KEKEKALAN ENERGI
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha (Wangi, 2017:99). Energi
dibutuhkan oleh manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Energi dapat berubah
dari suatu bentuk ke bentuk lainnya. Contoh dari perubahan energi misalnya ketika
proses menyalakan kipas angin. Ketika akan menyalakan kipas angin, terlebih dahulu
kita menyalakan listrik yang mana manandakan kita akan menggunakan energi listrik.
Kemudian, melalui berbagai komponen elektronika di dalam kipas angin, energi
listrik diubah menjadi energi gerak, sehingga kipas dapat bergerak. Gerakkan kipas
yang terus menerus akan membuat udara di sekitar kipas menjadi dingin. Akan tetapi,
mesin kipas berubah menjadi hangat, hal tersebut menandakan bahwa adanya
perubahan dari energi kinetik menjadi energi panas.
Perlu diingat bahwa kekekalan energi hanya akan berlaku apabila sistem
dalam keadaan terisolasi atau dalam hal ini gaya-gaya yang bekerja pada sistem
merupakan gaya konservatif. “Jika hanya gaya-gaya konservatif yang bekerja, energi
mekanik total dari sebuah sistem tidak bertambah maupun tidak berkurang pada
proses apapun. Energi tersebut tetap konstan, kekal” (Giancoli, 2001:188). Menurut
(Anugraha, 2016:96) suatu gaya akan bersifat konservatif apabila usaha yang
dilakukan oleh gaya tersebut pada sebuah partikel yang menempuh sembarang
putaran sampai kembali ke posisi semula sama dengan nol. Usaha yang dilakukan
oleh gaya tersebut hanya berfokus ke dua posisi yaitu posisi awal dan posisi akhir,
dimana gaya konservatif tidak bergantung kepada bentuk lintasan yang ditempuhnya.
Sementara itu, untuk gaya non konservatid bergantung kepada lintasan yang
ditempuh. Contoh dari gaya konservatif yaitu gaya gravitasi, gaya pegas, gaya
coulomb, dsb. Sedangkan contoh dari gaya non konservatif yaitu gaya gesekan. Pada
Gerakan yang dipengaruhi oleh gaya konservatif, apabila terjadi kenaikan energi
kinetic maka diiringi dengan penurunan energi potensial (Anugraha, 2016:96).
Berdasarkan hal tersebut berlaku persamaan sebagai berikut.
∆ EK + ∆ EP=∆ ( EK + EP )=0
sehingga
EM =EK + EP=konstan
Jika kita meninjau gaya konservatif dalam sistem yang berkaitan dengan gaya
gravitasi, maka sebuah benda bermassa m yang bergerak dengan kecepatan v dan
berada pada ketinggian h akan memiliki persamaan.
1 2
EK = m v dan EK =mgh
2
Sehingga berlaku
1 2
m v + mgh=konstan
2
Penjumlahan energi kinetic dengan energi potensial konstans. Oleh karena itu,
diketahui bahwa energi mekanik memiliki besar yang sama di setiap titik dalam ruang
lingkup energi konservatif. Dengan demikian, diperoleh persamaan energi mekanik
awal dan akhir sebagai berikut.
EM 1=EM 2
1 2 1 2
m v 1 + mgh1 = mv 2 +mg h2
2 2
Seperti yang telah disebutkan di awal, contoh gaya konservatif yaitu gaya
potensial dan gaya pegas. Untuk gaya pegas, konsep keseluruhan pegas sama. Energi
konservatif pada pegas muncul ketika pegas disimpangkan sejauh x cm oleh suatu
gaya baik berupa dorongan maupun tarikan sebesar F newton. Kemudian gaya
tersebut dilepaskan, ketika gaya dilepaskan maka akan ada muncul gaya pemulih.
Gaya pemulih memiliki arah yang berlawanan dengan gaya tarik/dorong pegas. Pada
fenomena tersebut pegas akan bergerak bolak balik dari titik kesetimbangannya,
gerakkan itulah yang memunculkan adanya energi konservatif. Gambaran
sederhananya, ketika pegas bergerak maka akan ada gaya kinetic, serta perubahan
posisi pegas yang bergerak memanjang-memendek-memanjang maka menandakan
adanya energi potensial pegas. Persamaan matematis dari fenomena ini yaitu sebagai
berikut.
1 2 1 2 1 2 1 2
m v 1 + k x 1 = m v2 + k x2
2 2 2 2
Hal yang membedakan antara keduanya yaitu pada gaya gravitasi hanya
terdapat satu jenis massa yaitu massa positif, sedangkan pada gaya Coulomb bisa
terdapat 2 jenis massa yaitu muatan negative dan muatan positif. Gaya Coulomb
merupakan salah satu gaya konservatif. Dalam gaya Coulomb usaha yang dilakukan
oleh gaya Coulomb harus bernilai nol apabila lintasan muatan dari a menuju
titik b dan kemudian kembali lagi ke titik a. Katakanlah bahwa muatan 1 dibuat
supaya tidak bergerak kemana-mana akibat medan listrik dari muatan 2, dan muatan 2
bebas bergerak ke segala arah (MNF, 2018). Kedua muatan memiliki kutub yang
sama, sehingga mereka akan saling tolak-menolak. Dengan demikian besar gaya
Coulomb dirumuskan dengan persamaan matematis berikut.
q1 q2
F=k
r 122
Setelah Iintasan roller coaster terbentuk, maka proses selanjutnya yang harus
dilakukan adalah membentuk kereta roller coaster dan menjalankannya pada lintasan
yang telah dibuat sebelumnya. Agar kereta roller coaster ini dapat bergerak sepcrti
pada kondisi nyata, maka gerakan kereta roller coaster tersebut harus dilakukan
melalui berbagai hukum fisika yang ada.
Penerapan ilmu fisika pada permainan roller coaster ini dititik beratkan pada
maateri gerak lurus, gerak melingkar dan juga hukum kekekalan energi mekanik.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa lintasan roller coaster berbentuk
jalur lurus, belokan, tanjakan, tikungan, dan lingkaran. Sehingga, ketika roller
coaster mulai berjalan makan akan ada unsur-unsur lain seperti kecepatan awal (v 0),
kecepatan sudut awal (ω 0), percepatan (a), percepatan sudut ¿) dan juga variabel-
variabel lainnya.
Seperti diketahui bahwa suatu benda yang bergerak pada lintasan lurus
dengan kecepatan awal ( v 0) dan percepatan (a) dalam selang waktu (t ) akan
mempunyai kecepatan akhir ( v t ) sebesar pada persamaan.
v t=v 0 +at
Kemudian jarak yang ditempuh dari satu titik ke titik lainnya dituliskan dengan
persamaan matematis
1
∆ s=v 0 t+ a t 2
2
Selain gerak lurus, kereta roller coaster juga dapat bergerak secara melingkar.
Benda yang bergerak melingkar memiliki dua percepatan yang arahnya berbeda, yaitu
percepatan yang arahnya menuju ke pusat lingkaran (disebut dengan percepatan
sentripetal a x ) dan percepatan yang sejajar dengan kemiringan lintasan (discbut
dengan percepatan tangensial a y)). Kedua percepatan ini sating tegak lurus. Ketika
terdapat percepatan sentripetal tentunya juga terdapat gaya sentripetal. Berdasarkan
hukum l1I Newton, sctiap aksi akan menimbulkan reaksi. Dcmikian halnya dengan
gaya sentripetal yang mengarah ke titik pusat lingkaran, akan mempunyai gaya reaksi
yang berlawanan dengan gaya tersebut. Gaya ini disebut dengan gaya sentrifugal, di
mana besarnya gaya ini sama persis dengan bcsarnya gaya sentripetal (llenderson,
dalam Hartanto, 2017:87).
Berdasarkan uraian mengenai sistem yang terdapat pada roller coaster kita
dapat mengetahui bahwasanya, ketike bermain roller coaster akan timbul energi
kinetic dan energi potensial berdasarkan perubahan kecepatan serta posisi dari kereta
roller coaster. Oleh karena itu, dalam permainan ini juga diterapkan prinsip energi
konservatif. Apabila prinsip energi konservatif tidak diterapkan dengan baik maka
tentunya roller coaster tidak akan mampu menempuh perjalanan hingga ke titik akhir
(berhenti di tengah jalan).
Aplikasi energi konservatif dalam roller coaster yaitu sebagai berikut. Kereta
roller coaster yang melaju menaiki dan menuruni lintasan, serta melewati lintasan
berbentuk lingkaran tentunnya mengalami perubahan ketinggian dan perubahan
kecepatan. Perubahan ketinggian dan perubahan kecepatan merupakan ciri khas dari
energi mekanik. Kereta roller coaster bergerak dengan kecepatan awal yang timbul
saat kereta dilepaskan dari mesin penarik. Perlu diketahui bahwa posisi awal roller
coaster yaitu terdapat di lintasan tertinggi. Sesuai dengan teori energi potensial,
ketika kedudukan suatu benda semakin jauh dari permukaan bumi, otomatis benda
tersebut memiliki energi potensial yang semakin besar. Roller coaster yang
dilepaskan dari mesin penarik (pada lintasan tertinggi) kemudian bergerak menuruni
lintasan dengan kecepatan yang semakin besar. Gerak kereta roller coaster searah
dengan percepatan gravitasi sehingga gerakkan dipercepat.
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, dkk. 2017. Visualisasi Gerakan Kereta Roller Coaster Berdasar Sifat-Sifat
Fisiknya. Gematika Jurnal Manajemen Informaatika. 8(2), hal 71-158.
Wangi, Putri P. 2017. Matematika Fisika Untuk Sekolah & Umum. Yogyakarta:
Elmatera.