Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN 2

DESAIN PEMBELAJARAN INOVATIF

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMULA PESERTA DIDIK


MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MODEL PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI KELAS I SDIT QURRATA A’YUN

NAMA : RISMA AGUSTINA, S.Pd

NIM : 2300103922027638

BIDANG STUDI : PGSD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
OKTOBER 2023
DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………...…………………...2

Kata Pengantar ..................................................................................................... 3

Daftar Isi ................................................................................................................ 3

Ringkasan .............................................................................................................. 4

Bab I Pendahuluan................................................................................................ 5

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………...6


1.2 Tujuan Kegiatan ……………………………………………………..…..7
1.3 Manfaat Kegiatan ........................................................................................................... 7

Bab II Pembahasan ............................................................................................... 8


2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi………...…………………………….…….8
2.2 Pembelajaran Sosial Dan Emosional…..……………………...………….9
2.3 Coaching……………………………………………….......……………...10
2.4 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran…………..12
2.5 Kepemimpinan Dalam Sumber Daya……...……………………………13

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………..15

3.1 Refleksi ………………………………………………………………..…. 15


3.2 Rencana Tindak Lanjut ………………………………………………….16

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...19


LAMPIRAN ……………………………………………………………………..20

2
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penyusun dapat membuat laporan Analisis
Materi Desain Pembelajaran Inovatif
Laporan ini akan membahas Desain Pembelajaran Inovatif yang telah didapatkan
saat menjalani Program Pendidikan Guru Penggerak. Kedepannya parktik-praktik baik
yang dilakukan penulis diharapkan mampu menjadi katalisator dalam transformasi
pendidikan Indonesia yang lebih baik lagi khususnya di SDIT Qurrata A’yun
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Akhir kata, penulis berharap
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat membantu bagi kemajuan serta
perkembangan SDIT Qurrata A’yun.

HSS, 6 Oktober 2023

Penyusun

3
RINGKASAN

Strategi pembelajaran adalah perencanaan tentang rangkaian yang didesain dalam


upaya mencapai tujuan pendidikan tertentu. Seorang guru tidak hanya dituntut untuk
menguasai materi pelajaran yang diajarkan, tetapi juga mampu menyampaikan
pengetahuan yang dimilikinya kepada anak-anak didik. Ki Hadjar Dewantara pernah
mengatakan bahwa kemampuan guru dalam memberikan pengajaran seperti layaknya
seorang Petani yang tugasnya merawat sesuai kebutuhan dari tanaman – tanamannya agar
tumbuh dan berbuah dengan baik, tentu saja beda jenis tanaman beda perlakuannya.
Artinya bahwa kita sebagai pendidik harus bisa melayani segala bentuk kebutuhan
metode belajar siswa yang berbeda - beda.
Guru Penggerak merupakan untuk meningkatkan kompetensi guru. Selain itu
hadirnya program guru penggerak diharapkan mampu menggerakkan komunitas belajar.
Prinsip program ini sama seperti kurikulum merdeka dimana menggunakan metode yang
lebih fleksibel. Nantinya Guru Penggerak mendorongn upaya peningkatan kualitas
pendidikan di sekolah maupun di luar sekolah dengan menggunakan pembelajaran
berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang dapat Memfasilitasi
Murid dengan kebutuhannya, karena setiap Murid mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda Sehingga dapat menciptakan kelas yang nyaman, menarik dan interaktif.
Pada laporan kali ini, pembahasan berisi tentang aktivitas yang pernah dipelajari
dan dilakukan selama mengikuti/melaksanakan program Pendidikan Guru Penggerak
yang berkaitan dengan Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang Inovatif.
Dengan demikian sebagai Guru diharapkan mampu menciptakan Individu dengan
baik, di antaranya :
• Mengembangkan Pembelajaran yang berdampak pada peserta didik melalui pembelajaran
berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial dan Emosional.
• Mengatasi kesulitan-kesulitan membaca yang dialami oleh peserta didik, sehingga guru
dapat mengambil tindakan yang tepat guna mengatasi masalah dalam kesulitan membaca
• Mendorong tingkat kepemimpinan peserta didik agar menjadi aktif dan percaya diri.

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan

Perencanaan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang memproyeksikan


Tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu kegiatan pembelajaran, dengan
mengkoordinasikan komponen pengajaran, sehingga arah tujuan, materi, metode dan
tekhnik serta evaluasi menjadi jelas dan sistematis (Nana Sujana 1988). Perencanaan
pembelajaran adalah apa yang akan dikerjakan guru dan murid didalam kelas dan
diluar kelas (Reiser, 1986). Perencanaan kegiatan pembelajaran adalah suatu
proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan yang bernilai
(Roger A. Kauffman, 1972). Dalam hal ini guru diharapkan mampu membuat desain
pembelajaran inovatif yang dapat di implementasikan untuk meningkatkan kualitas
Pendidikan, baik untuk meningkatkan sumber daya manusia (pendidik) ataupun
untuk meningkatkan kualitas peserta didik itu sendiri.
Pemerintah melaui program guru penggerak berupaya agar guru dapat
memfasilitasi kebutuhan peserta didik. Guru sebagai seorang pemimpin
pembelajaran diharapkan mampu memfasilitasi peserta didik untuk melahirkan
perubahan dan penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid seorang guru harus dapat melakukan
penyusunan perangkat pembelajaran yang inovatif. Hal tersebut sangat berperan
penting bagi seorang guru sebelum memulai proses pembelajaran. Perangkat
pembelajaran yang diperlukan penulis dalam mengelola proses belajar mengajar
dapat berupa Modul Ajar (MA) . Dalam Pendidikan guru penggerak dikenal
dengan MA Berdiferensiasi, melalui pembelajaran berdiferensiasi setiap siswa
difasilitasi untuk mengembangkan potensi terbaiknya.

5
Pada Laporan ini saya akan menjabarkan kegiatan yang telah saya lakukan
pada substansi materi sebagai berikut :
1. Pembelajaran Berdiferensiasi
Merupakan usaha menyesuaikan proses pembelajaran dengan memberikan
beragam cara melalui diferensiasi konten, proses, produk serta lingkungan
belajar dan asesmen awal untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap
Murid.
2. Pembelajaran Sosial dan Emosional
Pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah
dengan tujuan memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk
mengelola emosi.
3. Coaching
Adalah bentuk suatu kerjasama antara coach dan coachee dengan tujuan untuk
memaksimalkan potensi. Coaching menjadi salah satu proses menuntun
kemandirian belajar murid. Maka dari itu penting bagi seoarang Guru memiliki
keterampilan dasar coach. Keterampilan ini berguna untuk seorang coachee
menemukan potensinya sendiri dalam menghadapi permasalahan.
4. Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Proses memilih alternatif terbaik dari serangkaian alternatif keputusan untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Setiap pemimpin dalam proses
kepemimpinannya akan selalu dihadapkan persoalan untuk mengambil
keputusan. Keputusan harus dibuat oleh pemimpin agar anggota dapat
melaksanakan berbagai kegiatan untuk mewujudkan dan mengembalikan
eksistensi organisasi.
5. Kepemimpinan dalam Pengembangan Sumber Daya
Merupakan pemanfaatan pada asset-aset sekolah yang dimiliki dan dikelola
dengan baik oleh seorang pemimpin pembelajaran sebagai sebuah
kekuatan/potensi sekolah sesuai kodrat alam dan zaman.

6
1.2 Tujuan Kegiatan
Berdasarkan latar belakang kegiatan Membaca Permulaan yangdilaksanakan
bertujuan untuk :
1. Menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan;
2. Meningkatkan kompetensi Guru sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik.
3. Tuntas membaca permulaan pada peserta didik kelas I

1.3 Manfaat Kegiatan

Desain pembelajaran inovatif yang dilaksanakan memberikan manfaat


sebagai berikut :
1. Guru dapat Menyusun perangkat pembelajaran yang inovatif
2. Menjadi referensi dalam pengembangan kompetensi guru

3. Memberikan motivasi terhadap guru/rekan sejawat agar mudah beradaptasi


terhadap tarnsformasi pendidikan Indonesia

4. Tercipta suasana pembelajaran yang menarik minat serta bakat peserta didik dan
menyenangkan

5. Tercipta pembelajaran yang berpusat pada murid

6. mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, dan

7. mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-


hari dalam membaca,

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah merupakan serangkaian kegiatan yang


disusun secara sistematis oleh Guru agar mampu mengakomodir seluruh kebutuhan
murid yang berbeda didalam kelas atau lingkungan sekolah.Pembelajaran ini perlu
persiapan yang tepat yang meliputi diferensiasi konten, proses dan produk. dengan
mengacu aspek pemetaan belajar murid yakni kesiapan Belajar Murid, Minat Belajar,
dan Profil Belajar Murid. Pembelajaran berdiferensiasi memberikan kesempatan
keapada murid mencari pengalaman belajar yang bermakna, sehingga murid dapat
mengeksplor kemampuannya tanpa batas.
Untuk mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi di kelas guru harus
melakukan rencana tindakan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek
dapat dilakukan melalui wawancara, obeservasi, atau survey menggunakan angket
dan lainnya. Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan
(memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi maupun cara belajar. Adapun
strategi pembelajaran berdiferensiasi ada tiga yaitu :
1. Diferensiasi konten, adalah berhubungan dengan materi atau apa yang diajarkan
pada siswa dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajr murid baik
itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat murid dan aspek profil belajar
murid atau kombinasi dari ketiganya.
2. Diferensiasi proses, Adalah menekankan pemahaman guru tentang proses
belajar murid, apakah secara berkelompok atau mandiri. Guru menetapkan
jumlah bantuan yang akan diberikan pada murid, siapa sajakah murid yang
membutuhkan bantuan dan siapa sajakah murid yang membutuhkan pertanyaan
pemandu yang selanjutnya dapat belajar secara mandiri

8
3. Diferensiasi produk, Adalah keberagaman dalam hasil pekerjaan atau unjuk
kerja yang harus ditunjukkan pada guru bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil
tes, pertunjukkan, presentasi,pidato, rekaman, diagram dan sebagainya.
Aksi nyata yang saya lakukan adalah membuat Modul Ajar pembelajaran
Berdiferensiasi, dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi maka akan
memberikan dampak positif bagi sekolah, kelas dan terutama kepada murid. Setiap
murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua murid bisa kita beri
perlakuan yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan murid maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan
berkembang.
Dampak setelah saya menerapkan pembelajaran berdiferensiasi pada mata
Pelajaran Bahasa Indonesia kelas I, kelas menjadi aktif dan menyenangkan,
kebutuhan belajar peserta didik tepenuhi kerena saya membagi kelompok sesuai
dengan gaya belajar mereka dan mengelompokkan ke dalam siswa yang perlu
bimbingan, sedang dan tuntas membaca, hasil belajar meningkat dilihat dari tes
perindivdu

2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional


Pembelajaran Sosial dan Emosianal ( PSE ) merupakan pembelajaran yang
dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah dengan tujuan untuk
memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola
emosi.Pada Program Guru Penggerak juga ada Pembelajaran Kesadaran Sosial
Emosional (KSE), dalam pembelajaran ini penerapannya ada beberapa teknik yaitu :
mindfulness (kesadaran penuh), STOP (diam sejenak, ambil nafas lalu lepaskan), dan
resiliensi. Pembelajaran KSE bertujuan agar memiliki pemahaman dalam
menerapkan kompetensi sosial emosional yang meliputi :
a. kemampuan kesadaran diri dan pengenalan emosi
b. kemampuan pengelolaan diri (mengelola emosi-fokus)
c. kemampuan kesadaran sosial keterampilan berempati
d. kemampuan berhubungan sosial-daya lenting resiliensi

9
e. kemampuan mengambil keputusan bertanggung jawab
Aksi nyata kegiatan yang pernah saya lakukan adalah mengembalikan
konsentrasi peserta didik ketika melakukan pembelajaran dikelas dengan
mempraktikkan Teknik STOP agar dapat membangun kemampuan merespons dan
mengambil keputusan dengan lebih efektif. Penerapan teknik STOP saya lakukan
diawal pembelajaran agar membuatnya lebih berkonsenterasi dan tidak mengantuk
saat belajar di sekolah.
Dari aksi nyata tersebut saya juga berbagi praktik baik/pengalaman tentang
teknik Stop dengan rekan Guru yang lainya. Dampak yang sudah saya terapkan yaitu
bermanfaat bagi guru dan murid, kematangan emosional seseorang akan
mempengaruhi kepribadian dan kehidupan seseorang. Kompetensi sosial berkaitan
dengan keterampilan berkomunikasi, bersikap, dan berinteraksi secara umum, baik
dengan peserta didik, rekan sejawat ataupun dengan warga sekolah. Sehingga
diharapkan Guru dapat memiliki keterampilan dalam menghadapi beragam persoalan
kehidupan sehari-hari (problem solving).

2.3 Coaching
Coaching menjadi salah satu proses menuntun kemandirian belajar murid.
Maka dari itu penting bagi Guru memiliki dasar Coach. Keterampilan ini berguna
untuk seorang coachee menemukan potensinya sendiri dalam menghadapi
permasalahan.
Coaching adalah aktivitas mengarahkan orang lain (coachee) untuk
menyeselesaikan masalah sendiri dan memaksimalkan potensinya. Jadi melakukan
praktek coaching ini dapat menggunakan model TIRTA diantaranya :
1. Tujuan, adalah merupakan tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee
menyepakati tujuan pembicaraan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari
coachee. Contoh Rancangan pertanyaan coach untuk cochee adalah :
➢ Apa yang ingin dihasilkan dari pertemuan ini ?
➢ Apa ukuran keberhasilan dari sesi kita hari ini ?
➢ Apa tujuan dari pertemuan ini ?

10
2. Identifikasi, adalah Coach melakukan pembinaan dan situasi yang sedang
dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta - fakta yang ada pada saat sesi.
Contoh Rancangan pertanyaan coach untuk coachee adalah :
➢ Apa hambatan kamu rasakan saat ini ?
➢ Apa saja solusi - solusi yang dapat kamu pikirkan ?
➢ Adakah konsekuensi dari setiap solusi yang sudah dipertimbangkan ?
3. Rencana aksi, adalah pengembangan ide atau solusi alternative.
Contoh Rancangan pertanyaan coach untuk coachee adalah :
➢ Apa prioritas yang kamu siapkan untuk mencapai tujuanmu ?
➢ Apa strategi yang akan kamu lakukan untuk mencapai tujuanmu ?
➢ Bagaimana antisipasimu dalam mengatasi hambatan ?
4. TAnggung jawab, adalah membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk
langkah selanjutnya. Contoh rancangan pertanyaan coach untuk coachee adalah:
➢ Apa kesimpulan dari sesi coaching kita hari ini ?
➢ Apa komitmen yang kamu buat untuk menjalankan aksi ini ?
➢ Siapa saja yang dapat membantumu untuk menjalankan komitmenmu ?
➢ Kapan kita akan mengadakan tindak lanjut dari sesi ini ?

Aksi Nyata yang sudah saya lakukan tentang coaching adalah melakukan
praktek coching model TIRTA dengan teman sejawat dan peserta didik. Manfaat
hasil dari praktek coaching sangat penting karena membuat peserta didik untuk
mengeksplorasi diri guna mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan
potensi yang dimilikinya. jadi Jika di ibaratkan peserta didik kita adalah air, maka
biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. Maka kita sebagai
Guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir tanpa sumbatan dengan
menuntun atau membantu peserta didik (coachee) menyadari bahwa mereka mampu
menyingkirkan sumbatan – sumbatan yang menghambat perkembangan potensi
dalam dirinya.

11
2.4 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Sebagai Pemimpin Pembelajaran, seorang Guru dalam mengambil keputusan
hendaknya sebijak mungkin dengan memperhatikan segala aspek serta merefleksikan
nilai – nilai yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, sehingga bisa dijadikan
rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah.
Dalam melaksanakan tugas sebagai seorang Guru juga harus memiliki
keterampilan coaching. Keterampilan ini dapat dapat membantu dalam menguji
pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah keputusan – keputusan yang
kita ambil berbasis etika, sesuai visi misi sekolah, budaya positif serta nilai- nilai
yang yang dianggap penting, sehingga prinsip – prinsip dasar yang menjadi acuan
juga akan lebih jelas.
Aksi Nyata yang sudah saya lakukan adalah melakukan kolaborasi dan
kerjasama warga sekolah terkait pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan
dilingkungan sekolah dengan melakukan tahapan coaching, berbagi praktik serta
saling berkolaborasi sesama guru. Kami sepakat setiap hari sabtu melaksanakan
kombel (komunitas belajar), yang terdiri guru kelas 1,2,dan 3 perkelompok dan guru
kelas 4,5,6 perkelompok untuk merancag pembelajaran 1 pekan kedepan seperti
pembuatan rpp atau modul ajar, media dengan benda konkret, pembelajaran dengan
memanfaatkan barang yang ada, dan daya dukung lainnya . Dengan demikian peserta
didik akan belajar dengan ceria dan mendapatkan pengalaman nyata yang akan
mereka kenang sepanjang hayat. Sebelum kita mengambil keputusan hendaknya kita
memetakan 4 paradigma yaitu Individu lawan masyarakat, rasa keadilan lawan rasa
kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek lawan jangka panjang.
Pengambilan keputusan juga berpegang pada 3 prinsip yaitu Berpikir berbasis hasil
akhir, Prinsip berbasis peraturan, dan prinsip berbasis rasa peduli. Serta dipadukan
dengan 9 langkah Pengambilan Keputusan, Diantaranya :
1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan
Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
2. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini.
4. Pengujian Benar atau Salah

12
- Uji legal
- Uji regulasi
- Uji intuisi
- Uji Halaman Depan Koran
- Uji Panutan/Idola
3. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar
4. Prinsip Pengambilan Keputusan
5. Investigasi Opsi Trilemma
6. Buat Keputusan
7. Tinjau lagi keputusan Anda dan refleksikan

2.5 Kepemimpinan Dalam Pengelolaan Sumber Daya

Seorang Guru harus dapat menciptakan situasi dan kondisi pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan bagi peserta didik, salah satunya adalah dengan
memanfaatkan atau memberdayakan serta menggunakan sumber daya alam (aset
lingkungan/alam) yang ada disekitar lingkungan sekolah sebagai media
pembelajaran.

Proses pembelajaran akan menyenangkan apabila didukung lingkungan kelas


/sekolah yang bersih dan rapi.oleh karena itu diperlukan sentuhan guru, murid dan
warga sekolah selaku modal manusia untuk mengelola lingkungan sekolah sebagai
aset/modal fisik dan lingkungan alam. Dengan begitu akan terwujud kelas/sekolah
yang menyenangkan.

Aksi Nyata dari Kegiatan yang pernah saya lakukan adalah merancang sebuah
program mewujudkan lingkungan kelas/sekolah yang nyaman. Dalam melaksanakan
aksi nyata tersebut saya menggunakan prosedur BAGJA antara lain :

1. Buat pertanyaan : meminta murid menggali cita- cita dan harapan murid tentang
kelas/sekolah impian.

➢ Bagaimana mewujudkan lingkungan kelas/sekolah yang nyaman ?

13
2. Ambil Pelajaran : meminta peserta didik berkeliling dan mengidentifikasi hal –
hal yang disukai dan tidak disukai dari lingkungan kelas/sekolahnya.

➢ Apa yang membuat lingkungan kelas/sekolah itu nyaman ?

3. Gali Mimpi : menanyakan pendapat setiap peserta didik tentang kondisi kelas
yang menyenangkan.

➢ Bagaimana perasaanmu dengan adanya lingkungan kelas/sekolah yang


nyaman ini?

4. Jabarkan Rencana : membuat capaian realistis untuk setiap peserta didik.

➢ Apa hal pertama yang dapat dilakukan untuk mewujudkan lingkungan


kelas/sekolah yang nyaman?

5. Atur Eksekusi : Menyusun Tim kerja

➢ Siapa saja yang terlibat dalam mewujudkan lingkungan kelas/sekolah?

➢ Apa saja peran yang diperlukan dan siapa yang mengisi peran tersebut?

Harapan dari Aksi nyata yang sudah dilakukan terkait dengan Pengelolaan
sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran yang berkualitas,
melalui diskusi /kolaborasi dengan komunitas sekolah bukan hanya pemetaan
sumber daya saja yang terbentuk namun ide/gagasan baru yang muncul dalam
mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan,aktif dan aman. Maka sekolah akan
lebih berdaya guna apabila kita bisa menggali nilai – nilai positif dengan
memberdayakan dan memaksimalkan asset yang dimiliki sekolah.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Refleksi
Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang mempersiapkan generasi
abad 21 dimana kemajuan tekhnologi informasi dan komunikasi yang berkembang
begitu cepat memiliki pengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk
pada proses belajar mengajar. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa
yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya, dengan memperhatikan prosesnya, seperti
metode, media, strategi agar proses pembelajaran menjadi lebih berkualitas.

Menjadi seorang guru penggerak merupakan suatu kebanggaan bagi saya,


karena dapat ikut serta menjadi agen transformasi Pendidikan yang akan
menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila yang merupakan tujuan cita-cita pendidikan
di Indonesia.

Nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh Ki Hajar Dewantara harus kita


laksanakan demi ketercapaian tujuan pendidikan di Indonesia yang pada akhirnya
adalah bertujuan untuk kebaikan akhlak mulia yang diberikan kepada peserta didik.
Tidak hanya ilmu yang bermanfaat namun juga modal hidup anak-anak ke depan
untuk bisa hidup bermasayarakat dengan baik.

Untuk mewujudkan kemajuan pendidikan sesuai kurikulum Merdeka maka


sebagai Guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang berpihak pada Murid,
salah satunya dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran
Sosial Emosianal. Selain itu, Keterampilan coaching juga sangat penting dimiliki
oleh guru karena membuat Murid belajar untuk mengeksplorasi diri guna mencapai
tujuan pembelajaran dan memaksimalkan potensi yang dimilkinya.

15
Sebagai Pemimpin Pembelajaran, seorang Guru dalam mengambil keputusan
hendaknya sebijak mungkin mengambil keputusan dan selalu berpedoman pada 4
Paradigma,3 Prinsip dan 9 Langkah pengambilan keputusan. dengan memperhatikan
segala aspek serta merefleksikan nilai - nilai yang dijunjung tinggi oleh sekolah
tersebut, sehingga bisa dijadikan rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah.

3.2 Rencana Tindak Lanjut

Setiap program yang selesai dilaksanakan membutuhkan Rencana Tindak


Lanjut (RTL). Hal ini karena RTL merupakan salah satu jaminan bagi
keberlangsungan dan keberlanjutan program. Dengan adanya RTL akan lebih
memudahkan dalam implementasi program ke depannya. Bukan saja terkait bentuk-
bentuk program lanjutan, melainkan bentuk-bentuk intervensi pihak lain untuk
menyelenggarakan program sejenis. Membutuhkan rencana matang untuk bisa
menyusun RTL yang baik.
Setelah mempelajari tentang kegiatan program Guru Penggerak pada desain
pembelajaran inovatif, Rencana kedepan yang ingin saya lakukan adalah dengan
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan berbagai kegiatan yang dapat
membangkitkan kreatifitas siswa, dan mencoba menerapkan pembelajaran
bervariasi yang dilakukan di dalam maupun diluar kelas. Harapannya agar
pembelajaran yang saya lakukan dapat memberikan pengalaman bermakna pada diri
peserta didik. Selain itu saya akan melakukan tindak lanjut MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PEMULA PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA MODEL PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
KELAS I untuk kegiatan sebagai berikut:
1. Menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi bervariatif
2. Memotivasi rekan sejawat untuk selalu berinovasi dalam pembelajaran

3. Konsisten melakukan kegiatan yang menarik minat dan bakat anak sehingga
tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan untuk semua peserta didik dan
lingkungan

16
4. Meningkatkan program yang berdampak pada peserta didik sesuai profil pelajar
Pancasila melalui berbagi praktik baik dari kegiatan komunitas praktisi disekolah.
5. Guru diharapkan dapat memberikan penanganan yang tepat setelah mengetahui
letak kesulitan membaca masing – masing peserta didik
6. Sekolah diharapkan dapat memberikan wadah bagi kegiatan membaca berupa
program budaya baca dengan cara menyediakan satu waktu untuk membaca
bersama-sama.
7. Memperbanyak latihan membaca nyaring dan memiliki waktu khusus untuk
membaca agar tumbuh kebiasan membaca

Dalam pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut tentang pembelajaran


berdiferensiasi ini diharapkan menjadi sebuah persiapan yang tepat untuk mengacu
kesiapan belajar murid sehingga dapat merubah menjadi sebuah kebiasaan postif
dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi agar setiap Guru mampu
mengakomodir seluruh kebutuhan murid yang berbeda didalam kelas atau
lingkungan sekolah. Sehingga peserta didik akan tumbuh dan berkembang sesuai
sesuai kodratnya dengan aman, nyaman dan sesuai profil pelajar Pancasila

17
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia. Permendikbudristek Nomor 26 Tahun 2022 Tentang Pendidikan Guru


Penggerak. Jakarta
Indonesia. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020-2024. Jakarta
Indonesia. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang PenguatanPendidikan
Karakter. Jakarta
Ki Hadjar Dewantara. 2009. Menuju Manusia Merdeka. Yogyakarta: Leutika.

Estu Miyarso, 2019. Perancangan Pembelajaran Inovatif. Jakarta

https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/filosofi-pendidikan-kihajardewantara
(diakses 21 Juni 2023)
https://lmsspada.kemendikbud.go.id/strategi-pembelajaran/
http://www.imrantululi.net/berita/detail/23a4-eksplorasi-konsep-coaching/

I.G.A.K. Wardani. 1995. Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Depdikbud Dirjen Dik

18
LAMPIRAN

19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Anda mungkin juga menyukai