OLEH :
Nama : YENI USNIATI,S.Pd.SD
NIM : 2398010269
Program Studi : PGSD
Puji syukur atas rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Penulis menerima bantuan dan arahan dari berbagai sumber selama
menyusun laporan ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada rekan kerja dan semua pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan
ini.
Karena penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih terdapat beberapa
kekurangan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan
laporan yang akan datang sangat diharapkan.
Yeni Usniati,S.Pd.SD
II
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kegiatan ................................................................... 6
B. Tujuan Kegiatan ................................................................................ 7
C. Manfaat Kegiatan .............................................................................. 8
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Berdiferensiasi............................................................. 9
B. Pembelajaran Sosial dan Emosional .................................................. 11
C. Coaching ........................................................................................... 11
D. Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran ................ 12
E. Kepemimpinan Dalam Pengembangan Sumber Daya ........................ 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
( Lampiran Dokumen Kegiatan )
III
RINGKASAN
Dalam laporan ini penulis akan memaparkan tentang materi yang penulis
dapatkan pada pendidikan guru penggerak angkatan 5 yang terdiri dari 5
pembahasan yaitu pembinaan, pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran, pembelajaran diferensiasi, pembelajaran sosial dan emosional, dan
kepemimpinan pengembangan sumber daya.
Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah proses pembinaan segala
fitrah seorang anak agar dapat hidup sejahtera dan bahagia sebagai anggota
masyarakat.Sebagai pendidik,kita tahu bahwasannya murid kita adalah unik dan
memiliki kodrat masing-masing,untuk itu kita sebagai seorang pendidik berupaya
semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan belajar mereka dengan
mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi di dalam kelas.
Dalam pembelajaran berdiferensiasi kita berupaya memenuhi kebutuhan
belajar peserta didik kita yang meliputi profil belajar siswa, minat belajar, dan
kesiapan belajar.
Penulis menerapkan pembelajaran sosial dan emosional (PSE) di kelas
selain pembelajaran diferensiasi.Sebagai pendidik, penulis menanamkan sikap atau
karakter yang mencakup lima kompetensi sosial dan emosional dalam pembelajaran
sosial dan emosional yang meliputi: kesadaran diri,kesadaran sosial, manajemen
diri, keterampilan berelasi, dan membuat keputusan yang bertanggung jawab.
Coaching adalah proses yang melibatkan coach dan coachee bekerja sama
untuk menemukan solusi,dimana seorang coach memfasilitasi kepada coachee
berupaya memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memberdayakan,sehingga
coachee akan menemukan solusi atas permasalahannya tersebut.
Pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin,kita tahu bahwasannya
seorang guru adalah pemimpin dalam pembelajaran untuk itu dalam mengambil
keputusan hendaknya jangan terburu-buru harus dengan pemikiran yang matang
dengan kepala dingin sehingga akan menghasilkan suatu keputusan yang terbaik.
IV
Kepemimpinan dalam pengembangan sumber daya,kita sebagai seorang
pemimpin hendaknya mampu mengelola sumber daya yang ada pada sekolah
dengan baik. Dalam sekolah terdapat suatu interaksi antara faktok biotik (unsur
hidup dan abiotik (unsur tak hidup).Dan dalam ekosistem sekolah terdapat faktor-
faktor biotik yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya sehingga mampu
memciptakan hubungan yang harmonis.
V
BAB 1
PENDAHULUAN
6
unsur pembelajaran abad 21 untuk mewujudkan suatu pembelajaran yang
diharapkan.
Penulis menyadari bahwasannya dengan menyandang lebel Guru
Penggerak,ia harus memiliki karakter yang lebih baik,memiliki kemampuan dalam
kepemimpinan,berinovasi,kreatif, mandiri dalam melakukan perubahan.
Ada tiga modul dalam pendidikan guru penggerak yang harus dipelajari.
Pembelajaran berdiferensiasi pada modul 2.1, pembelajaran sosial dan emosional
pada modul 2.2, coaching pada modul 2.3, Pengambilan Keputusan sebagai
Pemimpin Pembelajaran pada modul 3.1, dan kepemimpinan dalam pengembangan
sumber daya pada modul 3.2 .
Dengam melakukan praktik baik dalam mendesain pembelajaran inovatif
penulis mampu meningkatkan kompetensi dalam pembelajaran sehingga menjadi
menyenangkan dan peserta didik aktif dalam pembelajaran tidak monoton atau
pasif lagi serta merasa aman dan nyaman.
Dalam Laporan ini penulis akan membahas tentang materi yang penulis
dapatkan pada pendidikan guru penggerak angkatan 5 yang penulis tempuh selama
6 bulan.
B. Tujuan Kegiatan
Setiap kegiatan pasti ada tujuan,seperti halnya pembuatan laporan 2 ini
penulis mempunyai tujuan yang akan penulis paparkan dalam laporan
ini.Adapun beberapa tujuan dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan kompetensi guru dalam mengimplementasikan
pembelajaran berdiferensiasi.
2. Mengembangkan kompetensi guru dalam pembelajaran sosial
emosional,sehingga mampu menumbuhkan kompetensi sosial
emosional (KSE) pada murid.
3. Mengembangkan kompetensi guru pada kegiatan choaching,sehingga
coachee tidak merasa digurui oleh coach.
4. Mengembangkan kompetensi guru pada keterampilan pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
7
5. Mengembangkan kompetensi guru dalam kepemimpinan dalam
pengembangan sumber daya.
C. Manfaat kegiatan
Dalam kegiatan yang telah penulis lakukan ini banyak sekali manfaat yang
penulis dapatkan atau peroleh.Adapun beberapa manfaat dari kegiatan ini
adalah sebagai berikut:
1. Mampu meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran
2. Mampu meningkatkan kompetensi dalam pembelajaran yang berpusat pada
murid.
3. Mampu meningkatkan kompetensi dalam desain pembelajaran inovatif
4. Mampu meningkatkan kompetensi dalam pengambilan keputusan sebagai
pemimpin pembelajaran.
5. Mampu meningkatkan kompetensi pemimpin pembelajaran dalam
pengembangan sumber daya.
8
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Berdiferensiasi
Penulis mendapatkan materi pembelajaran berdiferensiasi pada modul 2.1
pendidikan guru penggerak. Dalam materi tersebut, penulis berupaya semaksimal
mungkin untuk memenuhi kebutuhan belajar siswanya yang meliputi kesiapan
belajar siswa, minat belajar siswa, dan profil belajar siswa.
Sebelum penulis memaparkan tentang apa itu pembelajaran
berdiferensiasi,penulis akan mengingatkan tentang filosofi Ki Hadjar Dewantara
tentang pendidikan nasional yaitu pendidikan yang menuntun,sebagai seorang
pendidik kita hanya bisa mennuntun murid kita dengan segala kodrat yang telah
dimilikinya.Selanjutnya pendidikan yang sesuai dengan kodrat alam dan
zaman.Sebagai pendidik kita haruslah mengikuti perubahan zaman dimana cara
mendidik murid dimasa kita dulu sebagai murid tidaklah efesien apabila diterapkan
pada pembelajaran di era sekarang ini.
Untuk itu sebagai guru di era digital ini seharusnya kita perlu merubah cara
kita mengajar disesuaikan dengan kondisi sekarang ini dan disesuaikan dengan
tempat tinggal kita atau dilingkungan kita berada.Dan yang terakhir adalah
pendidikan budi pekerti,kita tahu bahwasanya nilai manusia itu terletak pada
budipekertinya,apabila budipekerti kita baik maka kita dinilai baik dimata
masyarakat,begitupun sebaliknya apabila budipekerti kita buruk maka kita akan
dinilai buruk oleh masyarakat.
Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara, adalah mengajarkan anak
bagaimana menjadi dirinya yang terbaik agar dapat menjalani kehidupannya
dengan sebaik-baiknya dan merasa aman sebagai anggota masyarakat atau sebagai
manusia.
Penulis menyadari bahwasannya setiap murid adalah unik dan memiliki
kodrat yang berbeda-beda,sehingga penulis harus mampu memenuhi kebutuhan
belajar muridnya.
9
Sebelum mengikuti pendidikan guru penggerak penulis tidak mengetahui
apa itu pembelajaran berdiferensiasi,setelah mengikuti pendidikan guru penggerak
selama 6 bulan,penulis barulah mengerti apa itu pembelajaran berdiferensiasi.
Differentiated learning atau disebut juga pembelajaran pro-siswa adalah
upaya guru untuk memenuhi kebutuhan belajar siswanya. Kebutuhan ini meliputi
kesiapan siswa untuk belajar, minat siswa dalam belajar, dan profil belajar siswa.
Setelah penulis memperoleh materi tentang pembelajaran berdiferensiasi
pada pendidikan guru penggelak selanjutnya penulis mengimplementasikannya di
sekolah tempat penulis mengajar yaitu di kelas satu pada sekolah dasar negeri 1
Rukti Basuki kecamatan Rumbia kabupaten Lampung Tengah.
Dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi tersebut,penulis
mendapatkan dukungan dari semua warga sekolah sehingga penulis merasa senang
dan bersemangat melakukan perubahan tersebut,pembelajaran di dalam kelas
menjadi menyenangkan,murid-murid aktif dalam pembelajaran.
Dalam kegiatan aksi nyata Pembelajaran Berdiferensiasi tersebut penulis
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Mengimplementasikan Pembelajaran yang berpihak kepada murid
sehingga murid merasa aman,nyaman serta menyenangkan di dalam
kelas.
2. Melakukan Asesmen diawal pembelajaran serta melakukan pemetaan
sebelum merancang modul ajar atau RPP,sehingga kebutuhan belajar
murid terpenuhi.
3. Menggunakan media pembelajaran yang bervariasi misalnya,buku
cetak,gambar atau poster,video pembelajaran dll untuk menngkatkan
pemahaman murid (diferensiasi konten).
4. Dalam proses pembelajarn,penulis melakukan pengelompokan peserta
didik berdasarkan hasil pemetaan diawal pembelajaran atau sesuai
dengan profil belajar murid sehingga kebutuhan belajar murid dapat
terpenuhi (diferensisasi proses)
10
5. Dalam pembelajaran, penulis memberikan kemerdekaan terhadap murid
untuk membuat prodak yang sesuai dengan minat dan bakatnya masing-
masing (piferensiasi produk).
C. Coaching
Dalam pendidikan guru penggerak pada modul 2.3 penulis mempelajari
tentang materi Coaching. Coaching adalah proses dimana coach dan coachee
bekerja sama untuk mencari solusi.Dalam kegiatan coaching tersebut seorang coach
memfasilitasi coachee dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
memberdayakan sehingga coachee mampu menemukan solusi atas permasalahanya
tersebut.Sehingga kesannya coachee tidak digurui oleh coach.
11
Materi ini sangat bermanfaat sekali bagi penulis,karena apabila penulis
menemukan permasalahan dengan murid,rekan sejawat dapat mempraktikkanya
sehingga murid atau rekan sejawat tersebut tidak merasa tersinggung ataupun
merasa digurui oleh penulis. Karena dalam kegiatan coaching tersebut seorang
coach memberika pertanyaan-pertanyaan yang memberdayakan terhadap coachee
sehingga coachee mampu menemukan solusi atas permasalahannya tersebut. Selain
coaching ada juga metode pengembangan diri lainnya yaitu mentoring,konseling
fasilitasi dan training.
Untuk dapat membantu permasalahan yang dihadapi oleh rekan sejawat
dalam mengembangkan kompetensi diri dengan penulis sebaiknya memiliki
paradigm berpikir coaching yaitu fokus terhadap rekan yang dikembangkan
(coachee),memiliki rasa ingin tahu serta terbuka serta mampu memandang harapan
dimasa depan
Dalam kegiatan aksi nyata materi coaching ini ,penulis melakukan
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Melakukan praktik coaching dengan pengajar praktik (PP) pada waktu
kegiatan pendampingan individu (PI) disekolah tempat penulis
mengajar.
2. Melakukan choaching dengan rekan sejawat sebelum rekan sejawat
praktik mengajar di kelas,kemudian penulis mengamati dan
mengidentifikasi rekan rejawat mengajar di dalam kelas (pra observasi).
3. Setelah melakukan pra observasi,penulis kemudian melakukan praktik
coaching pada rekan sejawat tersebut yang dihadiri oleh pengajar
praktik dalam pendampingan individu (PI) untuk melatih keterampilan
choaching penulis (pasca observasi).
12
sayang,kebenaran,keadilan,kebebasan,persatuan,toleransi,tanggung jawab dan
penghargaan akan hidup.
Dalam materi tersebut penlis mempelajari cara-cara dalam menghadapi
suatu permasalahan dilema etika dan bujukan moral yang pada dasarnya penulis
sering akan temui di kelas ataupun di sekolah.Dalam melakukan pengambilan
keputusan tidaklah dilakukan dengan terburu-buru atau dengan pikiran
panas,melainkan dengan pikiran dingin dan dapat dipertanggung jawabkan
dikemudian hari.karena apabla pengambilan keputusan diambil dengan terburu-
buru ataupun dengan pikiran panas maka tidak akan berhasil dengan baik bahkan
pembuat keputusan akan merasa menyesal dikemudian hari.
Dalam kegiatan aksi nyata dari materi pengambilan keputusan sebagai
pemimpin pembelajaran,penulis melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam menghadapi setiap masalah ,penulis tidak terburu-buru dalam
mengambil keputusan karena keputusan yang diambil dengan terburu-
buru tidak akan menghasilkan keputusan yang bijaksana.
2. Dalam pengambilan keputusan, penulis melakukan diskusi dengan
kepala sekolah dan rekan sejawat disekolah tentang permasalahan yang
dihadapi.
3. Dalam pengambilan keputusan, penulis dapat
mempertanggungjawabkan keputusannya tersebut karena keputusan
tersebut dimbil dari berbagai pertimbangan yang matang dan penuh
kesadaran.
13
daerah.Sedangkan foktor abiotik meliputi keuangan sarana dann prasarana serta
lingkungan alam.
Untuk membina hubungan yang harmonis dalam ekosistem sekolah, faktor
biotik akan saling mempengaruhi dan memerlukan interaksi aktif.Setelah mengikuti
materi kepemimpinan dalam pengembangan sumber daya pada pendidikan guru
penggerak,penulis melakukan sebuah aksi nyata sebagai bentuk implementasi dari
perubahan. Dalam aksi nyata tersebut penulis mendapat dukungan dan
berkolaborasi dengan seluruh warga sekolah,sehingga penulis melakukan kegiatan
tersebut dengan senang dan bersemangat.Dalam kegiatan aksi nyata tersebut
penulis melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Memetakan aset yang dimiliki sekolah melalui observasi bersama warga
sekolah dalam menggali potensi aset sekolah.
2. Mendorong komunitas praktisi untuk mengadakan workshop
pengembangan diri di sekolah ,memberdayakan kurikulum merdeka serta
mengimbaskan pembelajaran berpihak pada murid berdasarkan aset yang
dimiliki.
3. Mempertahankan beberapa pembiasaan baik yang sudah membudaya di
sekolah yaitu:
Penerapan 5S (senyum,sapa,salam,sopan,santun) disekolah.
Literasi membaca surat-surat pendek sebelum pembelajaran.
Melakukan pembelajaran yang aman,nyaman dan menyenangkan
serta berpihak pada murid di kelas.
Menanamkan sikap mandiri dan berani pada murid,sehingga murid
mampu menjadikan dirinya sebagai pemimpin pembelajaran.
Menanamkan sikap atau karakter profil pelajar pancasila pada
murid.
Melakukan ice breaking diawal atau pada saat pembelajaran
berlangsung.
Melakukan umpan balik setelah pembelajaran.
14
BAB III
PENUTUP
A. Refleksi
Setelah penulis mengikuti pendidikan guru penggerak banyak sekali ilmu
yang penulis dapatkan diantaranya adalah modul 2.1 tentang pembelajaran
berdiferensiasi,modul 2.2 tentang pembelajaran sosial dan emosional,modul 2.3
tentang coaching,modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai
kabajikan sebagai pemimpin serta modul 3.2 pemimpin dalam pengelolaan sumber
daya,selanjutnya penulis melakukan penyusunan laporan 2 ini yaitu desain
pembelajaran inovatif untuk memenuhi persyaratan pada program pendidikan
profesi guru (PPG) dalam jabatan pada kampus universitas negeri semarang
(UNNES).Setelah memaparkan apa yang penulis dapatkan pada pendidikan guru
penggerak,selanjutnya penulis melakukan refleksi sebagai berikut:
1. Guru penggerak merupakan agen transformasi atau perubahan untuk
menggerakkan orang lain sehingga terciptalah merdeka belajar yang
berpihak pada murid.
2. Penulis menyadari bahwasannya setiap murid adalah unik dan memiliki
minat bakat yang berbeda-beda. Oleh karena itu sebagai seorang
pendidik perlu melakukan upaya untuk pemenuhan kebutuhan belajar
murd peserta didiknya.
3. Pembelajaran berdiferensiasi adalah suatu upaya atau usaha seorang
pendidik untuk senantiasa memenuhi kebutuhan belajar muridnya yang
meliputi kesiapan belajar,minat belajar serta profil belajar murid.
4. Pembelajaran sosial dan emosional (PSE) merupakan suatu
pembelajaran yang dilakukan secara bersama -sama oleh seluruh warga
sekolah sehingga mererapkan karakter yang baik yang meliputi aspek
sosial dan emosional. Seorang guru penggerak diharapkan mampu
memiliki paradigm berpikir coaching dalam berkomunikasi dalam
rangka mengembangkan kompetensi rekan sejawat.
15
5. Guru penggerak diharapkan mampu menerapkan metode
pengembangan diri salah satunya yaitu coaching .
6. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran diharapkan mampu
melakukan pengambilan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan
dikemudian hari ketika dihadapkan pada permasalahan dilemma etika
dan bujukan moral.
7. Sebagai agen transformasi seorang guru penggerak harus mampu
mengelola secara efektif dan maksimal sumber daya yang dimiliki oleh
sekolahnya untuk meningkatkan kualitas belajar peserta didik.
B. Tindak Lanjut
Setelah melakukan kegiatan refleksi desain pembelajaran inovatif,
penulis melakukan kegiatan rencana tindak lanjut (RTL) yaitu melakukan
implementasi atau tindakan aksi nyata yang meliputi aksi nyata pembelajaran
berdiferensiasi atau pembelajaran yang berpihak pada murid.
Dalam kegiatan aksi nyata tersebut penulis melakukan beberapa hal
yaitu: Sebelum melakukan pembelajaran dikelas Penulis melakukan asesmen
di awal pembelajaran,kemudian penulis memetakan murid-muridnya
berdasarkan kemampuan kognitif murid atau sesuai dengan gaya belajar murid
untuk memenuhi kebutuhan belajar murid,selanjutnya penulis membuat modul
ajar atau RPP yang berpihak pada murid.
Dalam pembelajaran tersebut tak lupa penulis melakukan kegiatan
kesepakatan kelas.Kesepakatan kelas tersebut dibuat dan disetujui oleh guru
dan peserta didik.Selain membuat kesepakatan kelas penulis juga melakukan
kegiatan ice breaking sehingga suasana kelas menjadi menyenangkan dan
peserta didik menjadi aktif dalam pembelajaran.
Penulis menyadari bahwasannya setiap peserta didik memiliki
karakter,minat,bakat yang berbeda-beda. sehingga penulis berupaya
semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan belajarnya.
Selain daripada itu penulis juga mengintegrasikan pembelajaran
pembelajaran sosial dan emosional pada pembelajaran dikelas sehingga penulis
16
dapat menanamkan karakter serta kompetensi sosial dan emosional pada
murid.
Selanjutnya penulis melakukan aksi nyata coaching terhadap murid
dan rekan sejawat di sekolah tempat penulis mengajar.Dengan melakukan
choaching penulis dapat melatih kompetensi dirinya dalam pengembangan diri
penulis .
Tindakan nyata penulis berikutnya adalah berusaha menjadikan kelas
dan sekolah sebagai tempat belajar yang aman dan nyaman sehingga setiap
orang di sekolah dapat melakukan yang terbaik untuk meningkatkan
kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologisnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://erlinaputrifebriani.blog.unesa.ac.id/undang--undang-tentang-guru-atau-
dosen
https:// bgp sumsel.kemdikbud.go.id/pembelajaran-berdiferensiasi-antara-manfaat-
dan-tantangannya/
https://sekolahpenggerak.kemdikbud.go.id//gurupenggerak/catatan-
gp/pembelajaran sosial emosional-2/
Dokumentasi Coaching
Aksi nyata video youtube https://youtu.be/TWIBrIT9qC8
Dokumentasi Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Aksi nyata video youtube https://youtu.be/zHP320HdAtQ