Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Metode Mengajar" tepat
pada waktunya.
Pada kesempatan ini, kami hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan moral maupun materil sehingga makalah ini dapat selesai.
Ucapan terima kasih ini kami tujukan kepada:
Dr. Any Fatmawati, S.Pd.,M.Pd, yang telah membimbing dan memberikan saran serta
motivasi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Meskipun
telah berusaha menyelesaikan makalah ini sebaik mungkin, penulis menyadari bahwa
makalah ini masih ada kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr…Wb.
Penulis
i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan................................................................................1
C. Rumusan Masalah...................................................................................1
D. Sistematika Penulisan.............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
A. Pengertian Metode Mengajar.................................................................2
B. Macam- macam Metode Mengajar dan Penggunaannya....................3
C. Prinsip – prinsip Umum Yang Mendasari Metode Mengajar...........8
D. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Keterampilan Dasar Mengajar………..9
E. Hakikat Hasil Belajar Dalam Metode Mengajar...……………………11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebenarnya metode dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) ada banyak
sekali, tergantung dengan penguasaan teknik dan materi yang akan disampaikan.
Namun dalam makalah berikut ini, akan dicontohkan beberapa metode dasar yang
bisa digunakan oleh pendidik, baik guru, dosen, turor, ustadz, atau siapa sajalah yang
punya keinginan menyampaikan pengetahuan kepada yang lainnya.
Secara istilah/epistemologi: Metode belajar mengajar dapat diartikan sebagai
cara-cara yang dilakukan untuk menyampaikan atau menanamkan pengetahuan
kepada subjek didik, murid, atau anak melalui sebuah kegiatan belajar mengajar, baik
di sekolah, rumah, kampus, pondok, dan sebagainya. Metode yang biasa atau umum
digunakan dalam proses belajar mengajar antara lain berbentuk ceramah, tanya jawab,
pemberian tugas dan metode demonstrasi (praktek).
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk memperluas
materi tentang metode yang baik dalam mengajar.
C. Rumusan Masalah
1. Prinsip apa saja yang mendasari metode mengajar ini?
2. Sebutkan macam – macam metode mengajar dan penggunaannya?
3. Hasil Belajar dalam metode mengajar?
D. Sistematika Penulisan
Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan penulisan,
rumusan masalah, dan sistematika penulisan.
Bab II merupakan bab Pembahasan yang merupakan esensi dari makalah ini
Bab III adalah merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
yang diartikan proses menyampaikan (transfer), maknanya adalah “menyebarluaskan,
memperkaya” pengalaman belajar siswa sehingga dapat mengembangkan potensi
siswa/pebelajar secara maksimal. Makna lain dari pengertian mengajar sebagai proses
menyampaikan, selain upaya menyebarluaskan dan memperkaya pengalaman belajar
siswa/pebelajar, ialah “menanamkan” pengetahuan, sikap dan keterampilan. Menanam
satu pohon mangga, maka kemudian akan menghasilkan beberapa cabang dan ranting
dan dari situlah keluar mangga yang banyak.
Dari ilustrasi tersebut bahwa mengajar sebagai proses “transfer” adalah
menanamkan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga potensi berfikir
(pengetahuan), sikap, keterampilan, kebiasaan dan kecakapan yang dimiliki
siswa/pebelajar akan berkembang secara optimal (teaching is imparting knowledge or
skill). Metode mengajar yang digunakan untuk menyampaikan informasi berbeda
dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan
keterampilan, dan sikap ( kognitif, efektif). Khusus metode mengajar di dalam kelas,
efektivitas suatu metode dipengaruhi oleh factor tujuan, factor siswa, factor situasi,
dan factor guru itu. Didalam penggunaan metode ada beberapa syarat- syarat sebagai
berikut:
Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif,
minat, atau gairah belajar siswa.
Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan
bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya
Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan
kegiatan kepribadian siswa.
Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat meransang keinginan siswa
untuk dapat belajar lkebih lanjut, untuk melakukan eksplorasi dan inovasi
(pembangunan).
Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik murid dalam
teknik belajar sendiri dan cara memperoleh penngetahuan melalui usaha
pribadi.
Metode mengajar yang dipergunakan dapat mentiadakan penyajian yang
bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau stuasi yang
nyatra dan bertujan.
3
Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam
kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari- hari.
5
mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru.
Dalam hal ini guru memberikan tugas pada murid untuk maju ke depan kelas untuk
mendemonstrasikan apa yang diajarkan guru. Dalam pendidikan agama sering
digunakan metode ini terutama dalam hal yang bersifat praktis, sehingga siswa
mempunyai gambaran yang jelas tentang materi pelajaran yang telah diterimanya.
5. Metode demontrasi dan eksperimen
Metode Demostrasi atau praktik adalah metode mengajar yang menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana
melakukan sesuatu kepada anak didik. Metode ini digunakan untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses yang
bersifat praktis, misalnya : Bagaimana cara yang benar dalam melaksanakan ibadah
sholat, baik cara memulai, mengerjakan maupun cara mengakhiri shalat serta apa saja
yang disunnahkan dan membatalkannya.
6. Metode sosiodrama dan bermain peran
Metode ini menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang menggantikan
proses kejadian atau benda yang sebenarnya. Metode ini adalah suatu cara penguasaan
bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak didik. Metode yang
melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi.
Siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka
berinteraksi sesama mereka.
7. Metode karyawisata
Menurut Desmita (2014), Pada saat belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar
sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar
rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat
kenyataannya. Karena itu, dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan cara
mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek
tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau
pegadaian. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, seperti
widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam waktu
singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang. Metode
karyawisata adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk mengunjungi
obyek-obyek dalam rangka untuk menambah dan memperluas wawasan obyek yang
dipelajari tersebut (sesuai dengan bidangnya). Misalnya untuk pelajaran pendidikan
geografi siswa dapat diajak ke obyek pemukiman transmigrasi atau obyek morfologi.
6
Untuk pelajaran pendidikan sejarah, siswa dapat diajak ke situs sejarah. Untuk
pelajaran pendidikan ekonomi siswa dapat diajak mengunjungi pabrik, atau obyek
kegiatan ekonomi.
8. Metode Test
Ialah metode mengajar dengan jalan memberikan tes kepada anak – anak
untuk mengetahuikemampuan anak dalam suatu kegiatan pelajaran. Biasanya
dilakukan setelah sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada anak-anak tes disusun
dengan bentuk tes objektif, tes diberikan kepada semua anak dengan bahan yang
sama.
9. Metode Drill
Metode mengajar dengan mempergunakan latihan-latihan secara intensif dan
berulang- ulang adalah memberikan latihan tertulis kepada anak karena bahan
pelajaran baru sedikit sedang waktu ujian semakin mendekat.
10. Metode Infiltrasi
Metode ini disebut juga metode susupan, selipan maksudnya antipati atau jiwa
ajaran tertentu diselipkan atau diselundupkan kedalam sesuatu. Mata pelajaran pada
waktu guru menerangkan pelajaran tersebut misalkan jiwa agama kita selipkan pada
waktu mengajar umum.
11. Metode Gotong Royong
Metode gotong royong ialah metode yang dilakukan dengan bekerja sama
antara beberapa orang anak untuk menyelesaikan suatu tugas atau masalah. Metode
ini disebut juga metode kelompok atau metode berregu dan metode kelompoknya
disebut studi club, studi grup.
12. Metode Survey
Metode yang dilakukan dengan mengadakan penelitian suatu masalah dengan
mengmpulkan data-data yang diperlukan dan langsung terjun kemasyarakat.
13. Metode Wawancara
Metode yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab atau wawancara
antara kedua pihak yang langsung berhadapan muka.
14. Metode Problem Solving
Metode yang digunakan dengan cara langsung menghadapi masalah
mengetahui dengan sejelas-jelasnya dan menemukan kesukaran- kesukarannya
sehingga dapat dipecahkan.
15. Metode Proyek
7
Prinsipnya usaha dengan metode problem solving hanya lebih kompleks sebab
dilakukan dengan metode survey, wawancara, metode kelompok. Satu kelompok
dibagibagi dalam beberapa unit.
16. Metode Dikte
Metode yang dilakukan dengan jalan mendekte pelajaran (kuliah) untuk
dicatat oleh murid, metode ini lazim dipaki perguruan tinggi.
8
a. kondisi fisiologis anak Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan
yang prima, tidak dalam keadaan capek, tidak dalam keadaan cacat
jasmani, seperti kakinya atau tangannya (karena ini akan menggangggu
kondisi fisiologis) dan sebagainya, akan sanagat membantu dalam proses
dan hasil belajar. Karena pentingnya penglihatan dan pendengaran maka
dalam lingkungan pendidikan formal, orang melakukan berbagai
penelitian untuk menemukan bentuk dan cara menggunakan alat peraga
yang dapat dilihat sekaligus didengar ( audio visual aids).
b. kondisi psikologis sebagaimana diuraikan terdahulu mengenai dasar-
dasar psikologis belajar dimana sikap manusia atau anak didik pada
dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda (terutama dalam
hal kadar bukan dalam hal jenis), maka sudah tentu ( perbedaan-perbedaan
itu sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Beberapa factor
psikologis yang dianggap utama dalam hal mempengaruhi proses dan
hasil belajar:
minat
kecerdasan
motivasi
kemampuan-kemampuan kognitif
D. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Keterampilan Dasar Mengajar
1. Kesesuaian (relevant)
Kesesuaian atau relevan yaitu dalam memilih dan menentukan unsur-unsur jenis
keterampilan dasar mengajar yang akan dilaksanakan harus memperhatikan dan
disesuaikan dengan seluruh komponen pembelajaran. Penyesuaian ini sangat
penting, agar dalam menerapkan setiap unsur pembelajaran tersebut dapat lebih
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Misalnya ketika
menerapkan keterampilan memberikan stimulus melalui penggunaan multi media
dan metode yang bervariasi, hendaknya penggunaan tersebut disesuaikan dengan
tujuan (kompetensi) pembelajaran yang ingin dicapai, sesuain dengan kondisi
siswa, materi pembelajaran, dan unsur-unsur pembelajaran lainnya baiki intern
maupun ekstern.
2. Kreativitas dan inovatif
9
Kreativitas dan inovatif dalam meggunakan unsur-unsur keteranpiloan dasar
mengajar sangat diperlukan agar suasan pembelajaran selalu menarik dan
menyenagkan bagi siswa. Kreativitas berari bahwa unsur-unsur keterampilan
dasar mengajar yang digunakan dikemas lebih menarik, dan biasanya melalui
kreativitas akan muncul hal-hal atau kegiatan yang baru dan berbeda dengan cara
yang dilakukan sebelumnya (inovatif). Misalnya ketika menerapkan keterampilan
membuka pembelajaran, kegiatan yang dilakukan oleh guru, dosen, instruktur,
atau widyaiswara tidak selalu harus dengan cara memberikan free test, akan tetapi
secara kreatif dan inovatif bisa dengan cara lain, misalnya memberikan ilustrasi,
memberikan kondisi yang mempertentangkan, dll.
3. Ketepatan (akurasi)
Penggunaan setiap unsur keterampilan dasar mengajar dimaksudkan agar proses
pembelajaran bisa berjalan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu penggunaan
unsur-unsur keterampilan dasar mengajar harus memperhatikan aspek ketepatan
atau akurasi, sehingga dapat mencapai sasaran pembelajaran yang diharapkan.
Misalnya ketika menggunakan keterampilan dasar bertanya, jika melalui
pertanyaan yang diajukan oleh guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara, ternyata
tidak memancing respon siswa berarti mungkin cara atau materi pertanyaan yang
diajukan kurang tepat sehingga perlu diganti dengan cara bertanya yang lain.
4. Kebermanfaatan
Seperti halnya dengan prinsip-prinsip keterampilan dasar mengajar yang telah
dibahas sebelumbya, yang tidak kalah pentingnya bahwa unsur-unsur
keterampilan dasar mengajar yang diterapkan harus memiliki nilai manfaat atau
kegunaan terhadap penegembangan potensi siswa. Pembelajaran adalah proses
merubah perilaku siswa meliputi pengetahun, sikap maupun keterampilan. Dengan
demikian penggunaan keterampilan dasar mengajar harus memiliki nilai atau
manfaat untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran.
5. Membangkitkan perhatian dan motivasi
Perhatian dan motivasi termasuk kedalam prinsip pembelajaran, sebagai suatu
prinsip artinya perhatian dan motivasi termasuk untuk yang sangat menentukan
terhadap kualitas pembelajaran. Mengingat pentingnya perhatian dan motivasi,
maka penerapan unsur-unsur atau aspek pembelajaran harus membangkitkan
perhatian dan motivasi siswa. Sehingga selama proses pembelajaran berlangsung
10
perhatian dan motivasi siswa selalu terjaga dan tercurah pada kegiatan
pembelajaran yang dilakukan.
6. Menyenangkan
Suasana pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning) termasuk salah
satu unsur pembelajaran yang harus selalu diciptakan oleh guru, dosen, instruktur,
atau widyaiswara dalam membimbing proses pembelajaran. Melalui pembelajaran
yang menyenangkan siswa akan merasa betah, semangat, bahkan mungkin siswa
akan merasa bebas untuk melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan potensi
dan bakat yang dimilikinya. Oleh karena itu penggunaan unsur-unsur
keterampilan dasar mengajar harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
akrab dan menyenangkan bagi siswa.
E. Hakikat Hasil Belajar Dalam Metode Mengajar
Hasil belajar menurut Nana Sudjana (2010) adalah perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas yang mencakup bidang kognitif,
afektif dan psikomotorik. Menurut Sugiono (2011) belajar adalah suatu aktivitas atau
suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki prilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Sedangkan mengajar
adalah menanamkan pengetahuan pada anak. Hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya
sebalinya menurut Dimyati dan Mudjiono (2010) hasil belajar merupakan segala
sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang
dilakukannya. Hasil belajar juga adalah satu ukuran tingkat keberhasilan siswa
setelah menjalani proses belajar, dimana guru yang telah memberikan suatu sumber
belajar kepada siswanya.
Yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu dapat
dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai dalam proses penyusunan perencanaan program
pembelajaran. guru perlu menetapkan sumber apa yang dapat digunakan oleh siswa
agar mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sumber belajar merupakan
semua sumber pesan, bahan, alat, teknik dan latar yang dimanfaatkan sebagai sumber
untuk kegiatan belajar dan mengajar Supriadi (2017). Motivasi sebagai penggerak
semangat peserta didik. Selaras dengan pendapat Yuliandri (2016) mengemukakan
bahwa motivasi adalah penggerak yang ada pada diri peserta didik saat mengikuti
belajar mengajar. M enurut Ismawati, L. (2017) motivasi adalah dorongan internal dan
11
eksternal peserta didik dengan harapan adanya perubahan tingkah laku. Beberapa
sumber belajar yang bisa dimanfaatkan oleh guru khususnya dalam setting proses
pembelajaran didalam kelas di antaranya adalah:
1) Alat dan bahan pengajaran
2) Berbagai aktivitas dan kegiatan
3) Lingkungan atau setting
Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan
belajar. Dalam pelaksanaan metode ini siswa dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya
di rumah, mungkin juga diperpustakaan, di laboraturium, dan sebagainya. Metode ini
dapat mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak,
membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan
mengolah sendiri informasi. Tetapi dalam metode ini sulit mengawasi mengenai
kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara- cara mengajar
dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur, metode mengajar yang digunakan
untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk
memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan keterampilan dan sikap setiap
guru perlu mengetahui dan memahami tentang taraf kematangan dan taraf kesedian
belajar seorang siswa. Dengan demikian, dia akan mudah menentukan metode
mengajar apa yang akan dipergunkannya. Dalam proses penyusunan perencanaan
program pembelajaran guru perlu menetapkan sumber apa saja yang dapat digunakan
oleh siswa agar mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam proses
pembelajaran yang dianggap modern sesuai tuntutan standar proses pendidikan dan
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi
informasi, sumber belajar yang bisa dimanfaatkan oleh guru khususnya dalam setting
antara lain.
a. Alat dan bahan pengajaran
b. Berbagai aktivitas dan kegiatan
c. Lingkungan atau setting
13
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, F. (2021). Variasi Metode Mengajar Guru Dalam Mengatasi Kejenuhan Siswa Di
Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Paris Langkis, 2(1), 69-82.
B, Syaiful Djamarah dkk, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006
Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010
Fatimah, & Ratna, D. K. S. (2018). Strategi Belajar & Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Keterampilan Bahasa. Pena Literasi Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia, 1(2), 108–120. https://doi.org/10.24853/pl.1.2.108-11
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2010.
Yuliandri, M. (2016). Hubungan Motivasi Belajar Dalam Keterampilan Menulis Puisi Pada
Proses Pembelajaran. Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 1(1), 31–41.
14