Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mardilla Oktis Saputri

Kelas : IPA 01 – Matematika

Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati Pancasila sebagai


Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada
Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.
Jawaban :

Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia memiliki makna bahwa Pancasila adalah
sesuatu gagasan yang berbeda dengan gagasan lain karena merupakan gagasan dan pemikiran
yang dikemukakan oleh bangsa Indonesia yang tentunya sesuai dengan jati diri bangsa
Indonesia. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia memiliki makna bahwa sila-sila yang
terkandung di Pancasila merupakan ciri khas yang hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia dan
dalam penerapan di kehidupan sehari-hari, sila-sila tersebut saling berhubungan dan tidak dapat
dipisahkan.

Meskipun zaman telah berkembang pesat yaitu memasuki abad ke-21, penerapan
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari harus terus dilakukan. Hal ini dilakukan agar bangsa
Indonesia tetap berada pada kaidahnya dan tidak kehilangan jati dirinya di tengah
perkembangan zaman yang begitu pesat ini. Salah satu contoh penerapan Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari yaitu penerapan Pancasila dalam sektor pendidikan yang saat ini
diwujudkan dengan Profil Pelajar Pancasila. Namun, dalam menerapkan Profil Pelajar
Pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21
tidak lah mudah, terdapat berbagai tantangan diantaranya yaitu:

1. Keterlibatan peran orang tua dalam pendidikan kurang maksimal

Dalam mencapai keberhasilan pendidikan, peran guru sebagai pendidik tidak lah cukup.
Namun, harus ada peran serta orang tua datam prosesnya. Kebanyakan orang tua saat ini kurang
peduli terhadap pendidikan anaknya khususnya pada aspek afektif. Para orang tua hanya peduli
pada aspek kognitif saya, sehingga terkadang sikap peserta didik saat ini kurang baik meskipun
aspek kognitif cenderung masih nyaman dan betah dengan perangkat pembelajaran kurikulum
sebelumnya dan sebagian kecil menganggap kurikulum merdeka yang memuat Profil Pelajar
Pancasila bahwa penerapan Profil Pelajar Pancasila tidak cukup hanya diterapkan di sekolah
saja, namun perlunya bantuan orang tua dalam membiasakan perilaku Profil Pelajar Pancasila
di rumah.
2. Kurang tersedia jumlah guru yang memiliki motivasi, semangat dan pengetahuan
dalam menerapkan karakter Profil Pelajar Pancasila.

Fakta di lapangan, masih banyak guru-guru yang belum memiliki motivasi, semangat
dan pengetahuan dalam penerapan karakter Profil Pelajar Pancasila. Guru-guru tersebut
cenderung masih nyaman dan betah dengan perangkat pembelajaran kurikulum sebelumnya
dan sebagian kecil menganggap kurikulum merdeka yang memuat Profil Pelajar Pancasila
kurang praktis dan menambah beban kerja guru khususnya dalam merancang perangkat
pembelajaran yang memuat penerapan karakter Pelajar Profil Pancasila.

3. Adanya akses informasi yang sangat luas dan tidak terbatas

Pada abad ke-21 yang telah berkembang pesat dalam hal teknologi dimana akses
informasi sangat luas dan tidak terbatas dalam artian semua orang dari segala umur bisa
mengakses informasi tersebut jika memiliki perangkat elektronik/gawai yang menyebabkan
banyak anak muda saat ini kurang memiliki tata krama dan sopan santun dalam berperilaku.
Oleh karena itu, ketika membiasakan peserta didik untuk bersikap sesuai dengan karakter Profil
Pelajar Pancasila, hendaknya guru berkerja sama dengan orang tua dalam memberikan arahan
dan batasan dalam mengakses informasi hususnya dari dunia digital.

Mahasiwa menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas dan Identitas
Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak
pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas).

Jawaban :

Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik
dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas) dapat dilakukan dengan kegiatan-
kegiatan berikut, yaitu:

a. Pada elemen Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak
Mulia dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
• Membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan ibadah berdasarkan agama-
agamanya masing-masing. Misalnya peserta didik untuk yang beragama Islam
mengaji Al-Qur'an setiap pagi sebelum memulai pembelajaran di kelas.
• Membiasakan peserta didik untuk melakukan doa sebelum dan sesudah memulai
aktivitas belajar.
• Menumbuhkan karakter berperilaku baik terhadap sesama dapat dilakukan dengan
pembiasaan dari mulai hal yang sederhana seperti selalu menyapa saat bertemu guru
ataupun teman.
• Menanamkan nilai-nilai baik kepada peserta didik seperti menghormati teman atau
guru yang berbeda agama dan menunjukkan sikap toleransi kepada semua warga
sekolah.
b. Pada elemen Berkebinekaan Global dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
• Melaksanakan pembelajaran di kelas yang bermuatan lokal dan seni budaya sesuai
daerah sekolah masing-masing agar siswa mengenal identitas budaya daerah
masing- masing.
• Guru melaksanakan pembelajaran yang mengandung unsur-unsur kearifan lokal
pada mata pelajaran lain seperti pada sains menjadi etnosains.
• Melaksanakan peringatan hari besar Nasional seperti memakai baju adat saat Hari
Peringatan Sumpah Pemuda.
c. Pada elemen Bergotong Royong dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
• Melakukan pembelajaran dengan metode diskusi yang akan melatih kerja sama dan
semangat gotong royong peserta didik.
• Melakukan kegiatan bersih sekolah secara bersama-sama misalnya pada kegiatan
Kamis bersih, para siswa diajak untuk bergotong royong dalam membersihkan
lingkungan sekolah.
d. Pada elemen Mandiri dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
• Memberikan peserta didik tugas mandiri
• Memberikan peserta didik wadah mengasah kemandirian seperti dalam OSIS,
MPKdan ekstrakurikuler lainnya.
e. Pada elemen Bernalar Kritis dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
• Guru dapat melaksanakan pembelajaran yang mengasah kemampuan berpikir
kritis siswa seperti pembelajaran Project Based Learning, Guided Inquiry
Learning dan lain sebagainya.
• Guru dapat memberikan tugas yang mengasah kemampuan berpikir kritis siswa
seperti meminta pendapat sis terkait kasus/kejadian nyata yang berhubungan
dengan materi yang diajarkan.
f. Pada elemen kreatif dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
• Guru dapat melaksanakan pembelajaran yang mengasah kemampuan berpikir
kreatif siswa seperti pembelajaran Project Based Learning. Guided Inquiry
Learning dan lain sebagainya.
• Guru dapat memberikan tugas yang mengasah kemampuan berpikir kreatif
siswa seperti meminta siswa untuk membuat infografis terkait tugas mereka.

Anda mungkin juga menyukai