2. Dr. Reni Nur Eriyani, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing atas arahan dan
bimbingannya.
3. Ibu Siti Ansoriyah, S.Pd., M.Pd. selaku pengajar kelas 3 Bahasa Indonesia.
5. Ibu Agus Iriani, S.Pd., Aud. selaku pengajar praktik yang senantiasa sabar
dan ikhlas memberikan dorongan dan arahan selama Program Guru
Penggerak Angkatan 6.
7. Suami dan keluarga besar serta para sahabat yang tidak bisa disebut satu
persatu atas dukungan yang selalu diberikan.
ii
Semoga tugas laporan ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang
bermanfaat bagi insan pendidikan secara khusus dan masyarakat luas. Terlebih,
semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi warga SMP PL Santo
Albertus Ketapang.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ……………………………………………………... ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………...... iv
RINGKASAN …………………………………………………………….... v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan yang Telah Dilakukan ...………………... 1
1.2 Tujuan Kegiatan……………………………………………………. 2
1.3 Manfaat Kegiatan…………………………………………………... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi ……………………………...……… 4
2.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak…………………………………... 6
2.5 Visi Guru Penggerak……………………………………………….. 8
2.6 Budaya Positif……………………………………………………… 10
BAB III PENUTUP
3.1 Refleksi…………………………………………………………….... 12
3.2 Tindak Lanjut ………………………………………………………. 13
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 16
iv
v
RINGKASAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
guru juga dituntut mampu menjadi coach untuk dirinya sendiri dalam
menyelesaikan permasalahan. Pengambilan keputusan guru dalam
menyelesaikan permasalahan di dalam kelas tentunya membutuhkan
berbagai pertimbangan-pertimbangan sehingga keputusan yang diambil
tepat sasaran untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Maka dari itu
perlu adanya empat paradigma dilema etika, tiga prinsip dilema etika, dan
9 langkah pengujian keputusan sebagai bentuk desain langkah-langkah
guru dalam menyelesaikan permasalahannya. Dari berbagai masalah yang
harus diselesaikan oleh guru, pemanfaatan sumber daya yang ada di
lingkungan sekolah harus lebih maksimal. Maka guru perlu menguasai
keterampilan mengembangkan dan memanfaatkan aset-aset yang ada
untuk mengembangkan sekolah.
Dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
murid tentunya ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru,
sehingga pembelajaran yang dilakukan efektif dan efisien. Berdasarkan
uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana Guru memenuhi kebutuhan belajar murid melalui
pembelajaran berdiferensiasi?
2. Bagaimana penerapan pembelajaran sosial emosional untuk memenuhi
kebutuhan murid?
3. Bagaimana guru menggunakan Teknik coaching untuk menuntun murid
atau rekan sejawat untuk menyelesaikan permasalahannya secara
mandiri?
4. Bagaimana pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran?
5. Bagaimana guru mampu memanfaatkan aset yang ada
untuk mengembangkan sumber daya di sekolah?
2
berikut:
Berdasarkan tujuan kegiatan yang telah diuraikan dapat ditarik manfaat dari
kegiatan pemahaman dan penerapan modul 2 terkait dengan materi praktik
pembelajaran yang berpihak pada murid adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru mampu memenuhi kebutuhan
murid berdasarkan profil belajar, gaya belajar, dan minat murid.
2. Menumbuhkan rasa empati murid melalui pembelajaran sosial
emosional.
3. Murid / teman sejawat mampu menyelesaikan masalahnya secara
mandiri.
4. Guru mampu mengambil keputusan yang tepat dalam menjalankan
perannya sebagai pemimpin pembelajaran.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
lampiran. Kemudian beberapa kuis teka-teki silang online saya tambahkan
sebagai pertanyaan pemantik. Materi yang saya sajikan selain dengan
menggunakan video pembelajaran sebagai materi Berpidato Persuasif juga ada
materi menggunakan power point. Berdasarkan pembelajaran berdiferensiasi
yang telah dilakukan pada 30 murid yang ada mengalami peningkatan hasil
belajar.
Dari pemaparan materi diatas, jika dikaitkan antara materi PSE Guru
Penggerak dengan materi modul pedagogi dan Profesional pada
Pendidikan Profesi Guru (PPG) sudah relevan dan sangat sesuai dengan
substansi yang diharapkan dari materi mata kuliah Pendidikan Profesi
Guru (PPG).
6
sekolah sasarannya adalah teman sejawat. Permasalahannya yang dihadapi oleh
coachee adalah tentang bagaimana menyajikan pembelajaran yang inovatif
sehingga mampu meningkatkan motivasi murid di dalam kelas. Kegiatan
tersebut dapat dilihat pada lampiran.
7
2.5 Kepemimpinan dalam Pengembangan Sumber Daya
Mulyasa (2022) dalam bukunya menjelaskan bahwa pemimpin harus
memiliki rasa tanggungjawab atas amanah yang berikan. Guru memiliki peran
yang sangat penting yaitu menjadi pemimpin pembelajaran. Sebagai
pemimpin harus memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan
sekolahnya, mengevaluasi hasil pemetaan potensi sumber daya sekolahnya
yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran
murid, dan juga memahami cara berpikir dengan pendekatan asset-based
thinking. Fortner (2021) dalam penelitiannya berjudul Embracing Asset-
Based School Leadership Dispositions in Advancing True Equity and
Academic Achievement for Students Living in Poverty, mengungkapkan
bahwa setiap institusi yang ingin bertumbuh dan berkembang dengan baik
maka harus mengetahui aset yang ada pada dirinya dan bagaimana cara
mengembangkannya.
Pada aksi nyata yang saya lakukan pada modul kepemimpinan dalam
pengembangan sumber daya adalah mengidentifikasi aset yang ada di sekolah
untuk memaksimalkan pembelajaran. Setelah memetakan aset yang ada di
sekolah, pada tahap berikutnya saya membuat sebuah pembelajaran berbasis
aset. Salah satu aset yang sangat menonjol adalah guru- guru di SMP PL
Santo Albertus Ketapang. Pada setiap tingkat kelas dikelola oleh wali kelas
dengan tanggungjawab yang sudah mereka pahami sebelumnya.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Refleksi
9
Pada aksi nyata yang telah saya lakukan pada modul dua dan tiga ini adalah
sebagai implementasi pembelajaran yang berpihak kepada kebutuhan murid.
Hal ini terlihat dengan program-program pembelajaran berdiferensiasi, sosial
emosional, dan berbasis aset. Kegiatan pembelajaran tersebut tentunya akan
berjalan dengan baik didukung dengan keterampilan-keterampilan yang harus
dikuasai seperti teknik coaching, keterampilan mengendalikan emosi
menggunakan teknik STOP dan lain sebagainya.
Pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan bertujuan untuk menyajikan
pembelajaran yang bermakna berdasarkan gaya belajar, minat dan juga profil
belajar murid. Sedangkan pembelajaran sosial emosional bertujuan untuk
memasukkan kegiatan mengasah keterampilan sosial emosional yang
diintegrasikan ke dalam pembelajaran di dalam kelas. Sedangkan pembelajaran
berbasis aset yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan pembelajaran
sesuai dengan aset yang dimiliki oleh sekolah.
Beberapa kendala yang saya alami pada penerapan kegiatan ini adalah
kurangnya fasilitas yang memadai, juga minimnya waktu layanan saya di kelas
tiap harinya sehinga kesempatan untuk memberi layanan klasikal sangat
terbatas.
10
3.2 Tindak Lanjut
Berdasarkan refleksi yang telah saya lakukan perlu adanya tindak lanjut
sebagai berikut:
Berdasarkan refleksi dan tindak lanjut yang telah dibuat di atas maka
diharapkan pada masa yang akan datang dapat dijalankan dengan maksimal dan
lebih baik. Pada intinya pengembangan pembelajaran di dalam kelas
diimplementasikan dengan tujuan untuk lebih menggali potensi murid yang ada
di dalam kelas.
11
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Dharma, S.Si M.B.A. Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional.
2022. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Aditya Dharma, S.Si M.B.A. Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak. 2022.
Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Aditya Dharma, S.Si M.B.A. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak. 2022. Jakarta:
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Aditya Dharma, S.Si M.B.A. Modul 1.4 Budaya Positif. 2022. Jakarta: Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
12
LAMPIRAN-LAMPIRAN
13
14
SISWA MENEMPELKAN HASIL
KEYAKINAN KELAS YANG TELAH DISEPAKATI
15
SISWA MENEMPELKAN HASIL KEYAKINAN
KELAS DAN KELAS IMPIAN YANG TELAH
DISEPAKATI
16
17