Di susun oleh:
DIDIN SYAPRUDIN
NANA SUPRIATNA ARIP MULYANA
WILDA FAUZIYAH AHMAD MUNAWAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
Rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan mini thesis dengan judul ”Kreativitas Guru
Pendidikan Agama Islam dan Metode Pembelajaran Blended Learning dalam
Meningkatkan Kualitas Belajar Peserta Didik di SMK Negeri Tegalwaru
Purwakarta” dan terselesaikan tepat pada waktunya. Mini Thesis ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodelogi Peneliltian Kuantitatif.
Tugas ini dapat diselesaikan bukanlah semata-mata usaha sendiri melainkan
dikerjaklan secara bersama dengan kelompok yang telah dibentuk, dan berkat dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dr. H. Rudolf Chrysoekamto, M.Si, selaku Dosen pada mata kuliah Metodelogi
Penelitian Kuantitatif.
2. Seluruh Anggota Kelompok 3 yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan tugas ini.
3. Keluarga yang telah memberikan dorongan, bantuan, dan doa, serta pengertian yang besar
kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan
proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Mini Thesis Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan Mini Thesis ini. Besar harapan penulis semoga ini
bermamfaat bagi pembaca.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................3
C. Tujuan dan Manfaat penelitian..................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................................5
KAJIAN TEORI.........................................................................................................................................5
A. Kreativitas Guru.........................................................................................................................5
B. Metode Pembelajaran...............................................................................................................7
BAB III..................................................................................................................................................15
METODE PENELITIAN...........................................................................................................................15
A. Rancangan Penelitian..............................................................................................................15
B. Populasi dan sampel................................................................................................................15
C. Data dan Sumber Data.............................................................................................................16
D. Pengumpulan data...................................................................................................................16
E. Instrumen penelitian...............................................................................................................16
F. Uji Validitas dan Realibilitas.....................................................................................................16
G. Teknik Analisis Data.................................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap individu memiliki keinginan untuk merubah dirinya menjadi lebih baik. Perubahan
tersebut dapat tercapai dengan belajar. Begitu juga peserta didik di sekolah, mereka memiliki
keinginan untuk berubah, mengetahui banyak hal, berkeinginan meningkatkan kreativitas dan
intelektual yang ada dalam dirinya. Seorang peserta didik harus mengerti bahwa belajar memiliki
beberapa maksud mengungkapkan beberapa maksud tersebut yaitu 3:
1) Mengetetahui suatu kepandaian, kecakapan, atau konsep yang sebelumnya tidak Pernah
diketahui;
2) Dapat mengerjakan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat berbuat baik tingkah laku maupun
keterampilan;
3) Mampu mengombinasikan dua pengetahuan (atau lebih) ke dalam suatu pengertian baru,
baik keterampilan, pengetahuan, konsep maupun sikap/tingkah laku; dan
4) Dapat memahami dan/atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.
Namun dalam perjalanan proses belajar peserta didik mengalami berbagai macam kondisi
psikologis diantaranya naik turunnya dorongan untuk belajar atau motivasi untuk belajar. Motivasi
adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam bidang
1
Mohamad Surya, Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi dari Guru untuk Guru (Bandung: Alfabeta, 2013), 220
2
Mohamad Surya, Psikologi Guru Konsep.…
3
Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta
AM Sardiman - Raja Grafindo Persada, 2011
1
2
Pendidikan motivasi tentunya berorientasi pada pencapaian kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk semangat dalam dalam belajarnya. 4 Selama ini banyak peserta didik seperti
kehilangan motivasi dalam belajar. Secara fisik mereka hadir di ruang kelas hanya untuk melakukan
rutinitas belajar sesuai jadwal pelajaran yang sudah disusun oleh sekolah. Peserta didik hanya
sebagai objek dan hanya menampung apa yang disampaikan oleh guru, sehingga mereka kehilangan
tujuan untuk apa mereka belajar dan belajar di sekolah hanya formalitas saja. Kegiatan
pembelajaran pun menjadi pasif dan membosankan. Interaksi antara guru dan peserta didik yang
kaku menyebabkan peserta didik tidak termotivasi untuk belajar.
Sejalan dengan hal tersebut, dunia pendidikan mengalami perubahan drastis dalam beberapa
tahun terakhir, baik karena pandemi atau juga karena perkembangan teknologi. Salah satu metode
yang berkembang di dunia Pendidikan adalah metode pembelajaran, salah satunya adalah metode
pembelajaran blended learning.5 Apakah blended learning itu dan apa saja manfaatnya? adanya
pandemi Covid 19 turut memberikan perubahan dalam metode belajar dan mengajar. Salah satu
metode belajar yang dikembangkan selama beberapa tahun ke belakang adalah blended learning.
Namun disisi lain juga permasalahan akhir-akhir ini yang masih dikeluhkan oleh berbagai pihak
adalah ketidakmampuan guru dalam merencanakan pembelajaran, guru masih belum paham berbagai
pendekatan, strategi, metode, dan media yang digunakan, hal ini menjadi penyebab utama terjadinya
kemerosotan hasil pembelajaran di lembaga pendidikan. Hasil observasi awal menunjukkan fenomena,
bahwa dalam proses pembelajaran guru mengajar sering tanpa didukung dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang baik, pelaksanaan pembelajaran yang tanpa persiapan dari guru menjadi
proses pembelajaran yang tidak dapat diterima dan tidak menarik bagi siswa, kegiatan pembelajaran
yang tidak terorganisir dengan baik membuat seorang guru menjadi momok bagi siswa. Situasi yang
lebih mejenuhkan siswa adalah seorang guru tidak terampil menggunakan media pembelajaran
berbasis teknologi informasi. Sementara diamati dari aktifitas atau kegiatan pembelajaran yang
berlangsung di sekolah atau madrasah juga dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah
keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa, dan kondisi lingkungan di sekitar siswa
(rumah,sekolah dan masyarakat). Sabri dalam Ilmu Pendidikan menjelaskan bahwa ada beberapa
faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran, yaitu: pendidik, peserta didik, tujuan, alat atau
media dan lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang kreatifitas guru dan motivasi belajar peserta
didik. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan dalam diri seseorang
baik pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya maupun keterampilannya. Dalam
4
Thoifuri. (2013). Menjadi Guru Inisiator. Semarang: Media Campus
5
https://www.ruangkerja.id/blog/author/vindiasari-yunizha
3
belajar seorang peserta didik memerlukan motivasi atau dorongan baik dari dalam maupun dari
luar. Jika peserta didik memiliki motivasi belajar yang kuat maka materi pelajaran akan ringan dan
mudah serta proses belajarpun menjadi menyenangkan. Kreativitas guru adalah salah satu
pendorong motivasi belajar. Guru kreatif dapat mengembangkan kemampuannya ide ide baru dan
cara-cara baru dalam mengajar. Untuk mendorong kreativitas guru perlu ada upaya yang harus
dilakukan baik oleh kepala sekolah berupa supervisi, pembinaan dan pengembangan, pemberian
penghargaan, dan menciptakan suasana kerja yang menyenangkan. Maupun upaya yang dilakukan
oleh guru itu sendiri yaitu memperluas wawasan, mengembangkan lingkungan fisik pembelajaran,
mengembangkan keterbukaan, dan optimalisasi pemanfaatan teknologi pembelajaran. Kreativitas
guru dapat berupa kreativitas dalam manajemen kelas dan penggunaan media pembelajaran. Cara
untuk memunculkan motivasi yang dapat dilakukan guru antara lain memberi angka,hadiah,
kompetisi, ego involvement, ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat belajar, minat,
dan tujuan yang diakui dan yang yang paling utama adalah metode pembelajaran yang maju dan
berkembang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pokok-pokok pikiran yang penulis sampaikan dalam latar belakang
masalah, kemudian dilakukan idntifikasi masalah dan pembatasan masalah dalam penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui dan mencari solusi dari berbagai
permasalahan dalam pembelajaran di lembaga pendidikan. Mengkaji dan meneliti kembali berbagai
hasil penelitian tentang masalah pembelajaran, sehingga diharapkan dapat memperoleh peningkatan
profesionalitas guru dalam melaksanakan pembelajaran. Melakukan inovasi media dan metode
pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran menjadi aktif yakni terjadinya aktifitas pembelajaran
kolaboratif antara guru dengan siswa dan siswa sesama siswa.
4
b. Manfaat
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penulis mengharapkan penelitian ini memberi manfaat
bagi semua kalangan antara lain sebagai berikut:
1. Bermanfaat bagi setiap guru khususnya guru mata pelajaran Pendidikan agama islam
umumnya semua guru yang ada di Indonesia.
2. Peserta didik dapat meningkatkan minat belajar dengan metode pembelajaran blended
learning.
3. Dapat meningkatkan kreativitas guru dalam mengembangkan metode pembelajaran di
tingkat satuan Pendidikan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kreativitas Guru
1. Pengertian Kreativitas
Menurut kebanyakan orang kata kreatif berarti menciptakan sesuatu yang belum pernah
ada sebelumnya, dan dalam Bahasa Inggris adalah 'create' yang artinya menciptakan,
membuat, atau menimbulkan dan 'creative' yang artinya memiliki daya cipta. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (1) kata kreatif memiliki arti memiliki daya
cipta; memiliki kemampuan untuk menciptaka, (2) bersifst mengandung daya cipta;
pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi. Inovatif sendiri menurut KBBI
berarti, bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru, bersifat pembaruan (kreasi baru)
Kreatif diambil dari bahasa Latin yaitu “Creo”, yang berarti ”to create” dalam bahasa Inggris.
Kata kuncinya adalah “buat”. Menurut saya sendiri, kreatif adalah segala daya kreasi kita
untuk menciptakan sesuatu yang belum pernah ada /mengembangkan yang sudah ada atau
belum pernah diperkirakan oleh orang lain sebelumnya, untuk mempermudah segala urusan
kita.
Dengan kata lain kreativitas adala pengejawantahan sebuah imajinasi dengan tujuan
membuat sebuah terobosan baru terbarukan yang belum pernah ada sebelumnya atau,
engembangkan yang sudah diciptakan agar lebih terasa manfaatnya.
6
James J. Gallagher (1985). Teaching the gifted child. Boston: Allyn and Bacon, inc.
7
Chaplin, J.P. 1989. Kamus lengkap Psikolog. Terj. Dr. Kartono dan Kartini. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
5
6
Seorang guru harus kreatif, karena isi dalam sebuah Pendidikan khususnya Pendidikan
agama islam akan menyumbang keberlangsungan peserta didik agar terbentuk jiwa yang
kreatif. Kreativitas menunjukan eksplorasi gagasan gagasan dan kegiatan baru dan
memberikan kepuasan serta dorongan untuk memperluas eksplorasinya.
8
https://hot.liputan6.com/read/4642513/10-pengertian-kreativitas-menurut-para-ahli-dan-cara-melatihnya
9
Jihad, Asep. Dkk. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo
7
1. Learning to know
2. Learning to do
3. Learning to be
4. Learning to live together 54
Mencermati keempat pilar tersebut, seorang guru dituntut untuk kreatif, bekerja secara
tekun dan harus mampu dan mau meningkatkan kemampuannya. Berdasarkan
tuntutan tersebut, seorang guru akhirnya dituntut untuk berperan aktif dan lebih
kreatif.
B. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah sebuah proses sistematis dan teratur yang dilakukan oleh
guru atau pendidik dalam menyampaikan materi kepada siswanya. Pendapat lain juga
mengatakan bahwa learning methods merupakan sebuah strategi atau taktik dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas yang diaplikasi tenaga pendidik agar
tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan bisa tercapai dengan baik.
Melalui cara ini maka diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
Dengan demikian sangat penting bagi seorang pendidik untuk mengenal metode dalam
pembelajaran supaya siswa merasa semakin bersemangat saat mengikuti pembelajaran di
dalam kelas. Selain itu, pemilihan metode yang tepat, membuat siswa tidak cepat merasa
bosan atau jenuh ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
8
Dunia pendidikan memang tidak bisa terlepas dari model pembelajaran yang berbeda di
masing masing tingkat pendidikan. Dalam sebuah proses belajar memang tidak hanya
sekedar proses memberikan pelajaran saja. Melainkan juga melibatkan metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk mentransfer ilmu kepada siswa-siswanya.
10
https://sevima.com/pengertian-dan-manfaat-model-pembelajaran-blended-learning/
9
berbagai masalah pembelajaran dan menjadi bekal untuk menghadapi tren pembelajaran
di masa mendatang. Karena penekanan metode pembelajaran blended learning ini
menekankan pada gabungan metode konvensional yakni pembelajaran tatap muka (face-
to-face) dan metode daring atau pembelajaran jarak jauh, maka diperlukan berbagai
persiapan yang matang dan kesiapan tersebutlah yang kemudian jadi kunci utama
keberhasilan pembelajaran blended learning.
E-learning memberikan kesempatan bagi peserta didik secara mandiri memegang kendali
atas keberhasilan belajar. Peserta didik bebas menentukan kapan akan mulai, kapan akan
menyelesaikan, dan bagian mana dalam satu modul yang ingin dipelajarinya terlebih dulu.
Seandainya, setelah diulang masih ada hal yang belum ia pahami, peserta didik bisa
menghubungi guru baik melalui email, chat atau ikut dialog interaktif pada waktu-waktu
tertentu. Perkembangan model blended learning yang akhir-akhir ini semakin pesat tidak
hanya meningkatkan fleksibilitas dan individualisasi pengalaman belajar peserta didik,
tetapi juga memungkinkan pengajar untuk mengefektifkan waktu yang mereka habiskan
sebagai fasilitator pembelajaran.
Ada macam-macam model blended learning yang telah dikembangkan. Sebagian juga
menyebutkan model ini juga sama dengan jenis-jenis blended learning. Langsung saja,
berikut beberapa model blended learning yang sudah diterapkan oleh berbagai lembaga
pendidikan di berbagai belahan dunia 11:
Model Lab Rotation Blended Learning mirip dengan Station Rotation, yaitu
memungkinkan peserta didik mempunyai kesempatan untuk memutar media/mata
11
https://blog.lintasarta.net/article/solution/smart-city/smart-campus//apa-itu-metode-pembelajaran-blended-learning
12
Flex termasuk dalam jenis model Blended Learning di mana pembelajaran online
adalah inti atau tulang punggung pembelajaran peserta didik, namun masih didukung oleh
aktivitas pembelajaran offline. Peserta didik melanjutkan pembelajaran yang dimulai di
dalam kelas nyata dengan jadwal yang fleksibel yang disesuaikan secara individual dalam
berbagai modalitas pembelajaran. Sebagian besar peserta didik masih belajar di sekolah,
kecuali untuk pekerjaan rumah. Guru memberikan dukungan pembelajaran tatap muka
secara fleksibel dan adaptif sesuai kebutuhan melalui kegiatan seperti pengajaran
kelompok kecil, proyek kelompok, dan bimbingan pribadi.
Blended learning versi Flipped Classroom ini merupakan versi yang paling banyak
dikenal, Flipped Classroom dimulai dari pembelajaran peserta didik yang dilakukan secara
online di luar kelas atau di rumah dengan konten-konten yang sudah disediakan
sebelumnya. Setelah melakukan proses pembelajaran online di luar sekolah, peserta didik
kemudian memperdalam dan berlatih memecahkan soal-soal di sekolah Bersama guru dan
/ atau teman kelas. Dengan demikian bisa dianggap peran pembelajaran tradisional di
kelas menjadi “terbalik”. Pada dasarnya pembelajaran ini masih mempertahankan format
pembelajaran tardisional namun dijalankan dengan konteks yang baru.
Model Individual Rotation memungkinkan peserta didik untuk memutar melalui media-
media pembelajaran yang telah disediakan, tetapi sesuai jadwal individu yang ditetapkan
oleh guru. Tidak seperti model rotasi lainnya, peserta didik tidak perlu harus mengikuti
setiap mata pelajaran; mereka hanya mengikuti ke aktivitas yang dijadwalkan pada daftar
pelajaran mereka. Selain ke-6 model tersebut masih ada model lain lho, walaupun jarang
digunakan tidak ada salahnya untuk kita bahas di sini. Model-model blended learning
kemungkinan masih akan terus berkembang dan memiliki banyak varian. Setidaknya ada
beberapa model yang sudah mulai banyak digunakan di beberapa lembaga pendidikan,
diantaranya adalah Project-Based Blended Learning, Self-Directed Blended Learning,
Blended Learning Inside-Out, Outside-In Blended Learning, Supplemental Blended Learning,
Mastery-Based Blended Learning.
Blended learning dan adalah sebuah metode yang dapat menjadi sebuah alternatif di
Indonesia menghadapi era digital. Mengingat kini, hampir di berbagai negara telah
menggunakannya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan membuat peserta didik dan
pengajar lebih mudah dalam proses pemberian materi pembelajaran.
Setidaknya ada beberapa manfaat utama yang dapat Anda rasakan ketika menggunakan
metode blended learning di satuan pendidikan berikut beberapa di antaranya:
Tidak bisa dipungkiri lagi, setiap peserta didik memang memiliki cara belajar yang
berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Contohnya saja, ada tipe peserta didik
yang dapat semangat belajar sembari mendengarkan musik. Di sisi lain, ada pula tipe
peserta didik yang lebih menyukai cara belajar dengan suasana yang tenang agar
semua materi mudah diserap dan lebih berkonsentrasi. Perbedaan cara belajar seperti
ini memang tidak bisa dipukul rata ketika berada di kelas. Dengan adanya metode
pembelajaran blended learning seolah merupakan jawaban dari hal tersebut. Peserta
didik dapat mengatur dan memilih waktu belajar sendiri di mana saja dan kapan saja.
Tentu saja, selain efektif ini akan memangkas biaya bahkan sampai 50% lebih rendah
bila dibandingkan dengan cara belajar konvensional.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian survei dengan pendekatan
kuantitatif penelitian survei yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan kausal
dan pengujian hipotesis. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat, ada
variabel independen variable (variabel yang mempengaruhi) dan dependen variabel (yang
dipengaruhi). Penelitian kuantitatif yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berjenis
korelasional. Metode korelasi ini berkaitan dengan pengumpulan data untuk menentukan
ada atau tidaknya pengaruh antara dua variabel atau lebih dan beberapa tingkat kuat
pengaruh tingkat hubungan dinyatakan sebagai suatu koefisien korelasi
1. Populasi
12
Menurut Gulo populasi terdiri atas sekumpulan objek yang menjadi pusat
perhatian yang daripadanya tergantung informasi yang ingin diketahui objek tersebut
disebut satuan analisis. Dalam setiap penelitian populasi yang dipilih erat
hubungannya dengan masalah yang ingin dipelajari. Adapun populasi Dalam
penelitian ini adalah peserta didik SMK Negeri Tegalwaru Purwakarta Jawa Barat
yang berjumlah 174 siswa.
2. Sampel
13
Menurut Sugiyono sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang baik adalah sampel yang representatif
yang artinya sampel tersebut mewakili populasi. Selanjutnya dalam menentukan
populasi atau sampel arikunto memberi pedoman bentuk sekedar ancer-ancer, jika
peneliti mempunyai beberapa ratus subjek dalam populasi maka mereka dapat
menentukan kurang lebih gih 25 sampai 30% dari jumlah subjek tersebut jika jumlah
anggota subjek dalam populasi hanya meliputi antara 100 hingga 150, orang dan
dalam pengumpulan data peneliti menggunakan angket, maka sebaiknya subjek
sejumlah itu diambil seluruhnya. Akan tetapi apabila peneliti menggunakan teknik
12
Gulo. W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta. PT. Gramedia Widiarsa indonesia
13
Sugiono, (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
15
16
Pengambilan data yang dihimpun langsung oleh peneliti disebut sumber primer,
sedangkan apabila melalui tangan kedua disebut sumber sekunder. Sumber data
merupakan tempat orang atau benda dimana peneliti dapat mengamati, bertanya atau
membaca tentang hal-hal yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Sumber data
secara garis besar dapat dibedakan atas tiga hal yaitu orang (person) tempat (place) dan
kertas atau dokumen (paper).
Variabel penelitian ini terdiri dari tiga variable, yaitu dua variabel bebas atau
independen variable (independent variable) dan satu Variabel terikat atau (dependent
variable). Variabel bebas adalah kreativitas guru (X1) dan media pembelajaran blended
learning (X2) sedangkan Variabel terikat adalah Peningkatan kualitas belajar peserta didik
(Y1).
Adapun yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah kreativitas guru
metode pembelajaran blended learning dan peningkatan kualitas belajar peserta didik,
sedangkan data sekunder adalah dokumen-dokumen terkait yang diperoleh dari kepala
sekolah guru karyawan dan sebagainya.
D. Pengumpulan data
E. Instrumen penelitian
F. Uji Validitas dan Realibilitas
G. Teknik Analisis Data