Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENDIDIKAN IPA SD
METODE, MODEL YANG SESUAI DENGAN IPA SD, DAN
MEDIA PEMBELAJARAN YANG DITERAPKAN DI IPA SD

Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas


Mata Kuliah Kurikulum
Dosen Pengampu :
Frita Devi Asriyanti, M. Pd

Disusun oleh :

1. Zahrotun Nisa (20186206015)


2. Muhammad Alfito (20186206022)
3. Echa Bella Octaviani (20186206024)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS BHINNEKA PGRI
TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Pendidikan IPA SD dengan judul
“Metode, Model yang Sesuai dengan IPA SD, dan Media Pembelajaran yang Diterapkan di
IPA SD”.
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Ibu Frita Devi Asriyanti, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah K.

2. Teman-teman yang sudah memberi motivasi dalam proses penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Tulungagung, 23 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
3.1 Metode yang Sesuai dengan IPA SD...................................................................3
3.2 Model yang Sesuai dengan IPA SD ....................................................................10
3.3 Media Pembelajaran yang Diterapkan di IPA SD...............................................17
BAB III PENUTUP.......................................................................................................20
3.1 Kesimpulan........................................................................................................20
3.2 Saran..................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................21

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan suatu negara ditentukan oleh berbagai aspek tidak terkecuali
perkembangan pendidikan dari negara tersebut.Semakin pendidikan berkembang semakin
maju pula teknologi, budaya, kesehatan, dan masih banyak lagi.Banyak negara yang
berusaha memajukan negaranya supaya bisa bersaing dengan negara yang lainnya. Tidak
terkecuali negara kita Indonesia, negara ini berupaya dalam memajukan mutu pendidikan
dengan berbagai cara seperti penataran, menyekolahkan kembali guru D3 menjadi S1
kekampus yang ditunjuk pemerintah untuk dibimbing, memberi penghargaan kepada guru
yang berprestasi, memberi alat-alat peraga dan lian-lain. Tetapi kenapa mutu pendidikan
negara kita masih belum maju?Dilihat dari kacamata pendidikan guru memiliki peran
penting dalam meningkatkan mutu pendidikan negara ini.
Guru juga sebagai poros dasar dari pendidikan dinegeri ini, selain itu guru juga
sebagai pembentuk karakter bangsa.Jika diamati pendidikan di Indonesia ini masih
menggunakan metode ceramah yaitu pembelajaran guru berada didepan kelas dan
menjelaskan materi saja tanpa memperdulikan siswa itu mengerti atau tidak.Metode
tersebut banyak diterapkan guru-guru di sekolah terutama guru sekolah dasar, Padahal
metode tersebut hanya membuat siswa menghafal mata pelajaran saja tanpa mengerti inti
dari pembelajaran tersebut/pembelajaran menjadi kurang maksimal.Guru-guru
menganggap metode pembelajaran tersebut sudah biasanya diajarkan selama ini.Selain itu
banyak guru enggan dalam penggunaan media dalam mendukung pembelajaran.Padahal
penggunaan media memiliki banyak fungsi dalam pembelajaran, ada yang
menganggapmedia itu fungsinya sebagai pajangan saja.Ada guru yang berpendapat bahwa
penggunaan media pembelajaran sangatlah merepotkan dan butuh waktu yang
banyak.Selain itu guru menganggap lebih praktis jika pembelajarannya tanpa penggunaan
media pembelajaran, guru hanya menerangkan materi saja sehingga siswa hanya disuruh
menghafalkan pelajaran dari buku pelajaran saja. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya
guru yang tidak tahu akan fungsi dari media tersebut untuk mendukung pembelajaran
terutama pembelajaran IPA di SD.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah yang diangkat pada makalah ini adalah :
1. Bagaimana metode yang sesuai dengan IPA SD?

2. Bagaimana model yang sesuai dengan IPA SD?

3. Bagaimana media pembelajaran yang diterapkan di IPA SD?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan yang akan dicapai dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui metode yang sesuai dengan IPA SD?

2. Untuk mengetahui model yang sesuai dengan IPA SD?

3. Untuk mengetahui media pembelajaran yang diterapkan di IPA SD?

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari penyusunan makalah ini diantaranya adalah :

1. Sebagai bahan bacaan dalam rangka menambah pengetahuan khususnya mengenai


METODE, MODEL YANG SESUAI DENGAN IPA SD, DAN MEDIA
PEMBELAJARAN YANG DITERAPKAN DI IPA SD
2. Sebagai bahan bacaan dalam rangka menambah pengetahuan tentang METODE,
MODEL YANG SESUAI DENGAN IPA SD, DAN MEDIA PEMBELAJARAN
YANG DITERAPKAN DI IPA SD

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Metode yang Sesuai dengan IPA SD


1. Metode ceramah
Metode ceramah dalam proses pembelajaran IPA merupakan metode yang sampai saat ini
sering di gunakan oleh guru IPA. Metode .ceramah merupakan metode yang dianggap banyak
orang merupakan metode yang praktis, tidak memerlukan banyak waktu, biaya, dan persiapan.
Metode ceramah mempunyai kekurangan dan kelebihan. Kelebihan metode ini adalah:
1. Metode ceramah sangat baik untuk materi yang belum tersedia dalam bentuk hard coppy
sehigga dapat di laksanakan di sekolah-sekolah yang memiliki keterbatasan buku-buku ajar.
2. Guru mampu mengontrol materi yang akan di berikan
3. Guru dapat merencakanwaktu penyampaian materi sesuai waktu yang telah di tetapkan
dalam kurikulim.
4. Guru dapat menyampaikan materi dalam waktu singkat..
5. Dapat di gunakan dalam kelas besar.
6. Metode ceramah dapat di gunakan dengan baik untuk tingkat kognisi dan atau afeksi
rendah.
7. Metode ceramah lebih praktis, ekonomis, dan efisien.
Kekurangan pembelajaran dengan metode ceramah adalah;
1. Metode ceramah memaksa peserta didik untuk menjaga. presentasinya dengan
menggunakan idera telinga yang terbatas.
2. Metode ceramah membuat peserta didik terganggu oleh hal-hal visual.
3. Metodee ceramah membuat peserta didik sulit menentukan. gagasan guru yang bersifat
analisis, sintesis, kritis, dan evaluatif.
4. Metode ceramah membuat peserta didik cenderung diperlakukan sama rata oleh guru.
5. Metode ceramah membuat guru cenderung bersifat otoriter.
6. Metode ceramah membuat kelas monoton.
7. Metode ceramah membuat kelas doktiner.
8. Metode ceramah yang disampaikan oleh guru yang tidak pandai bertutur kata bahkan
membuat kelas menjadi membosankan.
Metode ceramah dipersiapkan sebaik mungkin akan mampu menciptakan proses pembelajaran

3
ipa yan menarik cara yang dapat digunakan oleh guru IPA dalam melaksanakan metode
ceramah yang baik adalah;
1. Proses perencanaan dengan metode ceramah, guru ipa harus dapat merumuskan tujuan
dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, media, dan sumber belajar yang akan
digunakan.
2. Proses pelaksanaan proses pembelajaran ipa dengan metode ceramah, guru ipa harus
mampu bertutur kata yang dapat menarikperhatian peserta didik, berbahasa yang komunikatif
dan mudah dicerna menjaga penampilan yang sesuai menanggapi respons, mengopyimalkan
teknik bertanya dengan peserta didik.
3. Kegiatan penutupan pembelajaran dengan metode ceramah sebaiknya guru memberikan
penguatan /reinforcement tentang arti penting materi yang telah disampaikan untuk kehidupan
peserta didik.
2. Metode Kerja Kelompok
Pembelajaran dengan metode kerja kelompok yang dilakukan, menempatkan siswa sebagai
subyek belajar, dimana siswa dibimbing untuk menggunakan media pembelajaran nyata
sehingga dapat menemukan dan menyusun konsep sendiri. Proses belajar tersebut menjadikan
siswa menemukan informasi yang beraneka ragam dari beberapa sumber yaitu bahan ajar yang
disiapkan oleh guru, bahkan siswa dibelajarkan langsung pada media dan juga LKS.
Pembelajaran dengan metode kerja kelompok, juga dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam
proses pembelajaran. (Wahyuni, sri. Dkk. Vol.2. Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau. Biau: universitas
tadulako).
Dengan metode kerja kelompok siswa dapat memahami, bekerja sama dengan penuh tanggung
jawab dalam memahami, pemecahannya, sehingga mencapai hasil yang maksimal.
Kelebihan Metode Kerja Kelompok yaitu:
1. Membuat peserta didik aktif mencari bahan untuk menyelesaikan tugasnya
2. Menggalang kerjasama dan kekompakan dalam kelompok
3. Mengembangkan kepemimpinan peserta didik dan pengajaran keterampilan berdiskusi
dan proses kelompok.
Kekurangan Metode Kerja Kelompok yaitu:
1. Kerja kelompok hanya memberikan kesempatan kepada peserta yang aktif dan mampu
untuk berperan sedangkan peserta didik yang terbelakang tidak berbuat apa-apa.
2. Memerlukan fasilitas yang beragam baik untuk fasilitas fisik dan ruangan maupun
sumber-sumber belajar yang harus disediakan.

4
3. Metode Demontrasi
Metode demontrasi merupakan cara penyampaian tujuan pembelajaran yang telah di terapkan
dengan cara memperagkan barang, kejadian, aturan, dan urutan dengan menggunakan media
atau alat peraga yang sesuai materi yang di sajikan. Menurut Cole & Chan (1998), a
demonstrasion was defined as a physical display of object or event. Metode demonstrasi
berhubungan dengan tiga komponen. Pertama, materi yang meliputi, fakta, hukum, teori,
generalisasi, aturan, dan prinsip. Kedua, contoh yang di gunakan untuk mengilustrasikan materi
pembelajaran. Ketiga, kerangka yang di gunakan guru dalam mengintegrasikan materi
pembelajaran dengan contoh-contoh yang relevan (Cole & Chan 1998).
Metode demontrasi dalam pembelajaran IPA dapat di lakukan dengan menghadirkan objek
nyata ke kelas, pemodelan, urutan suatu kegiatan eksperimen, grafik tau histogram suatu data.
Softwre komputer dan skema atau penampang lintang dua dimensi atau tiga dimensi.
Menghadirkan objek nyata di kelas dapat di lakukan dengan membawa contoh-contoh benda
yang bersifat asam dan basa ketika mempelajari konsep asam dan basa. Pemodelan dapat di
lakukan dengan menggunakan KIT tata surya ketika mempelajari tta surya. Urutan suatu
kegiatan eksperimen dapat di laksanakan oleh guru dengan melaksanakan suatu eksperimen
yang di perhatikan oleh peserta didik, misalnya percobaan Achz yang bertujuan untuk
menetahui adanya amilum akibat proses fotosintesis dengan menggunakan lugol, reaksi antara
lugol dan amilum akan menghasilkan warna hitam. Kegiatan eksperimen yang di
demonstrasikan dapat juga berupa virtual lab dengan media tertentu. Skema atau penampang
lintang dua dimensi atau tiga dimensi dapat menggunakan skema yang sudah jadi, misalnya
skema organ tubuh manusia.
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi dalam proses pembelajaran IPA adalah:
1. Peserta didik akan dapat memusatkan perhatin pada objek IPA yang di demonstrasikan.
2. Proses pembelajaran IPA akan lebih terrah pada maateri yang di pelajari.
3. Pengalaman dan kesan akibat dari demonstrasi yang di lakukan akan lebih melekat pada
peserta didik.
4. Proses belajar peserta didik akan lebih terarah pada materi IPA yang sedang di pelajari.
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut:
1. Membantu peserta didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau sistem kerja
(sistem pencernaan, sistem peredaran drah, sistem pernafasan, dll), mekanisme kerja sutu
benda (penggunaan jangka sorong, mikrometer, sekrup, pegas, dll), dan langkah-langkah
eksperimen (pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud benda, menyelidiki transpor

5
cairan dalam batang tumbuhan, dll).
2. Memudahkan dalam berbagai jenis penjelasan tentang konsep IPA.
3. Kesalahan-kesalahan dalam hasil ceramah dapat di perbaiki melalui pengamatan dan
contoh konkret, dengan menghadirkan objek sebenarnya.
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut:
1. Peserta didik terkadang sukar melihat demontrasi dengan jelas jika di laksanakan dalam
kelas yang besar.
2. Tidak semua benda dapat di demontrasikan.
3. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai materi.
4. Metode Simulasi atau Role Playing
Metode simulasi atau role playing merupakan suatu cara yang ditempuh dalam mempelajari
IPA dengan mengabstraksikan kenyataan yang ada dalam bentuk pemeranan atau
menghadirkan hal nyata dalam bentuk peran. Menurut Greenblat (1982) dalam Suparno (2007),
simulasi adalah model dinamika yang menggambarkan atau mengungkapkan sistem fisik
(nonmanusia) atau sosial (manusia) yang diabstraksikan dari kenyataan dan di sederhanakan
untuk proses belajaryang menyenangkan. Metode ini mampu membuat pelajaran IPA yang
cenderung sulit menjadi menyenangkan sehingga murid termotivasi dalam belajar IPA.
Motivasi yang diciptakan dari metode ini dalam motivasi ekstrinsik.
Metode simulasi merangsang peserta didik untuk menemukan dan menyusun sendiri suatu
konsep IPA yang di pengaruhi oleh pengetahuan yang telah di miliki peserta didik. Peserta didk
di beri kesempatan untuk aktif berfikir tentang konsep yang sesuai dengan teori, berfikir cara
memperagakan konsep tersebut, berkolaborasi dengan teman, dan melakukan problem solving
terhadap hal-hal nyata. Simulasi juga menuntut peserta didik memiliki rasa kepercayaan tinggi
dan kreatifdalam memahami konsep dan memperagakan. Dalam memerankan suatu materi,
peserta didik dipaksa harus paham terlebih dahulu materi tersebut.
Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode simulasi:
1. Orientasi, guru dan peserta didik mendiskusikan arti penting simulasi, menjelaskan
tujuan yang ingin dicapai dari simulasi, dan persoalan yang ingin dipecahkan dalam simulasi.
2. Persiapan peserta, guru dan peserta didik bersama-sama mempersiapkan skenario dan
persoalan yang akan digunakan dalam simulasi, menentukan proseduryang dilaksanakan
peserta didik, memilih peserta didikyang akan memerankan, mengatr tata letak tempat, dan
menentukan pengarah.
3. Perjalanan simulasi, peserta didik diberikan kebebasan dalam melaksanakan simulasi dan
guru berperan memfasilitasi agar simulasi berjalan lancar.

6
4. Diskusi, pada akhir proses pembelajaran sebaiknya guru dan peserta didik bersama-sama
mendiskusikan tentng simulasiyang telah dilakukan.
Metode simulasi merupakan metode yang menyenangkan dalam melaksanakan proses
pembelajaran IPA. Hal yang perlu dalam melaksanakan metode ini adalah seorang guru harus
dapat melakukan refleksi terhadap simulasi yang telah dilaksanakan oleh peserta didik dengan
membuat kesimpulan dan pemaknaan. Hal tersebut penting untuk mengatasi proses
pembelajaran yang menyenangkan, tetapi peserta didik tidak paham apa yang dilakukan dan
larut dalam kegembiraan semata.
Metode simulasi merupakan metode yang tepat dalam melksanakan kurikulum 2013 yang
cenderung konstruktif.
Metode simulasi dapat digunakan dalam mendeksripsikan gerak bumi dan bulan terhadap
matahari, serta menjelaskan perubahan siang dan malam, peristiwa gerhana bulan dan gerhana
matahari dan perubahan musim serta dampaknya bagi kehidupan dibumi.
5. Metode Eksperimen
Amalia Sapriati (2014:3.12) mengatakan, metode eskperimen metode yang banyak digunakan
dalam mempelajari Ilmu Pendidikan Alam. Eksperimen yang dilakukan tidak selalu harus
dilaksanakan di dalam laboratorium tetapi dapat dilakukan pada alam sekitar.
Dalam bukunya Syaiful Bahri (2014:171) berpendapat metode eksperimen adalah metode
pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih
melakukan suatu proses atau percobaan.
Dengan metode ini diharapkan anak didik tidak menelan begitu saja sejumlah fakta yang
ditemukan dalam percobaan yang dilakukan. Dengan metode ini juga anak didik diharapkan
sepenuhnya terlibat dalam menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variable
dan memecahkan masalah.
Kelebihan Metode Eksperimen yaitu:
1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran berdasarkan percobaan
2. Dapat membina siswa untuk membuat trobosan-trobosan baru dengan penemuan dari
hasil percobaannya dan bermanfaat
3. Siswa aktif terlilbat mengumpulkan fakta, informasi, atau data yang diperlukan melalui
percobaan yang dilakukannya.
Kekurangan Metode Eksperimen yaitu:
1. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi
2. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah
diperoleh dan mahal

7
6. Metode Tanya Jawab
Syaiful Bahri (2014:177) mengatakan, Metode tanya jawab ialah suatu cara penyajian bahan
pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik. Dengan metode ini,
antara lain dapat dikembangkan keterampilan mengamati, menginterprestasi, mengklasifikasi,
membuat kesimpulan, menerapkan dan mengomunikasikan.
Penggunaan metode tanya jawab bermaksud memotivasi anak didik untuk bertanya selama
proses belajar mengajar. Metode tanya jawab ini untuk mengetahui sejauh mana siawa
mengerti dan mengingat tentang fakta yang dipelajari dan didengarnya. Apakah dengan
mengajukan pertanyaan itu siswa lebih memiliki pengertian yang mendalam tentang fakta itu.
Pertanyaan diajukan untuk mengecek pemahaman murid terhadap pokok bahasan yang baru
dibahas. Pertanyaan yang diajukan bermaksud merangasang siswa berpikir, atau untuk
memperoleh umpan balik. Suatu pertanyaan bermaksud meneliti kemampuan daya tangkap
siswa terhadap bahan pelajaran yang baru diberikan. Tanya jawab dapat membantu timbulnya
perhatian siswa pada pelajaran.
Kelebihan Metode Tanya Jawab yaitu :
1. Mengetahui perbedaan pendapat anatara anak didik dan guru dan akan membawa ke arah
suatu diskusi
2. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian anak didik
3. Lebih mengaktifkan anak didik dibandingkan dengan metode ceramah
Kekurangan Metode Tanya Jawab yaitu:
1. Mudah menyimpang dari meateri yang diajarkan
2. Dapat menimbulkan beberapa masalah baru
3. Anak didik terkadang merasa takut memberikan jawabannya.
7. Metode Study Lapangan
Dalam bukunya Amalia Sapriati (2014:3.12) menyatakan, Studi lapangan jauh lebih
memberikan pengalaman luas kepada murid dibandingkan hanya di dalam ruangan yang
dibatasi empat dinding kelas. Studi lapangan juga merupakan pengalaman langsung, melihat
objek sebenarnya dan diperoleh dari tangan pertama.
Mengingat bahwa studi lapangan dapat dilakukan dalam skala yang besar,
jika memang merupakan keharusan oleh karena objek tidak dapat di jumpai
di sekitar gedung sekolah, maka studi lapangan memang harus benar-benar
dilakukan dengan perencanaan yang masak. Salah satu hal yang harusmenjadi pertimba
ngan dalam merencanakan studi lapangan ialah tentang
karakteristik objek yang ada di lapangan, sehingga dengan mengetahui

8
tentang hakikat lapangan segala sesuatu yang berkaitan dengan studi lapangan
dapat direncanakan sebaik mungkin. Sangatlah disayangkan apabila
studi lapangan yang penyelenggaraannya memerlukan waktu, biaya dan
tenaga menjadi gagal hanya karena ketidakmampuan guru pembimbing memahami
hakikat lapangan.
Kelebihan Metode Studi Lapangan
1. Pelajaran lebih merangsang kreativitas anak
2. Menerapkan prinsip belajar yang modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam
pengajaran
3. Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual
Kekurangan Metode Studi Lapangan
1. Sulit mengatur dan mengarahkan siswa yang banyak
2. Unsur reakreasi menjadi lebih peroiritas dari pada tujuan utama
3. Memerlukan biaya yang banyak
8. Metode Penugasan
Menurut Amalia Sapriati (2014:3.5) penugasan yang baik adalah bersifat menantang dan
bersifat lentur sesuai minat dan bakat siswa. Mungkin ada murid yang mencari buku acuan
diperpustakaan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya. Metode penugasan ini
memang kadang-kadang kurang menyenangkan, sebab siswa terikat akan jadwal penyelesaian.
Dalam metode ini sebagai guru harus melakukan pemeriksaan, apakah tugas itu dikerjakan
dengan sungguh-sungguh.
Dalam bukunya Syaiful Bahri (2006:85) mengatakan metode penugasan adalah penyajian
bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. metode
ini dapat perangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok.
Kelebihan Metode Penugasan
1. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok
2. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru
3. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa
4. Dapat mengembangkan kreativitas siswa
Kekurangan Metode Penugasan
1. Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain
2. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan invidual siswa
3. Sering memberikan tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan siswa.
9. Metode Latihan

9
Amalia Sapriati (2014:3.9) mengatakan dalam bukunya Sebagaimana yang diketahui metode
latihan banyak digunakan dalam olahraga seperti, berenang, lari, tinju, dan sebagainya begitu
juga dalam pelajaran seperti menghitung, mengenal bentuk berbeda, menghafal rumus dan lain
sebagainya.
Dalam pembelajaran IPA banyak juga hal-hal yang perlu dilatihkan, seperti penggunaan
mikroskop, penggolongan berbagai jenis hewan san tanaman, dalam pelajaran Biologi
penggunaan ukuran membaca termometer dalam pelajaran Fisika dan lain sebagainya.
Latihan dalam IPA bertujuan agar siswa menguasai keterampilan melakukan sesuatu dan
memiliki keterampilan yang lebih baik dari apa yang dipelajarinya sebelumnya.
Bagi siswa latihan IPA itu ada yang mudah dikuasai dan ada juga yang lama untuk dikuasai.
Latihan menggunakan ukuran untuk mengukur panjang mungkin lebih mudah, daripada
mengukur volume benda. Diwaktu mengajar siswa untuk mengukur volume cairan dalam
dalam botol mungkin harus sering diulangulang sampai siswa lebih terampil. Dalam latihan
lebik baik menggunakan waktu yang singkat dari pada dilakukan dengan waktu yang lama
sehingga membosankan.
Kelebihan Metode Latihan
1. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti malafalkan huruf, membuat dan
menggunakan alat-alat
2. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan,
pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol dan sebagainya
3. Dapat membentuk kebiasan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
Kekurangan Metode Latihan
1. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena lebih banyak dibawa kepada
penyesuain dan diarahkan kepada jauh dari pengertian
2. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan
3. Dapat menimbulkan verbalisme.

2.2 Model yang Sesuai dengan IPA SD


1. Model Pembelajaran Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI)
Pengertian Model Pembelajaran Somatic Auditory Visula Intelectual (SAVI) menurut
Dewiyani (2012) dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Somatic berasal dari bahasa Yunani
yaitu soma yang berarti tubuh. Jika dikaitkan dengan belajar maka dapat diartikan belajar
dengan indera peraba, kinestetik, praktis melibatkan fisik dan menggunakan serta mengerakkan

10
tubuh ketika belajar atau bergerak dan berbuat. Menurut Dave Meier
pembelajaran somatic adalah pembelajaran yang memanfaatkan dan melibatkan tubuh.
Temuan penelitian menyimpulkan bahwa pikiran tersebar di seluruh tubuh. langkah-
langkah model pembelajaran Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI) memiliki empat
tahap yaitu : 1) Pertama, persiapan. Tujuan tahap persiapan adalah menimbulkan minat para
pembelajar, memberi mereka perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang,
dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar. 2) Kedua, penyampaian Tujuan
tahapan ini adalah membentuk pembelajar menentukan materi belajar yang baru dengan cara
yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindera, dan cocok semua gaya belajar.
3) Ketiga, pelatihan. Tujuan tahap ini adalah membantu pembelajar mengintagrasikan dan
menyerap pengetahuan dan ketempilan baru dengan berbagai cara. 4) Keempat, penampilan
hasil. Tujuan tahap ini, membentuk pembelajar menerapkan dan memperluas pengetahuan atau
keterampilan baru mereka pada pekerjaan, sehingga hasil belajar akan melekat dan terus
meningkat.

2. Model Pembelajaran Kontekstual


Pembelajaran Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk
menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Pembelajaran Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk
menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Landasan filosofi CTL adalah :
a. konstruktivisme artinya filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya
sekedar menghafal. Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan di benak mereka sendiri.
Pengetahuan tidak bisa dipisah-pisahkan harus utuh.
b. Konstruktivisme berakar pada filsafat pragmatisme yang digagas oleh John Dewey pada
awal abad ke 20 yaitu filosofi belajar yang menekankan kepada pengembangan minat dan
pengalaman siswa

3. Model Pembelajaran Kolaboratif


Ciri-ciri dari Model Pembelajaran Kolaboratif yaitu adanya kerja sama dua orang atau

11
lebih, memecahkan masalah bersama, sertamencapai tujuan tertentu
Bentuk-Bentuk Belajar Collaborative
a. Student Teams Achievement Divisions (Stad):
- Sajian Guru
- Diskusi Kelompok siswa
- Tes/Kuis/Silang tanya antar kelompok
- Penguatan Guru
b. Student Teams Achievement Devision (STAD)
Mencakup lima langkah pokok:
- Presentasi guru,perhatian cermat siswa, membantu quis
- Tim (kelompok):
a. Fungsi utama :membantu anggota mengerjakan quis dengan baik
b. Anggota mengerjakan SST yang terbaik untuk tim
- Presentasi Guru satu atau dua pereode
- Satu atau dua periode praktek kelompok,ada quis individual
- Siswa tidak diijinkan saling bantu

4. Model Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Konsep Pembelajaran Kooperatif adalah menciptakan interaksi yang
asah, asih dan asuh, sehingga tercipta masyarakat belajar sehingga memungkinkan siswa untuk
tidak hanya belajar dari guru tetapi juga dari sesama siswa.
Teknik Pembelajaran Kooperatif
a. Metode STAD (Student Teams Achievement Division)
untuk mengajarkan kepada siswa baik verbal maupun tertulis.
Berikut adalah langkah-langkah metode STAD :
1. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok.
2. Tiap anggota menggunakan lembar kerja akademik kemudian saling membantu untuk
menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar anggota tim.
3. Tiap minggu atau 2 minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan materi yang
telah diberikan.
4. Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap materi, yang meraih prestasi
tinggi diberi penghargaan.

12
b. Metode Jigsaw, yaitu dengan kelompok ahli
Metode ini dikembangkan oleh Slavin dkk. Langkah- langkah dari metode ini adalah sebagai
berikut:
1. Kelas dibagi menjadi beberapa tim/kelompok anggotanya 5-6 yang karakteristiknya
heterogen.
2. Bahan yang disajikan bentuk teks, tiap siswa bertanggung jawab mempelajari.
3. Setiap kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab mengkaji bagiannya. Bila
berkumpul disebut kelompok pakar.
4. Para siswa yang ada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula untuk mengajar
anggota baru mengenai materi yang dipelajari dalam kelompok pakar.
5. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi para siswa dievaluasi secara individual mengenai
bahan yang pernah di pelajari.
6. Pemberian skor diberikan / dilakukan seperti dalam metode STAD. Nilai tertinggi diberi
penghargaan oleh guru.

c. Metode TGT ( Teams Games Tournament)


Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa
harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung
unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam
pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat
belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama,
persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Implementasi Model Pembelajaran TGT
Dalam pengimplementasian yang hal yang harus diperhatikan yaitu.
1.Pembelajaran terpusat pada siswa
2. Proses pembelajaran dengan suasana berkompetisi
3. Pembelajaran bersifat aktif (siswa berlomba untuk dapat menyelesaikan persoalan)
4. Pembelajaran diterapkan dengan mengelompokkan siswa menjadi tim-tim
5. Dalam kompetisi diterapkan system point
6. Dalam kompetisi disesuaikan dengan kemampuan siswa atau dikenal kesetaraan dalam
kinerja akademik
7. Kemajuan kelompok dapak diikuti oleh seluruh kelas melalui jurnal kelas yang diterbitkan

13
secara mingguan
8. Dalam pemberian bimbingan guru mengacu pada jurnal
9. Adanya system penghargaan bagi siswa yang memperoleh point banyak

5. Model Pembelajaran Quantum Teaching


Proses pembelajaran quantum teaching intinya pembelajaran yang menyenangkan, kreatif tidak
membosankan.
Karakteristik Umum Pembelajaran Quantum
a. Berpangkal pada psikologi kognitif
b. Bersifat Humanistis bukan positivistis-empiris
c. Siswa sebagai pebelajar menjadi pusat perhatian.
d. Lebih bersifat pada konstruktivistis
e. Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna.
f. Sangat menekankan pada pencapaian pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
g. Sangat menekankan kealamiyahan dan kewajaran proses pembelajaran.

6. Model Pembelajaran Tematik


Pembelajaran tematik adalah pembelajaran berdasarkan tema untuk mempelajari suatu materi
guna mencapai kompetensi tertentu. Tema adalah suatu bidang yang luas, yang menjadi fokus
pembahasan dalam pembelajaran. Topik adalah bagian dari tema / sub tema. Keunggulan
pembelajaran tematik adalah sebagai berikut :
a. Pembelajaran lebih mudah memahami apa & mengapa mereka belajar
b. Hubungan antara konten & proses lebih jelas
c. Mempercepat transfer konsep lintas bidang studi
d. Belajar secara mendalam dan meluas
e. Penggunaan waktu efektif
f. Mengembangkan sikap positif

7. Model Pembelajaran Konstruktivisme


Model Pembelajaran Konstruktivisme merupakan suatu model pembelajaran dimana seseorang
aktif membangun pengetahuannya sendiri
Landasan Teori :
a. Siswa mengkonstruksi idea berdasarkan pengalaman dan interaksi dng sumber belajar
b. Hasil belajar dapat ditampilkan dengan berbagai cara.

14
Langkah-langkah dari model pembelajaran ini adalah:
a. Orientasi, Penggalian Idea,
b. Restrukturisasi Idea,
c. Aplikasi Idea,
d. Reviu,
e. Membandingkan

8. Model pembelajaran berbasis pengalaman (Experiential Learning)


Model Experiential Learning adalah suatu model proses belajar mengajar yang mengaktifkan
pembelajar untuk membangun pengetahuan dan keterampilan melalui pengalamannya secara
langsung. Dalam hal ini, Experiential Learning menggunakan pengalaman sebagai katalisator
untuk menolong pembelajar mengembangkan kapasitas dan kemampuannya dalam proses
pembelajaran.
Experiential learning dapat didefinisikan sebagai tindakan untuk mencapai sesuatu
berdasarkan pengalaman yang secara terus menerus mengalami perubahan guna meningkatkan
keefektifan dari hasil belajar itu sendiri. Tujuan dari model ini adalah untuk mempengaruhi
siswa dengan tiga cara, yaitu; 1) mengubah struktur kognitif siswa, 2) mengubah sikap siswa,
dan 3) memperluas keterampilan-keterampilan siswa yang telah ada. Ketiga elemen tersebut
saling berhubungan dan memengaruhi seara keseluruhan, tidak terpisah-pisah, karena apabila
salah satu elemen tidak ada, maka kedua elemen lainnya tidak akan efektif.
Prosedur pembelajaran dalam experiential learning terdiri dari 4 tahapan, yaitu; 1) tahapan
pengalaman nyata, 2) tahap observasi refleksi, 3) tahap konseptualisasi, dan 4) tahap
implementasi. Keempat tahap tersebut oleh David Kolb (1984).

9. Model pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle)


Siklus belajar ( learning cycle ) merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada teori
Piaget dan teori pembelajaran kognitif serta aplikasi model pembelajaran konstruktivis. Model
ini dikembangkan oleh Robert Karplus dan koleganya dalam rangka memperbaiki kurikulum
sains SCIS ( Science Curriculum Improvement Study) dengan tahapan-tahapannya :
exploration, invention dan discovery, namun kemudian dikembangkan oleh Charles R. Barman
dengan tahapan-tahapannya : exploration phase, concept introduction, dan concept
application. Selanjutnya model ini kemudian dikembangkan lagi dan dewasa ini lebih dikenal
dengan model siklus belajar sains 4-E ( 4-E science learning cycle ), dengan tahapan-tahapan :
exploration phase, explanation phase, expansion phase, evaluation phase (Carin 1993:87)

15
Fase atau Langkah-Langkah Siklus BelajarFase-fase siklus belajar sains (the science
learning cycle) dengan penjelasan fase-fasenya sebagai berikut :

Fase I. Exploration (penyelidikan)


Pada fase ini para siswa belajar melalui keterlibatan dan tindakan-tindakan, gagasan-gagasan
mereka dan hubungan-hubungan dengan materi baru diperkenalkan dengan bimbingan guru
yang minimal agar memungkinkan siswa menerapkan pengetahuan sebelumnya,
mengembangkan minat, menumbuhkan dan memelihara rasa ingin tahu terhadap materi itu.
Materi perlu disusun secara cermat sehingga sasaran belajar itu menggunakan konsep dan
gagasan yang mendasar. Selama fase ini guru menilai pemahaman para siswa terhadap sasaran
pelajaran. Menurut Bybee bahwa, tugas guru disini tidak boleh memberitahukan atau
menerangkan konsep.
Fase II. Explanation (Pengenalan)
Pada fase ini para siswa kurang terpusat dan ditunjukkan untuk mengembangkan mental.
Tujuan dari fase ini guru membantu para siswa memperkenalkan konsep sederhana, jelas dan
langsung yang berkaitan dengan fase sebelumnya, dengan berbagai strategi para siswa disini
harus terfokus pada pokok penemuan konsep-konsep yang mendasar secara kooeperatif
dibawah bimbingan guru (guru sebagai fasilitator) mengajukan konsep-konsep itu secara
sederhana, jelas dan langsung.
Fase III.Expansion (Perluasan)
Pada fase ini para siswa mengembangkan konsep-konsep yang baru dipelajari untuk
diterapkan pada contoh-contoh lain, dipakai sebagai ilustrasi konsep intinya dapat membantu
para siswa mengembangkan gagasan-gagasan mereka dalam kehidupannya.
Fase IV. Evaluation (Evaluasi)
Pada fase ini ingin mengetahui penjelasan para siswa terhadap siklus pembelajaran ini.
Evaluasi dapat berlangsung setiap fase pembelajaran, untuk menggiring pemahaman konsep
juga perkembangan keterampilan proses. Evaluasi bukan hanya pada akhir bab. Dari fase-fase
yang disebutkan di atas menurut Carin dan Martin tujuan paedagoginya adalah sama.

10. Model pembelajaran mind mapping


Mind mapping atau peta pikiran adalah suatu tekhnik pembuatan catatan-catatan yang dapat
digunakan pada situasi, kondisi tertentu, seperti dalam pembuatan perencanaan, penyelesaian
masalah, membuat ringkasan, membuat struktur, pengumpulan ide-ide, untuk membuat

16
catatan, kuliah, rapat, debat dan wawancara.(Svantesson, 2004 : 1).
Langkah-Langkah Pembuatan Mind Mapp
Hal-hal yang harus dipersiapkan ketika akan membuat atau menggunakan metode mind
mapping adalah :
>Kertas kosong tak bergaris.
>Pena atau spidol berwarna-warni.
>Otak dan imajinasi.
> Buku sumber sebagai salah satu sumber bagi siswa.

2.3 Media Pembelajaran yang Digunakan di IPA SD


Media pembelajaran IPA dapat bersifat alami dan buatan. Media pembelajaran alami
merupakan media pembelajaran yang sesuai dengan benda aslinya di alam.Media pembelajaran
buatan merupakan media pembelajaran hasil modfikasi atau meniru benda aslinya. Media
pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu membelajarkan siswa SD dalam belajar
IPA, antara lain :

1. Benda-benda konkrit (nyata)


Benda-benda konkrit adalah benda apa adanya atau benda asli tanpa perubahan. Dengan
menggunakan benda konkrit kualitas pembelajaran IPA siswa akan meningkatkan karena siswa
tidak hanya belajar produk IPA tapi juga memperoleh pengetahuan IPA melalui keterampilan
proses sains.
Contoh media benda konkrit adalah rangkaian listrik, makhluk hidup seperti tumbuhan
dan hewan, peasawat sedehana, benda padat seperti batu, benda cair seperti air dan benda gas
seperti asap.
2. Lingkungan alam
Untuk mengenalkan lingkungan alam, siswa dibawa ke tempat di mana objek yang akan
dipelajari berada atau hidup. Metode belajar seprti ini sering di sebut metode karyawisata.
Misalnya siswa dibawa ke kebun sekolah untuk mengamati bagian-bagian tumbuhan atau
gerakan air di parit untuk mengamati pengaruh gaya gravitasi terhadap benda-benda di bumi.
3. Kit IPA
Perangkat IPA ini terdapat di dalam suatu peti. Peti ini berisi alat bantu belajar IPA yang
sering dijumpai di dalam sebuah laboratorium. Alat-alat laboraturium ini dapat digunakan oleh
guru untuk didemonstrasikan atau dikerjakan sendiri oleh siswa.Contohnya adalah gelas labu,
tabung reaksi, corong, tetes obat,dll

17
4. Charta, slide film, dan film
Charta dan slide film dapat membantu guru dalam membelajarkan siswa tentang benda
atau makhluk hidup yang jauh dari lingkungan siswa. Film dapat membantu siswa untuk
mengetahui berbagai ekosistem dunia seperti padang rumput, padang pasir dan sebagainya
yang letaknya jauh dari lingkungan sekitar siswa.Contoh lainnya adalah film-film binatang
diseluruh dunia, tumbuhan, dan lingkungannya.
5. Film animasi
Film animasi adalah alat bantu visualisasi tentang konsep-konsep tersebut guna
mempermudah siswa dalam mempelajarinya. Alat bantu ini jika yang dipelajari sulit diamati
dengan penglihatan dan objek yang diteliti sangatlah kecil.Film animasi tentang peredaran
darah atau proses pencernaan makanan dapat lebih mudah dipahami siswa dibandingkan bila
konsep-konsep tersebut diinformasikan kepada siswa dengan menggunakan metode ceramah.
Peredaran darah dan proses pencernaan makanan merupakan konsep yang bersifat abstrak,
sehingga film animasi dapat membantu siswa untuk memvisualisasikan konsep-konsep
tersebut.Contohnya adalah film animasi tentang peredaran darah, proses pencernaan makanan,
proses pembuatan enegi, proses pembuatan DNA, dll
6. Model
Model adalah gambaran yang berupa bentuk asli yang berupa benda tiga dimensi yang
dapat dioperasikan oleh siswa agar mengetahui cara kerjanya dan mempermudah dalam
memahami pembelajaran. Misalnya model paru-paru yang dapat dioperasikan oleh siswa agar
memahami cara kerja paru-paru manusia dan apa yang menyebabkan paru-paru mengembang
dan mengempis.
7. Torso
Torso adalah model yang tidak asli berupa potongan tubuh manusia yang digunakan
untuk mempermudah siswa dalam mempelajari anatomi tubuh manusia.Torso ini terbuat dari
bahan selain logam yang tidakberbahaya bagi siswa dalam penggunaannya.
Gambar organ pencernaan manusia
8. Globe
Globe atau bola dunia adalah sejenis peta.Pada globe terdapat pembagian lautan dan
daratan serta dapat diputarkan seperti bumi.Globe sering digunakan untuk membantu siswa
dalam belajar Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) seperti letak suatu tempat di
bumi, gerhana bulan dan gerhana matahari.
9. Infocusdan reflector

18
Peralatan ini mempunyai banyak fungsi.Infocus dapat digunakan untuk memperbesar
gambar dan transparant atau buku dan menjadi kamera yang dapat menggambarkan suasana
dalam kelas.Dengan infocus guru dapat mempertunjukan segala sesuatu yang terdapat pada
layar computer atau videodisc ke layar lebar.
10. Komputer
Komputer yang dihubungkan dengan kabel telepon dapat digunakan oleh para siswa
untuk mencari informasi melalui jaringan networking atau lebih dikenal dengan nama internet.
Melalui internet para siswa dan guru dapat mencari bahan dan pengetahuan sains dari seluruh
Indonesia bahkan hingga luar Indonesia.Internet dapat memberikan banyak informasi dan
mendorong meningkatkan keterampilan berfikir siswa melalui informasi-informasi yang
diperoleh. Bahkan dengan fasilitas internet ini para siswa dapat saling bertukar informasi
melalui email atau surat elektronik dari seluruh dunia.
11. Mikroskop
Mikroskop digunakan untuk mengamati objek-objek yang tidak teramati dengan mata
telanjang.Mikroskop biasanya untuk melihat sel-sel tumbuhan maupun hewan.
12. Kaca pembesar
Kaca pembesar untuk melihat benda-benda yang kurang jelas bila dilihat dengan mata
telanjang seperti serbuk sari bunga dan spora.

19
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Metode adalah cara yang di gunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
di susun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah di susun tercapai secara optimal.
Pembelajaran IPA di SD yaitu proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjeljahi dan memahami
alam sekitar secara alamiah
Dari jenis-jenis metode yang ada seperti metode kerja kelompok, ceramah, ekpserimen,
penugasan, tanya jawab, latihan, kerja kelompok, demonstrasi, simulasi dan studi lapangan.
Setiap metode belajar pun memiliki penerapan yang berbeda-beda, maka dari itu pengajar harus
bisa menyesuaikan metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan

Penggunaan media pembelajaran untuk pelajaran IPA di SD sangatlah perlu mengingat


fungsi dari media tersebut pada pelajaran IPA sangatlah besar, selain itu penggunaan media
dapat mempengaruhi sikap, mental, nilai, kognitif, dll pada siswa. Jika pelajaran IPA di SD
tanpa penggunaan media maka pelajaran tersebut akan membosankan dan sikap siswa untuk
menghargai lingkungan akan rendah. Akibatnya terjadilah pengrusakan sumber daya-sumber
daya tanpa memikirkan dampaknya terhadap oranglain dan lingkungannya.

3.2 Saran

Sebagai calon Guru PGSD, setiap mahasiswa PGSD harus kreatif, inovatif dan
produktif dalam mengembangkan metode, model, dan media pembelajaran IPA untuk siswa
SD agar mereka lebih mudah dalam menyerap materi pelajaran.
Untuk kita semua sebagai pengajar/calon pengajar harus bisa menguasai metode dan
penerapannya. Jika kita salah menerapkan metode belajar kepada siswa maka akan berbeda
pula tujuan belajar yang akan dicapai. Maka dari itu sebagai calon pengajar nantinya, mulailah
dari sekarang harus bisa menguasai berbagai metode belajar dan penerapannya, agar tidak salah
dalam penerapan metode belajar. Dan bisa mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.

20
DAFTAR PUSTAKA

Wisudawati Widi Asih, Sulistyowati Eka. 2015. Metodologi Pembelajaran IPA.


Jakarta : Bumi Aksara

Sapriati, Amalia. 2014. Pembelajaran IPA di SD. Tangerang Selatan : Universitas


Terbuka https://www.google.com/amp/s/manfaat.co.id/manfaat-mempelajari-
ilmu-pengetahuan-alam/amp?espv=1

Unknown. 2016. 10 Model Pembelajaran IPA di SD. (online). 10 Model Pembelajaran


IPA Di SD - BERBAGI ILMU (rijal09.com)

Iskandar, Srini,M,. 1996. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Depdikbud &
Dikti

Widodo, Ari., Wuryastuti, Sri dan Margaretha. 2007. Pendidikan IPA di SD. Bandung :
UPI PRESS

Wibawa,B.,Mukti,F.1992. Media Pengajaran.Jakarta : Depdikbud& Dikti

21

Anda mungkin juga menyukai