Anda di halaman 1dari 12

“MODEL PEMBELAJARAN MULTISENSORI DALAM KONTEKS

KURIKULUM 2013”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Matakuliah Kurikulum Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:

Dr. HASAN SUAEDI, S.Pd., M.Pd.

Oleh:

Intan Amalia Salsabila

1810221015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Alhamdulilah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami semua sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Model Pembelajaran Multisensori Dalam Konteks
Kurikulum 2013” yang di sususn untuk memenuhi salah satu tugas Pembelajaran
Kurikulum.

Makalah ini memberikan banyak sekali wawasan dan pengetahuan kepada


kalangan masyarakat. di dalam makalah ini kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu
yang kami sajikan, sebagai tuntunan tugas dengan topik “Model Pembelajaran
Multisensori Dalam Konteks Kurikulum 2013”

Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman tentang


makalah ini, menjadikan keterbatasan kami pula untuk memberikan penjabaran yang
lebih untuk makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, 15 Mei 2020

ii
DAFTAR ISI

COVER ...............................................................................................................i

DAFTAR ISI .....................................................................................................ii

KATA PENGANTAR .....................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1

1.1.................................................................................Latar Belakang 4
1.2............................................................................Rumusan Masalah 5
1.3..............................................................................................Tujuan 5

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................6

2.1 Hakikat Model Pembelajaran Multisensori..........................................6

2.2 Sintaks Model Pembelajaran Multisensori..........................................8

2.3 Implementasi Model, Prinsip Reaksi, Sistem Lingkungan, dan Dampak


Model Pembelajaran Multisensor........................................................................9

BAB III KESIMPULAN ................................................................................21

BAB IV DAFTAR PUSTAKA .......................................................................22

iii
BAB I

1.1 Latar Belakang

Pada dewasa ini proses pembelajaran harus disesuaikan dengan


perkembangan zaman, atau sesuai dengan tuntutan pada abad sekarang ini. Sistem
pembelajaran abad 21 merupakan suatu peralihan dimana kurikulum yang
dikembangkan saat ini menuntut sekolah untuk merubah pendekatan pembelajaran
yang berpusat pada guru (teacher centered) menjadi pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student centered). Dimana siswa dilibatkan dalam proses
pembelajaran, dan lebih aktif mencari serta menemukan konsep secara mandiri.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Yunus Abidin (2014:2) bahwa


pembelajaran merupakan suatu proses yang melibatkan mental siswa yang
menghendaki aktivitas siswa untuk berpikir. Selain itu pembelajaran diarahkan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya
kegiatan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang
mereka konstruksi sendiri.

Dengan demikian, pembelajaran harus disesuaikan dengan tuntutan masa


depan dimana peserta didik harus memiliki kecakapan dan kompetensi dalam abad
ke-21. Berdasarkan hal tersebut, dalam makalah ini akan dibahas tentang model
pembelajaran multisensori dalam konteks kurikulum 2013, mencakup hakikat,
dimensi, komponen, siklus belajar dan implementasinya.

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa masalah yang akan dirumuskan
sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimanakah Hakikat Model Pembelajaran Multisensori?

1.2.2 Bagaimanakah Sintaks Model Pembelajaran Multisensori?

1.2.3 Bagaimanakah Implementasi Model, Prinsip Reaksi, Sistem Lingkungan, dan


Dampak Model Pembelajaran Multisensori?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, terdapat tujuan yang akan dijabarkan sebagai
berikut.

1.3.1 Untuk mengetahui Hakikat Model Pembelajaran Multisensori

1.3.2 Untuk mengetahui Sintaks Model Pembelajaran Multisensori

1.3.3 Untuk mengetahui Implementasi Model, Prinsip Reaksi, Sistem Lingkungan,


dan Dampak Model Pembelajaran Multisensori

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Model Pembelajaran Multisensori

Pembelajaran multisesnsori adalah proses pembelajaran yang melibatkan


penggunaan seluruh indera agar siswa dapat memahami pembelajaran dengan mudah
dan berguna bagi kehidupannya. Sejalan dengan hal itu, Abidin (2014, hlm. 227)
menjelaskan hakikat pembelajaran multisensori merupakan pembelajaran yang
dilaksanakan dengan melibatkan berbagai stimulasi indera meliputi pendengaran,
penglihatan, sentuhan, dan terkadang juga penciuman dan pengecapan.

Melalui model pembelajaran ini diharapkan proses pemrolehan informasi


tidak hanya berasal dari sumber melainkan dari berbagai sumber, karena
pembelajaran ini berbeda dengan pembelajaran biasanya yang hanya menggunakan
satu indera saja, misalnya pendengaran. Model pembelajaran multisensori pada
dasarnya adalah model pembelajaran yang dikembangkan atas dasar optimalisasi
panca indera untuk belajar (Baines, 2008). Siswa dituntut menggunakan panca indera
sebagai awal membangun pengetahuan dan sekaligus untuk meningkatkan perhatian,
pemahaman, dan retensi belajar siswa. Model pembelajaran multisensori dalam
aplikasinya akan menggunakan sight, sound, smell and taste, dan movement and
touch, dan sense of play sebegai sarana pembelajaran

6
2.2 Sintak Model Pembelajaran Multisensori

Pembelajaran dengan menggunakan model multisensori dalam praktiknya


merupakan pembelajaran yang dikreasikan agar materi pembelajaran yang bersifat
abstrak menjadi materi yang bersifat konkret. Abidin (2014: 234) memaparkan model
pembelajaran multisensori dimodifikasi dan disesuaikan dengan sintaks model
saintifik proses, model pembelajaran multisensori dapat dilaksanakan melalui sintaks
seperti berikut.

a) Prapembelajaran Tahapan ini merupakan kegiatan yang dilakukan guru


sebelum pembelajaran inti dimulai. Pada tahap ini guru mengkondisikan
kelas, memotivasi siswa, melibatkan siswa dengan hal yang akan diteliti,
mengorganisasikan siswa, menjelaskan prosedur pembelajaran.
b) Fase 1 : Membuat pertanyaan dan mengujinya Pada tahap ini siswa
diperkenalkan dengan masalah apa yang akan diteliti. Berdasarkan informasi
tersebut, siswa membuat beberapa pertanyaan dan kemudian menguji
kelayakan dan kelogisan pertanyaan tersebut. Tugas guru pada tahap ini
adalah memotivasi siswa untuk mampu menemukan masalah dan membuat
serta memberikan pertimbangan kelayakan dan kelogisan pertanyaan yang
dibuat siswa.
c) Fase 2 : Merumuskan hipotesis Pada tahap ini siswa belajar merumuskan
hipotesis atau jawaban sementara atas rumusan masalah yang telah diajukan
pada tahap sebelumnya dengan mengoptimalkan apa yang telah mereka
ketahui. Tugas guru pada tahap ini adalah membantu siswa membangkitkan
semangatnyanya dan membimbing siswa membuat hipotesis.
d) Fase 3: Penelitian berbasis multisensory Pada tahap ini siswa merencanakan
dan melaksanakan kegiatan observasi atau penelitian sederhana. Observasi
atau penelitian yang dilakukan harus dilandasi penggunaan multisensori
sebagai alat stimulus belajar. Selama melaksanakan observasi/penelitian,
siswa mencatat seluruh proses dan hasilnya sebagai data penting yang akan
diolah dan dianalisis. Tugas guru pada tahap ini memfasilitasi, membantu, dan

7
memberikan solusi kepada siswa selama melaksanakan kegiatan
penelitian/observasi.
e) Fase 4 : Mengolah data dan menganalisis data Pada tahap ini siswa mengolah
dan menganalisis data yang diperoleh pada saat kegiatan penelitian/observasi.
Tugas guru pada tahap ini adalah membimbing siswa mengolah dan
menganalisis data dan jika diperlukan memberikan gambaran model
pengolahan dan penganalisaan data yang benar.
f) Fase 5 : Menguji hipotesis Pada tahap ini siswa menguji hipotesis yang telah
diajukannya. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, siswa membuat
pemaknaan proses dan hasil penelitian atau observasi yang telah
dilaksanakannya. Tugas guru adalah mendorong siswa untuk mengembangkan
kemampuan berfikir kritis, evaluatif, dan kreatif.
g) Fase 6 : Membuat simpulan umum Pada tahap ini siswa merumuskan
simpulan umum atau akhir atas hasil kegiatan penelitian/observasi yang telah
dilaksanakan. Simpulan ini hendaknya mampu menjawab rumusan masalah
yang diajukan sebelumnya. Tugas guru adalah membantu siswa menyususn
simpulan yang ilmiah dan sistematis.
h) Fase 7 : Menyajikan hasil Pada tahap ini perwakilan siswa tiap kelompok
memaparkan hasil kerjanya. Pada tahap ini guru melakukan penilaian atas
performa atau produk yang dihasilkan siswa.
i) Pasca pembelajaran Pada tahap ini guru membahas kembali masalah dan
solusi alternatif yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
Dalam prosesnya guru membandingkan antara solusi satu dengan solusi lain
hasil pemikiran siswa atau juga dibandingkan dengan solusi secara teoritis
yang telah ada. (Abidin 2014: 235). Supriyadi (2007: 162) bahwa langkah-
langkah pembelajaran dengan menggunakan model multsensori meliputi (1)
mengamati/melihat, (2) memegang, (3) meraba keseluruhan isi benda, (4)
mendengarkan bunyi yang dihasilkan benda, (4) menirukan ucapan yang
diucapkan guru, (5) mencium atau menemukan bau benda (kalau benda
hidup).

8
2.3 Implementasi Model, Prinsip Reaksi, Sistem Lingkungan, dan Dampak
Model Pembelajaran Multisensori

Model pembelajaran Multisensori adalah model pembelajaran yang sistematis


dalam mengelola motivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar. Motivasi
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Pada dasarnya
model pembelajaran ini dalam praktiknya merupakan pembelajaran dikreasikan pada
materi yang semula bersifat abstrak menjadi materi yang bersifat konkret.

Implementasi Model Pelaksanaan penerapan model multisensori dalam


pembelajaran membutuhkan waktu antara 70-140 menit yang berlangsung dalam 1-3
kali pertemuan. Untuk efektifitas pelaksanaannya jadwal pembelajaran dilaksanakan2
kali dalam seminggu. Dalam pelaksanaannya guru dan siswa harus memiliki
kemampuan berpikir kritis,kreatif terampil berkomunikasi dan memiliki semangat
motivasiyang baik, baik secara individu maupun kooperatif selama penerapan model,
guru harus mencatat berbagai aktifitas dan hasil kerja siswa untuk mengatur dan
mengikat pola berpikir kebiasaan belajar siswa dan memengaruhi siswa secara
psikologis agar terbiasa beraktifitas dengan baik.

a.Prinsip Reaksi Reaksi guru yang harus ditegaskan bahwa reaksi utama yang
harus diberikan adalah guru harus senantiasa membangkitkan motivasi belajar siswa,
mengembangakan kemampuan berpikir kritis dan produktifdan membiasakan siswa
menggunakan berbagai alat indera nya dalam bekerja secara kooperatif dan
komunikatif.

b.Sistem Lingkungan Guna menerapkan hal ini kita perlu sistem lingkungan
yang baik untuk menunjang pembelajaran, yang tidak kalah pentingnya siswa harus
menyadari benar peran dan tugasnya selama pembelajaran yang meliputi: (1)
mengoptimalkan penggunaaan alat indera, (2) mendayagunakan kemampuan
berpikir,keterampilan berkreasi dan motivasi belajar, (3) siap bekerja sama secara
kolaboratif dan kooperatif, (4) mengoptimalkan kemampuan berkomunikasi baik
secara kelompok maupun antarkelompok.

9
c. Dampak Model Pembelajaran Multisensori Dampak yang diharapkan dalam
pembelajaran multisensori ini (1) peningkatan kemampuan siswa dalam menguasai
materi pembelajaran, (2) pengembanagan kemampuan siswa dalam pengembangan
penelitianatau observasi berbasis penggunaan berbagai alat inderawi, dan (3)
peningkatan kemampuan siswa dalam berpikir kritis,kreatif, dan inovatif. Dan
dampak penyerta nya dalam hal mengembangkan karakter siswa, membentuk
kecakapan hidup,dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi,berargumeentasi dan
bekerja sama. Model pembelajaran multisensory dalam kurikulum 2013 juga dapat
digunakan dalam pembelajaran kelas inklusif sehingga kebermanfaatannya pun
semakin luas. Contoh penerapan model ini dalam pembelajaran kelas inklusif adalah
dalam pembelajaran membaca untuk tuna netra, pembelajaran ipa dalam mengenal
ras,tekstur,dan bentuk, bagi tuna netra dan dalam pembelajaran berkomunikasi bagi
siswa menggunakan gestur bagi tuna rungu dan masih banyak lagi peruntukan lainnya
bagi siswa berkebutuhan khusus.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

pembelajaran multisensori merupakan pembelajaran yang dilaksanakan


dengan melibatkan berbagai stimulasi indera meliputi pendengar, penglihatan
sentuhan dan terkadang juga penciuman dan pengecapan. Hal ini tentu saja berbeda
dengan pembelajaran yang biasanya hanya melibatkan satu indera saja misalnya
pendengaran. Pembelajaran multisensori dalam praktiknya merupakan pembelajaran
dikreasikan agar materi pembelajaran yang bersifat abstrak menjadi materi
pembelajaran yang bersifat konkret.

Proses pembelajaran multisensori dapat disimpulkan bahwa langkah awal


pelaksanaan dalam pembelajaran ini adalah Pra-pembelajaran, membuat pertanyaan
dan mengujinya, merumuskan hipotesis, penelitian berbasis multisensori, mengolah
dan menganalisis data, menguji hipotesis, membuat simpulan umum, menyajikan
hasil dan yang terakhir adalah pasca pembelajaran. Peran guru dalam hal ini adalah
dapat merangsang kemampuan berfikir kritis pada siswa untuk menganalisis dan
memecahkan masalah yang kemudian siswa dapat menemukan konsep
pengetahuannya sendiri. Fisika oleh Piaget adalah pengetahuan fisis yaitu
pengetahuan yang sifat-sifatnya dari kejadian di alam ini. Bahwa siswa memperoleh
pengetahuan dari abstrak langsung dari suatu obyek.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y.(2014). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013..


Bandung: PT Refika Aditama

12

Anda mungkin juga menyukai