Anda di halaman 1dari 21

Mata kuliah: media pembelajaran

Dosen pengajar :ibu norsyam amali M.pd.I

STRATEGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH DAN MADRASAH

Di susun oleh

Kelompok 7

MUHAMMAD NAJIB (2021122551)

MUHAMMAD TIBRIZI

MUHAMMAD RIZKI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ULUM KANDANGAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS

PERKULIAHAN DALAM PAGAR KANDANGAN

SEMESTER GANJIL

2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, tidak lupa pula sholawat serta salam kami haturkan
kepada nabi besar nabi muhammad SAW. Dengan rahmad Allah dan Rasulullah kami dapat
menyelesaikan makalah ini

Besar harapan kami makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini banyak sekali kekurangan-
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu saya berharap adanya kritik,saran dan
usulan dem perbaikan makalah yang telah kami buat ini, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat di fahami bagi siapapun yang membacanya,
sekiranya makalah yang telah di susun ini dapat berguna bagi kami yang menyusun maupun
orang yang membacanya.

Kandangan, desember ,2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ......................................................................................................... 1


B. Rumusan masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan masalah ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Setrategi pembelajaran pai di sekolah dan madrasah ............................................ 4


B. Media pembelajaran pai di sekolah dan madrasah..............................:..................10

BAB III PENUTUP

A. kesimpulan .............................................................................................................. 18
B. saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pembelajaran merupakan kegiatan yang bernilai edukatif yang
mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Interaksi bernilai
edukatif karena kegiatan yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan
yang telah dirumuskan sebelum pembelajaran dilakukan. Guru dengan
penuh kesadaran melakukan kegiatan secara sistematis dengan
memanfaatkan segala sesuatu untuk kepentingan pembelajaran. Guru selalu
dituntut agar materi pembelajaran yang disampaikan dapat dikuasai siswa
secara tuntas.
Hal ini menjadi permasalahan yang cukup sulit bagi guru, karena siswa
bukan hanya sebagai individu dengan semua keunikannya, tetapi mereka
juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berbeda.Paling
tidak ada tiga aspek yang membedakan siswa dengan yang lainnya, yaitu
aspek intelektual, aspek psikologis, dan aspek biologis. Ketiga aspek
tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan sikap dan
perilaku siswa bervariasi di sekolah. Hal itu pula yang menjadikan berat
tugas guru dalam mengelola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan guru
sering terlontar hanya karena masalah kesulitan mengelola kelas. Akibat
kegagalan guru mengelola kelas, tujuan pembelajaranpun sulit untuk
dicapai. Sebenarnya hal initidak perlu terjadi, apabila ada usaha yang
dilakukan oleh guru. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
meminimalkan jumlah siswa di kelas,mengaplikasikan beberapa prinsip
pengelolaan kelas, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat. Di
samping itu, perlu memanfaatkan media pembelajaran yang telah ada dan

1
mengupayakan pengadaan media pembelajaran baru demi mewujudkan
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Seiring dengan kemajuan
teknologi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan di
sekolah, maka penggunaan alat-alat atau media pembelajaran juga harus
menyesuaikan dengan kemajuan teknologi tersebut. Penggunaan media
teknologi membuat pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Tidak
hanya itu, perkembangan pendidikan di sekolah semakin lama semakin
mengalami perubahan dan mendorong berbagai usaha perubahan.
Saat ini, pembelajaran di sekolah mulai disesuaikan dengan
perkembangan teknologi informasi. Hal itu menyebabkan terjadi perubahan
dan pergeseran paradigma pendidikan. Pembelajaran yang semula hanya
menggunakan metode ceramah konvensional atau verbal semata menjadi
pembelajaran yang lebih aktif dan menyenangkan. Pembelajaran yang
semula siswa sebagai obyek pasif yang hanya menerima apa adanya dari
guru, menjadi pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran aktif dan menyenangkan memerlukan sarana
yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk
mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran,
setidaknya sarana yang efektif dan efisien dalam bentuknya,
komponen lingkungannya, alat fisiknya, dan komunikasinya. Demikian
pula dengan Pendidikan Agama Islam juga memerlukan sarana
pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam proses
belajar mengajar.

2
Rumusan masalah

1. Apa itu setrategi pembelajaran pai di sekolah dan madrasah


2. Apa itu media pembelajaran pai di sekolah dan madrasah

B. tujuan masalah
1. mengetahui apa itu setrategi pembelajaran pai di sekolah dan madrasah
2. mengetahui apa itu media pembelajaran pai di sekolah dan madrasah

3
BAB II
PEMBAHASAN

A.strategi pembelajaran pai di sekolah dan madrasah

Strategi pembelajaran adalah sebuah perencanaan yang berisi serangkaian kegiatan yang
didesain secara khusus (baik metode,pemanfaatan berbagai sumber daya) untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah
Islam lebih sering menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Strategi ini efisien untuk
digunakan, baik dari segi waktu maupun alat yang digunakan. Contohnya strategi
pembelajaran yang berbentuk metode, untuk melaksanakan strategi pembelajaran ekspositori
dapat digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia, termasuk menyediakan dan menggunakan media
pembelajaran. Hasil wanwancara dengan Kepala Sekolah Madrasah Islam adalah sebagai
berikut.

Secara umum pembelajaran PAI di Madrasah Islam menggunakan strategi pembelajaran


ekspositori, pembelajarannya dipusatkan pada guru, namun tidak jarang guru di setiap kelas
menggunakan pembelajaran kontektual. Karena pada dasarnya pembelajaran kontekstual ini
mendasarkan sebuah kegiatan pembelajaran pada apa yang terjadi saat ini dan ramai
diperbincangkan oleh masyarakat luas” ujar Kepala Madrasah. Dalam kesempatan yang
lain guru PAI menyampaikan, “Walaupun strategi pembelajaran yang digunakan terkadang
masih terpusat pada guru, namun metode, media dan pendekatan yang digunakan berbeda,

4
hal ini disesuaikan dengan materi yang diajarkan.” (Hasil wawancara kepada Kepala Sekolah
pada tanggal 27 Oktober 2016).
Untuk dapat mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran perlu diperlukan strategi
yang tepat dalam penyampaiannya. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diketahui
bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diterapkan oleh Madrasah Dan sekolah
secara spesifik yaitu menggunakan strategi ekspositori. Strategi pembelajaran ekspositori
adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaianmateri secara
verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal.

Menurut Roy Killen yang dikutip oleh Hamruni menamakan strategi ekspositori ini dengan
istilah strategi pembelajaran langsung. Hal ini karena dalam strategi ini materi pelajaran
disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi
pembelajaran seakan-akan sudah jadi.Strategi ekspositori ini merupakan metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru dengan cara memberikan penjelasan terlebih dahulu
berupa definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan
dalam pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, Tanya jawab dan penugasan.
Namun dalam mengimplementasikan strategi tersebut digunakan pendekatan, metode dan
teknik pembelajaran yang berbeda tergantung materi yang diajarkan. Strategi pembelajaran
ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian
materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa
dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen menamakan strategi ekspositori
ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct insruction). Dalam sistem ini, guru
menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapih, sistematik dan lengkap
sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dantertib. Siswa juga
dituntut untuk menguasai bahan yang telah disampaikantersebut Menurut peneliti untuk
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai guru harus bisa menggunakan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan keadaan lingungan dan kondisi siswa. Strategi
pembelajaran yang digunakan oleh Madrasah Tsanawiyah Manaratul Islam secara umum
masih terkesan kurang. Penggunaan strategi pembelajaran ekspositori secara terus menerus
akan membuat anak menjadi pasif. Maka akan lebih baik pembelajaran ekspositori tersebut
dapat digunakan namun diimbangi dengan penggunaan metode lainnya yang dapat
mengaktifkan siswa, baik secara fisik maupun mental.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru PAI, menanyakan perihal tentang strategi
pembelajaran. Guru PAI menyampaikan bahwa strategi

5
pembelajaran haruslah dilakukan dengan banyak varian agar para peserta didik tidak bosan
dalam mengikuti setiap materi pelajaran yang diberikan. Strategi pembelajaran merupakan
alat terpenting yang harus dipakai guru dalam memberikan pelajarannya, sehingga dapat
mempermudah guru dalam proses transfer ilmu pada peserta didik, menggiring pada
pemahaman yang sama sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan mengetahui
strategi pembelajaran yang ada, maka akan menambah kemampuan dankompetensi guru
dalam memperkaya varian pembelajaran yang akan menjadi pilihan dalam setiap materi ajar
yang akan diberikan. Juga penting bagi guru untuk mengetahui langkah-langkah dalam
pengamalan strategipembelajarannya, sehingga dalam penerapan pembelajaran sesuai dengan
yang telah direncanakan sebelumnya.

Varian dan Pilihan Strategi Pembelajaran pada sekolah dan madrasah

Sebagai acuan dalam penerapan strategi, maka beberapa poin mengenai strategi
pembelajaran yang digunakan madrasah dan sekolah islam berpedoman pada Wina Sanjaya
(dalam bukunya Abdul Majid,pada halaman 120) beliau mengatakan yang mengelompokkan
strategi pembelajaran menjadi beberapa macam yaitu:

1) Strategi pembelajaran langsung (direct instruction)


a. Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar paling tinggi berpusat pada
gurunya, dan paling sering digunakan.Pada strategi ini termasuk didalamnya metode
ceramah, tanyajawab, praktek dan latihan serta demonstrasi.
b. Strategi pembelajaran langsung efektif digunakan untuk memperluas informasi atau
mengembangkan keterampilan langkahdemi langkah.

2) Strategi pembelajaran tidak langsung (indirect instruction)


Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan tinggi siswa dalam
melakukan observasi, penyelidikan berdasarkan data atau pembentukan hipotesis. Dalam
pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari penceramah menjadi fasilitator,
pendukung, dan sumber personal. Guru merancang lingkungan belajar, memberikan
kesempatan siswa untuk terlibat. Strategi pembelajaran tidak langsung mensyaratkan
menggunakan bahan-bahan cetak, noncetak, dan sumber-sumber manusia.

6
3) Strategi pembelajaran interaktif (interractive instruction) Strategi pembelajaran interaktif
merujuk pada bentuk diskusi dan saling berbagi diantara peserta didik. Strategi pembelajaran
interaktif dikembangkan dalam rentang pengelompokkan dan metode-metode interaktif,
didalamnya terdapat bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau pengerjaan
tugas berkelompok, dan kerjasama siswa secara berpasangan.
4) Strategi belajar melalui pengalaman (experiental learning) Strategi
belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens induktif, berpusat pada siswa, dan
berorientasi pada aktivitas. Penekanan dalam strategi belajar melalui pengalaman adalah
pada proses belajar, dan bukan hasil belajar. Guru dapat menggunakan strategi ini baik
didalam kelas maupun diluar kelas. Sebagai contoh, didalam kelas dapat digunakan simulasi,
sedangkan diluar kelas dapat dikembangkan metode observasi untuk memperoleh gambaran
pendapat umum.

1. Strategi Pembelajaran Langsung

Yang termasuk dalam kategori strategi langsung adalah penggunaan metode ceramah,
demonstrasi, dan juga tanya jawab. Di dalam kelas, guru PAI menyampaikan pelajaran
dengan strategi pembelajaran langsung.

a. Metode Ceramah

Strategi pembelajaran secara langsung dalam bentuk ceramah sangat efektif dalam
memberikan atau menyampaikan materi secara utuh dan komprehensif, terlebih dalam
kapasitas kelas yang gemuk di mana jumlah peserta didik dalam kelas itu banyak. Strategi
pembelajaran langsung dipakai guru PAI seputar kajian yang bersifat umum dan harus
diperdengarkan secara bersama dengan jumlah siswa yang banyak. Karena efektifitas strategi
pembelajaran langsung sangat baik bila dilakukan berpusat pada guru yang menjadi lebih
dominan dalam memberikan informasi secara utuh pada peserta didik.

7
b. Metode Demonstrasi

Guru tentunya menjadi fokus dari proses pembelajaran, kelengkapan pembelajaran


terencana dengan baik dan sistemik sebagai landasan penting dalam perubahan peserta didik
secara menyeluruh.Pembelajaran tidak hanya dapat dipahami oleh sekelompok peserta didik
tertentu, akan tetapi menjadi sumber bagi semua peserta didik dalam proses pembelajaran ).
Ini berarti bahwa guru dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik yang memiliki
pengetahuan dan kemampuan di atas rata-rata kawan sekelasnya. Hal ini dimungkinkan,
mengingat di era keterbukaan informasi sekarang ini, berbagai produk teknologi dan
informasi memberikan akses yang sangat luas bagi setiap orang, termasuk para peserta didik,
terhadapberbagai informasi yang dicari dan ingin diketahui.

c. Metode Diskusi
Diskusi merupakan salah satu cara untuk mempertajam pengetahuan. Dalam sejarahnya,
Islam di masa lampau telah mengalami kemajuan pesat dan peradaban tinggi yang ditandai
geliat diskusi di kalangan para akademisi. Ketika Barat sedang berada pada apa yang disebut
sebagai the dark age (jaman kegelapan), umat Islam saat itu sedang berada pada puncak
kejayaannya, yaitu the golden age. Para ilmuwan Muslim berdiskusi dan berdebat, mengasah
pengetahuan dan menghasilkan pengetahuan baru. Di samping produk teknologi, buku-buku
para ilmuwan Muslim juga merupakan warisan masa lalu yang hingga saat ini bisa kita
nikmati, yang semuanya merupakan buah dari pemikiran panjang dan diskusi mereka yang
mendalam.

2. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung

Selain strategi langsung, guru-guru PAI di madrasah juga dapat menggunakan strategi
pembelajaran tidak langsung dalam memberikan materi ajarnya kepada peserta didik.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, guru PAI menjelaskan bahwa dalam pembelajaran
agama Islam penggunaan varian strategi pembelajaran menjadi pilihan, penggunaan strategi
ini akan menumbuhkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. Peserta didik diarahkan
dapat melakukan pengamatan atas kebiasaan/kepribadian teman sekelas, keluarga,
lingkungan sekitar,mencari dan mencatat kebiasaan dan akhlak yang baik serta
mempersentasikan hasil temuannya.

8
Pada materi fikih misalnya, guru meminta peserta didik untuk mengamati perilaku orang-
orang di masjid ketika melakukan wudhu dan shalat. Hasil pengamatan peserta didik
dikumpulkan dan didiskusikan
secara kelompok kemudian dipresentasikan di hadapan teman-teman yang lain. Bentuk
pembelajaran yang dilakukan adalah dengan melibatkan peserta didik menemukan dan
melakukan konfirmasi pengetahuan, dan menyimpulkannya serta mempresentasikan hasil
temuannya di hadapan guru dan teman-teman. Dalam hal ini, guru berperan sebagai
pengelola dan sekaligus sebagai fasilitator. Sebagai fasilitator, peran guru memberikan
pelayanan untuk memudahkan peserta didik dalam kegiatan proses pembelajaran. Pelayanan
yang dilakukan guru secara baik akan berdampak positif bagi kemajuan peserta didik dalam
menemukan potensi, ataupun pengetahuan dan pemahaman yang utuh tentang suatu materi
pembelajaran. Sebagai fasilitator, guru perlu melakukan hal-hal yang secara khusus berkaitan
dengan media dan sumber belajar, sebagai berikut :
1) Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar besertafungsi masing-
masing media tersebut.
2) Guru perlu mempunyai keterampilan dalam merancang suatu media. Dengan perancangan
media yang dianggap cocok oleh guru akan memudahkan dalam proses penyampaian materi
pelajaran.
3) Guru diupayakan mampu mengorganisasikan berbagai jenis media dandapat
memanfaatkan berbagai sumber belajar. Kemampuan mengorganisasikan berhubungan erat
dengan penguasan teknologi informasi yang selalu berkembang, maka guru harus mengikuti
perkembangan tersebut.
4) Guru diupayakan mempunyai kemampuan berkomunikasi dan interaksi baik dengan
peserta didik. Hal ini penting untuk dilakukan, karena dengan kemampuan komunikasi yang
baik dan interaksi yang tepat maka pesan yang disampaikan guru dengan mudah ditangkap
oleh peserta didik.

3. Strategi Pembelajaran Interaktif (Interactive Learning)


Guru juga bisa menggunakan strategipembelajaran interaktif. Tujuan dari penggunaan
strategi pembelajaran ini agar memudahkan bagi guru penyampaian materi pelajarannya.
Bentuk dari strategi pembelajaran ini adalah dengan berdiskusi dan saling berbagi di antara
peserta didik. Dengan adanya diskusi dan saling konfirmasi dari peserta didik akan
meningkatan pemahaman dan ingatan masing-masingpeserta didik, juga melahirkan ide-ide
segar dalam mendukung hasil paparan yang dikerjakan secara berkelompok.

9
4.Strategi Pembelajaran melalui Pengalaman (Simulative Learning)

strategi pembelajaran ini jarangdilakukan oleh guru-guru PAI secara khusus, karena
mengingat waktu yang singkat, juga melihat kesesuaian materi pelajaran yang diberikan
kepada peserta didik. Hampir semua materi pelajaran yang tertulis di dalam buku ajar,
disampaikan dengan strategi pembelajaran langsung (konvensional), strategi pembelajaran
secara tidak langsung, dan strategi pembelajaran interaktif (modern), serta selebihnya
digunakan pemilihandan penggabungan dari strategi pembelajran tidak langsung dan
mandiri.

B.media pembelajaran pai di sekolah dan madrasah

Karakteristik pembelajaran pendidikan agama Islam di madrasah mengacu pada fungsi dan
tujuan pendidikan agama Islam. Fungsi PAI di madrasah yaitu :

1. Sebagai pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta berakhlak
mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam
lingkungan keluarga.
2. Untuk penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.
3. Sebagai penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui
pendidikan agama Islam.
4. Sebagai perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam
keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-sehari.
5. Sebagai pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif budaya asing yang akan
dihadapinya sehari-hari.
6. Sebagai pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata
dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.

10
7. Sebagai penyaluran siswa untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan
yang lebih tinggi.

Adapun tujuan pendidikan agama Islam di Madrasah adalah untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah SWT serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta
untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 2
Basyiruddin Usman (2002, hlm.127-128) menggolongkan media menjadi delapan kategori,
yaitu: realthings, verval representation, grafic representation, still picture, motion picture,
audio (recording), simulation.
Usaha Nabi dalam menanamkan akidah agama yang dibawanya dapat diterima dengan
mudah oleh umatnya yaitu dengan menggunakan media yang
tepat berupa media contoh/teladan perbuatan-perbuatan baik nabi sendiri (Uswatun
Khasanah). Istilah ”Uswatun Khasanah” barangkali dapat
diidentifikasikan dengan ”demonstrasi” yaitu memberikan contoh dan menunjukkan tentang
cara berbuat atau melakukan sesuatu. Media ini selalu digunakan nabi dalam mengajarkan
ajaran-ajaran agama kepada umatnya, misalnya dalam mempraktekkan sholat dan lain-lain.
Selanjutnya, melalui suri tauladan atau model perbuatan dan tindakan yang baik, maka guru
agama akan dapat menumbuhkembangkan sifat dan sikap yang baik pula terhadap anak
didik. Begitupula sebaliknya. Kemudian daripada itu, media pendidikan agama dapat juga
diartikan semua aktivitas yang ada hubungannya dengan materi pendidikan agama, baik yang
berupa alat yang dapat diperagakan maupun teknik/metode yang secara efektif dapat
digunakan oleh guru agama dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak bertentangan
dengan ajaran Islam.

Media pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang ada di tingkat SMP/MTs dapat
dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Media yang bersifat benda

a. Media visual, misal: grafik, diagram, chart, bagan, poster, dan komik. b. Audial, misal: radio,
tape recorder, dan laboratorium.

11
c. Projected still media, misal: slide, OHP, dan infocus.

d. Projected motion media, misal: film, televisi, video, komputer, dan internet.

2. Media yang bersifat bukan benda

Media yang bersifat bukan benda meliputi keteladanan, perintah/larangan, dan


ganjaran/hukuman.

Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik masing-masing, khususnya kelebihan dan


kekurangannya. Oleh karena itu, guru di MTs harus benar-benar memperhatikan karakteristik
dari masing-masing media tersebut.

Ketika media yang dipilih tidak tepat, maka pembelajaran tidak akan berjalan lebih baik, karena
media pembelajaran tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai alat bantu yang memperlancar
kegiatan belajar mengajar.

Adapun Media Pengajaran PAI di MA/SMA

Ruang lingkup pendidikan agama Islam di MA/SMA meliputi keserasian dalam keseimbangan
antara :

1. Hubungan manusia dengan Allah SWT,

2. Hubungan manusia sesame manusia, dan Hubungan manusia dengan alam (makhluk selain
manusia) dan lingkungan.

Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama terfokus pada aspek :

1. Keimanan

2. Alquran/hadis 3. Akhlak

4. Fiqih/ibadah 5. Tarikh4

12
Dalam perspektif Ilmu Pendidikan Islam, yang mengutamakan ilmu pengetahuan (knowledge)
dan penanaman nilai (value) sudah barang tentu memerlukan alat yang relevan. Para ahli telah
mengklasifikasikan alat atau media

pendidikan kepada dua bagian yaitu: alat pendidikan yang bersifat benda (materil) dan alat
pendidikan yang bukan benda (non materil).

1. Alat pendidikan yang bersifat benda

Menurut Zakiah Drajat, alat pendidikan yang berupa benda yaitu:

a. Media tulis, sperti al-Qur’an, hadits, Tauhid, Fiqh, sejarah.

b. Benda-benda alam seperti hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan dsb. c. Gambar-gambar yang


dirancang seperti grafik.

d. Gambar yang diproyeksikan, seperti video.

e. Audi recording (alat untuk didengar) seperti kaset, tape, radio.

2. Alat pendidikan yang bukan benda

Alat atau media yang bukan berupa benda diantaranya yaitu :

a. Keteladanan

Dalam hal ini M. Ngalim Purwanto, mengatakan bahwa dalam berbagai hal pendidikan,
keteladanan pendidik merupakan alat yang sangat penting bahkan paling utama. Seperti yang
terdapat di dalam Psikologi kita ketahui bahwa anak-anak mempunyai dorongan meniru terutama

terhadap orang tua dan gurunya. Jadi di sinilah para pendidik dituntut untuk mencerminkan
akhlak yang mulia di manapun berada, maka dari itu posisi pendidik merupakan teladan yang
baik yang dikategorikan sebagai

alat atau media pendidikan yang dapat ditiru.

Untuk memenuhi keinginan tersebut Allah SWT mengutus

13
Muhammad menjadi teladan bagi manusia. Kemudian kita diperintahkan untuk mengikuti Rasul,
di antaranya memberikan teladan yang baik. Untuk menjadi sosok yang diteladani, Allah SWT
memerintahkan kepada manusia selaku khalifah di bumi mengerjakan perintah Allah SWT dan
rasul sebelum mengerjakannya kepada orang yang dipimpinnya. Termasuk dalam hal ini sosok
pendidik yang dapat diteladani oleh anak didik.

Pendidik dalam konteks ilmu pendidikan islam, berfungsi sebagai warasatul al-Anbiya yang pada
hakikatnya mengemban misi sebagai

rahmatan lil ‘alamin, yakni suatu misi yang mengajak manusia untuk tunduk dan taat kepada
hukum-hukum Allah SWT. Menurut al-Ghazali, seperti yang disitir oleh Fatihah Hasan
Sulaiman, terdapat beberapa sifat

penting yang harus dimiliki oleh guru sebagai orang yang diteladani, yaitu: Amanah dan tekun
bekerja

Bersifat dan lemah lembut dan kasih sayang terhadap murid Dapat memahami dan berlapang
dada dalam ilmu serta orang- orang yang mengajarkannyaTidakrakuspadamateri.
Berpengetahuanluas.Istiqomah dan memegang teguh prinsip.Al-Ghazali juga menambahkan
bahwa terdapat beberapa sifat penting yang harus terinternalisasi dalam diri murid, yaitu :

1) Rendah hati 2) Mensucikan diri dari segala keburukan 3) Taat dan istiqomah

b. Perintah atau larangan

Sebagai seorang muslim diberi oleh Allah SWT tugas dan tanggung jawab yaitu melaksanakan
“amar ma’ruf nahyi munkar”. Amar ma’ruf nahyi munkar merupakan alat dalam pendidikan.
Perintah adalah suatu keharusan untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Tiap-tiap perintah dan
pengaturan mengandung norma-norma kesusilaan, jadi bersifat memberi arah atau mengandung
tujuan ke arah perbuatan susila. Dalam hal ini perintah itu bukan hanya apa yang keluar dari
mulut seseorang yang harus dikerjakan oleh orang lain, tetapi termasuk pula anjuran, pembiasan
dan peraturan-peraturan umum yang harus ditaati oleh peserta didik.Dalam memberikan perintah
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

14
1) Jangan memberikan perintah kecuali diperlukan

2) Hendaknya perintah itu dengan ketetapan hati dan niat yang baik

3) Jangan memerintahkan kedua kalinya jika perintah pertama belum dilaksanakan

4) Perintah hendaknya benar-benar dipertimbangkan akan akibatnya

5) Perintah hendaknya bersifat umum, bukan bersifat khusus

Larangan, sebenarnya sama saja dengan perintah. Kalau perintah merupakan suatu keharusan
untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat, maka larangan merupakan keharusan untuk tidak
melakukan sesuatu yang merugikan. Di dalam keluarga umumnya larangan itu merupakan alat

mendidik yang banyak dipakai oleh para ibu dan bapak. Namun demikian baik bagi pendidik
maupun bagi orang tua, hendaknya melarang anak itu

sekali saja, sebab anak yang selalu dilarang dalam segala perbuatan dan permainannya sejak
kecil, akan dapat menghambat perkembangan dirinya. Oleh karena itu larangan itu seharusnya
tidak terlalu sering, tetapi pada saat-saat yang diperlukan saja. Di dalam Al-Qur’an banyak ayat
yang dapat diambil sebagai dasar konsep larangan sebagai alat. Firman Allah SWT , yang
artinya: “Janganlah kamu dekati kejahatan itu, baik yang terang maupun yang tersembunyi
Larangan mendekati perbuatan tercela berarti pula saran untuk kejahatan itu harus disingkirkan
sebab dalam diri manusia ada fitrah ingin tahu, ingin mencoba. Disinilah letak peran pendidik,
untuk mengarahkan

keingintahuan anak pada hal-hal yang negatif dengan jalan memberikan pengertian dan
kesadaran.

c. Ganjaran dan hukuman

Ganjaran adalah sesuatu yang menyenangkan yang dijadikan sebagai hadiah bagi anak yang
berprestasi baik dalam belajar, dalam sikap perilaku. Yang terpenting dalam ganjaran hanya hasil
yang dicapai seorang anak, dan dengan hasil tersebut pendidikan dapat membentuk kata hati dan
kemauan yang lebih baik dan lebih keras pada anak itu.Ganjaran itu dapat dilakukan oleh
pendidik dengan cara

15
bermacam-macam antara lain :

1) Guru mengangguk- anggukka n kepala ta nda s enang danmembiarkan suatu jawaban yang
diberikan oleh seorang anak.

2) Guru memberikan kata-kata yang menggembirakan (pujian)

3) Guru memberikan benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak-anak dan
sebagainya.

Selain ganjaran, hukuman juga merupakan alat pendidik. Amir Daien Indra Kusuma,
mendefinisikan hukuman sebagai tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan
sengaja sehingga menimbulkan nestapa, sehingga anak akan menjadi sadar dan berjanji tidak
akan mengulanginya.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
a. Strategi pembelajaran adalah sebuah perencanaan yang berisi serangkaian kegiatan yang
didesain secara khusus (baik metode,pemanfaatan berbagai sumber daya) untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah
Islam lebih sering menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Strategi ini efisien
untuk digunakan, baik dari segi waktu maupun alat yang digunakan

C. Pemilihan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk tingkat


MTs/SMP dan MA/SMA harus memperhatikantujuan pembelajaran, bahan
pembelajaran, metode mengajar, alat yang dibutuhkan, pribadi guru yang
mengajar, minat dan kemampuan mengajar, situasi pembelajaran, dan
kondisi siswa. Keberhasilan penggunaan media pembelajaran Pendidikan

16
Agama Islam tergantung pada isi pesan,carapenjelasanpesan,dankarakteristik
penerima pesan.

B.saran

Kritik dan saran sangat kami perlukan agar menjadi lebih baik lagi kedepanya

17
DAFTAR PUSTAKA

Buku strategi pembajatan agama islam tahun 2012

Nawawi, Hadari. 1993. Pendidikan Dalam Islam.Al-Ikhlas. Surabaya.

Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Kalam Mulia. Jakarta.

Ramayulis. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia

Ramayulis. 2011. Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran
para Tokohnya. Kalam Mulia, Jakarta.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka
Cipta,Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai