Anda di halaman 1dari 16

Tugas UAS

PROFESI KEPENDIDIKAN

OLEH

MIRNAWATI B

A1N119033

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
saya mampu menyelesaikan makalah ini. Makalah dengan judul “Profesi Kependidikan” ini
dengan baik meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah saya dengan tujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis serta, sebagai tugas akhir dari mata kuliah tersebut. Saya
sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Saya menyadari bahwa makalah yang saya susun ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran, dan usulan yang bersifat membangun demi
perbaikan dari makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurnah tanpa adanya perbaikan. Semoga makalah sederhana ini dapat
berguna bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat
berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Semoga bermanfaat.

Baubau, 24 Januari 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................

A. Pengembangan Metode dan Media Pembelajaran yang Menarik.........................................


B. Pengembangan Kompetensi Guru sebagai Pendidik serta Permasalahan yang Dihadapi ...

BAB III PENUTUP....................................................................................................................

A. Kesimpulan.............................................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan upaya untuk mempersiapkan generasi muda dalam


menyambut dan menghadapi perkembangan jaman di era global. Maka pendidikan harus
dilaksanakan sebaik mungkin sehingga menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan
meningkatnya kualitas sumber daya manusia. Proses pembelajaran tidak terlepas dari
media, metode, dan kopetensi guru sebagai pendidik. Media dapat digunakan sebagai
sarana dalam memberikan materi pendidikan yang disampaikan oleh guru kepada siswa.
Sedangkan metode belajar mengatur pada pengorganisasian bahan ajar dan strategi
penyampaiannya. Selanjutnya kopetensi guru sebagai pendidik yang akan menentukan
hasil belajar siswa.

Permasalahan yang sering dihadapi dunia pendidikan adalah lemahnya proses


pembelajaran. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, siswa lebih banyak belajar secara
teori. Pembelajaran di kelas lebih diarahkan pada kemampuan anak untuk memahami
materi pelajaran. Sedangkan teori yang di pelajari siswa kurang adanya penerapan dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan siswa kurang mengerti lebih dalam dari
materi suatu pelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, kehadiran guru diharapkan
dapat mengembangkan potensi dan kreativitas siswa. Sehingga siswa dapat mempunyai
pengetahuan tidak hanya teori, namun bisa mempraktekannya guna untuk masa yang akan
datang dalam perkembangan zaman.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengembangan Metode dan Media Pembelajaran yang Menarik


2. Bagaimana Pengembangan Kompetensi Guru sebagai Pendidik serta Permasalahan
yang Dihadapi

C. Tujuan

1. Mengetahui Pengembangan Metode dan Media Pembelajaran yang Menarik

2. Mengetahui Pengembangan Kompetensi Guru sebagai Pendidik serta Permasalahan


yang Dihadapi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengembangan Metode dan Media Pembelajaran yang Menarik


1. Metode Pembelajaran

Setelah munculnya wabah Covid-19 di belahan bumi, sistem pendidikan pun mulai
mencari suatu inovasi untuk proses kegiatan belajar mengajar. Terlebih adanya Surat
Edaran no. 4 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan yang menganjurkan
seluruh kegiatan di institusi pendidikan harus jaga jarak dan seluruh penyampaian
materi akan disampaikan di rumah masing-masing. Setiap institusi pun dituntut untuk
memberikan inovasi terbaru untuk membentuk proses pembelajaran yang sangat efektif
ini. Sebelum adanya pandemi metode pembelajaran yang digunakan adalah metode
pembelajaran dasar, yang terdiri dari:

 Metode Ceramah, dalam metode ceramah guru menyampaikan materi secara lisan
dan peserta didik mendengarkan. Metode ceramah ini dapat digunakan untuk
mengajar dalam jumlah peserta didik yang banyak.
 Metode Tanya Jawab, dalam metode ini materi pembelajaran disampaikan melalui
proses tanya-jawab antara guru dengan peserta didik, dan sesama peserta didik.
 Metode Diskusi, dalam metode diskusi proses pembelajaran berlangsung melalui
kegiatan berbagi informasi atau pengetahuan diantara sesama peserta didik.
 Metode Peragaan atau Demonstrasi, Metode peragaan dapat digunakan sebagai
bagian dari pembelajaran teori maupun praktek.
 Metode Bermain Peran, Metode ini digunakan untuk menstimulasikan keadaan nyata
yang mana mampu melatik kompetensi siswa dalam melakukan kegiatan praktis
yang mendekati keadaan yang sebenarnya.
 Metode Pembelajaran Praktek, Metode ini mempermudah dan memperdalam
pemahaman tentang berbagai teori yang terkait dengan praktek yang sedang
dikerjakan, meningkatkan motivasi dan gairah belajar siswa.
 Metode Tutorial, adalah metode pembelajaran dengan mana seorang guru
memberikan bimbingan belajar kepada peserta didik secara individual.

5
Karena adanya pandemi covid 19 metode-metode dasar tersebut mengalami
pengembangan agar proses pembelajaran masi dapat berlangsung. Adapun metode yang
telah dikembangkan beberapa ahli selama terjadinya pandemi covid 19 yaitu:
 Project Based Learning, Metode ini diprakarsai oleh hasil implikasi dari Surat
Edaran Mendikbud no.4 tahun 2020. Project based learning ini memiliki tujuan
utama untuk memberikan pelatihan kepada pelajar untuk lebih bisa berkolaborasi,
gotong royong, dan empati dengan sesama.
 Daring Method, Metode ini bisa membuat para siswa untuk memanfaatkan fasilitas
yang ada di rumah dengan baik. Seperti halnya membuat konten dengan
memanfaatkan barang-barang di sekitar rumah maupun mengerjakan seluruh
kegiatan belajar melalui sistem online.
 Luring Method, dalam metode yang satu ini, siswa akan diajar secara bergiliran
(shift model) agar menghindari kerumunan. Dikutip dari Kumparan, model
pembelajaran Luring ini disarankan oleh Mendikbud untuk memenuhi
penyederhanaan kurikulum selama masa darurat pendemi ini. Metode ini dirancang
untuk menyiasati penyampaian kurikulum agar tidak berbelit saat disampaikan
kepada siswa. Selain itu, pembelajaran yang satu ini juga dinilai cukup baik bagi
mereka yang kurang memiliki sarana dan prasarana mendukung untuk sistem daring.
 Home Visit Method, yaitu metode yang mirip dengan kegiatan belajar mengajar
yang disampaikan saat home schooling, yang mana pengajar mengadakan home visit
di rumah pelajar dalam waktu tertentu.
 Integrated Curriculum, Metode pembelajaran ini disampaikan oleh anggota Komisi
X DPR RI Prof. Zainuddin Maliki. Yang mana, setiap kelas akan diberikan projek
yang relevan dengan mata pelajaran terkait. Metode pembelajaran yang satu ini tidak
hanya melibatkan satu mata pelajaran saja, namun juga mengaitkan metode
pembelajaran lainnya.
 Blended Learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan sekaligus.
Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka melalui
video converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan pembelajaran dari
jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain.

6
2. Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan alat yang dapat membantu guru dalam proses belajar
mengajar dan berfungsi untuk membantu dalam menyampaikan pesan kepada siswa
sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
Dengan media pembelajaran maka kualitas belajar menjadi meningkat karena tidak
hanya guru yang aktif memberikan materi kepada siswa tetapi siswa juga dapat aktif di
dalam kelas dan terlibat dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih mudah
menerima materi yang disampaikan oleh guru.
Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan adanya media
pembelajaran:
1) Proses belajar mengajar menjadi mudah dan menarik
Dengan adanya media pembelajaran, guru dapat menyampaikan materi pembelajaran
menjadi menarik dan mudah dimengerti oleh siswa. Sehingga siswa dapat mengerti dan
memahami pelajaran dengan mudah.
2) Efisiensi belajar siswa dapat meningkat
Siswa yang belajar dengan menggunakan media maka belajar menjadi lebih efisien
karena sesuai dengan tujuan pembelajaran. Guru memberikan materi bisa lebih
berurutan dengan memberikan materi yang lebih mudah terlebih dahulu.
3) Membantu konsentrasi belajar siswa
Media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan siswa maka dapat
membantu konsentrasi belajar siswa di dalam kelas dalam menerima materi yang
diberikan oleh guru. Siswa tidak merasa bosan berada di dalam kelas dalam menerima
materi yang di berikan guru karena dengan menampilkan media pembelajaran maka
siswa menjadi senang berada di dalam kelas untuk belajar dengan baik.
4) Meningkatkan motivasi belajar siswa
Media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga ketika guru
menyampaikan materi di dalam kelas maka perhatian siswa terhadap pelajaran dapat
meningkat. Guru dapat menampilkan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa
sebelum pembelajaran di mulai.

7
Ada berbagai jenis media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam proses
belajara mengajar. Guru harus dapat memilih jenis media pembelajaran yang tepat
untuk digunakan dalam mengajar sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Menurut Nana
Sudana dan Ahmad Rivai, media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
klasifikasi yaitu:
1) Dilihat dari sifatnya, media dibagi ke dalam:
a) Media auditif, yaitu media yang hanya di dengar saja.
b) Media visual, yaitu media yang hanya dilihat saja.
c) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga
mengandung unsur gambar yang bisa dilihat.
2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya media dapat di bagi ke dalam:
a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televise.
b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film
slide, film, video.
3) Dilihat dari cara atau teknik pmakaiannya, media dibagi ke dalam:
a) Media yang di proyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi.
b) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio.

Sedangkan menurut Yusufhadi Miarso, pengklasifikasian media berdasarkan ciri-ciri


tertentu dikenal dengan taksonomi media, yaitu:
1) Media penyaji, yang terdiri dari:
a) Kelompok satu: Grafis, Bahan Cetak, dan Gambar Diam
b) Kelompok Dua: Media Proyeksi Diam
c) Kelompok Tiga: Media Audio
d) Kelompok Empat: Audio ditambah Media Visual Diam
e) Kelompok Lima: Gambar Hidup (film)
f) Kelompok Eman: Televisi
g) Kelompok Tujuh: Multimedia
2) Media Objek Media objek adalah benda tiga dimensi yang mengandung informasi,
tidak dalam bentuk penyajian tetapi melalui ciri fisiknya seperti ukuran, berat,
bentuk, susunan, warna, fungsi.
3) Media Interaktif Dengan media ini siswa tidak hanya memperhatikan penyajian atau
objek tetapi berinteraksi selama mengikuti pelajaran.

8
B. Pengembangan Kompetensi Guru sebagai Pendidik serta Permasalahan yang
Dihadapi
Kopetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
kewajiban-kewajibannya secara bertanggungjawab dan layak. Dalam perspektif
kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi
guru sebagaimana yang tercantum dalam penjelasan Peraturan Pemerintahan no 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu:
1. Kompetensi Pedagogik, adalah kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang
meliputi; (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman
terhadap peserta didik, (c) pengembangan kurikulum/silabus; (d) perancangan
pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogs; (f) evaluasi
hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
2. Kopetensi Kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang matap, stabil,
dewasa, arif, dan bijaksana, berwibawa, berakhlak mulia, menjadi teladan bagi
peserta didik dan masyarakat, mengevaluasi kinerja sendiri, dan mengembangkan diri
secara berkelanjutan. Nilai kompetensi kepribadian dapat digunakan sebagai sumber
kekuatan, inspirasi, motivasi, dan inovasi bagi peserta didiknya.
3. Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk: (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi
komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik; (d) dan
bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
4. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas
dan mendalam yang meliputi; (a) konsep, struktur, dan metode
keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar
yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait;
(d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e)
kompetensi secara profesional dalm konteks global dengan tetap melestarikan nilai
dan budaya nasional.

9
Cara Pengembangan Kompetensi Guru
1. Program sertifikasi
Sertifikasi guru adalah proses perolehan sertifikat pendidik bagi guru. Sertifikat
pendidik bagi guru berlaku sepanjang yang bersangkutan menjalankan tugas sebagai
guru sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Serifikat pendidik ditandai dengan
satu nomor registrasi guru yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Sertifikasi diperoleh melalui pendidikan profesi yang diakhiri dengan uji kompetensi.
Dalam program sertifikasi telah ditentukan kualifikasi pendidikan bagi semua guru di
semua tingkatan, yaitu minimal sarjana atau Diploma IV. Dengan kualifikasi itu,
diharapkan guru akan memiliki kompetensi yang memadai. Menurut Undang-undang
Nomor 14 tahun 2005 kompetensi guru meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Apapun penjelasannya
sebagai berikut.
 Kompetensi paedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
 Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa dan menjadi teladan
bagi peserta didik serta berakhlak mulia.
 Kompetensi Sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga pendidikan, orang
tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
 Kompetensi profesional`merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas
dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di
sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya. Kompetensi ini juga
disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar atau sering disebut dengan bidang
studi keahlian.
Dalam praktik keempat kompetensi itu merupakan satu kesatuan yang utuh, dan
kompetensi profesional sebenarnya merupakan “payung”, karena telah mencakup
kompetensi lainnya. Guru yang memenuhi kualifikasi pendidikan dan memenuhi
persyaratan dapat disertifikasi dengan berpedoman pada ketentuan peraturan-peraturan
perundangan yang berlaku.

10
Sertifikasi guru diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program
pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi atau ditunjuk pemerintah. Setelah
disertifikasi guru akan memperoleh sertifikat pendidik, yaitu bukti formal sebagai
pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. Dengan memiliki
sertifikat pendidik, guru akan memperoleh penghasilan di atas kebutuhan minimum,
meliputi: gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa
tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan
yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip
penghargaan atas dasar prestasi. Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah diberi gaji sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, sementara guru yang diangkat oleh satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh masyarakat diberi gaji berdasarkan perjanjian kerja atau
kesepakatan kerja bersama.

Undang-undang Nomor 14/ 2005 memberi angin segar kepada guru, karena
memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan karier dan
mendapatkan penghargaan yang sepantasnya. Undang-undang itu akan dapat
mengangkat harkat dan martabat guru yang memiliki kedudukan dan peranan strategis
dalam pembangunan nasional, yang sebelum adanya undang-undang tersebut tampak
kurang mendapatkan perhatian.

Untuk memperoleh sertifikat pendidik tidak semudah membalikkan telapan tangan,


dan memerlukan kerja keras para guru. Sertifikat pendidik akan dapat diperoleh guru
apabila mereka benar-benar memiliki kompetensi dan profesionalisme. Bagi para guru
yang memiliki kompetensi dan profesionalisme, hal ini mungkin bukan merupakan
persoalan yang pelik, melainkan tinggal menunggu waktu. Sebaliknya, para guru yang
kurang memiliki kompetensi dan profesionalisme, hal ini dapat menjadi persoalan
yang pelik ketika giliran untuk disertifikasi telah tiba. Sehubungan dengan hal itu,
sesuatu yang pasti adalah guru harus mempersiapkan diri sedini mungkin untuk
disertifikasi, agar kesempatan yang baik itu tidak hilang begitu saja karena tidak
adanya persiapan yang memadai. Guru harus siap mental, keilmuan, dan finansial.
Dalam kaitan dengan persiapan dalam hal keilmuan, guru perlu meningkatkan
kompetensi dan profesionalismenya

11
2. Peningkatan Kompetensi dan Profesionalisme Guru
Untuk kepentingan sertifikasi dan menjamin mutu pendidikan perlu dilakukan
peningkatan kompetensi dan profesionalisme seorang guru. Hal ini perlu dipahami
karena dengan adanya pasca sertifikasi guru harus tetap meningkatkan kemampuan
dan profesionalismenya agar mutu pendidikan tetap terjamin. Peningkatan kompetensi
dan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain sebagai
berikut ini.

a. Studi Lanjut Program Strata 2


Studi lanjut program Strata 2 atau Magister merupakan cara pertama yang dapat
ditempuh oleh para guru dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya.
Ada dua jenis program magister yang dapat diikuti, yaitu program magister yang
menyelenggarakan program pendidikan ilmu murni dan ilmu pendidikan. Ada
kecenderungan para guru lebih suka untuk mengikuti program ilmu pendidikan untuk
meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya.

b. Kursus dan Pelatihan


Keikutsertaan dalam kursus dan pelatihan tentang kependidikan merupakan cara kedua
yang dapat ditempuh oleh guru untuk meningkatkan kompetensi dan
profesionalismenya. Walaupun tugas utama seorang guru adalah mengajar, namun
tidak ada salahnya dalam rangka peningkatan kompetensi dan profesionalismenya juga
perlu dilengkapi dengan kemampuan meneliti dan menulis artikel/ buku.

c. Pemanfaatan Jurnal
Jurnal yang diterbitkan oleh masyarakat profesi atau perguruan tinggi dapat
dimanfaatkan untuk peningkatan kompetensi dan profesionalisme. Artikel-artikel di
dalam jurnal biasanya berisi tentang perkembangan terkini suatu disiplin tertentu.
Dengan demikian, jurnal dapat dipergunakan untuk memutakhirkan pengetahuan yang
dimiliki oleh seorang guru. Dengan memiliki bekal ilmu pengetahuan yang memadai,
seorang guru bisa mengembangkan kompetensi dan profesionalismenya seorang guru
dalam mentransfer ilmu kepada peserta didik. Selain itu, jurnal-jurnal itu dapat
dijadikan media untuk mengomunikasikan tulisan hasil pemikiran dan penelitian guru
yang dapat digunakan untuk mendapatkan angka kredit yang dibutuhkan pada saat
sertifikasi dan kenaikan pangkat.

12
d. Seminar
Keikutsertaan dalam seminar merupakan alternatif keempat yang dapat ditempuh
untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme seorang guru. Tampaknya hal ini
merupakan cara yang paling diminati dan sedang menjadi trend para guru dalam era
sertifikasi, karena dapat menjadi sarana untuk mendapatkan angka kredit. Melalui
seminar guru mendapatkan informasi-informasi baru. Cara itu sah dan baik untuk
dilakukan. Namun demikian, di masa-masa yang akan datang akan lebih baik apabila
guru tidak hanya menjadi peserta seminar saja, tetapi lebih dari itu dapat menjadi
penyelenggara dan pemakalah dalam acara seminar. Forum seminar yang
diselengarakan oleh dan untuk guru dapat menjadi wahana yang baik untuk
mengomunikasikan berbagai hal yang menyangkut bidang ilmu dan profesinya sebagai
guru.

Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan kopetensi guru sebaga pendidik

Pemerolehan dan pengembangan empat kompetensi guru bukanlah merupakan hal


yang mudah. Sebagian besar guru memiliki permasalahan dalam mengembangkan
kompetensi mereka sebagai guru. Berikut diantaranya permasalahan yang sering ditemui
oleh para guru.

Permasalahan dalam meningkatkan kompetensi profesional dan pedagogi adalah


kendala dalam memilih bahasa yang tepat dalam menyajikan materi khususnya bagi
siswa di jenjang taman kanak-kanak hingga sekolah dasar dimana mereka belum
sepenuhnya memahami istilah-istilah abstrak dan belum sepenuhnya mampu membangun
korelasi antara materi satu dengan yang lain sedangkan di sisi lain materi yang harus
disampaikan tergolong kompleks untuk jenjang mereka. Beberapa guru juga merasakan
bahwa seminar, lokakarya, atau pelatihan untuk peningkatan profesionalisme tidak terlalu
sering diadakan. Kalaupun ada, mereka terhalang jarak dimana kegiatan tersebut
diadakan, biaya serta kesempatan untuk mengikuti kegiatan karena biasanya tidak semua
guru diberikan kesempatan yang sama oleh pihak sekolah untuk mengikuti kegiatan
pengembangan profesi. Selain itu, pergantian kurikulum yang terlalu sering membuat
kebanyakan guru kewalahan dalam beradaptasi. Mereka merasa mereka belum benar-
benar paham dengan kurikulum sebelumnya, sudah muncul lagi kurikulum yang baru.

13
Kurikulum yang baru menuntut guru untuk beradaptasi dengan kompleksitas materi
ajar yang baru, tuntunan indikator pembelajaran yang baru termasuk proses evaluasi yang
diharapkan untuk dicapai dalam proses pembelajaran. Hal-hal tersebut menimbulkan
masalah baru karena para guru sudah kewalahan dengan beban mengajar yang tinggi
(khususnya bagi mereka yang sudah tersertifikasi) dan atau karena jumlah kelas yang
terlalu besar. Ditambah lagi dengan tugas dan tanggungjawab sebagai bagian dari
keluarga dan masyarakat yang membuat para guru merasa sangat kewalahan untuk
membagi waktu sekedar untuk membaca buku atau referensi untuk kebutuhan
peningkatan kompetens mereka.

Terkait dengan banyaknya tugas dan tanggung jawab guru di sekolah seringkali
mempengaruhi kondisi guru secara emosional. Seperti yang dikatakan sebelumnya, guru
juga merupakan bagian dari keluarga dan masyarakat yang dikelilingi oleh
problematikanya masing-masing membuat para guru sering mengalami kelelahan secara
psikologi atau merasa stres sehingga seringkali mempengaruhi kinerja mereka di sekolah.

Banyak guru terkadang merasa sulit mengontrol emosi ketika dihadapkan pada situasi
tersebut di atas. Untungnya mereka selalu mencoba untuk menyadari peran mereka jadi
biasanya mereka akan memilih untuk keluar ruangan sejenak guna menghela nafas atau
ke toilet atau minum air untuk menenangkan pikiran sebelum melanjutkan kembali
aktivitas di ruang kelas. Dengan demikian guru bisa menghindari terjadinya hal-hal yang
tidak diinginkan terjadi di kelas akibat ketidakmampuan guru mengontrol emosi.

Sedangkan untuk kompetensi sosial permasalahan yang sering ditemui adalah ketika
guru harus mencoba membangun komunikasi dengan peserta didik yang introvert atau
tertutup. Sedangkan di sisi lain guru dituntut untuk bisa memahami karakteristik siswa.
Peserta didik yang tertutup dan mengalami masalah dalam belajar dirasa agak sulit untuk
didekati sehingga dibutuhkan pemilihan pendekatan yang lebih selektif dan tepat untuk
bisa memberikan solusi.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada makalah di atas dapat kita simpulkan bahwa metode dan media pembelajaran serta
kopetensi guru sangat perlu untuk dikembangkan. Mulai dari metode dan media
pembelajaran, dengan adanya pengembangan tersebut sangat membatu dalam proses
pembelajaran terutama pada masa pandemi yang terjadi ini. Karena motode yang
dikembangkan di atas sangat berkaitan erat dengan media yang mana sangat membantu
para guru untuk melakukan proses pengajaran tanpa harus melakukan pertemuan tatap
muka secara langsung. Metode-metode yang digunakan sangat memanfaatkan
perkembangan media pembelajaran yang tersedia sekarang.
Sedangkan kompetensi guru dapat dimaknai sebagai suatu gambaran tentang apa yang
seyogyanya dapat dilakukan oleh seseorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya,
baik berupa kegiatan, berperilaku maupun hasil yang dapat ditunjukkan. Ada tiga jenis
kompetensi guru, yaitu kompetensi professional kompetensi kemasyarakatan dan
kompetensi personal. Cara pengembangan kompetensi guru ada 2 macam, yaitu dengan
program sertifikasi, dan peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru. Sertifikasi
diperoleh melalui pendidikan profesi yang diakhiri dengan uji kompetensi, sedangkan
peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan cara Studi
Lanjut Program Strata 2, kursus dan pelatihan, pemanfaatan jurnal, dan seminar. Dalam
pengembangan tersebut terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh guru mulai
dari adanya pemilihan bahasa, serta pergantian kurikulum

B. Saran
Penulis memahami dalam makalah ini yang berjudulkan PROFESI KEPENDIDIKAN
masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca saya sangat
dibutuhkan untuk kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/7394541/Makalah_METODE_PEMBELAJARANArsyad, Azhar,
Media Pembelajaran, Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.
Sadiman, Arief S, at.al, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya,
Depok: Rajawali Pers, 2012.
https://dharianto97.blogspot.com/2013/11/pengembangan-kompetensi-guru.htmlhttps://
harunalrasyidleutuan.wordpress.com/2010/01/22/frofesi-guru-dan-permasalahannya-
profesional-guru-dan-permasalahannya/

16

Anda mungkin juga menyukai