2013
Dosen Pengampu:
Oleh:
1810221015
2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Alhamdulilah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami semua sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “PEMBELAJARAN MULTILITERASI DALAM
KONTEKS KURIKULUM 2013” yang di sususn untuk memenuhi salah satu tugas
Pembelajaran Kurikulum.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
COVER ...............................................................................................................i
1.1.................................................................................Latar Belakang 4
1.2............................................................................Rumusan Masalah 4
1.3..............................................................................................Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................5
LATAR BELAKANG
BAB II
PEMBAHASAN
Komponen keenam adalah keluaran. Keluaran model ini tentu saja adalah
kompetensi abad ke-21 yakni pemahaman konsep, kemampuan berfikir kritis,
kemampuan berfikir kreatif, dan kemampuan berkolaborasi dan berkomunikasi.
Dalam konteks pendidikan di Indonesia, pembbelajaran ini sejalan dengan tuturan
implementasi kurikulum 2013.
Berdasarkan komponen dan karakteristik di atas pembelajaran multiliterasi
memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Melibatkan
Pada tahap ini guru harus melibatkan siswa dalam pembeljaran melalui
pembangkitan skemata atau pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa.
Kegiatan selanjutnya adalah siswa diajak untuk menghubungkan topic yang
akan dibahas dengan diri siswa dengan tujuan agar siswa merasa mempelajari
topic tersebut penting bagi dirinya. Kegiatan ketiga pada tahap ini adalah
siswa di bawah bimbingan guru membuat berbagai pertanyaan yang bersifat
esensial yang akan di cari jawabannya melalui berbagai kinerja inquiri kritis
pada tahap selanjutnya. Guna mempersiapkan siswa mengikuti langkah-
langkah selanjutnya guru juga harus memaparkan aktivitas belajar yang akan
siswa lakukan sekaligus memaparkan capaian aktivitas apa yang harus siswa
hasilkan pada setiap tahapan aktivitas belajar tersebut.
2. Merespon
Pada tahap ini siswa secara individu merespon semua tantanagan belajar yang
diberikan guru. Siswa secara aktiv mulai melakukan berbagai penyelidikan
observasi ataupun kegitaan penelitian sederhana yang berhubungan dengan
pertanyaan yang telah dibuat pada tahap pertama.
3. Elaborasi
Pada tahap ini setiap siswa mengelaborasikan setiap temuan individu dengan
temuan teman kelompoknya. Proses elaborasi ini harus sampai menghasilkan
ide-ide bersama yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan yang di
berikan. Hasil kelompok ni dituangkan dalam sebuah laporan kelompok yang
juga harus dimiliki oleh seluruh anggota.
4. Meninjau ulang
Pada tahap ini draf laporan kelompok ditinjau ulang kebenarannya. Proses ini
dapat dilakukan dengan melakukan pengecekan terhadap data individu,
keabsahan sumber, dan pengecekan keakuratan hasil. Jika sudah di lakukan
pengecekan maka setiap kelompok menunjuk satu anggota untuk memaparkan
kesimpulan, dan siswa lain dipersilahkan untuk mencatat hasil diskusi .
5. Mempresentasikan
Pada tahap ini perwakilan kelompok memaparkan hasil kerjanya di depan
kelas. Pemaparan dilanjutkan diskusi kelas dan diakhiri dengan kegiatan
peninjauan, penguatan, dan pengembangan materi oleh guru.
2.6 Implementasi Pembelajaran Multiliterasi
Penerapan pembelajaran multiliterasi berkaitan erat dengan penggunaan
keterampilan bahasa sebagai alat belajar. Bertema Ali dengan kenyataan ini,
berikut dipaparkan beberapa prosedur pembelajaran keterampilan berbahasa yang
dapat diaplikasikan sebagai satu model pembelajaran multiliterasi.
1. Metode Tranformasi Persuasive
Metode tranformasi merupakan metode pembelajaran membaca yang diakhiri
dengan pelibatan siswa untuk mengubah genre wacana yang dibacanya
menjadi jenis genre yang lain. Bahan ajar yang digunakan untuk menerapkan
metode ini seyogyanya merupakan wacana bersifat persuasif. Tujuan metode
ini adalah meningkatkan keterampilan siswa membaca sekaligus
meningkatkan kemampuannya dalam mengemukakan gagasan persuasif
melalui penciptaan genre baru dari wacana yang telah dibaca.
Tahap prabaca:
a. Membangun rasa ingin tahu
Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan pancingan tentang hal apa
saja yang siswa belum ketahui sehingga mereka ingin mengetahuainya.
b. Pertanyaan pemandu
Berdasarkan LKP yanga berisi rasa keingntahuan yang dibuat siswa pada
langkah selanjutnya, guru mengubah keinginan tersebut menjadi
pertanyaan yang harus mereka jawab selama proses pembelajaran.
Tahap membaca:
c. Menjawab pertanyaan pemandu
Pada tahap ini siswa membaca wacana dengan teknik baca layap atau
teknik baca memindai agar dapat menjawab pertanyaan yang dibuatnya.
d. Diskusi persuasif
Pada tahap ini siswa mendiskusikan berbagai upaya yang dapat mereka
lakukan dalam rangka membujuk orang lain agar tertarik dengan ide
mereka.
Tahap pascabaca:
e. Mengubah genre
Atas dasar ide yang dihasilkan pada tahap diskusi, siswa menulis sebuah
iklan ataupun poster yang menarik yang berdaya persuasive.
2. Metode Observasi Kritis
Metode observasi kritis merupakan metode pembelajaran menulis yang
menekankan kamampuan siswa melakukan serangkaian aktivitas pengamatan
sebagai bahan dalam kegiatan menulis. Pelaksanaan metode menulis observasi
kritis adalah:
Tahap pramenulis
a. Menentukan topic
Pada tahap ini siswa menentukan topic yang akan ditulisnya. Jika ada
beberapa siswa yag memiliki ketertarikan topik yang sama, mereka dapat
bekerja sama, melakukan elaborasi, bercurah pendapat, dan melakukan
maksud dan tujuan penulisan.
b. Menentukan maksud dan tujuan penulisan.
Tahap menulis
c. Melakukan observasi
Pada tahap ini siswa melakukan observasi, wawancara, eksplorasi, atau
bahkan melakukan kegiatan eksperimen/penelitian.
d. Membuat peta konsep
Pada tahap ini siswa mencatat seluruh hasil kegiatan pengumpulan
datanya dalam bentuk peta konsep. Peta konsep ini berfungsi sebagai
kerangka karangan.
e. Menulis draf
Pada tahap ini siswa menulis draf karangan sesuai dengan peta konsep
yang di buatnya.
Tahap pascamenulis
f. Revisi
Pada tahap ini siswa secara individu atau dengan bantuan temannya
ataupun guru mengoreksi isi tulisan yang dibuatnya.
g. Pengeditan
Pada tahap ini siswa secara individu atau dengan bantuan temannya
ataupun guru mengoreksi dan memperbaiki tulisannya khusunya dalm hal
penggunaan ejaan, kejelahan tulisan, kesalahan format, dan kesalahan-
kesalahan mekanis lainnya.
h. Pembacaan professional
Pada tahap ini siswa membaca tulisannya secara hati-hati untuk
memastikan bahwa seluruh tulisannya telah di perbaiki dan yakin tidak
ada lagi kesalahan di dalamnya.
i. Publikasi
3. Metode Rangsangan Gagasan
Metode rangsangan gagasan merupakan metode pembelajaran
menyimak yang dikembangkan berdasarkan kegiatan curah gagasan yang
dilakukan siswa sebelum proses menyimak. Bahan ajar yang digunakan
hendaknya merupakan bahan ajar yang problematik sehingga nantinya siswa
dapat merumuskan alternatif pemecahan masalah baik berdasarkan versi teks
sebagai wujud pemahaman maupun versi siswa sendiri sebagai wujud
penalaran. Tujuan utama metode ini adalah meningkatkan kemampuan daya
simak siswa sekaligus membangun kemampuan penalaran siswa. Langkah-
langkah metode:
a. Tahap prasimak
1. Apersepsi, pada tahap ini guru memperkenalkan tema wacana yang
akan siswa pelajari selama pembelajaran menyimak.
2. Curah pendapat, pada tahap ini siswa ditugaskan untuk mencurahkan
gagasannya dalam hal memecahkan masalah seputar tema materi
simakan.
b. Tahap menyimak
3. Menangkap ide, siswa ditugaskan mencatat semua ide penting yang
berhubungan dengan usaha pemecahan masalah sekait dengan tema.
4. Membedakan fakta dan opini, siswa dituntutuntuk mampu
mambedakan fakta dan opini berdasarkan cara pandang mereka.
5. Diskusi ide pokok, pada tahap ini siswa secara kooperatif berusaha
memecahkan masalah yang di sajikan.
c. Tahap pascasimak
6. Membuat intisari, yang bertujuan untuk menguji kemampuan
menyimak siswa dan juga daya nalar mereka.
7. Menjawab pertanyaa, untuk menguji kemampuan siswa menyimak dan
dayanalarnya.
4. Debat Inisiasi
Metode inisiasi debat pada dasarnya merupakan metode pembelajaran
berbicara yang menuntut siswa terampil berbicara dengan mengandalkan
kemampuan berlogikan dan kemapuan bertutur santun ketika debat. Tahapan
metode:
a. Tahap prabicara
1. Guru menyajikan permasalahan yang bersifat problematik, guru
membagi siswa kedalam dua kelompok yakni kelompok pro dan
kontra.
2. Siswa menyusun urraian yang disajikan guru sesuai dengan
kedudukannya.
b. Tahap berbicara
c. Tahap pascabicara
1. Diskusi konsep dan performa, mendiskusikan segala Sesuatu yang
berhubungan dengan kegiatan debat yang telah dilakukan.
2. Tindak lanjut, siswa diberikan tugas untuk menentukan sendiri
masalah.