Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN SD
“PENDEKATAN PEMBELAJARAN PPKN”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan SD
Dosen pengampu :
(Suyanti,M.Pd)

Disusun oleh :

Kelompok 2/3G

PUSPITA WAHYU Z (1902101186)


MEILINA RAHMAWATI (1902101190)
ILMI ALIYA FIRDAUSY (1902101198)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah S.W.T, yang telah


melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada penulis,sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan makalah
Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SD dengan judul
“Pendekatan Pembelajaran PPKN” dengan baik dan rapi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan


maka penulis mengharap kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun, dalam upaya penyempurnaan makalah penulis. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak yang membaca pada
umumnya.

Madiun, September 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................3
A. Latar Belakang............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................4
BAB II..............................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................5
A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran PPKN..........................................5
B. Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran PPKN.................................5
BAB III..........................................................................................................................15
PENUTUP.....................................................................................................................15
A. Kesimpulan................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus
diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman yang
semakin global. Peningkatan sumber daya manusia ini juga berpengaruh
terhadap dunia pendidikan. Pendidikan yang merupakan ujung tombak
dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan aktif
dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan
pendidikan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar
anak didik dapat menerima pelajaran dengan baik.
Proses pengajaran akan lebih hidup dan menjalin kerjasama
diantara siswa, maka proses pembelajaran dengan paradigma lama harus
diubah dengan paradigma baru yang dapat meningkatkan kreativitas siswa
dalam berpikir, arah pembelajaran yang lebih kompleks tidak hanya satu
arah sehingga proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan kerjasama
diantara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, maka dengan
demikian siswa yang kurang akan dibantu oleh siswa yang lebih pintar
sehingga proses pembelajaran lebih hidup dan hasilnya lebih baik.
Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel
pokok yang saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik,
pembelajaran, peserta. Dimana semua komponen ini bertujuan untuk
kepentingan peserta. Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus
mampu menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar peserta
didik dapat melakukan kegiatan belajar dengan menyenangkan. Hal ini
dilatar belakangi bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi
juga merupakan subjek dalam pembelajaran. Peserta didik harus disiapkan
sejak awal untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga
berbagai jenis pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh
pendidik.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pendekatan pembelajaran PPKN?
2. Apa saja macam-macam pendekatan pembelajaran PPKN ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan pembelajaran PPKN
2. Untuk mengetahui macam-macam pendekatan pembelajaran PPKN

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran PPKN


Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Salah satu sasaran pembelajaran menurut Hamdani ( 2010:23)
adalah membangun gagasan sainstifik setelah siswa berinteraksi dengan
lingkungan, peristiwa dan informasi dari sekitarnya. Untuk membangun
makna tersebut, proses belajar mengajar berpusat pada siswanya. Kualitas
suatu pembelajaran ditentukan oleh seberapa besar kegiatan pembelajaran
dapat mengubah tingkah laku individu peserta didik kearah sesuai yang
ditetapkan. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu:
1. pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada
siswa (student centered approach)
2. pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada
guru (teacher centered approach)
Pendekatan pembelajaran PPKN adalah Cara yang ditempuh guru
dalam pelaksanaan pembelajaran PPKN agar konsep yang disajikan bisa
beradaptasi dengan sisiwa.

D. Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran PPKN


a) Pendekatan Evokasi
Pendekatan ini menekankan keberanian dan inisiatif siswa
untuk mengekspresikan dirinya secara spontan atas dasar
kebebasan dan kesempatan belajar yang diciptakan guru . untuk
dapat mengimplementasikan pendekatan ini guru dituntut dapat
menciptakan iklim belajar yang sejuk, menyenangkan, bebas dari
tekanan , terbuka , dan bersahabat sehingga siswa berani curhat .

5
kondisi belajar demikian ini disebut sebagai breaking the ice.
Keberanian siswa mengekspresikan dirinya dalam kaitannya
dengan pelaksanaan suatu nilai itulah yang menjadi inti dari
pendekatan ini.
Keberhasilan pendekatan ini sangat tergantung pada
dorongan dan rangsangan yang diberikan guru antara lain melalui
penciptaan iklim belajar yang terbuka bersahabat dan kondusif.

b) Pendekatan inkulkasi
Pendekatan ini bertujuan untuk menanamkan suatu nilai ,
moral maupun norma tertentu kepada peserta didik melaui
sejumlah pertanyaan yang dilakukan oleh guru. Dengan kata lain
pelaksanaan pendekatan ini didasarkan kepada sejumlah
pertanyaan nilai yang sudah disusun dan dipersiapkan sebelumnya
oleh guru. Pertanyaan nilai tesebut bersifat menemukan nilai yang
menjadi pilihannya yaitu pertanyaan yang meminta murid
menjelaskan atau mengklarifikasikan nilai yang menjadi
pilihannya. Pertanyaan yang diajukan guru tersebut dinamakan
pertanyaan inquiry melalui pertanyaan tersebut murid diminta
membuat judgement terhadap suatu nilai.
Salah satu teknik mengajar yang paling cocok untuk
pendekatan ini adalah Teknik Inquiry Nilai (Value Inquiry
Questioning Technique) dengan sejumlah target nilai yang akan
dicapai dan memanipulasikannya kedalam sejumlah pertanyaan.

c) Pendekatan Kesadaran
Pendekatan kesadaran berusaha mengungkapkan dan
membina kesadaran diri atau self – answerness siswa tentang nilai
nilai tertentu yang sudah dimilikinya atau pada orang lain. Dalam
pelaksanaannya diberikan kegiatan-kegiatan tertentu yang menjadi
milknya dan dimiliki orang lain .

6
sebagai contoh , siswa diminta membuat daftar orang yang
akan diundang dan tidak diundang dalam suatu acara amal yaitu
untuk menghimpun dana bagi korban tsunami . daftar tersebut
disertai dengan alas an-alasannya mengapa mereka harus diundang
dan tidak diundang. Berdasarkan alas an yang dibuat murid
tersebut akan tampak seberapa merekalah memiliki suatu nilai dan
demikian pula untuk orang lain.

d) Pendekatan Penalaran Moral


Pendekatan ini berusaha menumbuhkan penalaran moral
melalui suatu analisis kasus yang mengandung dilemma moral.
Dilemma moral adalah satu bentuk teknik mengajar nilai dan miral
yang dianggap tepat terutama bagi kelas-kelas yang tinggi,
misalnya kelas IV, V dan VI. Patut disadari bahwa dalam
pendidikan nilai dan moral berbagai cara dapat digunakan sebagai
stimulus dalam melibatkan nalar dan afeksi siswa adalah melalui
pertanyaan, pernyataan, gambar, ceritera, dan gambar keadaan
yang bersifat dilematis.Melalui pendekatan ini siswa dihadapkan
pada suatu keputusan terhadap kasus yang yang dilematis tersebut
lengkap dengan alasannya. Dari alasan yang diajukan siswa
tersebut akan dapat diketahui daya nalar moral yang dimiliki siswa.
Walaupun sebenarnya yang menjadi focus kegiatan ini adalah nalar
yang dalam hal ini disebut sebagai cognitive morale development
pada kematangan moral.
Dalam pengajaran PKn misalnya melibatkan siswa sebagai
individu yang “merasakan” dan “larut” dalam situasi yang sengaja
diciptakan untuk mendorong siswa menggunakan nalar dan
perasaannya terhadap suatu situasi atau kejadian, prinsip,
pandangan atau masalah merupakan upaya-upaya dasar dalam
pendidikan nilai dan moral. Tanpa upaya-upaya dasar semacam itu,

7
pendidikan nilai dan moral serta PKn khususnya akan sulit
mencapai tujuan-tujuannya secara optimal. Dalam pendekatan
dilematis sebagai salah satu pendekatan akan lebih efektif jika guru
berhasil melibatkan secara intens nalar dan perasaan siswa sebab
walaupun yang menjadi dasar utama adalah nalarnya atau
reasoning-nya, namun factor perasaan siswa jufa akan memegang
peranan penting dalam member alas an-alasan moral tersebut.
Peranan stimulus amat besar sebab stimulus yang
didasarkan pada hal yang bersifat dilematis, akan mengundang
siswa mengkaji dengan nalar nilai dan moral yang terlibat dalam
masalah yang bersifat dilematis tersebut. Dalam proses pengkajian
tersebut siswa akan melibatkan nilai-nilai yang dimilikinya
dihadapkan dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam masalah
dilematis tersebut. Dengan itu juga diharapkan siswa sekaligus
menghubungkannya dengan nilai-nilai yang umum dimiliki oleh
orang lain atau umum dalam menghadapi masalah-masalah
dilematis seperti itu. Oleh karena dalam pendekatan ini yang
menajdi focus adalah nalar atau yang berkaitan dengan kognitifnya
maka pendekatan ini amat sesuai dengan apa yang kita sebut
dengan Cognitive Moral Development dari Kohlberg. Bagi
Kohlberg terhadap kaitan yang erat antara perkembangan kognitif
dan kematangan atau perkembangan moral seseorang

e) Pendekatan Analisis Nilai


Melalui pendekatan ini siswa diajak untuk mengaji atau
menganalisis nilai yang ada dalam suatu media atau stimulus yang
memang disiapkan oleh guru dalam mengajarkan pendidikan nilai
dan moral. Dalam melakukan pengkajian tentu saja para siswa
sudah dibekali dengan kemampuan analisisnya. Melakukan analisis
sebagaimana diketahui adalah merupakan salah satu tahapan dalam
tingkat pengetahuan atau ingatan dan analisis adalah satu tahapan
dalam keterampilan berpikir sebelum sampai pada sintesis dan

8
evaluasi. Dalam melakukan analisis nilai tentu saja siswa akan
sampai pada tahapan menilai apakah suatu nilai itu dianggap baik
atau tidak. Jika menggunakan analisis nilai, tentu saja disesuaikan
dengan kemampuan siswa. Analisis nilai dapat dimulai oleh siswa
yang dimulai dari sekedar melaporkan apa yang dilihat dan
dihadapi sampai pada memilih dan mengemukakan hasil
pengkajian yang lebih teliti dan lebih tepat. Sebagaimana telah
dikemukakan di atas bahwa pendekatan ini berkaitan dengan
kognitif maka jelas bahwa antara pendekatan lima berkaitan erat
dengan pendekatan empat yaitu penalaran moral. Pendekatan ini
banyak sekali digunakan dalam teknik mengungkap nilai.
f) Pendekatan Pengungkapan Nilai
Pengungkapan Nilai melihat pendidikan moral lebih pada
upaya meningkatkan kesadaran diri (self-awareness) dan
memperhatikan diri sendiri (self-caring) dan bukannya pemecahan
masalah. Pendekatan ini juga membantu siswa menemukan dan
memeriksa nilai mereka untuk menemukan keberartian dan rasa
aman diri. Oleh sebab itu maka pertimbangan (judging) adalah
merupakan faktor kunci dalam model tersebut, namun
pertimbangan yang dimaksud adalah pertimbangan tentang yang
disenangi dan yang tidak disenangi, dan bukan sesuatu yang
diyakini seorang sebagai hal yang benar atau salah.
Melalui pendekatan ini siswa dibina kesadaran
emosionalnya tentang nilai yang ada dalam dirinya melalui cara-
cara kritis dan rational dan akhirnya menguji kebenaran, kebaikan
atau ketepatannya. Pengungkapan nilai tidak menganggap nilai
moral sebagai sebuah status dalam rentangan nilai-nilai. Semua
nilai termasuk moral dianggap sebagai sesuatu yang bersifat
pribadi dan relative. Walaupun dikatakan bahwa teknik
pengungkapan nilai ini banyak dipakai ternyata juga banyak
menghadapi tantangan, oleh karena itu pendekatan ini dianggap
memiliki banyak kelemahan.

9
g) pendekatan Komitmen
Pendekatan komitmen dalam pendidikan nilai dan moral
mengarahkan dan menekankan pada seperangkat nilai yang akan
mendasari pola pikir setiap guru yang bertanggung jawab terjadap
pendidikan nilai dan moral. Dalam PKn sudah barang tentu yang
menjadi komitmen dasarnya adalah nilai-nilai moral Pancasila
serta Undang-Undang Dasar RI 1945. Nilai moral tersebut telah
menjadi komitmen bangsa dan negara Indonesia untuk terus
dilestarikan sebagai nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Dalam
mengajarkan nilai dan moral tersebut nilai moral Pancasila
merupakan nilai sentralnya tanpa menutup kemungkinan
mengajarkan nilai-nilai lainnya yang sesuai dan tidak bertentangan
dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar RI 1945. Hal itu
merupakan perwujudan dari komitmen bangsa Indonesia
khususnya Orde Baru untuk senantiasa melaksanakannya secara
murni dan konsekuen. Untuk terlaksananya hal tersebut sudah
barang tentu komitmen terutama guru, orang tua, serta masyarakat
dan juga siswa merupakan hal yang paling pokok bagi keberhasilan
PKn tersebut.
Tujuan utama pendekatan ini adalah untuk melatih disiplin
siswa dalam pola pikir dan tindakannya agar senantiasa sesuai
dengan nilainilai moral yang telah menjadi komitmen bersama itu.
Oleh karena nilai—nilai yang telah menjadi komitmen tersebut
adalah nilai-nilai bersama maka pendekatan tersebut diharapkan
pula dapat membina integritas social para siswa. Persoalan utama
sekarang adalah bagaimana hal itu dilakukan pada tingkat SD.
h) Pendekatan memadukan
Pedekatan memadukan adalah menyatukan diri siswa
dengan pengalaman dalam kehidupan “riil” yang dirancang oleh
guru dalam proses belajar-mengajar. Proses penyatuan tersebut
tidak lain adalah dimaksud agar siswa benar-benar mengalami
secara langsung pengalaman- pengalaman yang direncanakan guru

10
melalui berbagai metode mengajar yang dipilih guru untuk tujuan
tersebut. Untuk mencapai tujuan pengajaran seperti yang
diharapkan itu, guru dapat menggunakan berbagai metode
diantaranya Partisipatori, Simulasi, Sosio Drama, dan Studi
Proyek.
Siswa SD sesuai dengan tingkat kemampuan dan
perkembangan berpikirnya memang lebih menyenangi contoh-
contoh konkrit. Contoh konkrit tersebut adalah contoh-contoh
perilaku yang dapat dilaksanakan dlaam kehidupan siswa.
Penerapannya mungkin dalam kelompok diskusi di kelas, dalam
kelompok bermain di sekolah atau dalam kehidupan di tengah-
tengah keluarga. Karena itu dalam prinsip pengajaran dianjurkan
agar guru PKn SD dalam mengajarnya memulai dari hal-hal
konkrit kepada yang abstrak apalagi materi pendidikan moral pada
dasarnya bersifat abstrak. Salah satu permasalahan pokok yang
dihadapi guru adalah bagaimana mencari contoh-contoh konkrit
yang memang secara langsung menyentuh aspek kehidupan anak.
Apa yang secara langsung menyentuh kebutuhan seorang akan
lebih mudah dihayati dan dilaksanakan.
Kiranya demikian pula dengan mata pelajaran PKn SD.
Oleh sebab itu dalam mengajarnya guru PKn SD diharapkan dapat
(a) mengemukakan berbagai contoh perilaku, (b) membantu siswa
agar dapat mengikuti/mencontoh berbagai perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai moral Pancasila dan tuntutan kehidupan
masuarakat sekitarnya yang tidak bertentangan dengan nilai- nilai
moral Pancasila tersebut. Sebagai contoh misalnya adalah, guru
dalam mengajarnya sebaiknya lebih menekankan pada contoh-
contoh yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Contoh-contoh pengalaman nilai-moral dalam berbagai
situasi dan konteks kiranya dapat membantu siswa untuk lebih
memahami dan menghayati serta mengamalkan nilai-nilai moral
yang disampaikan memalui mata pelajaran PKn SD. Nilai-nilai

11
yang mendasari sikap dan perilaku dalam keluarga, sekolah, dan
lingkungan bermain serta lingkungan yang lebih luas haru
merupakan materi penting untuk dipahami pesesrta didik untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan oleh mata pelajaran PKn.
Kosasih Djahiri (1996:10) mengungkapkan mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki dua tujuan, yaitu :
a. Secara umum, tujuan PKn harus ajeg dan mendukung
keberhasilan pencapaian pendidikan nasional.
b. Secara khusus, tujuan PKn adalah membina moral yang
diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu
perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap
Tuhan yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari
berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat
kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang
mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan
bersama di atas kepentingan perseorangan dan golongan
sehingga perbedaan pemikiran pendapat ataupun
kepentingan diatasi melalui musyawarah mufakat, serta
perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan
keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia.
Berdasarkan pada tujuan Pendidikan Kewarganegaraan yang
telah dikemukakan di atas, dapat diasumsikan pada hakekatnya
dalam setiap tujuan yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran
membekali kemampuan kepada peserta didik dalam hal tanggung
jawab sebagai warga negara bahwa secara umum Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai bidang studi dipersekolahan memiliki
tujuan untuk mendidik warga negara agar menjadi warga negara
yang baik (to be good citizenship) yang dapat dilukiskan dengan
warga negara yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, saling menghormati, menjunjung tinggi nilai-nilai
toleransi, memupuk rasa kekeluargaan, memupuk rasa bangga dan
cinta terhadap bangsa dan tanah air, demokratis, cakap dan

12
bertanggung jawab, mentaati hukum dan norma-norma yang
berlaku, berwawasan luas, berbudi pekerti luhur serta yang tidak
kalah pentingnya adalah penanaman nilai-nilai dalam keluarga.
Nilai-nilai dalam keluarga dimaksud diantaranya adalah kasih
sayang, saling menghormati, menyenangi kebersihan dan
keindahan, kepatuhan. Dapat juga yang berkaitan dengan
lingkungan belajar anak seperti, saling menyayangi, tolong
menolong, adil, berdisiplin, mematuhi aturan permainan, tertib dan
jujur, dan bersikap sportif. Nilai-moral dalam lingkungan kelas
atau sekolah juga perlu diperhatikan misalnya datang dan
menyelesaikan tugasnya tepat waktu, berbaris dengan rapi saat
memasuki kelas, memelihara kebersihan kelas dan sekolah,
memelihara buku dan peralatan sekolah, menghormati guru dan
petugas sekolah lainnya.

i) Pendekatan Sientifik
Pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang
mengadopsi dari langkah-langkah saints dalam membangun
pengetahuan yang bersifat metode ilmiah. Model pendekatan
saintifk tidak sekedar hanya sekedar memperolah pengetahuan,
keerampilan dan sikap akan tetapi yang jauh lebih penting
yakni bagaimana proses pengetahuan, keterampilan dan sikap
itu diperoleh (Zamroni, 2000). Pendekatan saintifik tidak hanya
memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namun
proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena
itu pendekatan saintifik lebih mementingkan akan standat proses
yang dilakukan. langkah- langkah pendekatan saintefik meliputi
Observasi,Bertanya, Mencoba/ mengumpulkan informasi,,Menalar
Networking/ komunikasi
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan
antara kemampuan untuk menjadi manusia yang lebih
baik(soft skills)dan manusia yang memiliki kecakapan dan

13
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills)dari peserta
didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan,
danketerampilan secara umum.Sehingga Hasil belajar melahirkan
peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Pendekatan pembelajaran PPKN adalah Cara yang ditempuh guru
dalam pelaksanaan pembelajaran PPKN agar konsep yang disajikan bisa
beradaptasi dengan sisiwa.
Macam-macam pendekatan pembelajaran PPKN yaitu Pendekatan
Evokasi ,Pendekatan inkulkasi, Pendekatan Kesadaran, Pendekatan
Penalaran Moral, Pendekatan Analisis Nilai, Pendekatan Pengungkapan
Nilai, pendekatan Komitmen, pendekatan saintifik dan Pendekatan
memadukan

15
DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno. 2016. Berbagai Pendekatan dalam Pendidikan Nilai dan


Kewarganegaraan. Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran. 5 : 29-37

Nasution. 2005. Berbagai pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.


Jakarta: PT Bumi Aksara

Amin, Z.L. 2010 .Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas Terbuka

Sutrisno. 2016. Berbagai Pendekatan dalam Pendidikan Nilai dan


Kewarganegaraan. Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran. 5 : 29-37

Hasjmy, Maridjo Abdul : 2010 : Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan


(PKN)

Anonimous,https://aeniatunspynwam.blogspot.com/2013/01/pendekatan-dalam-
pembelajaran-pkn.html, diakses pada tanggal 24 Septemberr 2020

Anonimous,http://ditanadia12.blogspot.com/2015/05/pendekatan-pembelajaran-
pkn-di-sekolah.html?m=1, diakses pada tanggal 24 Septemberr 2020

Anonimous,https://ainunkusumaum.blogspot.com/2009/05/makalah-pendekatan-
pembelajaran.html, diakses pada tanggal 24 Septemberr 2020

16

Anda mungkin juga menyukai