DI SUSUN OLEH :
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah SWT. Yang mana atas
berkat dan rahmatnya pula kami bisa menyelesaikan tugas makalah sebelum
waktunya. Dan tidak pula sholawat kami hadiah kan kepada junjungan nabi
besar kita Nabi Muhammad SAW, yang mana syafaatnya lah yang kita
nantikan di yaumil akhir kelak, aamiin ya rabal alamin.
Makalah yang kami buat ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perencanaan Sistem Belajar PAI, yang ada di Falkultas Agama Islam,
Universitas Islam Sumatera Utara, Salah satunya di prodi Pendidikan Agama
Islam.
Sekiranya kami mengucapkan terima kasih, karena diberi kesempatan
untuk membuat makalah kepada kami, makalah yang kami buat ini
“Pendekatan Pembelajaran”. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kata
sempurna. oleh karena itu, kami berharap mendapatkan kritik dan saran yang
membangun, agar makalah yang kami buat ini lebih baik dari sebelumnya
PEMAKALAH
2
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................ 32
B. Saran ........................................................................................................... 33
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi seperti ini semua aspek kehidupan dituntut untuk terus maju
dan berkembang dengan cepat. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di
Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan
jaman yang semakin global. Peningkatan sumber daya manusia juga berpengaruh
terhadap dunia pendidikan. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam
pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam
meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus
sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat merima didikan
dengan baik.
Dewasa ini, proses belaja mengajar di sekolah baik SD, SMP, maupun SMA
masih menggunakan paradigma lama, yaitu didominasi oleh peran dan kegiatan
guru, dimana guru yang lebih aktif dalam mengajar daripada peserta didiknya.
Peserta didik hanya mendengarkan penjelasan yang guru sampaikan. Peserta didik
cendrung tidak diajak untuk mengetahui dan memahami peristiwa dan konsep
mengenai materi fisika kurrang dikuasai oleh peserta didik dan peserta didik pun
lambat dalam memahami materi pembelajaran fisika
4
Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi antara guru
dan murid yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target
dari guru itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi
antara guru dan murid. Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat
interaksi antara kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan tidak
membosankan. Hal ini selain agar mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga
menjadi menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar, serta lebih merasa
bersahabat dengan guru yang mengajar.
B. Rumusan Masalah
A. Apakah yang dimaksud pendekatan?
B. Apa Implikasi Pendekatan Pembelajaran Dalam Praksis pembelajaran?
C. Apa yang dimaksud denganPerencanaan Pembelajaran?
D. Apa Pengaruh Perencanaan pembelajaran Terhadap Kinerja Guru?
E. Apa Pengaruh Perencanaan pembelajaran Terhadap Proses Pembelajaran?
F. Apakah Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran?
G. Apakah Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran?
H. Apakah Jenis-Jenis Pendekatan dalam Pembelajaran?
I. Apakah Tipe-tipe Pendekatan dalam pembelajaran ?
C. Tujuan
A. Dapat Mengetahui Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran
B. Dapat Mengetahui Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran
C. Dapat Mengetahui Jenis-Jenis Pendekatan dalam Pembelajaran
D. Dapat Mengetahui Tipe-tipe pendekatan
5
E. Dapat Mengetahui Implikasi Pendekatan Pembelajaran Dalam Praksis
pembelajaran
F. Dapat Mengetahui Perencanaan Pembelajaran
G. Dapat Mengetahui Pengaruh Perencanaan pembelajaran Terhadap Kinerja
Guru
H. Dapat Mengetahui Pengaruh Perencanaan pembelajaran TerhadapProses
Pembelajaran
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
melakukan pendekatan dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.
2. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
(teacher centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru
menjadi subjek utama dalam proses pembelajaran.
1. Pendekatan Individual
8
Pembelajaran individual merupakan salah satu cara guru untuk membantu
siswa membelajarkan siswa, membantu merencanakan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan kemampuan dan daya dukung yang dimiliki siswa. Pendekatan
individual akan melibatkan hubungan yang terbuka antara guru dan siswa, yang
bertujuan untuk menimbulkan perasaan bebas dalam belajar sehingga terjadi
hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa dalam belajar. Untuk
mencapai hal itu, guru harus melakukan hal berikut ini:
9
Oleh karena itu, pendekatan individual dapat mengefektifkan proses belajar
mengajar, interaksi guru dan siswa berjalan dengan baik, dan terjadinya hubungan
pribadi yang menyenangkan antara siswa dan guru. Secara tidak langsung hal
yang disebut diatas merupakan keuntungan dari pengajaran dengan pendekatan
individual.
2. Pendekatan Kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang menggunakan
pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok memang
suatu waktu diperlukan dan pelu digunakan untuk membina dan mengembangkan
sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk
homo secius, yakni makhluk yang berkecendrungan untuk hidup bersama. Dengan
pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang
tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois
yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap
kesetiakawanan sosial dikelas.
3. Pendekatan Bervariasi
4. Pendekatan Edukatif
Apapun yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran dengan tujuan
untuk mendidik, bukan karena motif-motif lain, seperti karena dendam, karena
gengsi, karena ingin ditakuti dan sebagainya.
10
Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat keributan
didalam kelas ketika guru sedang memberikanpelajaran, misalnya, tidak tepat
diberi sanksi hokumdengan cara memukul badannya sehingga luka atau cidera.
Hal ini adalah sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan. Guru telah
melakukan sanksi hukum yang salah. Guru telah menggunakan teori power, yakni
teori kekuasaan untuk menundukkan orang lain. Dalam pendidikan, guru akan
kurang arif dan bijaksana bila menggunakan kekuasaan. Karena hal itu bisa
merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatan
yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap
tindakan dan perbuatan yang dilakukan guru harus bernilai pendidikan dengan
tujuan untuk mendidik anak didik agar agar menghargai norma hukum, norma
susila, norma sosial dan norma agama.
5. Pendekatan Keagamaan
Pendidikan dan pelajaran disekolah tidak hanya memberikan satu atau dua
macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran. Dalam prateknya
tidak hanya digunakan satu, tetapi bisa juga penggabungan dua atau lebih
pendekatan.
6. Pendekatan Kebermaknaan
11
kata). Dengan demikian struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna
(gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan). Jadi pendekatan kebermaknaan adalah
pendekatan yang memasukkan unsur-unsur terpenting yaitu pada bahasa dan
makna.
D. Tipe-tipe pendekatan
1. Pendekatan Kontekstual
12
2. Kesadaran bahwa pengetahuan bukanlah seperangkat fakta dan konsep
yang siap diterima, melainkan sesuatu yang harus dikonstruksi sendiri oleh
siswa.
3. Kesadaran pada diri siswa tentang pengertian makna belajar bagi mereka,
apa manfaatnya, bagaimana mencapainya, dan apa yang mereka pelajari
adalah berguna bagi hidupnya.
4. Posisi guru yang lebih berperan pada urusan strategi bagaimana belajar
daripada pemberi informasi.
13
3. Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan
kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan
memberikam latihan yang realistic dan relevan.
4. Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu
kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara
kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit
bantuan.Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari
bahan ajar, tetapi konsisten dengan dunia nyata.
5. Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam pengelaman belajar
dengan focus pada pemahaman bukan hapalan
2. Pendekatan Konstruktivisme
14
3. Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang
mereka pelajari.Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan
menyediakan materi atau konsep apa yang akan dipelajari serta
memberikan peluang kepada siswa untuk menganalisis sesuai dengan
materi yang dipelajari.
3. Pendekatan Deduktif
4. Pendekatan Induktif
5. Pendekatan Konsep
15
Ciri-ciri suatu konsep adalah:
6. Pendekatan Proses
16
7. Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat
1. Pendekatan Langsung
a. Tahap Presentasi
b. Tahap Latihan
17
c. Tahap Penilaian dan Evaluasi
Ada dua penilaian dan evaluasi pada pembelajaran langsung yaitu (1)
tes formatif, dan (2) tes sumatif.
2. Pendekatan Diskusi
3. Pendekatan Pengalaman
• Pengalaman nyata
18
• Membuat keputusan hasil yang nyata
• Orientasi Masalah
• Kesulitan Optimal
1. Pemilihan masalah
2. Peran guru.
19
pelajar. Strategi penilaian yang digunakan harus selaras dengan
hasil yang diinginkan.
• Penilaian sumatif dilakukan pada akhir siklus pemecahan masalah.
kelompok siswa dinilai berdasarkan pada solusi yang ditawarkan
mereka untuk memecahkan masalah tersebut.
• Penilaian formatif dapat terjadi setiap saat dalam siklus FBI.
Barrows (1988) menunjukkan setelah peserta didik mengikuti
pembelajaran mereka diuji dengan menuliskan pengetahuan yang
didapat pada proses pemecahan masalah.
20
5. Pendekatan Simulasi
a. Fungsi Isi
b. Fungsi Strategi
c. Fungsi Kontrol
d. Fungsi Pesan
e. Fungsi Representasi
f. Media-fungsi logika
F. Perencanaan Pembelajaran
22
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dengan langkah- langkah
penyusunan materi pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan
pendekatan dan metode pembelajaran dan penilaian dalam suatu alokasi waktu
yang akan dilaksanakan pada masa tertentu.
Sebelum memulai tahun ajaran baru kepala sekolah dan guru akan
melaksanakan rapat dengan agenda persiapan untuk menghadapi ajaran baru.
Didalam kegiatan tersebut akan dievaluasi kegiatan pembelajaran semester
sebelumnya dan kepala sekolah akan memberikan pengarahan terkain persiapan
yang harus dilakukan guru sebelum pembelajaran dilaksanakan.
lain;
2) Karakteristik Pembelajaran
4
Sutrisno, & Suyadi. (2016). Desain Kurikulum Perguruan tinggi, Mengacu KKNI. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
5
Rusman. (2017). Belajar & Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
23
Pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, siswa dipandang
sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran. Mengapa pendekatan santifik penting dalam proses
pembelajaran? Karena pembelajaran saintifik merupakan proses pembelajaran
yang membuat peran siswa menjadi aktif, dimana selama pembelajaran siswa
mengkonstruksi konsep melalui tahapan mengamati, mengidentifikasi,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan.6
3) Metode Pembelajaran.
6
Deden. (2015). Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Inkuiri Pada Mata Pelajaran Ekonomi. Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015, 98– 107.
7
Kartiani, B. S. (2015). Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas V Kabupaten Lombok Barat NTB. Jurnal Pendidikan
Dasar, 6(2), 212– 221.
8
Utomo, T., Wahyuni, D., & Hariyadi, S. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Masalah ( Problem Based Learning ) Terhadap Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir
24
3) Prinsip penilaian.
Kreatif Siswa ( Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMPN 1 Sumbermalang Kabupaten Situbondo
Tahun Ajaran 2012 / 2013 ). JURNAL EDUKASI UNEJ, 7(1), 5–9
9
Putra, N. (2015). PENILAIAN AUTENTIK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA.
25
yang memayungi dan menjadi acuan bagi guru.10 Materi pembelajaran yang
digunakan untuk membantu dosen dan mahasiswa sebagai bahan acuan proses
pembelajaran saintifik harus memiliki sifat kepraktisan dan efektivitas.
Kepraktisan menunjukan pada tingkat kemudahan penggunaan dan
pelaksanaannya yang meliputi biaya dan kecepatan dalam pelaksanaan, dan
mudah untuk dipahami dan juga mudah untuk dilaksanakan atau digunakan.
Materi pembelajaran dikatakan praktis jika setelah diujicoba pada kelas
eksperimen memperoleh respon positif dari guru dan siswa, serta aktivitas guru
saat pengelolaan kelas menggunakan perangkat yang dikembangkan pada
interprestasi baik. Sedangkan efektivitas adalah tolak ukur yang memberikan
gambaran seberapa jauh target dapat dicapai.11 Keefektifan pedoman merupakan
ketercapaian tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan pembelajaran
tersebut memperoleh respons positif siswa Perencanaan pembelajaran sangat
penting karena sebagai alat pemandu bagi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, oleh sebab itu perencanaan haruslah lengkap, sistematis mudah
diaplikasikan namun fleksibel dan, serta dapat menjadi pedoman dan standar
dalam usaha pencapaian tujuan, karena dengan perencanaan pembelajaran yang
baik akan membuat pelaksanaan pembelajaran berjalan baik
10
Soemohadiwidjojo, A. T. (2014). Mudah Menyusun SOP. Jakarta: Penebar Plus.
11
Umar, H. (2001). Strategic Management in Action. Jakarta: Gramedia.
26
guru tidak sebatas menyampaikan materi melainkan mengembangkan kompetensi
lainnya.12
Kompetensi yang dimiliki siswa sangat bervariasi mulai anak itu cepat
memahami pelajaran, dan lambat dalam memahami pelajaran, maka dari itu peran
guru sangat penting untuk membimbing dan mengarahkan siswa yang
menghadapi masalah dalam belajar dan guru juga mengarahkan anak itu dan
membimbing. Guru sangat di tuntut untuk mampu menghadirkan pengalaman
belajar yang dapat memberikan kemudahan penguasaan capaian pembelajaran
untuk itu selama proses perencanaan guru sudah dapat mulai merancang
pengalaman belajar yang seperti apa yang di dapatkan siswa dan bagaimana
proses pembelajarannya berlangsung.
12
Nurtanto, M. (2013). Mengembangkan Kompetensi Profesionalisme Guru Dalam Menyiapkan
Pembelajaran Yang Bermutu. Seminar Nasional Inovasi Pendidikan, (10), 553–565.
13
Suatrean, R. A., & Jusriana, A. (2016). Hubungan Kompetensi Kepribadian Dengan Kompetensi
Pedagogik Guru Fisika Madrasah Aliyah Kota Makassar. Jurnal Pendidikan Fisika, 4(2), 75–82.
27
Profesionalisme guru merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat
ditundatunda lagi, seiring dengan dengan semakin meningkatnya persaingan yang
semakin ketat dalam era globalisasi, sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya
agar dapat berperan secara maksimal, termasuk guru sebagai sebuah profesi yang
menuntut kecakapan dan keahlian tersendiri.14
14
Yusutria. (2017). Profesionalisme Guru Dalammeningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia.
Jurnal Curricula, 2(1), 38–46.
15
Erlinda, N. (2017). Karakteristik guru yang memiliki kompetensi sosial. Prosiding Seminar
Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 391–394.
28
H. Pengaruh Perencanaan pembelajaran Terhadap Proses Pembelajaran.
Tahap Awal
Kompetensi sikap dibagi menjadi dua yaitu sikap spiritual dan sikap sosial,
jika kompetensi sikap spiritual dan sosial tersebut tidak diajarkan, kompetensi
tersebutharus terimplementasikan dalam proses pembelajaran melalui
16
Hasibuan, J. J., & Moedjiono. (2010). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
17
Manullang, M. (2014). Manajemen Pembelajaran Matematika. JURNAL PENDIDIKAN DAN
PEMBELAJARAN, 21(2), 208–214.
29
Pembiasaan dan keteladanan yang ditunjukkan oleh siswa dalam keseharian
melalui dampak pengiring dari pembelajaran atau pembelajaran tidak langsung
sehingga pada tahapan perencanaan guru sudah harus merancang sikap seperti apa
yang menjadi dampak pengiring pembelajaran.
18
Susanti, L. (2015). Pemberian Motivasi Belajar Kepada Peserta Didik Sebagai Bentuk Aplikasi
Dari Teori-Teori Belajar. Jurnal PPKn & Hukum, 10(2), 71–83.
30
selama proses perencanaan akan mempermudah guru memberikan
pemahamanawal pentingnya materi yang akan di ajarkan
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap
proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan
peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran, yang berusaha
meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa
dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang
bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya. Ketika kegiatan belajar
mengajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta
mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Hal ini akan
mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran. Pendekatan yang
tepat maka akan berlangsung belajar mengajar yang menyenangkan.
32
telah dibuat oeh guru, dengan perencanaan pembelajaran yang baik akan membuat
pelaksanaan pembelajaran akan berjalan baik pula.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, dan jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu penulis menyarankan kepada pembaca untuk dapat
menambahin kekurangan dari makalah kami dan memberikan saran dan kritik yang
kedepannya dapat menjadi motivasi untuk kami agar dapat menulis lebih baik lagi.
33
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno, & Suyadi. (2016). Desain Kurikulum Perguruan tinggi, Mengacu KKNI.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Utomo, T., Wahyuni, D., & Hariyadi, S. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah ( Problem Based Learning ) Terhadap Pemahaman
Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ( Siswa Kelas VIII
Semester Gasal SMPN 1 Sumbermalang Kabupaten Situbondo Tahun
Ajaran 2012 / 2013 ). JURNAL EDUKASI UNEJ, 7(1), 5–9
34
Dengan Kompetensi Pedagogik Guru Fisika Madrasah Aliyah Kota
Makassar. Jurnal Pendidikan Fisika, 4(2), 75–82.
Hasibuan, J. J., & Moedjiono. (2010). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Bentuk Aplikasi Dari Teori-Teori Belajar. Jurnal PPKn & Hukum, 10(2),
71–83.
35