Nim: 1810221015
1. Fenomenologi
Etnografi merupakan suatu metode penelitian ilmu sosial. Penelitian ini sangat
percaya pada ketertutupan, pengalaman pribadi,dan partisipasi yang mungkin, tidak
hanya pengamatan, oleh para peneliti yang terlatih dalam seni etnografi. Para
etnografer ini sering bekerja dalam tim yang multidisipliner. Di mana titik fokus
penelitiannya dapat meliputi studi intensif budaya dan bahasa, bidang atau domain
tunggal, ataupun gabungan metode historis, observasi, dan wawancara. Beberapa ahli
mengemukakan pengertian tentang penelitian etnografi salah satunya adalah
Emzir (2011: 143) yang menyatakan Etnografi adalah suatu bentuk penelitian yang
berfokus pada makna sosiologi melalui observasi lapangan tertutup dari fenomena
sosiokultural. yang berarti penelitian etnografi merupakan sebuah penelitian kualitatif
dimana seorang peneliti menguraikan dan menafsirkan pola bersama dan belajar
nilai-nilai, perilaku, keyakinan, dan bahasa dari berbagai kelompok. Baik sebagai
proses dan hasil penelitian, etnografi adalah sebuah cara belajar kelompok pada suatu
budaya baik sebagai akhir, dalam hasil penulisan penelitian.
Studi Kasus ialah suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara
intensif, terinci dan mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik
pada tingkat perorangan, sekelompok orang, lembaga, atau organisasi untuk
memperoleh pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut. Biasanya, peristiwa
yang dipilih yang selanjutnya disebut kasus adalah hal yang aktual (real-life events),
yang sedang berlangsung, bukan sesuatu yang sudah lewat. Lewat Studi Kasus
sebuah peristiwa akan terangkat ke permukaan hingga akhirnya menjadi pengetahuan
publik. Diakui bahwa ada tiga persoalan yang memang tidak mudah dalam
melakukan Studi Kasus, yaitu; Bagaimana cara menentukan kasus yang akan
diangkat sehingga dianggap berbobot secara akademik, Bagaimana menentukan data
yang relevan untuk dikumpulkan, Apa yang harus dilakukan setelah data terkumpul.
Menurut Endraswara (2012: 78), Studi Kasus dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu Studi Kasus berupa penyimpangan dari kewajaran dan Studi Kasus
ke arah perkembangan yang positif. Studi Kasus pertama bersifat kuratif, dan disebut
Studi Kasus Retrospektif (Retrospective Case Study), yang memungkinkan ada
tindak lanjut penyembuhan atau perbaikan dari suatu kasus (treatment). Tindak
penyembuhan tidak harus dilakukan oleh peneliti, tetapi oleh orang lain yang
kompeten. Peneliti hanya memberikan masukan dari hasil penelitian. Studi Kasus
Prospektif (Prospective Case Study). Jenis Studi Kasus ini diperlukan untuk
menemukan kecenderungan dan arah perkembangan suatu kasus. Tindak lanjutnya
berupa Penelitian Tindakan (Action Research) yang dilakukan juga oleh pihak lain
yang berkompeten.
Dalam judul tersebut diatas peneliti menggunakan pendekatan studi kasus ini
untuk mengetahui apakah terdapat hal yang tercapa dalam kegiatan (peran
masyarakat) dalam pembangunan atau perawatan jalan di desa.
5. Penelitian dasar
Penelitian dasar (basic research) disebut juga penelitian murni (pure research)
atau penelitian pokok (fundamental research) adalah penelitian yang diperuntukan
bagi pengembangan suatu ilmu pengetahuan serta diarahkan pada pengembangan
teori-teori yang ada atau menemukan teori baru. Peneliti yang melakukan penelitian
dasar memiliki tujuan mengembangkan ilmu pengetahuan tanpa memikirkan
pemanfaatan secara langsung dari hasil penelitian tersebut. Penelitian dasar justru
memberikan sumbangan besar terhadap pengembangan serta pengujian teori-teori
yang akan mendasari penelitian terapan. Penelitian dasar lebih diarahkan untuk
mengetahui, menjelaskan, dan memprediksikan fenomena-fenomena alam dan sosial.
Hasil penelitian dasar mungkin belum mapu mengatasi secara langsung masalah
namun dapat menajadikannya lebih baik (Dharma, 2008). Tujuan penelitian dasar
adalah untuk menambah pengetahun ilmiah dan hukum-hukum dalam kehidupan .
Maka nantinya lewat penelitian yang dilakukan dalam udul tersebut akan
melahirkan teori atau ilmu penngetahuan baru yang akan menambah wawasan dan
ilmu pengentahuan.
6. Pennelitian kritis