Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FIQIH IBADAH

“ SHOLAT BAGI ORANG MUSAFIR ’’

DOSEN PENGEMPU:

Waldi Syaputra S sy MH

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4

1. WARDATUL SANIA (PAI)


2. ILHAMDI ( PAI)
3. PARIDA HANUM (PGMI)
4. M. IQBAL AL-GOZI ( PAI)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT )

AL KIFAYAH RIAU

TA 2022/2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur tercurah kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat kepada kita sehingg kita dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat beserta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah terlibat
dan membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Harapan kami semoga dengan makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, khususnya kami
yang membuat. Dan untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman,  kami


yakin masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu,  kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca untuk memperbaiki makalah ini.

Pekanbaru, September 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................1
A.Latar Belakang....................................................................
B.Rumusan Masalah...............................................................
C.Tujuan Makalah...................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Jelaskan Pengertian musafir ..............................................
B. shalat jamak dan qashar......................................................
C. syarat melakukan shalat jamak ..........................................
D. pengertian shalat qashar ....................................................
E. tata cara melakukan shalat qashar

BAB 3 PENUTUP..................................................................
A. Kesimpulan........................................................................
B. Saran...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Shalat merupakan ma’lum min al din bi al dharurah (bagian dari urusan agama
yang difahami urgensitasnya). Shalat adalah kewajiban dalam Islam yang paling
utama dan menjadi pilar agama yang paling agung, agama tidak akan tertegak
tanpanya.1 Shalat merupakan rutinitas ibadah yang tetap saja dilakukan dalam
kondisi apa pun, apakah itu dalam kondisi sehat atau pun sakit, ketika menetap di
suatu tempat maupun ketika dalam perjalanan. Islam memandang shalat sebagai
tiang agama yang dapat membuktikan keislaman seseorang dan untuk mengukur
sejauh mana keimanannya. Selain shalat fardhu, upaya taqarrub juga dapat
dilanjutkan dengan shalat-shalat nawafil atau shalat-shalat yang disunnahkan
untuk meraih fadhilat-fadhilat tertentu. Kewajiban shalat sudah sangat jelas
sumbernya dari al-Quran dan al-Sunnah serta Ijma’, tiada satu pun kaum
muslimin yang menyelisihi tentang kewajiban shalat yang difardhukan atas
mereka lima waktu sehari semalam.2Menafikan kewajiban tersebut atau
meremehkannya berimplikasi berat sehingga dapat dihukumi murtad. Maka tidak
ada kondisi apapun yang mengizinkan seorang muslim untuk meninggalkan
shalat. Dinamika kehidupan manusia selalu bergelut dengan beragam peristiwa
yang melingkupinya.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan Pengertian musafir


2. shalat jamak dan qashar
3. syarat melakukan shalat jamak
4. pengertian shalat qashar
5. tata cara melakukan shalat qashar

C. Tujuan makalah

1. untuk mengetahui apa itu pengertian musafir

2. untuk mengetahui apa itu shalat jamak dan qashar

3. untuk mengetahui apa saja syarat melakukan shalat jamak

4. untuk mengetahui apa pengertian shalat qashar

5. untuk mengetahui tata cara melakukan shalat qashar

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian musyafir
Istilah musafir diambil dari kata bahasa Arab yang artinya adalah
melakukan perjalanan, kata musafir dalam bahasa Arab adalah isim Fa’il
atau kata yang memiliki posisi sebagai subyek atau pelaku. Musafir dalam
pengertian secara bahasa adalah orang yang melakukan perjalanan.

Sedangkan secara syar’i, musafir adalah seseorang yang sedang bepergian


untuk mencapai tujuan tertentu dan jarak perjalanannya tidak kurang dari
85 KM. Selama perjalanan untuk mencapai tujuan tersebut, seorang
musafir tidak memiliki rencana untuk menetap di daerah tertentu selama
lebih dari empat hari.

Apabila seorang musafir memiliki rencana untuk menetap di suatu daerah


tertentu dan lamanya lebih dari empat hari, lalu perjalanan yang ditempuh
untuk mencapai daerah tersebut kurang dari 85 KM, maka status orang
yang melakukan perjalanan tersebut bukanlah sebagai musafir, menurut
fikih dalam agama Islam.

Namun sebagian ulama menyatakan, bahwa ukuran perjalanan atau safar


seseorang dapat ditentukan dengan cara melihat ‘urf atau adat atau
kebiasaan yang dikenal oleh masyarakat tersebut.

Apabila masyarakat yang berada di suatu daerah menganggap bahwa jarak


perjalanan biasa disebut sebagai safar, maka perjalanan tersebut termasuk
sebagai safar, meskipun jarak perjalanannya cukup dekat.

Begitu pula sebaliknya, apabila masyarakat di suatu daerah menganggap


bahwa suatu jarak perjalanan tidak disebut sebagai safar, maka perjalanan
tersebut bukanlah safar, meskipun jaraknya dinilai cukup jauh.

Jika perjalanan yang dilakukan oleh seseorang tidak disebut atau tidak
termasuk safar, maka keringanan serta hak seorang musafir tidak dapat
digunakan oleh orang yang melakukan perjalanan tersebut.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa seorang musafir


memiliki hak keringanan untuk melaksanakan ibadah dalam Islam, yaitu
seorang musafir diperbolehkan untuk menjamak sholatnya atau
mengerjakan dua sholat dalam satu waktu.

2
Musafir juga diberikan keringanan untuk mengqashar shalatnya atau
meringkas sholat yang mulanya memiliki empat rakaat menjadi dua rakaat,
musafir diperbolehkan membatalkan puasa wajib serta boleh tidak ikut
melaksanakan shalat Jumat, tetapi tetap melaksanakan sholat dhuhur.

Sebagai catatan, hak-hak dan keringanan yang didapatkan oleh musafir


hanya berlaku dan dapat diambil bagi seorang musafir yang tujuan
perjalanannya bukan untuk bermaksiat pada Allah.

Apabila tujuan dari safar seorang musafir adalah untuk melakukan


maksiat, meskipun ia seorang muslim sekalipun maka otomatis keringanan
dan hak-hak musafir ini hilang.

Islam memberikan keringanan pada hamba-Nya untuk melaksanakan


ibadah, termasuk bagi seorang musafir. Namun rukhsah atau keringanan
yang dimiliki oleh musafir memiliki syarat dan ketentuannya.

B. Shalat jamak dan Qashar


Shalat jamak adalah salat yang menggabungkan dua salat fardu ke dalam
satu waktu, sedangkan qasar adalah salat yang dilakukan dengan
meringkas salat fardu yang empat rakaat menjadi dua rakaat.

salat jamak dan qasar dapat dilakukan jika terjadi kondisi berikut:

 Menjamak qashar di ‘Arafah dan Muzdalifah ketika


menunaikan ibadah haji
 Menjamak dan qasar ketika dalam perjalanan yang bukan
untuk kemaksiatan
 Menjamak dan qasar ketika turun hujan deras
 Menjamak dan qasar ketika sakit atau ada urusan
 Menjamak dan qasar ketika ada urusan. Imam Nawawi
pernah mengatakan dalam Syarh Shahih Muslim, "Banyak
dari kalangan para imam yang membolehkan menjamak
dan qasar bukan dalam perjalanan tetapi disebabkan
adanya keperluan, tetapi tidak menjadikannya sebagai
kebiasaan sehari-hari."
1. Tata cara shalat jamak

A. Jamak Takdim
Salat jamak taqdim dilakukan di waktu awal salat fardhu. Meringkas atau
mengerjakan dua salat wajib sekaligus di waktu salat yang pertama atau
awal, yakni:

3
Salat zuhur dan asar, dikerjakan di waktu zuhur. Jika niat jamak saja, tanpa
meringkas (qashar) salat, berarti dikerjakan empat rakaat zuhur hingga salam, dan
empat rakaat asar.
Jika Anda memiliki niat mengerjakan jamak dan qashar sekaligus, berarti
dikerjakan dengan dua rakaat zuhur lalu salam dan lanjut dua rakaat untuk asar.
Salat maghrib dan isya dikerjakan di waktu maghrib. Niat salat jamak maghrib
dan isya tanpa qashar, berarti tiga rakaat maghrib lalu salam dan empat rakaat
isya.
Jika Anda memiliki niat mengerjakan jamak dan qashar sekaligus, berarti
dikerjakan dengan tiga rakaat maghrib lalu salam dan lanjut dua rakaat untuk isya.
Tidak meringkas maghrib menjadi 1,5 rakaat.
 Tata Cara
- Membaca niat salat jamak taqdim zuhur dan asar (dilakukan di awal salat).
"Ushollii fardlozh zhuhri arbaa rakaaatin majmuuan maal ashri adaa-an lillaahi
taaalaa."
Artinya: Aku sengaja salat fardu dhuhur empat rakaat yang dijama dengan ashar,
fardu karena Allah Taaala.
- Setelah selesai salat zuhur, tanpa zikir atau ngobrol, langsung dilanjut salat asar
dengan bacaan niat:
"Ushollii fardlozh ashri arbaa rakaaatin majmuuan maal dzuhri adaa-an lillaahi
taaalaa."
Artinya: Aku berniat salat asar empat rakaat dijama dengan zuhur, fardhu karena
Allah Taaala.
- Niat salat jamak taqdim untuk maghrib dan isya (dilakukan di waktu awal,
maghrib)
"Ushollii fardlozh maghribi thalaatha rakaaatin majmuuan maal isyaai jama
taqdiimin adaa-an lillaahi taaalaa."
Artinya: Aku sengaja salat fardu maghrib tiga rakaat yang dijama dengan isya,
dengan jama taqdim, fardu karena Allah Taaala.
- Setelah selesai salat maghrib, langsung dilanjut salat isya dengan bacaan niat:
"Ushollii fardlozh isyaai arbaa rakaaatin majmuuan maal maghiribi jama
taqdiimin adaa-an lillaahi taaalaa."
Artinya: Aku berniat salat isya empat rakaat dijamak dengan magrib, dengan jama
taqdim, fardhu karena Allah Taaala. .

4
2. Jamak Takhir

Jama’ ta’khir, adalah mengumpulkan dua shalat wajib dikerjakan pada waktu
yang kedua (akhir). Jama’ ta’khir juga terdiri dari dua macam, yaitu;

 Mengumpulkan shalat zuhur dan shalat ashar, dikerjakan pada waktu ashar
 Mengumpulkan shalat magrib dan isya, dikerjakan pada waktu isya

Tata cara sholat jamak takhir dzuhur dan ashar dilaksanakan pada waktu sholat
yang terakhir. Jadi, Anda bisa menjamak sholat dzuhur dan ashar pada waktu
ashar. berikut bacaan niat dan tata cara sholat jamak takhir dzuhur dan ashar:
 Membaca niat sholat jamak takhir Dzuhur dan Ashar.
"Ushollii fardlozh zhuhri arba'a raka'aatin majmuu'an ma'al ashri adaa-
an lillaahi ta'aalaa."
Artinya: "Aku sengaja sholat fardu dhuhur 4 rakaat yang dijama' dengan
Ashar, fardu karena Allah Ta'aala."
 Takbiratul ihram.
 Lalu melaksanakan sholat Dzuhur 4 rakaat seperti biasa.
 Setelah melaksanakan sholat Dzuhur langsung melanjutkan dengan
menunaikan sholat Ashar 4 rakaat beserta membaca niat sholat Ashar
tanpa ada pemisah untuk melakukan sholat sunnah.
"Ushollii fardlol 'ashri arba'a raka'aatin majmuu'an ma'azh zhuhri adaa-
an lillaahi ta'aalaa."
Artinya: "Aku sengaja sholat fardu Ashar 4 rakaat yang dijamak dengan
dhuhur, fardu karena Allah Ta'aala."
 Lalu melaksanakan sholat Dzuhur 4 rakaat seperti biasa.
 Setelah melaksanakan sholat Dzuhur langsung melanjutkan dengan
menunaikan sholat Ashar 4 rakaat beserta membaca niat sholat Ashar
tanpa ada pemisah untuk melakukan sholat sunnah.
"Ushollii fardlol 'ashri arba'a raka'aatin majmuu'an ma'azh zhuhri adaa-
an lillaahi ta'aalaa."
Artinya: "Aku sengaja sholat fardu Ashar 4 rakaat yang dijamak dengan
dhuhur, fardu karena Allah Ta'aala."
 Membaca bacaan niat sholat jamak takhir Maghrib dan Isya.
"Ushollii fardlozh maghribi thalaatha raka'aatin majmuu'an ma'al
'isyaa'i Jam'a ta-khiirinin adaa-an lillaahi ta'aalaa."
Artinya: "Aku sengaja sholat fardu maghrib 3 rakaat yang dijama' dengan
isyak, dengan jamak takhir, fardu karena Allah Ta'aala."
 Takbiratul ihram.
 Lalu melaksanakan sholat maghrib tiga rakaat seperti biasa. Setelah
menunaikan sholat Maghrib dilanjutkan dengan sholat Isya dan membaca

5
niat sholat Isya 4 rakaat tanpa ada pemisah untuk melakukan sholat
sunnah.
"Ushollii fardlozh 'isyaa'i arba'a raka'aatin majmuu'an ma'al magribi
Jam'a ta-khiirinin adaa-an lillaahi ta'aalaa."
Artinya: "Aku berniat sholat isya' empat rakaat yang dijama' dengan
magrib, dengan jamak takhir, fardhu karena Allah Ta'aala

C. Syarat Melaksanakan Sholat Jamak

Sebab dan kondisi yang memperbolehkan seorang muslim menjamak sholat ada
banyak sekali, namun semua kondisi tersebut memiliki satu karakteristik yang
sama, yaitu masyaqqah (adanya kesulitan).

Misalnya seseorang yang melakukan perjalanan jauh, dan dalam perjalanannya


sulit menemukan tempat atau waktu yang pas untuk melaksanakan sholat fardhu.
Atau seorang ibu yang menyusui, dan anaknya terus-menerus menangis sehingga
membuat sang ibu kesulitan untuk sholat tepat waktu.

Selain ada sebab-sebabnya, melaksanakan sholat jamak juga harus mematuhi


syarat yang ada. Berikut ini ada beberapa syarat-syarat yang harus dipatuhi dalam
melaksanakan sholat jamak:

 Bacaan niat sholat jamak harus sesuai dengan pengerjaannya.


 Muwalah atau bersegera. Di antara kedua sholat yang digabung atau
dijamak, harus langsung dilanjut. Tidak ada pemisah untuk melakukan
salat sunnah.
 Masih berstatus sebagai musafir atau masih dalam perjalanan jauh dan
belum sampai ke tujuan. Misalnya, ketika sedang takbiratul ihram sampai
sholat yang kedua Anda masih berada dalam waktu syarat sahnya
menjamak sholat. Dalam hadis bukhari menjelaskan :

َ َ‫ي هَّللا ُ َع ْنهُ ق‬


‫ال‬ Nَ ‫ض‬
ِ ‫ك َر‬ ِ ‫ع َْن َأن‬
ٍ ِ‫َس ْب ِن َمال‬

‫م ِإ َذا ارْ تَ َح َل قَب َْل َأ ْن ت َِزي َغ‬Nَ َّ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسل‬
َ ‫َكانَ النَّبِ ُّي‬
‫ َوِإ َذا‬،‫ت ْال َعصْ ِر ثُ َّم يَجْ َم ُع بَ ْينَهُ َما‬ ِ ‫الظه َْر ِإلَى َو ْق‬ ُّ ‫ال َّش ْمسُ َأ َّخ َر‬
‫ب‬ ُّ ‫صلَّى‬
َ ‫الظ ْه َر ثُ َّم َر ِك‬ ْ ‫زَ اغ‬.
َ ‫َت‬
Artinya : Nabi ‫ ﷺ‬bila berangkat bepergian sebelum matahari condong, beliau
mengakhirkan pelaksanaan shalat zuhur hingga waktu shalat ashar lalu
menggabungkan (jama’) keduanya.
Dan bila (berangkat) setelah matahari condong, beliau melaksanakan shalat zuhur
terlebih dahulu kemudian berangkat.

6
D. Shalat qashar

Salat Qasar adalah melakukan salat dengan meringkas/mengurangi jumlah rakaat


salat yang bersangkutan. Salat Qasar merupakan keringanan yang diberikan
kepada mereka yang sedang melakukan perjalanan (safar). Adapun salat yang
dapat diqasar adalah salat zuhur, asar dan isya, di mana rakaat yang aslinya
berjumlah 4 dikurangi/diringkas menjadi 2 raka'at saja.

َ‫صرُوْ ا ِمن‬ ُ ‫ْس َعلَ ْي ُك ْم ُجنَا ٌح اَ ْن تَ ْق‬ َ ‫ض فَلَي‬ ِ ْ‫ض َر ْبتُ ْم فِى ااْل َر‬ َ ‫َواِ َذا‬
ۗ
‫الص َّٰلو ِة ۖ اِ ْن ِخ ْفتُ ْم اَ ْن يَّ ْفتِنَ ُك ُم الَّ ِذ ْينَ َكفَرُوْ ا اِ َّن ْال ٰكفِ ِر ْينَ َكانُوْ ا‬
‫لَ ُك ْم َع ُد ًّوا ُّمبِ ْينًا‬
“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa
kamu mengqasar salat(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir.
Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
(QS an-Nisaa’ 101)

Siapa yang diperbolehkan shalat qashar


Salat qashar merupakan salah satu keringanan yang diberikan Allah. Salat
qasar hanya boleh dilakukan oleh orang yang sedang bepergian (musafir).
Dan diperbolehkan melaksanakannya bersama Salat Jamak

1. Jarak Qasar

Seorang musafir dapat mengambil rukhsah salat dengan mengqasar


dan menjamak jika telah memenuhi jarak tertentu. Beberapa hadits
tentang jarak yang diijinkan untuk melakukan salat qasar:

 Dari Yahya bin Yazid al-Hana?i berkata, saya bertanya pada


Anas bin Malik tentang jarak salat Qashar. Anas menjawab:
“Adalah Rasulullah SAW jika keluar menempuh jarak 3 mil
atau 3 farsakh dia salat dua rakaat.” (HR Muslim)
 Dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Wahai
penduduk Mekkah janganlah kalian mengqashar salat kurang
dari 4 burd dari Mekah ke Asfaan.” (HR at-Tabrani, ad-
Daruqutni, hadis mauquf)
 Dari Ibnu Syaibah dari arah yang lain berkata: “Qasar salat
dalam jarak perjalanan sehari semalam.”

Adalah Ibnu Umar ra dan Ibnu Abbas ra mengqasar salat dan buka
puasa pada perjalanan menempuh jarak 4 burd yaitu 16 farsakh.

7
Ibnu Abbas menjelaskan jarak minimal dibolehkannya qasar salat
yaitu 4 burd atau 16 farsakh. 1 farsakh = 5541 meter sehingga 16
Farsakh = 88,656 km. Dan begitulah yang dilaksanakan sahabat
seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Umar. Sedangkan hadits Ibnu Syaibah
menunjukkan bahwa qashar salat adalah perjalanan sehari
semalam. Dan ini adalah perjalanan kaki normal atau perjalanan
unta normal. Dan setelah diukur ternyata jaraknya adalah sekitar 4
burd atau 16 farsakh atau 88,656 km. Dan pendapat inilah yang
diyakini mayoritas ulama seperti imam Malik, imam asy-Syafi’i
dan imam Ahmad serta pengikut ketiga imam tadi.

2. Syarat mengqashar shalat


Diperkenankan mengqashar sholat dengan lima syarat.

Yang pertama, perjalanan yang dilakukannya bukan maksiat Yaitu


mencakup perjalanan wajib seperti untuk melunasi hutang,
perjalanan sunnah seperti untuk silaturrahmi dan perjalanan mubah
seperti perjalanan untuk berdagang. Adapun perjalanan maksiat
seperti perjalanan untuk membegal jalan, maka saat melakukan
perjalanan ini, seseorang tidak diperkenankan melakukan
kemurahan qashar sholat dan jama’.

Kedua, jarak perjalanannya mencapai enam belas farsakh secara


pasti menurut pendapat al ashah. Dan jarak yang ditempuh saat
pulang tidak dihitung.

Satu farsakh adalah tiga mil. Kalau demikian, maka jumlah seluruh
farsakh di atas adalah empat puluh delapan mil. Satu mil adalah
empat ribu jangka kaki. Dan satu jangka sama dengan tiga telapak
kaki. Yang dikehendaki dengan mil adalah ukuran mil keturuan
bani Hasyim.

Ketiga, orang yang melakukan qashar adalah orang yang


melakukan sholat empat rakaat secara ada’.

Adapun sholat yang tertinggal saat di rumah, maka tidak


diperkenankan diqadla’ secara qashar saat melakukan perjalanan.
Sedangkan sholat yang tertinggal diperjalanan, maka boleh
diqadla’ dengan diqashar saat melakukan perjalanan, tidak diqadla’
di rumah.

Ke empat, seorang musafir niat melakukan qashar besertaan


takbiratul ihram sholat tersebut.

Ke lima, orang yang qashar sholat tidak bermakmum di dalam


sebagian sholatnya pada orang muqim, yaitu orang yang

8
melakukan sholat secara sempurna. Pentafsiran seperti ini (orang
yang sholat secara sempurnya) agar mencakup pada seorang
musafir yang melakukan sholat dengan sempurna.

3. Tata Cara Salat Qashar

1. Niat Salat Qashar

Niat salat qashar Dzuhur

"Usholli fardhol dhuhri rok"atainii qoshron lillaahi ta"aala."

Artinya: "Aku niat salat fardu dzuhur 2 rakaat qashar, karena Allah Ta"aala."

Niat salat qashar Ashar

"Usholli fardhol ashri rok"atainii qoshron lillaahi ta"aala."

Artinya: "Aku niat salat fardu Ashar 2 rakaat qashar, karena Allah Ta"aala."

Niat salat qashar "Isya

"Usholli fardhol isya"i rok"atainii qoshron lillaahi ta"aala."

Artinya: "Aku niat salat fardu Isya 2 rakaat qashar, karena Allah Ta"aala.

2. Takbirotul Ikhram

3. Membaca Doa Iftitah

4. Membaca Surah Al-fatihah

5. Membaca Surah Pendek

6. Ruku" dengan tuma"ninah

7. I"tidal dengan tuma"ninah

8. Sujud dengan tuma"ninah

9. Duduk di antara dua sujud dengan tuma"ninah

10. Sujud kedua dengan tuma"ninah

11. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua

9
12. Membaca Surah Al-Fatihah

13. Membaca Surah Pendek

14. Ruku" dengan tuma"ninah

15. I"tidal dengan tuma"ninah

16. Sujud dengan tuma"ninah

17. Duduk di antara dua sujud dengan tuma"ninah

18. Sujud kedua dengan tuma"ninah

19. Tasyahud Akhir dengan tuma"ninah

20. Salam,

4. Sholat Jamak Sebab Hujan


Di waktu hujan, bagi orang yang muqim diperkenankan melakukan sholat jama’ antara
keduanya, maksudnya antara sholat Dhuhur dan Ashar, dan antara sholat Maghirb dan
Isya’, tidak di waktu sholat yang kedua, bahkan di waktu sholat yang pertama dari
keduanya, jika air hujan bisa membasahi pakaian bagian teratas dan bagian sandal yang
paling bawah, dan juga memenuhi syarat-syarat yang telah disebutkan di dalam sholat
jama’ taqdim.

Juga disyaratkan harus turun hujan saat permulaan melakukan dua sholat tersebut.

Tidak cukup hanya turun hujan di pertengahan sholat pertama dari keduanya.

Juga disyaratkan harus turun hujan saat melakukan salam dari sholat yang pertama, baik
setelah itu hujan terus turun ataupun tidak.

Kemurahan melakukan jama’ sebab hujan hanya tertentu bagi orang yang sholat
berjama’ah di masjid atau tempat-tempat sholat berjama’ah lainnya yang jaraknya jauh
menurut ukuran ‘urf, dan ia merasa berat / kesulitan untuk berangkat ke masjid atau
tempat-tempat sholat berjamaah lainnya sebab kehujanan di perjalanannya.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Istilah musafir diambil dari kata bahasa Arab yang artinya adalah
melakukan perjalanan, kata musafir dalam bahasa Arab adalah isim
Fa’il atau kata yang memiliki posisi sebagai subyek atau pelaku.
Musafir dalam pengertian secara bahasa adalah orang yang melakukan
perjalanan.
 Shalat jamak adalah salat yang menggabungkan dua salat fardu ke
dalam satu waktu, sedangkan qasar adalah salat yang dilakukan dengan
meringkas salat fardu yang empat rakaat menjadi dua rakaat.
 Jamak terbagi menjadi dua :
 Jamak Takdim
Salat jamak taqdim dilakukan di waktu awal salat fardhu. Meringkas
atau mengerjakan dua salat wajib sekaligus di waktu salat yang pertama
atau awal.

 Jamak Takhir

Jama’ ta’khir, adalah mengumpulkan dua shalat wajib dikerjakan pada


waktu yang kedua (akhir). Jama’ ta’khir juga terdiri dari dua macam,
yaitu;

 Mengumpulkan shalat zuhur dan shalat ashar, dikerjakan pada


waktu ashar
 Mengumpulkan shalat magrib dan isya, dikerjakan pada waktu
isya

 Salat Qasar adalah melakukan salat dengan


meringkas/mengurangi jumlah rakaat salat yang bersangkutan.
Salat Qasar merupakan keringanan yang diberikan kepada
mereka yang sedang melakukan perjalanan (safar).
B. SARAN
Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami sebagai
penyusun makalah ini sangat mengharapkan kritik, saran, dan masukan
dari pembaca dan dosen  pengampu mata kuliah agar makalah ini jadi
lebih sempurna. Semoga makalah ini membawa manfaat bagi para
pembaca

11
DAFTAR PUSTAKA

Kitab fathul qarib karangan Ibnu Qosim Al ghoji , kitab I’anatuttholibin karangan
Sayyid Abu Bakar Muhammad Syatho ad-Dimyathi, kitab goyatu wa taqrib

karangan Abu Suja’

12

Anda mungkin juga menyukai