Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN I

ANALISIS MATERI BERBASIS MASALAH

HENDRI HERYANTO, S.Pd.

233132713500

BAHASA INGGRIS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MALANG
OKTOBER, 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas ridho-Nya sehingga Laporan 1 yang
berjudul “Analisis Materi Berbasis Masalah” ini dapat tersusun dengan baik.
Sholawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi
permintaan tugas Program Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan Angkatan II Tahun
2023 di Universitas Negeri Malang. Laporan ini membahas tentang kegiatan yang
pernah dipelajari dan dilakukan oleh saya selama mengikuti Program Guru
Penggerak dengan substansinya yaitu Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional-Ki
Hadjar Dewantara, Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak, Visi Guru Penggerak
dan Budaya Positif.
Tak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah
membantu dalam penyelesaian penyusunan laporan ini. Semoga dengan
tersusunnya laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan motivasi bagi kita
semua untuk senantiasa terus mengembangkan kompetensi dan ilmu pengetahuan.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun saya butuhkan demi kesempurnaan laporan
ini.

Cianjur, 2 Oktober 2023


Hendri Heryanto, S.Pd.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

RINGKASAN ........................................................................................................ iii

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Kegiatan yang Telah Dilakukan .......................................... 1

1.2 Tujuan Kegiatan ............................................................................................ 2

1.3 Manfaat Kegiatan .......................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara......................... 3

2.2 Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak .......................................................... 4

2.3 Visi Guru Penggerak ..................................................................................... 5

2.4 Budaya Positif ............................................................................................... 7

BAB III. PENUTUP ............................................................................................... 9

3.1 Refleksi ......................................................................................................... 9

3.2 Tindak Lanjut .............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

LAMPIRAN .......................................................................................................... 13

Lampiran I: Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara ..... 13

Lampiran II: Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak ....................................... 14

Lampiran III: Visi Guru Penggerak.................................................................. 15

Lampiran IV: Budaya Positif ............................................................................ 16

ii
RINGKASAN

Pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang dimiliki anak untuk


mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagi individu maupun anggota
masyarakat. Pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia yang utuh dan
berbudaya, yaitu manusia yang memiliki akal, hati, dan rasa kemanusiaan yang
tinggi. Pengajaran adalah bagian penting dalam proses pendidikan. Pengajaran
merujuk pada aktivitas guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada para
murid. Guru harus mengusahakan sekolah sebagai tempat yang nyaman, aman
dan menyenangkan untuk bertumbuh, serta dapat menghindarkan murid dari hal-
hal yang mengganggu pertumbuhan potensinya.
Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) yang diluncurkan
Kemendikbud Ristek RI bertujuan mengembangkan potensi guru untuk menjadi
pemimpin pembelajaran di kelas dan sekolah. Program ini meliputi pelatihan
daring, lokakarya, konferensi, dan Pendampingan selama 6 bulan bagi calon Guru
Penggerak. PPGP menghasilkan Guru Penggerak yang siap menjadi pemimpin
pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan
proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan
pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen
transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Pendidikan Guru Penggerak menerapkan alur pembelajaran MERDEKA,
akronim dari aktivitas pembelajaran yaitu Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep,
Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi
Antar Materi, dan Aksi Nyata. Materi dan capaian pembelajaran pada Pendidikan
Guru Penggerak disajikan dalam tiga modul utama yaitu Paradigma dan Visi Guru
Penggerak, Praktik Pembelajaran yang Berpihak Pada Murid, dan Pemimpin
Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah. Laporan ini fokus membahas modul
Paradigma dan Visi Guru Penggerak yang terdiri dari beberapa topik
pembelajaran meliputi Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional-Ki Hajar
Dewantara, Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak, Visi Guru Penggerak, dan
Budaya Positif.

iii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan yang Telah Dilakukan


Pendidikan adalah kegiatan menuntun segala kodrat yang dimiliki anak untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagi individu maupun anggota
masyarakat. Lebih dari itu, pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia yang
utuh dan berbudaya, yaitu manusia yang memiliki akal, hati, dan rasa
kemanusiaan yang tinggi. Pengajaran adalah bagian penting dalam proses
pendidikan. Pengajaran merujuk pada aktivitas guru dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada para murid. Guru menjadi teladan bagi para muridnya dan
membantu menemukan potensi terbaik dalam diri murid. Ki Hadjar Dewantara
mengibaraktan guru sebagai petani yang memiliki peranan penting untuk
menyuburkan tanamannya. Petani akan memastikan tanah tempat tumbuhnya
tanaman merupakan tanah yang kondisinya cocok untuk ditanami. Guru harus
mengusahakan sekolah sebagai tempat yang nyaman, aman dan menyenangkan
untuk bertumbuh, serta dapat menghindarkan murid dari hal-hal yang
mengganggu pertumbuhan potensinya. Sebaik apapun teknologi pendidikan,
kurikulum yang diterapkan, dan infrastruktur yang lengkap di sekolah tidak bisa
menggantikan peran guru. Untuk itulah Kementerian Pendididikan Budaya Riset
dan Teknologi Republik Indonesia menginisiasi Program Pendidikan Guru
Penggerak (PPGP).
Program Pendidikan Guru Penggerak meliputi pelatihan daring, lokakarya,
konferensi, dan Pendampingan selama enam bulan bagi calon Guru Penggerak.
Pendidikan Guru Penggerak menghasilkan Guru Penggerak yang siap untuk
menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara
holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk
mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi
teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil
Pelajar Pancasila. Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia dengan
enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia,
berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

1
1.2 Tujuan Kegiatan
Pendidikan Guru Penggerak bertujuan untuk menciptakan Guru Penggerak.
Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh
kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan
pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat
kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan
untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.
Guru Penggerak diharapkan dapat mengembangkan diri dan guru lain dengan
refleksi, berbagi dan kolaborasi secara mandiri, memiliki kematangan moral,
emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik, merencanakan,
menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada
murid dengan melibatkan orang tua, berkolaborasi dengan orang tua dan
komunitas untuk mengembangkan sekolah dan menumbuhkan kepemimpinan
murid, mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang
berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah.

1.3 Manfaat Kegiatan


Manfaat dari Pendidikan Guru Penggerak bagi sekolah adalah menciptakan
Guru yang dapat menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru, menjadi
Pengajar Praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran yang
berpihak pada murid, mendorong peningkatan kepemimpinan murid, membuka
ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antara guru di sekolah dan pemangku
kepentingan di dalam dan luar sekolah, menjadi pemimpin pembelajaran yang
mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah.
Bagi Guru manfaatnya adalah mendapatkan Pendidikan Guru Penggerak
selama 6 bulan, pengembangan kompetensi dalam Lokakarya Bersama,
peningkatan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpihak pada
murid, pengalaman belajar mandiri dan kelompok terbimbing, terstruktur, dan
menyenangkan, pengalaman belajar bersama dengan rekan guru lain, pengalaman
mendapatkan bimbingan dari pengajar praktik, mendapatkan komunitas belajar
baru, mendapatkan sertifikat pendidikan 310 JP dan Sertifikat Guru Penggerak.

2
BAB II. PEMBAHASAN

Pendidikan Guru Penggerak menerapkan alur pembelajaran MERDEKA


yang merupakan akronim dari aktivitas pembelajaran yaitu Mulai dari Diri,
Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi
Pemahaman, Koneksi Antar Materi, dan Aksi Nyata.
Materi dan capaian pembelajaran pada Pendidikan Guru Penggerak disajikan
dalam tiga modul utama yaitu Paradigma dan Visi Guru, Praktik Pembelajaran
yang Berpihak Pada, dan Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah.
Pada laporan ini fokus pada modul Pradigma dan Visi Guru Penggerak meliputi
Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional-Ki Hajar Dewantara, Nilai-nilai dan Peran
Guru Penggerak, Visi Guru Penggerak, dan Budaya Positif.

2.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara


Pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan dan pengajaran
adalah tidak ada keabadian dalam kehidupan manusia dan lingkungannya.
Pengaruh alam dan jaman adalah penguasa kodrat yang tidak bisa dihindari oleh
manusia. Guru senantiasa menuntut segala minat dan bakat murid sesuai kodrat
murid, yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam menyesuaikan dengan
lingkungan dimana tempat tinggal murid, adat, dan budaya lokal yang berlaku.
Kodrat zaman menekankan kemampuan murid sesuai dengan perkembangan
zaman. Murid-murid adalah sebuah kehidupan yang akan tumbuh menurut
kodratnya sendiri, yaitu kekuatan hidup lahir dan hidup batin mereka. Pendidikan
itu sudah setua usia manusia ketika manusia mulai bertahan hidup dan
mempertahankan hidup dengan membangun peradabannya.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pengajaran adalah bagian dari pendidikan.
Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu untuk kecakapan
hidup murid secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan memberi tuntunan
terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki murid agar ia mampu mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang
manusia maupun sebagai anggota masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa
untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi

3
salah satu kunci utama untuk mencapainya. Dengan demikian dapat disimpulkan
Pendidikan dan pengajaran tidak dapat dipisahkan.

2.2 Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak


Guru Penggerak harus memahami dan kemudian memegang teguh nilai-
nilai guru penggerak sebagai acuan dalam menjalankan peran sebagai pemimpin
pembelajaran. Nilai-nilai Guru Penggerak yaitu Mandiri, Reflektif, Kolaboratif,
Inovatif, serta Berpihak pada Murid.
1. Mandiri berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa mendorong
dirinya sendiri untuk melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas
segala hal yang terjadi. Guru Penggerak diharapkan mampu mendorong
dirinya sendiri untuk melakukan perubahan, untuk memulai sesuatu, untuk
mengerjakan sesuatu terkait dengan perubahan apa yang diinginkan untuk
terjadi.
2. Reflektif berarti suatu kemampuan untuk menghubungkan pengetahuan yang
diperolehnya dengan pengetahuan sebelumnya, sehingga diperoleh suatu
kesimpulan untuk menyelesaikan permasalahan yang baru. Guru Penggerak
mampu senantiasa merefleksikan dan memaknai pengalaman yang terjadi di
sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri sendiri serta pihak lain, dengan
mengevaluasi kembali pengalaman-pengalaman tersebut.
3. Kolaboratif merupakan sikap saling ketergantungan secara positif, dibarengi
tanggung jawab setiap individu, kerjasama, serta keterampilan komunikasi
interpersonal. Guru Penggerak melakukan kerjasama dengan berbagai pihak
untuk mengembangkan dan menciptakan proses pembelajaran yang baik.
4. Inovatif adalah kreatif, ide baru, adaptasi, dan modifikasi. Guru Penggerak
harus memiliki sifat keterbukaan terhadap gagasan serta ide lain yang muncul
dari luar dirinya untuk memecahkan masalah, mencari informasi lain yang
bisa mendukung proses, dan melakukan solusi.
5. Berpihak pada murid berarti dapat menempatkan diri seandainya guru
menjadi murid, respek pada murid, tidak didasarkan pada rasa suka atau tidak
suka murid maupun guru. Guru bisa juga menciptakan lingkungan belajar

4
yang asyik, aman, nyaman dan menyenangkan serta memperhatikan
kepentingan murid dan mampu mengembangkan potensinya.

Nilai-nilai tersebut menjadi pegangan Guru Penggerak dalam melaksanakan


peran sebagai pemimpin pembelajaran yang berorientasi pada murid, dengan
memperhatikan segenap aspek pembelajaran yang mendukung tumbuh kembang
murid. Peran guru penggerak yaitu senantiasa berpartisipasi aktif dalam membuat
komunitas belajar untuk para rekan guru baik di sekolah maupun wilayahnya.
Guru penggerak harus mampu menjadi coach dan mentor bagi rekan guru lain
terkait pengembangan pembelajaran di sekolah. Guru Penggerak diharapkan
mampu merefleksikan pengalamannya sendiri serta guru lain untuk dijadikan
peningkatan pembelajaran. Kolaborasi antar guru sangat diperlukan disekolah
untuk mendapatkan hasil yang optimal. Guru penggerak harus membuka ruang
diskusi positif dan kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam
dan di luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Guru Penggerak
diharapkan mampu memetakan para pemangku kepentingan di sekolah dan
membangun dialog antar para pemangku kepentingan tersebut. Guru Penggerak
senantiasa memberikan dorongan dalam peningkatan kemandirian dan
kepemimpinan murid di sekolah dengan memberi ruang kepada murid agar dapat
mandiri dalam belajar, mampu memunculkan motivasi murid untuk mempunyai
semangat belajar sepanjang hayat, juga mendidik karakter murid di sekolah.

2.3 Visi Guru Penggerak


Nilai-nilai dan peran guru penggerak yang menekankan pada nilai-nilai
kebajikan yang sifatnya universal yang dapat dijadikan landasan bersama. Nilai
yang perlu dimiliki oleh Guru Penggerak antara lain Mandiri, Reflektif,
Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada Murid. Berbekal nilai-nilai tersebut
Guru dapat menjalankan peranya sebagai pemimpin pembelajaran, menggerakan
komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar
guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid.

5
Berbekal kompetensi tersebut Guru Penggerak dituntut dapat menciptakan
visi yang diharapkan menjadi solusi untuk pengembangan pendidikan. Penerapan
Pendekatan Inkuiri Apresiatif metode BAGJA diharapkan menjadi solusi dalam
mewujudkan visi tersebut. Inkuiri Apresiatif adalah cara spesial untuk membuat
perubahan yang baik. Pendekatan ini berfokus pada hal-hal baik dan kekuatan
yang dimiliki oleh sekolah dan semua orang di dalamnya.
Inkuiri Apresiatif (IA) adalah paradigma penting dalam mencapai visi
sekolah impian dan menggerakkan perubahan. Ini adalah pendekatan kolaboratif
yang mendorong kekuatan individu dan organisasi. Pendekatan Inkuiri Apresiatif
(IA) model BAGJA adalah metode yang efektif. BAGJA membantu sekolah
merencanakan perubahan berdasarkan apresiasi terhadap apa yang sudah berhasil.
Ini menciptakan lingkungan yang positif untuk pertumbuhan dan perkembangan
sekolah yang berkelanjutan. Secara lebih detail, model manajemen perubahan
BAGJA ini dapat diterangkan sebagai berikut:
1. Buat Pertanyaan Utama
Tindakan ini mengharuskan setiap Guru Penggerak untuk menyusun pertanyaan
dari rencana investigasi kekuatan yang hendak dilakukannya. Ini akan membuat
Guru Penggerak mampu menentukan arah indentifikasi secara tepat dan akurat.
2. Ambil Pelajaran
Ini berkenaan dengan metode atau cara yang akan digunakan oleh Guru
Penggerak dalam mencari ataupun melakukan penggalian fakta terkait potensi
atau kekuatan individu dan kelompok yang diidentifikasi. Hal ini penting
dicermati untuk pengambilan data yang baik.
3. Gali Mimpi
Secara sederhana bagian ini merupakan deskripsi kolektif yang diperlukan ketika
inisiatif berhasil diwujudkan. Di dalamnya terdapat alokasi kesempatan untuk
menjalankan proses perubahan bersama-sama termasuk waktu, tempat, dan siapa
saja yang dilibatkan.
4. Jabarkan Rencana
Di sini hendaknya seorang Guru Penggerak menjabarkan tindakan atau langkah
konkret yang akan dilakukan untuk menjalankan suatu perubahan yang sistematis.

6
Ini dimulai dengan langkah kecil atau sederhana yang memuat terobosan-
terobosan yang hendak diterapkan.
5. Atur Eksekusi
Ini berkenaan dengan pihak-pihak yang nantinya dilibatkan dalam mencapai suatu
perubahan berdasarkan pendekatan inkuiri apresiatif. Khususnya dalam hal
pengambilan suatu keputusan penting terkait hal yang ingin diubah, dalam hal ini
pembelajaran.

2.4 Budaya Positif


Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara mengibaraktan guru
sebagai petani yang memiliki peranan penting untuk menyuburkan tanamannya.
Seorang petani akan memastikan tanah tempat tumbuhnya tanaman merupakan
tanah yang kondisinya cocok untuk ditanami. Sekolah sebagai tanah dan tanaman
sebagai murid. Guru Penggerak harus mengusahakan sekolah sebagai tempat yang
nyaman, aman dan menyenangkan untuk bertumbuh, serta dapat menghindarkan
murid dari hal-hal yang mengganggu pertumbuhan potensinya. Guru memiliki
tanggung jawab untuk menciptakan suasana sekolah yang positif dimana diantara
warga sekolah saling mendukung, bekerja sama, saling menghargai dan saling
belajar sehingga tercipta kebiasaan-kebiasaan baik. Dari kebiasaan baik itu,
akhirnya dapat menumbuhkan karakter baik dan terciptalah budaya positif di
lingkungan sekolah.
Untuk menumbuhkan budaya positif sekolah ini diperlukan seorang guru
yang mampu mengimplementasikan nilai dan peran guru penggerak sehingga
dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Budaya positif dapat
dilakukan dengan menerapkan konsep-konsep disiplin positif, memahami
kebutuhan dasar manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah dan segitiga
restitusi di sekolah.
Guru Penggerak belajar tentang 5 kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan bertahan hidup, kebutuhan untuk diterima, kebutuhan pengakuan atas
kemampuan, kebutuhan akan pilihan, dan kebutuhan untuk merasa senang.
Ketika menemukan perilaku murid yang tidak sesuai aturan, ada baiknya kita

7
mencari tahu kebutuhan dasar apa yang ia butuhkan. Disamping itu guru harus
memahami 5 posisi kontrol yang bisa diterapkan untuk menciptakan kedisiplinan
yaitu posisi kontrol penghukum, posisi kontrol pembuat meresa bersalah, posisi
kontrol teman, posisi kontrol pemantau, dan posisi kontrol manajer. Penerapan
masing-masing posisi kontrol tersebut akan menimbulkan konsekuensi logis dari
murid.
Disiplin positif dapat ditumbuhkan melalui pembelajaran yang
mengedepankan keyakinan kelas atau sekolah. Keyakinan kelas atau sekolah
merupakan nilai-nilai kebajikan universal yang berkembang tanpa membedakan
suku, agama, ras, negara dan sebagainya. Melalui keyakinan kelas ini diharapkan
murid dapat memiliki motivasi internal dalam berperilaku baik. Murid tetap
melakukan perilaku baik bukan karena hukuman atau penghargaan, namun karena
ingin menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan
menjunjung nilai-nilai yang mereka yakini. Pada dasarnya setiap manusia pada
hal ini adalah murid melakukan sesuatu tidak lain untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya. Setelah tahu kebutuhan dasar yang hendak murid penuhi, kita bisa
membimbing mereka memperbaiki perilakunya dengan melakukan restitusi.
Saat murid melakukan kesalahan, guru cenderung memperhatikan
kesalahan yang dilakukan ketimbang mencari cara bagi mereka untuk
memperbaiki diri. Untuk membantu murid memperbaiku diri salah satu pedekatan
yang dapat diterapkan dalam disiplin positif adalah restitusi. Restitusi adalah
proses menciptkan kondisi bagi muris untuk memperbaiki kesalahan mereka,
sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka dengan karakter lebih kuat.
Adapun stretegi untuk menerapkan restitusi yaitu menstabilkan identitas, validasi
tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan.

8
BAB III. PENUTUP

3.1 Refleksi
Pada Modul Paradigma dan Visi Guru Penggerak yang meliputi topik
pembelajaran Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai-nilai dan
Peran Guru Penggerak, Visi Guru Penggerak, dan Budaya Positif memberikan
pemahaman bahwa pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada
murid untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan baik sebagai individu
maupun anggota masyarakat. Pendidikan harus menyesuaikan dengan kodrat alam
dan kodrat jaman murid. Masing-masing murid memiliki kodrat yang berbeda.
Guru harus mengusahakan sekolah sebagai tempat yang nyaman, aman dan
menyenangkan untuk bertumbuh, serta dapat menghindarkan murid dari hal-hal
yang mengganggu pertumbuhan potensinya. Hal tersebut bisa dilakukan dengan
melaksanakan peran guru penggerak yang mengacu pada nilai-nilai guru
penggerak.
Nilai-nilai Guru Penggerak yaitu Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif,
serta Berpihak pada Murid. Guru Penggerak senatiasa secara mandiri berusaha
mendorong dirinya sendiri untuk melakukan perubahan, untuk memulai sesuatu,
untuk mengerjakan sesuatu terkait dengan perubahan apa yang diinginkan untuk
terjadi. Senantiasa merefleksikan dan memaknai pengalaman yang terjadi di
sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri sendiri serta pihak lain, dengan
mengevaluasi kembali pengalaman-pengalaman tersebut. Melakukan kerjasama
dengan berbagai pihak untuk mengembangkan dan menciptakan proses
pembelajaran yang baik. Memiliki sifat keterbukaan terhadap gagasan serta ide
lain yang muncul dari luar dirinya untuk memecahkan masalah, mencari informasi
lain yang bisa mendukung proses, dan melakukan solusi. Menciptakan lingkungan
belajar yang asyik, aman, nyaman dan menyenangkan serta memperhatikan
kepentingan murid dan mampu mengembangkan potensinya.
Guru Penggerak berperan menjadi pemimpin pembelajaran dengan senantiasa
berpartisipasi aktif dalam membuat komunitas belajar untuk para rekan guru baik

9
di sekolah maupun wilayahnya, menjadi coach dan mentor bagi rekan guru,
mampu merefleksikan pengalamannya sendiri serta guru lain, menjalin kolaborasi
antar, membuka ruang diskusi positif dan kolaborasi antara guru dan pemangku
kepentingan, mampu memetakan para pemangku kepentingan, memberikan
dorongan dalam peningkatan kemandirian dan kepemimpinan murid di sekolah.
Dengan kemampuan menjalankan peran-peran tersebut diharapkan
mendorong perubahan untuk pengembangan pembelajaran di sekolah sesuai
dengan moto guru penggerak yaitu tergerak, bergerak dan menggerakkan. Guru
penggerak menciptakan visi perubahan yang diharapkan menjadi solusi dalam
pengembangan sekolah. Visi perubahan tersebut dapat dilaksanakan dengan
menggunakan strategi pradigma Inkuiri Apresiatif. Strategi inkuiri apresiatif ini
dapat dikatakan sebagai strategi solutif lantaran memiliki solusi perubahan yang
selama ini tidak terdapat pada jenis pendekatan yang lainnya. Melalui pendekatan
inkuiri apresiatif, kekuatan individu maupun kelompok akan diaktualisasikan atau
dikolaborasikan untuk membuat suatu perubahan yang berdampak, dalam hal ini
adalah pembelajaran dengan paradigma terbaru. Berkenaan dengan pendekatan
inkuiri apresiatif tersebut, penerapan yang paling banyak didengungkan
belakangan adalah model BAGJA.
Dengan memahami Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara,
memegang teguh nilai-nilai guru penggerak sebagai acuan dalam menjalankan
peran guru penggerak serta menciptakan serangkaian prakarsa perubahan yang
menjadi visi guru penggerak bahkan menjadi visi sekolah yang terus dilaksanakan
secara berkelanjutan pada akhirnya akan membentuk suatu budaya positif di
sekolah.

10
3.2 Tindak Lanjut
Tidak lanjut dalam pengimplementasian kompetensi dari pemahaman yang
sudah didapatkan pada Modul Pradigma dan Visi Guru Penggerak meliputi
Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional-Ki Hajar Dewantara, Nilai-nilai dan Peran
Guru Penggerak, Visi Guru Penggerak, dan Budaya Positif diwujudkan dengan
aksi nyata sebagai berikut:
1. Berusaha menciptakan suasana sekolah sebagai tempat yang nyaman, aman
dan menyenangkan untuk bertumbuh, serta dapat menghindarkan murid dari
hal-hal yang mengganggu pertumbuhan potensinya.
2. Menciptakan pembelajaran di kelas yang disesuaikan dengan kodrat alam dan
kodrat jaman murid.
3. Menajalankan peran Guru Penggerak dengan mengacu pada implementasi
nilai-nilai guru penggerak.
4. Membuat prakarsa perubahan dengan memperhatikan apa yang sudah
berjalan dengan baik dan kekuatan yang tersedia di lingkungan sekolah untuk
mengembangkan pembelajaran.
5. Mengajak seluruh pemangku sekolah untuk menciptakan budaya positif di
sekolah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Rafael, SP. 2022. Pendidikan Guru Penggerak. Paket Modul 1 Paradigma dan Visi
Guru Penggerak. Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki
Hadjar Dewantara. Dirjen GTK, Kemendikbudristek

Dharma, A. 2022. Pendidikan Guru Penggerak. Paket Modul 1 Paradigma dan


Visi Guru Penggerak. Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak. Dirjen
GTK, Kemendikbudristek

Dharma, A. 2022. Pendidikan Guru Penggerak. Paket Modul 1 Paradigma dan


Visi Guru Penggerak. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak. Dirjen GTK,
Kemendikbudristek

Nurcahyani, A. 2022. Pendidikan Guru Penggerak. Paket Modul 1 Paradigma dan


Visi Guru Penggerak. Modul 1.4 Budaya Positif. Dirjen GTK,
Kemendikbudristek

12
LAMPIRAN

Lampiran I: Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara

https://drive.google.com/file/d/1Gc1GKUa5r_-
o5g9IYbePJkPr7tPKDSW/view?usp=drive_link

https://www.youtube.com/watch?v=nVX_plEmqUI

13
Lampiran II: Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak

Ruang Kolaborasi Nilai dan Peran Guru Penggerak

https://youtu.be/weIwf0zLyWI

Demontrasi Kontekstual Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak

14
Lampiran III: Visi Guru Penggerak

Demonstrasi Kontekstual Prakarsa Perubahan Model Bagja

Ruang Kolaborasi Prakarsa Perubahan Model Bagja

15
Lampiran IV: Budaya Positif

Koneksi Antar Materi Budaya Positif


https://youtu.be/RmH9i7Kgcqw

Aksi Nyata Implementasi Budaya Postif


https://youtu.be/1zWCTtAARDU

16

Anda mungkin juga menyukai