Disusun Oleh :
Kelompok 6/B
1. Lisdawati ( 2111010275)
2. Sodatul Hayati ( 2111010367)
3. Vita Kurnia ( 2111010451)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia Nya sehingga kami diberi kemudahan dalam penulisan makalah yang berjudul
MODEL DAN DESAIN PEMBELAJARAN. Penulis menyadari bahwa makalah ini
tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu semua kritik dan saran dari
pembaca akan penulis terima dengan senang hati sebagai evaluasi penulis untuk
pembuatan makalah selanjutnya.Dengan menyelesaikan makalah ini penulis
mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambahkan pengetahuan dan pemahaman
kepada para pembaca tentang makalah ini dapat kami selesaikan kerena adanaya
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak dan sumber. Oleh karena itu sudah
sepantasnya pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak, terutama Dosen Mata Kuliah Inovasi Pembelajaran yang telah
memberikan masukan demi kelancaran dan kelengkapan makalah ini. Semoga tulisan
yang jauh dari kata sempurna ini ada manfaatnya.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
Cover .................................................................................................................................. i
Kata Pengatar.....................................................................................................................ii
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................14
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah pendidikan yang masih dianggap penting untuk dipecahkan oleh bangsa
Indonesia, khususnya pendidikan Islam adalah mengenai rendahnya kualitas pendidikan
baik pendidikan persekolahan maupun luar persekolahan. Pendidikan menjadi tolok ukur
kemajuan negara jika hasil pendidikannya sesuai dengan tujuan pendidikan
Nasional. Dalam upaya perbaikan dan kemajuan pendidikan di Indonesia, pemerintah
memberikan peluang besar bagi lembaga – lembaga sekolah berupa otonomi sekolah
untuk mengelola sekolah mereka secara mandiri. Mereka diharapkan mampu mengelola
lembaga-lembaga dalam segala bidang baik dari masukan, proses sampai pada hasil dari
pendidikan tersebut.
Salah satu bidang yang perlu kita pelajari dari segi proses pendidikan. Proses
pendidikan akan mencakup masalah proses pembelajaran yang berhubungan langsung
dengan siswa sebagai subyek pendidikan. Banyak kita temui pembelajaran saat ini tidak
berorientasi pada bagimana siswa mendapatkan pengetahuan dengan mudah dan
memahami. Tetapi lebih pada sisi bagaimana mana materi tersampaikan sampai tuntas,
asumsinya bagi siswa materi tersebut sebatas “tahu”. Sehingga siswa lebih cenderung
memahami materi dari sisi”kulit”nya pengetahuan saja. Padahal pengetahuan itu dapat
diketahui melaui proses yang panjang mulai dari melihat, mengetahui, memahami,
melakukan sampai menghasilkan pengetahuan secara utuh. Terutama pada materi –
materi Pendidikan Agama Islam karena materi – materi ini tidak hanya mengangkat
materi sejarah, ibadah dan tauhid tetapi lebih kepada nilai – nilai akhlakul karimah.
Oleh karena itu fungsi guru sebagai fasilitator, motivator dan inovator pendidikan
dituntut melakukan perubahan minimal perbaikan proses pembelajaran melalui strategi
– strategi yang jitu. Agar siswa mampu memahami materi yang diajarkan hingga menjadi
nilai – nilai (karakter) dalam kehidupan siswa sehari – hari. Perbaikan terhadap proses
pembelajaran dapat dilakukan mulai dari penggunaan pendekatan, model, strategi,
metode hingga ketrampilan pembelajaran. Salah satu ketrampilan yang dapat kita
lakukan dengan penggunaan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien dengan
harapan pembelajaran dapat memposisikan siswa belajar dan dapat menggali potensi
siswa secara maksimal.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model dan desain pembelajaran?
2. Apa saja macam-macam model pembelajaran?
3. Apa saja komponen-komponen dalam desain pembelajaran?
4. Apa saja model-model desain pembelajaran?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui model dan desain pembelajaran
2. Untuk mengetahui macam-macam model pembelajaran
3. Untuk mengetahui komponen-komponen dalam desain pembelajaran
4. Untuk mengetahui model-model desain pembelajaran
5
BAB II
PEMBAHASAN
1 Wisnu Nugroho Aji, Model Pembelajaran Dick and Carey dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Kajian Linguistik
dan Sastra, Vol. 1 No. 2. Desember 2016, 119-126 (Klaten: Universitas Widya Dharma Klaten, 2016), h. 120
2 Wina Sanjaya,Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada, 2008), 65.
3 Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Dian Rakyat, 2009), h. 30
6
memang menjadi tema utama keberhasilan dalam proses menyebarkan Islam. Meskipun
dalam praktiknya, para wali ini menggunakan metode yang dinamis dan atraktif dalam
dialog dakwah dengan masyarakat. Walisongo juga menggunakan pendekatan-
pendekatan kolaboratif baik secara kultural maupun ilmiah teologis.4
4
Chairul anawar, multikulturalisme,globalisasi, dan tantangan Pendidikan (Yogyakarta: Diva Press: 2019), hal.182
5
Chairul anwar ,Pendidikan karakter, (Yogyakarta: DIVA PRESS, 2023), hal. 95.
6
Adi, A., Triyanto, dan Pamesti, G. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division
Dengan Pendekatan Open Ended Untuk Meningkatkan Tingkat Berpikir Kreatif Dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan Matematika Dan Matematika (Jpmm). Vol 1 No. 4. Hlm 61-80.
7
3. Model Bermain Peran (Role Playing)
Model bermain peran (role playing) dikembangkan oleh Fannie Shaftel dan George
Shaftel. Bermain peran merupakan suatu model pembelajaran, dimana peserta didik
diminta untuk memainkan peran tertentu, terutama yang berkaitan dengan masalah-
masalah sosial. Dalam pengertian yang sederhana, bermain peran merupakan usaha
untuk memecahkan masalah melalui peragaan tindakan (action).
Tujuan model pembelajaran bermain peran atau “role playing” menurut Joyce &
Weil adalah mendorong peserta didik untuk memiliki rasa ingin tahu mengenai nilai-
nilai perseorangan dan nila-nilai sosial dengan tingkah laku dan nilai-nilai mereka
sendiri sebagai sumber rasa ingin tahu mereka. Pengalaman belajar yang diperoleh
dari model ini meliputi kemampuan kerjasama, komunikatif, dan
menginterpretasikan suatu kejadian.
4. Model Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Model investigasi kelompok disusun oleh Herbert Thelen dan John Dewey. Model
ini mengambil model yang berlaku di dalam masyarakat, terutama mengenai cara
anggota masyarakat melakukan proses mekanisme sosial melalui serangkaian
kesepakatan sosial. Melalui kesepakatan-kesepakatan inilah peserta didik
mempelajari pengetahuan akademis dan melibatkan diri dalam pemecahan masalah
sosial. Model ini menuntut para peserta didik untuk memiliki kemampuan yang baik
dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok.
5. Model pembelajaran kooperatif merupakan terjemahan dari istilah cooperative
learning. Cooperative learning berasal dari kata cooperative, yang berati
mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya
sebagai satu kelompok atau sata tim. Cooperative Learning terdiri dari dua kata yaitu
cooperative dan learning Cooperative berarti bekerja sama dan fearning berarti
pembelajaran. Dari kedua kata tersebut dapat diambil pengertian yakni Cooperative
Learning merupakan suatu bentuk di dalauur bekerja sama dalant mencapai tujuan
pembelajaran.7
7
Chairul anwar.teori-teori Pendidikan klasik dan kontemporer, (Yogyakarta: IRCISoD, 2017),hal, 368.
8
2.3 Komponen utama dari desain pembelajaran.
1. Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) Adalah penjabaran kompetensi yang akan
dikuasai oleh pembelajar.
2. Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) yang perlu diketahui meliputi, karakteristik
mereka, kemampuan awal dan pra syarat.
3. Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang akan
dipelajari
4. Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau
mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar. Bahan Ajar, adalah format materi
yang akan diberikan kepada pembelajar.9
8
Chairul anwar ,hakikat manusia dalam Pendidikan, (Yogyakarta: SUKA-Press, 2023), hal. 173.
9
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 34 15 Benny A. Pribadi, Model
Desain...hlm. 114 Ibid....hlm. 115
9
ditetapkan10.Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup:
a. Mengidentitkasi tujuan umum pembelajaran
b. Melaksanakan analisis pengajaran
c. Mengidentifkasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
d. Merumuskan tujuan performansi
e. Mengembangkan butirbutir tes acuan patokan
f. Mengembangkan strategi pengajaran
g. Mengembangkan dan memilih material pengajaran
h. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
i. Merevisi bahan pembelajaran
j. Mendesain dan melakukan evaluasi sumatif
2. Model Kemp
Model Kemp memberikan bimbingan kepada para pemakainya untuk berfikir
tentang masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pengajaran. Model kemp ini
dirancang untuk menjawah tiga pertanyaan, yaitu:
a. Apa yang harus dipelajari (tujuan pengajaran)
b. Apa/bagaimana prosedur, dan sumber-sumber belajar apa yang tepat
untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan (kegiatan dan sumber
belajar).
c. Bagaimana kita tahu bahwa hasil belajar yang diharapkan telah tercapai
(cvaluasi).
Pada dasarnya, perencanaan dalam desain pembelajaran terdiri atas delapan
langkah:
a. Menentukan tujuan dan daftar topik, menetapkan tujuan umum untuk
pembelajaran tiap topiknya:
b. Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut
didesain
c. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat
dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar;
d. Menentukan isi meteri pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan;
10
Walter Dick & Lou Carey, Desain Instrustion yang Sistematis, (Boston: Library of Congress Cataloging-in-
Publication Data, 1937, h. 1
10
e. Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar
belakang pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik
f. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang
menyenagkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa
siswa akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan.
g. Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang
meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk
melaksanakan rencana pembelajaran,
h. Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan
pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali
beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan.
Perencanaan desain pembelajaran model Kemp dapat digunakan pada tingkat
sekolah dasar, sekolah lanjutan, maupun perguruan tinggi. Menurut Kemp. desain
pembelajaran terdiri dari banyak bagian dan fungsi yang saling berhubungan dan
harus dikerjakan secara logis agar mencapai apa yang dinginkan. Model desain
sistem instruksional yang dikembangkan oleh kemp merupakan model yang
berbentuk lingkaran. Model berbentuk lingkaran menunjukan adanya proses
kontinyu dalam menerapkan desain sistem pembelajaran.
3. Model ASSURE
Model pembelajaran ASSURE merupakan salah satu model yang dapat menuntun
pembelajar secara sistematis untuk merencanakan proses pembelajaran secara
efektif.11 Model desain pembelajaran ASSURE ini adalah suatu model desain
pembelajaran yang merupakan sebuah formulasi untuk kegiatan belajar mengajar
(KBM) yang berorientasi kelas. Model ASSURE merupakan jembatan antara peserta
didik, materi, dan media. Model ini bersifat praktis dan mudah diimplimentasikan
dalam mendesain aktivitas pembelajaran. Dalam menganalisis karakteristik siswa
sangat memudahkan untuk menentukan metode, media dan bahan ajar yang akan
digunakan, sehingga dapat menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif, efisien
dan menarik.
4. Model ADDIE
11
Prof. Dr. H. Wina sanjaya, Mpd, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010), 71-72.
11
Menurut Benny, ada satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih
generik yaitu model ADDIE (AnalysisDesign-Develop-Implement- Evaluate).
ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.
Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat
dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja
pelatihan itu sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
a. Analysis (analisa)
b. Design (desain/perancangan)
c. Development (pengembangan)d. Implementation (implementasi/eksekusi)
d. Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
12
Nasution S, Berbagai pendekatan dalam proses belajar & mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 94
12
BAB III
PENUTUPAN
1.1 Kesimpulan
Model pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas
pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara
merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi
pembelajaran tertentu. Herbert Simon mengartikan desain sebagai proses pemecahan
masalah yang memiliki tujuan untuk mencapai solusi terbaik dalam dalam memecahkan
masalah dengan memanfaatkan seumlah informasi yang tersedia.
Macam-macam model pembelajaran
1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
2. Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry Learning)
3. Model Bermain Peran ( Role Playing)
4. Model Investigasi Kelompok ( Group Investigation)
13
DAFTAR PUSTAKA
14