Anda di halaman 1dari 93

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha manusia untuk mengubah dan membina

kepribadian berlandaskan nilai-nilai yang baik didalam masyarakat maupun

kebudayaan melalui proses pendidikan.1 Dalam hal ini pendidikan sangat erat

kaitannya dengan pembelajaran. Dimana belajar pada dasarnya merupakan

kunci paling penting dalam setiap pendidikan, sehingga tanpa adanya belajar

tidak akan pernah adanya pendidikan. sebaliknya dengan adanya belajar bisa

membuat seseorang yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu dan mengerti.

Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar pesera didik secara aktif menembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.2

Dalam dunia pendidikan tidak lepas dari pembelajaran, dalam proses

pembelajaran terdapat kegiatan belajar mengajar, dan transaksi ilmu yang

diberikan oleh pendidik kepada setiap siswa. Guru dan siswa adalah penentu

terjadinya atau tidaknya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa

memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan sekitar. Lingkungan yang

1
. Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005),
hlm 1.
2
. Ibid,hlm. 4.

1
2

dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-

tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang diajadikan bahan belajar.

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua

situasi yang ada disekitar individu. Pembelajaran dapat dipandang sebagai

proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai

pengalaman. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu

guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan fasilitator dan perilaku

siswa adalah belajar.

Dalam proses pembelajaran guru merupakan sosok yang memiliki

andil yang cukup besar. Guru memang bukan satu-satunya penentu

keberhasilan atau kegagalan pembelajaran, tetapi posisi dan perannya

sangatlah penting. Oleh karena itu, untuk mewujudkan kesuksesan dalam

proses pembelajaran, guru harus melengkapi dirinya dengan berbagai aspek

yang mendukung kearah keberhasilan.

Peran guru dari dulu sampai sekarang tetap diperlukan. Dialah yang

membantu peserta didik untuk menemukan siapa dirinya, ke mana

pesertadidik akan pergi dan apa yang harus pesertadidik lakukan di dunia.3

Selain itu guru adalah bapak ruhani (spiritual Father) bagi siswa, yang

memberikan santapan jiwa dan ilmu, membina akhlak mulia, dan meluruskan

perilaku yang buruk. Oleh karena itu guru memiliki kedudukan yang tinggi

dalam islam.

Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, namun suatu

proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan


3
. Mardia Hayati, Desain pembelajaran berbasis karakter, (Pekanbaru: Almujthadah Pres,
2012), hlm. 1.
3

munculnya perubahan tingkah laku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya

interaksi individu dengan lingkungan yang disadarinya. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa belajar pada dasanya adalah suatu proses aktivitas mental

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan

perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik dalam aspek pengetahuan,

sikap dan psikomotorik.4

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bidang studi yang menghormati,

mempelajari, mengolah, dan membahas hal-hal yang berhubungan dengan

masalah-masalah human relationship sehingga benar-benar dapat dipahami

dan diperoleh pemecahannya. Ilmu Pengetahuan Sosial membahas manusia

dan lingkungannya dari berbagai sudut ilmu sosial pada masa lampau,

sekarang dan masa mendatang, baik pada lingkungan yang dekat maupun

lingkungan yang jauh dari siswa dan siswi.5

Sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang berkaitan langsung dengan

proses dan fenomena kehidupan, ilmu pengetahuan sosial mengharuskan

pengenalan beberapa cabang ilmu yang mesti dibekalkan kepada siswa. Selain

itu, Ilmu Pengetahuan Sosial secara konseptual adalah mata pelajaran yang

diarahkan untuk mengembangkan perilaku sebagai insan bermasyarakat

sebagai pembekalan ilmu. Karena itu pembelajaran ilmu pengetahuan sosial

harus dibangun searah dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan.

4
. Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Goup,
2009), hlm. 29.
5
. Sakilah, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, (Pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2015),
hlm. 25.
4

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial perlu diberikan sejak dini kepada

semua peserta didik,dan itu dimulai ketika siswa menginjak usia Sekolah

Dasar. Membekali siswa dengan kemampuan sosial, berarti telah membekali

siswa dengan berpikir logis, kritis dan memiliki jiwa sosial, serta mau bekerja

sama. Kompetensi tersebut akan sangat berguna bagi siswa dimasa

mendatang. Ketika mereka memang harus terjun dalam kehidupan nyata

mereka memulai meniti karir dalam bidang apapun.

Adapun Tujuam Ilmu Pengetahuan Sosial yang harus dicapai meliputi

hal-hal berikut:6

1. Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam


kehidupan bermasyarakat.
2. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi mengalisis
dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat.
3. Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan
sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta
berbagai keahlian.
4. Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif, dan
keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian
kehidupannya yang tidak terpisahkan dan
5. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan
masyarakat, dan perkembangan ilmu dan teknologi.

Konsep pendidikan menurut Al-Quran memiliki arti yang sangat

penting. Hal ini dijelaskan dalam surah Al-Mujaadalah ayat 11 yang berbunyi:

        


          
         
  

6
. Ibid, hlm. 4.
5

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-


lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Berdasarkan surah di atas menjelaskan bahwa antara orang-orang yang

beriman dan beramal saleh sementara ia tidak memiliki ilmu pengetahuan,

berbeda dengan orang-orang yang memang beriman serta memiliki ilmu

pengetahuan serta dengan ilmunya itu ia mengerjakan kepada orang lain yang

memang butuh dengan ilmu tersebut.7 Tujuan pendidikan adalah untuk

membekali peserta didik supaya berguna bagi kehidupan bermasyarakat,

berkemampuan memecahkan masalah dalam bermasyarakat, berkomunikasi

dengan baik dalam berkehidupan bermasyarakat, membekali peserta didik

dengan kesadaran, sikap mental yang positif, dan berkemampuan

mengembangkan pengetahuan dengan perkembangan kehidupan masyarakat,

dan perkembangan ilmu teknologi.

Hasil pengamatan peneliti di Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru

Kecamatan Rumbai Pesisir Kelas IV Mata Pelajaran IPS telah diajarkan pada

siswa. Guru telah berupaya meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), diantaranya sebagai berikut:

1. Menggunakan berbagai pendekatan dan metode yang bervariasi dalam


pembelajaran seperti kombinasi antara metode ceramah dan tanya jawab,
dan memberikan pekerjaan rumah setelah proses pembelajaran.
2. Memancing siswa agar tetap semangat dengan memberikan pertanyaan di
awal dan di akhir pertanyaan.
3. Memberikan pujian dan mengaktifkan agar siswa tetap berminat untuk
belajar.

7
. Dr. Listiawati, M.H.I., Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, (Kencana, 2017), hlm. 155.
6

Namun aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial yang diharapkan masih rendah. Peneliti menemukan gejala-gejala

sebagai berikut:

1. Ketika guru menerangkan pelajaran hanya 12 orang atau sekitar 43% yang

memperhatikan dari 28 orang siswa.

2. Ketika diberi tugas hanya 15 orang atau sekitar 54% siswa yang

mengerjakannya, yang lainnya hanya menunggu jawaban dari temannya.

3. Ketika siswa diminta bertanya, hanya 6 orang atau sekitar 21% orang yang

mengajukan pertanyaan.

Berdasarkan gejala-gejala di atas, terlihat rendahnya aktivitas belajar

siswa. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian

tindakan kelas sebagai suatu upaya melakukan perbaikan dan peningkatan

aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan Strategi The

Larning Cell. Strategi The Learning Cell merupakan suatu Strategi memiliki

kecocokan dengan materi, karena materi ini berupa konsep. Selain itu juga

dapat melibatkan siswa secara aktif dalam berfikir mengenai pelajaran untuk

mendorong siswa memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang memancing

perenungan dan mengajarkan siswa bagaimana cara memeriksa pemahaman

mereka.

The Learning Cell membentuk pada suatu bentuk belajar kooperatif

dalam bentuk berpasangan, di mana siswa bertanya dan menjawab pertanyaan

secara bergantian berdasarkan materi bacaan yang sama. Salah satu dari
7

beberapa system terbaik untuk membantu pasangan peserta didik belajar

dengan efektif adalah The Learning Cell.8

Berdasarkan latar belakang di atas tersebut, maka peneliti tertarik

untuk melakukan suatu penelitian dengan judul ”Penerapan Strategi The

Learning Cell Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 103

Pekanbaru Kecamatan Rumbai Pesisir”

B. Definisi Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran istilah, maka peneliti perlu

menjelaskan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, istilah yang

dimaksud adalah:

1. Strategi The Learning Cell adalah salah satu strategi yang menghidupkan

suasana belajar. Suatu kelas dengan cepat menemukan suasana belajar

yang rileks, informal dan tidak menakutkan dengan meminta siswa untuk

membuat humor-humor, akan tetapi pada waktu yang sama dapat

mengajak siswa untuk berfikir.9 Strategi The Learning Cell merupakan

Strategi aktif, dimana strategi ini digunakan untuk membuat proses belajar

mengajar menjadi aktif dan menyenangkan, strategi The Learning Cell ini

tidak hanya mengaktifkan satu, dua atau tiga orang siswa saja tetapi

melibatkan semua siswa yang ada di dalam kelas.

2. Aktivitas belajar merupakan kegiatan fisik (jasmani) maupun mental

(rohani) sehingga perubahan tingkah laku. Aktivitas merupakan salah satu


8
. Istarani, 58 Model Pembelajaran Kooperatif, (Media Persada, 2014), hlm. 230.
9
. Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Enhancing Teaching and
Learning (CTDS), 2010), hlm.85.
8

penunjang keberhasilan belajar. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. 10

Kegiatan siswa dalam belajar antara lain: bertanya, menemukan suatu

fakta, mengamati, mendengarkan, membaca, mengingat, berani, tenang

gembira.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan gejala-gejala yang telah dipaparkan di

atas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut

“Apakah Strategi The Learning Cell dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Sekolah Dasar

Negeri 103 Pekanbaru Kecamatan Rumbai Pesisir?

D. Tujuan dan Manfaat Peneliti

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui apakah penerapan strategi The Learning Cell

dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru

Kecamatan Rumbai Pesisir

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi siswa

1) Untuk meningkatkan aktivitas belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

pada kelas IV Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru

10
. Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada, 2001), hlm. 93.
9

2) Memberikan pengalaman baru bagi siswa berkaitan dengan proses

belajar mengajar di kelas.

b. Bagi guru

1) Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan mempermudah

pengambilan tindakan perbaikan selanjutnya

2) Memperdalam dan memperluas ilmu pengetahuan guru dalam

meningkatkan aktivitas belajar siswa yang merupakan

permasalahan selama ini.

c. Bagi Sekolah

1) Meningkatkan prestasi sekolah yang dapat dilihat dari peningkatan

aktivitas belajar siswa khususnya di Sekolah Dasar Negeri 103

Pekanbaru

2) Meningkatkan mutu tenaga pengajar khususnya pada guru Sekolah

Dasar Negeri 103 Pekanbaru

3) Menjadi bahan rujukan untuk diterapkan di Sekolah Dasar Negeri

103 Pekanbaru

d. Bagi Peneliti

1) Untuk memenuhi persyaratan penyelesaian Sarjana Pendidikan S1

Jurusa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.


10

2) Menambah pengetahuan penulis terutama dalam bidang perbaikan

pembelajaran yang penulis dapatkan dari hasil penelitian di

Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru

3) Menambah wawasan penulis tentang peningkatan aktivitas belajar

siswa melalui penelitian tindakan kelas.11

11
. Sukma Erni, Nurhayati, Penelitian Tindakan Kelas, (Kreasi Edukasi, 2016), hlm. 77.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kerangka Teoritis

1. Strategi Pembelajaran

Strategi Pembelajaran merupakan cara-cara yang digunakan

seorang guru untuk menyampaikan bahan pembelajaran kepada siswa

untuk mencapai tujuan. Dalam kegiatan mengajar makin tepat metode

yang digunakan maka semakin efesien dan efektif kegiatan pembelajaran

yang dilakukan antara guru dan siswa, sehingga pada akhirnya akan

mengantarkan keberhasilan belajar siswa dan keberhasilan mengajar guru

dalam kelas.

Strategi yang baik akan memiliki beberapa sifat, yaitu keterkaitan

dengan tujuan, dengan kematangan siswa, bahan bantu dengan

kemampuan guru, keadaan sosial, dengan pemilihan organisasi dan

pemilihan bahan. Hamdani menyatakan bahwa strategi pembelajaran

berfungsi sebagai menyajikan, menguraikan, memberikan contoh, dan

memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Hamdan

menambahkan bahwa ada beberapa pertimbangan yang dapat dilakukan

oleh guru dalam memilih strategi pembelajaran secara tepat dan akurat,

yaitu: 1) memiliki tujuan intruksional, 2) sesuai dengan pengetahuan

siswa, 3) sesuai dengan bidang studi dan pokok bahasan, 4)

mengalokasikan waktu dengan baik, 5) metode yang digunakan harus

11
12

sesuai dengan jumlah siswa, 6) perlu dilakukan oleh guru yang

berpengalaman dan memiliki kewibawaan mengajar.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa staretgi

pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Adapun tujuan peneliti adalah untuk meningkatkan aktivitas

belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Strategi

yang diterapkan adalah strategi The Learning Cell.

2. Strategi The Learning Cell

Strategi The Learning Cell adalah menghidupkan suasana belajar.

Suatu kelas dapat dengan cepat menemukan belajar yang rileks, informal

dan tidak menakutkan dengan meminta siswa untuk membuat humor-

humor kreatif yang berhubungan dengan materi pelajaran. Strategi ini

sangatlah informal, akan tetapi pada waktu yang sama dapat mengajak

siswa untuk berfikir.

Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja

sendiri maupun bekerjasama dalam kelompok pasangan yang dapat

meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

di kelas, sehingga memiliki kelebihan dibanding menggunakan metode

ceramah yang hanya mendengarkan dan menghafal.

Menurut Hamdan mengatakan bahwa Strategi The Learning Cell

dikembang oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John

Hopkin dan merupakan pendekatan kooperatif yang paling sederhana.

Slavin memaparkan bahwa gagasan utama dalam strategi The Learning


13

Cell adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu

sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan oleh guru. Jika

siswa menginginkan kelompok-kelompok memperoleh hadiah, mereka

harus membantu teman sekelompok mereka dalam mempelajari

pelajaran.12

Strategi The Learning Cell adalah pembelajaran kooperatif dalam

bentuk berpasangan, dimana siswa bertanya dan menjawab pertanyaan

secara bergantian berdasarkan materi bacaan yang sama.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa strategi The Learning Cell

merupakan bentuk belajar secara berpasangan dimana siswa membuat dan

menjawab pertanyaan secara bergantian berdasarkan aktivitas siswa

Langkah-langkah dalam strategi The Learning Cell sebagai

berikut:13

a. Siswa diberi tugas membaca sebuah bacaan kemudian menulis


pertanyaan yang berhubungan dengan masalah pokok yang muncul
dari bacaan atau materi terkait lainnya.
b. Pada awal setiap pertemuan kelas, siswa ditunjuk untuk berpasangan
secara acak dan seorang partner. Siswa A mulai dengan Pertanyaan
pertama dan dijawab oleh siswa B.
c. Setelah mendapatkan jawaban dan mungkin telah dilakukan koreksi
atau diberi tambahan informasi, giliran siswa B mengajukan
pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa A
d. Jika siswa A selesai mengajukan satu pertanyaan kemudian dijawab
oleh si B, ganti B yang bertanya dan begitu seterusnya.
e. Selama berlangsung tanya jawab, guru bergerak dari satu pasangan ke
pasangan yang lain sambil memberi Feedback, bertanya dan menjawab
pertanyaan.

12
. Istarani, Muhammad Ridwan, 50 Tipe Strategian Teknik Pembelajaran Kooperatif,
(Medan: media Persada 2015), hal. 53-55.
13
. Op. cit, hlm. 89.
14

3. Kelebihan dan kekurangan

a. Kelebihan

1) Dapat mempermudah pesepsi bahwa terhadap suatu materi yang


diajarkan karena menggunakan bahan bacaan yang sama.Siswa
lebih siap menghadapi materi yang akan dipelajari karena
pembelajaran telah memiliki informasi materi yang akan dipelajari
melalui berbagai sumber diantaranya buku, internet, guru dan
orang yang ahli dibidang materi tersebut.
2) Siswa akan memiliki kepercayaan diri dalam pembelajaran karena
pembelajaran ini menggunakan teman sebaya dalam proses
pembelajaran. Siswa yang ditutori tidak akan segan-segan dalam
memberikan pertanyaan yang tidak dipahami. Sebaliknya bagi
siswa tutor selain pengetahuannya bertambah kemampuan dalam
mengkomunikasikan Ilmu Pengetahuan pada teman sebaya
meningkat.
3) Siswa aktif dalam pembelajaran baik sebelum dan sesudah
pembelajaran itu sendiri maupun pada saat pembelajaran. Hal itu
terjadi karena diberi panduan untuk mencari materi sendiri pada
saat setelah atau sebelum pembelajaran dari berbagai sumber,
sedang pada saat pembelajaran siswa yang menjelaskan kembali
materi yang diperoleh kepada siswa.
4) Kemandirian siswa dalam proses pembelajaran sangat besar karena
siswa dituntut memperoleh informasi sebelum dan setelah
pembelajaran kemudian mengkomunikasikan kembali materi yang
diperoleh pada siswa lainnya pada saat pembelajaran berlangsung.
5) Hubungan sosial siswa semakin baik, antara siswa dengan siswa,
siswa dengan guru dan siswa dengan orang lainnya. Dalam kelas
beroroientasi pada siswa, tiap siswa merupakan seorang siswa
sekaligus mengajar. Memberi siswa peluang untuk saling belajar
akan membantu mereka mempelajari budaya lain, pengalaman ini
juga memahami memacu sebuah langkah awal penting untuk bisa
memahami dan dipahami siswa lain.

b. Kekurangan

1) Literatur yang terbatas, namun hal ini dapat diantisipasi dengan


menganjurkan siswa untuk membaca buku-buku yang relevan.
2) Jika siswa tidak rajin dalam mencari informasi maka teknik
pembelajaran The Learning Cell ini menjadi kurang efektif, namun
15

hal ini dapat diantisipasi oleh guru dengan memberikan motivasi


dan penghargaan pada siswa yang mendapat informasi materi
pelajaran dari sumber mana saja.14

4. Aktivitas Belajar

a. Pengertian Aktivitas Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) aktivitas

berasal dari kata “Aktif”, yang artinya adalah giat (bekerja dan

berusaha). Sedangkan aktivitas itu sendiri adalah kagiatam atau

kesibukan.15 Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hamper

tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar baik ketika seseorang

melakukan aktivitas sendiri, maupun didalam suatu kelompok tertentu.

Dipahami atau tidak dipahami, sesunguhnya sebagian besar aktivitas

dalam kehidupan sehari-hari adalah belajar.

Kemudian belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

dengan lingkungannya.16 Sehingga dapat dipahami bahwa aktivitas

belajar adalah kegiatan atau kesibukan siswa yang diperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengamatan individu itu sendiri didalam interaksi dengan

lingkungannya.

14
. Istarani, 58 Model Pembelajaran Inovatif, (Medan: Persada, 2014), hlm. 231.
15
. Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2007), hlm. 123.
16
. Aunurrahaman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung : Alfabeta, 2009), hlm. 35.
16

Silbermen menjelaskan aktivitas belajar adalah kegiatan yang

dilakukan secara perorangan atau kelempok untuk memahami persaan

nilai-nilai dan sikap.17 Dalam proses pembelajaran terjadilah perubahan

dan peningkatan mutu kamampuan, pengetahuan dan keterampilan

siswa baik dalam ranah kognitif psikomotor, dan afektif.

Dalam proses pembelajaran guru perlu menimbulkan

kegiinginan pengetahuan siswa terhadap mata pelajaran yang

diajarkan. Dengan aktivitas siswa sendiri, pelajaran menjadi berkesan

dan pikirkan, kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda.

Siswa akan bertanya, mengajukan pendepat, menimbulkan diskusi

dengan guru. Dalam bertindak, siswa dapat menjalan perintah, dan

melaksanakan tugas. Bila siswa menjadi partisipan yang aktif, maka ia

memiliki pengatahuan dan keterampilan yang baik.18

Menurut Sriyono aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang

dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas belajar

merupakan keterlibatan jiwa dan raga seseorang secara sengaja atau

tidak sengaja pada suatu kegiatan yang akhirnya menambah hal baru

dari orang tersebut.19

Guru dapat membantu siswa belajar tetapi guru tidak dapat

belajar untuk anak itu. Jika seorang siswa ingin memecahkan suatu

problem,ia harus berpikir menurut langkah-langkah tertentu. kalau ia

17
. Silbermen, Aktive Learning 101 cara Belajar Aktif, (Yogyakarta, Nusamedia, 2009),
hlm. 13.
18
. Slameto, Proses Belajara Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta:
Bumi Askara, 1998), hlm. 87.
19
. Op. Cit, hlm. 6.
17

ingin memilki sifat-sifat tertentu, ia harus memiliki sejumlah

pengalaman emosional.

Dengan demikian belajar yang berhasil mesti melalui berbagai

macam aktivitas, baik aktivitas fisik, maupun psikis. Aktivitas fisik

adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu,

bermain ataupun bekerja ia tidak hanya duduk dan mendengarkan,

melihat atau hanya pasif. Siswa yang memilki aktivitas psikis

(kejiwaan), adalah jika jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau

banyak berfungsi dalam rangka pengajaran.

Aktivitas belajar dipengaruhi oleh dua hal yaitu: aktivitas

(fisik dan psikis) merupakan dua kesatuan. Akan tetapi aktivitas harus

dipahami secara seksama agar tidak terjadi miss-understanding yang

sering muncul, bahwa keaktifan atau kegiatan disamakan dengan

menyuruh siswa melakukan sesuatu. Akan tetapi harus dipahami,

keaktifan atau kegitan yang dimaksud tentu jika siswa yang melakukan

sesuatu kearah perkembangan jasmani dan kejiwaan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas

adalah kegiatan fisik maupun psikis atas kemauan diri sendiri untuk

mengembangkan jasmani dan rohani, aktivitas pisik sangat bergantung

pada aktivitas psikis, dan sebaliknya. Tanpa ada kerja sama antara

kedua aktivitas tersebut, suatu kegiatan tidak akan mebuahkan hasil

yang optimal.
18

b. Jenis-jenis aktivitas belajar

Dalam belajar memerlukan aktivitas, tanpa aktivitas pembelajaran

tidak mungkin berlangsung. Adapun jenis-jenis aktivitas belajar anak

yang dimaksudkan ialah:20

1) Visual activities, seperti membaca materi, memperhatikan gambar,


mengamati.
2) Oral activities, seperti mengjukan pertanyaan, memberi jawaban,
saran, mengeluarkan pendapat.
3) Listening activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan,
diskusi, pertanyaan, jawaban dan ceramah.
4) Writing activities, seperti menulis pertanyaan, menulis jawaban,
menulis point-point, menulis kesimpulan.
5) Mental activities, seperti mengingat, menangkap, memecahkan
soal, mengambil keputusan.
6) Emitional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan,
gembira, berani, tegang, gugup, kagum dan tenang.

Syaiful Bahri Djamarah dalam buku Psikologi Belajar mengatakan


jenis-jenis aktivitas belajar sebagai berikut:

1) Mendengarkan
2) Memandang, yaitu mengarahkan pandangan ke suatu objek.
3) Meraba, membau, mencicipi, atau mengecap yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4) Menulis atau mencatat
5) Membaca
6) Membuat ikhtiar atau meringkas atau menggaris bawahi
7) Mengamatai tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan
8) Menyusun paper atau kertas kerja
9) Mengingat
10) Berpikir
11) Latihan dan Praktek

Berdasarkan klasifikasi jenis-jenis aktivitas belajar tersebut, dapat

disimpulkan bahwa aktivitas belajar cukup kompleks dan bervariasi.

20
. Istarani dkk, Aktivitas Belajar, (Medan: Larispa Indonesia, 2017), hlm. 20.
19

Jika dalam proses belajar mengajar guru dapat mengoptimalkan

berbagai aktivitas siswa dengan menyelaraskan aktivitas fisik dan

psikis, tentunya siswa dalam pembelajaran lebih semangat, tidak

mudah bosan dan dinamis. Dalam hal ini kreativitas guru sangat

dibutuhkan untuk menghidupkan keaktifan siswa, mulai dari

merencanakan pembelajaran, membuka pembelajaran, proses

pembelajaran, menutup pembelajaran, maupun saat evaluasi.

c. Prinsip-prinsip Aktivitas Belajar

Prinsip-prinsip aktivitas dapat dilihat dari perkembangan

konsep jiwa menurut ilmu jiwa. Dengan melihat unsure kejiwaan

seseorang subjek belajar itu. Prinsip aktivitass belajar dai sudut

pandangan ilmu jiwa secara garis besar dibagi menjadi dua pandangan,

yakni ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa modern.21

Menurut pandangan ilmu jiwa lama, siswa diibaratkan kertas

putih,sedang unsur dari luar yang menulisi adala guru. Dalam hal ini

terserah pada guru, mau dibawa kemana, mau diapakan siswa itu,

karena guru adalah yang memberi dan mengatur isinya. Dengan

demikian, aktivitas didominasi oleh gru, sedang anak didik bersifat

pasif. Namun, pandangan ini sudah bergeser karena tidak sesuai

dengan hakikat peserta didik sebagai subjek belajar.22

d. Faktor-faktor yang Menumbuhkan Aktivitas Belajar

21
. Loc. cit, hlm. 97.
22
. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakrya, 1994), hlm. 74.
20

Aunurrahman menjelaskan bahwa aktivitas belajar siswa

disamping ditentukan oleh faktor-faktor internal juga dipengaruhi oleh

factor-faktor eksternal, faktor internal yang mempengaruhi aktivitas

belajar siswa adalah:

1) Cirri khas/ karekteristik siswa23


2) Sikap terhadap belajar
3) Motivasi belajar
4) Konsentrasi belajar
5) Mengolah bahan ajar
6) Mengenali hasil belajar
7) Rasa percaya diri
8) Kebiasan belajar

Sedangkan faktor eksternal adalah segala faktor yang ada diluar

diri siswa yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas belajar yang

dicapai siswa. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi aktivitas

belajar siswa antara lain:

1) Faktor Guru, dalam ruang lingkup guru dituntut untuk memiliki

sejumlah keterampilan terkait dengan tugas-tugas yang

dilaksanakannya antara lain:

a)
Memahami siswa
b)
Merancang pembelajaran
c)
Melaksanakan pembelajaran
d)
Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran
e)
Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya
2) Faktor lingkungan social ( termasuk teman sebaya), lingkungan

social dapat memberikan pengaruh positif dan dapat pula

memberikan pengaruh negative terhadap aktivitas belajar

23
. Op, Cit. hlm. 177-185
21

3) Kurikulum sekolah, dalam rangkaian proses pembelajaran di

sekolah, kurikulum merupakan panduan yang dijadkan sebagai

kerangka acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran,

dengan tujun untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

4) Sarana dan prasarana, sarana dan prasaran pembelajaran

merupakan faktor yang turut memberikan pengaruh terhadap hasil

belajar siswa. Gedung sekolah dan ruang kelas yang terurus dengan

baik dan laborratarium, tersedianya buku-buku pembelajaran,

media dan alat bantu belajar merupakan komponen-komponen

yang yang adapat mendukung terwujudnya kegiatan-kegiatan

belajar siswa.24

Berdasarkan uraian sebelumnya jelaslah bahwa yang

mempengaruhi dalam arti mengahambat atau mendukung aktivitas

belajar siswa, secara garis besar dapat dikelompokkan dalam dua

faktor, yaitu: factor eksternal( dari luar diri subjek belajar) factor

internal ( dari dalam diri subjek belajar).

Aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran dapat

merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, siswa juga

dapat berlatih untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkan

permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping

itu, guru juga merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis,

sehingga merangsang aktivitas belajar siswa dalam proses

pembelajaran.

24
. Ibid, hlm. 187-196.
22

Gagne dan briggs yang dikutip oleh Martinis menjelaskan

bahwa faktor-faktor yang dapat menumbuhkan aktivitas belajar siswa

dalam proses pembelajaran:25

1) Memberikan dorongan atau menarik perhatian siswa, sehingga


mereka dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada siswa)
3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa
4) Memberikan stimulus (masalah, topik dan konsep yang akan
dipelajari)
5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya
6) Memunculkan aktivitas, pastisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
7) Memberi umpan balik (feed back)
8) Melakukan tagihan-tagihan kepada siswa berupa tes, sehingga
kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur
9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pelajaran.

e. Indikator Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar siswa dapat dikondisikan melalui

pembelajaran aktif yang dapat dilihat dari tingkah laku siswa dan guru

yang aktif. Adapun indikator aktivitas belajar, yaitu:26

a) Dari segi siswa, dapat dilihat:

1) Keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan dari

permasalahannya.

2) Keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk

berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan

belajar.

25
. Op. Cit, hlm. 84.
26
. Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 63.
23

3) Penampilan dalam berbagai usaha atau kreativitas belajar

dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar dan

mengajar hingga mencapai keberhasilannya.

4) Kebebasan atau keleluasaan melakukan hal-hal tersebut diatas

tanpa tekanan dari guru maupun pihak lain.

b) Dari segi guru, dapat dilihat:

1) Usaha mendorong membina gairah belajar, dan partisipasi

siswa.

2) Peranan guru tidak mendominasi kegiatan proses belajar siswa.

3) Memberi kesempatan siswa untuk belajar menurut cara dan

keadaan masing-masing.

4) Menggunakan berbagai jenis metode mengajar.

f. Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Sosial

Pada dasarnya pendidikan IPS bertujuan untuk mendidik dan

memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

mengembangkan diri sesuai bakat, minat, kemampuan dan

lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan

pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Pendidikan IPS tampaknya

memerlukan suatu pembelajaran yang menjembatani tercapai tujuan

dari pembelajaran IPS tersebut.27

Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur

pendidikan dan pembekalan siswa. Penekanan pembelajaran bukan

27
. Etin Solihatin, Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.
(Jakarta : Bumi Askara, 2007), hlm. 15.
24

sebatas upaya mencekoki atau menjejali siswa dengan sejumlah

konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya

agar mereka mampu menjadikan apa yang dipelajarinya sebagai bekal

dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan

masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk

melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

Adapun konsep Ilmu Pengetahuan Sosial di Indonesia adalah

sebagai berikut: Interaksi, Saling ketergantungan, Kesinabungan dan

perubahan, Keragaman/ Kesamaan/ Perbedaan, Konflik dan

konsenkuensi, Pola, Tempat, Kekuasan, Nilai kepercayaan, Keadilan

dan Pemerataan, Budaya, Nasionalisme.

Melihat konsep ilmu pengetahuan yang ada di Indonesia, maka

pendekatan tertentu dalam memilih metode mengajar guna membantu

siswa mencapai tujuan dari konsep tersebut, dalam hal ini peneliti

menggunkan strategi The Learning Cell.

g. Hubungan Strategi Pembelajaran Strategi The Learning Cell

dengan aktivitas Belajar Siswa

Muhibbin Syah menjelaskan bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi belajar adalah faktor pendekatan belajar, yakni jenis

supaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang

digunakan untuk melakukan kegiatan mempelajari mater-materi


25

pembelajaran.28 Strategi pembelajaran sangat berguna bagi guru

maupun siswa dalam melakukan proses pembelajaran didalam kelas.

Dalam melakukan suatu proses pembelajaran guru haruslah

memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara aktif dan efisien, dan

tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu langkah untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditargetkan adalah guru harus

menguasai strategi-strategi penyajian. Dan strategi pembelajaran

adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang digunakan

oleh guru atau instruktur untuk menyajikan bahan pembelajaran

kepada siswa dalam kelas.

Strategi yang penulis pilih untuk diteliti adalah Strategi The

Learning Cell dengan alasan karena cocok dengan materi, karena

materi ini berupa konsep. Tujuan dari Learning Cell ini adalah

melibatkan siswa secara aktif dalam berpikir mengenai konten

pelajaran untuk mendorong siswa memunculkan pertanyaan-

pertanyaan yang memancing perenungan dan mengajarkan siswa

bagaimana cara memeriksa pemahaman mereka. Cara ini memberi

kesempatan pada siswa untuk berpikir secara analitis, untuk

mengelaborasi sambil mereka mengubah materi yang diajarkan dengan

kalimat mereka sendiri. Selain membangun penguasaan materi, teknik

ini dapat memotivasi siswa mempraktekkan berbagai keterampilan

interpersonal seperti memberi umpan balik, mempertahankan fokus,

28
. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT, Raja Grafindo Persada, 2008), hlm.
206.
26

dan mengambangkan serta menjaga kelangsungan tugas-tugas

bersama.

The Learning Cell merupakan suatu strategi pembelajaran

kooperatif dalam bentuk berpasangan. Dimana siswa bertanya dan

menjawab pertanyaan secara bergantian berdasarkan metari bacaan

yang sama. Sebelum pembelajaran siswa diminta mempersiapkan

materi yang akan dipelajari dari berbagai sumber belajar. Saat

pembelajaran berlangsung siswa melakukan aktivitas memberi

pertanyaan dan menjawab pertanyaan berdasarkan materi yang sudah

dipersiapkan sebelumnya.29

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan

diantaranya yaitu:

1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Atika Setyaningrum dengan judul

Penerapan Strategi The Learning Cell Untuk Meningkatkan

Keaktifan Belajar IPS Siswa Kelas IV Cawas Kabupaten Klaten

Tahun Ajaran 2015/2016 adapun Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa penggunaan strategi The Learning Cell dapat meningkatkan

keaktifan belajar siswa. Peningkatan rata-rata persentase setiap indikator

keaktifan yang diamati dapat dilihat dari pra tindakan. Siklus I, dan siklus

II. Rata-rata keaktifan belajar siswa pada pra tindakan sebesar 45,00%,

meningkat menjadi 69,78% pada siklus I dan pada siklus II meningkat

menjadi 81,09%.
29
. Ibid, hlm. 122.
27

Kesamaan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan

penelitian oleh Atika Setyaningrum adalah sama-sama menggunakan

model pembelajaran The Learning Cell. Sedangkan perbedaannya terletak

pada lokasi penelitian. Adapun penelitian peneliti meningkatkan aktivitas

belajar siswa yang dilakukan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

di Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru Kecamatan Rumbai Pesisir.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Tati dengan judul Penerapan Strategi

Pembelajaran Aktif Tipe The Learning Cell Pada Pokok Bahasan

Bunyi di Kelas VIII SMPN 2 Palangkaraya Semester II Tahun Ajaran

2013/2014.Adapun hasil Penelitian diperoleh: (1) Aktivitas siswa

menggunakan pembelajaran The Learning Cell pada pokok bahasan bunyi

di dapat nilai rata-rata 3,5. (2) Ketuntasan hasil belajar kognitif secara

individu didapat 16 siswa yang tuntas 54%, dari 14 siswa tidak tuntas

46%. Secara klasikal pembelajaran aktif tipe the learning cell dikatakan

tidak tuntas, karena hanya 53,33% siswa tuntas sehingga belum memenuhi

kriteria ketuntasan klasikal 80%. TPK kognitif yang tuntas sebanyak 15

TPK dari 23 TPK. (3) Respon siswa menyatakan 93,3% setuju bahwa

strategi pembelajaran aktif tipe the learning cell membuat siswa aktif,

baru, dan menyenangkan. Siswa menyatakan 93,3% setuju bahwa lembar

bacaan yang diberikan dapat membantu dalam pembelajaran the learning

cell.

Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Tati dengan yang

dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menggunakan strategi the


28

learning cell. Sedangkan perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh

Tati dengan yang dilakukan oleh peneliti adalah lokasi penelitian. Peneliti

meneliti di Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru Kecamatan Rumbai

Pesisir.

C. Kerangka Berfikir

Dengan menggunakan strategi The Learning Cell maka siswa akan

selalu terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Dengan

keterlibatan siswa ini maka materi yang dibahas akan selalu teringat dalam

pemikiran dan pemahaman yang akan dikuasai siswa dengan mudah untuk

diterima. Dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa tidak

hanya dituntut untuk mencatat materi yang disampaikan, namun perlu juga

adanya proses berfikir oleh siswa, sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa

optimal.

Oleh sebab itu dengan menggunakan strategi The Learning Cell dalam

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa tersebut. Hal ini dikarenakan model yang digunakan oleh guru dalam

proses pembelajaran kurang bervariasi sehingga siswa menjadi bosan di dalam

proses pembelajaran berlangsung.

Secara singkat, pokok permasalahan dan penyelesaian masalah dalam

penelitian digambarkan di bawah ini:

Aktivitas belajar IPS siswa kelas IV masih rendah, maka perlu ditin

kelas IV meningkat, siswa dilibatkan dalam segala kegiatan dan peran dalam pembelajaran
29

D. Indikator Keberhasi

1. Indikator Kinerja

a. Aktivitas Guru

Adapun indikator aktivitas guru dengan menerapkan strategi

pembelajaran The Learning Cell adalah sebagai berikut:

1) Guru Memberi tugas pada siswa membaca sebuah bacaan

kemudian menulis pertanyaan yang berhubungan dengan masalah

pokok yang muncul dari bacaan atau materi terkait lainnya.

2) Guru pada awal setiap pertemuan kelas, menunjuk siswa untuk

berpasangan secara acak dan seorang partner. Siswa A mulai

dengan Pertanyaan pertama dan dijawab oleh siswa B.

3) Guru mendapatkan jawaban dan melakukan koreksi atau diberi

tambahan informasi, giliran siswa B mengajukan pertanyaan yang

harus dijawab oleh siswa A

4) Guru menyuruh siswa A mengajukan satu pertanyaan kemudian

dijawab oleh si B, ganti B yang bertanya dan begitu seterusnya.

5) Guru selama berlangsung tanya jawab bergerak dari satu pasangan

ke pasangan yang lain sambil memberi Feedback, bertanya dan

menjawab pertanyaan.
30

b. Aktivitas Belajar Siswa

1) Siswa membaca sebuah bacaan dan menulis pertanyaan yang

berhubungan dengan masalah pokok yang muncul dari bacaan atau

materi terkait lainnya.

2) Siswa mencari pasangan secara acak yang telah di tunjuk oleh

guru. Dan siswa A mulai dengan pertanyaan pertama dan dijawab

oleh siswa B.

3) Siswa mendengarkan jawaban dan pengkoreksian jawaban oleh

guru atau diberi tambahan informasi, giliran siswa B mengajukan

pertanyaan yang harus di jawab oleh siswa A

4) Siswa A selesai mengajukan pertanyaan kemudian dijawab oleh B

dan begitu seterusnya.

5) siswa melangsungkan tanya jawab yang disuruh guru, lalu siswa

melakukan feedback bertanya dan menjawab pertanyaan.

2. Indikator Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa

Adapun indikator keberhasilan aktivitas belajar siswa dengan

penerapan Strategi The Learning Cell adalah sebagai berikut:

a. Visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar,

mengamati materi.

b. Oral activities seperti, mengajukan pertanyaan, memberi jawaban

saran dan mengeluarkan pendapat.

c. Listening activities seperti, mendengarkan uraian, percapakan

diskusi,pertanyaan, jawaban dan ceremah


31

d. Writing activities seperti, menulis pertanyaan, menulis jawaban,

menulis point-point dan menulis kesimpulan

e. Mental activities seperti, menangkap, mengingat, memecahkan soal,

dan mengambil keputusan.

f. Emotional activities seperti, menaruh minat, gembira, berani, tenang,

gugup, dan kagum.

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila aktivitas belajar siswa

dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas IV

mencapai 75%.30 Artinya dengan persentase tersebut, hampir secara

keseluruhan siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial atau aktivitas belajar siswa tergolong baik.

E. Hipotesis Tindakan

Jika Strategi The Learning Cell diterapkan maka dapat Meningkatkan

Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di

Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru Kecamatan Rumbai.

30
. E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2008), hlm. 257.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV Sekolah

Dasar Negeri 103 Pekanbaru Kecamatan Rumbai yang berjumlah sebanyak 28

siswa yang terbagi 11 perempuan dan 17 laki-laki.

Objek dalam penelitian ini adalah penerapan strategi The Learning

Cell untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru

Kecamatan Rumbai Pesisir.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian ini dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 103

Pekanbaru Kecamatan Rumbai Pesisir, dan waktu penelitian ini dilakukan

pada tanggal 02 April – 18 April Tahun 2018. Pada mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK), Penelitian

Tindakan Kelas adalah penelitian yang ditujukan untuk melakukan perubahan

pada semua diri pesertanya dan perubahan situasi tempat penelitian dilakukan

guna mencapai perbaikan praktik secara berkelanjutan.31 Penelitian ini

dilakukan persiklus dan tiap siklus dilakukan dalam dua kali pertemuan. Jika

31
. Suwarsih Madya, Teori dan Praktik Penelitian Tindakan, (Bandung: Alfabeta, 2007),
hlm. 11.

32
hasil penelitian yang diperoleh belum berhasil, maka dilanjutkan ke

siklus berikutnya.

Refleksi Awal Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar III: Alur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)32

1. Perencanaan

Tahap perncanaan menjelaskan kegiatan yang direncanakan agar

kegiatan yang dilakukan lebih terarah. Langkah-langkah yang dilakukan

guru adalah sebagai berikut:

a. Menyusun silabus

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan

standar kompetensi.

32
. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm. 16.

33
c. Mempersiapkan materi pelajaran

d. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas guru dan peserta

didik.

2. Tindakan

Langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan Strategi The

Learning Cell

a. Kegiatan Awal

1) Guru membuka pembelajaran dengan menyapa siswa dan

menanyakan kabar mereka

2) Guru mengajak siswa berdoa bersama dan mengabsen

3) Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru

sebelum melaksanakan pembelajaran.

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat materi

pelajaran

5) Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam

mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan

6) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru kegiatan yang akan

dilakukan hari ini dan apa tujuan yang akan dicapai dari

kegiatan tersebut dengan bahasa yang sederhana dan dapat

dipahami.

b. Kegiatan Inti

 Eksplorasi:

1) Guru menanyakan pengertian Bhineka Tunggal Ika dan

persatuan dalam keragaman budaya

34
2) Guru menjelaskan pengertian Bhineka Tunggal Ika dan

persatuan dalam keragaman budaya

 Elaborasi

1) Guru memberi siswa tugas membaca dan menulis pertanyaan

yang berhubungan dengan masalah pokok yang muncul dari

bacaan atau materi terkait lainnya.

2) Guru menunjuk siswa untuk berpasang-pasangan secara acak

dan seorang partner. Siswa A mulai dengan pertanyaan pertama

dan dijawab oleh siswa B.

3) Guru mendapatkan jawaban dan dilakukan koreksi atau diberi

tambahan informasi. Giliran B mengajukan pertanyaan yang

harus dijawab oleh siswa A.

4) Guru menyuruh siswa A mengajukan satu pertanyaan kemudian

dijawab oleh si B, ganti B yang bertanya dan begitu seterusnya.

5) Guru selama kegiatan tanya jawab bergerak dari satu pasangan

ke pasangan yang lain sambil memberi Feedback bertanya dan

menjawab pertanyaan

 Konfirmasi

1) Guru memberikan tanggapan dari pendapat siswa mengenai

materi

2) Guru memberikan penguatan tentang topik materi

3) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai hal yang belum di

pahami

35
c. Kegiatan akhir

1) Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini

2) Guru melakukan tes dan memberikan evaluasi

3) Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut

4) Guru mengakhiri pelajaran dengan Hamdalah dn mengucapkan

salam

3) Observasi.

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap terhadap gejala yang pada objek peneltian. 33 Dalam

pelaksanaan penelitian juga melibatkan pengamat, tugas dari pengamat

tersebut adalah untuk melihat aktivitas guru dan aktivkitas belajar siswa

selama pembelajaran berlansung. Tujuannya untuk mengetahui kualitas

pelaksanaan tindakan.

Waktu pelaksanaan observasi dilaksanakan bersama dengan

pelaksanaan tindakan dan melibatkan dua orang pengamat yaitu teman

sejawat sebagai observer aktivitas guru, wali kelas IV sebagai observer

aktivitas belajar siswa. Pengamat dilakukan untuk melihat aktivitas guru

dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Tujuannya untuk memberi masukan atau pendapat pelaksanaa

pembelajaran yang dilakukan, sehingga saran dan kritikan dari pengamat

dapat digunakan untuk memperbaiki pembelajaran pertemuan berikutnya.

33
. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm .158.

36
3. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang

terjadi dalam proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti dengan cara

berdiskusi bersama observer. Dari sini akan diperoleh data sebagai bentuk

pengaruh tindakan, sekaligus menyusun rencana perbaikan pada siklus

berikutnya. Berdasarkan masalah yang muncul pada refleksi hasil

penelitian siklus 1, maka peneliti bisa mengetahui apakah tujuan yang

diharapkan sudah tercapai atau belum. Melalui ferleksi inilah peneliti

menentukan keputusan untuk melakukan siklus lanjutan atau berhenti

melakukan tindakan karena masalah atau hasil yang diinginkan sudah

tercapai.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

yaitu:

1. Observasi (pengamatan)

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara lansung

terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses proses

pembelajaran dengan penerapan Strategi The Learning Cell secara lansung

dilakosi penilitian untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa

belajar selama proses pembelajaran dengan penerapan Strategi The

Learning Cell

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data untuk

memperoleh data seperti informasi mengenai profil sekolah atau sejarah

sekolah, kedaan guru, kedaan siswa, sarana dan prasaran, serta kurikulum

yang digunakan dalam proses pembelajaran berlansung.

37
E. Pengambangan Instrumen

1. RPP Berbasis Strategi The Learning Cell

RPP merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang

menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk

mencapai suatu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar

kompetensi dan dijabarkan dalam silabus. Standar Kompetensi yang

terdapat dalam silabus adalah “ Memahami sejarah, kenampakan alam

dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi”.

Di dalam RPP diterapkan langkah-langkah Strategi The Learning Cell

pada kegiatan inti. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan aktivitas belajar

siswa.

2. Aktivitas

Aktivitas adalah kegiatan atau kesibukan. Aktivitas ada 2 faktor yaitu:

a) Faktor internal adalah faktor dari dalam, faktor internal yang

memperngaruhi aktivitas belajar adalah:

1) Ciri khas/karakteristik siswa

2) Sikap terhadap belajar

3) Motivasi belajar

4) Konsentrasi belajar

5) Mengolah bahan ajar

6) Mengenali hasil belajar

7) Rasa percaya diri

b) Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang memberikan

pengaruh terhadap aktivitas belajar yang dicapai siswa, faktor

eksternal yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa adalah:

38
1) Faktor guru

2) Faktor lingkungan

3) Kurikulum sekolah

4) Sarana dan prasarana34

Dibawah ini adalah tabel aktivitas belajar siswa yang terdapat di

dalam RPP

No Aspek Aktivitas RPP

1 Visual activities, seperti membaca 1, 2, 3, 4


materi, memperhatikan gambar,
mengamati
2 Oral activities, seperti mengajukan 1, 2, 3, 4
pertanyaan, memberi jawaban, saran,
mengeluarkan pendapat
3 Listening activities, seperti 1, 2, 3, 4
mendengarkan uraian, percakapan,
diskusi, pertanyaan jawaban dan
ceramah
4 Writing activities, seperti menulis 1, 2, 3, 4
pertanyaan, menulis jawaban, menulis
point-point, menulis kesimpulan
5 Mental activities seperti mengingat, 1, 2, 3, 4
menangkap, memcahkan, soal,
mengambil keputusan
6 Emotional activities, seperti menaruh 1, 2, 3, 4
minat, merasa bosan, gembira, berani,
tegang, gugup, kagum dan tenang

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan

teknik analisis deskriptif. Teknik statistik deskriptif merupakan kegiatan

statistic yang dimulai dari menghimpun data, menyusun atau mengukur data,

mengelola data, menyajikan dan mangenalisis data angka guna memberikan

34
. Log Cit, hlm. 177-196.

39
gambaran suatu gejala, peristiwa, atau keadaan. Analisis deskriptif ini

dilakukan untuk mengetahui gambaran data yang akan dianalisis.

1. Analisis data kualitatif, data yang berupa informasi berbentuk kalimat

yang member gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat

pemahaman terhadap suatu mata pelajaran, pandangan atau sikap siswa

terhadap teknik belajar siswa yang baru, aktivitas siswa mengikuti

pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri,dan

sejenisnya dapat dianalisis secara kualitatif.

2. Analisis data kuantitatif, data yang berupa angka ( nilai skor dan

persentasi) dapat dianalisis secara deskriptif. Misalnya mencari nilai rata-

rata persentase keberhasilan, dan lain-lain35.

3. Aktivitas Guru

Selain itu data deskriptif juga digunakan untuk menentukan keberhasilan

aktivitas guru dalam bentuk mendemonstrasikan kegiatan selama proses

pembelajaran diolah dengan menggunakan rumus persentase36, yaitu

sebagai berikut:

F
P= ×100 %
N

Keterangan :

F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = number of Cases ( jumlah frekuensi/ banyak individu)

P = Angka persentase

35
. Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT Raja Graindo Persada, 2008), hlm.
127-128.
36
. Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004),
hlm. 43.

40
Keberhasilan dengan penerapan Srategi The Learning Cell

dikatakan berhasil apabila mencapai:

TABEL III. 1
KATEGORI AKTIVITAS GURU
NO Interval (%) Kategori
1 76%-100% Baik
2 56%-75% Cukup baik
3 40%-55% Kurang baik
4 0%-40% Tidak baik

4. Aktivitas Belajar siswa

Dalam menentukan criteria penilaian aktivitas belajar siswa pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sebagai berikut :

TABEL III. 2
KATEGORI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
NO Interval (%) Kategori
1 76%-100% Tinggi
2 56%-75% Cukup Tinggi
3 40%-55% Kurang Tinggi
4 0%-40% Tidak baik
Sumber: Suharsimi Arikunto.37

37
. Op. cit, hlm. 95.

41
41
42
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskipsi Setting Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru

Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru merupakan lembaga

pendidikan yang ada di Jl. Teluk Leok Kelurahan Limbungan Kecamatan

Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru. Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru

didirikan pada tahun 1981. Semenjak berdirinya sekolah ini telah beberapa

kali berganti pemimpin atau kepala sekolahnya, waktu berdiri Sekolah

Negeri 103 Pekanbaru kepala sekolahnya adalah Drs. Syahril

Muchtar,kemudian diganti oleh bapak Drs. Bachtiar, setelah itu digantikan

oleh bapak Drs. M.Noor, selanjutnya adalah Bapak Ilyas Talib.S.Pd,

selanjutnya Bapak Zulkifli AS,S.H selanjutnya bapak Drs.Wirman, dan

selanjutnya Bapak Wan Ibrahim, S.Pd dan terakhir ibu Delfita

Marlinda,S.Pd.SD.MM sampai sekarang.

Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru ini berada jauh dari

kebisingan kendaraan, jauh dari keramaian dan mempunyai lingkungan

bersih dan nyaman. Karenanya suasana ini sangat cocok untuk suasana

belajar yang tenang. Jumlah guru yang mengajar di Sekolah Dasar 103

Pekanbaru sebanyak 10 orang dan 1 orang penjaga sekolah. Jumlah ini

sudah dikatakan cukup karena adanya guru kelas dan guru bidang studi

tertentu seperti guru Pendidikan Agama Islam, Arab Melayu, dan

Olahraga. Dalam proses belajar mengajar semuanya berjalan dengan

42
43

lancar, guru bidang studi masuk sesuai dengan jadwal yang telah

ditentukan.38

2. Profil Sekolah

Tabel IV . 1
Profil Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru
Nama Sekolah SDN 103 Pekanbaru
NSS 101096006103
Provinsi Riau
Otonomi Pekanbaru
Kecamatan Rumbai Pesisir
Desa/ Kelurahan Limbungan
Jalan
Daerah Rumbai Pesisir
Status Sekolah Negeri
Kelompok Sekolah
Akreditasi A
Surat Keputusan
Tahun Berdiri 1981
Tahun Perubahan
Kegiatan Belajar-mengajar Pagi
Bangunan Sekolah Permanen
Luas Bangunan 325m2
Lokasi 2000m2
Jarak Ke kecamatan Km
Jarak Ke Pusat Otoda Km
Jumlah Anggota Rayon
Organisasi Penyelenggara -
Jumlah Guru 8
Jumlah Siswa 149
Sumber: Arsip Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru
3. Visi dan Misi Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru

a. Visi

“Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan

berwawasan lingkungan, sehat jasmani dan rohani melalui hasil belajar

yang berlandaskan iman dan taqwa”

b. Misi

1) Melaksanakan bimbingan secara adil.

2) Menumbuhkan penghargaan terhadap ajaran agama yang dianut.

38
Dokumen SDN 103 pekanbaru
44

3) Memberikan motivasi untuk selalu berwawasan global.

4) Menerapkan menejemen partisipatif dengan melibatkan seluruh

warga sekolah, orang tua, dan masyarakat.39

4. Keadaan Guru dan Siswa Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru

a. Keadaan Guru

Yang mengajar di Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru

kecamatan Rumbai Pesisir terdiri dari guru PNS, dan guru Bantu

Daerah, dan guru Honor, yang semuanya berjumlah 11 orang yang

terdiri dari wali kelas dan guru bidang studi dan penjaga sekolah.

Adapun guru yang mengajar di Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru

dapat dilihat pada tabel IV.2

Tabel IV. 2
Keadaan Guru Sekolah Dasar
Negeri 103 Pekanbaru

NO NAMA JABATAN
Delfita Marlinda. S.Pd. SD.
1. Kepala Sekolah
MM
2. Khaidir, A.Ma.PD Wakil Kepala Sekolah dan Wali Kelas IV
3. Ratna Yanti, S.Pd Wali Kelas VI
4. Lizawati, S.Pd Wali Kelas V
5. Rahimah, A.ma.PD Wali Kelas I
6. Muhammad Sholeh, S.Pd I Guru Pendidikan Agama Islam dan TAM
7. Maria Rizki, S.Pd Guru PJOK
8. Elfadilla Sary, S.Pd Wali Kelas II
9. Riza Fauziah, S.Pd Wali Kelas III
10. Meiga Atrianti, S.Kom Tenaga Administrasi Sekolah
11. Feri Hendra Penjaga Sekolah
Sumber: Arsip Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru

b. Keadaan Siswa
39
Dokumen SDN 103 Pekanbaru
45

Siswa merupakan salah satu komponen bagi berhasilnya

kegiatan pendidikan disekolah. Guru dan siswa keduanya merupakan

komponen yang tidak dapat dipisahkan. Guru sebagai pendidik atau

pengajar, sedangkan siswa sebagai anak didik. Siswa di Sekolah Dasar

Negeri 103 Pekanbaru selalu meningkat dan selalu ada penambahan

siswa yang pindah dari sekolah lain ke Sekolah Dasar Negeri 103

Pekanbaru. Untuk lebih jelas keadaan siswa diSekolah Dasar Negeri

103 Pekanbarudapat dilihat dari tabel IV.3.

Tabel IV. 3
Keadaan Siswa Sekolah Dasar
Negeri 103 Pekanbaru Tahun 2018
Jumlah Siswa
No. Kelas Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1. I 18 10 28 Siswa
2. II 10 13 23 Siswa
4. III 14 15 29 Siswa
5. IV 17 11 28 Siswa
6. V 12 8 20 Siswa
7. VI 13 8 21 Siswa
Jumlah 84 65 149 Siswa
Sumber: Arsip Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru
46

Tabel IV. 4
Jumlah Siswa kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 103 Pekanbaru
No. Nama Siswa Kode Sampel Kelas Keterangan
1 MHD. ZAKY SYA’BAN 001 IV LK
2 MUHAMMAD AL-FATIH 002 IV LK
3 AYU LESTARI 003 IV PR
4 NUR IRMA NOVIANA 004 IV PR
5 DELVI ARIANTI LESTARI 005 IV PR
6 MARDIYANTO 006 IV LK
7 HERI WINARNO AKBAR 007 IV LK
8 HABIB RIZKI 008 IV LK
9 LIZA ANNISA 009 IV PR
10 NURUL PUTRI 010 IV PR
11 KHAIRUL AZMI 011 IV LK
12 NUR ASURO 012 IV PR
13 KHAIRANI INTAN 013 IV PR
14 M. ALI AKBAR 014 IV LK
15 MIFTAHUL JANNAH 015 IV PR
16 WAHYU ABDILLAH 016 IV LK
17 SYAHIRA AZZAHRA PANJAITAN 017 IV PR
18 DAVIT PADHILLAH 018 IV LK
19 RAHMANSYAH 019 IV LK
20 IIN HERLINA 020 IV PR
21 SAFA AZZAHRAH HUMAIRAH 021 IV PR
22 HERMANSYAH 022 IV LK
23 NOFRIADI PRATAMA 023 IV LK
34 OKTA NARLIS 024 IV LK
25 IRFAN ARSYAD 025 IV LK
26 ZULHELMI 026 IV LK
27 RAVIKO ADILLAH 027 IV LK
28 RIDHO PUTRA 028 IV LK
Sumber: Arsip Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru

5. Kurikulum

Kurikulum adalah suatu program yang disediakan untuk

pembelajaran siswa. Kurikulum dalam penyelenggaraan pendidikan

disuatu lembaga adalah mencapai tujuan, sekaligus merupakan pedoman

dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Dengan adanya kurikulum proses

belajar mengajar yang disajikan guru dapat terarah dengan baik. Hal ini

dapat dikatakan bahwa kurikulum salah satu faktor yang ada dalam suatu

lembaga pendidikan.
47

Kurikulum senantiasa bersifat dinamis guna menyesuaikan dengan

berbagai perkembangan zaman dan lebih menetapkan hasilnya sesuai

dengan yang diterapkan.Dengan demikian, kurikulum selalu diadakan

perbaikan agar mendapat alat yang dianggap ampuh untuk mendidik atau

mencapai harapan tersebut.

Adapun kurikulum yang digunakan di Sekolah Dasar Negeri 103

Pekanbaru adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP(KurikulumTingkat Satuan Pendidikan) untuk kelas I, II, III, IV, V,

dan VI.

6. Sarana dan Prsarana

Dalam suatu lembaga pendidikan sarana dan prasarana memegang

peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan.Dengan

adanya sarana dan prasarana yang memadai, kemungkinan tercapainya

tujuan pendidikan lebih besar. Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru

memiliki luas tanah 2000 M2 dan luas bangunan 448 M2 memadai untuk

peserta didik bermain dan berolahraga,dengan luas bangunan yang ada

sekarang ini terdapat juga kekurangan ruangan untuk sarana ibadah berupa

musholla. Secara bertahap telah menambah sarana dan prasarana, demi

terlaksananya proses belajar mengajar dengan baik. Adapun sarana dan

prasarana yang dimiliki Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru dapat dilihat

pada tabel berikut:


48

a. Fasilitas Gedung

Tabel IV. 5
Fasilitas Gedung Sekolah Dasar
Negeri 103 Pekanbaru
NO JENIS JUMLAH Kondisi

1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

2 Ruang guru 1 Baik

3 Ruang Kelas 6 Baik

4 Ruang UKS 1 Baik

5 Ruang komputer 1 Baik

6 Halaman 1 Baik

7 WC guru 1 Baik

8 WC siswa 4 Baik
Sumber: Arsip Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru

b. Fasilitas Olahraga

Di Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru memiliki lapangan

sepak bola, lapangan badminton dan lapangan voli.

B. Hasil Penelitian

1. Hasil Aktivitas Belajar Sebelum Tindakan

Sebelum tindakan dalam proses pembelajaran kebanyakan

menggunakan metode ceramah dan tidak melibatkan siswa secara aktif.

Metode pembelajaran juga tidak relevan dan materi yang diajarkan tidak

sesuai dengan kebanyakan cara belajar siswa. Sehingga, pembelajaran

tidak memberi kesan pada siswa dan siswa cepat lupa terhadap pelajaran

yang menyebabkan siswa tidak aktif dala proses pembelajaran.

Aktivitas belajar siswa pada kelas IV Sekolah Dasar Negeri 103

Pekanbaru Kecamatan Rumbai Pesisir sebelum tindakan dapat dilihat pada

tabel berikutnya:
49

Tabel IV. 6
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Sebelum Tindakan

No Aspek Yang Diamati Jumlah Persentase


1 Aktivitas Visual 52 46%
2 Aktivitas Lisan 53 47%
3 Aktivitas Mendengarkan 54 48%
4 Aktivitas Menulis 55 49%
5 Aktivitas Mental 51 45%
6 Aktivitas Emosioanal 53 47%
Jumlah/persentase 318 47%

Sumber: Data Hasil Observasi Maret 2018

Berdasarkan tabel IV. 6 terlihat bahwa aktivitas belajar siswa pada mata

pelajaran IPS di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 103 Pekanbaru sebelum tindakan

masih tergolong “rendah” dengan peresentase rata-rata 47% karena berada pada

rentang 45-60%. Pada aspek Aktivitas Visual siswa yang memperhatikan dan

mengamati materi yang diberikan guru tedapat52 atau 46%, pada Aspek

Aktivitas Lisan siswa yang aktif bertanya kepada teman kelompok aktif

mengemukankan pendapat skor 53 atau 47%, pada aspek Aktivitas Mendengarkan

terdapat siswa yang aktif mendengarkan uraian pendapat teman dalam kelas

diskusi terdapatskor 54atau 48%. Aspek Menulis siswa yang aktif menulis poin-

poin utama atau informasi diskusi yang penting terdapat skor 55 atau49%, Aspek

mental siswa yang aktif menanggapi mengambil keputusan dan menganalisis

dalam diskusi kelompok terdapatskor 51 atau 45%. Aspek emosional siswa

berani dan bersamangat dalam mengemukan pendapat dan hasil diskusinya

terdapat skor 53 atau 47%. dan jumlah keseluruhan aktivitas belajar siswa pada
50

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sebelum tindakan hanya 47%

artinya jauh dibawah indikator keberhasilan yang telah ditetapkan 75%.

Oleh karena itu peneliti mencoba menerapkan strategi The

Learning Cell untuk meningkat aktivitas belajar siswa pada mata pelejaran

Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 103

Pekanbaru.

2. Hasil Penelitian Siklus I

a. Tindakan Siklus 1 Perencanaan

Pada tahap ini perencanaan atau persiapan tindakan ini yang

perlu dipersiapkan adalah menyusun silabus pembelajaran, menyusun

Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan standar

kompetensi dan kompetensi dasar dengan menerapkan langkah-

langkah strategi The Learning Cell, lembar observasi, sarana dan

prasarana pembelajaran seperti sumber bahan ajar dan memperoleh

data tentang aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses

pembelajaran. Mempersiapkan materi pembelajaran dan alat-alat

pembelajaran. Setelah merencanakan dan menyusun segala sesutau

yang dibutuhkan dalam penelitian maka dilanjutkan dengan

pelaksanaan tindakan.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Siklus I Pertemuan I

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan I dilaksanakn pada

hari/tanggal Senin, 02 April 2018 dengan standar kompetensi


51

memahami sejarah, kenampakan alam dan keragaman budaya suku

bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan prvinsi

Kegiatan awal pada pertemuan pertama dilakukan selama 10

menit diawali dengan guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa

dan menanyakan kabar mereka, guru mengajak siswa berdoa bersama

dan mengabsen, guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi

guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti, guru menyampaikan

tujuan dan manfaat materi pelajaran, guru memberikan motivasi

kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan

dilaksanakan, siswa mendengarkan penjelasan dari guru kegiatan yang

akan dilakukan hari ini dan apa tujuan yang akan dicapai dari kegiatan

tersebut dengan bahasa yang sederhana dan dapat dipahami. Kegiatan

inti dilakukan selama 40 menit yang diawali dengan eksplorasi guru

menanyakan pengertian Bhineka Tungga Ika dan persatuan dalam

keragaman budaya, guru menjelaskan pengertian Bhineka Tungga Ika

dan Persatuan dalam keragaman budaya..Kemudian dalam kegaiatan

elaborasi Siwa membaca materi yang diberikan guru dan membuat

pertanyaanSiswa membentuk kelompok yang sudah di tunjuk oleh

guru, Siswa A memulai pertanyaan pertama kemudian siswa B

menjawab pertanyaan dan guru mengkoreksi serta memberi tambahan

informasi, Siswa A selesai mengajukan pertanyaan giliran siswa B

gantian bertanya bertanya dan menjawab pertanyaan, Siswa saling

bertanya jawab guru bergerakdari satu pasangan ke pasangan


52

lainsambil memberi masukan dan penjelasan dengan bertanya dan

menjawab pertanyaan. Konfirmasi Guru memberikan tanggapan dari

pendapat siswa mengenai materi, guru memberikan penguatan tentang

topik materi, guru bertanya jawab dengan siswa mengenai hal yang

belum di pahami

Kegiatan penutup guru bersama siswa menyimpulkan

pembelajaran pada hari itu dan menyampaikan pembelajaran untuk

hari berikutnya, kemudian guru menutup pembelajaran dengan

hamdalah dan mengucapakan salam.

2) Siklus 1 Pertemuan 2

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 2 dilaksanakn pada

hari/tanggal selasa, 10 April 2018 dengan standar kompetensi

memahami sejarah, kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di

lingkungan kabuoaten/kota dan provinsi.

Kegiatan awal pada pertemuan pertama dilakukan selama 10

menit diawali dengan guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa

dan menanyakan kabar mereka, guru mengajak siswa berdoa bersama

dan mengabsen, guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi

guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti, guru menyampaikan

tujuan dan manfaat materi pelajaran, guru memberikan motivasi

kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan

dilaksanakan, siswa mendengarkan penjelasan dari guru kegiatan yang

akan dilakukan hari ini dan apa tujuan yang akan dicapai dari kegiatan
53

tersebut dengan bahasa yang sederhana dan dapat dipahami. Kegiatan

inti dilakukan selama 40 menit yang diawali dengan eksplorasi guru

menanyakan pengertian Bhineka Tungga Ika dan persatuan dalam

keragaman budaya, guru menjelaskan pengertian Bhineka Tungga Ika

dan Persatuan dalam keragaman budaya..Kemudian dalam kegaiatan

elaborasi Siwa membaca materi yang diberikan guru dan membuat

pertanyaanSiswa membentuk kelompok yang sudah di tunjuk oleh

guru, Siswa A memulai pertanyaan pertama kemudian siswa B

menjawab pertanyaan dan guru mengkoreksi serta memberi tambahan

informasi, Siswa A selesai mengajukan pertanyaan giliran siswa B

gantian bertanya bertanya dan menjawab pertanyaan, Siswa saling

bertanya jawab guru bergerakdari satu pasangan ke pasangan

lainsambil memberi masukan dan penjelasan dengan bertanya dan

menjawab pertanyaan. Konfirmasi Guru memberikan tanggapan dari

pendapat siswa mengenai materi, guru memberikan penguatan tentang

topik materi, guru bertanya jawab dengan siswa mengenai hal yang

belum di pahami

Kegiatan penutup guru bersama siswa menyimpulkan

pembelajaran pada hari itu dan menyampaikan pembelajaran untuk

hari berikutnya, kemudian guru menutup pembelajaran dengan

hamdalah dan mengucapakan salam.

3) Observasi Siklus I

a) Observsi Aktivitas Guru


54

Adapun jenis-jenis aktivitas guru pada siklus I pertemuan I

yang dinilai, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel IV. 7
Hasil Observasi Aktivitas Guru
Siklus I Pertemuan 1
No Aspek Kategori Jumlah
1 2 3 4
1 Guru memberi siswa tugas bacaan yang 2 2
berkaitan dengan pembelajaran, kemudian
menyuruh siswa membuat pertanyaan yang
berhubungan dengan materi
2 Guru menunjuk siswa untuk berpasangan dan 2 2
saling membuat pertanyaan dan menjawabnya
3 Guru mengkoreksi dari setiap jawaban yang di 2 2
jawab oleh siswa
4 Guru menyuruh siswa yang berpasangan 2 2
bergantian untuk menjawab pertanyaan
5 Guru melakukan pengamatan dari pasangan 2 2
siswa ke yang lainnya dan melakukan feedback
Jumlah 10
Persentase 50%
Kategori Kurang Baik
Sumber : Data Olahan 2018

Keterangan :

Nilai 4 = Baik Sekali Nilai 2 = Cukup Baik

Nilai 3 = Baik Nilai 1 = Kurang Baik

Berdasarkan tabel IV.7 terlihat peningkatan aktivitas guru

dari siklus I pertemuan Ihanya 50% atau “kurang baik” karena 50%

berada pada rentang 40-55%. Pada siklus I pertemuan 1 guru

memberi siswa tugas membaca bacaan yang berkaitan dengan

pembelajaran, kemudian menyuruh siswa membuat pertanyaan yang

berhubungan dengan materi guru memperoleh skor 2, pada aspek

guru menunjuk siswa untuk berpasangan dan saling membuat

pertanyaan dan menjawabnya guru memperoleh skor 2, pada aspek


55

guru mengkoreksi dari setiap jawaban yang dijawab oleh siswa guru

memperoleh skor 2, pada aspek guru menyuruh siswa yang

berpasangan bergantian untuk menjawab pertanyaan guru

memperoleh skor 2, pada aspek guru melakukan pengamatan dari

pasangan siswa ke lainnya dan melakukan feedback guru memperoleh

skor 2

b) Observasi Aktivitas Siswa

Observasi aktivitas siswa dilakukan pada saat proses

pembelajaran berlangsung adapun jumlah aktivitas siswa yang

diamati ada 5 jenis aktivitas yaitu: 1. Siswa membuat

tugas/membaca bacaan yang di suruh guru, lalu membuat

pertanyaan yang berhubungan dengan materi. 2. Siswa mencari

pasangan yang telah ditunjuk dan mulai memberi pertanyaan

terhadap pasangan dan pasangan menjawabnya. 3. Siswa

mendengar pengoreksian jawaban dari guru. 4. Siswa bergantian

bertanya terhadap pasangannya lalu dijawab. 5. Siswa menerima

pengamatan dan mendapat feedback dari guru.


56

Tabel IV.8
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada
Siklus I pertemuan I
No Aspek yang diamati Jumlah %
1 Siswa membuat tugas/membaca 15 53%
bacaan yang diberi guru lalu
membuat pertanyaan yang
berhubungan dengan materi
2 Siswa mencari pasangan yang telah 14 50%
ditunjuk dan mulai memberi
pertanyaan terhadap pasangan dan di
jawab
3 Siswa mendengarkan pengereksian 15 53%
jawaban dari guru
4 Siswa bergantian bertanya terhadap 16 57%
pasangan dan dijawab
5 Siswa menerima pengamatan dan 17 60%
feedback yang diberi oleh guru
Jumlah / % 74 53%
Kategori Kurang Baik
Sumber: Data Olahan 2018
Berdasarkan tabel di atas aktivitas siswa dengan penerapan

Strategi The Learning Cell pada siklus I dapat dijelaskan sebagai

berikut: pada siklus I pertemuan I skor yang diperoleh adalah 74 atau

53%. Atau berada pada kategori “Kurang Baik”. Pada aspek Siswa

membuat tugas/membaca bacaan yang di beri guru lalu membuat

pertanyaan yang berhungan dengan materi memperoleh skor 15 atau

53%, siswa mencari pasangan yang telah ditunjuk dan mulai memberi

pertanyaan terhadap pasangan dan dijawab memperoleh skor 14 atau

50%, siswa mendengarkan pengoreksian jawaban dari guru

memperoleh skor 15 atau 53%, siswa bergantian bertanya pasangan

lalu dijawab memperoleh skor 16 atau 57%, siswa menerima

pengamatan dan feedback yang diberi guru memperoleh skor 17 atau

60.
57

Selain aktivitas guru dan siswa, aktivitas belajar siswa juga

menjadi kegiatan pusat observasi dalam penelitian ini. Aktivitas belajar

siswa merupakan aktivitas belajar yang muncul ketika proses

pembelajaran berlangsung. Hasil observasi aktivitas belajar siswa

pada siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel IV.9
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada
Siklus I pertemuan I

No Aspek Yang Diamati Jumlah Persentase


1 Aktivitas Visual 60 54%
2 Aktivitas Lisan 58 52%
3 Aktivitas Mendengarkan 62 55%
4 Aktivitas Menulis 60 54%
5 Aktivitas Mental 52 46%
6 Aktivitas Emosional 56 50%
Jumlah / % 348 52%
Kategori Kurang Baik
Sumber : Data Olahan 2018

Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan bahwa aktivitas

belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui

Penerapan Strategi The Learning Cell pada siklus I adalah sebagai

berikut:

Pada siklus I pertemuan I jumlah skor yang diperoleh adalah

348 atau 52%berada pada kategori “Kurang Tinggi” karena 52%

berada pada rentang 40-55%. Pada Aktivitas Visual yang

memperhatikan dan mengamati materi yang diberikan guru terdapat

54% siswa yang aktif yaitu dengan skor 60, pada Aspek Aktivitas

Lisan siswa yang aktif bertanya kepada teman, aktif mengemukakan

pendapat 52% siswa yang aktif dengan skor 58, pada Aspek Aktivitas

Mendengarkan terdapat siswa yang aktif mendengarkan pendapat


58

teman dalam kelas terdapat 55% siswa yang aktif dengan skor 62,

aspek Aktivitas Menulis siswa yang aktif menulis point-point utama

atau informasi diskusi terdapat 54% siswa yang aktif dengan skor 60,

aspek Aktivitas Mental siswa yang aktif menanggapi 46% siswa yang

aktif terdapat skor 52, aspek Aktivitas Emosional siswa yang berani

dan bersemangat dalam mengemukakan pendapat dan hasil diskusinya

terdapat 50% siswa yang aktif terdapat skor 56.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pada

siklus I pertemuan I aktivitas siswa yang memiliki skor tertinggi

adalah aktivitas mendengarkan dengan skor 62 atau 55 %. Dan skor

terendah adalah aktivitas Emosional dengan skor 56 atau 50%, pada

aktivitas mendengarkan masih banyak siswa yang bercerita saat guru

menerangkan pembelajaran dan bermain dengan teman sebangku.

Tabel IV. 10
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 2
No Aspek Yang Diamati Kategori Jumlah
1 2 3 4
1 Guru memberi siswa tugas membaca 3 3
bacaan yang berkaitan dengan
pembelajaran, kemudian menyuruh
siswa membuat pertanyaan yang
berhubungan dengan materi
2 Guru menunjuk siswa untuk 2 2
berpasangan dan saling membuat
pertanyaan dan menjawabnya
3 Guru mengkoreksi dari setiap jawaban 2 2
yang di jawab oleh siswa
4 Guru menyuruh siswa yang berpasangan 3 3
bergantian untuk menjawab pertanyaan
5 Guru melakukan pengamatan dari 2 2
pasangan ke pasangan lainnya dan
melakukan feedback
Jumlah 12
Persentase 60%
Kategori Cukup Baik
Sumber: Data Olahan 2018
59

Keterangan:
Nilai 4 = Baik Sekali Nilai 2 = Cukup Baik
Nilai 1 = Kurang Baik Nilai 3 = Baik

Berdasarkan pada tabel di atas terlihat siklus I pertemuan 2

meningkat menjadi 60%, pada Siklus I pertemuan 2 Guru memberi

siswa tugas membaca bacaan yang berkaitan dengan pembelajaran,

kemudian menyuruh siswa membuat pertanyaan yang berhubungan

dengan materi memperoleh skor 3, guru menunjuk siswa untuk

berpasangan dan saling membuat pertanyaan dan menjawabnya

memperoleh skor 2, guru mengkoreksi dari setiap jawaban yang di

jawab oleh siswa memperoleh skor 2, guru menyuruh siswa yang

berpasangan bergantian untuk menjawab pertanyaan memperoleh skor

3, guru melakukan pengmatan dari pasangan ke pasangan lainnya dan

melakukan feedback memperoleh skor 2.

Observasi aktivitas siswa dilakukan pada saat pembelajaran

berlangsung adapun jumlah aktivitas yang diamati ada 5 jenis aktivitas

yaitu: 1. Siswa yang membuat tugas/ bacaan yang diberi guru lalu

membuat pertanyaan yang berhubungan dengan materi. 2. Siswa

mencari pasangan yang telah di tunjuk dan mulai memberi pertanyaan

terhadap pasangan dan di jawab. 3. Siswa mendengarkan pengoreksian

jawaban dari guru. 4. Siswa bergantian bertanya terhadap pasangan

lalu dijawab. 5. Siswa menerima pengamatan dan feedback yang diberi

guru.
60

Tabel IV. 11
Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada
Siklus I Pertemuan 2
No Aspek Yang Diamati Jumlah %
1 Siswa yang membuat tugas/ bacaan 19 68%
yang diberi guru lalu membuat
pertanyaan yang berhubungan dengan
materi
2 Siswa mencari pasangan yang telah di 18 64%
tunjuk dan mulai memberi pertanyaan
terhadap pasangan dan di jawab
3 Siswa mendengarkan pengoreksian 17 61%
jawaban dari guru
4 Siswa bergantian bertanya terhadap 22 79%
pasangan lalu dijawab
5 Siswa menerima pengamatan dan 19 68%
feedback yang diberi guru
Jumlah 95
Persentase 68%
Kategori Cukup Baik
Sumber : Data Olahan 2018

Melihat tabel di atas aktivitas siswa dengan penerapan

Strategi The Learning Cell pada Siklus I pertemuan 2 meningkat

menjadi 68% atau berada pada kategori “Cukup Baik”. Pada aspek

siswa membuat tugas/bacaan yang diberi guru lalu membuat

pertanyaan yang berhubungan dengan materi memperoleh skor 19 atau

68%. Pada aspek siswa mencari pasangan yang telah di tunjuk dan

mulai memberi pertanyaan terhadap pasangan dan di jawab

memperoleh skor 18 atau 64%. Pada aspek siswa mendengarkan

pengoreksian jawaban dari guru memperoleh skor 17 atau 61%. Pada

aspek siswa menerima pengamatan dan feedback yang diberi guru

memperoleh skor 19 atau 68%.


61

Selain aktivitas guru dan aktivitas siswa, aktivitas belajar

siswa juga menjadi kegiatan pusat observasi dalam penelitian ini.

Aktivitas belajar siswa merupakan aktivitas belajar yang muncul ketika

proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi aktivitas belajar

siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel IV. 12
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada
Siklus I Pertemuan 2

No Aspek Yang Diamati Jumlah Persentase


1 Aktivitas Visual 64 57%
2 Aktivitas Lisan 62 55%
3 Aktivitas Mendengarkan 66 58%
4 Aktivitas Menulis 63 56%
5 Aktivitas Mental 62 55%
6 Aktivitas Emosional 65 58%
Jumlah/Persentase 382 57%
Sumber : Data Olahan 2018

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pada siklus I

pertemuan 2 jumlah skor yang diperoleh adalah 382 atau 57% berada

pada kategori “ Cukup Tinggi”. Karena 57% berada pada rentang 56-

75%. Pada aspek aktivitas Visual siswa yang memperhatikan dan

mengamati materi terdapat 57% siswa yang aktif yaitu dengan skor 64.

Pada aspek Lisan siswa yang aktif bertanya kepada teman dan aktif

mengemukakan pendapat yaitu 55% siswa yang aktif dengan skor 62.

pada aspek Aktivitas Mendengarkan terdapat siswa yang aktif

mendengarkan uraian pendapat teman dalam kelas diskusi terdapat

58%siswa yang aktif dengan skor 66. Aspek Menulis, siswa yang akti

menulis poin-poin utama atau informasi diskusi yang penting terdapat

56% siswa yang aktif, yaitu dengan skor 63. Aspek mental, siswa yang

aktif menanggapi, mengambil keputusan, dan menganalisis dalam


62

diskusi kelompok terdapat 55% siswa yang aktif yaitu dengan skor 62.

Aspek emosional siswa berani dan bersamangat dalam mengemukan

pendapat dan hasil diskusinya terdapat 58%siswa yang aktif yaitu

dengan skor 65.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa aktivitas

belajar siswa yang memiliki skor tertinggi adalah Aktivitas

Mendengarkan dengan jumlah skor 66 atau 58%. Siswa sudah mulai

mendengarkan.

Berdasarkan hasil perhitungan aktivitas guru di atas maka dapat

direkap hasil observasi guru siklus I pertemuan 2 sebagai berikut:

Tabel IV. 13
Hasil Rekavitulasi Observasi Aktivitas Guru pada
Siklus I Pertemuan 1 dan 2
Siklus I Rata-
No Aspek yang Diamati
Rata
Pert 1 Pert 2
1 Guru memberi siswa tugas membaca bacaan yang berkaitan 2 3 2.5
dengan pembelajaran, kemudian menyuruh siswa membuat
pertanyaan yang berhubungan dengan materi
2 Guru menunjuk siswa untuk berpasangan dan saling 2 2 2
membuat pertanyaan dan menjawabnya
3 Guru mengkoreksi dari setiap jawaban yang yang di jawab 2 3 2
oleh siswa
4 Guru menyuruh siswa yang berpasangan bergantian untuk 2 3 2.5
menjawab pertanyaan
5 Guru melakukan pengamatan dari pasangan ke pasangan 2 2 2
lainnya dan melakukan feedback
Jumlah 10 12 11
Persentase 60% 65% 55%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rentang

perbedaan persentase skor siklus 1 pertemuan 1 dan 1 adalah sebesar

55%. Namun peningkatan yang terjadi tidak berpengaruh besar

terhadap hasil aktivitas guru karena hanya berada pada rentang 40-55%

atau bisa dikategorikan masih tergolong “Kurang Baik”


63

Berdasarkan hasil perhitungan aktivitas siswa di atas, maka

dapat direkap hasil observasi aktivitas guru siklus 1 pertemuan 1 dan 2

sebagai berikut:

Tabel IV.14
Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Siswa pada
Siklus I Pertemuan 1 dan 2
No Aspek Yang Diamati Siklus 1 Rata-rata
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Siswa membuat
tugas/membaca bacaan
yang diberi guru lalu 15 19 17
membuat pertanyaan yang
berhubungan dengan
materi
2 Siswa mencari pasangan
yang telah ditunjuk dan 14 18 16
pasangan menjawabnya
3 Siswa mendengar
pengoreksian setiap 15 17 16
jawaban dari guru
4 Siswa bergantian bertanya
terhadap pasangan dan 16 22 19
pasangan menjawab nya
5 Siswa menerima
pengamatan dan 17 19 18
malakukan feedback
Jumlah 77 95 86
Persentase 55% 67% 61%
Sumber: Data Olahan 2018

Dari tabel di atas diketahui skor yang diperoleh guru dalam

pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan Strategi The Learning

Cell pada Ilmu Pengetahuan Sosial pada pertemuan 2 lebih baik atau

mengalami peningkatan dibanding pada pertemuan pertama, secara

umum aktivitas siswa mendapatkan skor dari pertemuan 1 dan 2

sebesar 61% dengan cukup baik.


64

Berdasarkan hasil perhitungan aktivitas belajar siswa

sebelumnya, maka dapat dilihat rekapitulasinya pada siklus 1

pertemuan 1 dan 2 dibawah ini:

Tabel IV.15
Hasil Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa pada
Siklus I Pertemuan 1 dan 2
No Aspek Yang Diamati Siklus I Rata-rata
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Aktivitas Visual 60 64 52
2 Aktivitas Lisan 58 62 60
3 Aktivitas Mendengarkan 62 66 64
4 Aktivitas Menulis 60 63 61
5 Aktivitas Mental 52 62 57
6 Aktivitas Emosional 56 65 60
Jumlah 348 382 364
Persentase 52% 57% 54%
Sumber : Data Olahan 2018

Dari tabel di atas diketahui skor yang diperoleh siswa

dalam pelaksanaan pembelajaran pada Ilmu Pengetahuan Sosial pada

pertemuan 2 lebih Tinggi atau mengalami peningkatan dibanding pada

pertemuan 1. Secara umum aktivitas belajar siswa mendapatkan skor

dari pertemuan 1 dan 2 sebesar 54%

Berdasarkan penjelasan tersebut, aktivitas belajar siswa

pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada Siklus 1 dengan

persentase 54%, artinya masih belum mencapai indikator keberhasilan.

Oleh karena itu penelitian akan memperbaiki kekurangan yang terjadi

melalui penelitian tindakan kelas dengan melanjutkan ke siklus II.

c. Refleksi Siklus I

Refelski pada siklus II diperoleh berdasarkan hasil analisis data

untuk tiap-tiap langkah pelaksanaan tindakan yang akan dideskripsikan


65

peneliti pada tahap ini. Selanjtnya di disukusikan dengan observer,

yang berperan sebagai observer yaitu teman sejawat. Memperhatikan

deskripsi proses pembelajaran yang dikemukakan di atas dan aktivitas

belajar siswa, maka berdasarkan hasil pembahasan peneliti dan

pengamat terhadap perbaikan pembelajaran pada siklus I terdapat

beberapa kelemahan pembelajaran diantaranya:

1) Aktivitas guru masih terdapat beberapa kelemahan terutaman pada

aspek guru memberikan feedback kepada siswa

2) Keaktifan belajar siswa secara keseluruhan masih tergolong sedang

dan belum berjalan dengan maksimal terutama pada aspek:

a) Siswa membuat pertanyaan yang berhubungan dengan materi

b) Siswa mencari pasangan yang telah ditentukan

c) Siswa mendengarkan pengoreksian jawaban

d) Siswa bergantian bertanya kepada pasangan

e) Siswa menerima pengamatan dan melakukan feedback

3) Solusi yang akan dilakukan untuk meningkatkan aktivitas guru

yairu lebih memahami dan mempelajari prosedur pembelajarn Ilmu

Pengetahuan Sosial kemudia lebih meningkatkan kinerja agar

pembelajaran berjalan dengan lancar. Sedangkam keaktifan belajar

siswa dalam proses belajar, kemudian melakukan proses

pembelajaran sesuai dengan rencana dan waktu yang telah

dietetapkan. Oleh sebab itu, tindakan perbaikan akan dilaksnakan

pada siklus II.


66

G. Hasil Penelitian Siklus II

a. Persiapan Tindakan

Tahap ini perencanaan atau persiapan tindakan ini yang perlu

dipersiapkan adalah menyusun pembelajaran, menyusun Perencanaan

Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) berdasarkan standar Kompetensi dan

Kompetensi dasar dengan menerapkan langkah-langkah Strategi The

Learning Cell, lembar observasi, srana dan prasarana pembelajaran seperti

sumber bahan ajar dan memperoleh data tentang aktivitas guru dan

aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Mempersiapkan materi

pembelajaran dan alat-alat pembelajaran. Setelah merencanakan dan

menyusun segala sesuatu yang dibutuhkan dalam penelitian maka

dilanjutkan dengan eplaksanaan tindakan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus II pertemuan 3 dilaksanakan pada hari/Tanggal

jumat, 13 April 2018 dengan Standar Kompetensi memahami sejarah,

kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di lingkungan

kabupaten/kota dan provinsi. Dengan indikator pada pertemuan ini

memberikan contoh cara menghargai keragaman budaya yang ada.

Menunjukkan sikap menerima keragaman suku bangsa dan budaya

Kegiatan awal pada pertemuan pertama dilakukan selama

10 menit diawali dengan guru membuka pelajaran dengan menyapa

siswa dan menanyakan kabar mereka, guru mengajak siswa berdoa

bersama dan mengabsen, guru melakukan apersepsi sebagai awal

komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti, guru

menyampaikan tujuan dan manfaat materi pelajaran, guru memberikan


67

motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran

yang akan dilaksanakan, siswa mendengarkan penjelasan dari guru

kegiatan yang akan dilakukan hari ini dan apa tujuan yang akan dicapai

dari kegiatan tersebut dengan bahasa yang sederhana dan dapat

dipahami. Kegiatan inti dilakukan selama 40 menit yang diawali

dengan eksplorasi guru menanyakan pengertian Bhineka Tungga Ika

dan persatuan dalam keragaman budaya, guru menjelaskan pengertian

Bhineka Tungga Ika dan Persatuan dalam keragaman

budaya..Kemudian dalam kegaiatan elaborasi Siwa membaca materi

yang diberikan guru dan membuat pertanyaanSiswa membentuk

kelompok yang sudah di tunjuk oleh guru, Siswa A memulai

pertanyaan pertama kemudian siswa B menjawab pertanyaan dan guru

mengkoreksi serta memberi tambahan informasi, Siswa A selesai

mengajukan pertanyaan giliran siswa B gantian bertanya bertanya dan

menjawab pertanyaan, Siswa saling bertanya jawab guru bergerakdari

satu pasangan ke pasangan lainsambil memberi masukan dan

penjelasan dengan bertanya dan menjawab pertanyaan. Konfirmasi

Guru memberikan tanggapan dari pendapat siswa mengenai materi,

guru memberikan penguatan tentang topik materi, guru bertanya jawab

dengan siswa mengenai hal yang belum di pahami

Kegiatan penutup guru bersama siswa menyimpulkan

pembelajaran pada hari itu dan menyampaikan pembelajaran untuk

hari berikutnya, kemudian guru menutup pembelajaran dengan


68

hamdalah dan mengucapakan salam.

c. Siklus II Pertemuan 4

Pelaksanaan siklus II pertemuan 4 dilaksanakan pada hari rabu, 18

April 2018 dengan standat kompetensi memahami sejarah, kenampakan

alam dan keragaman suku bangsa di lingkungan kapuaten/kota dan

provinsi. Dengan indikator menunjukkan keragaman budaya yang ada di

daerah melalui peta.

Kegiatan awal pada pertemuan pertama dilakukan selama 10 menit

diawali dengan guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan

menanyakan kabar mereka, guru mengajak siswa berdoa bersama dan

mengabsen, guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru

sebelum melaksanakan pembelajaran inti, guru menyampaikan tujuan dan

manfaat materi pelajaran, guru memberikan motivasi kepada siswa agar

semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan, siswa

mendengarkan penjelasan dari guru kegiatan yang akan dilakukan hari ini

dan apa tujuan yang akan dicapai dari kegiatan tersebut dengan bahasa

yang sederhana dan dapat dipahami. Kegiatan inti dilakukan selama 40

menit yang diawali dengan eksplorasi guru menanyakan pengertian

Bhineka Tungga Ika dan persatuan dalam keragaman budaya, guru

menjelaskan pengertian Bhineka Tungga Ika dan Persatuan dalam

keragaman budaya..Kemudian dalam kegaiatan elaborasi Siwa membaca

materi yang diberikan guru dan membuat pertanyaanSiswa membentuk

kelompok yang sudah di tunjuk oleh guru, Siswa A memulai pertanyaan

pertama kemudian siswa B menjawab pertanyaan dan guru mengkoreksi


69

serta memberi tambahan informasi, Siswa A selesai mengajukan

pertanyaan giliran siswa B gantian bertanya bertanya dan menjawab

pertanyaan, Siswa saling bertanya jawab guru bergerakdari satu pasangan

ke pasangan lainsambil memberi masukan dan penjelasan dengan

bertanya dan menjawab pertanyaan. Konfirmasi Guru memberikan

tanggapan dari pendapat siswa mengenai materi, guru memberikan

penguatan tentang topik materi, guru bertanya jawab dengan siswa

mengenai hal yang belum di pahami

Kegiatan penutup guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran

pada hari itu dan menyampaikan pembelajaran untuk hari berikutnya,

kemudian guru menutup pembelajaran dengan hamdalah dan

mengucapakan salam.

1) Observasi Aktivitas Guru

Adapun jenis-jenis aktivitas guru pada siklus II pertemuan 3

yang dinilai dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:


70

Tabel IV.16
Hasil Observasi Aktivitas Guru
Siklus II Pertemuan 3
No Aspek Kategori Jumlah
1 2 3 4
1 Guru memberi siswa tugas membaca 4 4
bacaan yang berkaitan dengan pembelajran
kemudian menyuruh sisw membuat
pertanyaan yang berhubungan dengan
meteri
2 Guru menunjuk siswa untuk berpasangan 3 3
dan saling membuat pertanyaan dan
menjawabnya
3 Guru mengkoreksi jawaban setiap siswa 2 2
4 Guru menyuruh siswa yang berpasangan 2 2
bergantian untuk menjawab pertanyaan
5 Guru melakukan pengamatan dari 4 4
pasangan ke pasangan lainnya
Jumlah 15
Persentase 75%
Kategori Cukup Baik
Sumber : Data Olahan 2018
Keterangan
Nilai 4 = Baik Sekali Nilai 2 = Cukup Baik
Nilai 3 = Baik Nilai 1 = Kurang Baik
Berdasarkan tabel di atas terlihat peningkatan aktivitas guru

dari siklus II pertemuan 3 meningkat 75% atau “Cukup Baik” karena

75% berada pada rentang 56-75%. Pada siklus II pertemuan 3guru

memberi siswa tugas membaca bacaan yang berkaitan dengan

pembelajaran, kemudian menyuruh siswa membuat pertanyaan yang

berhubungan dengan materi guru memperoleh skor 4, pada aspek guru

menunjuk siswa untuk berpasangan dan saling membuat pertanyaan

dan menjawabnya guru memperoleh skor 3, pada aspek guru

mengkoreksi dari setiap jawaban yang dijawab oleh siswa guru

memperoleh skor 2, pada aspek guru menyuruh siswa yang

berpasangan bergantian untuk menjawab pertanyaan guru memperoleh


71

skor 2, pada aspek guru melakukan pengamatan dari pasangan siswa

ke lainnya dan melakukan feedback guru memperoleh skor 4.

Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa aktivitas guru pada

siklus II pertemuan 3 ini dapat berjalan dengan baik. Hal tersebut

dibuktikan dengan prolehan skor 15 atau sebesar 75%. Kekurangan

yang terdapat dalam siklus II pertemuan 3 akan diperoleh perbaiki

pada pertemuan berikutnya.

2) Observasi Aktivitas Siswa

Observasi aktivitas siswa dilakukan pada saat proses

pembelajaran berlangsung adapun jumlah aktivitas siswa yang diamati

ada 5 jenis aktivitas yaitu: 1. Siswa membuat tugas/membaca bacaan

yang di suruh guru, lalu membuat pertanyaan yang berhubungan

dengan materi. 2. Siswa mencari pasangan yang telah ditunjuk dan

mulai memberi pertanyaan terhadap pasangan dan pasangan

menjawabnya. 3. Siswa mendengar pengoreksian jawaban dari guru. 4.

Siswa bergantian bertanya terhadap pasangannya lalu dijawab. 5.

Siswa menerima pengamatan dan mendapat feedback dari guru.


72

Tabel IV. 17
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada
Siklus II pertemuan 3
No Aspek yang diamati Jumlah %
1 Siswa membuat tugas/membaca 20 71%
bacaan yang diberi guru lalu
membuat pertanyaan yang
berhubungan dengan materi
2 Siswa mencari pasangan yang telah 18 64%
ditunjuk dan mulai memberi
pertanyaan terhadap pasangan dan di
jawab
3 Siswa mendengarkan pengereksian 20 71%
jawaban dari guru
4 Siswa bergantian bertanya terhadap 20 71%
pasangan dan dijawab
5 Siswa menerima pengamatan dan 22 79%
feedback yang diberi oleh guru
Jumlah / % 100 71%
Sumber :Data Olahan 2018
Berdasarkan tabel di atas aktivitas siswa dengan penerapan

Strategi The Learning Cell pada siklus II dapat dijelaskan sebagai

berikut: pada siklus II pertemuan 3 skor yang diperoleh adalah 100

atau 71%. Atau berada pada kategori “Cukup Baik”. Pada aspek Siswa

membuat tugas/membaca bacaan yang di beri guru lalu membuat

pertanyaan yang berhubungan dengan materi memperoleh skor 20 atau

71%, siswa mencari pasangan yang telah ditunjuk dan mulai memberi

pertanyaan terhadap pasangan dan dijawab memperoleh skor 18 atau

64%, siswa mendengarkan pengoreksian jawaban dari guru

memperoleh skor 20 atau 71%, siswa bergantian bertanya pasangan

lalu dijawab memperoleh skor 20 atau 71%, siswa menerima

pengamatan dan feedback yang diberi guru memperoleh skor 22 atau

79%.
73

3) Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Selain aktivitas guru dan siswa, aktivitas belajar siswa juga

menjadi kegiatan pusat observasi dalam penelitian ini. Aktivitas belajar

siswa merupakan aktivitas belajar yang muncul ketika proses

pembelajaran berlangsung. Hasil observasi aktivitas belajar siswa

pada siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel IV.18
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada
Siklus II pertemuan 3

No Aspek Yang Diamati Jumlah Persentase


1 Aktivitas Visual 86 77%
2 Aktivitas Lisan 84 75%
3 Aktivitas Mendengarkan 82 73%
4 Aktivitas Menulis 78 70%
5 Aktivitas Mental 84 75%
6 Aktivitas Emosional 78 67%
Jumlah / % 486 72%
Kategori Cukup Tinggi
Sumber : Data Olahan 2018

Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan bahwa aktivitas

belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui

Penerapan Strategi The Learning Cell pada siklus I adalah sebagai

berikut:

Pada siklus II pertemuan 3 jumlah skor yang diperoleh adalah

486 atau 72% berada pada kategori “Cukup Tinggi” karena 72 %

berada pada rentang 56-75%. Pada Aktivitas Visual yang

memperhatikan dan mengamati materi yang diberikan guru terdapat

77% siswa yang aktif yaitu dengan skor 86, pada Aspek Aktivitas

Lisan siswa yang aktif bertanya kepada teman, aktif mengemukakan


74

pendapat 75% siswa yang aktif dengan skor 84, pada Aspek Aktivitas

Mendengarkan terdapat siswa yang aktif mendengarkan pendapat

teman dalam kelas terdapat 73% siswa yang aktif dengan skor 82,

aspek Aktivitas Menulis siswa yang aktif menulis point-point utama

atau informasi diskusi terdapat 70% siswa yang aktif dengan skor 78,

aspek Aktivitas Mental siswa yang aktif menanggapi 75% siswa yang

aktif terdapat skor 84, aspek Aktivitas Emosional siswa yang berani

dan bersemangat dalam mengemukakan pendapat dan hasil diskusinya

terdapat 67% siswa yang aktif terdapat skor 78.

Pada siklus II pertemuan 3 aktivitas belajar siswa yang

memiliki skor tertinggi adalah aktivitas Visual dengan skor 86 atau 77

%. Pada pertemuan 3 ini siswa mulai bersemangat dalam belajar,

semangat bekerja dalam kelompok, serta semangat dalam menjawab

pertanyaan yang diberikan teman dan guru. Berdasarkan penjalasan

dapat diketahui skor aktivitas belajar siswa klasikal atau secara

keseluruhan pada pertemuan 3 sebesar 72% dengan kategori Cukup

Baik
75

Tabel IV.19
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada
Siklus II Pertemuan 4
No Aspek Yang Diamati Kategori Jumlah
1 2 3 4
1 Guru memberi siswa tugas 4 4
membaca bacaan yang berkaitan
dengan pembelajaran, kemudian
menyuruh siswa membuat
pertanyaan yang berhubungan
dengan materi
2 Guru menunjuk siswa untuk 3 3
berpasangan dan saling membuat
pertanyaan dan menjawabnya
3 Guru mengkoreksi dari setiap 3 3
jawaban yang di jawab oleh siswa
4 Guru menyuruh siswa yang 3 3
berpasangan bergantian untuk
menjawab pertanyaan
5 Guru melakukan pengamatan dari 3 3
pasangan ke pasangan lainnya dan
melakukan feedback
Jumlah 16
Persentase 80%
Kategori Baik
Sumber: Data Olahan 2018

Keterangan:
Nilai 4 = Baik Sekali Nilai 2 = Cukup Baik
Nilai 1 = Kurang Baik Nilai 3 = Baik

Berdasarkan pada tabel di atas terlihat siklus II pertemuan 4

meningkat menjadi 80%, pada Siklus II pertemuan 3 Guru memberi siswa

tugas membaca bacaan yang berkaitan dengan pembelajaran, kemudian

menyuruh siswa membuat pertanyaan yang berhubungan dengan materi

memperoleh skor 4, guru menunjuk siswa untuk berpasangan dan saling

membuat pertanyaan dan menjawabnya memperoleh skor 3, guru

mengkoreksi dari setiap jawaban yang di jawab oleh siswa memperoleh

skor 3, guru menyuruh siswa yang berpasangan bergantian untuk

menjawab pertanyaan memperoleh skor 3, guru melakukan pengmatan


76

dari pasangan ke pasangan lainnya dan melakukan feedback memperoleh

skor 3.

Tabel IV. 20
Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada
Siklus II Pertemuan 4

No Aspek Yang Diamati Jumlah %


1 Siswa yang membuat tugas/ bacaan 24 85%
yang diberi guru lalu membuat
pertanyaan yang berhubungan dengan
materi
2 Siswa mencari pasangan yang telah di 22 78%
tunjuk dan mulai memberi pertanyaan
terhadap pasangan dan di jawab
3 Siswa mendengarkan pengoreksian 22 78%
jawaban dari guru
4 Siswa bergantian bertanya terhadap 26 93%
pasangan lalu dijawab
5 Siswa menerima pengamatan dan 26 93%
feedback yang diberi guru
Jumlah 120
Persentase 86%
Kategori Baik
Sumber : Data Olahan 2018

Melihat tabel di atas aktivitas siswa dengan penerapan Strategi The

Learning Cell pada Siklus II pertemuan 4 meningkat menjadi 86 % atau

berada pada kategori “ Baik”. Pada aspek siswa membuat tugas/bacaan

yang diberi guru lalu membuat pertanyaan yang berhubungan dengan

materi memperoleh skor 24 atau 85%. Pada aspek siswa mencari pasangan

yang telah di tunjuk dan mulai memberi pertanyaan terhadap pasangan dan

di jawab memperoleh skor 22 atau 78%. Pada aspek siswa mendengarkan

pengoreksian jawaban dari guru memperoleh skor 22 atau 78%. Pada

aspek siswa bergantian bertanya terhadap pasangan dan dijawab


77

memperoleh skor 93% atau 26,Pada aspek siswa menerima pengamatan

dan feedback yang diberi guru memperoleh skor 26 atau 93%.


Tabel IV. 21
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada
Siklus II Pertemuan 4

No Aspek Yang Diamati Jumlah Persentase


1 Aktivitas Visual 88 78%
2 Aktivitas Lisan 88 78%
3 Aktivitas Mendengarkan 94 83%
4 Aktivitas Menulis 98 87%
5 Aktivitas Mental 92 82%
6 Aktivitas Emosional 96 85%
Jumlah/Persentase 556 83%
Kategori Tinggi
Sumber : Data Olahan 2018

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pada siklus II pertemuan 4

jumlah skor yang diperoleh adalah 556 atau 83% berada pada kategori

“Tinggi”. Karena 83% berada pada rentang 76-100%. Pada aspek aktivitas

Visual siswa yang memperhatikan dan mengamati materi terdapat 88%

siswa yang aktif yaitu dengan skor 78. Pada aspek Lisan siswa yang aktif

bertanya kepada teman dan aktif mengemukakan pendapat yaitu 88%

siswa yang aktif dengan skor 78. pada aspek Aktivitas Mendengarkan

terdapat siswa yang aktif mendengarkan uraian pendapat teman dalam

kelas diskusi terdapat 83% siswa yang aktif dengan skor 94 . Aspek

Menulis, siswa yang akti menulis poin-poin utama atau informasi diskusi

yang penting terdapat 87% siswa yang aktif, yaitu dengan skor 98. Aspek

mental, siswa yang aktif menanggapi, mengambil keputusan, dan

menganalisis dalam diskusi kelompok terdapat 82% siswa yang aktif yaitu

dengan skor 92. Aspek emosional siswa berani dan bersamangat dalam
78

mengemukan pendapat dan hasil diskusinya terdapat 85% siswa yang aktif

yaitu dengan skor 96.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa aktivitas

belajar siswa yang memiliki skor tertinggi adalah Aktivitas Menulis

dengan jumlah skor 98 atau 87%.

Berdasarkan hasil perhitungan aktivitas guru di atas maka dapat

direkap hasil observasi guru siklus II pertemuan 4 sebagai berikut:

Tabel IV.22
Hasil Rekavitulasi Observasi Aktivitas Guru pada
Siklus II Pertemuan 3 dan 4
Siklus II
No Aspek yang Diamati Rata-rata
Pert 3 Pert 4
1 Guru memberi siswa tugas membaca
bacaan yang berkaitan dengan
pembelajaran, kemudian menyuruh 4 4 4
siswa membuat pertanyaan yang
berhubungan dengan materi
2 Guru menunjuk siswa untuk
berpasangan dan saling membuat 3 3 3
pertanyaan dan menjawabnya
3 Guru mengkoreksi dari setiap jawaban 2 3 2.5
yang yang di jawab oleh siswa
4 Guru menyuruh siswa yang berpasangan 2 3 2.5
bergantian untuk menjawab pertanyaan
5 Guru melakukan pengamatan dari
pasangan ke pasangan lainnya dan 4 4 4
melakukan feedback
Jumlah 15 17 16
Persentase 75% 85% 80%
Sumber: Data olahan 2018
Dari tabel di atas diketahui skor yang diperoleh guru dalam

pelaksnaan pembelajaran dengan penggunaan Strategi The Learning Cell

pada pertemuan 3 dan 4 lebih baik atau mengalami peningkatan dibanding

pada pertemuan 1 dan 2. Secara umum aktivitas guru mendapatkan skor

dari pertemuan 3 dan 4 sebesar 80% dengan kategori “Baik”. Dan dapat
79

diambil kesimpulan bahwa kelemahan aktivitas guru dapat diperbaiki pada

pertemuan ini.

Berdasarkan hasil perhitungan aktivitas siswa sebelumnya, maka

dapat direkap hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan 3 dan 4

sebagai berikut:

Tabel IV.23
Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Siswa pada
Siklus II Pertemuan 3 dan 4
No Aspek Yang Diamati Siklus 1 Rata-rata
Pert 3 Pert 4
1 Siswa membuat
tugas/membaca bacaan
yang diberi guru lalu 20 24 22
membuat pertanyaan yang
berhubungan dengan materi
2 Siswa mencari pasangan
yang telah ditunjuk dan 18 22 20
pasangan menjawabnya
3 Siswa mendengar
pengoreksian setiap 20 22 21
jawaban dari guru
4 Siswa bergantian bertanya
terhadap pasangan dan 20 26 23
pasangan menjawab nya
5 Siswa menerima
pengamatan dan malakukan 22 26 24
feedback
Jumlah 100 120 110
Persentase 71% 86% 78%
Sumber: Data olahan 2018

Dari tabel di atas diketahui skor yang diperoleh guru dalam

pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan Strategi The Learning Cell

pada Ilmu Pengetahuan Sosial pada siklus II lebih baik atau mengalami

peningkatan dibanding pada siklus I. secara umum aktivitas siswa

mendapatkan skor dari pertemuan 3 dan 4 sebesar 78% dengan kategori

“baik”.
80

Berdasarkan hasil perhitungan aktivitas siswa sebelumnya, maka

dapat direkap hasil observasi aktivitas siklus II pertemuan 3 dan 4 sebagai

berikut:
Tabel IV.24
Hasil Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa pada
Siklus II Pertemuan 3 dan 4

No Aspek Siklus I Rata-rata


Pert 3 Pert 4
1 Aktivitas Visual 86 88 87
2 Aktivitas Lisan 84 88 86
3 Aktivitas Mendengarkan 82 94 88
4 Aktivitas Menulis 78 98 88
5 Aktivitas Mental 84 92 88
6 Aktivitas Emosional 78 96 87
Jumlah 486 556 524
Persentase 72% 83% 78%
Sumber : Data Olahan 2018

Dari tabel di atas diketahui skor yang diperoleh guru dalam

pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan Strategi The Learning Cell

pada Ilmu Pengetahuan Sosial pada siklus II lebih baik untuk mengalamai

peningkatan dibanding pada siklus I. secara umu pada aktivitas umum

aktivitas guru mendapatkan skor dari pertemuan 3 dan 4 sebesar 78%

dengan kategori “Tinggi”. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan

bahwa aktivitas siswa pada pertemuan ini sudah lebih baik dan maksimal

d. Refleksi

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada pelaksanan siklus II ini,

maka refleksi dilakukan dengan menganalisa setiap tahapannya. Pada

tahap perencanaan, guru telah melakukan persiapan pembelajaran dengan

matang. Kegiatan pembelajaran telah tergambar jelas dan RPP yang telah
81

dieprsiapkan sebelumnya. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil observasi

aktivitas guru pada siklus II yang dilakukan observer, dimana dari 6

aktivitas yang diamati, sudah meningkat dan lebih baik baik dari siklus

sebelumnya.Peningkatan yang terjadi pada aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran juga berdampak psotif terhadap aktivitas belajar yang

diperoleh siswa pada siklus II, hal tersebut terlihat dari rata-rata aktivitas

belajar siswa, yaitu 78% dengan kategori baik. Dengan demikian,

indikator keberhasilan siswa telah melebihi 75% siswa, maka tidak perlu

lagi diadakan perbaikan pada siklus berikutnya.

C. Pembahasan

1. Aktivitas Guru

Berdasarkan hasil pengmatan aktivitas guru siklusI (Pertemuan 1

dan 2) diketahui berada pada kategori “Kurang Baik” karena berada pada

rentang 40-55%. Pada siklus II (Pertemuan 3 dan 4) aktivitas guru

meningkat menjadi 80% dengan kategori baik karena berada pada rentang

76-100%. Perbandingan skor nilai aktivitas guru pada siklus I dan II dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:


82

Tabel IV.25
Hasil Rekapitulasi Aktivitas Guru pada
Siklus I dan II

No Aspek Siklus I Siklus II


1 Guru memberi siswa tugas membaca bacaab 2,5 4
yang berkaitan dengan pembelajaran, kemudia
menyuruh siswa membuat pertanyaan yang
berhubungan dengan materi
2. Guru menunjuk siswa untuk berpasangan dan 2 3
saling membuat pertanyaan dan menjawabnya
3 Guru mengkoreksi dari setiap jawaban yang di 2 2,5
jawab oleh siswa
4 Guru menyuruh siswa ynag berpasangan 2,5 2,5
bergantian untuk menjawab pertanyaan
5 Guru melakukan pengamatan dari pasangan 2 4
siswa ke lainnya dan melakukan feedback
Jumlah 11 16
Persentase 55% 80%
Sumber: Data olahan 2018

Keterangan :
Nilai 4 = Baik Sekali Nilai 2 = Cukup Baik
Nilai 3 = Baik Nilai 1= Kurang Baik

Selanjutnya perbandungan aktivitas guru pada siklus I dan II dapat

dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar IV.1
83

AKTIVITAS GURU
100.00%

90.00%
80%
80.00%

70.00%
55.%
60.00% SIKLUS I
SIKLUS II
50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
SIKLUS I SIKLUS II
Grafik Perbandingan Persentase Aktivitas guru
Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui bahwa aktivitas guru

pada siklus II guru aktif dan mengalami peningkatan. Guru telah

menguasai dan terbiasa dengan Strategi The Learning Cell. Dapat dilihat

pada siklus II yang jauh lebih meningkat dari pada siklus I. pada siklus I

aktivitas guru sebesar 55% tergolong kurang. Sedangkan pada siklus II

peningkatan aktivitas guru menjadi 80% tergolong “Baik”. Guru terlihat

sudah menguasai Strategi The Learning Cell sehingga langkah-langkah

pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan berjalan lancar. Semakin

baik pelaksanaan yang dilakukan guru maka akan semakin baik pula

aktivitas siswa dalam belajar

2. Aktivitas Siswa
84

Aktivitas siswa khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial melalui penerapan Strategi The Learning Cell pada Siklus I dan II

dapat dilihat pada tabel berikut:


85

Tabel IV.26
Hasil Rekapitulasi Aktivitas Siswa pada
Siklus I dan II
No Aspek Siklus I Siklus II
1 Siswa membuat tugas membaca 17 22
bacaan yang diberi guru lalu
membuat pertanyaan yang
berhubungan dengan materi
2. Siswa mencari pasangan yang 16 20
telah di tunjuk dan mulai
memberi pertanyaan terhadap
pasangan dan dijawab
3 Siswa mendengarkan 16 21
pengoreksian jawaban dari guru
4 Siswa bergantian bertanya 19 23
terhadap pasangan lalu dijawab
5 Siswa menerima pengamatan 18 24
dan feedback yang diberi guru.
Jumlah 86 110
Persentase 61% 78%
Sumber: Data olahan 2018

Selanjutnya perbandingan persentase aktivitas siswa melalui

Strategi The Learning Cell pada siklus I dan siklus II juga dapat dilihat

pada grafik berikut:


86

AKTIVITAS SISWA
100.00%

90.00% 78%

80.00%
61%
70.00%

60.00%
SIKLUS I
50.00% SIKLUS II

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
SIKLUS I SIKLUS II

Gambar IV.2
Grafik Perbandingan Aktivitas Siswa
pada Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa

aktivitas siswa mengalami peningkatan pada siklus I maupun siklus II.

Pada siklus I aktivitas siswa sebesar 61% tergolong kurang baik dan belum

mencapai indikator keberhasilan. Dan peningkatan terus terjadi pada siklus

II menjadi 78% tergolong baik artinya sudah mencapai indikator

keberhasilan.

3. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar siswa sebelum tindakan, siklus I dan II pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan Strategi The

Learning Cell dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.27
Hasil Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa
87

Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II

No Aktivitas yang Diamati Sebelum Siklus I Siklus II


tindakan
1 Aktivitas Visual 52 62 87
2 Aktivitas Lisan 53 60 86
3 Aktivitas Mendengarkan 54 64 88
4 Aktivitas Menulis 55 61 88
5 Aktivitas Mental 51 57 88
6 Aktivitas Emosional 53 60 87
Jumlah 318 364 524
Persentase 47% 54% 78%
Sumber : Data Olahan 2018

Selanjutnya perbandingan persentase aktivitas belajar siswa

melalui penerapan Strategi The Learning Cell sebelum tindakan, siklus I

dan Siklus II juga dapat dilihat pada garfik berikut:

AKTIVITAS BELAJAR SISWA


100.00%
90.00%
78.00%
80.00%
70.00%
54.00%
60.00%
47.00% SEBELUM TINDAKAN
50.00% SIKLUS I
40.00% SIKLUS II
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
SEBELUM SIKLUS I SIKLUSII
TINDAKAN

Gambar IV. 3
Grafik Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa pada
Sebelum Tindakan,Siklus I, dan SIklus II
88

Aktivitas belajar siswa pada sebelum tindakan yaitu 47% dengan

kategotri “Kurang” karena berada pada rentang 40-55%. Artinya aktivitas

belajar siswa sebelum tindakan jauh dibawah indicator keberhasilan yang

ditetapkan. Kemudian stelah menerapkan Strategi The Learning Cell pada

siklus I aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 54% tetapi

belum mencapai indicator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sedangkan

pada siklus II aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan yang tinggi

hingga 78%. Artinya aktivitas belajar siwa pada siklus II telah mencapai

indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa

melalui Strategi The Learning Cell dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa. Diantaranya Aktivitas Visual ,Aktivitas Lisan, Aktivitas

Mendengarkan, Aktivitas Menulis, Aktivitas Mental, Aktivitas emosional,

dan Aktivitas Motorik yang secara keseluruhan telah terlakasana dengan

baik.

D. Pengujian Hipotesi

Berdasarkan penjelasan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka

peneliti dapat menjawab hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu:

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan

dalam penelitian ini adalah penerapan Strategi The Learning Celluntuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri103 Pekanbaru dapat “diterima”.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa penerapan Strategi the Learning Cell dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN

103 Pekanbaru. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum tindakan aktivitas

belajar siswa hanya 47% atau berada pada kategori “ Kurang Tinggi”. Setelah

dilakukan tindakan aktivitas belajar pada siklus I meningkat menjadi 54%

dengan katergori “ Cukup Tinggi” pada siklus II aktivitas belajar siswa

meningkat lagi menjadi 78% dengan kategori “Tinggi” karena berada pada

rentang 76-100%. Dengan demikian aktivitas belajar siswa telah mencapai

indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan tentang penggunaan Strategi

The Learning Cell yang telah dilaksanakan peneliti mengajukan saran yakni:

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, khususnya pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diharapkan kepada guru dapat

menerapkan strategi The Learning Cell

2. Sebaiknya guru lebih menjelaskan secara tepat dan singkat bagaimana

strategi The Learning Cell ini dilakukan dalam proses pembelajaran,

sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa tidak

mengalami kesulitan.

88
89

3. Guru harus memberikan kesimpulan tentang pelajaran sehingga siswa

lebih paham dan mengerti.

4. Kepada peneliti selanjutnya agar meneliti lebih dalam tentang penggunaan

pembelajaran The Learning Cellguna meningkatkan aktivitas belajar

siswa.

C. Penutup

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, maka selesailah

penyusunan skripsi ini yang merupakan hasil penilitian yang telah dilakukan

penulis lakukan di SDN 103Pekanbaru. Penlitian ini bertujuan mengubah

tatanan belajar dengan paradigma baru agar semangat siswa dalam belajar dan

aktivitas siswa dalam belajar akan selalu ada. Penulis berharap skripsi ini

dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri. Atas segala

bantuan dan saran dari semua pihak baik dari pihak pembimbing dan pihak

sekolah SDN 103 Pekanbaru yang telah memberikan dukungan, penulis

ucapkan terimakasih semoga Allah SWT memberikan balasan yanng setimpal.

Anda mungkin juga menyukai