diinginkan namun tetap sejalan dengan tujuan pembelajaran nasional dan capaian
pembelajaran yang telah ditentukan hanya caranya saja yang berbeda atau dilakukan
pembelajaran berdiferensiasi. Implementasi pendidikan yang berpihak dan
memerdekakan peserta didik di Jogja Green School terdapat pada penerapan program
sekolah tersebut, salah satunya yaitu pembelajaran inklusif serta program pembelajaran
berdasarkan minat.
Pendidikan inklusif merupakan suatu sistem layanan pendidikan khusus yang
mensyaratkan agar semua anak baik yang berkebutuhan khusus maupun anak yang
tidak berkebutuhan khusus mendapat layanan pendidikan di sekolah yang terdekat
dengan rumahnya agar dapat mengeyam pendidikan bersama dengan teman-teman
sebayanya. Masyarakat yang melaksanakan pendidikan inklusif memiliki suatu
keyakinan bahwa hidup dan belajar bersama merupakan suatu metode hidup terbaik
karena dengan adanya pendidikan inklusif ini dapat menerima dan merespon setiap
kebutuhan individual anak. Menurut O’Neil (dalam Sa’adaati dan Sadli, 2019) model
pendidikan inklusi berupaya memberikan kesempatan yang sama kepada semua anak,
agar memperoleh kesempatan belajar. Pendidikan inklusi tidak berfokus kepada
kekurangan dan keterbatasan anak, tetapi mengacu pada kelebihan dan potensi yang
dimiliki anak agar lebih berkembang.
Pendidikan inklusif di Jogja Green School berjalan seperti sekolah reguler pada
umumnya. Anak yang normal dan memiliki kebutuhan khusus ditempatkan di kelas
yang sama, akan tetapi anak berkebutuhan khusus (ABK) memiliki guru pendamping
khusus yang disebut sebagai shadow teacher. Shadow teacher merupakan guru yang
bertugas untuk membantu guru kelas dalam mendampingi peserta didik yang ABK di
dalam kelas, sehingga proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien.
Jogja Green School berprinsip pada transdicplinary, yang memberi pondasi
pada peserta didik untuk berkembang dalam hal mengambil keputusan dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi (problem solver capacity). Kelompok mata
pelajaran di Jogja Green School terbagi menjadi dua, yaitu kelompok A dan B.
Kelompok A, antara lain; Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Pendidikan
Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa Inggris. Kelompok B, antara lain; Seni Budaya
dan Keterampilan (termasuk muatan lokal) dan Pendidikan Jasmani Olahraga
Kesehatan (termasuk muatan lokal). Metode pembelajaran di Jogja Green School
menggunakan pendekatan yang menghargai ragam kecenderungan gaya belajar dan
kecerdasan majemuk peserta didik. Ragam gaya belajar tersebut antara lain; visual,
auditori dan kinestetik.
Implementasi pendidikan inklusif di Jogja Green School menekankan pada
pengembangan diri peserta didik yang berpsinsip pada penumbuhan budi pekerti pada
anak abad-21. Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat. Program-program pengembangan diri yang
disusun bertujuan untuk memberikan berbagai bentuk pelatihan yang berkenaan dengan
pengembangan potensi peserta didik dalam berbagai bidang serta untuk meningkatkan
kecakapan hidup (life skill) serta kemandirian yang disesuaikan dengan kebutuhan
khusus peserta didik. Program pengembangan diri di Jogja Green School dinamakan
kelas minat.
Kelas minat merupakan jam pembelajaran yang mengakomodir pendalaman
atas minat bakat peserta didik sehingga diperkenankan memilih kelas sesuai minat
bakatnya, dan dapat berpindah-pindah hingga menemukan kecocokan dengan potensi
diri masing-masing. Adapun kelas minat yang ada di Jogja Green School terdiri dari:
kelas minat penelitian, kelas minat fotografi, kelas minat memasak atau cooking class
kelas minat berkebun dan kelas minat teater.
a. Kelas Penelitian
Kelas minat penelitian diikuti oleh peserta didik (ABK dan Non ABK)
serta memiliki bakat dan ketertarikan dalam bidang sains dan lingkungan
(environment). Kelas minat penelitian bertujuaan untuk memberikan
pemahaman secara langsung kepada peserta didik tentang berbagai hal tentang
sains dan lingkungan (environment). Dalam proses pembelajaran, guru
menekankan pada penerapan metode learning by doing dan learning by
experiences agar apa yang dipelajari oleh peserta didik bisa dipahami dengan
bermakna.
b. Kelas Fotografi
Kelas minat fotografi bertujuan untuk mengenalkan pengetahuan
kepada peserta didik tentang teknik pengambilan objek bergerak dan benda
yang dibuat bergerak. Contoh keterampilan yang dipraktikkan adalah
mengambil gambar transportasi dan mengambil gambar benda yang dibuat
bergerak. contoh: batu, bola dan benda lainnya yang bisa dilempar tangkap.
Selain itu, peserta didik juga diperkenalkan untuk mengambil gambar hewan
besar. contoh: sapi, kambing, dan kerbau, juga praktik mengambil gambar
hewan kecil contoh: belalang, kupu-kupu, kumbang, dan semut.
Kelas minat fotografi diikuti oleh seluruh anak yang ada di Jogja Green
School mulai dari Level 1-Level 6 dan diperuntukkan bagi anak yang memiliki
minat dan bakat untuk menjadi seorang fotografer. Kelas minat fotografi
dilaksanakan satu kali dalam seminggu yaitu pada hari Kamis pukul 12:00-
01:30. Guru yang mengajar di kelas minat fotografi adalah guru yang
profesioanal di bidang fotografi.
c. Kelas Memasak
Kelas minat memasak bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan
keterampilan kepada seluruh peserta didik (ABK dan Non-ABK) tentang
macam-macam masakan yang dapat diolah dari berbagai macam buah dan
sayuran. Kelas memasak dilaksanakn satu kali dalam satu minggu yaitu setiap
hari Kamis pukul 12:00-01:30. Untuk menilai keterampilan peserta didik dalam
memasak, Jogja Green School setiap satu kali semester melakukan kegiatan
market day. Market day merupakan acara yang diselenggarakan untuk
mengajarkan para peserta didik untuk belajar dan mengalami proses jual beli
produk yang dimiliki secara langsung.
d. Kelas Berkebun
Kelas berkebun bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi anak
melihat langsung proses pertumbuhan tanaman baik dari mulai menanam,
merawat, menjaga hingga memetik hasilnya untuk dinikmati bersama. Secara
karakter, anak diajarkan untuk merawat, menjaga serta menyayangi ciptaan
Tuhan. Secara ilmu, anak mengamati langsung proses pertumbuhan tanaman
serta pemanfaatannya. Kelas berkebun diikuti oleh seluruh peserta didik mulai
dari level 1 - level 6. Kegiatan berkebun dilaksanakan setiap hari Rabu pukul
08:00-09:00 yang didampingi oleh guru kelas masing-masing. Adapun yang
ditanam adalah berbagai macaam sayur-sayuran seperti kangkung, sawi, tomat,
bayam, tomat, cabai, terong, dan lain-lain.
e. Kelas Teater
Kelas teater bertujuan untuk melatih anak untuk memerankan berbagai
karakter dan melatih rasa percaya diri peserta didik di depan umum pementasan
operet anak. Selain itu, anak juga diperkenalkan dan dilatih untuk
mempraktekkan gerak dan tari dalam pementasan operet anak. Adapun karakter
yang diharapkan dapat terbentuk pada kegiatan ini adalah anak mampu
menerapkan kerjasama dalam tim baik saat latihan maupun saat tampil di
pementasan operet anak.
Seperti kelas minat lainnya, kelas teater juga dilaksanakan satu kali
dalam seminggu yaitu setiap hari kamis di ruang pendopo atau ruang seni dan
budaya Jogja Green School. Untuk melatih kepercayaan diri, peserta didik juga
diberikan kesempatan untuk tampil di luar sekolah jika ada perlombaan-
perlombaan yang dilaksanakan.
E. Pembelajaran IPA
Jogja Green School menerapkan pembelajaran IPA berkarakter berbasis alam.
Dalam proses pembelajarannya, dibagi menjadi tiga tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan pembelajaran
yang disusun yang disebut Weekly Lesson Plan yang terdiri dari sikap atau karakter,
indikator pembelajaran, dan aktivitas. Dalam Weekly Lesson Plan, guru
mengintegrasikan mata pelajaran IPA dengan muatan nilai-nilai karakter yang perlu
dikembangkan dan dieksplisitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari dengan
pendekatan berbasis alam sekitar. Setelah melakukan perencanaan, selanjutnya adalah
pelaksanaan terhadap apa yang telah direncanakan dalam Weekly Lesson Plan. Sama
seperti sekolah lain yang menerapkan RPP.
Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA berkarakter perlu diusahakan untuk
melibatkan peserta didik seoptimal mungkin. Melibatkan peserta didik adalah memberi
kesempatan dan mengikutsertakan peserta didik untuk turut ambil bagian dalam
pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk saling bertukar informasi antar peserta didik dan
peserta didik dengan guru mengenai topik yang dibahas, untuk mencapai kesepakatan,
kesamaan, kecocokan, dan keselarasan pikiran mengenai apa yang akan dipelajari.
Tahap terakhir yaitu evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Pembelajaran IPA berkarakter berbasis alam di Jogja Green School
dilaksanakan di luar kelas sehingga peserta didik bisa berinteraksi langsung dengan
alam. Guru mempersiapkan pembelajaran yang bermakna sehingga peserta didik tidak
mudah lupa dan memiliki makna dalam pembelajaran yang dilakukannya.
Pembelajaran ini dilaksanakan dengan model pembelajaran Pengalaman Langsung
(Learning by Doing)
Salah satu program pembelajaran IPA di Jogja Green School adalah Green
Camp. Green Camp merupakan kegiatan kemah sehari semalam untuk latihan
kemandirian dan cinta lingkungan. Peserta didik diajak untuk mengenal alam dengan
lebih dekat. Berbagai kegiatan dilaksanakan di Green Camp ini, seperti adanya games
di sungai. Peserta didik secara berkelompok melakukan permainan-permainan di area
sungai yang aman. Selain itu, diadakan pula kegiatan pembuatan kaos oleh peserta
didik. Peserta didik dibimbing untuk mengkreasikan kaos mereka sendiri menggunakan
berbagai cat.
Program yang lain yaitu Kelas Berkebun. Kegiatan yang dilakukan yaitu mulai
dari penanaman, perawatan, dan pemanenan tanaman di sekitar sekolah. Harapannya
adalah peserta didik dapat secara langsung melihat perkembangan tumbuhan yang telah
mereka tanam sebagai pengetahuan IPA mereka.
BAB III
KESIMPULAN

1. Jogja Green School adalah sekolah alam yang mengutamakan pendidikan yang
berbasis alam, dimana anak bisa mengeksplorasikan keinginannya untuk belajar dengan
peraga yang sesungguhnya. Jogja Green School berlokasi di Dusun Jambon,
RT.04/RW.22, Salakan, Trihanggo, Kec. Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta.
2. Jogja green school merupakan sekolah berbasis alam yang termasuk kedalam jenis
PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat). Jogja Green School adalah sekolah alam
yang mengutamakan pendidikan yang berbasis alam, dimana anak bisa
mengeksplorasikan keinginannya untuk belajar dengan peraga yang sesungguhnya.
Kurikulum yang digunakan mengacu pada kurikulum dari pemerintah yaitu kurikulum
2013 dan dipadukan dengan konsep alam. Pendidikan Karakter
3. Penanaman pendidikan karakter di TK Jogja Green School, Pendidikan karakter yang
diberikan kepada anak meliputi 4 karakter dasar, yaitu, toleransi, tanggung jawab,
kesederhanaan dan gaya hidup sehat. Dari ke empat pendidikan karakter tersebut
pembelajaranya dilakukan dengan kolaborasi di alam dan di dalam ruang kelas.
Pelaksanaan pembelajaran di Jogja Green School dilaksanakan berdasarkan rencana
pelaksanaan pembelajaran harian. Namun perencanaannya dapat berubah sesuai
dengan kondisi dan situasi lingkungan pembelajaran, peserta didik, dan guru.
4. Jogja Green School merupakan sekolah yang telah menerapkan pendidikan yang
berpihak dan memerdekakan peserta didik. Pembelajaran inklusif yang telah diterapkan
di sekolah tersebut merupakan salah satu perwujudan sekolah yang berpihak kepada
anak, dalam hal ini sekolah menyedikan dan memfasilitasi kebutuhan tanpa
memngkhususkan atau mengelompokkan anak-anak yang berkebutuhan khusus.
Kemudian, salah satu program yang terdapat di sekolah ini sangat mencerminkan
sekolah yang berpihak dan memerdekakan peserta didik, program tersebut yaitu
program kelas minat. Peserta didik bebas memilih kelas sesuai dengan minat mereka,
di sekolah ini terdapat 5 kelas minat yaitu kelas minat penelitian, kelas minat fotografi,
kelas minat memasak atau cooking class kelas minat berkebun dan kelas minat teater.
5. Pembelajaran IPA berkarakter berbasis alam di Jogja Green School dilaksanakan di luar
kelas sehingga peserta didik bisa berinteraksi langsung dengan alam. Guru
mempersiapkan pembelajaran yang bermakna sehingga peserta didik tidak mudah lupa
dan memiliki makna dalam pembelajaran yang dilakukannya. Pembelajaran ini
dilaksanakan dengan model pembelajaran Pengalaman Langsung (Learning by Doing)
DAFTAR PUSTAKA

Firli. (2022). Pendidikan yang Berpihak dan Memerdekakan Peserta Didik Abad Ke-21.
Diakses melalui https://www.kompasiana.com pada tanggal 12 Maret 2023.
Istiq’faroh, N. (2020). Relevansi Filosofi Ki Hajar Dewantara sebagai Dasar Kebijakan
Pendidikan Nasional Merdeka Belajar di Indonesia. Lintang Songo: Jurnal Pendidikan,
3(2), 1-10.
Jarmin, Saroh. 2022. Pembelajaran Berpihak pada Murid.
gurusiana.id/read/sarohsaroh/article/pembelajaran-berpihak-pada-murid-2563760
Saadati, B. A., & Sadli, M. (2019). Implementasi pendidikan inklusi berbasis pengembangan
diri di sekolah alam jogja green school. El Midad, 11(2), 117-132.
Shihab, N. (2019). Semua Murid Semua Guru 3: Berpihak Kepada Anak (Vol. 3). Lentera Hati.
Sijabat, O. P., Manao, M. M., Situmorang, A. R., Hutauruk, A., & Panjaitan, S. (2022).
Mengatur kualitas guru melalui program guru penggerak. Journal of Educational Learning
and Innovation (ELIa), 2(1), 130-144.

Anda mungkin juga menyukai