Anda di halaman 1dari 3

Nama Kelompok : 1.

Inayatul Hasanah (240211105862)


2. Dita Loka A (240211105889)
3. Vira Aufi Denta I. N (240211105875)
4. Yanuar Arief Nur H (240211105861)
Tugas Literasi T3.4 Ruang Kolaborasi
Tabel rekapitulasi jumlah peserta didik yang dinilai masuk dalam tiap kategori di tiap proses
kognitif pada kelas fiktif.

Proses kognitif - v +

Menggunakan pengetahuan sebelumnya 8 12 7

Meringkas 6 16 5

Membuat inferensi 15 9 3

Koneksi dalam teks 20 6 1

Kosakata 22 3 2

Metakognisi 5 16 6

Setelah mengeksplorasi konsep AN/AKM, Anda akan mendiskusikan tentang penggunaan


asesmen proses kognitif di kelas fiktif di atas. Coba Anda lanjutkan interpretasi data asesmen di
atas berdasarkan isi angka jumlah peserta didik untuk tiap proses kognitif. Setelah itu, diskusikan
beberapa pertanyaan berikut dengan salah satu teman.

1. Proses Kognitif mana yang paling sulit bagi peserta didik dalam kelas fiktif diatas?

Proses kognitif yang paling sulit bagi peserta didik dalam kelas fiktif diatas adalah asesmen
literasi pada proses kognitif kosakata. Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta didik yang
tidak dapat mendefinisikan kosakata secara tepat mencapai 22, angka tertinggi pada table
tingkat kemampuan.

2. Berdasarkan paduan skor, kesulitan apa yang dialami peserta didik terkait dengan setiap
proses kognitif?
Pada table panduan skor yang didapatkan melalui asesmen, tiga kesuliatan terbesar yang
dialami peserta didik terletak pada proses kognitif kosakata, membuat koneksi dalam teks dan
membuat inferensi. Untuk proses kognitif kosakata sebanyak 22 atau lebih dari 84 % peserta
didik di kelas yang tidak dapat mendefinisikan kosakata secara tepat, untuk proses kognitif
koneksi dalam teks terdapat 20 atau lebih dari 74% peserta didik di kelas tidak menunjukkan
keterkaitan antara gagasan yang disebutkan selama proses pembelajaran dilaksanakan, Untuk
proses kognitif membuat inferensi terdapat 15 atau lebih dari 55% peserta didik di dalam kelas
tidak dapat membuat inferensi atau inferensi yang dibuat tidaklah realitis. Untuk proses
kognitif menggunakan pengetahuan sebelumya terdapat 8 siswa yang tidak dapat mengatikan
pengetahuan yang mereka terima pada pengetahuan sebelumnya. Untuk proses kognitif
meringkas terdapat 6 peserta ddik yang tidak dapat membuat ringkasan terhadap gagasan
utama secara akurat atau tidak dapat membedakan antara informasi penting dan kurang
penting. Terakhir untuk proses kognitif metakognisi terdapat hanya 5 peserta didik yang tidak
dapat menjelaskan caranya dalam memahami teks informasi.

3. Bila anda menjadi guru kelas tersebut, apa tujuan pembelajaran yang akan anda tetapkan
berdasarkan data asesmen diatas?

Berdasarkan data asesmen yang menunjukkan bahwa kemampuan kognitif peserta didik
dalam mendefinisikan kosakata, menunjukkan keterkaitan antara gagasan dalam materi, dan
membuat inferensi tidak baik, tujuan pembelajaran yang mungkin dapat ditetapkan adalah:

1. Meningkatkan Pemahaman Kosakata. Peserta didik dapat mendefinisikan kosakata yang


muncul dalam materi dengan benar dan tepat.
2. Mengembangkan Keterkaitan Gagasan. Peserta didik dapat mengidentifikasi dan
menunjukkan keterkaitan antara konsep-konsep yang diajarkan dalam materi.
3. Meningkatkan Kemampuan Inferensi. Peserta didik dapat membuat inferensi yang
realistis berdasarkan informasi yang diberikan dalam materi.
4. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis. Peserta didik dapat mengevaluasi
informasi, menyusun pemikiran logis, dan menghasilkan jawaban atau kesimpulan yang
masuk akal.
5. Mendorong Partisipasi Aktif. Meningkatkan partisipasi peserta didik dalam diskusi kelas,
menjawab pertanyaan dengan lebih aktif, dan berkontribusi pada aktivitas pembelajaran
kelompok.
6. Menggunakan Strategi Pembelajaran yang Beragam. Menggunakan berbagai metode
pengajaran, seperti diskusi kelompok, permainan pendidikan, dan proyek, untuk
meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta didik.
7. Memberikan Umpan Balik Konstruktif. Memberikan umpan balik yang membantu peserta
didik memahami kekuatan dan kelemahan dalam keterampilan mereka, serta memberikan
panduan untuk perbaikan.
8. Mendorong Kemandirian Belajar. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan
kemandirian dalam belajar, termasuk kebiasaan membaca dan mengaitkan informasi dari
berbagai sumber.
Penting untuk merencanakan kegiatan pembelajaran yang mendukung pencapaian tujuan-
tujuan ini dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih dan
mengaplikasikan keterampilan yang diperlukan. Selain itu, memberikan umpan balik secara
teratur dan memberikan dukungan ekstra kepada siswa yang memerlukan bantuan tambahan.

Anda mungkin juga menyukai