Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

“Model Pembelajaran Inovatif”

STRATEGI PEMBELAJARAN

OLEH KELOMPOK 6:

1. Nada Adinda 21129078


2. Rahma Wadina 21129462
3. Viona Firsty Ananda 21129320
4. Rima Melati 21129471

LECTURER:
DRA. TIN INDRAWATI, M.pd
FIKHEN TRI WULANDARI , M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah SWT atas segala berkah-Nya sehingga tulisan ini dapat


disusun untuk Penyelesaian. Kami tidak lupa mengucapkan terima kasih atas
bantuan mereka yang telah berkontribusi oleh menyumbangkan pemikiran dan
materi.
Penulis berharap tulisan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Sebenarnya kami berharap tulisan ini dapat dipraktikkan oleh
pembaca dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penulis, kami merasa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan tulisan ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk alasan ini, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Padang, 27 November 2022

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................5
A. Pengertian Model Pembelajaran Inovatif........................................5
B. Ciri-ciri Model Pembelajaran Inovatif.............................................7
C. Macam – macam Model Pembelajaran Inovatif..............................8
D. Manfaat Pembelajaran Inovatif........................................................28
E. Kendala dalam menerapkan Pembelajaran Inovatif......................28
F. Solusi dalam menghadapi kendala yang dihadapi dalam menerapkan
Pembelajaran Inovatif........................................................................28
BAB III PENUTUP.........................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................31

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya belajar dilakukan oleh siapa saja, baik anak-anak maupun ma
nusia dewasa. Pada kenyataannya ada kewajiban bagi manusia dewasa atau or
ang-orang yang memiliki kompetensi lebih dahulu agar menyediakan ruang, w
aktu, dan kondisi agar terjadi proses belajar pada anak-anak. Dalam hal ini pro
ses belajar diharapkan terjadi secara optimal pada peserta didik melalui cara-c
ara yang dirancang dan difasilitasi oleh guru di sekolah. Dengan demikian dip
erlukan kegiatan pembelajaran yang disiapkan oleh guru.

Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah usaha memeng


aruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan kehe
ndaknya sendiri. Melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan mor
al keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaks
i dan pengalaman belajar. Pembelajaran berbeda dengan mengajar yang pada p
rinsipnya menggambarkan aktivitas guru, sedangkan pembelajaran menggamb
arkan aktivitas peserta didik.

B. Rumusan Masalah

A. Apa Pengertian Model Pembelajaran Inovatif


B. Apa Saja Ciri-Ciri Model Pembelajaran Inovatif
C. Apa Saja Macam – Macam Model Pembelajaran Inovatif
D. Apa Manfaat Pembelajaran Inovatif
E. Apa Saja Kendala Dalam Menerapkan Pembelajaran Inovatif
F. Apa Solusi Dalam Menghadapi Kendala Yang Dihadapi Dalam Menerapk
an Pembelajaran Inovatif

C. Tujuan

A. Mengetahui Pengertian Model Pembelajaran Inovatif


B. Mengetahui Ciri-ciri Model Pembelajaran Inovatif
C. Mengetahui Macam – macam Model Pembelajaran Inovatif
D. Mengetahui Manfaat Pembelajaran Inovatif
E. Mengetahui Kendala dalam menerapkan Pembelajaran Inovatif
F. Mengetahui Solusi dalam menghadapi kendala yang dihadapi dalam mener
apkan Pembelajaran Inovatif
BAB II

4
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Inovatif


Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang terg
ambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan ka
ta lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan s
uatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran dapat
pula diartikan sebagai suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan seba
gai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Dapat juga diartikan
suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digun
akan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegi
atan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Fungsi ut
ama model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar da
n para guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Dalam materi makalah ini, pembahasan berfokus pada model pembelajaran ya
ng inovatif. Ditinjau dar segi bahasa, Kata “inovatif” merupakan kata sifat dari
“inovasi” yang di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti “bersi
fat memperkenalkan sesuatu yang baru; bersifat pembaruan (kreasi baru).”
Tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan usaha dasar dan t
erencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Hemat penulis, kutipan UU No. 20 Tahun 2003 di atas merupakan salah satu l
andasan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran inovatif secara tersirat yan
g dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran yang memberikan kesempat
an pada peserta didik untuk membangun pengetahuan itu sendiri atau secara m
andiri. Dalam mewujudkan pembelajaran inovasi diperlukan adanya keterkaita
n model pembelajaran, media pembelajaran, dan yang paling utama yaitu strat
egi pembelajaran.

5
Dari hal di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inovatif adalah pembe
lajaran yang dirancang oleh guru, yang sifatnya baru, tidak seperti biasanya dil
akukan, dan bertujuan untuk memfasilitasi siswa dalam membangun pengetah
uan sendiri dalam rangka proses perubahan perilaku ke arah yang lebih baik se
suai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa. Beberapa guru menga
rtikan model “biasa” tersebut adalah model atau metode ceramah tradisional.
Dalam proses belajar mengajar, kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran m
erupakan bagian dari suatu sistem yang tak terpisahkan dengan pendidik dan p
eserta didik. Seperti halnya di atas, pembelajaran inovatif didesain oleh guru at
au instruktur merupakan metode yang baru agar mampu memfasilitasi peserta
didik mendapat kemajuan dalam setiap proses dan hasil belajar dengan tujuan
mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dengan menyeimbangkan fun
gsi otak kiri dan otak kanan. Pembelajaran inovatif ini dapat dilihat dari pesert
a didik kolaboratif dalam mengartikulasikan pikiran dan gagasan secara jelas d
an efektivitas melalui tutur lisan dan tulisan.
Dalam terminologi ini, terdapat dua makna dari model pembelajaran inovatif
ini yakni:
1. Model pembelajaran sebagai produk pemikiran inovatif, dan
2. Model pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk inovatif.
Agar dapat mewujudkan pembelajaran inovatif, maka dibutuhkan tenaga pendi
dik/guru yang dapat mengarahkan kepada hal demikian. Sebagaimana pernah
disinggung oleh pemakalah sebelumnya, salah satu kriteria guru yaitu harus m
emiliki profesionalitas dan mampu berinovasi. Tentu saja hal tersebut sangat t
epat mengingat kita berada di zaman yang serba ‘cepat’.
Guru profesional yang inovatif adalah guru yang selain memiliki kompetensi g
uru yang melebihi kompetensi guru profesional yang biasa, juga adalah guru p
rofesional yang di atas rata-rata.6 Oleh karenanya, untuk mencapai “di atas rat
a-rata” itu guru harus terus menambah dan memperluas ilmunya. Dengan begi
tu akan tercipta usaha pembaruan (inovasi), terutama pembaruan dalam pembe
lajaran.

6
Prof Abuddin Nata menjelaskan bahwa agar tercapainya kompetensi guru prof
esional dan inovatif diperlukan hal berikut:
1. Untuk dapat melakukan inovasi atau hal-hal baru, berarti ia (guru) haru
s terus menambah dan memperluas ilmunya.
2. Untuk mengetahui adanya hal-hal baru yang perlu diadakan, berarti ia
harus terus melakukan penelitian dan temuan baru yang dibutuhkan.
3. Untuk menawarkan atau mengganti yang lama dengan hal-hal baru, be
rarti harus ada keberanian, karena setiap ada inovasi baru membutuhka
n (menyebabkan) risiko berupa tenaga, waktu, biaya, sarana prasarana,
sumber daya manusia yang tidak sedikit.
Ada beberapa sebab dan alasan mengapa kita membutuhkan seorang guru prof
esional yang inovatif, yaitu:
1. Bidang pendidikan termasuk bidang sosial yang memiliki keterkaitan
dengan berbagai disiplin ilmu yang amat luas.
2. Tuntutan masyarakat pada umumnya dan dunia kerja pada khususnya t
erhadap pendidikan mudah berubah dan cenderung makin tinggi.
3. Terjadinya perubahan paradigma dalam pendidikan yang berdampak p
ada perubahan komponen pendidikan, terutama komponen tenaga pen
didik/guru, yakni kualifikasi guru.
4. Tuntutan abad 21, yaitu peningkatan berbagai pendekatan, metode pen
gajaran, kurikulum, media, dan alat-alat pengajaran.
Selain itu, Anik Ghufron menambahkan bahwa sebab kita membutuhkan guru
yang dapat menerapkan model pembelajaran inovatif ini karena model ini dini
lai relevan karena menjurus pada student centered learning, outcomes based le
arning, dan constructivism.
B. Ciri-ciri Model Pembelajaran Inovatif
Sebagaimana yang kita tahu, istilah model pembelajaran mempunyai makna y
ang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur pembelajaran. Model p
engajaran mempunyai ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode ata
u prosedur. Secara umum suatu model pembelajaran dianggap baik Menurut p
ara ahli apabila memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

7
1. Memiliki prosedur yang sistematik untuk memodifikasi perilaku siswa
2. Hasil belajar yang ditetapkan secara khusus yaitu perubahan perilaku si
swa secara positif.
3. Penetapan lingkungan belajar secara khusus dan kondusif.
4. Ukuran keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran sehingga b
isa menetapkan kriteria keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
5. Interaksi dengan lingkungan agar mendorong siswa lebih aktif dalam li
ngkungannya.
Hal senada juga dinyatakan oleh Aris Shoimin dalam bukunya bahwa ciri –ciri
model pembelajaran yang baik antara lain:
1. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengemba
ngnya
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar (t
ujuan pembelajaran yang akan dicapai);
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dila
ksanakan dengan berhasil. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tu
juan pembelajaran itu dapat tercapai.
Dari ciri-ciri di atas, penyusun menarik kesimpulan bahwa secara singkat mod
el pembelajaran inovatif adalah model yang digunakan guru dalam mengajar y
ang akan membawa peserta didik untuk berpikir inovatif. Suatu pembelajaran
yang inovatif tentu harus didasari oleh penetapan proses yang baik. Selain itu,
suatu model pembelajaran yang baik harus disusun dan dilandasi pemikiran ya
ng sistematis, logis, dan dapat berpengaruh pada peningkatan positif perilaku s
iswa baik ketika proses pembelajaran berlangsung ataupun pasca pembelajara
n tersebut dilaksanakan. Selanjutnya, lingkungan belajar yang telah ditetapkan
haruslah kondusif, sebagai pendorong agar siswa lebih aktif, dan agar tujuan p
embelajaran tercapai sesuai keinginan.
C. Macam-macam Model Pembelajaran Inovatif
Ada berbagai jenis model pembelajaran, baik yang bersifat kekinian maupun k
lasikal, jenis model pembelajaran akan berbagi 56 contoh model pembelajaran
terbaru yang bisa Anda aplikasikan.

8
1. Koperatif (CL, Cooperative Learning)
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial y
ang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggun
g jawab bersama, pemberian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan k
enyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan
untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jaw
ab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena k
operatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kek
urangan dan kelebihan masing-masing. Jadi model pembelajaran koperatif ada
lah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama salin
g membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, dan memahami
materi secara mendalam.
Alur pembelajaran koperatif adalah : informasi, pengarahan strategi, membent
uk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan mem
buat laporan.
2. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian ata
u tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyat
a kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari ma
teri yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi
konkret, dan suasana menjadi kondusif–nyaman dan menyenangkan.
Prinsip pembelajaran kontekstual adalah : siswa melakukan dan mengalami, ti
dak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.

Ada 7 indikator pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan mod


el lainnya, yaitu :
a. Modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tuju
an pengarahan-petunjuk, rambu- rambu, contoh).
b. Questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, menge
mbangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi).

9
c. Learning community (seluruh siswa berpartisipasi dalam belajar kelompo
k atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan).
d. Inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, mene
mukan.
e. Constructive (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-a
turan, analisis-sintesis).
f. Reflection (review, rangkuman, tindak lanjut).
g. Authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran
penilaian terhadap setiap aktvitas usaha siswa, penilaian portofolio, penil
aian seobjektif objektifnya darei berbagai aspek dengan berbagai cara).
3. Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)
Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada ketra
mpilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran la
ngsung. Alurnya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, lati
han terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut
dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).
4. Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin,
belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari at
au menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, atau algoritma).
Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran i
ni melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah ya
ng berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk mera
ngsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihar
a adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman da
n menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal. Indikator model pembelaj
aran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifi
kasi, investigasi, eksplorasi, sintesis, generalisasi, dan inkuiri.
5. Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Sigmund Freud di Belanda denga
n pola guided reinvention dalam mengkontruksi konsep-aturan melalui proces

10
s of mathematics, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, al
goritma, aturan uantuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses duni
a empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia r
asio, pengembangan matematika).
Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan pr
oses-aplikasi), pemahaman (menemukan informal dalam konteks melalui refle
ksi, informal ke formal), inter-internment (keterkaitan-intekoneksi antar konse
p), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (d
ari guru dalam penemuan).
6. Team-Work
Sebuah model pembelajaran terpadu yang memfokuskan diri pada pengemban
gan karakter kerja-sama, saling percaya, dan kolaborasi antar individu. Guru s
ebagai pembina wajib untuk menekankan pentingnya aspek dan cara bekerja s
ama yang baik demi mencapai tujuan bersama.
7. Problem Posing
Bentuk lain dari problem solving adalah problem posing, yaitu pemecahan ma
salah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi b
agian-bagian yang lebih simpel sehingga mudah dipahami. Alurnya adalah: pe
mahaman, jalan keluar, identifikasi, kekeliruan, cari alternatif, menyusun soal-
pertanyaan.
8. Problem Terbuka (OE, Open Ended)
Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang m
enyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan sol
usinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan
menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi, i
nteraksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi.
Siswa dituntut untuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pend
ekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa beragam. S
elanjutnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban ter
sebut. Dengan demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan proses d
aripada produk yang akan membentiuk pola pikir, keterbukaan, dan ragam ber

11
pikir. Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gun
akan gambar, diagram, table), kembangkan peremasalahan sesuai dengan kem
ampuan berpikir siswa, kaitkan dengan materi selanjutnya, siapkan rencana bi
mbingan (sedikit demi sedikit dilepas mandiri). Sintaknya adalah menyajikan
masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat respon siswa, bi
mbingan dan pengarahan, membuat kesimpulan.
9. Probing-Prompting
Mode pembelajaran Probing-Prompting adalah pembelajaran dengan cara gur
u menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali s
ehingga terjadi proses berpikir yang mengakitkan pengetahuan setiap siswa da
n pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.
Selanjutnya siswa mengkonstruksikan konsep-prinsip- aturan menjadi pengeta
huan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan. Dengan m
odel pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa s
ecara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, sis
wa tidak bisa menghindar dari prses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatka
n dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi suasana tegang, namu
n demikian bisa dibiasakan.
Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan d
isertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, sen
yum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceri
a. Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah a
dalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi.
10. Pembelajaran Bersiklus (Cycle Learning)
Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus,
mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri
dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan, eksplanasi
berarti menghenalkan konsep baru dan alternatif pemecahan, dan aplikasi bera
rti menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.
11. Examples Non Examples

12
Persiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompeten
si, sajikan gambar ditempel atau pakai OHP, dengan petunjuk guru sebagai fas
ilitator pendidikan peserta didik mencermati sajian, diskusi kelompok tentang
sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, valuas
i dan refleksi.
12. Numbered Heads Together
NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif dengan sintaks: peng
arahan, buat kelompok heterogen dan tiap peserta didik memiliki nomor terten
tu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk t
iap peserta didik tidak sama sesuai dengan nomor peserta didik, tiap peserta di
dik dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelomp
ok, presentasi kelompok dengan nomnor peserta didik yang sama sesuai tugas
masing- masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor p
erkembangan tiap peserta didik, umumkan hasil kuis dan beri reward.
13. Cooperative Script
Metode belajar dimana peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian secar
a lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari (Danserau c
s., 1985).
14. Time Token
Model ini digunakan (Arebds, 1998) untuk melatih dan mengembangkan ketra
mpilan sosial agar peserta didik tidak mendominasi pembicaraan atau diam sa
ma sekali.
15. Keliling Kelompok
Maksudnya agar masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan unt
uk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikir
an anggota lainnya
Caranya :
a. Salah satu peserta didik dalam masing-masing kelompok menilai denga
n memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang seda
ng mereka kerjakan
b. Peserta didik berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya

13
c. Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran ja
rum jam atau dari kiri ke kanan.
16. Two Stay Two Stray
Ini adalah salah satu model pembelajaran yang cukup terkenal. Cara melakuka
nnya adalah sebagai berikut :
a. Peserta didik bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat)
orang. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu ke
dua kelompok yang lain
b. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil k
erja dan informasi ke tamu mereka. Tamu mohon diri dan kembali ke k
elompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompo
k lain Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka.
17. Student Teams Achievement – Divisions (STAD)
STAD adalah salah suatu model pembelajaran koperatifdengan sintaks: pengar
ahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-mo
dul secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas,
kuis individual dan buat skor perkembangan tiap peserta didik atau kelompok,
umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.
18. Jigsaw (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978)
Model pembelajaran ini termasuk koperatif dengan sintaks seperti berikut ini :
Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan aj
ar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak peserta didik
dalam
kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, tiap kel
ompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang
sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal, pela
ksanaan tutorial pada kelompok asal oleh anggotan kelompok ahli, penyimpul
an dan evaluasi, refleksi.
19. Quiz

14
Model pembelajaran dengan memberikan quiz kepada siswa, baik berkelompo
k maupun individu. Cara ini sangat baik untuk menumbuhkan semangat bersai
ng dengan sehat.
20. Artikulasi
Artikulasi adalah mode pembelajaran dengan alur: penyampaian kompetensi, s
ajian materi, bentuk kelompok berpasangan sebangku, salah satu peserta didik
menyampaikan materi yang baru diterima kepada pasangannya kemudian berg
antian, presentasi di depan hasil diskusinya, guru sebagai fasilitator pendidika
n
membimbing peserta didik untuk menyimpulkan.
21. Mind Mapping
Pembelajaran ini sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal murid. Taha
pannya adalah: informasi kompetensi, sajian permasalahan terbuka, murid ber
kelompok untuk menanggapi dan membuat berbagai alternatif jawaban, presen
tasi hasil diskusi kelompok, murid membuat ksimpulan dari hasil setiap kelom
pok, evaluasi dan refleksi.
22. Make a Match Mencari Pasangan (Lorna Curran, 1994).
Guru sebagai fasilitator pendidikan menyiapkan kartu yang berisi persoalan-pe
rmasalahan dan kartu yang berisi jawabannya, setiap murid mencari dan mend
apatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap murid mencari k
artu jawaban yang cocok dengan persoalannya murid yang benar mendapat nil
ai reward, kartu dikumpul lagi dan dikocok, untuk badak berikutnya pembelaa
rn seperti babak pertama, penyimpulan dan evaluasi,
Langkah-langkah:
a. Guru sebagai fasilitator pendidikan menyiapkan beberapa kartu yang be
risi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebalikny
a satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
b. Setiap murid mendapat satu buah kartu.
c. Tiap murid memikirkan jawaban/ soal dari kartu yang dipegang.
d. Setiap murid mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok den
gan kartunya (soal jawaban).

15
e. Setiap murid yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu di
beri poin.
f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap murid mendapat kartu ya
ng berbeda dari sebelumnya
g. Demikian seterusnya.
h. Kesimpulan/penutup.
23. Reciprocal Learning
Weinstein & Meyer (1998) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran harus
memperhatikan empat hal, yaitu bagaimana murid belajar, mengingat, berpikir
dan memotivasi diri. Sedangkan Resnik (1999) mengatakan bahwa belajar efe
ktif dengan cara membaca bermakna, merangkum, bertanya, representasi, hipo
tesis. Untuk mewujudkan belajar efektif, Donna Meyer (1999) mengemukakan
cara pembelajaran resiprokal, yaitu: informasi, pengarahan, berkelompok men
gerjakan LKSD modul, membaca-merangkum.
24. SAVI
Model pembelajaran SAVI menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatka
n semua alat indra yang dimiliki murid. Istilah SAVI sendiri adalah kependeka
n dari: Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di ma
na belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa
belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, present
asi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi; Visualization ya
ng bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, m
enggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat pera
ga; Intellectual yang bermakna bahawa belajar haruslah menggunakan kemam
puan berpikir (minds-on) dan belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan
berlatih
menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemuka
n, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
25. TGT (Teams Games Tournament)
Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan murid heterogen, tugas tia
p kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelomp

16
ok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamik
ia kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok
suasana diskuisi nyaman dan menyenangkan sepeti dalam kondisi permainan
(games) yaitu dengan cara guru sebagai fasilitator pendidikan bersikap terbuka
ramah , lembut, santun, dan ada sajian guyonan. Setelah selesai kerja kelompo
k sajikan hasil kelompok sehuingga terjadi diskusi kelas. Jika waktunya memu
ngkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rang
ak mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian raport.
26. TAI (Team Assisted Individual)
Terjemahan bebas dari istilah di atas adalah Bantuan Individual dalam Kelom
pok (Bidak) dengan karateristirk bahwa (Driver, 1980) tanggung jawab belajar
adalah pada murid. Oleh karena itu murid harus membangun pengetahuan tida
k menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi guru-murid adalah negosia
si dan
bukan imposisi-intruksi. Tahapan Bidak menurut Slavin (1985) adalah: (1) bu
at kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupak modul, (2) murid belaj
ar kelompok dengan dibantu oleh murid pandai anggota kelompok secara indi
vidual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi, (3) pengh
argaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.
27. Demonstrative Model
Pembelajaran ini khusus untuk materi yang memerlukan peragaan media atau
eksperimen. Langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian gambaran umu
m materi bahan ajar, membagi tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok,
menunjuk murid atau kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya, dikusi
kelas, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
28. Explicit Instruction
Pembelajaran ini cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-
prosedural, langkah demi langkah bertahap. Tahapannya adalah: sajian inform
asi kompetensi, mendemontrasikan pengetahuan dan keterampilan prosedural,
membimbing pelatihan-penerapan, mengecek pemahaman dan balikan, penyi
mpulan dan evaluasi, refleksi.

17
29. Scramble
Tahapannya adalah: buatlah kartu soal sesuai marteri bahan ajar, buat kartu ja
waban dengan diacak nomornya, sajikan materi, membagikan kartu soal pada
kelompok dan kartu jawaban, murid berkelompok mengerjakan soal dan menc
ari kartu soal untuk jawaban yang cocok.
30. Flipped Classroom
Guru menyiapkan bahan dan materi pelajaran untuk dipelajari siswa sebelum
hari H. Pada saat pertemuan, guru hanya memberikan refleksi dan penguatan.
31. Picture and Picture
Sajian informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan berka
itan dengan materi, murid (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik, g
uru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai
materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.
32. Cooperative Script
Buat kelompok berpasangan sebangku, bagikan wacana materi bahan ajar, mu
rid mempelajari wacana dan membuat rangkuman, sajian hasil diskusi oleh sal
ah seorang dan yang lain menanggapi, bertukar peran, penyimpulan, evaluasi
dan refleksi.
33. LAPS-Heuristik
Heuristik adalah rangkaian pertanyaan yang bersifat tuntunan dalam rangaka s
olusi masalah. LAPS (Logan Avenue Problem Solving) dengan kata lain apa
masalahnya : adakah alternative, apakah bermanfaat, apakah solusinya, dan ba
gaimana sebaiknya mengerjakannya. Tahapan: pemahaman masalah, rencana,
solusi, dan pengecekan.
34. Improve
Improve singkatan dari Introducing new concept, Metakognitive questioning,
Practicing, Reviewing and reducing difficulty, Obtaining mastery, Verivicatio
n, Enrichment. Tahapannya adalah sajian pertanyaan untuk mengantarkan kon
sep, murid latian dan bertanya, balikan-perbnaikan- pengayaan-interaksi.
35. Treffinger

18
Pembelajaran kreatif dengan basis kematangan dan pengetahuan siap. Tahapan
keterbukaan-urun ide-penguatan, penggunaan ide kreatif-konflik internal-skill
proses rasa- pikir kreatif dalam pemecahan masalah secara mandiri melalui pe
manasan-minat kuriositi-tanya, kelompok-kerjasama, kebebasan-terbuka, rewa
rd.
36. VAK (Visualization, Auditory, Kinetics)
Model pebelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan
memperhatikan ketiga hal tersebut di atas, dengan perkataan lain manfaatkanla
h potensi siwa yang telah dimilikinya dengan melatih, mengembangkannya. Is
tilah tersebut sama halnya dengan istilah pada SAVI, dengan somatic ekuivale
n
dengan kinesthetic.
37. AIR (Auditory, Intellectual, Repetition)
Model pembelajaran ini mirip dengan SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pad
a Repetisi yaitu pengulangan yang bermakna pendalama, perluasan, pemantap
an dengan cara murid dilatih melalui pemberian tugas atau quis.
38. Kumon
Pembelajarn dengan mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual, d
an menjaga suasana nyaman-menyenangkan. Tahapansnya adalah: sajian kons
ep, latihan, tiap murid selesai tugas langsung diperiksa-dinilai, jika keliru lang
sung
dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi, lima kali salah guru membi
mbing.
39. Quantum
Memandang pelaksanaan pembelajaran seperti permainan musik orkestra-simf
oni. Guru harus menciptakan suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, pa
rtisipatif, dan saling menghargai. Prinsip quantum adalah semua berbicara-ber
makna, semua mempunyai tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha murid dib
eri reward. Strategi quantum adalah tumbuhkan minat , alami dengan dunia re
alitas murid, namai-buat generalisasi sampai konsep, demonstrasikan melalui

19
presentasi-komunikasi, ulangi dengan Tanya jawab-latihan-rangkuman, dan ra
yakan dengan reward dengan senyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-harapan.
40. Think Pair and Share (Frank Lyman, 1985)
Model pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan tahapans: Guru meny
ajikan materi klasikal, berikan persoalan kepada murid dan murid bekerja kelo
mpok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi k
elompok (share), kuis individual, buat skor perkembangan tiap murid, umumk
an hasil kuis dan berikan reward.
Langkah-langkah:
a. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
b. Murid diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disam
paikan guru.
c. Murid diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 ora
ng) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan ha
sil diskusinya.
e. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada
pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan p
ara murid.
f. Guru memberi kesimpulan.
41. Debat
Debat adalah model pembelajaran dengan sintaks: bagi kelas menjadi 2 kelom
pok kemudian duduk berhadapan, murid membaca materi bahan ajar untuk dic
ermati oleh masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh per
wakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya beg
itu setrusnya secara bergantian, guru membimbing membuat kesimpulan dan
menambahkannya biola perlu.
42. Role Playing
Tahapan dari model pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan skenario pemb
elajaran, menunjuk beberapa murid untuk mempelajari scenario tersebut, pem
bentukan kelompok murid, penyampaian kompetensi, menunjuk murid untuk

20
melakonkan skenario yang telah dipelajarinya, kelompok murid membahas pe
ran yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan penim
poulan dan refleksi.
Langkah-langkah:
a. Guru menyusun/ menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
b. Menunjuk beberapa murid untuk mempelajari skenario dalam waktu b
eberapa hari sebelum KBM.
c. Guru membentuk kelompok murid yang anggotanya 5 orang.
d. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
e. Memanggil para murid yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenari
o yang sudah dipersiapkan.
f. Masing-masing murid berada di kelompoknya sambil mengamati sken
ario yang sedang diperagakan.
g. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing murid diberikan lembar ke
rja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.
h. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
i. Guru memberikan kesimpulan secara umum.
j. Evaluasi.
43. Talking Stick
Tahapan pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan tongkat, sajian materi pok
ok, murid mebaca materi lengkap pada wacana, guru mengambil tongkat dan
memberikan tongkat kepada murid dan murid yang kebagian tongkat menjawa
b pertanyaan dari guru, tongkat diberikan kepad murid lain dan guru memberi
kan petanyaan lagi dan seterusnya, guru membimbing kesimpulan refleksi-eva
luasi.
44. Snowball Throwing
Tahapannya adalah: Informasi materi secara umum, membentuk kelompok, pe
manggilan ketua dan diberi tugas membahas materi tertentu di kelompok, bek
erja kelompok, tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada ke
lompok

21
lain, kelompok lain menjawab secara bergantian, penyuimpulan, refleksi dan e
valuasi.
Langkah-langkah:
a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing
ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-mas
ing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada
temannya.
d. Kemudian masing-masing murid diberikan satu lembar kertas kerja, un
tuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang
sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
e. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola da
n dilempar dari satu murid ke murid yang lain selama ± 15 menit.
f. Setelah murid dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan ke
pada murid untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas ber
bentuk bola tersebut secara bergantian.
g. Evaluasi.
h. Penutup
45. Student Facilitator and Explaining
Langkah-langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian materi, murid meng
embangkannya dan menjelaskan lagi ke murid lainnya, kesimpulan dan evalua
si, refleksi. Murid mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya.
Langkah-langkah:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi.
c. Memberikan kesempatan murid untuk menjelaskan kepada murid lainn
ya misalnya melalui bagan/peta konsep.
d. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari murid.
e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
46. Course Review

22
Langkah-langkahnya: informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk
pemantapan, murid atau kelompok menuliskan nomor sembarang dan dimasuk
kan ke dalam kotak, guru membacakan soal yang nomornya dipilih acak, muri
d yang punya nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhak me
njawab jika jawaban benar diberi skor dan murid menyambutnya dengan yel h
ore atau yang lainnya, pemberian reward, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
47. MDR (Multi Discourse Representation)
DMR adalah pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan, penggunaan,
dan pemanfaatan berbagai representasi dengan setting kelas dan kerja kelompo
k. Tahapannya adalah: persiapan, pendahuluan, pengemabangan, penerapan, d
an penutup.
48. Inside-Outside-Circle
IOC adalah mode pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan lingkaran b
esar (Spencer Kagan, 1993) di mana murid saling membagi informasi pada saa
t yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.
Tahapannya
adalah: Separuh dari jumlah murid membentuk lingkaran kecil menghadap kel
uar, separuhnya lagi membentuk lingkaran besar menghadap ke dalam, murid
yang berhadapan berbagi informasi secara bersamaan, murid yang berada di li
ngkran luar berputar keudian berbagi informasi kepada teman (baru) di depann
ya, dan seterusnya.
49. Tebak Kata
Langkah-langkah :
a. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 men
it.
b. Guru menyuruh murid berdiri berpasangan di depan kelas
c. Seorang murid diberi kartu yang berukuran 10 x 10 cm yang nanti dib
acakan pada pasangannya. Seorang murid yang lainnya diberi kartu ya
ng berukuran 5 x 2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudi
an ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga. Murid yang membaw
a kartu 10 x 10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya se

23
mentara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10 x 1
0 cm. Jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan tsb.
d. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasanga
n itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan,
murid boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung
memberi jawabannya.
50. MEA (Means-Ends Analysis)
Model pembelajaran ini adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan
masalah dengan tahapan: sajikan materi dengan pendekatan pemecahan masal
ah berbasis heuristik, elaborasi menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana,
identifikasi perbedaan, susun sub-sub masalah sehingga terjadli koneksivitas,
pilih strategi solusi
51. CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending)
Tahapannya adalah (C) koneksi informasi lama-baru dan antar konsep, (0) org
anisasi ide untuk memahami materi, (R) memikirkan kembali, mendalami, dan
menggali, (E) mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan menemukan.
52. SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
Pembelajaran ini adalah strategi membaca yang dapat mengembangkan meta k
ognitif murid, yaitu dengan menugaskan murid untuk membaca bahan belajar
secara seksama-cermat, dengan tahapan: Survey dengan mencermati teks baca
an dan mencatat-menandai kata kunci, Question dengan membuat pertanyaan
(mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), Re
ad dengan membaca teks dan cari jawabanya, Recite dengan pertimbangkan ja
waban yang diberikan (catat-bahas bersama), dan Review dengan cara meninj
au ulang menyeluruh
53. MID (Meaningful Instructional Design)
Model ini adalah pembnelajaran yang mengutamakan kebermaknaan belajar d
an efektifivitas dengan cara membuat kerangka kerja-aktivitas secara konseptu
al kognitif-konstruktivis.
Tahapannya adalah (1) lead-in dengan melakukan kegiatan yang terkait denga
n pengalaman, analisi pengalaman, dan konsep ide; (2) reconstruction melaku

24
kan fasilitasi pengalaan belajar; (3) production melalui ekspresi-apresiasi kons
ep.
54. KUASAI
Pembelajaran akan efektif dengan melibatkan enam tahap berikut ini, Kerangk
a pikir untuk sukses, Uraikan fakta sesuai dengan gaya belajar, Ambil pemakn
aan (mengetahui-memahami menggunakan-memaknai), Sertakan ingatan dan
hafalkan kata kunci serta koneksinya, Ajukan pengujian pemahaman, dan Intr
ospeksi melalui refleksi diri tentang gaya belajar.
55. DLPS (Double Loop Problem Solving)
DPLS adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan pe
nekanan pada pencarian kausal (penyebab) utama dari timbulnya masalah, jadi
berkenaan dengan jawaban untuk pertanyaan mengapa. Selanjutnya menyelesa
ikan masalah tersebut dengan cara menghilangkan gap yang menyebabkan
munculnya masalah tersebut.
Tahapannya adalah: identifkasi, deteksi kausal, solusi tentative, pertimbangan
solusi, analisis kausal, deteksi kausal lain, dan rencana solusi yang terpilih. La
ngkah penyelesdai maslah sebagai berikurt: menuliskan pernyataan masalah a
wal, mengelompokkan gejala, menuliskan pernyataan masalah yang telah dire
visi, mengidentifikasui kausal, imoplementasi solusi, identifikasi kausal utama,
menemukan pilihan solusi utama, dan implementasi solusi utama.
56. Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC)
Terjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis
secara koperatif – kelompok. Tahapannya adalah: membentuk kelompok heter
ogen 4 orang, guru memberikan wacana bahan bacaan sesuai dengan materi ba
han ajar, murid bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci, m
emberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaborati
fnya, presentasi hasil kelompok, refleksi.
Langkah-langkah:
a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.
b. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.

25
c. Murid bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan me
mberi tanggapan terhadap wacana/ kliping dan ditulis pada selembar kertas.
d. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok.
e. Guru membuat kesimpulan bersama Model Pembelajaran adalah semua rent
etan presentasi materi yang terdiri dari semua faktor mulai dari pra, sedang da
n pasca pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik. Dengan berbagai instr
umen yang dipakai secara tidak langsung maupun langsung dalam aktivitas be
lajar mengajar.
Model pembelajaran bisa dikatakan sebagai strategi atau pola yang dimanfaatk
an untuk membuat kurikulum, pengarahan bagi pengajar dan menyusun materi
siswa di kelas. Sehingga siswa bisa lebih efektif dan efisien dalam mendapatk
an ilmu pengetahuan. Dalam perjalanannya model pembelajaran memiliki ber
bagai metode untuk dimanfaatkan sebagai strategi pembelajaran. Ketika melih
at dari hakikatnya learning model memiliki sejumlah makna yang luas dari isti
lah seperti prosedur/pendekatan, strategi, metode maupun teknik & taktik pem
belajaran.
Berdasarkan Joyce dan Weil (1986:14-15) Model pembelajaran merupakan se
buah strategi dan metode pada aktivitas pembelajaran yang didalamnya terdap
at empat komponen, yakni:
a. Syntax (Sintaks),
Sintak adalah langkah, fase atau phasing dalam model pembelajaran yang man
a didalamnya menerangkan tentang tata cara penerapan yang dapat digambark
an secara konkret.
b. The social system (Sistem sosial),
Model pembelajaran dituntut untuk bisa mengungkapkan fakta akurat tentang
pengaruhnya kepada pendidik dan peserta didik saat aktivitas pembelajaran. P
ada sistem sosial ini pendidik bertugas sebagai pembimbing, penyedia, sumber
pertanyaan dan pengetahuan.
c. Principle of reaction (Prinsip Reaksi)
Ini adalah suatu komponen yang mana bagaimana cara pendidik dalam mempe
rlakukan peserta didiknya. Ada pula hal lain yang perlu dilakukan adalah baga

26
imana seorang pendidik harus dapat merespon tentang apa yang peserta didik l
akukan.
d. Support System (Sistem Pendukung)
Terdapat tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam sistem pendukung, ya
kni:
1) Bahan
2) Fasilitas/Sarana
3) Instrumen yang bisa dipakai untuk mendukung model pembelajaran.
Fungsi dari model pembelajaran sendiri adalah sebagai panduan bagi pendidik
saat melakukan aktivitas pembelajaran. Ini berarti ketika model pembelajaran
diterapkan maka model pembelajaran akan menjadi instrumen bagi para pendi
dik untuk menggerakan aktivitas pembelajaran. Adapun fungsi lain dari model
pembelajaran adalah untuk panduan bagi pencipta desain pembelajaran dan pe
ndidik untuk menentukan strategi dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran agar
tujuan pembelajaran bisa diraih dengan sukses.
D. Manfaat Pembelajaran Inovatif
Manfaat Pembelajaran Inovatif Manfaat yang di dapatkan dalam pembelajaran
inovatif adalah sebagai berikut :
1. Dapat menumbuh kembangkan pilar-pilar pembelajaran pada siswa, antar
a lain: learning to know (belajar mengetahui), learning to do (belajar berb
uat), learning to gether (belajar hidup bersama), dan learning to be (belaja
r menjadi seseorang).
2. Mampu mendorong siswa untuk mengembangkan semua potensi dirinya
secara maksimal, dengan ditandai oleh keterlibatan siswa secara aktif, kre
atif dan inovatif selama proses pembelajaran di sekolah
3. Mampu mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran atau tujuan pen
didikan.
4. Mampu mendorong siswa untuk melakukan perubahan perilaku secara po
sitif dalam berbagai aspek kehidupan (baik secara pribadi atau kelompok).
E. Kendala dalam menerapkan Pembelajaran Inovatif

27
1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk diterapkan pada pembelajaran
ini. Misalnya keterbatasan sarana laboratorium menyulitkan peserta didik
untuk melihat dan mengamati serta akhir menyimpulkan kejadian atau ko
nsep tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang panjang dibandingkan dengan metode p
embelajaran yang lain.
F. Solusi dalam menghadapi kendala yang dihadapi dalam menerapkan Pe
mbelajaran Inovatif
1. Guru harus selalu mengupdate perkembangan zaman terkait model pemb
elajaran inovasi dan terus ,mencoba untuk melakukan hal yang baru berd
asarkan zaman.
2. Guru harus mampu membuat rencana pembelajaran dengan baik dan men
etapkan waktu berdasarkan fase sehingga materi yang di ajarkan bisa ters
istematis dan tercapai kompetensinya.
3. Guru harus lebih kreatif merancang dengan menggunakan fitur atau aplik
asi pembelajaran yang terintegrasi dengan internet sehingga memudahkan
proses pembelajaran.
4. Membiasakan peserta didik menemukan masalah dan menguji masalah te
rsebut secara tim serta memecahkan masalah tersebut secara tim
5. Sekolah memberikan pembekalan dan evaluasi mengenai pembelajaran in
ovatif setiap tahun ajaran baru.

28
BAB III
PENUTUP

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergam


bar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pende
katan, metode, dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran dapat pula diartikan
sebagai suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dala
m merencanakan pembelajaran di kelas. Dapat juga diartikan suatu pendekatan ya
ng digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunaka


n, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pe
mbelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Fungsi utama model
pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dal
am melaksanakan pembelajaran.

Dalam materi makalah ini, pembahasan berfokus pada model pembelajaran yang i
novatif. Ditinjau dar segi bahasa, Kata “inovatif” merupakan kata sifat dari “inova

29
si” yang di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti “bersifat mempe
rkenalkan sesuatu yang baru; bersifat pembaruan (kreasi baru).”

Tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tent


ang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan usaha dasar dan terencan
a untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, Mulyo Rahardjo. 2012. Model pembelajaran inovatif.Bandung: PT Re


maja Rosdakarya

Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka cipta.

Gardner, 1999. Fisiologi Tanaman Buidaya Indonesia Unversity Press, Jakarta

Gunter, M., et al. 1990. Instruction: A Models Approach Boston: MA : Allyn & B
acon.

Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad. 2015. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM.
Jakarta: MBumi Aksara.

Hasibuan J.J. dan Moedjiono. 2006. Proses Belajar Mengajar.

Hidayati, dkk.2008.Pembelajaran Pendidikan SD.Jakarta: Departemen Nasional.

Isjoni. (2009). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta. Jakarta: PT Rineka Cipt


a.

30
Joy, B. and Weil,.2009, Model Of Teaching (edisi ke-8, cetaka ke 11) diterjahkan
oleh Achma fuwai dan Ateila mirza. Yogyakarta: pustaka belajar.

Mufarrokah, Anissatul. 2009. Strategi belajar mengajar. Nasution. (2011). Berba


gai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi
Aksara.

Rusman, 2011. Model-Model Pembelajaran; mengembangkan Profesionalisme G


uru. Jakarta: rajawali Press.

Savery, J.R, Duffy, Thomas. M 1995 Project Based Learning: An Intrectional Mo


del and Its Constructivist framework. Bloomingtoon: Indiana univ
ersity

Slameto,2003 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta: Rineka


Cipta.

Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah.

Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar Dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jaka
rta: Kencana Prenada Media Group.Yogyakarta: TERAS. Yoogya
karta: gava media

31

Anda mungkin juga menyukai