Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH METODE MENGAJAR

Dosen Pengampu: Dr. Any Fatmawati, S.Pd.,M.Pd

Disusun oleh kelompok: II

1. RISKA NISWATI HASANAH (22241054)


2. RONIRIYADIN (22241084)
3. UYUN HAFIZAH (22241079)
4. PARMAN (22241083)
5. AHMAD WAHYUDI (22241057)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS SAINS, TEKNIK, DAN TERAPAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA
2023/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Metode Mengajar" tepat
pada waktunya.
Pada kesempatan ini, kami hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan moral maupun materil sehingga makalah ini dapat selesai.
Ucapan terima kasih ini kami tujukan kepada:
Dr. Any Fatmawati, S.Pd.,M.Pd, yang telah membimbing dan memberikan saran serta
motivasi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Meskipun
telah berusaha menyelesaikan makalah ini sebaik mungkin, penulis menyadari bahwa
makalah ini masih ada kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr…Wb.

Mataram, 9 Oktober 2023

Penulis

i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan................................................................................1
C. Rumusan Masalah...................................................................................1
D. Sistematika Penulisan.............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
A. Pengertian Metode Mengajar.................................................................2
B. Macam- macam Metode Mengajar dan Penggunaannya....................3
C. Prinsip – prinsip Umum Yang Mendasari Metode Mengajar...........8
D. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Keterampilan Dasar Mengajar………..9
E. Hakikat Hasil Belajar Dalam Metode Mengajar...……………………11

BAB III PENUTUP.............................................................................................13


Kesimpulan..............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebenarnya metode dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) ada banyak
sekali, tergantung dengan penguasaan teknik dan materi yang akan disampaikan.
Namun dalam makalah berikut ini, akan dicontohkan beberapa metode dasar yang
bisa digunakan oleh pendidik, baik guru, dosen, turor, ustadz, atau siapa sajalah yang
punya keinginan menyampaikan pengetahuan kepada yang lainnya.
Secara istilah/epistemologi: Metode belajar mengajar dapat diartikan sebagai
cara-cara yang dilakukan untuk menyampaikan atau menanamkan pengetahuan
kepada subjek didik, murid, atau anak melalui sebuah kegiatan belajar mengajar, baik
di sekolah, rumah, kampus, pondok, dan sebagainya. Metode yang biasa atau umum
digunakan dalam proses belajar mengajar antara lain berbentuk ceramah, tanya jawab,
pemberian tugas dan metode demonstrasi (praktek).
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk memperluas
materi tentang metode yang baik dalam mengajar.
C. Rumusan Masalah
1. Prinsip apa saja yang mendasari metode mengajar ini?
2. Sebutkan macam – macam metode mengajar dan penggunaannya?
3. Hasil Belajar dalam metode mengajar?
D. Sistematika Penulisan
 Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan penulisan,
rumusan masalah, dan sistematika penulisan.
 Bab II merupakan bab Pembahasan yang merupakan esensi dari makalah ini
 Bab III adalah merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Mengajar


Menurut Adawiyah (2021) metode mengajar adalah kata yang digunakan untuk
menandai serangkaian kegiatan yang diarahkan oleh guru yang hasilnya adalah belajar
pada siswa. Metode adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan strategi. Metode
adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara
akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Istilah mengajar sering
digandengkan dengan istilah belajar, atau sebaliknya belajar selalu digandengkan
dengan mengajar, sehingga sudah menjadi satu kalimat majemuk “kegiatan belajar-
mengajar (KBM), proses belajar mengajar (PBM), dan untuk menyebut kedua istilah
tersebut, saat ini disatukan menjadi “pembelajaran”. Dengan demikian jika disebut
“pembelajaran” itu berarti menunjukkan proses kegiatan yang melibatkan dua unsur:
1) belajar; 2) mengajar.
Mengajar merupakan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh guru, dosen,
instruktur, atau widyaiswara dalam mengatur dan mengelola lingkungan belajar untuk
mendorong aktivitas belajar siswa/pebelajar. Sedangkan belajar merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh siswa/pebelajar merespon lingkungan belajar untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Fokus pembahasan dalam tulisan ini diarahkan pada unsur
mengajar, kalaupun ada unsur belajar yang dibahas semata dimaksudkan untuk lebih
mempertegas dan memperjelas pembahasan mengajar itu sendiri. Mengajar (teaching)
memiliki banyak pengertian, mulai dari pengertian yang sudah lama (tradisional)
sampai pada pengertian yang terbaru. (Adawiyah 2021).
Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses menyampaikan informasi atau
pengetahuan dari guru, dosen, atau instruktur kepada siswa/pebelajar. Merujuk pada
pengertian mengajar tersebut, inti dari mengajar adalah proses menyampaikan
(transfer), atau memindahkan. Memang dalam mengajar ada unsur menyampaikan
atau transfer dari guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara kepada siswa/pebelajar.
Akan tetapi pengertian transfer atau memindahkan tersebut bukan seperti seseorang
memindahkan air minum dari satu cangkir ke cangkir yang lain. Air yang dipindahkan
dari satu cangkir ke cangkir yang lain, volumenya akan tetap sama bahkan karena
mungkin terjadi proses penguapan, maka volume air yang dipindahkan itu akan
semakin berkurang (menyusut) dari keadaan sebelumnya. Oleh karena itu mengajar

2
yang diartikan proses menyampaikan (transfer), maknanya adalah “menyebarluaskan,
memperkaya” pengalaman belajar siswa sehingga dapat mengembangkan potensi
siswa/pebelajar secara maksimal. Makna lain dari pengertian mengajar sebagai proses
menyampaikan, selain upaya menyebarluaskan dan memperkaya pengalaman belajar
siswa/pebelajar, ialah “menanamkan” pengetahuan, sikap dan keterampilan. Menanam
satu pohon mangga, maka kemudian akan menghasilkan beberapa cabang dan ranting
dan dari situlah keluar mangga yang banyak.
Dari ilustrasi tersebut bahwa mengajar sebagai proses “transfer” adalah
menanamkan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga potensi berfikir
(pengetahuan), sikap, keterampilan, kebiasaan dan kecakapan yang dimiliki
siswa/pebelajar akan berkembang secara optimal (teaching is imparting knowledge or
skill). Metode mengajar yang digunakan untuk menyampaikan informasi berbeda
dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan
keterampilan, dan sikap ( kognitif, efektif). Khusus metode mengajar di dalam kelas,
efektivitas suatu metode dipengaruhi oleh factor tujuan, factor siswa, factor situasi,
dan factor guru itu. Didalam penggunaan metode ada beberapa syarat- syarat sebagai
berikut:
 Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif,
minat, atau gairah belajar siswa.
 Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan
bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya
 Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan
kegiatan kepribadian siswa.
 Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat meransang keinginan siswa
untuk dapat belajar lkebih lanjut, untuk melakukan eksplorasi dan inovasi
(pembangunan).
 Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik murid dalam
teknik belajar sendiri dan cara memperoleh penngetahuan melalui usaha
pribadi.
 Metode mengajar yang dipergunakan dapat mentiadakan penyajian yang
bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau stuasi yang
nyatra dan bertujan.

3
 Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam
kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari- hari.

B. Macam- macam Metode Mengajar dan Penggunaannya


1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan
penuturan secara lisan oleh seorang guru terhadap kelasnya. Dalam pelaksanaan
ceramah untuk menjelaskan urainnya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu,
seperti gambar- gambar dan yang paling utama adalah bahasa lisan. Metode ceramah
adalah metode mengajar yang sampai saat ini masih mendominasi atau paling banyak
di gunakan guru dalam dunia pendidikan.
2. Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab ialah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan
yang harus dijawab, terutama dari guru ke siswa dan begitu juga sebaliknya. Metode
ini banyak digunakan dalam proses belajar mengajar, baik di lingkungan keluarga,
masyarakat maupun sekolah. Dan metode ini merupakan salah satu teknik mengajar
yang dapat membantu kekurangan- kekurangan pada metode ceramah, dikarenakan
apabila suatu penjelasan guru yang belum dimengerti, maka siswa/anak didik dapat
langsung menanyakan pada guru.
3. Metode diskusi
Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya
dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut
sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized
recitation). Metode diskusi dapat pula diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan
ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif
pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta didik atau
kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang
dibicarakan dalam diskusi.
Ada beberapa jenis diskusi yang dilakukan oleh guru dalam membimbing
belajar siswa antara lain:
a) Whole Group, yaitu bentuk diskusi kelas dimana para pesertanya duduk
setengah lingkaran, guru bertindak sebagai pemimpin dan topiknya telah
direncanakan.
4
b) Diskusi kelompok, yaitu diskusi yang biasanya terdiri dari kelompok kecil
(4-6) orang peserta, dan juga diskusi kelompok besar terdiri (7-15)
anggota. Dalam diskusi tersebut dibahas tentang suatu topik tertentu
dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris.
c) Buzz Group, yaitu biasanya dibagi-bagi menjadi kelompok kelompok
kecil yang terdiri dari 3-4 orang peserta. Tempat duduk diatur sedemikian
rupa agar para siswa dapat bertukar pikiran dan bertatap muka dengan
mudah. Diskusi ini biasanya diadakan ditengah-tengah pelajaran atau
diakhir pelajaran dengan maksud memperjelas dan mempertajam bahan
pelajaran.
d) Panel, yaitu bentuk diskusi yang terdiri dari 3-6 orang peserta untuk
mendiskusikan suatau topik tertentu dan duduk dalam bentuk seni
melingkar yang dipimpin oleh moderator.
e) Syindicate group, yaitu bentuk diskusi ini kelas dibagi ke dalam beberapa
kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 peserta, masing-masing kelompok
mengerjakan tugas-tugas tertentu atau tugas yang bersifat komplementer.
f) Symposium, yaitu dalam diskusi ini biasanya terdiri dari pembawa
makalah, moderator, dan notulis, serta beberapa peserta symposium.
g) Informal debate, yaitu biasanya bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi
dua tim yang agak seimbang besarnya dan mendiskusikan subjek yang
cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan
formal.
h) Fish bowl, yaitu diskusi ini tempat duduk diatur setengah melingkar
dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi. Kelompok
pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi yang seolah-olah melihat
ikan yang berada didalam mangkok.
i) Brain storming, yaitu biasanya terdiri dari delapan sampai dua belas orang
peserta, setiap anggota kelompok diharapkan menyumbang ide dalam
pemecahan masalah. Hasil yang diinginkan adalah menghargai pendapat
orang lain, menumbuhkan rasa percaya diri dalam upaya mengembangkan
ide-ide yang ditemukan atau dianggap benar.
4. Metode pemberian tugas belajar (resitasi)
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006) metode pemberian tugas adalah suatu
cara dalam proses belajar mengajar di mana guru memberi tugas tertentu dan murid

5
mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru.
Dalam hal ini guru memberikan tugas pada murid untuk maju ke depan kelas untuk
mendemonstrasikan apa yang diajarkan guru. Dalam pendidikan agama sering
digunakan metode ini terutama dalam hal yang bersifat praktis, sehingga siswa
mempunyai gambaran yang jelas tentang materi pelajaran yang telah diterimanya.
5. Metode demontrasi dan eksperimen
Metode Demostrasi atau praktik adalah metode mengajar yang menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana
melakukan sesuatu kepada anak didik. Metode ini digunakan untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses yang
bersifat praktis, misalnya : Bagaimana cara yang benar dalam melaksanakan ibadah
sholat, baik cara memulai, mengerjakan maupun cara mengakhiri shalat serta apa saja
yang disunnahkan dan membatalkannya.
6. Metode sosiodrama dan bermain peran
Metode ini menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang menggantikan
proses kejadian atau benda yang sebenarnya. Metode ini adalah suatu cara penguasaan
bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak didik. Metode yang
melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi.
Siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka
berinteraksi sesama mereka.
7. Metode karyawisata
Menurut Desmita (2014), Pada saat belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar
sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar
rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat
kenyataannya. Karena itu, dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan cara
mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek
tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau
pegadaian. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, seperti
widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam waktu
singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang. Metode
karyawisata adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk mengunjungi
obyek-obyek dalam rangka untuk menambah dan memperluas wawasan obyek yang
dipelajari tersebut (sesuai dengan bidangnya). Misalnya untuk pelajaran pendidikan
geografi siswa dapat diajak ke obyek pemukiman transmigrasi atau obyek morfologi.

6
Untuk pelajaran pendidikan sejarah, siswa dapat diajak ke situs sejarah. Untuk
pelajaran pendidikan ekonomi siswa dapat diajak mengunjungi pabrik, atau obyek
kegiatan ekonomi.
8. Metode Test
Ialah metode mengajar dengan jalan memberikan tes kepada anak – anak
untuk mengetahuikemampuan anak dalam suatu kegiatan pelajaran. Biasanya
dilakukan setelah sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada anak-anak tes disusun
dengan bentuk tes objektif, tes diberikan kepada semua anak dengan bahan yang
sama.
9. Metode Drill
Metode mengajar dengan mempergunakan latihan-latihan secara intensif dan
berulang- ulang adalah memberikan latihan tertulis kepada anak karena bahan
pelajaran baru sedikit sedang waktu ujian semakin mendekat.
10. Metode Infiltrasi
Metode ini disebut juga metode susupan, selipan maksudnya antipati atau jiwa
ajaran tertentu diselipkan atau diselundupkan kedalam sesuatu. Mata pelajaran pada
waktu guru menerangkan pelajaran tersebut misalkan jiwa agama kita selipkan pada
waktu mengajar umum.
11. Metode Gotong Royong
Metode gotong royong ialah metode yang dilakukan dengan bekerja sama
antara beberapa orang anak untuk menyelesaikan suatu tugas atau masalah. Metode
ini disebut juga metode kelompok atau metode berregu dan metode kelompoknya
disebut studi club, studi grup.
12. Metode Survey
Metode yang dilakukan dengan mengadakan penelitian suatu masalah dengan
mengmpulkan data-data yang diperlukan dan langsung terjun kemasyarakat.
13. Metode Wawancara
Metode yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab atau wawancara
antara kedua pihak yang langsung berhadapan muka.
14. Metode Problem Solving
Metode yang digunakan dengan cara langsung menghadapi masalah
mengetahui dengan sejelas-jelasnya dan menemukan kesukaran- kesukarannya
sehingga dapat dipecahkan.
15. Metode Proyek

7
Prinsipnya usaha dengan metode problem solving hanya lebih kompleks sebab
dilakukan dengan metode survey, wawancara, metode kelompok. Satu kelompok
dibagibagi dalam beberapa unit.
16. Metode Dikte
Metode yang dilakukan dengan jalan mendekte pelajaran (kuliah) untuk
dicatat oleh murid, metode ini lazim dipaki perguruan tinggi.

C. Prinsip – Prinsip Umum Yang Mendasari Metode Mengajar


Faktor- factor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar :
1. Faktor raw input (yakni factor murid / anak itu sendiri ) dimana tiap anak memiliki
kondisi yang berbeda- beda dalam kondisi fisiologi dan kondisi psikologis.
2. Faktor environmental input (yakni factor lingkungan) , baik itu lingkungan alami
maupun lingkungan social.
3. Faktor instrumental input, yang didalamnya antara lain terdiri dari:
a. Kurikulum
b. Program atau bahan pengajaran
c. Sarana dan fasilitas
d. Guru ( tenaga Pengajar)
Adapun uraian mengenai factor –faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar adalah:
Factor dari luar
factor dari luar terdiri dari:
a. factor environ mental input ( Lingkungan)
Kondisi lingkungan juga dipengaruhi proses dan hasil belajar.
Lingkungan fisik/ alami termasuk didalamnya adalah seperti keadaan
suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya, lingkungan social,
baik yang berwujud manusia maupun hal- hal lainnya, juga dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar.
b. Faktor- factor Environ mental
Faktor- factor environ mental adalah factor yang keberadaan dan
penggunaannya dirancangkan sesuuai hasil belajar yang diharapkan.
Faktor dari dalam
Factor dari dalam adalah kondisi individu atau anak yang belajar itu sendiri,
factor individu dapat dibagi menjadi dua bagian :

8
a. kondisi fisiologis anak Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan
yang prima, tidak dalam keadaan capek, tidak dalam keadaan cacat
jasmani, seperti kakinya atau tangannya (karena ini akan menggangggu
kondisi fisiologis) dan sebagainya, akan sanagat membantu dalam proses
dan hasil belajar. Karena pentingnya penglihatan dan pendengaran maka
dalam lingkungan pendidikan formal, orang melakukan berbagai
penelitian untuk menemukan bentuk dan cara menggunakan alat peraga
yang dapat dilihat sekaligus didengar ( audio visual aids).
b. kondisi psikologis sebagaimana diuraikan terdahulu mengenai dasar-
dasar psikologis belajar dimana sikap manusia atau anak didik pada
dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda (terutama dalam
hal kadar bukan dalam hal jenis), maka sudah tentu ( perbedaan-perbedaan
itu sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Beberapa factor
psikologis yang dianggap utama dalam hal mempengaruhi proses dan
hasil belajar:
 minat
 kecerdasan
 motivasi
 kemampuan-kemampuan kognitif
D. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Keterampilan Dasar Mengajar
1. Kesesuaian (relevant)
Kesesuaian atau relevan yaitu dalam memilih dan menentukan unsur-unsur jenis
keterampilan dasar mengajar yang akan dilaksanakan harus memperhatikan dan
disesuaikan dengan seluruh komponen pembelajaran. Penyesuaian ini sangat
penting, agar dalam menerapkan setiap unsur pembelajaran tersebut dapat lebih
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Misalnya ketika
menerapkan keterampilan memberikan stimulus melalui penggunaan multi media
dan metode yang bervariasi, hendaknya penggunaan tersebut disesuaikan dengan
tujuan (kompetensi) pembelajaran yang ingin dicapai, sesuain dengan kondisi
siswa, materi pembelajaran, dan unsur-unsur pembelajaran lainnya baiki intern
maupun ekstern.
2. Kreativitas dan inovatif

9
Kreativitas dan inovatif dalam meggunakan unsur-unsur keteranpiloan dasar
mengajar sangat diperlukan agar suasan pembelajaran selalu menarik dan
menyenagkan bagi siswa. Kreativitas berari bahwa unsur-unsur keterampilan
dasar mengajar yang digunakan dikemas lebih menarik, dan biasanya melalui
kreativitas akan muncul hal-hal atau kegiatan yang baru dan berbeda dengan cara
yang dilakukan sebelumnya (inovatif). Misalnya ketika menerapkan keterampilan
membuka pembelajaran, kegiatan yang dilakukan oleh guru, dosen, instruktur,
atau widyaiswara tidak selalu harus dengan cara memberikan free test, akan tetapi
secara kreatif dan inovatif bisa dengan cara lain, misalnya memberikan ilustrasi,
memberikan kondisi yang mempertentangkan, dll.
3. Ketepatan (akurasi)
Penggunaan setiap unsur keterampilan dasar mengajar dimaksudkan agar proses
pembelajaran bisa berjalan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu penggunaan
unsur-unsur keterampilan dasar mengajar harus memperhatikan aspek ketepatan
atau akurasi, sehingga dapat mencapai sasaran pembelajaran yang diharapkan.
Misalnya ketika menggunakan keterampilan dasar bertanya, jika melalui
pertanyaan yang diajukan oleh guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara, ternyata
tidak memancing respon siswa berarti mungkin cara atau materi pertanyaan yang
diajukan kurang tepat sehingga perlu diganti dengan cara bertanya yang lain.
4. Kebermanfaatan
Seperti halnya dengan prinsip-prinsip keterampilan dasar mengajar yang telah
dibahas sebelumbya, yang tidak kalah pentingnya bahwa unsur-unsur
keterampilan dasar mengajar yang diterapkan harus memiliki nilai manfaat atau
kegunaan terhadap penegembangan potensi siswa. Pembelajaran adalah proses
merubah perilaku siswa meliputi pengetahun, sikap maupun keterampilan. Dengan
demikian penggunaan keterampilan dasar mengajar harus memiliki nilai atau
manfaat untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran.
5. Membangkitkan perhatian dan motivasi
Perhatian dan motivasi termasuk kedalam prinsip pembelajaran, sebagai suatu
prinsip artinya perhatian dan motivasi termasuk untuk yang sangat menentukan
terhadap kualitas pembelajaran. Mengingat pentingnya perhatian dan motivasi,
maka penerapan unsur-unsur atau aspek pembelajaran harus membangkitkan
perhatian dan motivasi siswa. Sehingga selama proses pembelajaran berlangsung

10
perhatian dan motivasi siswa selalu terjaga dan tercurah pada kegiatan
pembelajaran yang dilakukan.
6. Menyenangkan
Suasana pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning) termasuk salah
satu unsur pembelajaran yang harus selalu diciptakan oleh guru, dosen, instruktur,
atau widyaiswara dalam membimbing proses pembelajaran. Melalui pembelajaran
yang menyenangkan siswa akan merasa betah, semangat, bahkan mungkin siswa
akan merasa bebas untuk melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan potensi
dan bakat yang dimilikinya. Oleh karena itu penggunaan unsur-unsur
keterampilan dasar mengajar harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
akrab dan menyenangkan bagi siswa.
E. Hakikat Hasil Belajar Dalam Metode Mengajar
Hasil belajar menurut Nana Sudjana (2010) adalah perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas yang mencakup bidang kognitif,
afektif dan psikomotorik. Menurut Sugiono (2011) belajar adalah suatu aktivitas atau
suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki prilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Sedangkan mengajar
adalah menanamkan pengetahuan pada anak. Hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya
sebalinya menurut Dimyati dan Mudjiono (2010) hasil belajar merupakan segala
sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang
dilakukannya. Hasil belajar juga adalah satu ukuran tingkat keberhasilan siswa
setelah menjalani proses belajar, dimana guru yang telah memberikan suatu sumber
belajar kepada siswanya.
Yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu dapat
dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai dalam proses penyusunan perencanaan program
pembelajaran. guru perlu menetapkan sumber apa yang dapat digunakan oleh siswa
agar mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sumber belajar merupakan
semua sumber pesan, bahan, alat, teknik dan latar yang dimanfaatkan sebagai sumber
untuk kegiatan belajar dan mengajar Supriadi (2017). Motivasi sebagai penggerak
semangat peserta didik. Selaras dengan pendapat Yuliandri (2016) mengemukakan
bahwa motivasi adalah penggerak yang ada pada diri peserta didik saat mengikuti
belajar mengajar. M enurut Ismawati, L. (2017) motivasi adalah dorongan internal dan
11
eksternal peserta didik dengan harapan adanya perubahan tingkah laku. Beberapa
sumber belajar yang bisa dimanfaatkan oleh guru khususnya dalam setting proses
pembelajaran didalam kelas di antaranya adalah:
1) Alat dan bahan pengajaran
2) Berbagai aktivitas dan kegiatan
3) Lingkungan atau setting

Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan
belajar. Dalam pelaksanaan metode ini siswa dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya
di rumah, mungkin juga diperpustakaan, di laboraturium, dan sebagainya. Metode ini
dapat mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak,
membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan
mengolah sendiri informasi. Tetapi dalam metode ini sulit mengawasi mengenai
kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara- cara mengajar
dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur, metode mengajar yang digunakan
untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk
memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan keterampilan dan sikap setiap
guru perlu mengetahui dan memahami tentang taraf kematangan dan taraf kesedian
belajar seorang siswa. Dengan demikian, dia akan mudah menentukan metode
mengajar apa yang akan dipergunkannya. Dalam proses penyusunan perencanaan
program pembelajaran guru perlu menetapkan sumber apa saja yang dapat digunakan
oleh siswa agar mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam proses
pembelajaran yang dianggap modern sesuai tuntutan standar proses pendidikan dan
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi
informasi, sumber belajar yang bisa dimanfaatkan oleh guru khususnya dalam setting
antara lain.
a. Alat dan bahan pengajaran
b. Berbagai aktivitas dan kegiatan
c. Lingkungan atau setting

13
DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, F. (2021). Variasi Metode Mengajar Guru Dalam Mengatasi Kejenuhan Siswa Di
Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Paris Langkis, 2(1), 69-82.

B, Syaiful Djamarah dkk, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006

Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010

Desmita, Psikolgi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.

Fatimah, & Ratna, D. K. S. (2018). Strategi Belajar & Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Keterampilan Bahasa. Pena Literasi Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia, 1(2), 108–120. https://doi.org/10.24853/pl.1.2.108-11

Ismawati, L. (2017). Pengaruh Media Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Terhadap


Hasil Belajar Peserta Didik MAN Di Kabupaten Gresik. Jurnal Pendidikan
Ekonomi Manajemen Dan Keuangan, 1(2), 91–104.
http://dx.doi.org/10.26740/jpeka.v1n2.p091-104

Supriadi. (2017). Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Proses Pembelajaran. Lantanida


Journal, 3(2), 127–139. https://doi.org/10.22373/lj.v3i2.1654

Sugiyono, Haryanto, Belajar dan pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

Setiawati, I. (2016). Strategi Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Kreatif Pada


Siswa Kelas 4 dan 5: Studi Multikasus di MIN Rejotangan dan SDN 1
Rejotangan Tulungagung. Jurnal Dinamika Penelitian, 16(1), 107–127.
https://doi.org/10.21274/dinamika.2016.16.1.107-127

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2010.

Yuliandri, M. (2016). Hubungan Motivasi Belajar Dalam Keterampilan Menulis Puisi Pada
Proses Pembelajaran. Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 1(1), 31–41.

14

Anda mungkin juga menyukai