Anda di halaman 1dari 39

KONSEP DASAR PENDEKATAN, MODEL,

METODE, STRATEGI DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA DI SD

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Model-model Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Dosen Pengampu: Iis Aprinawati, M.Pd.

Oleh Kelompok 1:

Anfizta Dilla Rizal 2086206144


Citra Aprilianti 2086206118
Muhammad Muzapar 2086206128
Sindi Silvitri 2086206084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
BANGKINANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang mana
ia telah memberikan kita nikmat dan karunia-Nya, sehingga kita bisa
mempermudah dalam menyelesaikan pembuatan atau penyusunan makalah ini.
Makalah ini membahas tentang “Konsep dasar pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran bahasa SD”, dengan tujuan memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Model-model pembelajaran bahasa Indonesia SD, dengan dosen pengampu
Iis Aprinawati, M.Pd. Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini
terutama kelompok kami yakni kelompok 1, semoga Allah maha pemurah
membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Penulis menyadari berbagai kekurangan dan kelemahan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu berbagai masukan sangat penulis harapkan untuk
perbaikan di masa yang akan datang.
Akhirnya dengan segala kesederhanaan makalah ini, penulis berharap
semoga makalah ini dapat menjadi tambahan pengetahuan dan ilmu bagi pembaca.

Bangkinang, 03 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................................
BAB I .........................................................................................................................
PENDAHULUAN .....................................................................................................
A. Latar belakang masalah ..................................................................................
B. Rumusan masalah...........................................................................................
C. Tujuan penulisan ............................................................................................
BAB II .......................................................................................................................
PEMBAHASAN .......................................................................................................
A. Konsep dasar Pendekatan pembelajaran bahasa SD ......................................
B. Konsep dasar Model pembelajaran bahasa SD ..............................................
C. Konsep dasar Metode pembelajaran bahasa SD ............................................
D. Konsep dasar Teknik pembelajaran bahasa SD .............................................
E. Konsep dasar Strategi pembelajaran bahasa SD ............................................
F. Perbedaan Pendekatan, Model, Metode, Teknik, dan Strategi pembelajaran
bahasa SD .......................................................................................................
G. Kaitan Antara Pendekatan, Model, Metode, Teknik, dan Strategi
pembelajaran bahasa SD ................................................................................
BAB III ......................................................................................................................
PENUTUP .................................................................................................................
A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran ...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Pendidikan bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang
sangat penting diajarkan kepada peserta didik di sekolah dasar. Pelajaran bahasa
Indonesia, siswa diharapkan mampu menguasai, memahami, dan dapat
mengimplementasikan keempat aspek keterampilan berbahasa seperti
membaca, menulis, menyimak dan berbicara.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam berkomunikasi yang baik dan benar. Komunikasi yang baik secara
lisan maupun tulisan. Agar komunikasi tersebut baik, pembelajaran perlu
memahami cara berbahasa yang baik dan benar. Belajar berbahasa yang baik
dan benar bisa diajarkan sejak dini. Guru sebagai pendidik, memegang peranan
penting dalam menetukan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran bahasa
Indonesia di SD..
Pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran bahasa Indonesia dapat
digunakan seorang guru untuk menyesuaikan karakteristik peserta didik dalam
proses kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia yang tepat agar tujuan dari
pembelajaran bahasa tersebut dapat tercapai.
B. Rumusan masalah
1. Apa konsep dasar dari pendekatan pembelajaran bahasa SD?
2. Apa konsep dasar dari model pembelajaran bahasa SD?
3. Apa konsep dasar dari metode pembelajaran bahasa SD?
4. Apa konsep dasar dari teknik pembelajaran bahasa SD?
5. Apa konsep dasar dari strategi pembelajaran bahasa SD?
6. Apa yang membedakan Antara pendekatan, model, metode, teknik, dan
strategi pembelajaran bahasa di SD?
7. Apa kaitannya Antara pendekatan, model, metode, teknik, dan strategi
pembelajaran bahasa di SD?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar dari pendekatan
pembelajaran bahasa SD.
2. Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar dari model pembelajaran
bahasa SD.
3. Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar dari metode pembelajaran
bahasa SD.
4. Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar dari teknik pembelajaran
bahasa SD.
5. Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar dari strategi pembelajaran
bahasa SD.
6. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan Antara pendekatan, model,
metode, teknik, dan strategi pembelajaran bahasa SD.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan pembelajaran bahasa di SD
1. Pengertian pendekatan pembelajaran bahasa di SD
Istilah pendekatan berasal dari bahasa inggris “approach” yang memiliki arti
“pendekatan”. Di dalam dunia pengajaran, pendekatan (approach) dapat
diartikan sebagai cara memulai pembelajaran.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran.
Pengertian pendekatan pembelajaran menururt para ahli, yaitu:
a. Rusman (2018), berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran adalah tahap
pertama pembentukan suatu ide dalam memandang dan menentukan objek
kajian.
b. Wati (2010), pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang
guru terhadap proses pembelajaran.
c. Sanjaya (2013), pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan,
Antara lain: yaitu: teacher centered (berpusat pada guru) dan student centered
(berpusat pada siswa).
a. Pendekatan teacher centered (berpusat pada guru)
Pada pendekatan ini, sebagai seoarang guru/ahli yang memegang control
selama proses pembelajaran dalam organisasi, materi, dan waktu. Guru
bertindak sebagai pakar yang mengutarakan pengalamannya sehingga dapat
menstimulus perkembangan siswa.
b. Pendekatan student centered (berpusat pada siswa)
Pendekatan ini, mendorong siswa untuk mengerjakan sesuatu sebagai
pengalaman praktik dan membangun makna atas pengalaman yang
diperolehnya. Pusat pembelajaran diserahkan langsung ke peserta didik
dengan supervise dari guru.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah suatu titik
tolak atau sudut pandang berupa rencana awal untuk menentukan pelaksanaan
proses pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tujuan yang
diharapkan tercapai.
2. Karakteristik pendekatan pembelajaran
Karakteristik atau ciri-ciri pendekatan pembelajaran adalah:
a. Merupakan sebuah filosofi atau landasan
b. Merupakan sudut pandang
c. Serangkaian gagasan untuk mencapai tujuan tertentu
d. Jalan yang ditempuh untuk menyampaikan pembelajaran
3. Macam-macam pendekatan pembelajaran
Adapun macam-macam pendekatan pembelajaran, ialah:
a. Pendekatan konstektual
Pendekatan kontekstual atau Contectual Teaching and Learning (CTL)
adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pembelajaran
pendekatan kontekstual memungkinkan siswa untuk memperkuat dan
menerapkan pengetahuannya di dunia nyata. Prosesnya menekankan pada
pemikiran kritis, pengumpulan, penganalisaan, serta penafsiran informasi
dari berbagai sumber dan pandangan. Jadi, pembelajaran tidak hanya fokus
pada pemberian pengetahuan teoritis, tapi juga pada proses keterlibatannya
untuk menemukan materi serta menghubungkannya dengan situasi di
kehidupan nyata.
Ciri-ciri Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah:
1) Membangun hubungan untuk menemukan makna
2) Melakukan sesuatu yang bermakna.
3) Belajar secara mandiri.
4) Kolaborasi.
5) Berpikir kritis dan kreatif.
6) Mengembangkan potensi individu.
7) Standar pencapaian yang tinggi.
8) Assesment yang autentik
Pendekatan CTL memiliki tujuh langkah-langkah atau tahapan-tahapan,
yaitu konstruktivisme (Contructivism), menemukan (Inquiry) bertanya
(Questioning), masyarakar-belajar (Learning Community), permodelan
(Modeling), refleksi (Reflection) dan penilaian yang sebenarnya (Authentic
Assesment).
1) Konstruktivisme (Constructivism)
Hakikat dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa siswa harus
menjadikan hal-hal yang dipelajari itu menjadi miliknya sendiri. Dalam
hal ini, tugas guru tidak semata-mata memberikan pengetahuan kepada
siswa, tetapi membimbing mereka untuk belajar sendiri bahkan dengan
menggunakan strategi mereka sendiri. Guru harus membimbing siswa
membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri sehingga apa yang
dipelajarinya itu menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi
kehidupan. Ada beberapa prinsip konstruktivisme yang sebagai berikut:
(1) Pengetahuan dan keterampilan dibangun oleh siswa secara aktif. (2)
Pusat aktivitas pembelajaran terletak pada siswa, partisipasi siswa dalam
pembelajaran dinomorsatukan. (3) Tugas guru adalah membantu siswa
belajar, guru adalah fasilitator. Sesuai dengan teori konstruktivisme
yang menjadi landasan CTL, guru harus meyakinkan siswa bahwa
mereka akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri,
menemukan sendiri, dan mengkonstruksi send iri pengetahuan dan
ketrampilan barunya.
2) Menemukan (Inquiry)
Proses menemukan merupakan kegiatan inti dari pembelajaran
kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil proses mengingat materi yang disajikan guru,
melainkan hasil dari menemukan sendiri fakta-fakata yang dipelajari.
Guru harus selalu merancang kegiatan inkuiri ini dalam setiap
pembelajaran yang dikelolanya. Kegiatan inkuiri yang harus dirancang
guru meliputi: observasi (observation), bertanya (questioning),
mengajukan dugaan (hiphotesis), pengumpulan data (data gathering),
penyimpulan (ixssessment). Kata kunci strategi inkuiri adalah ’siswa
menemukan sendiri’. Untuk menumbuhkan semangat siswa untuk
melakukan kegiatan menemukan sediri tersebut, maka guru harus
senantiasa mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
3) Bertanya (Questioning)
Pengetahuan dan keterampilan yang berkesan pada diri siswa adalah
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dengan dorongan
perasaan ingin tahu. Perasaan ingin tahu ini yang mendorong siswa
untuk bertanya. Guru harus selalu menciptakan strategi yang dalam
membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa untuk
bertanya dan bertanya tentang apa yang dia inginkan untuk diketahui.
Kegiatan bertanya dapat muncul dalam kelompok belajar yang
partisipatif. Oleh karena itu, guru sebaiknya menciptakan masyarakat
belajar (learning community) di dalam kelas yang dikelolanya.
4) Masyarakat Belajar (Learning Community)
Masyarakat belajar dapat terjadi apabila terjadi komunikasi dua arah.
Seorang guru yang menjelaskan sebuah asses kepada para siswa
bukanlah contoh masyarakat belajar. Dalam masyarakat belajar, siswa
saling belajar satu sama lain. Dalam masyarakat belajar, siswa bertanya
dan siswa lain menjawab, mereka saling bertukar pikiran, bertukar
pendapat, dan bertukar pengalaman. Dalam pembelajaran seperti ini,
tugas guru tidak sekadar menjelaskan sesuatu dan menjawab pertanyaan
siswa. Tugas guru adalah mengelola kelas agar assess siswa dan guru,
assess siswa dan siswa lain terjadi saling bertanya, saling menjawab,
saling bertukar pikiran, bertukar gagasan , dan saling bertukar
pengalaman.
5) Pemodelan (Modeling)
Ketika seorang guru atau salah seorang siswa membacakan puisi di
muka kelas, ia menjadi model bagi para siswa. Model dapat didatangkan
dari kelas lain atau dari luar sekolah. Guru dapat menghadirkan juara
baca puisi atau penyair untuk membacakan puisi di muka kelas. Model
dapat juga berupa rekaman audio atau audio visual. Pemodelan ini,
terutama dalam pembelajaran sastra, jangan membuat proses
pembelajaran menjadi terjebak pada roses peniruan tanpa proses
internalisasi. Misalnya, siswa siswa meniru intonasi, suara, asses. Gerak
model yang ditampilkan. Oleh karena itu, setiap penampilan model
harus dibahas di dalam kelompok atau secara klasikal oleh para siswa
agar siswa melakukan internalisasi dan mereka benar-benar menjadi
subjek yang aktif dan kreatif.
6) Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah sebuah proses perenungan yang dilakukan oleh
mengenai pengetahuan dan keterampilan yang baru saja dipelajarinya
dan yang sudah menjadi miliknya. Siswa mengendapkan apa yang baru
dipelajarinya sebagai bangunan pengetahuan dan keterampilan baru
yang mengukuhkan, memperkaya, atau merevisi apa yang telah menjadi
miliknya. Pada proses refleksi ini siswa bisa saja menghubungkan
materi baru dielajarinya dengan kehidupan.
7) Penilaian Otentik (Authentic Assessment)
Penilaian merupakan proses pengumpulan berbagai data yang dapat
memberikan gambaran tentang perkembangan belajar siswa. Gambaran
perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa
dipastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar.
Apabila data yang terkumpul mengisyaratkan bahwa siswa mengalami
kendala dalam belajar, maka guru segera bisa mengambil langkah yang
tepat agar siswa mengatasi kendala tersebut. Karena assessment
memberikan tekanan pada proses pembelajaran, maka data yang
dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa
pada saat melakukan proses pembelajaran. Guru yang ingin mengetahui
perkembangan belajar bahasa Indonesia para siswanya harus
mengumpulkan data dari kegiatan nyata saat para siswa berbahasa
Indonesia, bukan pada saat para siswa mengerjakan tes bahasa
Indonesia. Data yang diambil dari kegiatan siswa saat siswa melakukan
kegiatan berbahasa Indonesia itulah yang disebut data autentik.
Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan sekadar hasil. Dalam
pembelajaran bersastra, misalnya siswa yang aling bagus membacakan
puisinya, dialah yang nilainya tinggi, bukan hasil ulangan tentang
pengetahuan kesastraan. Penilaian autentik menilai pengetahuan dan
keterampilan (performansi) yang diperoleh siswa. Penilai pun bukan
hanya guru, melainkan juga teman lain atau orang lain. Karakteristik
authentic assessment di antaranya adalah: 1) dilaksanakan selama dan
sesudah proses pembelajaran berlangsung; 2) bisa digunakan untuk
formatif maupun sumatif; 3) yang diukur adalah keterampilan dan
performansi, bukan mengingat fakta; 4) berkesinambungan; 5)
terintegrasi; 6) dapat digunakan sebagai feed back.
Berikut ini adalah contoh penerapan pendekatan kontekstual dalam
pembelajaran, misalnya: pada RPP terdapat: standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indicator.
Standar kompetensinya: mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi
secara tertulis dalam bentuk karangan puisi untuk siswa.
Kompetensi dasar: menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.
Indicator: menentukan topic puisi yang ditulis, menulis puisi dengan
memanfaatkan benda sekitar sebagai media, menulis puisi dengan
menggunakan pilihan kata yang tepat.
Pendekatan: konstektual
Langkah-langkah implementasinya: tentukan dulu kurikulum yang akan
dijadikan landasan pembelajarannya, pilih KD, jabarkan indicator,
rencankan materi, kemudian penentuan langkah—langkah
pembelajarannya.
b. Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang agar
peserta didik secara aktif mengontruksi konsep, prosedur atau prinsip
melalui tahapan saintifik, yaitu mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan/merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis
data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan. Proses pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan saintifik, diarahkan agar peserta didik
mampu merumuskan masalah, bukan hanya menyelesaikan masalah. Proses
pembelajaran diarahkan untuk melatih berpikir analitis.
Karakteristik atau ciri-ciri pendekatan saintifik ialah:
1) Berpusat pada siswa
2) Melibatkan keterampilan proses dalam mengontruksi konsep dan
prinsip
3) Melibatkan proses kognitif yang potensial, khususnya keterampilan
berpikir tingkat tinggi siswa.
4) Dapat mengembangkan karakter siswa.
Pendekatan saintifik memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Tujuan pendekatan ini salah satunya adalah untuk meningkatkan dan
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada peserta
didik. Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang diharapkan di antaranya
adalah berpikir kritis, analitis, sintesis, serta mampu menciptakan ide-
ide orisinil yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari.
2) Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif
Dengan menerapkan pendekatan ini, guru berharap dapat menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif melalui rangkaian aktivitas yang
dirancang secara sistematis. Dengan pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik, diharapkan pula terciptanya lingkungan belajar yang aktif
dan produktif.
3) Meningkatkan Kemampuan Berpikir Sistematis
Pendekatan saintifik memiliki karakteristik utama berupa tahapan
pembelajaran yang berlangsung berjalan dengan runtut dan sistematis.
Hal tersebut mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir
sistematis pada diri peserta didik, baik kemampuan dalam memahami
sebuah masalah, maupun kamampuan dalam menyelesaikan masalah.
4) Meningkatkan Pemahaman Konsep
Dalam praktiknya, pendekatan saintifik mengarahkan aktivitas
pembelajaran untuk menemukan dan mengembangkan konsep secara
mandiri. Peserta didik dapat memperoleh konsep dan pemahaman secara
bermakna melalui pendekatan ini. Peserta didik tidak hanya menerima
konsep dalam bentuk hafalan, tetapi mereka juga mendapatkan
pemahaman secara mendalam terhadap konsep tersebut.
5) Meningkatkan Motivasi Belajar
Sebagai bentuk aktivitas pembelajaran yang berpusat pada peserta didik,
diharapkan pendekatan ini mampu meningkatkan motivasi belajar.
Rangkaian pembelajaran yang mengharuskan peserta didik untuk lebih
aktif dan inovatif ini dapat menciptakan suasana belajar yang tidak
monoton, sehingga peserta didik tidak merasa bosan.
6) Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Pendekatan ini diharapkan dapat menghadirkan proses belajar yang
dapat memberikan stimulus kepada peserta didik agar lebih aktif dalam
berkomunikasi lewat penyampaian ide, diskusi pemecahan masalah,
diskusi pengolahan data, hingga cara mengomunikasikan hasil
pembelajaran secara lisan maupun tulisan.
Langkah-langkah pendekatan saintifik yaitu sebagai berikut:
1) Mengamati (Observing)
Langkah pertama pada pendekatan ini adalah proses mengamati.
Melalui pengamatan, peserta didik dapat menemukan fakta bahwa
terdapat hubungan antara objek pengamatan dengan materi
pembelajaran yang sedang dipelajari bersama guru.
2) Menanya (Questioning)
Kegiatan menanya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta
didik dalam membuat dan mengajukan pertanyaan yang relevan dengan
materi yang dipelajari. Kegiatan ini memiliki kaitan dengan diskusi
terkait informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin
diperoleh, ataupun bentuk klarifikasi dari informasi yang belum jelas.
Kamu harus memiliki kesiapan yang matang dalam menentukan cara
atau pemilihan media yang sesuai dengan karakteristik peserta didik
serta relevan engan materi, sehingga peserta didik akan tertarik dan
terstimulus dengan baik dalam kegiatan ini. Hal tersebut juga akan
mendorong banyaknya pertanyaan yang muncul dari peserta didik.
3) Mengumpulkan Informasi atau Mencoba (Experimenting)
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan bertanya di tahap
sebelumnya. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dapat dilakukan
dengan menggali atau mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
dengan berbagai cara. Kegiatan ini dapat meliputi: Kegiatan
mengeksplorasi, Mencoba, Berdiskusi, Mendemonstrasi, Meniru,
Melakukan eksperimen, Membaca sumber selain buku paket,
Mengumpulkan data melalui angket, Wawancara narasumber.
4) Menalar (Assosiating)
Tahapan penalaran merupakan suatu proses berpikir yang logis dan
sistematis terhadap fakta yang dapat diamati guna memperoleh
simpulan dalam bentuk pengetahuan. Kegiatan yang dapat dilakukan di
antaranya adalah: Mengolah informasi yang telah terkumpul,
Menganalisis data dengan membuat kategorisasi atau pengelompokan,
Menghubungkan fenomena atau informasi ke dalam suatu pola, dan
Membuat kesimpulan.
5) Mengomunikasikan (Communicating)
Pada tahap akhir ini, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengomunikasikan hasil dari proses belajar yang telah dilakukan.
Peserta didik dapat mengomunikasikannya dalam bentuk laporan atau
makalah yang di dalamnya memuat bagan, diagram, atau grafik.
c. Pendekatan inquiri
Pendekatan inquiri adalah pendekatan yang berusaha untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk belajar melalui penyingkapan atau
penyelididkan terhadap suatu permasalahan.
contoh pendekatan inquiri ini seperti, siswa bisa mengenali penyebab-
penyebab banjir yang mereka temui di berita koran serta merancang
pemecahan masalahnya. Karena proses penemuan ilmu baru dilakukan
secara mandiri, siswa akan lebih mudah memahami dan menerapkannya di
kehidupan nyata.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menggunakan pendekatan inquiri
yaitu:
1) Stimulation, sumber belajar ini dimulai dengan bertanya mengajukan
persoalan atau memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca atau
mendengarkan uraian yang memuat permasalahan.
2) Problem statement, peserta didik diberi kesempatan mengidentifikasi
berbagai permasalahan. Permasalahan yang dipilih harus dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis.
3) Data collection, untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis itu, peserta didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, mengamati objek,
mewawancarai, uji coba sendiri.
4) Data processing, semua informasi itu diolah, dilacak, diklasifikasika
dengan cara tertentu serta ditafsirkan.
5) Verification, hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada
tersebut, pertanyaan atau hipotesis yang dirumuskan lebih dahulu
kemudian dicek terbukti atau tidak.
6) Generalization, hasil verifikasi tersebut, peserta didik menarik
generalisasi atau kesimpulan tertentu.
d. Pendekatan terpadu
Pendekatan terpadu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berarti
pendekatan yang pelaksanaannya memadukan aspek-aspek bahasa. Aspek-
aspek bahasa tersebut di dalam praktik berbahasa selalu digunakan secara
bersama dan terpadu, baik aspek-aspek kebahasaan maupun aspek-aspek
keterampilan berbahasa. Bahkan dengan bidang-bidang lain, bahasa selalu
menyatu di dalam pemakaian. Pembelajaran bahasa secara terpadu menaruh
penghargaan terhadap bahasa, dan dengan seksama meningkatkan
penguasaan bahasa siswa.
Karakteristik pendekatan terpadu sebagai berikut:
1) Berpusat pada siswa
2) Memberikan pengalaman langsung
3) Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam proses
pembelajaran.
4) Bersifat luwes
5) Hasil pembelajaran dapat dikembangkan sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa.
Contoh pendekatan terpadu yang diterapkan: Saat guru mengajarkan
berbicara, menulis, keterampilan, dan menyimak kemudian mengajarkan
lafal, intonasi, kosakata, penggunaan tanda baca. Maka dipadukan dengan
aspek-aspek keterampilan berbahasa, seperti:
1) Membaca dan menulis, guru menugasi siswa membaca teks selanjutnya
siswa diminta ringkasan teks tersebut.
2) Menyimak dan berbicara, guru menceritakan sebuah cerita, siswa
menyimak cerita tersebut. Setelah selesai siswa diminta menceritakan
kembali di depan kelas.
B. Model pembelajaran bahasa di SD
1. Pengertian model pembelajaran
“Model Pembelajaran” adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dengan demikian aktivitas pembelajaran
benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis.
Model pembelajaran dapat diartikan dengan istilah sebagai gaya atau
strategi yang dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. dalam penerapannya itu gaya yang dilakukan tersebut mencakup
beberapa hal prosedur agar tujuan yang ingin dikehendaki dapat tercapai.
Banyak para ahli pendidikan mengungkapkan berbagai pendapatnya menganai
pengertian model pembelajaran.
Model pembelajaran tidak terlepas dari kata strategi atau model
pembelajaran identik dengan istilah strategi. Model pembelajaran dan strategi
merupakan satu yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya harus beriringan,
sejalan, dan saling memengaruhi. Istilah strategi itu sendiri dapat diuraikan
sebagai taktik atau sesuatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru
dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Selain itu strategi dalam pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu
perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara
bersamasama, terpadu untuk menciptakan hasil belajar yang diinginkan guru
pada siswa agar tujuan pendidikan yang telah disusun dapat secara optimal
tercapai, maka perlu suatu metode yang diterapkan untuk merealisasikan
strategi yang telah ditetapkan tersebut.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Dengan kata lain,
model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat digunakan
untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka didalam kelas dan
untuk menentukan material atau perangkat pembelajaran.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
2. Ciri-ciri model pembelajaran
Ciri-ciri khusus model pembelajaran yaitu:
1) Rasional teoritis logis
2) Memiliki tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
3. Macam-macam model pembelajaran
Model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia antara lain: Discovery Based Learning, Project Based Learning
a. Discovery based learning
Discovery Based Learning adalah teori belajar yang menempatkan peserta
didik sebagai pembelajar aktif dalam membangun pengetahuan yang
diharapkan. Langkah-langkah pembelajaran tersebut dalam Bahasa
Indonesia adalah sebagai berikut.
1) Menciptakan stimulus
Kegiatan penciptaan stimulus dilakukan pada saat peserta didik
melakukan aktivitas mengamati fakta atau fenomena dengan cara
melihat, mendengar, membaca, atau menyimak. Fakta yang disediakan
dimulai dari yang sederhana hingga kompleks atau fenomena yang
menimbulkan kontroversi. Pada tahap ini, misalnya, peserta didik
mengamati fakta tentang beberapa teks naratif. Kemudian, diberi fakta
lain tentang paparan identitas diri seseorang yang ada pada kompetensi
dasar sebelumnya. Dari segi informasi kedua teks tersebut terlihat
hampir sama namun memiliki genre yang berbeda. Dengan demikian,
peserta didik termotivasi untuk mencari tahu lebih lanjut tentang fakta
dan fenomena tersebut dengan membaca dari berbagai sumber atau
mempertanyakan kepada guru. Selanjutnya peserta didik dihadapkan
pada teks dengan genre yang sama namun bervariasi dalam fungsi sosial
dan unsur kebahasaan sehingga membangkitkan rasa penasaran.
Tahapan ini tidak dilanjutkan dengan memberi generalisasi kepada
peserta agar peserta didik dapat mengetahui perbedaan fungsi sosial dari
teks-teks tersebut. Selain itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran
dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas
belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi
belajar yang dapat membantu peserta didik dalam mengeksplorasi
bahan. Ketika memberikan stimulus, guru dapat menggunakan teknik
bertanya, dengan cara mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang dapat
mengarahkan peserta didik pada kondisi internal yang mendorong
eksplorasi.
2) Menyiapkan pernyataan masalah
Tahap kedua, guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang relevan dengan bahan
pelajaran. Kemudian peserta memilih salah satu masalah dan
dirumuskan dalam bentuk paragraph. Dalam pembelajaran teks anekdot,
guru memberikan contoh dalam bentuk cerita bergambar. Peserta didik
ditugaskan mencari teks lain dengan ciri-ciri yang sama dengan cerita
bergambar yang disajikan. Peserta didik merumuskan pernyataan
masalah misalnya “semua teks naratif memiliki alur cerita orientasi, dan
komplikasi”.
3) Mengumpulkan data/mencoba
Tahap ketiga, ketika eksplorasi berlangsung, peserta didik
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaknya pernyataan masalah tersebut. Dalam
hal ini informasi yang dikumpulkan berfungsi untuk membuktikan
pernyataan masalah dalam contoh teks anekdot. Pembuktian ini dapat
dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai informasi yang relevan,
membaca literatur, mengamati objek, atau wawancara dengan nara
sumber.
4) Mengolah Data
Tahap keempat, peserta didik melakukan pengolahan data dan informasi
yang telah diperoleh baik melalui wawancara, observasi, dan metode
lainnya, lalu ditafsirkan. Semua informasi yang telah dikumpulkan,
semuanya diolah, diacak, dan diklasifikasikan.
5) Memverifikasi data
Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat
untuk membuktikan benar atau tidaknya jawaban atas masalah.
Verifikasi bertujuan agar proses belajar berjalan dengan baik dan
kreatif. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, pernyataan terdahulu
itu kemudian dicek, apakah terbukti atau tidak.
6) Menarik simpulan
Tahap menarik simpulan adalah proses menarik sebuah simpulan yang
dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua masalah yang
sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil
verifikasi, dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.
b. Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PBL)
merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal
dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.
Langkah-langkah model project based learning ini adalah seperti berikut:
1) Menentukan pertanyaan mendasar
Pada tahapan ini, guru memberikan pertanyaan yang dapat memberi
penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas dengan cara
mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai
dengan sebuah investigasi mendalam. Guru diharapkan dapat
mengangkat topik yang relevan untuk para peserta didik sesuai dengan
tuntutan kompetensi. Penyiapan pertanyaan dapat dilakukan di awal
semester agar dapat merancang kegiatan selanjutnya.
2) Mendesain perencanaan proyek
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dan peserta
didik. Dengan demikian, peserta didik diharapkan akan merasa
“memiliki” proyek tersebut. Perencanaan terdiri atas aturan main,
pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan
esensial, pengintegrasian berbagai subjek yang mungkin, dan alat dan
bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
3) Menyusun Jadwal
Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: 1)
membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, 2) membuat deadline
penyelesaian proyek, 3) membawa peserta didik agar merencanakan
cara yang baru, 4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat
cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan 5) meminta peserta
didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
4) Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek
Pendidik bertanggung jawab untuk memonitor aktivitas peserta didik
selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara
memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain,
pendidik berperan sebagai mentor pada saat peserta didik beraktivitas.
Rubrik dapat digunakan untuk mempermudah proses monitoring dan
merekam keseluruhan aktivitas peserta didik.
5) Menguji hasil
Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur
ketercapaian kompetensi dasar, serta mengevaluasi kemajuan masing-
masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman
yang sudah dicapai peserta didik dan membantu pendidik dalam
menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6) Mengevaluasi kegiatan/pengalaman
Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses
refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap
ini, peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek. guru dan peserta didik
mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama
proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya diperoleh suatu temuan
baru untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap awal
pembelajaran.
Manfaat pemilihan model pembelajaran Project Based Learning, antara lain:
1) meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar; 2) mendorong
kemampuan peserta didik melakukan pekerjaan penting; 3)
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah
dan berpikir kritis; 4) mengembangkan keterampilan komunikasi,
kolaborasi, dan pengelolaan sumber daya; 5) memberikan pengalaman
kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi
proyek dan membuat alokasi waktu serta sumbersumber lain seperti
perlengkapan untuk menyelesaikan tugas; 6) melibatkan para peserta didik
untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang
dimiliki dan kemudian mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-
hari; 7) membuat suasana belajar menyenangkan sehingga peserta didik
maupun guru menikmati proses pembelajaran.
C. Metode pembelajaran bahasa di SD
1. Pengertian metode pembelajaran
Menurut KBBI, metode adalah cara sistematis dan terpikir secara baik untuk
mencapai tujuan; prinsip-prinsip dan praktek-praktek pengajaran bahasa.
Pengertian metode pembelajaran menurut para ahli, yaitu:
a. Nana Sudjana (2005), metode pembelajaran memiliki pengertian sebagai
cara yang digunakan seorang pendidik atau dalam hal ini guru dalam
menjalankan fungsinya berinteraksi dengan anak didiknya pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
b. M. Sobri Sutikno (2009), metode pembelajaran merupakan cara cara
menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi
iproses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya mencapai tujuan.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam dunia
pengajaran, metode adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan
urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu. Jadi, metode
pembelajaran adalah suatu prosedur, urutan, langkah-langkah dan cara yang
digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Ciri-ciri atau karakteristik metode pembelajaran
Berikut merupakan beberapa ciri-ciri dan karakteristik metode pembelajaran
secara umum:
a. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya yang sesuai dengan watak murid
dan materi.
b. Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktik dan
mengantarkan murid pada kemampuan praktik.
c. Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan materi.
d. Memberikan keleluasaan pada murid untuk menyatakan pendapat.
e. Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam
keseluruhan proses pembelajaran.
Didalam metode pembelajaran, ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih metode yaitu:
a. Memiliki tujuan yang hendak dicapai.
b. Adanya bahan yang diberikan.
c. Waktu dan perlengkapan yang tersedia.
d. Kemampuan dan banyaknya murid.
e. Kemampuan guru dalam mengajar.
3. Macam-macam metode pembelajaran
Adapun macam-macam metode pembelajaran yang digunakan oleh para
guru, diantaranya:
a. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar dengan cara memecahkan
masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing
mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatanya. Metode ini
bertujuan untuk tukar menukar. Metode ini bertujuan untuk tukar menukar
gagasan, pemikiran, informasi diantara peserta, sehingga dicapai
kesepakatan pokok-pokok pikiran. Langkah-langkah penggunaan metode
diskusi yaitu:
1) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan
pemecahannya.
2) Dengan arahan guru, siswa membentuk kelompok diskusi.
3) Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya.
4) Para siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan laporan
hasil diskusi.
Dengan menggunakan metode diskusi, proses belajar mengajar dapat
membangun suasana kelas yang lebih menarik dan tidak membosankan.
Karena setiap siswa terfokus pada masalah yang sedang didiskusikan
bersama.
b. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang digunakan untuk
memperlihatkan sesuatu proses atau cara suatu benda yang berkenaan
dengan bahan pembelajaran.
Adapun tujuan dari metode demonstrasi adalah :
1) Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai oleh siswa.
2) Mengkonkritkan informasi atau penjelasan kepada siswa.
3) Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada para siswa secara
bersama-sama.
Alasan menggunakan metode demonstrasi adalah :
1) Karena tujuan dan sifat materi pelajaran yang menuntut dilakukan
peragaan berupa demonstrasi.
2) Memudahkan mengajarkan suatu proses atau cara kerja.
3) Sesuai dengan langkah perkembangan kognitif siswa yang masih dalam
fase operasional konkrit.
c. Metode ceramah
Metode ceramah dapat dipandang sebagai suatu cara penyampaian pelajaran
dengan melalui penuturan. Metode ceramah adalah penerangan secara lisan
atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.
Tujuan metode ceramah adalah sebagai berikut:
1) Menciptakan landasan pikiran siswa agar dapat belajar melalui bahan
tertulis hasil ceramah guru.
2) Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahan penting
yang terdapat dalam isi pelajaran.
3) Merangsang siswa untuk belajar mandiri dan menumbuhkan rasa ingin
tahu melalui pengayaan belajar.
4) Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara
gamblang teori dan prakteknya.
5) Sebagai langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya menjelaskan
prosedur yang harus ditempuh siswa.
Alasan Penggunaan Metode Ceramah yang digunakan sebagai berikut:
1) Siswa benar-benar memerlukan penjelasan guru karena bahan baru atau
langkahnya sumber pustaka, dan untuk menghindari kesalahpahaman.
2) Karena tidak ada buku sumber pelajaran yang tersedia.
3) Menghadapi siswa yang banyak jumlahnya, dan bila menggunakan
metode lain susah diterapkan.
4) Menghemat waktu, biaya, dan peralatan.
Langkah-langkah pelaksanaan metode ceramah diantaranya, ialah:
1) Seorang pendidik terlebih dahulu harus mengetahui dengan jelas
mengenai tujuan pembelajaran.
2) Bahan ceramah haruslah disusun sedemikian sehingga dapat dimengerti
dengan jelas oleh peserta didik.
3) Menanamkan pengertian yang jelas dimulai dengan suatu intisari
ringkasan.
d. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, atau dari
siswa kepada guru. metode tanya jawab terkandung tiga hal, yaitu
pertanyaan, respon dan reaksi.
Adapun tujuan metode tanya jawab adalah :
1) Untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
2) Mendorong siswa untuk berani mengajukan pertanyaan kepada guru
tentang masalah yang belum dipahami.
3) Menimbulkan kompetisi belajar yang sehat.
4) Melatih siswa untuk berpikir sistematis dan sistemik berdasarkan
pemikiran yang orisinal.
5) Diharapkan siswa berintraksi secara aktif dalam pembelajaran.
Alasan menggunakan metode tanya jawab adalah
1) Menimbulkan rasa ingin tahu siswa terhadap permasalahan yang sedang
dibicarakan.
2) Menimbulkan pola pikir reflektif, sistematis, kreatif dan kritis.
3) Mewujudkan cara belajar siswa aktif.
4) Melatih siswa untuk belajar mengekspresikan kemampuan lisan.
5) Memberi kesempatan siswa menggunakan pengetahuan yang telah
dimilikinya.
Langkah-langkah yang perlu disiapkan oleh guru dalam pemberian
pertanyaan yaitu:
1) Merumuskan tujuan secara jelas
2) Mengemukakan alasan tentang penggunaan metode Tanya jawab.
3) Menetapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan. Membuat
garis besar jawaban dari setiap pertanyaan.
4) Membuat garis besar jawaban dari setiap pertanyaan.
5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Metode Tanya jawab sangat berguna dalam mengajarkan siswa, karena
metode ini membiasakan siswa untuk mengungkapkan apa yang terlintas
dalam pikirannya dengan ungkapan yang teratur dan sistematis dan berani
mengemukakan pendapatnya tanpa ada rasa takut dan gemetar, dan
mendorong siswa untuk mendalami pelajarannya.
Metode Tanya jawab ini hampir sama dengan metode diskusi, hanya
perbedaan dalam cara, jenis pertanyaan, dan sifat partisipasi yang
diharapkan siswa. Dalam metode Tanya jawab, guru pada umunya berusaha
menanyakan apakah siswa telah mengetahui fakta tertentu yang sudah
diajarkan atau apa proses pemikiran yang dipakai oleh siswa.
D. Teknik pembelajaran bahasa di SD
1. Pengertian teknik pembelajaran bahasa
Teknik adalah aktivitas tertentu yang diterapkan di dalam kelas yang sesuai
dengan metode dan sesuai pula dengan pendekatan. Teknik pembelajaran
merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun (dalam
metode), berdasarkan pendekatan yang dianut.
Teknik yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan guru untuk
berinovasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil
dengan baik. Dalam menentukan teknik pembelajaran ini, guru perlu
mempertimbangkan situasi kelas, lingkungan, kondisi siswa, sifat-sifat siswa,
dan kondisi-kondisi yang lain. Jadi, teknik pembelajaran yang digunakan oleh
guru dapat bervariasi, dimana untuk metode yang sama dapat digunakan teknik
pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa teknik pembelajaran
adalah cara yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran
ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun
berdasarkan pendekatan yang dianut.
2. Teknik-teknik yang digunakan pada pembelajaran bahasa Indonesia
Adapun teknik-teknik yang biasa digunakan pada pembelajaran bahasa
Indonesia yaitu:
a. Teknik Pembelajaran Menyimak.
1) Simak-ulang ucap
Teknik simak – ulang ucap biasanya digunakan dalam melatih siswa
melafalkan dengan tepat unit-unit bahasa mulai dari unit terkecil sampai
unit terbesar misalnya fonem, kata, kelompok kata, kalimat, dan
paragraf atau wacana pendek.
2) Simak-tulis (dikte)
Teknik simak – tulis dikenal juga dengan dikte. Latihan dikte menuntut
keseriusan siswa seperti memusatkan perhatian, mengenali fonem,
tanda-tanda baca, penulisan huruf besar, membedakan ujaran langsung
dan tak langsung, memperhatikan permulaan atau akhir paragraf
3) Simak-kerjakan
Teknik simak-kerjakan dalam pengajaran menyimak digunakan dalam
memperkenalkan dan membiasakan siswa akan suruhan atau perintah.
4) Simak-terka
Dalam teknik simak-terka, guru menyiapkan deskripsi suatu benda
tanpa menyebutkan nama bendanya.
5) Memperluas kalimat
Guru mengucapkan kalimat sederhana. Siswa menirukan ucapan guru.
Guru mengucapkan kata atau kelompok kata. Siswa menirukan ucapan
guru.
6) Menyelesaikan cerita
Guru bercerita siswa menyimak cerita tersebut dengan seksama. Guru
berhenti bercerita, ceritanya baru sebagian. Cerita dilanjutkan oleh anak
secara bergilir sampai cerita itu selesai sebagai suatu keutuhan. Cerita
seperti ini seolah memaksa siswa untuk menyimak dengan teliti jalan
ceritanya sambil menghayati cerita tersebut karena siswa dituntut
menyelesaikan cerita secara bergilir.
7) Membuat rangkuman
Merangkum berarti menyingkat atau meringkas dari bahan yang telah
disimak. Dengan kata lain menyimpulkan bahan simakan secara singkat
dan kata-katanya sendiri. Siswa mencari intisari bahan yang
disimaknya. Bahan yang disimak sebaiknya wacana yang pendek dan
sederhana sesuai dengan tingkat kematangan anak.
8) Menemukan benda
Guru menyiapkan sejumlah benda. Benda itu sebaiknya yang sudah
dikenal siswa. Benda-benda dimasukkan ke dalam kotak terbuka. Guru
menyebutkan nama benda, siswa mencari bendanya dalam kotak dan
menunjukkan kepada guru atau temannya.
9) Melanjutkan cerita
Kelas dibagi atas beberapa kelompok. Satu kelompok beranggotakan
empat orang. Orang pertama dalam satu kelompok bercerita, tetapi
ceritanya beru sebagian; dilanjutkan dengan oleh anggota kedua, dan
ketiga, kemudian disudahi oleh siswa terakhir.
10) Parafrase
Parafrase berarti alih bentuk. Dalam pembelajaran bahasa, paraprase
biasanya diwujudkan dalam bentuk pengalihan bentuk puisi ke prosa
atau memprosakan sebuh puisi. Guru mempersiapkan puisi sederhana
yang sekiranya sesuai dengan karakteristik kelas yang dibelajarkan.
Puisi tersebut dibacakan kepada siswa dan siswa menyikam dengan
seksama. Pembacaan puisi tersebut hendaknya dengan jeda yang jelas
dan intonasi yang tepat. Setelah selesai siswa disuruh bercerita isi puisi
dengan bahasanya sendiri dalam bentuk prosa.
11) Kata kunci
Metode identifikasi tema, kalimat topik, dan kata kunci ini pada
prinsipnya sama. Perbedaannya terletak pada materi yang harus
diidentifikasi. Identifikasi tema untuk sebuah wacana atau cerita. Siswa
disuruh menerka tema atau topik maupun judulnya. Kalimat topik untuk
semua paragraf. Sedangkan kata kunci untuk sebuah kalimat. Apabila
hal ini belum dapat dilaksanakan, guru dapat melatih siswa dengan cara
memberikan pertannyaan yang memancing ke arah pengidentifikasian
yang tepat. Hal ini juga baik untuk mengembangkan diskusi
kelas/kelompok, yang berarti pula memupuk kerjasama antar siswa.
b. Teknik Pembelajaran Berbicara
1) Ulang-ucap
Teknik ulang ucap menggunakan suara guru atau rekaman suara guru
sebagai sumber belajar siswa.
2) Lihat-ucapkan
Teknik lihat-ucapkan menggunakan sebuah objek atau benda sebagai
sumber belajar siswa. Guru memperlihatkan kepada siswa benda
tertentu kemudian siswa menyebutkan nama benda tersebut, benda-
benda yang diperlihatkan disesuaikan dengan lingkungan siswa.
3) Memerikan
Memerikan berarti menjelaskan, menerangkan, melukiskan
ataumendeskripsikan sesuatu. Siswa disuruh memperlihatkan sesuatu
berupa benda atau gambar, kesibukan lalu lintas, melihat pemandangan
atau gambar secara teliti. Kemudian siswa diminta memerikan sesuatu
yang telah dilihatnya.
4) Menjawab pertanyaan
Siswa yang susah atau malu berbicara, dapat dipancing untuk
berbicaradengan menjawab pertanyaan mengenai dirinya, misalnya
mengenai nama, usia, tempat tinggal, pekerjaaan orang tua.
5) Bertanya
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya merupakan
salahsatu cara agar siswa berlatih berbicara. Melalui pertanyaan siswa
dapat menyatakan keingintahuannya terhadap sesuatu hal.
6) Pertanyaan menggali
Pertanyaan menggali merupakan teknik yang ditujukan untuk
memancing siswa agar berbicara. Guru memulai dengan mengajukan
pertanyaan kepada siswa yang bersifat menggali dan memancing siswa
untuk berbicara. Selain itu, pertanyaan menggali juga digunakan untuk
menilai kedalaman dan keluasan pemahaman siswa terhadap sesuatu
masalah.
7) Melanjutkan
Dalam pembelajaran ini guru menyiapkan cerita yang belum selesai.
Parasiswa disuruh melanjutkan cerita yang tidak selesai seorang demi
seorang paling banyak lima orang. Pada bagian akhir kegiatan
memeriksa jalan cerita apakah sistematis, logis, atau padu.
8) Menceritakan kembali
Pembelajaran berbicara dengan teknik menceritakan kembali
dilakukandengan cara siswa membaca bahan itu dengan seksama.
Kemudian guru meminta siswa menceritakan kembali isi bacaan dengan
kata-kata sendiri secara singkat.
9) Percakapan
Percakapan adalah pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu
topikantardua orang atau lebih. Dalam percakapan ada dua kegiatan
yaitu menyimak dan berbicara silih berganti. Suasana dalam percakapan
biasanya akrab, spontan, dan wajar.
10) Parafrase
Parafrase artinya beralih bentuk, misalnya memprosakan isi puisi
menjadiprosa. Dalam parafrase, guru menyiapkan sebuah puisi yang
cocok bagi kelas itu. Guru membacakan puisi itu dengan suara jelas,
intonasi yang tepat,tan normal. Siswa menyimak pembacaan dan
kemudian menceritakannya dengan kata-kata sendiri.
11) Reka cerita gambar
Teknik reka cerita gambar menggunakan gambar untuk memancing
siswa berbicara. Melalui stimulus gambar, guru mempersiapkan gambar
benda tertentu seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, mobil, kereta api,
kapal, dan sebagainya.
12) Bermain peran
Ketika bermain peran, siswa bertindak dan berperilaku seperti orang
yangdiperankannya. Dari segi bahasa, berarti siswa harus mengenl dan
dapat menggunakan ragam bahasa.
13) Wawancara
Wawancara atau interviu adalah percakapan dalam bentuk tanya jawab.
14) Memperlihatkan dan bercerita
Siswa disuruh membawa benda-benda yang mereka sukai dan bercerita
tentang benda tersebut. Kegiatan ini merupakan jembatan yang
menyenangkan antara rumah dan sekolah. Hal yang dapat dilakukan
guru yaitu pertama mendorong siswa dengan cara membantu mereka
merencanakan cerita yang akan dikemukakannya dan kedua, menyuruh
siswa lain menyiapkan pertanyaan yang menggunakan kata tnya: apa,
siapa, kapan, mengapa, di mana, dan bagaimana.
c. Teknik Pembelajaran Membaca
1) Membaca survei
Kegiatan membaca yang bertujuan untuk mengetahui gambaran umum
isi dan ruang lingkup bahan bacaan, membaca survei merupakan
kegiatan membaca misalnya melihat judul, pengarang, daftar isi.
2) Membaca sekilas
Kegiatan membaca yang menyebabkan mata kita bergerak cepat melihat
dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan
informasi secara cepat (skimming). Skimming bertujuan untuk
mengetahui topik bacaan, mengetahui pendapat orang, mendapat bagian
penting tanpa membaca seluruhnya, dan menyegarkan apa yang pernah
dibaca.
3) Membaca dangkal
Kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal dari
bahan bacaan yang kita baca. Bahan bacaannya merupakan bahan
bacaan yang ringan karena tujuannya untuk mencari kesenangan.
4) Membaca nyaring
Membaca nyaring adalah proses melisankan sebuah tulisan dengan
memperhatikan suara, intonasi, dan tekanan secara tepat, yang diikuti
oleh pemahaman makna bacaan oleh pembaca.
5) Membaca dalam hati
Membaca dalam hati pada dasarnya adalah membaca dengan
mempergunakan ing atan visual, melibatkan pengaktifan mata dan
ingatan.
6) Membaca kritis
Kegiatan membaca yang dilaksanakan secara bijaksana, penuh tenggang
rasa, evaluatif, serta analitis, dan bukan mencari kesalahan penulis. g.
Membaca teliti Membaca teliti diawali dengan surve yang cepat untu
melihat organisasi bacaan dan melihat hubungan paragraf dengan
seluruh bacaan.
7) Membaca pemahaman
Membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca yang tujuan
utamanya memahami bacaan secara tepat dan cepat.
d. Teknik Pembelajaran Menulis
1) Menyalin kalimat
2) Membuat kalimat
3) Meniru model
4) Menulis cerita dengan gambar berseri
5) Menulis catatan harian
6) Menulis berdasarkan foto
7) Meringkas
8) Parafrase
9) Melengkapi kalimat
10) Menyusun kalimat
11) Mengembangkan kata kunci
E. Perbedaan metode pembelajaran dan teknik pembelajaran
Metode Teknik
Mencakup semua tahap dalam proses Hanya tertuju kepada satu tahap
belajar mengajar proses belajar mengajar, yaitu
pada tahap pelaksanaan
Bersifat prosedural (menggambarkan Bersifat implementasional
prosedur langkah-langkah menyeluruh (menggambarkan pelaksanaan
proses belajar mengajar) pengajaran di kelas)
Tidak tampak dengan melihat guru yang Tampak pada saat melihat guru
sedang mengajar di kelas yang sedang mengajar di kelas
Ditunjukkan untuk mencapai tujuan Ditunjukkan untuk mencapai
umum tujuan khusus

D. Strategi pembelajaran bahasa di SD


1. Pengertian strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan
pemberian materi pelajaran pada berbagai tingkatan, untuk siswa yang berbeda,
dalam konteks yang berbeda pula. strategi pembelajaran merupakan cara-cara
yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan
pembelajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang
dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa.
2. Karakteristik atau ciri-ciri strategi pembelajaran
Adapun ciri-ciri strategi pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a. Wawasan Waktu, meliputi cakrawala waktu yang jauh ke depan, yaitu
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan waktu
yang diperlukan untuk mengamati dampaknya.
b. Dampak, walaupun hasil akhir dengan mengikuti strategi tertentu tidak
langsung terlihat untuk jangka waktu lama, dampak akhir akan sangat
berarti.
c. Pemusatan Upaya, sebuah strategi yang efektif biasanya mengharuskan
pemusatan kegiatan, upaya, atau perhatian terhadap rentang sasaran yang
sempit.
d. Pola Keputusan, kebanyakan strategi mensyaratkan bahwa sederetan
keputusan tertentu harus diambil sepanjang waktu. Keputusan-keputusan
tersebut harus saling menunjang, artinya mengikuti suatu pola yang
konsisten.
e. Peresapan, sebuah strategi mencakup suatu spectrum kegiatan yang luas
mulai dari proses alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan operasi
harian. Selain itu, adanya konsistensi sepanjang waktu dalam kegiatan-
kegiatan ini mengharuskan semua tingkatan organisasi bertindak secara
naluri dengan cara-cara yang akan memperkuat strategi.
3. Macam-macam strategi pembelajaran
Adapun macam-macam strategi pembelajaran adalah:
a. Strategi KWL (know want to know learned)
Strategi kwl merupakan strategi untuk mempermudah guru menghidupkan
latar belakang pengetahuan dan minat peserta didik pada suatu topic.
Strategi kwl memadukan tiga langkah dasar yang membantu peserta didik
untuk mencari tahu tentang apa yang telah mereka ketahui, menemukan apa
yang ingin mereka ketahui, menentukan apa yang ingin mereka ketahui, dan
mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari.
Langkah-langkah strategi kwl dijelaskan ada beberapa tahapan, yaitu:
1) Know, artinya apa yang telah diketahui, meliputi kegiatan sumbang
saran pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki peserta didik
sebelumnya tentang suatu topik. Ketersediaan pengetahuan dan
pengalaman sebelumnya akan membantu peserta didik dalam
memahami bacaan dan berkontribusi terhadap kecepatan baca.
Sehingga, guru sebaiknya berperan aktif dalam menggali pengetahuan
dan pengalaman peserta didik.
2) Want to know, artinya apa yang ingin diketahui, guru menuntun peserta
didik menyusun tujuan khusus membaca. Alasan adanya tahap want to
know atau perumusan tujuan khusus membaca didasarkan pada alasan
yaitu: pengetahuan yang akan dicari tidak ada dalam pengetahuan dan
pengalaman awal yang dimiliki peserta didik, memerlukan pendalaman
yang lebih, berbeda atau dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki. Dalam konteks ini, guru berperan membangkitkan minat dan
rasa ingin tahu peserta didik untuk memformulasikan pertanyaan-
pertanyaan mereka sendiri dan pertanyaan-pertanyaan itulah dijadikan
sebagai tujuan khusus dari kegiatan membaca.
3) Learned, artinya mengingat kembali apa yang telah dipelajari.
merupakan tahap setelah kegiatan membaca dilakukan. Tahap ini
merupakan kegiatan tindak lanjut untuk mencari jawaban dan
memperluas informasi dari tujuan khusus membaca. Peserta didik
mencatat informasi yang telah dipelajari.
b. Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
DRTA merupakan instruksi dalam pembelajaran membaca dengan
memprediksi apa yang penulis pikirkan, mengkonfirmasi atau merevisi
prediksi dan mengolaborasi pendapat. Pada penggunaan strategi DRTA ini
langkah -langkah yang dapat dilakukan:
1) Membuat prediksi berdasarkan judul, sebelum peserta didik membaca
teks cerita terlebih dahulu memprediksi isi cerita dengan membaca
judul.
2) Membuat prediksi berdasarkan petunjuk gambar, selain dengan
memprediksi judul peserta didik memprediksi dengan adanya gambar –
gambar tentang isi dari cerita.
3) Membaca bahan bacaan, setelah memprediksi judul dan memprediksi
gambar peserta didik membaca teks cerita.
4) Menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikan prediksi, dalam
penyesuaian peserta didik membaca teks mulai dari paragraf pertama
sesuai dengan petunjuk gambar.
E. Perbedaan Pendekatan, Model, Metode, Teknik dan Strategi
Pembelajaran
Model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik memiliki makna yang
berbeda, namun satu sama lain memiliki keterkaitan. Model pembelajaran
adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat
strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.
Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginsipirasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis
tertentu. Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah- langkah, dan
cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat
dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan.
Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran.
Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang
difokuskan ke pencapaian tujuan. Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan
secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung.
Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran
berlangsung. Guru dapat berganti- ganti teknik meskipun dalam koridor metode
yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik
pembelajaran. Dari teknik pembelajaran, selanjutnya di turunkan ke dalam
strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran diartikan sebagai perencanaan
yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
F. Keterkaitan Model, Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik
Pembelajaran
Apabila antara pendekatan, model, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka
terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar
dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, strategi dan teknik pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran adalah suatu titik tolak atau sudut pandang berupa
rencana awal untuk menentukan pelaksanaan proses pembelajaran dalam
kegiatan belajar mengajar. Dalam dunia pengajaran, metode adalah rencana
penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan
pendekatan tertentu. Jadi, metode pembelajaran adalah suatu prosedur, urutan,
langkah-langkah dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan
pembelajaran. Teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan oleh guru
dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil yang
optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan,
dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut.
Model, Pendekatan, Strategi, model, Metode, dan Teknik dalam
Pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dalam proses belajar mengajar.
Kelima elemen tersebut saling berhubungan. Apabila antara pendekatan, model,
strategi, metode, dan teknik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu
kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model
pembelajaran. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas
oleh guru. 3.2 Saran Sebagai seorang calon pendidik, sudah menjadi kewajiban
dan tanggung jawab untuk mempelajari dan memahami mengenai konsep dari
model, pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik dalam pembelajaran
B. Saran
Sebagai seoarang pendidik, untuk mengetahui pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran bahasa sangat penting. Sehingga, diharapkan pada
pembaca makalah ini terutama calon pendidik untuk dapat memahami dari
pendekatakan, metode, dan teknik pembelajaran bahasa sehingga dapat
mengambil langkah atau cara yang paling tepat untuk menghadapi
perkembangan dalam dunia pendidikan yang terus mengalami perkembangan.
DAFTAR PUSTAKA
Apri Damai Sagita Krissandi, dkk. 2018. Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk SD
(Pendekatan dan Teknis). Jakarta: Penerbit Media Maxima.
Ahmad Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik
dan Model Pembelajaran.
Anisatun, Siti. Model-model pembelajaran bahasa Indonesia SD. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Damai, Widharyanto, dkk. (2018). Pembelajaran bahasa Indonesia untuk SD.
Jakarta: Media Maxima.
Hairuddin, dkk. (2008). Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Irwan Budiana, dkk. 2022. STRATEGI PEMBELAJARAN. Malang: Penerbit
Litnus.
Rusman. (2018). Model-model pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Saleh Abbas. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah
Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Wati, Widya. (2010). Pendekatan pembelajaran. Makalah. Padang: Konsentrasi
Pendidikan, Universitas Negeri Padang.
Zuhdi. (2009). Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai