Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PEMBELAJARAN MENARIK

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengelolaan


Pembelajaran IPS Jurusan Tadris Ips Kelas 1C
Dosen Pengampu: Drs. Hj. Suniti Munir.,M.pd

Disusun oleh Kelompok 12:

Fakhri Awwaludin 1608104045


Yunita Anjani 2108104103
Raihan Hidayatullah 2108104094

IC
JURUSAN TADRIS IPS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT., karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini. Shalawat serta salam
seantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga serta
umatnya hingga akhir zaman.
Makalah yang yang membahas mengenai pembelajaran menarik disusun
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengelolaan Pembelajaran IPS
dalam Perkuliahan jurusan Tadris IPS, Insititut Agama Islam Negeri Syekh
Nurjati Cirebon.
Kami tim penulis menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya
mencapai kesempurnaan, hal ini dikarenakan keterbatasan kami dan masih perlu
banyak belajar. Oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan guna perbaikan
dalam pembuatan karya tulis sejenis lainnya. Dan kami pun berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kami penulis pada khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.

Cirebon, Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................i


DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ...........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................2
C. TUJUAN ................................................................................................2
D. MANFAAT PENULISAN .....................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................3
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN MENARIK...............................
B. STRATEGI PEMBELAJARAN MENARIK.....................................
C. FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN YANG MENARIK..............4
D. MEDIA PEMBELAJARAN MENARIK..........................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................11
A. KESIMPULAN.......................................................................................11
B. SARAN...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan investasi masa depan. Melalui pendidikan, peserta
didik dapat mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya. Peserta didik
dapat meningkatkan wawasan pengetahuannya dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Pendidikan berupaya untuk mewadahi potensi peserta didik dan membekali
peserta didik untuk menyiapkan kehidupan di masa yang akan datang. Pendidikan
erat kaitannya dengan proses pembelajaran atau kegiatan belajar. Keberadaan
guru menjadi salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar.

Dalam membelajarkan peserta didik, guru perlu mengembangkan kompetensi


dan tekniknya dalam mengajar. Seringkali guru kurang memperhatikan teknik
mengajar. Banyaknya mata pelajaran yang harus dikuasai oleh guru, membuat
para guru menerapkan metode ceramah dari hari ke hari sehingga peserta didik
merasa jenuh, bosan, bahkan malas-malasan mengikuti proses pembelajaran. Hal
tersebut berdampak pada penurunan prestasi belajar peserta didik. Sebagai
seorang guru, harus pandai mengelola kelas, mengemas suatu pembelajaran
menjadi menarik dan menyenangkan bagi peserta didik.

Guru dapat mengembangkan profesionalitasnya dalam mendidik.


Penyampaian pembelajaran dengan metode pembelajaran yang variatif menjadi
salah satu cara mengatasi kebosanan siswa dalam belajar. Hal ini dapat didukung
dengan penggunaan media pembelajaran yang berkualitas. Misalnya, guru dapat
menyajikan materi pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
Selain itu dengan berbagai metode-metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif
membuat para siswa tidak jenuh terhadap materi dan lebih berkembang. Memang,
menjadi guru sebaiknya up to date dengan perkembangan zaman. Menjadi guru
yang memiliki kemampuan teknologi baik akan mmembantu proses pembelajaran
siswa. Dengan suasana tersebut, diharapkan dapat mengubah suasana kebosanan
dalam belajar menjadi senang, lebih bergairah, dan termotivasi. Dengan demikian,
prestasi siswa sangat berpotensi mengalami kenaikan.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan beberapa masalah
yaitu :
1. Apa definisi pembelajaran menarik ?
2. Apa saja jenis-jenis pembelajaran menarik?
3. Faktor-faktor apa sajakah yang harus diperhatikan untuk menciptakan
pembelajaran yang menarik?
4. Media apa saja yang bisa digunakan untuk pembelajaran yang lebih
menarik?
C. TUJUAN
Dari rumusan masalah diatas maka dapat diketui tujuannya diantaranya
yaitu :
1. Mendeskripsikan pengertian pembelajaran menarik.
2. Mendeskripsikan Strategi-strategi yang bisa dilakukan agar
pembelajaran lebih menarik.
3. Mendeskripsikan faktor-faktor yang harus diperhaatikan untuk
menciptakan pembelajaran yang menarik.
4. Mengetahui macam-macam media yang bisa digunakan untuk
pembelajaran yang lebih menarik.
D. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat yang kami harapkan setelah melakukan kajian makalah
ini adalah :
Manfaat dari penulisan makalah ini dapat menambah khasanah dan
wawasan penyusun, yang diharapkan dapat menjadi ilmu yang akan
bermanfaat bagi penyusun kelak terutama dalam mengetahui materi tentang
masalah-masalah pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN MENARIK

Pembelajaran yang menarik adalah konsep belajar yang membantu guru


mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan
tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yaitu konstruktivisme
(constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiri), masyarakat
belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya
(authentic assessment).
Pembelajaran yang menarik merupakan suatu proses pendidikan yang holistik
dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang
dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dalam konteks kehidupan
mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural) sehingga siswa memiliki
pengetahuan atau keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (dutransfer)
dari satu permasalahan atau konteks ke permasalahan atau konteks lainnya.
Model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan prinsip dan teori ilmu
pengetahuan. Para ahli menyusun model-model pembelajaran berdasarkan
prinsip-prinsip pendidikan, teori-teori psikologis, sosiologis, psikiatri, analisis
sistem atau teori-teori lain (Joyce and Weil, 1980). Joyce & Weil mempelajari
model-model pembelajaran berdasarkan teori yang dikelompokkan menjadi empat
model pembelajaran.
Model tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai
kompetensi atau tujuan pembelajaran yang diharapkan. Joyce & Weil berpendapat
bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancangbahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas
atau yang lain (Joyce & Weil, 1980). Model pembelajaran dapat dijadikan pola
pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan
efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.
B. STRATEGI PEMBELAJARAN MENARIK

Dalam pengertian masalah belajar di atas, maka dapat dirincikan jenis-jenis


siswa yang mengalami permasalahan dalam belajar, yaitu sebagai berikut:

Siswa yang tidak mampu mencapai tujuan belajar atau hasil belajar sesuai
dengan pencapaian teman-teman seusianya yang ada dalam kelas yang sama.
Sesuai dengan tujuan belajar yang tercantum dalam Kurikulum bahwa siswa
dikatakan lulus atau tuntas dalam suatu pelajaran jika telah memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh tiap-tiap guru bidang
studi. KKM dibuat berdasarkan intake (pencapaian) siswa di dalam kelas. Apabila
seorang siswa tidak mencapai kriteria tersebut, maka yang bersangkutan dikatakan
bermasalah dalam pelajaran tersebut.

Siswa yang mengalami keterlambatan akademik, yakni siswa yang


diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi tetapi tidak menggunakan
kemampuannya secara optimal. Belum tentu semua siswa yang terdapat dalam
satu kelas memiliki kemampuan yang sama, ada beberapa siswa dengan
kemampuan intelegensi diatas rata-rata bahkan super. Kondisi inilah yang
menyebabkan si siswa cerdas ini harus menyesuaikan kebutuhan asupan
kecerdasannya dengan kemampuan teman-teman sekelasnya, sehingga siswa yang
seharusnya sudah berhak diatas teman-teman sebayanya dipaksa menerima
kondisi sekitarnya.

Siswa yang secara nyata tidak dapat mencapai kemampuannya sendiri


(tingkat IQ yang diatas rata-rata). Maksudnya, yaitu siswa yang memiliki
intelegensi diatas rata-rata normal tetapi tidak mencapai tujuan belajar yang
optimal. Misalnya KKM pada Mata Pelajaran A sebanyak 65, kemudian nilai
yang dicapainya 70. Padahal seharusnya dengan tingkat intelegensi seperti itu,
yang bersangkutan bisa mendapat nilai minimal 80 bahkan lebih.

Siswa yang kekurangan motivasi dalam belajar, yakni keadaan atau


kondisi siswa yang kurang bersemangat dalam belajar seperti jera dan bermalas-
malasan. Siswa yang seperti ini biasanya didukung oleh kondisi atau lingkungan
apatis, yang tidak peduli terhadap perkembangan belajar siswa. Lingkungan
keluarga yang apatis, yang tidak berperan dalam

proses belajar anak bisa menyebabkan si anak menjadi masa bodoh,


sehingga belajar menjadi kebutuhan yang sekedarnya saja. Lingkungan
masyarakat yang merupakan media sosialisasi turut berperan penting dalam proses
memotivasi siswa itu sendiri.

Siswa yang sering tidak mengikuti proses belajar mengajar di kelas, yaitu
siswa-siswa yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka waktu yang
cukup lama sehingga kehilanggan sebagian besar kegiatan belajarnya. Seringkali
materi pelajaran yang telah disampaikan oleh Guru pada pertemuan jauh
sebelumnya kemudian siswa dituntut untuk mengikuti dan menguasai materi
pelajaran dalam waktu yang relatif singkat menyebabkan si siswa menjadi
tertekan dan terbebani oleh materi belajar yang banyak.

C. FAKTOR PENYEBAB MASALAH BELAJAR

Kesulitan belajar ini merupakan suatu gejala yang nampak dalam berbagai
jenis pernyataan (manifestasi). Karena guru bertanggung jawab terhadap proses
belajar-mengajar, maka ia seharusnya memahami manifestasi gejala-gejala
kesulitan belajar. Pemahaman ini merupakan dasar dalam usaha memberikan
bantuan kepada murid yang mengalami kesulitan belajar.
Pada dasarnya dari setiap jenis-jenis masalah, khususnya dalam masalah
belajar, cenderung bersumber dari faktor-faktor yang melatarbelakanginya
(penyebabnya ). 

Seorang guru setelah mengetahui siapa murid yang bermasalah dalam belajar
serta jenis masalah apa yang dihadapinya. Selanjutnya guru dapat melaksanakan
tahap berikutnya, yaitu mencari sebab-sebab terjadinya masalah yang dialami
murid dalam belajar. Meskipun seorang guru tidak mudah menentukan sebab-
sebab terjadi masalah yang sesungguhnya, karena masalah belajar cenderung
sangat kompleks.

Pada garis besarnya sebab-sebab timbulnya masalah belajar pada murid dapat
dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu :

 Faktor-faktor Internal (faktor-faktor yang berada pada diri murid itu


sendiri).

Dalam belajar siswa mengalami beragam masalah, jika mereka dapat


menyelesaikannya maka mereka tidak akan mengalami masalah atau kesulitan
dalam belajar. Terdapat berbagi faktor intern dalam diri siswa, yaitu:

1. Gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan,


alat bicara, gangguan panca indera, cacat tubuh, serta penyakit menahan ( alergi,
asma, dan sebagainya ).

2. Ketidakseimbangan mental ( adanya gangguan dalam fungsi mental ),


pertimenampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf kecerdasannya
cenderung kurang.

3. Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa


menyesuaikan diri (maladjustment ), tercekam rasa takut, benci, dan antipati serta
ketidakmatangan emosi.
4. Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap salah seperti kurang
perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar, dan sering
bolos atau tidak mengikuti pelajaran.

 Faktor Eksternal (faktor-faktor yang timbul dari luar diri individu)

Proses belajar didorong oleh motivasi intrinsik siswa. Disamping itu proses
belajar juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat, bila didorong oleh
lingkungan siswa. Dengan kata lain aktivitas belajar dapat meningkat bila
program pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajaran sebagai
rekayasa pendidikan guru di sekolah merupakan faktor eksternal belajar. Ditinjau
dari segi siswa, maka ditemukan beberapa faktor eksternal yang berpengaruh pada
aktivitas belajar diantaranya;

yang berasal dari Sekolah, antara lain :

1. Sifat kurikulum yang kurang fleksibel


2. Terlalu berat beban belajar (murid) dan atau mengajar (guru)
3. Metode mengajar yang kurang memadai
4. Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar

Dari Keluarga (rumah), antara lain :

1.  Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis.


2. Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya
3. Keadaan ekonomi.

Selain faktor-faktor yang bersifat umum di atas, ada pula faktor-faktor lain
yang juga menimbulkan kesulitan belajar siswa. Diantaranya faktor-faktor yang
dapat dipandang sebagai faktor khusus ini ialah sindrom psikologis berupa
learning disability (ketidakmampuan belajar). Sindrom (syndrome) yang berarti
satuan gejala yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis (Reber,
1988) yang menimbulkan kesulitan belajar itu terdiri atas:
1) Disleksia (dyslexia), yakni ketidakmampuan belajar membaca,

2) Disgrafia (dysgraphia), yakni ketidakmampuan belajar menulis,

3) Diskalkulia (dyscalculia), yakni ketidakmampuan belajar matematika.

Namun demikian, siswa yang mengalami sindrom-sindrom di atas secara


umum sebenarnya memiliki potensi IQ yang normal bahkan diantaranya ada yang
memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan belajar siswa
yang menderita sindrom-sindrom tadi mungkin hanya disebabkan oleh adanya
minimal brain dysfunction, yaitu gangguan ringan pada otak (Lask, 1985, Reber,
1988).

D. SOLUSI MENGATASI MASALAH BELAJAR

Pengetahuan mengenai kesulitan belajar masih sangat rendah di masyarakat.


Perlu adanya edukasi bagaimana cara mengatasi kesulitan belajar agar memiliki
solusi tepat untuk membimbing anak. Anak dengan kesulitan belajar sebenarnya
cerdas atau lebih pintar dari rekan-rekan mereka. Tetapi mereka mungkin
memiliki kekurangan pada titik tertentu seperti kesulitan membaca, menulis,
mengeja, penalaran, mengingat, dan / atau mengorganisir informasi apabila
disuruh untuk mencari hal-hal sendiri atau jika diajarkan dengan cara
konvensional. Inilah yang membuat kita memiliki kewajiban untuk selalu
memperhatikan anak yang memiliki learning disability. Berikut ini beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah dalam kegiatan belajar;

A. Mengatasi masalah belajar dalam segi akademik:

1. Menggunakan metode pembelajaran prior knowledge


Menggunakan metode pembelajaran dengan mengaktifkan prior
knowledge atau pengetahuan awal siswa yang sudah dimiliki sebelumnya untuk
mempelajari materi baru yang masih berhubungan. Penggunaan pengetahuan awal
akan memudahkan siswa mengingat materi baru sesuai konteks materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Prior knowledge salah satunya dapat dilakukan dengan
memberikan tugas membaca materi di rumah yang akan dipelajari esok hari.
2. Menggunakan mind mapping
Mengajarkan kemampuan pembelajaran untuk belajar, karena sebagian siswa
dengan kesulitan belajar tidak memiliki strategi yang baik untuk belajar.
Contohnya siswa dapat diajarkan membuat catatan atau mind map untuk
mempermudah siswa dalam belajar.
3. Sering memberikan umpan balik
Siswa dengan kesulitan belajar memiliki keterbatasan tidak sanggup
mengerjakan tugas atau belajar dalam jangka waktu panjang. Sehingga guru
disarankan untuk memberikan tugas yang singkat dan konkret yang langsung
diberi nilai.

4. Pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif


Menggunakan strategi pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam
pelajaran. Siswa dengan kesulitan belajar cenderung berkinerja lebih baik jika
mereka terlibat secara aktif dalam pelajaran. Guru dapat menggunakan metode
kooperatif dan proyek praktis. Cara mengatasi kesulitan belajar dengan
melibatkan siswa ini memerlukan kesabaran dan keuletan guru.

5. Self-monitoring
Self-monitoring bertujuan agar siswa mampu menjaga dan mengontrol
perilakunya yang dimunculkan. Terdapat dua komponen: self-evaluation dan self-
recording. Contohnya, siswa yang telah menyelesaikan tugas matematika dapat
mengevaluasi pekerjaannya dengan melihat jawaban benar dan melaporkan
berapa jawaban benar yang dia kerjakan. Setelah beberapa hari menyelesaikan
beberapa tugas matematika, guru dan siswa dapat melihat laporan kemajuan
belajar matematika siswa. Dari sini guru dapat mengetahui apakah siswa masih
mengalami kesulitan di konsep matematika tertentu atau tidak.
6. Scaffolded instruction
Guru menyediakan asisten kepada siswa dalam mempelajari materi atau tugas-
tugas baru, dan secara perlahan mengurangi kehadiran asisten kepada anak
sehingga anak dapat belajar secara mandiri.

7. Reciprocal teaching
Reciprocal teaching meliputi dialog interaktif antara guru dan siswa yang
memunculkan hubungan yang lebih dekat antara siswa dan guru. Guru
memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas dengan cara tahapan
penyelesaian tugas, namun guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk
menggunakan asumsi mereka sendiri dalam menyelesaikan tugas.
Cara mengatasi kesulitan belajar menggunakan reciprocal teaching akan
meningkatkan kedekatan guru dengan siswanya, sehingga siswa akan termotivasi
untuk menggali kemampuan dirinya. Contohnya guru memberikan tugas
membedakan tumbuhan berkayu dan tidak berkayu, guru bertanya pada siswa
tumbuhan berkayu itu seperti apa dan yang tidak berkayu seperti apa. Kemudian
siswa diberi kebebasan untuk menyebutkan contoh dan mencari ciri-ciri lain dari
tumbuhan berkayu dan tidak berkayu.
8. Instruksi secara langsung (direct instruction)
Fokus kepada proses dari instruksi yang disampaikan. Program ini dapat
diterapkan pada beberapa bidang akademis, seperti membaca, berhitung, sains,
sosial dan lain sebagainya. Instruksi disampaikan dengan langsung bertatap muka
kepada siswa, serta dilakukan secara bertahap sesuai dengan materi yang akan
dipelajari serta menekankan program praktek (practice) dan penyampaian materi
yang berulang (drill).

9. Peer tutoring
Guru menyusun program pembelajaran dengan cara mengelompokkan siswa-
siswa dalam beberapa kelompok dan kemudian menetapkan siswa yang memiliki
kemampuan yang lebih untuk membantu teman-teman yang lain dalam
memahami materi yang dipelajari. Bekerjasama dengan teman sekelas, dapat
meningkatkan keefektifan dalam belajar, didukung oleh adanya kebebasan dalam
menyampaikan materi sesuai dengan analogi yang dimiliki dan tepat dengan
tujuan pembelajaran.

10. Self-instruction

Guru mengajarkan siswa untuk menyadari jenis-jenis pemecahan masalah


terhadap tugas-tugas yang dihadapi, kemudian diaplikasikan dalam perilaku yang
dimunculkan tanpa dikontrol atau instruksi secara verbal. Cara mengatasi
kesulitan belajar dengan self-instruction tepat digunakan untuk siswa kelas 5
hingga 6 yang mengalami kesulitan belajar. Terdapat 5 langkah dalam
menerapkan self-instruction:
 Mendefinisikan masalah : “Apa yang harus saya lakukan?”
 Rencana : “Bagaimana saya dapat menyelesaikan tugas ini?”
 Penggunaan strategi : “Lima tahap strategi akan membantu saya mencari
kata-kata penting?”
 Self-evaluation : “Bagaimana tugas yang telah saya selesaikan?”
 Self-reinforcement : “Kerja bagus. Aku dapat menyelesaikan tugas
dengan baik”.

B. Mengatasi masalah belajar dalam segi non-Akademik

Selain itu juga perlu dilakukan pembinaan baik itu oleh guru maupun orang
tua terhadap peserta didik agar peserta didik mempunyai etika maupun prilaku
yang baik, terbentuknya karakter yang baik, mempunyai motivasi atau dorongan
untuk bergerak maju sehingga peserta didik mampu menjadi peserta didik yang
berintelektual, berakhlakul karimah, mempunyai mental yang kuat, mempunyai
jiwa sosial yang tinggi dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan
menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.

Masalah-masalah Belajar juga bisa diartikan segala masalah yang terjadi


selama proses belajar itu sendiri. Masalah-masalah belajar tetap akan dijumpai.
Hal ini merupakan pertanda bahwa belajar merupakan kegiatan yang dinamis,
sehingga perlu secara terus menerus mencermati perubahan-perubahan yang
terjadi pada siswa.

Berbagai masalah pasti akan muncul, tak terkecuali didalam pembelajaran


antaralain; kurangnya motivasi belajar, ketidakmampuan siswa dalam memahami
materi, keterbatasan dalam berbagai hal (misalnya: biaya, waktu, fisik dll), prilaku
dan etika yang kurang sesuai dengan norma, siswa tidak hadir didalam kegiatan
belajar mengajar serta metode belajar yang salah juga merupakan jenis-jenis
masalah yang ada didalam pembelajaran. Maka dari itu masalah masalah tersebut
harus kita cari tau faktor penyebabnya apa saja dan setelah itu kita cari solusi
untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan pembelajaran tersebut dengan
berbagai pendekatan, sehingga masalah tersebut bisa terselesaikan atau teratasi.

B. SARAN
Pada penyajian dalam makalah ini mungkin belum menampilkan penjelasan-
penjelasan secara mendalam. Selain itu penulis juga meminta kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sehingga penulis dapan mengupgrade diri lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pendidikanekonomi.com/2016/02/model-pembelajaran-yang-
menarik.html

diakses pada 27/11/2021 21:52 WIB

Anda mungkin juga menyukai