Anda di halaman 1dari 29

Laporan 2

Desain Pembelajaran
Inovatif

Arif Noor Imam Hanafi


201500373265
Teknologi Konstruksi dan Properti

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KOTA
MEDAN 2022
KATA PENGANTAR

Bismillah, Alhamdulillah, Shollallohu'ala Sayyidina Muhammad SAW. Puji


syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga tugas laporan 2
tentang " Desain Pembelajaran Inovatif " ini dapat tersusun dengan baik.
Sholawat beserta Salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
syafa'atnya semoga selalu tercurah kepada kita, baik di dunia ini sampai di
yaumil hisab nanti. Aamiin.
Saya mengucapkan terima kasih juga atas bantuan panitia PPG LPTK
Universitas Negeri Medan (UNIMED) selaku penyelenggara dan rekan-rekan
Kategori I gelombang 2 PPG Dalam Jabatan Universitas Negeri Medan
(UNIMED) tahun 2022 yang telah banyak memberikan dukungan dan semangat.
Harapan saya semoga Tugas Laporan 2 ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca tentang mekanisme pelaksanaan PPG Daljab di
Universitas Negeri Medan (UNIMED), khususnya untuk lulusan Guru
Penggerak.
Akhir kata, sebagai penyusun tugas laporan ini, saya menyadari bahwa
"Tak ada gading yang tak retak" begitu pula susunan laporan2 ini, masih jauh
dari kata sempurna. maka dari itu saya mohon saran dan kritik yang
membangun. Semoga tugas laporan 2 ini membawa keberkahan dan
memberikan informasi yang bermanfaat kepada semua insan pendidikan
khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Aamiin.

Semarang, 30 November 2022


Penyusun

Arif Noor Imam Hanafi


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................. ii
RINGKASAN.....................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................1
A. Latar Belakang yang telah dilakukan.......................................................1
B. Tujuan Kegiatan.......................................................................................2
C. Manfaat Kegiatan....................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN.....................................................................3


A. Pembelajaran Berdiferensiasi..................................................................3
B. Pembelajaran Sosial dan Emosional........................................................3
C. Coaching...................................................................................................5
D. Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran....................6
E. Kepemimpinan dalam Pengembangan Sumber Daya..............................7

BAB III. PENUTUP............................................................................8


A. Refleksi................................................................................................8
B. Tindak Lanjut.......................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................11
LAMPIRAN
RINGKASAN

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common


sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-
keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan: Kurikulum yang memiliki
tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas.
Pembelajaran Sosial-Emosional (PSE) adalah hal yang sangat penting.
Pembelajaran ini berisi keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan anak untuk dapat
bertahan dalam masalah sekaligus memiliki kemampuan memecahkannya, juga untuk
mengajarkan mereka menjadi orang yang berkarakter baik.
International Coach Federation (ICF) mendefinisikan coaching sebagai suatu bentuk
kemitraan antara seorang pendamping (coach) bersama dengan klien (coachee) untuk
memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang
menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif
Guru adalah pemimpin pembelajaran sebagai pamong yang diibaratkan seorang
petani yang menyemai benih. Benih tersebut dapat tumbuh subur apabila dirawat, dan
dijaga dengan baik. Demikian juga dengan murid, seorang guru bertanggungjawab
untuk mengembangkan potensi yang dimiliki murid sebagaimana petani yang
menyemai benih untuk mendapatkan hasil yang baik sehingga setiap keputusan guru
akan berpengaruh pada masa depan murid. Kesimpulan yang saya dapat dari
pembelajaran guru sebagai Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin
Pembelajaran
1.Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki
oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang
dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran.
2.Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan
alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif,
aman dan nyaman (well being).
3.Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh
(mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila.
Sebagai seorang pemimpin (guru) pembelajaran seyogyanya dapat memaksimalkan
pemanfaatkan ekosistem sekolah ( interaksi biotik dan abiotik ) dalam mewujudkan
visi dan misi sekolah tersebut , mengoptimalkan pengelolaan sumber daya ( aset )
dengan Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Thinking) dan
Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Thinking)

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru penggerak adlh melkukn
pola proses pembelajaran berdiferensiasi.HalIni dilakukan dengan harapan mampu
melyani pembelajaran tanpa melihat perbedaan yang ada pada setiap murid atau
sesuaikarakteristik muridpada kelas yang diampunya. Langkah yang diambil oleh guru
penggerak pada prses selanjutnya adalah dengan menerapkan teknik pembelajran sosial
dan emosionl (PSE).Halini dilakukan berdasar pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Ada beberapa murid cenderung tidak fokus dalam kegiatan tersebut. teknik
yang dilakukan untuk menghadapi permasalahan tersebut adalah dengan teknik pendekatan
kesadaran penuh (mindfulness) serta pembelajaran sosial dan emosioanal yang berdasarkan
kerangka CASEL (Collaborative for the Advancement of Social and Emotional Learning).
B. Tujuan kegiatan
Adapun tujuan dari pembelajaran diferensiasi, adalah untuk :
1. Menjalin hubungan yang harmonis guru dan murid.
2. Membantu murid menjadi pelajar yang mandiri.
3. Membantu semua murid dalam belajar.
4. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar murid.
5. meningkatkan kepuasan guru.
Pembelajaran Sosial Emosional merupakan pembelajaran yang bertujuan melatih
kompetensi sosial emosional peserta didik sehingga tercapai keseimbangan antara
kompetensi akademik dan sosial emosional yang dapat mengantarkan mereka menjadi
individu-individu yang selamat dan bahagia.
Program sekolah penggerak “Coaching Clinic” adalah upaya untuk mewujudkan visi
misi pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat. dengan
berjalannya program tersebut diharapkan dapat membantu merealisasikan visi dan misi
pendidikan Indonesia.
Secara umum, profil kompetensi Guru Penggerak yang ingin dicapai dari modul ini
adalah:
mampu melakukan pengambilan keputusan berdasarkan prinsip pemimpin
pembelajaran.
mampu menyadari dan menggunakan prinsip moral dalam melakukan pengambilan
keputusan
mampu menerapkan strategi untuk menghindari adanya isu kode etik kepemimpinan
sekolah dan konflik kepentingan.

1
Secara khusus, modul ini diharapkan dapat membantu Guru Penggerak untuk mampu:
Melakukan praktik keputusan yang berdasarkan prinsip pemimpin pembelajaran
Mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang dihadapi oleh dirinya
sendiri maupun orang lain
Memilih dan memahami 3 (tiga) prinsip yang dapat dilakukan untuk membuat
keputusan dalam dilema pengambilan keputusan.
Menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam
dilema pengambilan keputusan.
Seorang guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran yaitu mampu memetakan
ke 7 aset yang dimiliki oleh sekolah dalam setiap kegiatan baik di kelas, lingkungan
sekolah serta lingkungan masyarakat. Sebagai pemimpin pembelajaran seorang guru
harus mampu memberdayakan kekuatan asset yang dimiliki dengan membangun
lingkungan belajar yang berpusat pada peserta didik, merencanakan dan melaksanakan
proses belajar, memimpin refleksi dan perbaikan kualitas proses belajar, serta
melibatkan orang tua sebagai pendamping dan sumber belajar lainya. Tindakan ini
akan menjadi budaya positif di sekolah, sehingga mampu menuntun bertumbuhnya
karakter peserta didik yang positif yaitu perserta didik yang mandiri, fokus pada masa
depan yang akan dicapai dengan menggunakan segala kekuatan positif yang dimilikinya
sehingga dapat menentukan keputusan yang tepat dan bertanggungjawab.
3. Manfaat kegiatan
Melalui kegiatan aksi nyata yang dilakukan, sekolah dan guru penggerak
berkolaborasi pada aksi yang direncanakan serta kegiatan aksi nyata yang dilaksanakan
dapat berdampak pada murid melalui kebiasaan sehari-hari demi mewujudkan
komunikasi yang baik dengan pihak orang tua.
Pada saat berlagsungnya pembelajaran, guru mampu mengembalikan murid pada
marwah sebenarnya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan, meskipun
harus dilakukan secara berulang. Walaupun demikian hakikat pembelajaran dapat
tercapai dengan melaksanakan pembelajaran yang inovatif, dimana guru harus
berinovasi dalam pembelajaran tanpa mengurangi bahkan menghilangkan kemampuan
guru dalammengajar dengan menggunakan media/desain pembelajaran atau media
teknologi yang ada sekarang tanpa mengurangi kebermaknaan pembelajaran itu
sendiriyang merujuk pembelajaran berpusat pada murid. Adapun manfaat lain antara
lain:
1. Menggerakkan komunitas belajar di sekolah
2. Menjadi pengajar praktik bagi guru lain
3. Mendorong guru melakukan coaching dengan rekan sejawat maupun murid
4. Mengambil kepeutusan dalam pembelajaran
5. Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antara guru
6. Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong ekosistem pendidikan di sekolah

2
BAB II
PEMBAHASA
N

A. PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas
guna memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid, menuntun sesuai dengan kesiapan
belajar, minat, dan profil belajar murid yang berbeda-beda. Ciri-ciri/Karakteristiknya adalah
lingkungan belajar mengundang murid untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan
pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, terdapat penilaian berkelanjutan, guru
menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid, dan manajemen kelas efektif.
berdasarkan uraian diatas, maka guru penggerak perlu melakukan Pemetaan Kebutuhan
Murid,yang meliputi:
Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Minat
·Berdasarkan Kesiapan Belajar (Readiness)
Berdasarkan Profil Belajar murid
Setelah melakukan pembelajaran ini, target saya berikutnya adalah dapat menerapkan RPP
Berdiferensiasi kepada murid di sekolah. Membuat RPP dimulai dengan konsultasi dengan
Kepala Sekolah, berbagi pengalaman dengan rekan sejawat, serta menerapkannya dalam
pembelajaran di kelas. Dengan RPP Berdiferensiasi dapat menyesuaikan proses
pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu di mana dalam
pembelajaran ini tujuannya untuk mengarahkan murid sesuai dengan minat, tingkat
kesiapan dan profil belajar yang berbeda-beda. serta bisa membentuk Komunitas Praktisi
karena KOMUNITAS PRAKTISI MEMILIKI LIMA TUJUAN YAITU:
1.Mengedukasi anggota dengan mengumpulkan dan berbagi informasi yang berkaitan
dengan masalah dan pertanyaan tentang praktik pengajaran dan pembelajaran
2.Memberi dukungan pada anggota melalui interaksi dan kolaborasi sesama anggota
3.Mendampingi anggota untuk memulai dan mempertahankan pembelajaran mereka
4.Mendorong anggota untuk menyebarkan capaian anggota melalui diskusi dan berbagi
5.Mengintegrasikan pembelajaran yang didapatkan dengan pekerjaan sehari-hari
B. PEMBELAJARAN SOSIAL MOSIONAL
Pada Pembelajaran differensiasi yang telah saya lakukan di sekoah, pemyusun menemukan
beberaa hambatan yang berasal dari guru dan juga darimurid. Maka dari itu saya
melaksanakan tindakan nyata dan solusi yang tepat sasaran agar proses pembelajaran dapat
berjalan sesuai jalurnya. Penanganan permasalahan tersebut yaitu saya mengintegrasikan
pembelajaran differensisi dengan menggunakan teknik Pembelajaran Sosial dan Emosional
(PSE). Pembelajaran PSE ini dapat menjawab permaslahan yang terjadi pada guru an murid,
dimana PSE merupakan pembelajran yang bertujuan melatih kompetensi sosial emosional
murid, sehingga tercapai keseimbangan antara kompetensi akademik dan sosial emosional
yang adapat mengantarkan mereka menjadi individu yang sselmat dan bahagia.

3
Berikut ini adalah komponen pembelajaran sosial emosional (PSE):
Pembelajaran Sosial Emosional dalam kerangka CASEL ini mencakup 5 komponen
yaitu:
1.Kesadaran Diri (Self Awareness),
2.Pengelolaan Diri (Self Management),
3.Kesadaran Sosial (Social Awareness),
4.Kemampuan Berinteraksi Sosial (Relationship Skills),
5.Pengambilan Keputusan Bertanggung Jawab (Responsible Decision-Making).

Strategi Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional


Dalam menerapkan PSE, terdapat berbagai macam teknik yang dapat dilakukan.
Teknik- teknik ini dapat diterapkan dalam 3 ruang lingkup yaitu Rutin, Terintegrasi
dalam Mata Pelajaran, dan Protokol. Penerapan PSE secara rutin merupakan
penerapan PSE yang terjadwal misalnya kegiatan rutin yang dilakukan di sekolah
seperti kegiatan membuat lingkaran pada pagi hari dimana masing-masing siswa
menulis atau menyampaikan apa yang akan dicapai selama belajar pada hari tersebut.
PSE terintegrasi mata pelajaran dapat dilakukan di sela-sela penyampaian materi
misalnya dengan diskusi kasus atau diskusi penyelesaian masalah secara berkelompok.
Sementara lingkup Protokol adalah penerapan PSE yang sudah menjadi kegiatan
sekolah yang sudah menjadi sebuah tata tertib dan kebijakan sekolah yang berkaitan
dengan PSE dan dilakukan secara mandiri oleh peserta didik misalnya membangun
hubungan sosial yang positif, penyelesaian masalah tanpa kekerasan dan lain
sebagainya.
Beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam menerapkan PSE diantaranya adalah
teknik STOP (Stop, Take a deep breath, Observe, dan Proceed), PSE berbasis
Mindfulness, identifikasi perasaan baik secara lisan maupun tulis dalam bentuk jurnal
diri, membuat puisi aktrostik, membuat kolase diri, memriksa perasaan diri,
menuliskan ucapan terima kasih bisa dalam bentuk surat yang ditujukan kepada orang
terdekat atau orang lain, mengidentifikasi emosi dapat dilakukan dengan dipimpin guru
secara lisan dengan beragam teknik, mindful eating yang biasanya dapat diterapkan
sejak di kelas rendah, mencari teman baru, mengenal situasi menantang, menyadari
kondisi tubuh (Body scanning), kegiatan menulis surat, kegiatan role play atau bermain
peran secara aktif, atau kegiatan menulis pengalaman dalam berdsikusi secara
berkelompok. Teknik- teknik yang disebutkan di atas merupakan beberapa dari banyak
cara yang dapat dilakukan guru dalam menerapkan PSE. Kegiatan-kegiatan tersebut
dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan, tujuan, kompetensi sosial emosional yang ingin
dilatih, dan sesuai dengan jenjang pendidikan peserta didik.

4
C. COACHING

Coaching dalam Konteks Pendidikan menjadi salah satu proses ‘menuntun’ belajar
murid untuk mencapai kekuatan kodratnya Sebagai seorang ‘pamong’. Guru dapat
memberikan ‘tuntunan’ melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif dan efektif agar
kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya. Ada perbedaan antara COACHING-
MENTORING-KONSELING :

ARTI: PARADIGMA PENDAMPINGAN COACHING SISTEM AMONG


Menilik kembali pada filosofi Ki Hajar Dewantara dimana pendidik diharapkan
berperan sebagai Penuntun bagi anak-anak didiknya, maka kita bersama perlu
memahami proses pendekatan komunikasi Coaching ini agar selaras dengan proses
among yang kita hidupi dalam keseharian sebagai pendidik. Pendampingan yang kita
lakukan bagi anak-anak didik kita, seyogyanya memberikan arti dalam proses tumbuh
kembang sehingga para coachee mengalami proses yang bermakna dari setiap langkah
TIRTA yang dijalani dan potensi mereka tergali optimal.

Target saya berikutnya setelah mempelajari modul ini adalah mempraktekkan proses
coaching untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi, tentu saja dengan berlatih
terus menerus latihan coaching dengan alur TIRTA serta meningkatkan keterampilan
komunikasi,keterampilan bertanya, belajar menjadi pendengar yang aktif,belajar
menggali kekuatan/hal positif yang dimiliki coachee sehingga merdeka belajar
terwujud, well being murid pun tercapai
5
D. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN
PEMBELAJARAN
Sebagai pemipi pembelajaran, seorang guru dalam mengambil sebuah keputusan
hendaknya sebijak mungkin dengan memperhatikan segala aspek serta
merefleksikan nilai-nilai yang yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, sehingga
bisa dijadikan rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah. Berasarkan
pengalaman penyusun,dilem etika harus dihadapdari waktu ke waktu. Ketika kita
menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang
bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan,
persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Secara umum ada
pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa
dikategorikan seperti di bawah ini:
1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
Dilema individu melawan masyarakat adalah bagaimana membuat pilihan antara
apa yang benar untuk satu orang atau kelompok kecil , dan apa yang benar untuk
yang lain, kelompok yang lebih besar. Guru kadang harus membuat pilihan seperti ini
di dalam kelas. Bila satu kelompok membutuhkan waktu yang lebih banyak pada
sebuah tugas, tapi kelompok yang lain sudah siap untuk ke pelajaran berikutnya,
apakah pilihan benar yang harus dibuat? Guru mungkin menghadapi dilema individu
lawan kelompok.
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
Dalam paradigma ini ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak
mengikuti aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan
perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi, dan membuat pengecualian
karena kemurahan hati dan kasih sayang, di sisi lain. Kadang memang benar untuk
memegang peraturan, tapi terkadang membuat pengecualian juga merupakan tindakan
yang benar. Pilihan untuk menuruti peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa hormat
terhadap keadilan (atau sama rata). Pilihan untuk membengkokkan peraturan dapat
dibuat berdasarkan rasa kasihan (kebaikan)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam
situasi dilema etika. Kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur
dan berlaku setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan
jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita menjunjung nilai
kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat
sebelumnya.
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Paradigma ini paling sering terjadi dan mudah diamati. Kadang perlu untuk memilih
antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang
akan datang. Paradigma ini bisa terjadi di level personal dan permasalahan sehari-
hari, atau pada level yang lebih luas, misalnya pada issue-issue dunia secara global,

misalnya lingkungan hidup dll.


6
E. KEPEMIMPINAN DALAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
Dalam melaksanakan perannya sebagai pemimpin pembelajaran, saya harus
dapat menggali potensi, memetakan aset, dan memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki dengan maksimal. Nilai dan peran guru penggerak tidak terlepas dari sebuah
cita cita dalam upaya mewujudkan profil pelajar pancasila. Peran guru penggerak
ada lima yakni: menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas
praktisi, mendorong kolaborasi antar guru, menjadi coach bagi guru lain, dan
mewujudkan kepemimpinan murid. Dalam melaksanakan
perannya sebagai Pemimpin Pembelajaran,
sangat penting bagi guru penggerak untuk dapat mengenali potensi, memetakan
aset, dan mengelola sumber daya yang dimiliki secara tepat dan efektif. Sekolah
merupakan sebuah ekosistem yang terdiri dari faktor biotik (Murid, Kepala
sekolah, guru, staf/tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orang tua, masyarakat
sekitar) dan faktor abiotik (keuangan, sarana dan prasarana) Pendekatan berbasis aset
(Asset-Based Thinking) merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal
yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan
berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang
menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif. maka
konsep saya antara lain:
1.Fokus pada aset dan kekuatan yang dimiliki.
2.Membuat pemetaan 7 aset/modal (manusia, sosial, fisik, lingkungan, finansial,
politik, agama dan budaya).
3.Pengkoordinasian antar stakeholder untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Seorang pemimpin harus mampu menyusun visi dan misi yang jelas, terarah
dan tentunya berpijak pada sumber daya sekolah serta berpihak kepada murid.
Melalui penerapan Inkuiri Apresiatif dengan tahapan BAGJA (Buat pertanyaan
utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi bersama, Jabarkan rencana dan Atur eksekusi),
seorang pemimpin akan dapat melakukan perubahan sekolah berbasis sumber daya
yang akan menggerakkan warga sekolah untuk melakukan perubahan positif.
Perubahan positif yang dilakukan secara konsisten akan melahirkan budaya positif
(positive cultures) yang pada hakekatnya adalah pembiasaan karakter baik di
sekolah.
Dalam pengelolaan sumber daya dibutuhkan kemampuan seorang pemimpin
yang memegang aturan, dan tetap mempertimbangkan keperdulian dan hasil. Untuk
itu perlu diperhatikan apa yang menjadi prinsip pemikiran, paradigma pengambilan
dan keputusan itu diuji melalui 9 langkah sebagaimana dibahas modul sebelumnya.
Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada lingkungan yang
nyaman, aman, positif, dan kondusif.

7
BAB III. PENUTUP

A. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan setelah proses pembelajaran yang dilakukan penyusun. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan program yang dilaksanakan yaitu
program yang berdampak pada murid di lingkungan sekolah, khususnya SMKNegeri 7
Semarang. Adapun refleksi yang dicapai diantaranya:
Selama melaksanakan program perlu adanya umpan balik dari kepala sekolah,
rekan sejawat,murid, dan orang tua dengan tujuan untuk mendapat respon,masukan ,
saran dan kritik demi kebaikan dalam pelaksanaan program berikutnya.
Pemahaman tentang pentingnya sosial dan emosional terutama sebagai pendidik,
hal itu sangat penting ketika menghadapi keberagaman masalah mengenai murid.
Pelaksanaan tentang sosial dan emsional dalam keadaan apapun setiap manusia
memang tidak lepas dari masalah pengendalian emosional secara personal, namun
hal itu akan sangat berarti jika rasa sosial yang kita miliki lebih diutamakan.
Seiring dengan pengendalian emosional yang tinggi dalam pembelajaran dengan
murid, tak lepas hubungannya sebagai manusia sebagai makhluk sosial,ini perlu
dilakukan karena pada dasarnya tumbuh pengendalian emosonal akan terwujud jika
dalam bersosial dapat melakukannya degan baik terutma dalam bermasyarakat.
Penyusun merasa bahwa praktik Coaching, dapat menumbuhkembangkan
kemampuan atau kelebihan seseorang yang belum dipahami oleh pribadinya
terutama pada murid dalam kegiatan pembelajaran.
Mempunyai peran yang baik dalam penanganan masalah yang dihadapi pada sebuah
analisa kebutuhan pelayanan pendidikan untuk ditindaklanjuti pada sebuah
komunitas pendidikan secara khusus dan bermasyarakat secara umum.
Ketrampilan dalam pembelajaran, yaitu ketrampilan membangun dasar proses
Coaching, ketrampilan membangun hubungan baik, ketrampilan berkomunikasi,
dan ketrampilan memfasilitasi pembelajaran, semuanya perlu pengasahan lebih
lanjut.
Tidak semua gurumenerapkan proses Coaching, yang secara keilmuan itu benar.
Selama ini proses Coaching yang dilakukan hanya sekedar atas dasar rasa empati
dan kepedulian serta benar secara subjektif.
Belum ada ruang waktu dan kesempatan untuk menggali lebih, dalam
meningkatkan ketrampilan dasar seorang Coach.kalau pun ada sangat jarang
menemukannya di dunia pendidikan yang mengadakan pelatihan.
Perbedaan yang terjadi sebelum mempelajari materi ini adalah ketika melakukan
analisis 9 langkah pengambilan keputusan. dengan menggunakan langkah
pengambilan keputusan hasil dari keputusan tersebut dapat diminimalisisr yang bisa
berdampak kerugian yang lebih besar.
8
B. Tindak Lanjuti

Setiap program yang selesai dilaksanakan membutuhkan Rencana Tindak Lanjut


(RTL). Hal ini karena RTL merupakan salah satu jaminan bagi keberlangsungan dan
keberlanjutan program. Dengan adanya RTL akan lebih memudahkan dalam
implementasi program ke depannya. Bukan saja terkait bentuk-bentuk program
lanjutan, melainkan juga bentuk-bentuk intervensi pihak lain untuk
menyelenggarakan program sejenis. Membutuhkan perencanaan yang matang untuk
bisa menyusun RTL yang baik sesuai program berdasarkan potensi dan kekuatan
yang dimiliki. Selain itu, membutuhkan juga pertimbangan aset yang telah dimiliki
dan akan dikembangkan. Termasuk di dalamnya adalah sumber daya manusia
sebagai aset untuk koordinasi dan kolaborasi.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, berikut ini beberapa RTL yang akan
dilaksanakan setelah mengikuti Pendikan Guru Penggerak
1. Melakukan refleksi akhir program Pendidikan Guru Penggerak. Kegiatan
bertujuan untuk mengetahui kekuatan yang harus ditingkatkan dan kelemahan yang
harus diperbaiki oleh diri sendiri selama mengikuti program. Kegiatan dilaksanakan
melalui umpan balik dari kepala sekolah, rekan sejawat, murid, dan orang tua/wali
murid. Selain itu juga melalui diskusi-diskusi informal dengan sejawat dalam
komunitas praktisi di sekolah;
2. Mengembangkan sosialisasi program Pendidikan Guru Penggerak bagi Komunitas
Praktisi di dalam dan sekitar sekolah. Tujuannya adalah untuk menggalang kekuatan
dan potensi di lingkungan sekolah dan sekitar untuk bersama-sama tergerak,
bergerak, dan menggerakkan. Sosialisasi yang dilakukan menyangkut garis besar
pengalaman dan praktik baik selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak
Angkatan 2. Selain itu, juga menyebarluaskan pemahaman dan pengetahuan lainnya
terkait pembelajaran berpusat pada murid;
3. Melaksanakan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dalam
komunitas praktisi sekolah melalui pelatihan terkait IT (Ms Office, Google Sites,
Blog, Video Pembelajaran, Canva for Education, dan lain-lain). Tujuannya adalah
untuk mempersiapkan sekolah menghadapi era digital yang pada akhirnya
berdampak pada murid. Program dilaksanakan dalam bentuk pelatihan-pelatihan
secara rutin setiap bulan;
4. Mengelola program berdampak pada murid di tingkat sekolah, terutama terkait
literasi berdiferensiasi. Tujuan utama program ini adalah meningkatkan
kepemimpinan murid dalam literasi berdiferensiasi di kelas secara komunal di
sekolah. Kegiatan dilaksanakan dengan terlebih dahulu memberikan penguatan
kepada wali kelas dalam implementasi literasi berdiferensiasi;

9
5. Menyelenggarakan pelatihan komputer bagi murid. Tujuannya untuk
mempersiapkan kemampuan murid dalam memanfaatkan komputer sebagai
persiapan mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Selain itu juga
meningkatkan murid yang cakap digital;
6. Mengembangkan sosialisasi tentang pembelajaran berdiferensiasi dan sosial
emosional. Tujuannya agar terselenggara pembelajaran berdiferensiasi dan sosial
emosional di tingkat komunal sekolah. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk
pelatihan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdiferensiasi dan
Sosial Emosional;
7. Mengembangkan budaya positif literasi dalam bentuk kesepakatan kelas ke
tingkat komunal sekolah. Tujuannya agar budaya positif literasi dalam bentuk
kesepakatan kelas dapat dilaksanakan di semua kelas yang ada di sekolah. Kegiatan
dilaksanakan dalam bentuk penguatan terhadap wali kelas dalam pembuatan
kesepakatan kelas;
8. Mengembangkan program pengelolaan kelas yang menyenangkan bagi murid
dalam proses pembelajaran. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
berpusat pada murid. Kegiatan dilakukan dalam bentuk penguatan wali kelas dalam
menciptakan kelas yang menyenangkan bagi murid;
9. Mengembangkan kegiatan coaching di tingkat sekolah bagi murid melalui
penyusunan program kerja Komunitas Praktisi di sekolah. Tujuannya untuk
menumbuhkan mindset anggota komunitas praktisi, bahwa mengajar adalah praktik
coaching. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk penyusunan rencana kerja tahunan
komunitas praktisi di sekolah;
10. Pertemuan dengan Komunitas Praktisi di sekolah dan sekitarnya guna
membahas program-program lain yang berdampak pada murid di sekolah.
Tujuannya untuk memetakan bentuk program berdampak ada murid yang dapat
dilaksanakan di sekolah. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk diskusi secara intensif
dan rutin dengan Komunitas Praktisi di sekolah;
11. Melakukan sosialisasi kiprah sekolah kepada komunitas luar sekolah,
masyarakat, dan orang tua murid. Tujuannya untuk menyebarluaskan kemajuan
yang dialami sekolah kepada masyarakat luas. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk
pembuatan brosur sekolah atau secara daring melalui media sosial sekolah.

Demikian RTL yang akan dilaksanakan ke depannya. RTL yang disusun bersifat
jangka panjang dan berkelanjutan. Pelaksanaan masing-masing program
disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah. Sebelum implementasi RTL
terlebih dahulu diperlukan koordinasi dengan Kepala Sekolah dan kolaborasi
dengan sejawat. Tujuannya agar semua program tindak lanjut dapat dilaksanakan
dengan sebaik- baiknya. Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya risiko
dalam pelaksanaan RTL, penting menyusun manajemen risiko.
10
DAFTAR PUSTAKA

sekolah penggerak kemdikbud.go.id. Pendidikan Guru Penggerak. Diakses pada 16


Agustus 2022. https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/

LMS Pendidikan Guru Penggerak. Diakses pada 16 Agustus 2022. dari


https://lms21-gp.simpkb.id/course/view.php?id=692
Permendikbudristek No. 26 Tahun 2022 Pendidikan Guru Penggerak Tahun 2022
tentang Pendidikan Guru Penggerak 2022. Jakarta: Kemendikbudristek.

Aditya Dharma, S.Si. M.B.A. Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional. 2022
Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga kependidikan

Aditya Dharma, S.Si. M.B.A. Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak. 2022
Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga kependidikan

Aditya Dharma, S.Si. M.B.A. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak. 2022 Jakarta:
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga kependidikan

Aditya Dharma, S.Si. M.B.A. Modul 1.4 Budaya Positif. 2022 Jakarta: Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga kependidikan

Arif Noor Imam Hanafi Chanel Youtube@arifnoorimamhanafi7139. Diakses 23


Oktober 2021 dari https://www.youtube.com/@arifnoorimamhanafi7139
Arif Noor Imam Hanafi Myflip. Diakses 25 Oktober 2021 dari
https://anyflip.com/center/flips/

Arif Noor Imam Hanafi blog.arifhanafi65.blogspot. Diakses 18 Februari 2022 dari


https://arifhanafi65.blogspot.com/

Arif Noor Imam Hanafi Myflip. Diakses 28 Maret 2022 dari


https://fliphtml5.com/center/flips/#MyFolders

11
LAMPIRAN

https://docs.google.com/presentation/d/11Im6N-S7BcI3FbifcU-
DiuhU6qa31MH9Ik3RGatYgeY/edit?usp=share_link

https://drive.google.com/file/d/1WqT20TwTXULuwT36Oj7SX1g2ubhJtnI8/view?
usp=share_link

Lampiran
https://docs.google.com/document/d/1gCap13OyF1GOANZ1rZkg2BeOrcs9oX2K5pzG T5q4dXI/edit?
usp=share_link

https://drive.google.com/file/d/1cbZDiTkvDNMG_xbsFDrXZp4H9ZzcKbZz/view?
usp=share_link

Lampiran
https://drive.google.com/file/d/1SymPNXzQl_LmOmXVacvf5YV2uU-TVT3Q/view?
usp=share_link

https://docs.google.com/presentation/d/1JMbk48v0YWkqRA5neDmZZGO_0YUuFT9a/ edit?
usp=share_link&ouid=109437994447906030954&rtpof=true&sd=true

Lampiran
https://youtu.be/4WYkMIm2F0g

https://docs.google.com/presentation/d/1mYroU6bsGRUI_1pumspFJiug12QRe0gbqjwN 6T3BvXg/edit?
usp=share_link

Lampiran
https://docs.google.com/document/d/1he53OVQYi2008nTtcJSyeivZvx
Mog84bHLTmFruHbKc/edit?usp=share_link

https://drive.google.com/file/d/1RmTE_I2hhmp8aQUO PjIYEbxpPZlx1Kar/view?
usp=share_link

Lampiran
https://docs.google.com/presentation/d/183bB8DqAZ0GA3VDLqW5O0kcrAs-
7aEOmlNFOA973K7Q/edit?usp=share_link

https://drive.google.com/file/d/1A0X1YoNihaqht-
eWMCOcAb3eWwssvKoJ/view?usp=share_link

Lampiran
https://youtu.be/C-eONCYEIrUi

https://drive.google.com/file/d/1JccOCh0iqEzS5r_qx3Kpw_Vz1z4qQ0sk/view?
usp=sharing

Lampiran
https://docs.google.com/presentation/d/1FhpNQOhF_8W_qhxCYfOob7KPsRBJzBfEN8 IVfukXNnA/edit?
usp=share_link

https://youtu.be/yIIUtOIPIGo

Lampiran
https://drive.google.com/file/d/1wU_nV-7JK6t8YTKUmUVWay4qo3fy5v5N/view?
usp=share_link

https://drive.google.com/file/d/1yyeUA3mNXfhVkiTya9dCT
n9YAm6ULs3Z/view?usp=share_link

Lampiran
https://drive.google.com/file/d/1FGgJT6Awlrb8j1pM4zcRQ-qc-dOAs5Cn/view?
usp=share_linki

Lampiran
https://drive.google.com/file/d/1103HKx8q-
Og6nI8xTJtCnAZ0_kZLZF8h/view?
usp=share_link

https://drive.google.com/file/d/1OyEhXd-
V56VwSvd_dCOl_eV8IzR9yah_/view?
usp=share_link

Lampiran
https://youtu.be/OHhXIwBoySY

https://drive.google.com/file/d/1IAOGmx68auhefcpjUcoWTpZU3
Rs-ZuLg/view?usp=share_link

Lampiran
https://drive.google.com/file/d/1H4YxH5Fmo3l8U buBDGRF1kfho_adQFR9/view?
usp=share_link

https://youtu.be/xf9TaRstxTo

Lampiran
https://drive.google.com/file/d/1Fw7xf3hbOBcBknW DOOMZy04O5qDQm1dM/view?
usp=share_link

https://drive.google.com/file/d/1POjTDwvpfGh2LgzK7
-oZcqNRpDqBqr8J/view?usp=share_link

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai