NIM : 2300103922027638
Ringkasan .............................................................................................................. 4
Bab I Pendahuluan................................................................................................ 5
2
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penyusun dapat membuat laporan Analisis
Materi Desain Pembelajaran Inovatif
Laporan ini akan membahas Desain Pembelajaran Inovatif yang telah didapatkan
saat menjalani Program Pendidikan Guru Penggerak. Kedepannya parktik-praktik baik
yang dilakukan penulis diharapkan mampu menjadi katalisator dalam transformasi
pendidikan Indonesia yang lebih baik lagi khususnya di SDIT Qurrata A’yun
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Akhir kata, penulis berharap
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat membantu bagi kemajuan serta
perkembangan SDIT Qurrata A’yun.
Penyusun
3
RINGKASAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
Pada Laporan ini saya akan menjabarkan kegiatan yang telah saya lakukan
pada substansi materi sebagai berikut :
1. Pembelajaran Berdiferensiasi
Merupakan usaha menyesuaikan proses pembelajaran dengan memberikan
beragam cara melalui diferensiasi konten, proses, produk serta lingkungan
belajar dan asesmen awal untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap
Murid.
2. Pembelajaran Sosial dan Emosional
Pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah
dengan tujuan memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk
mengelola emosi.
3. Coaching
Adalah bentuk suatu kerjasama antara coach dan coachee dengan tujuan untuk
memaksimalkan potensi. Coaching menjadi salah satu proses menuntun
kemandirian belajar murid. Maka dari itu penting bagi seoarang Guru memiliki
keterampilan dasar coach. Keterampilan ini berguna untuk seorang coachee
menemukan potensinya sendiri dalam menghadapi permasalahan.
4. Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Proses memilih alternatif terbaik dari serangkaian alternatif keputusan untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Setiap pemimpin dalam proses
kepemimpinannya akan selalu dihadapkan persoalan untuk mengambil
keputusan. Keputusan harus dibuat oleh pemimpin agar anggota dapat
melaksanakan berbagai kegiatan untuk mewujudkan dan mengembalikan
eksistensi organisasi.
5. Kepemimpinan dalam Pengembangan Sumber Daya
Merupakan pemanfaatan pada asset-aset sekolah yang dimiliki dan dikelola
dengan baik oleh seorang pemimpin pembelajaran sebagai sebuah
kekuatan/potensi sekolah sesuai kodrat alam dan zaman.
6
1.2 Tujuan Kegiatan
Berdasarkan latar belakang kegiatan Membaca Permulaan yangdilaksanakan
bertujuan untuk :
1. Menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan;
2. Meningkatkan kompetensi Guru sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik.
3. Tuntas membaca permulaan pada peserta didik kelas I
4. Tercipta suasana pembelajaran yang menarik minat serta bakat peserta didik dan
menyenangkan
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
3. Diferensiasi produk, Adalah keberagaman dalam hasil pekerjaan atau unjuk
kerja yang harus ditunjukkan pada guru bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil
tes, pertunjukkan, presentasi,pidato, rekaman, diagram dan sebagainya.
Aksi nyata yang saya lakukan adalah membuat Modul Ajar pembelajaran
Berdiferensiasi, dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi maka akan
memberikan dampak positif bagi sekolah, kelas dan terutama kepada murid. Setiap
murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua murid bisa kita beri
perlakuan yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan murid maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan
berkembang.
Dampak setelah saya menerapkan pembelajaran berdiferensiasi pada mata
Pelajaran Bahasa Indonesia kelas I, kelas menjadi aktif dan menyenangkan,
kebutuhan belajar peserta didik tepenuhi kerena saya membagi kelompok sesuai
dengan gaya belajar mereka dan mengelompokkan ke dalam siswa yang perlu
bimbingan, sedang dan tuntas membaca, hasil belajar meningkat dilihat dari tes
perindivdu
9
e. kemampuan mengambil keputusan bertanggung jawab
Aksi nyata kegiatan yang pernah saya lakukan adalah mengembalikan
konsentrasi peserta didik ketika melakukan pembelajaran dikelas dengan
mempraktikkan Teknik STOP agar dapat membangun kemampuan merespons dan
mengambil keputusan dengan lebih efektif. Penerapan teknik STOP saya lakukan
diawal pembelajaran agar membuatnya lebih berkonsenterasi dan tidak mengantuk
saat belajar di sekolah.
Dari aksi nyata tersebut saya juga berbagi praktik baik/pengalaman tentang
teknik Stop dengan rekan Guru yang lainya. Dampak yang sudah saya terapkan yaitu
bermanfaat bagi guru dan murid, kematangan emosional seseorang akan
mempengaruhi kepribadian dan kehidupan seseorang. Kompetensi sosial berkaitan
dengan keterampilan berkomunikasi, bersikap, dan berinteraksi secara umum, baik
dengan peserta didik, rekan sejawat ataupun dengan warga sekolah. Sehingga
diharapkan Guru dapat memiliki keterampilan dalam menghadapi beragam persoalan
kehidupan sehari-hari (problem solving).
2.3 Coaching
Coaching menjadi salah satu proses menuntun kemandirian belajar murid.
Maka dari itu penting bagi Guru memiliki dasar Coach. Keterampilan ini berguna
untuk seorang coachee menemukan potensinya sendiri dalam menghadapi
permasalahan.
Coaching adalah aktivitas mengarahkan orang lain (coachee) untuk
menyeselesaikan masalah sendiri dan memaksimalkan potensinya. Jadi melakukan
praktek coaching ini dapat menggunakan model TIRTA diantaranya :
1. Tujuan, adalah merupakan tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee
menyepakati tujuan pembicaraan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari
coachee. Contoh Rancangan pertanyaan coach untuk cochee adalah :
➢ Apa yang ingin dihasilkan dari pertemuan ini ?
➢ Apa ukuran keberhasilan dari sesi kita hari ini ?
➢ Apa tujuan dari pertemuan ini ?
10
2. Identifikasi, adalah Coach melakukan pembinaan dan situasi yang sedang
dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta - fakta yang ada pada saat sesi.
Contoh Rancangan pertanyaan coach untuk coachee adalah :
➢ Apa hambatan kamu rasakan saat ini ?
➢ Apa saja solusi - solusi yang dapat kamu pikirkan ?
➢ Adakah konsekuensi dari setiap solusi yang sudah dipertimbangkan ?
3. Rencana aksi, adalah pengembangan ide atau solusi alternative.
Contoh Rancangan pertanyaan coach untuk coachee adalah :
➢ Apa prioritas yang kamu siapkan untuk mencapai tujuanmu ?
➢ Apa strategi yang akan kamu lakukan untuk mencapai tujuanmu ?
➢ Bagaimana antisipasimu dalam mengatasi hambatan ?
4. TAnggung jawab, adalah membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk
langkah selanjutnya. Contoh rancangan pertanyaan coach untuk coachee adalah:
➢ Apa kesimpulan dari sesi coaching kita hari ini ?
➢ Apa komitmen yang kamu buat untuk menjalankan aksi ini ?
➢ Siapa saja yang dapat membantumu untuk menjalankan komitmenmu ?
➢ Kapan kita akan mengadakan tindak lanjut dari sesi ini ?
Aksi Nyata yang sudah saya lakukan tentang coaching adalah melakukan
praktek coching model TIRTA dengan teman sejawat dan peserta didik. Manfaat
hasil dari praktek coaching sangat penting karena membuat peserta didik untuk
mengeksplorasi diri guna mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan
potensi yang dimilikinya. jadi Jika di ibaratkan peserta didik kita adalah air, maka
biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. Maka kita sebagai
Guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir tanpa sumbatan dengan
menuntun atau membantu peserta didik (coachee) menyadari bahwa mereka mampu
menyingkirkan sumbatan – sumbatan yang menghambat perkembangan potensi
dalam dirinya.
11
2.4 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Sebagai Pemimpin Pembelajaran, seorang Guru dalam mengambil keputusan
hendaknya sebijak mungkin dengan memperhatikan segala aspek serta merefleksikan
nilai – nilai yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, sehingga bisa dijadikan
rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah.
Dalam melaksanakan tugas sebagai seorang Guru juga harus memiliki
keterampilan coaching. Keterampilan ini dapat dapat membantu dalam menguji
pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah keputusan – keputusan yang
kita ambil berbasis etika, sesuai visi misi sekolah, budaya positif serta nilai- nilai
yang yang dianggap penting, sehingga prinsip – prinsip dasar yang menjadi acuan
juga akan lebih jelas.
Aksi Nyata yang sudah saya lakukan adalah melakukan kolaborasi dan
kerjasama warga sekolah terkait pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan
dilingkungan sekolah dengan melakukan tahapan coaching, berbagi praktik serta
saling berkolaborasi sesama guru. Kami sepakat setiap hari sabtu melaksanakan
kombel (komunitas belajar), yang terdiri guru kelas 1,2,dan 3 perkelompok dan guru
kelas 4,5,6 perkelompok untuk merancag pembelajaran 1 pekan kedepan seperti
pembuatan rpp atau modul ajar, media dengan benda konkret, pembelajaran dengan
memanfaatkan barang yang ada, dan daya dukung lainnya . Dengan demikian peserta
didik akan belajar dengan ceria dan mendapatkan pengalaman nyata yang akan
mereka kenang sepanjang hayat. Sebelum kita mengambil keputusan hendaknya kita
memetakan 4 paradigma yaitu Individu lawan masyarakat, rasa keadilan lawan rasa
kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek lawan jangka panjang.
Pengambilan keputusan juga berpegang pada 3 prinsip yaitu Berpikir berbasis hasil
akhir, Prinsip berbasis peraturan, dan prinsip berbasis rasa peduli. Serta dipadukan
dengan 9 langkah Pengambilan Keputusan, Diantaranya :
1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan
Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
2. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini.
4. Pengujian Benar atau Salah
12
- Uji legal
- Uji regulasi
- Uji intuisi
- Uji Halaman Depan Koran
- Uji Panutan/Idola
3. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar
4. Prinsip Pengambilan Keputusan
5. Investigasi Opsi Trilemma
6. Buat Keputusan
7. Tinjau lagi keputusan Anda dan refleksikan
Seorang Guru harus dapat menciptakan situasi dan kondisi pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan bagi peserta didik, salah satunya adalah dengan
memanfaatkan atau memberdayakan serta menggunakan sumber daya alam (aset
lingkungan/alam) yang ada disekitar lingkungan sekolah sebagai media
pembelajaran.
Aksi Nyata dari Kegiatan yang pernah saya lakukan adalah merancang sebuah
program mewujudkan lingkungan kelas/sekolah yang nyaman. Dalam melaksanakan
aksi nyata tersebut saya menggunakan prosedur BAGJA antara lain :
1. Buat pertanyaan : meminta murid menggali cita- cita dan harapan murid tentang
kelas/sekolah impian.
13
2. Ambil Pelajaran : meminta peserta didik berkeliling dan mengidentifikasi hal –
hal yang disukai dan tidak disukai dari lingkungan kelas/sekolahnya.
3. Gali Mimpi : menanyakan pendapat setiap peserta didik tentang kondisi kelas
yang menyenangkan.
➢ Apa saja peran yang diperlukan dan siapa yang mengisi peran tersebut?
Harapan dari Aksi nyata yang sudah dilakukan terkait dengan Pengelolaan
sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran yang berkualitas,
melalui diskusi /kolaborasi dengan komunitas sekolah bukan hanya pemetaan
sumber daya saja yang terbentuk namun ide/gagasan baru yang muncul dalam
mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan,aktif dan aman. Maka sekolah akan
lebih berdaya guna apabila kita bisa menggali nilai – nilai positif dengan
memberdayakan dan memaksimalkan asset yang dimiliki sekolah.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Refleksi
Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang mempersiapkan generasi
abad 21 dimana kemajuan tekhnologi informasi dan komunikasi yang berkembang
begitu cepat memiliki pengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk
pada proses belajar mengajar. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa
yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya, dengan memperhatikan prosesnya, seperti
metode, media, strategi agar proses pembelajaran menjadi lebih berkualitas.
15
Sebagai Pemimpin Pembelajaran, seorang Guru dalam mengambil keputusan
hendaknya sebijak mungkin mengambil keputusan dan selalu berpedoman pada 4
Paradigma,3 Prinsip dan 9 Langkah pengambilan keputusan. dengan memperhatikan
segala aspek serta merefleksikan nilai - nilai yang dijunjung tinggi oleh sekolah
tersebut, sehingga bisa dijadikan rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah.
3. Konsisten melakukan kegiatan yang menarik minat dan bakat anak sehingga
tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan untuk semua peserta didik dan
lingkungan
16
4. Meningkatkan program yang berdampak pada peserta didik sesuai profil pelajar
Pancasila melalui berbagi praktik baik dari kegiatan komunitas praktisi disekolah.
5. Guru diharapkan dapat memberikan penanganan yang tepat setelah mengetahui
letak kesulitan membaca masing – masing peserta didik
6. Sekolah diharapkan dapat memberikan wadah bagi kegiatan membaca berupa
program budaya baca dengan cara menyediakan satu waktu untuk membaca
bersama-sama.
7. Memperbanyak latihan membaca nyaring dan memiliki waktu khusus untuk
membaca agar tumbuh kebiasan membaca
17
DAFTAR PUSTAKA
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/filosofi-pendidikan-kihajardewantara
(diakses 21 Juni 2023)
https://lmsspada.kemendikbud.go.id/strategi-pembelajaran/
http://www.imrantululi.net/berita/detail/23a4-eksplorasi-konsep-coaching/
I.G.A.K. Wardani. 1995. Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Depdikbud Dirjen Dik
18
LAMPIRAN
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31