Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH AQIDAH AKHLAK

PENGELOLAAN KELAS PEMBELAJARAN PAI &


EVALUASI PEMBELAJARAN PAI

DOSEN PENGAMPU:H.ZAITUN ABIDIN,

PENYUSUN:

MUHAMMAD THOHA (1238.22.1734)

ILHAMDI (1238.22.1708)

PARIDA HANUM PULUNGAN (1238.22.1772)

ARI SANDI (1238.22.1660)

MUHAMMAD IHSAN (1238.22.1732)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL KIFAYAH RIAU

(STAI) T.A 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah
tentang "Pengelolahan kelas pembelajaran pai & evaluasi pembelajaran pai”
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari
berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik


dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini.
Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Pekanbaru, 03 Mei 2023

Penulis
Segala puji syukur
kami panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Atas rahmat
dan karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan
tugas penulisan makalah
mata kuliah Ushul
Fiqh tepat waktu. Tidak
lupa shalawat serta salam
tercurah kepada
Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan
kelak.
Makalah ini kami
susun untuk memenuhi
tugas mata kuliah
Ushul Fiqh, serta
untuk menambah
wawasan kita mengenai
“Ijtihad dan Mujtahid”.
Kami berharap semoga
makalah ini bisa
menambah wawasan
para pemabaca.
Namun, terlepas dari
itu kami memahami
bahwa makalah ini
masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami
mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat
membangun.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................

Daftar Isi .............................................................................................................

Bab I Pendahuluan

Latar belakang.....................................................................................................

Rumusan masalah ...............................................................................................

Tujuan makalah ..................................................................................................

Bab II Pembahasan

BAB III Penutup

A.Kesimpulan...........................................................................................................................
B.Saran.....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada dasarnya kaidah al-Amar merupakan salah satu referensi ilmu alat
sebagai kaidahdalam mengenalfikih.halini tentunya memberi pengaruh
terhadap ketetapan hukum yangdilakukan.Al-Amar secara etimologi berarti
sesuatu yang berkaitan dengan perintah, bisajuga berarti menutut untuk
melakukan atau mengerjakan sesuatu.Sedangkan
secaratermonilogi, yaitu suatu lafaz yang digunakan oleh orang lebih
tinggi kedudukanya untukmenuntut kepada orang yang lebih rendah
derajatnya agar melaksanakan suatu perbuatan.Apabila pengertian al-Amr
di atas, digunakan untuk al-Quran dan dalil berarti bahwa al-Amr adalah
perintah yang bersumber dari Allah kepada manusia untuk
melaksanakanaturan-aturan yang diperintahkan.S e d a n g k a n p a d a
dasarnya kaidah an-nahy ialah suatu larangan.Diantara
k a i d a h kebahasaan yang digunakan untuk menetapkan dan menerangkan
hukum-hukum syari’atadalah amr dan nahi.Sebab kebanyakan hukum-
hukum syari’at yang taklif ditetapkan atasa d a n y a t u t u t a n u n t u k
melaksanakan suatu pekerjaan atau tuntutan
u n t u k meninggalkannya.Dalam makalah ini akan dibahas tentang nahi
sebagai salah satu kaidah kebahasaan untukmenetapkan dan menerangkan
tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan, bersumberdari Allah
kepada manusia untuk melakukan aturan-aturan yang dilarang.
B.Rumusan masalah
Berdasarkan subfokus penelitian yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran PAI ?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran PAI ?
3. Bagaimana penilaian pembelajaran PAI ?

C.Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian
ini yaitu:
1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran PAI
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran PAI
3. Untuk mengetahui penilaian pembelajaran PAI

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Pembelajaran

Pengelolaan itu berakar dari kata “kelola” dan istilah lainnya yaitu
“manajemen” yang artinya ketatalaksanaan, tata pimpinan. Menurut
Bahri dan Zain bahwa pengelolaan itu adalah pengadministrasian,
pengaturan atau penataan suatu kegiatan.

Sardiman AM dalam Abdul Majid Pembelajaran adalah rangkaian


peristiwa (events) yang mempengaruhi pembelajaran sehingga
proses belajar dapat berlangsung dengan mudah. Pembelajaran
merupakan proses yang berfungsi membimbing peserta didik
didalam kehidupannya. Yakni membimbing mengembangkan diri
sesuai dengan tugas perkembangannya yang harus dijalani.1

Selain itu menurut Zakiyah Darajat dalam Goniyatul (2010: 16)


pengelolaan pembelajaran erat kaitannya dengan pengelolaan kelas
yang menjadi pusat/tempat terjadinya proses belajar mengajar.
Proses belajar mengajar didalam kelas pada hakikatnya akan
melibatkan semua unsur yang ada dalam sekolah bersangkutan.
Akan tetapi secara langsung akan terlibat hal-hal sebagai berikut:
Guru sebagai pendidik, murid sebagai yang terdidik, alat/media yang
digunakan, situasi dalam lingkungan kelas sekolah itu sendiri.
Dalam pembelajaran ada beberapa langkah atau tahapan yang harus
dijalani oleh seorang guru. Tahapan tersebut yaitu:

1. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan adalah tahap awal yang harus dilalui oleh guru
dalam pembelajaran. Pada tahap ini guru mempersiapkan segala
sesuatu agar pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat
berjalan secara efektif dan efisien. Proses pembelajaran
dikatakan efektif apabila penyampaian bahan pembelajaran
sesuai dengan waktu yang tersedia. Sedangkan yang dimaksud
dengan pembelajaran yang efisien adalah semua bahan pelajaran
dapat dipahami siswa. Isi perencanaan yaitu mengatur dan
menetapkan unsur-unsur pembelajaran, seperti tujuan, bahan
atau isi, metode, alat dan sumber, serta penilaian.1

Fungsi perencanaan pembelajaran adalah sebagai panduan dalam


penyusunan program pembelajaran, penyiapan proses pembelajaran,
penyiapan bahan/media/sumber belajar, dan penyiapan perangkat penilaian.
Sedangkan manfaat perencanaan pembelajaran adalah untuk memudahkan
pembuatan persiapan pembelajaran dan memudahkan pengembangan
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.3

Perencanaan pembelajaran yang matang tentunya memiliki perencanaan


secara tertulis dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang mengacu pada standar isi. Perencanaan pembelajaran meliputi
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dari penyiapan media dan
sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran dan skenario
pembelajaran.

2.Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam kegiatan melaksanakan proses belajar mengajar, guru harus aktif


menciptakan dan menumbuhkan kegiatan belajar sesuai dengan rencana
yang telah disusun. Pada tahap ini, disamping pengetahuan teori belajar
mengajar dan pengetahuan tentang peserta didik, diperlukan pula kemahiran
dan keterampilan teknik belajar, misalnya prinsip mengajar, penggunaan
alat bantu pengajaran, penggunaan metode mengajar, dan keterampilan
menilai hasil belajar siswa. Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses
untuk mencapai kompetensi yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
secara aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi (munculnya)

1
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h.
269.
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.12

3.Penilaian Pembelajaran

Penilaian pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan


pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan penilaian atau
pengukuran belajar dan pembelajaran. Dalam sistem pembelajaran,
penilaian merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus
ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil yang
diperoleh dapat dijadikan balikan (feed-back) bagi guru dalam memperbaiki
dan menyempurnakan program dan kegiatan pembelajaran.
Untuk menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran diperlukan tindakan penilaian/evaluasi hasil belajar.
Tujuan pembelajaran peserta didik dalam bentuk hasil belajar yang
dicapainya, hasil penilaian pembelajaran ini dapat memberikan umpan balik
kepada Pengajar/pendidik sebagai dasar untuk memperbaiki proses
mengajar belajar, atau untuk remidial bagi peserta didik.2

Penilaian dapat digunakan untuk memeriksa tingkat keberhasilan


program berkaitan dengan lingkungan program dan suatu judgement,
apakah kegiatan diteruskan, ditunda, ditingkatkan, dilembagakan, diterima
atau ditolak. Keputusan-keputusan yang diambil dijadikan sebagai
indikator-indikator assesment kinerja pada setiap tahapan penilaian dalam
tiga katagori, yaitu: rendah, moderat, dan tinggi.
Tujuan utama penilaian dalam pembelajaran adalah mendapatkan
informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional
oleh siswa sehingga tindak lanjut hasil belajar dapat diupayakan dan
dilaksanakan. Dengan demikian, melaksanakan penilaian proses belajar
mengajar merupakan bagian dari tugas guru yang dilaksanakan setelah
kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tujuan mengetahui tingkat
keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Definisi Pembelajaran PAI


Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang
dalam bahasa Yunani disebut instructus atau “intruere” yang berarti
menyampaikan pikiran, dengan demikian arti instruksional adalah

2
Abdul Manab, Manajemen Kurikulum Pembelajaran di Madrasah: Pemetaan Pengajaran,
(Yogyakarta: Kalimedia, 2015), h. 94.
3 R Andi Ahmad Gunadi, "Evaluasi Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan
Dengan Model Contect Input Process Product", Jurnal Ilmiah Widya, Volume 2 Nomor 2,
(Mei-Juli 2014), h.
menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui
pembelajaran.

Kegiatan belajar dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang


melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik,
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam
rangka pencapaian kompetensi dasar. Pembelajaran adalah kegiatan dimana
guru melakukan perananperanan tertentu agar siswa dapat belajar untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Strategi pengajaran
merupakan keseluruhan metode dan prosedur yang menitikberatkan pada
kegiatan peserta didik dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
tertentu. Pembelajaran dalam konteks pendidikan merupakan aktivitas
pendidikan berupa pemberian bimbingan dan bantuan rohani bagi yang
masih memerlukan.

2.Prinsip-prinsip Pembelajaran PAI

Menurut Chaedar Alwasilah, seperti yang dikutip oleh Zainal Arifin


terdapat beberapa prinsip yang harus menjadi inspirasi bagi pihak-pihak
yang terkait dengan pembelajaran (siswa dan guru), yaitu prinsip umum dan
prinsip khusus. Prinsip umum pembelajaran meliputi:
1) Bahwa belajar menghasilkan perubahan perilaku peserta didik yang
relatif permanen,
2) Peserta didik memiliki potensi, gandrung, dan kemampuan yang
merupakan benih kodrati untuk ditumbuh kembangkan, 3) Perubahan atau
pencapaian kualitas ideal itu tidak tumbuh alami linear sejalan proses
kehidupan.

Sedangkan Prinsip Khusus Pembelajaran meliputi:


1) Prinsip perhatian dan motivasi,
2) Prinsip keaktifan. Perhatian dalam proses pembelajaran memiliki peranan
yang sangat penting sebagai awal dalam memicu aktivitas-aktivitas belajar.
Untuk memunculkan perhatian siswa, maka perlu kiranya disusun sebuah
rancangan bagaimana menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran.
Mengingat begitu pentingnya faktor perhatian, maka dalam proses
pembelajaran, perhatian berfungsi sebagai modal awal yang harus
dikembangkan secara optimal untuk memperoleh proses dan hasil yang
maksimal.

3.Fungsi Pembelajaran PAI

Dalam sebuah usaha sadar yang dilakukan pasti mempunyai tujuan yang
ingin dicapai dari sebuah usaha tersebut. Begitu juga dengan Pembelajaran
PAI yang dilakukan di sekolah-sekolah. Zakiyah Darajdad dalam bukunya
Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam mendefinisikan tujuan
Pendidikan Agama Islam sebagai berikut:

Tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu membina manusia beragama berarti


manusia yang mampu melaksanakan ajaranajaran agama Islam dengan baik
dan sempurna, sehingga tercermin mana sikap dan tindakan dalam seluruh
kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan dunia dan
akhirat, yang dapat dibina melalui pengajaran agama yang intensif dan
efekif.3

4. Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran PAI

Menurut Ibnu Sina sebagaimana yang dikutip oleh Abudin Nata,


bahwa tujuan pendidikan harus diarahkan pada pengembangan seluruh
potensi yang dimiliki seseorang kearah perkembangan yang sempurna, yaitu
perkembangan fisik, intelektual dan budi pekerti, selain itu tujuan
pendidikan menurut Ibnu Sina harus diarahkan pada upaya mempersiapkan
seseorang agar dapat hidup di masyarakat secara bersamasama dengan
melakukan pekerjaan atau keahlian yang sesuai dengan bakat, kesiapan,
kecenderungan dan potensi yang dimilikinya.

Rumusan tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam mengandung


pengertian bahwa proses pendidikan agama Islam yang dilalui dan dialami
oleh peserta didik di sekolah dimulai dari tahapan kognisi, yakni
pengetahuan dan pemahaman terhadap nilai-nilai ajaran Islam, untuk
selanjutnya menuju ke tahapan sikap, yakni terjadinya proses internalisasi
ajaran nilai-nilai ajaran Islam ke dalam diri peserta didik, melalui tahapan
afeksi ini diharapkan dapat tumbuh motivasi dalam diri peserta didik dan
bergerak untuk mengamalkan ajaran Islam (tahapan psikomotorik).

5. Evaluasi Pembelajaran PAI

Evaluasi adalah alat untuk mengukur sampai dimana penguasaan murid-


murid terhadap pendidikan yang telah diberikan. Yang dimaksud dengan
evaluasi pendidikan agama Islam adalah suatu kegiatan yang menentukan
taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam PAI. Evaluasi PAI dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu: Evaluasi terhadap diri sendiri dan terhadap kegiatan
orang lain (peserta didik).

3
Zakiyah Daradjad, Metode Khusus Pengajaran Agama islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016),
h. 172.
Evalusi mempunyai banyak ragam dan makna tergantung dari arah mana
evaluasi dilakukan, prinsip evaluasi pendidikan Islam ada 3 yaitu:
a) Prinsip berkelanjutan, prinsip ini dimaksudkan bahwa evaluasi tidak
hanya dilakukan sekali dalam satu jenjang pendidikan, setahun, catur wulan
atau perbulan, akan tetapi harus dilakukan setiap saat dan setiap waktu; pada
saat membuka pelajaran, menyajikan pelajaran apalagi menutup pelajaran,
ditambah lagi pemberian tugas yang harus diselesaikan peserta didik.
b) Prinsip universal, prinsip ini dimaksudkan, evaluasi hendaknya
dilakukan untuk semua aspek sasaran pendidikan; aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
c) Prinsip keikhlasan, dimaksudkan keikhlasan pendidik harus tercermin di
segala aktifitasnya dalam mendidik. Termasuk diantaranya dalam
mengevaluasi pendidikan.4
TUJUAN EVALUASI PEMBELAJARAN
5

Menurut Abdul Mujib dkk, tujuan evaluasi adalah:


1. Merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program
pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan
atau rangsangan pada peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan
prestasinya masing-masing
2. Mengetahui tingkat efektifitas metode yang digunakan dalam
meningkatkan kemampuan pemahaman peserta didik terhadap materi
pelajaran yang di pelajari, serta melatih keberanian, dan mengajak peserta
didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan, dan mengetahui
tingkat perubahan perilakunya (Abdul Mujib & Jusuf Mudzakir, 2008: 211)
3. Mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah,
sehingga yang lemah diberi perhatian khusus agar ia dapat mengejar
kekurangannya (Abdul Mujib & Jusuf Mudzakir, 2008: 211).
4. Mengumpulkan informasi yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk
mengadakan pengecekan yang sistematis terhadap hasil pendidikan yang
telah dicapai untuk kemudian dibandingkan dengan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya (Arief, 2002: 53).

FUNGSI DAN KEGUNAAN EVALUASI PEMBELAJARAN

Di antara kegunaan yang dapat di ambil dari kegiatan evaluasi pendidikan


dan pembelajaran di sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh informasi
tentang hasil-hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program
pendidikan dan pembelajaran.

4
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 216.
5Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pres,
2002), h. 56-57. 35 Ibid., h. 60-62.

5
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2009.
2. Untuk mengetahui peserta didik yang terpandai dan terkurang di
kelasnya.
3. Untuk mendorong persaingan yang sehat antara sesama peserta didik.
4. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah
mengalami pendidikan dan pengajaran.
5. Untuk mengetahui tepat atau tidaknya guru memilih bahan, metode, dan
berbagai penyesuaian dalam kls.
6. Sebagai laporan terhadap orang tua peserta didik dalam bentuk raport,
ijazah, piagam dan sebagainya (Sudijono, 2009: 17).

RUANG LINGKUP EVALUASI PEMBELAJARAN

Ruang lingkup evaluasi pembelajaran berkaitan dengan cakupan objek


evaluasi itu sendiri. Jika objek evaluasi itu tentang pembelajaran, maka
semua hal yang berkaitan dengan pembelajaran menjadi ruang lingkupnya.

Oleh sebab itui yang menjadi ruang lingkup evaluasi Pembelajaran yaitu:
a. Domain hasil belajar Menurut Benyamin S. Bloom, hasil belajar dapat
dikelompokkan kedalam tiga domain, yaitu kognitif, apektif, psikomotorik.
Setiap domain disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan mulai dari
yang sederhana sampai dengan hal yang kompleks, mulai dari yang mudah
kepada yang sukar, dan mulai dari yang konkrit sampai dengan hal yang
abstrak (Arifin, 2016: 21).
b. Sistem pembelajaran Sebagaimana yang telah disinggung di atas, ruang
lingkup evaluasi pembelajaran hendaknya bertitik tolak dari tujuan evaluasi
pembelajaran itu sendiri. Jika tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui
keefektifan sistem pembelajaran, maka ruang lingkup evaluasi sebagai
berikut:
a) Program pembelajaran
b) Proses pelaksanaan pembelajaran
c) Hasil belajar
c. Proses dan hasil belajar Evaluasi mengenai proses pelaksanaan
pembelajaran mencakup:
a) Kesesuain antara proses belajar mengajar yang berlangsung, dengan
garis-garis besar program pengajaran yang telah ditentukan;
b) Kesiapan guru dalam melaksanakan program pengajara;
c) Kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran;
d) Minat atau perhatian siswa yang memerlukan;
d. Kompetensi atau berbasi kelas Sesuai dengan petunjuk pengemba ngan
kurikulum, maka ruang lingkup penilaian Kompetensi atau berbasi kelas
mencakup: a) Kompetensi Dasar Mata Pelajaran;
b) Kompetensi Rumpun Pelajaran;
c) Kompetensi Lintas Kurikulum;
d) Kompetensi Tamatan;
e) Pencapaian Keterampilan Hidup; (Arifin, 2016: 27-28).6

LANGKAH-LANGKAH EVALUASI
Secara umum, proses pengembangan penyajian dan pemanfaatan evaluasi
belajar dapat digambarkan dalam langkah-langkah berikut (Ramayulis,
2008: 225-226) :
1. Penentuan Tujuan Evaluasi
2. Penyususnan Kisi-kisi soal
3. Telaah atau review dan revisi soal
4. Uji Coba (try out)
5. Penyusunan soal
6. Penyajian tes
7. Scorsing
8. Pengolahan hasil tes
9. Pelaporan hasil tes
10. Pemanfaatan hasil tes

JENIS-JENIS EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN

Dilihat dari pengertian, tujuan, fungsi dan ruang lingkup sistem


pembelajaran, maka pada hakekatnya pembelajaran adalah adalah suatu
program. Artinya evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran adalah
evaluasi penilaian hasil belajar. Zainal Arifin (2016: 35-36) menjelaskan
ada empat jenis evaluasi penilaian hasil belajar yang dapat digunakan.
Yakni penilaian formatif, penilaian sumatif, penempatan dan penilaian
diagnostik. Hal senada juga dikemukanan Yahya Qahar, (t.th: 14-210).
Jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam adalah:
1. Evaluasi Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui dan memantau
kemajuan hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik selama
proses belajar berlangsung dan setelah menyelesaikan

6
Zuhairini. Metodik Khusus pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional, 1981.
satuanprogram pembelajaran (kompetensi dasar) pada mata pelajaran
tertentu, serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang
memerlukan perbaikan, sehingga hasil belajar peserta didik dan
proses belajar guru menjadi lebih baik.Tujuan utama penilaian
formatif adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran, bukan
untuk menentukan tingkat kemampuan peserta didik.
2. Evaluasi Sumatif, istilah “sumatif” berasal dari kata “sum” yang
berarti “total obtained by adding together items, numbers or
amounst, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta
didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu semester dan akhir
tahun untuk menentukan jenjang berikutnya, seperti tercantum
dalam QS. Al-Insyiqaq ayat 19 “Sesungguhnya kamu melalui tingkat
demi tingkat (dalam kehidupan).
3. Evaluasi penempatan (placement), yaitu evaluasi tentang peserta
didik untuk kepentingan penempatan di dalam situasi belajar yang
sesuai dengan kondisi peserta didik.

BAB III
PENUTUPAN

KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa setiap perserta didik memiliki
karakteristik yang berbeda-beda,dari gaya belajar nya pun juga berbeda.oleh
karena itu setiap pelaksaan pendidikan harus bisa memahami semua sifat
karakteristik.guru pun juga bisa membuat metode pembelajaran yang lebih
efektif.

SARAN
Memperhatikan butir-butir kesimpulan di atas, juga memperhatikan
kegunaan hasil penelitian secara praktis sebagai termaktub dalam bab I;
maka dapat penulis sampaikan saran seperti di bawah ini.
1. Kepada Kepala Madrasah. Supaya dapat terus meningkatkan pengawasan
terhadap kinerja guru sehingga guru termotivasi untuk terus meningkatkan
kompetensinya dalam bidang keguruan; maka sebaiknya guru sering diikut-
sertakan ke dalam program pendidikan dan pelatihan (diklat), seminar,
lokakarya, study banding dan sebagainya
2. Kepada guru mata pelajaran Aqidah Akhlak. Supaya dapat terus
meningkatkan kompetensi pedagogik, kerpibadian, sosial, profesional secara
holistik guna mengaktualisasikan empat tahap pekerjaan guru mulai dari
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran, hingga tindak lanjut dengan baik lagi benar;

DAFTAR PUSTAKA

Miarso Yusufhadi. 1986. Defenisi Teknologi Pendidikan. Jakarta:Rajawali.


Suparman, Atwi. 2012.
Desain Instruksional Modern. Jakarta:Erlangga.
Rita Dunn & Kenneth Dunn, Educator’s Self Teaching Guide to
Individualizing Instructional Programs (New York: Parker Publishing Co.,
1975), h. 74-93, Lubis, Rahmat Rifai, (Januari – Juni 2018). “Identifikasi
Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik”.
Jurnal Hikmah. Vol 15 No.1. Mudhoffir, Teknologi Instruksional
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), h. 101-102 NIZHAMIYAH Vol.
VIII, No.2, Juli – Desember 2018 ISSN : 2086 – 4205 65
Al-Rasyidin, dkk. Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, teoritis
dan Praktis, Jakarta: Ciputat Press, 2005.
Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:
Ciputat Pers, 2002.
Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis
Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Segala puji syukur
kami panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Atas rahmat
dan karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan
tugas penulisan makalah
mata kuliah Ushul
Fiqh tepat waktu. Tidak
lupa shalawat serta salam
tercurah kepada
Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan
kelak.
Makalah ini kami
susun untuk memenuhi
tugas mata kuliah
Ushul Fiqh, serta
untuk menambah
wawasan kita mengenai
“Ijtihad dan Mujtahid”.
Kami berharap semoga
makalah ini bisa
menambah wawasan
para pemabaca.
Namun, terlepas dari
itu kami memahami
bahwa makalah ini
masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami
mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat
membangun.
Segala puji syukur
kami panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Atas rahmat
dan karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan
tugas penulisan makalah
mata kuliah Ushul
Fiqh tepat waktu. Tidak
lupa shalawat serta salam
tercurah kepada
Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan
kelak.
Makalah ini kami
susun untuk memenuhi
tugas mata kuliah
Ushul Fiqh, serta
untuk menambah
wawasan kita mengenai
“Ijtihad dan Mujtahid”.
Kami berharap semoga
makalah ini bisa
menambah wawasan
para pemabaca.
Namun, terlepas dari
itu kami memahami
bahwa makalah ini
masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami
mengharapkan kritik

Anda mungkin juga menyukai