Anda di halaman 1dari 3

Tugas 01.01.2-T3-7 Aksi Nyata – Manusia Indonesia bagi Saya.

Mahasiswa membuat sebuah


tulisan reflektif berupa jurnal atau artikel tentang identitas manusia Indonesia dengan mengacu
pada panduan berikut:
1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis tanda dan simbol yang ada di ekosistem
sekolah dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap
kebhinekatunggalikaan;
2. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana penghayatan nilai-nilai Pancasila yang
ada di sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia.

TULISAN REFLEKTIF

Nama : Septa Mila Sari


Kelas : Bahasa 1

Setiap individu memiliki identitas sebagai tanda pengenal yang mewakili gambaran
secara umum perihal individu tersebut, begitu pula dengan manusia Indonesia yang tentunya
memiliki identitas sebagai bangsa Indonesia. Secara tersurat, identitas manusia Indonesia
dapat dilihat melalui sila-sila pancasila, pembukaan dan batang tubuh UUD Negara Republik
Indonesia tahun 1945, serta KTP yang dimiliki semua masyarakat Indonesia. Namun, bangsa
Indonesia juga memiliki ciri khas yang berupa keragaman, di mana keanekaragaman inilah
yang menjadi corak indah dari bangsa ini. Keanekaragaman yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia berupa etnik, ras, bahasa daerah, kuliner, tradisi, status sosial, dan kepercayaan
(agama) yang menyebar di 16.766 pulau di bawah naungan bhineka tunggal ika.

Esensi dari keragaman yang bernaung di bawah bhineka tunggal ika ini diaplikasikan
dalam bentuk gotong royong, musyawarah untuk mufakat, toleransi, rasa kemanusiaan, sopan
santun, serta berlaku adil kepada siapapun. Nilai-nilai tersebut merupakan nilai-nilai luhur yang
tumbuh dan mengakar dalam bangsa Indonesia sejak dahulu sehingga telah melekat dalam
segala ranah yang ada di Indonesia. Rekatnya nilai-nilai luhur tersebut dengan ranah kehidupan
masyarakat Indonesia menjadikan nilai-nilai ini sebagai identitas bangsa Indonesia secara
tersirat di mana nilai-nilai tersebut ditekankan dan ditanamkan dalam dunia pendidikan secara
nasional agar tidak lekang sebagai identitas manusia Indonesia.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 01 Bengkulu Tengah,


pada tanggal 03 Januari hingga 13 Januari 2023, diketahui bahwa adanya penerapan nilai-nilai
kebhinekatunggalikaan. Di sekolah ini, guru dan peserta didik berasal dari suku yang beragam,
ada yang suku Lembak, suku Jawa, Rejang, Padang, Palembang, bahkan Batak. Selain itu,
agama yang dipercayai pun beragam, ada yang Islam namun ada pula yang non muslim.
Meskipun begitu, tidak ditemukan adanya perselisihan mengenai hal-hal tersebut. Guru dan
peserta didik dengan latar belakang yang berbeda mampu berkolaborasi dan bekerja sama
dengan baik selama berkegiatan di sekolah, baik kegiatan pembelajaran maupun kegiatan
sosial.

Dari hasil kegiatan observasi PPL 1 selama dua minggu di SMP Negeri 01 Bengkulu
Tengah, identitas manusia Indonesia di sekolah terlihat dari keragaman budaya, bahasa, agama,
etnik, suku, dan status sosial. Penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai identitas manusia
Indonesia dapat dilihat dari kegiatan berikut:

1. Sila Pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa)


Kegiatan yang dilakukan, berupa:
a. Mengucapkan salam ketika bertemu
b. Berdoa sebelum dan seusai belajar.
c. Segera melaksanakan salat zuhur ketika istirahat salat.
d. Tidak mengganggu maupun mengejek peserta didik maupun guru yang berbeda
agama.
e. Menyelipkan dan menanamkan rasa syukur ketika proses pembelajaran
dilangsungkan.
2. Sila Kedua (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab)
Kegiatan yang dilakukan, berupa:
a. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
b. Membela kebenaran dan keadilan.
c. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
d. Mengunjungi teman yang sakit.
e. Membantu teman yang terkena musibah.
3. Sila Ketiga (Persatuan Indonesia)
Kegiatan yang dilakukan, berupa:
a. Melaksanakan upacara bendera di sekolah dengan khidmat dan tertib.
b. Menyanyikan lagu nasional ketika upacara.
c. Memutar lagu-lagu nasional setiap pagi sebelum jam belajar dimulai.
d. Berteman dengan semua peserta didik (tidak membeda-bedakan)
e. Gotong royong membersihkan lingkungan sekolah.
4. Sila Keempat (Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan)
Kegiatan yang dilakukan, berupa:
a. Menghargai pendapat teman yang lain saat mengikuti pelajaran di kelas.
b. Melakukan keputusan bersama dengan tanggung jawab.
c. Mengikuti diskusi di kelas dengan aktif.
d. Belajar berani menyampaikan pendapat di kelas.
5. Sila Kelima (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia)
Kegiatan yang dilakukan, berupa:
a. Menghormati dan menghargai keputusan bersama untuk kepentingan kelas.
b. Tidak membeda-bedakan antar teman, baik berdasarkan agama, suku, ras, status
sosial, maupun kedudukan.
c. Bersikap adil dalam setiap kegiatan yang dilakukan bersama orang lain
Refleksi:

Ketika saya menjadi seorang pendidik, nilai-nilai Pancasila terus ditanam dan
ditumbuhkan, sementara nilai-nilai pancasila yang telah diterapkan akan tetap dipertahankan.
Menerapkan hal ini, maka saya akan mengacu pada buah pemikiran Ki Hajar Dewantara, di
mana seorang guru semestinya mampu menerapkan konsep tri loka kepada semua siswa di
sekolah. Tri loka yang dimaksud adalah Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa,
Tut wuri handayani, di mana pengimplementasian tri loka ini dapat dikolaborasikan dengan
nilai-nilai pancasila. Seorang guru harusnya juga mampu menjadi pamong yang menjadikan
peserta didik sebagai among, di mana guru menuntun peserta didik agar dapat tumbuh dan
berkembang sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Keragaman yang dimiliki oleh sekolah
merupakan tantangan bagi seorang guru dalam menerapkan esensi tri loka Ki Hajar Dewantara,
untuk itu maka sebagai seorang guru, saya harus terus belajar, sepanjang hayat.

Anda mungkin juga menyukai