Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMBELAJARAN DISEKOLAH DASAR


KARAKTERISTIK PROSES BELAJAR DAN TAHAPAN
PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

Oleh:

Kelompok 4

1. SUHARTIN. Nim ( 859753535)


2. ULYUN. Nim ( 859755087)
3. SITI RUSNIA. Nim ( 859764355)
4. RUPADI. Nim ( 859762075)
5. SRINAWATI. Nim ( 859764212)
KATAPENGANTAR

Syukur dan Alhamdulillah Kami panjatkan kehadirat AllahSWT,karena atas rahmat,


hidayah, dan izin-Nya jualah makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Shalawat dan salam tak lupa pula kami haturkan kepada junjungan Nabi
besar Muhammad SAW.
Melalui kesempatan ini, Kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu sitti Kasmiati, Dra., M. Si selaku Tutor yang telah memberikan arahan
dan bimbingan dalam kegiatan tutorial.
2. Orangtua dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dorongan, do’a, dan
kasih sayang yang sangat besar dan juga dukungan materiil.

Kami kelompok IV sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
memiliki kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu kami mengharapkan masukan
yang bersifat membangun guna bahan perbaikan untuk dikemudian hari. Akhir kata
kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Raha, Oktober 30,2022

i
3

DAFTARISI
Halaman
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTARISI.....................................................................................................ii

BABI PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 RumusanMasalah.........................................................................3
1.3 TujuanPenelitian..........................................................................4
1.4 ManfaatPenelitian........................................................................5

BABIIPEMBAHASAN
2.1 Pembelajarandi Sekolah Dasar..................................................6

BABIIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................8
3.2 Saran.........................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................12

ii

BAB I
4
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Membelajarkan siswa mengandung maksud agar guru berupaya mengaktifkan
siswa belajar. Dengan demikian, di dalam proses pembelajaran guru
menggunakan berbagai karakteristik dan tahapan semata-mata supaya siswa
belajar.
Oleh karenanya timbul beberapa hal yang harus dicari jalan
keluarnya.Jawaban atas beberapa pertanyaan tersebut itulah yang dapat membantu
kita dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif untuk membantu siswa
belajar.
Penting bagi seorang guru untuk memahami tentang hakikat belajar dan
pembelajaran. Maka dari itu kita diharapkan mampu menjelaskan konsep
pembelajaran.
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan
kemampuan baru.Ketika berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus
dimiliki siswa, maka pada saat itu juga semestinya berpikir strategi apa yang
harusdi lakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. Oleh
karena itu, pemahaman mengenai karakteristik proses belajar dan tahapan
perkembangan siswa sekolah dasar ini sangat penting,untuk dimasukan dalam
proses pembelajaran bagi para guru, karena pada proses pembelajaran apabila
karakteristik proses belajar dan tahapan perkembangan siswa sekolah dasar tidak
tercapai dengan baik maka proses pembelajaran tidak akan maksimal .Itulah
sebabnya seorang guru harus mengetahui Karakteristik proses belajar dan tahapan
perkembangan siswa dalam pembelajaran agar dapat meningkatkan kualitas
seorang guru dan mendapatkan hasil yang baik. Selain itu, terdapat juga jenis –
jenis strategi pembelajaran dan penggunaannya dalam proses pembelajaran.
Agar proses belajar efektif,guru harus memahami bahwa tugas dan
peranannya dalam mengajar harus berfungsi sebagai pembimbing, fasilitator,
dannarasumber atau pemberi informasi. Proses belajar bergantung pada
pandangan guru terhadap makna belajar, karena semua aktivitas siswa dalam
belajar selalu berdasaran skenario yang dikembangkan oleh guru. Pandangan guru
terhadap belajar selalu berkaitan dengan makna dan operasionalisasi tugas
mengajar.Pandangan mengajar yang dianggap paling sesuai dengan kebutuhan
dan hakikat belajar saat ini adalah bahwa mengajar merupakan suatu proses
membimbing,memberikan informasi dan mengatur lingkungan sehingga terjadi
5
proses belajar yang efektif.
Pembelajaran adalah kegiatan pokok yang harus dilakukan seorang
pendidik kepada pesertadidik yang bertujuan untuk mentransfer suatu ilmu
pengetahuan berdasarkan konsep-konsep yang telah disusun sebelumnya.
Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya oleh proses
pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan rangkaian aktivitas dan interaksi antara siswa
dan guru yang dikendalikan melalui perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan
proses pembelajaran perlu dilakukan secara sistematis berdasarkan prosedur pembelajaran
yang telah dikembangkan.
Prosedur pembelajaran merupakan proses yang berurutan dalam membentuk
kemampuan siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Pada umumnya prosedur
pembelajaran terdiri dari kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan
kegiatan akhir pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah :

1. Bagaimana mengidentifikasi karakteristik belajar di Sekolah Dasar?


2. Bagaimana tahapan perkembangan anak SekolahDasar?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan mengidentifikasi karakteristik belajar di Sekolah Dasar
2. Menjelaskan tahapan perkembangan anak Sekolah Dasar

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi tentang pembelajaran disekolah dasar.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembelajaran di Sekolah Dasar

Karakteristik Proses Belajar dan Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah


6
Dasar
Proses belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar dalam belajar,
esensinya adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa dalam upaya mengubah
prilaku yang dilakukan secara sadar melalui interaksi dengan lingkungan. Proses belajar
mengajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh desain pelajaran maupun strategi yang
diterapkan oleh guru dalam pembelajaran.
Salah satu faktor yang dominan untuk dipertimbangkan dalam melakukan proses
belajar adalah pebelajar (siswa) itu sendiri. Siswa merupakan

individu yang utuh sekaligus sebagai makhluk sosial yang memiliki potensi
yangberbeda-beda.Berdasarkan teori perkembangansetiap siswa memiliki tahapan
perkembangan sesuai dengan tingkat usianya. Artinya setiap proses belajar
yangditempuhsiswaharus berdasarkan pada fase perkembangannya.
Seperti telah dikemukakan, bahwa proses belajar merupakan rangkaian aktivitas
siswa melalui pengalaman belajar (learning experience) untuk membentuk
perilaku siswa.
A. Karakteristik proses belajar di sekolah Dasar
1. Proses belajar berdasarkan teori dan tipe belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan pemrosesan kognitif, keterampilan


dan sikap. Pebelajar (siswa) sepenuhnya harus melakukan upaya mengubah perilaku
melalui pengalaman, latihan maupun kegiatan-kegiatan lainyangdianggap efektif
sebagai proses untuk mengubah perilaku.
a. TeoriBelajar
Ada beberapabelajaryang dikaji sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan
proses belajar di Sekolah Dasar.
1. Teori Belajar Displin Mental
Karakteristik teori belajar ini menganut prinsip bahwa manusia memiliki sejumlah
daya mental seperti daya untuk mengamati, menanggapi, mengingat, berpikir dan
sebagainya yang dapat dilatih dan di displinkan. Proses belajar berpikir,
mengamati dan mengingat dapat dilakukan siswa SD kelas rendah, yang meliputi
a)belajar mengidentifikasi ciri-ciri karakteristik suatu benda atau kejadian,
misalnya; “menguraikan atau menjelaskan ciri-ciri tumbuhan hijau”.
b)menyebutkankembalinama-nama ibukota provinsi di Indonesia. Belajar
itusendiri merupakan upaya untuk mengembangkan potensi-potensi yang
dimilikiindividu.Potensi-potensi yang dimiliki individu dapat dikembangkan
7
secara optimal melalui kegiatan belajar.
2. Teori Belajar Asosiasi
Rumpun teori belajar ini identik dengan teori behaviorisme yang biasa
disebut S-RBond. Teori belajar asosiasi ini berdasarkan pada perubahan tingkah
laku yang menekankan pola perilaku baru yang diulang-ulang sehingga
menjadiaktivitas yang otomatis. Dalam teori ini, belajar lebih mengutamakan
stimulus-respons yang membetuk kemampuan siswa secara spesifik dan
terkontrol. Hukuman (punishment) dan ganjaran (reward) merupakan penguatan
(reinforcement) yang dipakai. Pelopor aliran ini diantaranya EdwardL.
Thorndike.
3. Teori Insight
Menurut teori ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa. Perubahan
ini akan terjadi apabila siswa menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu
proses yang bersifat eksploratif, imajinatif, dan kreatif. Belajar selalu diarahkan
untuk mengembangkan kemampuan tingkat tinggi yaitu berpikir tinggi.
4. Teori belajar Gestalt
Menurut teori belajar ini siswa merupakan individu yang utuh. Oleh
karenanya, belajar lebih mengutamakan keseluruhan, kemudian melihat bagian-
bagiannya yang mengandung makna dan hubungan. Pembelajaran selalu diberikan
dalam bentuk problematik, aktual dan nyata (sedang terjadi saat ini maupun saat
yang akan datang).
Siswa belajar melakukan pemecahan masalah (problemsolving),
melakukan penyelidikan (inquiry), melakukan penemuan (discovery) dan
kajian(investigation).
Dalam prakteknya penerapan teori belajar tersebut digunakan
bercampur,tidakmurni satu per satu.
b. Tipe Belajar
Untuk mencapai proses dan hasil belajar yang optimal kita perlu
mengenal beberapa tipe belajar yang dikemukakan Gagne (1970). Menurut
Gagneada8 tipe belajaryangdapat dilakukan siswa,yaitu:
1. Signall earning (belajar melalui isyarat)
Belaja risyarat merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk
perilaku melalui sinyal atau isyarat sehingga terbentuk sikap tertentu, tetapi
respons yang ditimbulkan dapat bersifat umum, tidak jelas bahkan emosional.

2. Stimulus-respon learning (belajar melalui rangsangan tindak balas).


Belajar stimulus-respons merupakan suatu tipe belajar yang dapat
8
membentuk perilaku melalui pengkondisian stimulus untuk menghasilkan suatu
tindak-balas (respons).
3. Chaining learning (belajar melalui perangkaian)
Belajar chaining merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku
melalui beberapa stimulus-respons (S-R) yang berangkai; dalam bahasa
contohnya “Ibu-Bapak”, “kampung-halaman”. Chaining contoh; dari pulang tugas
mengajar,buka sepatu,menyimpan tas, ganti baju, makan dan seterusnya.
4. Verbal association learning (belajar melalui perkaitan verbal)
Belajar verba l association merupakan suatu tipe belajar yang dapat
membentuk perilaku melalui perkaitan verbal. Perkaitan ini bisa dimulai dari yang
sederhana.
5. Discrimination learning (belajar melalui membeda-bedakan)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui proses membeda-bedakan objek
yang abstrak maupun konkret. Sesuatu yang berkaitan dengan ruang,bentuk,
peristiwa, gambardan lambang.
6. Concept learning (belajar melalui konsep)
Tipe belajar inidapat membentuk prilaku melalui pemahaman terhadap sesuatu
benda, peristiwa, kategori, golongan dan suatu kelompok. Yang dimaksud konsep
itusendiri adalah karakteristik, atribut atau definisi sesuatu objek. Konsep yang
konkret dapat ditunjukkan bendanya sedangkan konsep yang abstrak adalah
konsep menurut definisi.
7. Rule learning (belajar melalui aturan-aturan)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui aturan. Belajar melalui aturan
merupakan proses belajar yang membentuk kemampuan siswa supaya memahami
aturan-aturan dan mampu menerapkannya.Belajarmelalui aturan berarti belajar
melalui dalil-dalil, rumus-rumus, dan ketentuan.
8. Problem solving learning (belajar melalui pemecahan masalah)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui kegiatan pemecahan masalah.
Tipe belajar ini merupakan belajar yang dapat membentuk siswa berpikir ilmiah
dan kritis yang termasuk pada belajar yang menggunakan pemikiran atau
intelektual tinggi.
a. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan
dalam belajar. Kulminasi akan selalui diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil
belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku
yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif,dan
9
disadari.Bentuk perubahan tingkah laku harus menyeluruh secara komperhensif
sehingga menunjukkan perubahan tingkah laku seperti contoh di atas.

Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berpikir


kritis dan ilmiah pada siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil
berdasarkan : 1) kemampuan membaca, mengamati dan atau menyimak apa
yangdijelaskan atau diinformasikan; 2) kemampuan mengindentifikasi atau
membuat sejumlah (sub-sub) pertanyaan berdasarkan substansi yang dibaca,
diamati danataudidengar;3)kemampuanmengorganisasihasil-hasil identifikasi dan
mengkaji dari sudut persamaan dan perbedaan; dan 4) kemampuan melakukan
kajian secara menyeluruh.

B. Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar

Siswa Sekolah Dasar merupakan individu unik yang memiliki karakteristik


tertentu, bersifat khas dan spesifik. Pada dasarnya setiap siswa adalah individu
yang berkembang.Perkembangan siswa akan dinamis sepanjang hayat mulai dari
kelahiran sampai akhir hayat. Dalam hal in pendidikanmaupun pembelajaran
sangat dominan memberikan kontribusi untuk membantudan mengarahkan
perkembangan siswa supaya menjadi positif dan optimal. Setiap siswa memilikiir
ama dan kecepatan perkembangan yang berbeda-beda dan bersifat individual.

Perkembangan siswa Sekolah Dasar usia 6–12 tahun yang termasuk pada
perkembangan masa pertengahan (middlechildhood) memilikifase-fase yang unik
dalam perkembangannya yang menggambarkan peristiwa penting bagi siswa yang
bersangkutan. Tahapan perkembangan siswa dapat dilihat dari aspek
perkembangan berikut.
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan ini berkaitan dengan perkembangan berat, tinggi badan, dan
perkembangan motorik. Siswa pada tingkat Sekolah Dasar,kemampuan
motoriknya mulai lebih halus dan terarah (refined motor skills), tetapi berat badan
siswa laki-laki lebih ramping daripada siswa perempuan karena masa adolesen
perempuan lebih cepat dari pada laki-laki.
2. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial siswa pada tingkat Sekolah Dasar sudah terasa ada
pemisahan kelompok jenis kelamin (separation of the sexs) sehingga dalam
10
pengelompokkan, siswa lebih senang berkelompok berdasarkan jenis kelamin
padahal kurang sesuai menurut kriteria pengelompokan belajar.
3. Perkembangan Bahasa
Pada masa ini perkembangan bahasa siswa terus berlangsung secara dinamis.
Dilihat dari cara siswa berkomunikasi menunjukkan bahwa mereka sudah mampu
menggunakan bahasa yang halus dan kompleks.
4. Perkembangan Kognitif
Di Sekolah Dasar siswa diajarkan berbagai disiplin ilmu bahkan cara-cara belajar
baik yang berorientasi pada peningkatan berpikir logis maupun kemampuan
manipulatif. Siswa dapat melihat beberapa faktordanmengkombinasikannya
dengan berbagai cara untuk mencapai hasil yang sama.
Perkembangan kognitif pada siswa Sekolah Dasar berlangsung secara dinamis.
Untuk menumbuh kembangkan kemampuan kognitif dalam fase konkret
operasional pada siswa Sekolah Dasar, acuannya adalah terbentuknya hubungan-
hubungan logis di antara konsep-konsep atau skema-skema.
Piaget mengemukakan bahwa pada usia Sekolah Dasar siswa akan memiliki
kemampuan berpikir operasional konkret (concrete operation) yang disebut
sebagai masa performing operation.
1. Perkembangan Moral
Perkembangan moral yang harus dimiliki siswa Sekolah Dasar adalah
kemampuan bertindak menjadi orang baik. Tindakan yang dilakukan selalu
berorientasi pada orang lain yang dianggap berbuat baik.Bahkansiswa akan
melakukan tindakan yang baik apabila orang lain merasa senang.
2.Perkembangan Eksresif
Pola perkembangan ekspresif siswa Sekolah Dasar dapat dilihat dari kegiatan
ungkapan bermain dan kegiatan seni (art). Siswa Sekolah Dasarsudah menyadari
aturan dari suatu permainan, bahkan siswa pada usia itu sudahmulai membina
hobinya.
3. Aspek-aspek Intelegensi
Dalam psikologi, teori Gardner (Utami Munandar, 1999; 265) membedakan jenis
intelegensi. Dalam kehidupan sehari-hari itu tidak berfungsi dalam bentuk murni
tetapi setiap individu memiliki campuran yang unik dari ketujuh intelegensi
tersebut. Aspek-aspek intelegensi tersebut dapat ditumbuh kembangkan pada
setiap siswa. Aspek intelegensi tersebut diantaranya adalah:
a. Intelegensi linguistik, yaitu suatu kemampuan untuk menggunakan bahasa,
termasuk kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata-kata, dan kegunaan fungsi-
11
fungsi bahasa.
b. Intelegensi logis-matematis, yaitu kemampuan untuk menjajaki pola-pola,
kategori, dan hubungan-hubungan dengan manipulasi objek-objek atau simbol-
simbol,dan kepekaan kemampuan berpikir logis.

c. Intelegensi spasial, yaitu kemampuan untuk mengamati secara mental,


memanipulasi bentuk dan objek; atau kemampuan mempersepsi dunia ruang
visual secara akurat dan melakukan transformasi persepsi tersebut.
d. Intelegensi musik, yaitu kemampuan untuk menikmati, mempertunjukkan atau
mengubah musik termasuk kemampuan menghasilkan dan mengekpresikan ritme
nada dan bentuk-bentuk ekspresi musik.
e. Intelegensi fisik-kinestetik, yaitu kemampuan untuk menggunakan
keterampilan motorik halus dan kasar dan halus dalam olah raga seni dan produk-
produk seni pertunjukan serta keterampilan meliputi kemampuan mengontrol
gerakan tubuh dan menangani objek-objek secara terampil.
f. Intelegensi intra pribadi, yaitu kemampuan untuk memperoleh akses terhadap
pemahaman perasaan, impian dan gagasan-gagasan diri sendiri, dan memahami
kekuatan maupun kelemahan diri sendiri.
g. Intelegensi interpribadi, yaitu suatu kemampuan untuk mengamati
danmerespons suasana hati, temperamen, dan motivasi orang lain, serta
memahami hubungan dengan orang lain.

4. Aspek Kebutuhan Siswa


Selain aspek perkembangan siswa yang telah dikemukakan di atas juga perlu
dipertimbangkan aspek kebutuhan siswa sebagai bahan pertimbangan untuk
menentukan materi apa yang akan dipelajari siswa. Secara umum ada
duakebutuhan siswa : 1) psiko-biologisyang dinyatakan dalam keinginan, minat,
tujuan, harapan dan masalahnya; 2) sosial yang berkaitan dengan tuntutan
lingkungan masyarakat, biasanya menurut pandangan orang dewasa.
12

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pembelajaran di sekolah dasar terdiri dari karakteristik proses belajar dan


tahapan perkembangan siswa sekolah dasar.
2. Karakteristik proses belajar di sekolah dasar yaitu proses belajar
berdasarkan teori dan tipe belajar
3. Tahapan perkembangan siswa sekolah dasar terbagi menjadi beberapa
aspek yaitu, (a). Perkembangan Fisik. (b). Perkembangan Sosial. (c).
Perkembangan Bahasa. (d). Perkembangan Kognitif. (e) perkembangan
Moral. (f). Perkembangan Ekspresif. (g). Aspek-aspek Intelegensi. (h).
Aspek Kebutuhan Siswa.
3.2 Saran
Kami sebagai penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam isi
makalah ini yangperlu untuk diperbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya
pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan kedepannya.
13

DAFTAR PUSTAKA

Glesser, William. (1985). Control Theory in The Classroom. New York:


Harperand Witson.
Hamalik,O.(1990).PendekatanBaruBelajarMengajarBerdasarkanCBSA.Bandung:
Sinar Baru.
Houston, W. R, Clif, R.T. Freiberg, H. J, Warner A. R. (1988). Touch The
FutureTeach.St. Paul: West PublishingCo.
Nasution,S.(1982).BerbagaiPendekatandalamProsesBelajardanMengajar.
BumiAngkasa.

Joni,T.R.(1982).StrategiBelajar-Mengajar.DirjenDikti.

Steven, R.J. & Slavin, RE. (1995). The Cooperative Elementary School: Effect
onStudent Achivement, Attitudes, and Social Relations. American
EducationalResearchJournal, 32, 321-351.
Semiawan,C.,dkk.(1987).PendekatanKeterampilanProses.Gramedia

Surya,M.(2003).PsikologiPembelajarandanPengajaran.Bandung:YayasanBhakti
Winaya.
Sujana,Nana,(1989).Dasar-dasarProsesBelajar-Mengajar.Bandung:SinarBaru.

Anda mungkin juga menyukai