233132713500
BAHASA INGGRIS
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas ridho-Nya sehingga Laporan 1 yang
berjudul “Analisis Materi Berbasis Masalah” ini dapat tersusun dengan baik.
Sholawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi
permintaan tugas Program Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan Angkatan II Tahun
2023 di Universitas Negeri Malang. Laporan ini membahas tentang kegiatan yang
pernah dipelajari dan dilakukan oleh saya selama mengikuti Program Guru
Penggerak dengan substansinya yaitu Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional-Ki
Hadjar Dewantara, Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak, Visi Guru Penggerak
dan Budaya Positif.
Tak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah
membantu dalam penyelesaian penyusunan laporan ini. Semoga dengan
tersusunnya laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan motivasi bagi kita
semua untuk senantiasa terus mengembangkan kompetensi dan ilmu pengetahuan.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun saya butuhkan demi kesempurnaan laporan
ini.
i
DAFTAR ISI
LAMPIRAN .......................................................................................................... 13
ii
RINGKASAN
iii
BAB I. PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Kegiatan
Pendidikan Guru Penggerak bertujuan untuk menciptakan Guru Penggerak.
Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh
kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan
pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat
kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan
untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.
Guru Penggerak diharapkan dapat mengembangkan diri dan guru lain dengan
refleksi, berbagi dan kolaborasi secara mandiri, memiliki kematangan moral,
emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik, merencanakan,
menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada
murid dengan melibatkan orang tua, berkolaborasi dengan orang tua dan
komunitas untuk mengembangkan sekolah dan menumbuhkan kepemimpinan
murid, mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang
berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah.
2
BAB II. PEMBAHASAN
3
salah satu kunci utama untuk mencapainya. Dengan demikian dapat disimpulkan
Pendidikan dan pengajaran tidak dapat dipisahkan.
4
yang asyik, aman, nyaman dan menyenangkan serta memperhatikan
kepentingan murid dan mampu mengembangkan potensinya.
5
Berbekal kompetensi tersebut Guru Penggerak dituntut dapat menciptakan
visi yang diharapkan menjadi solusi untuk pengembangan pendidikan. Penerapan
Pendekatan Inkuiri Apresiatif metode BAGJA diharapkan menjadi solusi dalam
mewujudkan visi tersebut. Inkuiri Apresiatif adalah cara spesial untuk membuat
perubahan yang baik. Pendekatan ini berfokus pada hal-hal baik dan kekuatan
yang dimiliki oleh sekolah dan semua orang di dalamnya.
Inkuiri Apresiatif (IA) adalah paradigma penting dalam mencapai visi
sekolah impian dan menggerakkan perubahan. Ini adalah pendekatan kolaboratif
yang mendorong kekuatan individu dan organisasi. Pendekatan Inkuiri Apresiatif
(IA) model BAGJA adalah metode yang efektif. BAGJA membantu sekolah
merencanakan perubahan berdasarkan apresiasi terhadap apa yang sudah berhasil.
Ini menciptakan lingkungan yang positif untuk pertumbuhan dan perkembangan
sekolah yang berkelanjutan. Secara lebih detail, model manajemen perubahan
BAGJA ini dapat diterangkan sebagai berikut:
1. Buat Pertanyaan Utama
Tindakan ini mengharuskan setiap Guru Penggerak untuk menyusun pertanyaan
dari rencana investigasi kekuatan yang hendak dilakukannya. Ini akan membuat
Guru Penggerak mampu menentukan arah indentifikasi secara tepat dan akurat.
2. Ambil Pelajaran
Ini berkenaan dengan metode atau cara yang akan digunakan oleh Guru
Penggerak dalam mencari ataupun melakukan penggalian fakta terkait potensi
atau kekuatan individu dan kelompok yang diidentifikasi. Hal ini penting
dicermati untuk pengambilan data yang baik.
3. Gali Mimpi
Secara sederhana bagian ini merupakan deskripsi kolektif yang diperlukan ketika
inisiatif berhasil diwujudkan. Di dalamnya terdapat alokasi kesempatan untuk
menjalankan proses perubahan bersama-sama termasuk waktu, tempat, dan siapa
saja yang dilibatkan.
4. Jabarkan Rencana
Di sini hendaknya seorang Guru Penggerak menjabarkan tindakan atau langkah
konkret yang akan dilakukan untuk menjalankan suatu perubahan yang sistematis.
6
Ini dimulai dengan langkah kecil atau sederhana yang memuat terobosan-
terobosan yang hendak diterapkan.
5. Atur Eksekusi
Ini berkenaan dengan pihak-pihak yang nantinya dilibatkan dalam mencapai suatu
perubahan berdasarkan pendekatan inkuiri apresiatif. Khususnya dalam hal
pengambilan suatu keputusan penting terkait hal yang ingin diubah, dalam hal ini
pembelajaran.
7
mencari tahu kebutuhan dasar apa yang ia butuhkan. Disamping itu guru harus
memahami 5 posisi kontrol yang bisa diterapkan untuk menciptakan kedisiplinan
yaitu posisi kontrol penghukum, posisi kontrol pembuat meresa bersalah, posisi
kontrol teman, posisi kontrol pemantau, dan posisi kontrol manajer. Penerapan
masing-masing posisi kontrol tersebut akan menimbulkan konsekuensi logis dari
murid.
Disiplin positif dapat ditumbuhkan melalui pembelajaran yang
mengedepankan keyakinan kelas atau sekolah. Keyakinan kelas atau sekolah
merupakan nilai-nilai kebajikan universal yang berkembang tanpa membedakan
suku, agama, ras, negara dan sebagainya. Melalui keyakinan kelas ini diharapkan
murid dapat memiliki motivasi internal dalam berperilaku baik. Murid tetap
melakukan perilaku baik bukan karena hukuman atau penghargaan, namun karena
ingin menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan
menjunjung nilai-nilai yang mereka yakini. Pada dasarnya setiap manusia pada
hal ini adalah murid melakukan sesuatu tidak lain untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya. Setelah tahu kebutuhan dasar yang hendak murid penuhi, kita bisa
membimbing mereka memperbaiki perilakunya dengan melakukan restitusi.
Saat murid melakukan kesalahan, guru cenderung memperhatikan
kesalahan yang dilakukan ketimbang mencari cara bagi mereka untuk
memperbaiki diri. Untuk membantu murid memperbaiku diri salah satu pedekatan
yang dapat diterapkan dalam disiplin positif adalah restitusi. Restitusi adalah
proses menciptkan kondisi bagi muris untuk memperbaiki kesalahan mereka,
sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka dengan karakter lebih kuat.
Adapun stretegi untuk menerapkan restitusi yaitu menstabilkan identitas, validasi
tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan.
8
BAB III. PENUTUP
3.1 Refleksi
Pada Modul Paradigma dan Visi Guru Penggerak yang meliputi topik
pembelajaran Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai-nilai dan
Peran Guru Penggerak, Visi Guru Penggerak, dan Budaya Positif memberikan
pemahaman bahwa pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada
murid untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan baik sebagai individu
maupun anggota masyarakat. Pendidikan harus menyesuaikan dengan kodrat alam
dan kodrat jaman murid. Masing-masing murid memiliki kodrat yang berbeda.
Guru harus mengusahakan sekolah sebagai tempat yang nyaman, aman dan
menyenangkan untuk bertumbuh, serta dapat menghindarkan murid dari hal-hal
yang mengganggu pertumbuhan potensinya. Hal tersebut bisa dilakukan dengan
melaksanakan peran guru penggerak yang mengacu pada nilai-nilai guru
penggerak.
Nilai-nilai Guru Penggerak yaitu Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif,
serta Berpihak pada Murid. Guru Penggerak senatiasa secara mandiri berusaha
mendorong dirinya sendiri untuk melakukan perubahan, untuk memulai sesuatu,
untuk mengerjakan sesuatu terkait dengan perubahan apa yang diinginkan untuk
terjadi. Senantiasa merefleksikan dan memaknai pengalaman yang terjadi di
sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri sendiri serta pihak lain, dengan
mengevaluasi kembali pengalaman-pengalaman tersebut. Melakukan kerjasama
dengan berbagai pihak untuk mengembangkan dan menciptakan proses
pembelajaran yang baik. Memiliki sifat keterbukaan terhadap gagasan serta ide
lain yang muncul dari luar dirinya untuk memecahkan masalah, mencari informasi
lain yang bisa mendukung proses, dan melakukan solusi. Menciptakan lingkungan
belajar yang asyik, aman, nyaman dan menyenangkan serta memperhatikan
kepentingan murid dan mampu mengembangkan potensinya.
Guru Penggerak berperan menjadi pemimpin pembelajaran dengan senantiasa
berpartisipasi aktif dalam membuat komunitas belajar untuk para rekan guru baik
9
di sekolah maupun wilayahnya, menjadi coach dan mentor bagi rekan guru,
mampu merefleksikan pengalamannya sendiri serta guru lain, menjalin kolaborasi
antar, membuka ruang diskusi positif dan kolaborasi antara guru dan pemangku
kepentingan, mampu memetakan para pemangku kepentingan, memberikan
dorongan dalam peningkatan kemandirian dan kepemimpinan murid di sekolah.
Dengan kemampuan menjalankan peran-peran tersebut diharapkan
mendorong perubahan untuk pengembangan pembelajaran di sekolah sesuai
dengan moto guru penggerak yaitu tergerak, bergerak dan menggerakkan. Guru
penggerak menciptakan visi perubahan yang diharapkan menjadi solusi dalam
pengembangan sekolah. Visi perubahan tersebut dapat dilaksanakan dengan
menggunakan strategi pradigma Inkuiri Apresiatif. Strategi inkuiri apresiatif ini
dapat dikatakan sebagai strategi solutif lantaran memiliki solusi perubahan yang
selama ini tidak terdapat pada jenis pendekatan yang lainnya. Melalui pendekatan
inkuiri apresiatif, kekuatan individu maupun kelompok akan diaktualisasikan atau
dikolaborasikan untuk membuat suatu perubahan yang berdampak, dalam hal ini
adalah pembelajaran dengan paradigma terbaru. Berkenaan dengan pendekatan
inkuiri apresiatif tersebut, penerapan yang paling banyak didengungkan
belakangan adalah model BAGJA.
Dengan memahami Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara,
memegang teguh nilai-nilai guru penggerak sebagai acuan dalam menjalankan
peran guru penggerak serta menciptakan serangkaian prakarsa perubahan yang
menjadi visi guru penggerak bahkan menjadi visi sekolah yang terus dilaksanakan
secara berkelanjutan pada akhirnya akan membentuk suatu budaya positif di
sekolah.
10
3.2 Tindak Lanjut
Tidak lanjut dalam pengimplementasian kompetensi dari pemahaman yang
sudah didapatkan pada Modul Pradigma dan Visi Guru Penggerak meliputi
Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional-Ki Hajar Dewantara, Nilai-nilai dan Peran
Guru Penggerak, Visi Guru Penggerak, dan Budaya Positif diwujudkan dengan
aksi nyata sebagai berikut:
1. Berusaha menciptakan suasana sekolah sebagai tempat yang nyaman, aman
dan menyenangkan untuk bertumbuh, serta dapat menghindarkan murid dari
hal-hal yang mengganggu pertumbuhan potensinya.
2. Menciptakan pembelajaran di kelas yang disesuaikan dengan kodrat alam dan
kodrat jaman murid.
3. Menajalankan peran Guru Penggerak dengan mengacu pada implementasi
nilai-nilai guru penggerak.
4. Membuat prakarsa perubahan dengan memperhatikan apa yang sudah
berjalan dengan baik dan kekuatan yang tersedia di lingkungan sekolah untuk
mengembangkan pembelajaran.
5. Mengajak seluruh pemangku sekolah untuk menciptakan budaya positif di
sekolah.
11
DAFTAR PUSTAKA
Rafael, SP. 2022. Pendidikan Guru Penggerak. Paket Modul 1 Paradigma dan Visi
Guru Penggerak. Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki
Hadjar Dewantara. Dirjen GTK, Kemendikbudristek
12
LAMPIRAN
https://drive.google.com/file/d/1Gc1GKUa5r_-
o5g9IYbePJkPr7tPKDSW/view?usp=drive_link
https://www.youtube.com/watch?v=nVX_plEmqUI
13
Lampiran II: Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak
https://youtu.be/weIwf0zLyWI
14
Lampiran III: Visi Guru Penggerak
15
Lampiran IV: Budaya Positif
16