Dosen Pengampu:
Wardatun Nabilah, M.H
Disusun oleh:
Gustis Risalah Ananda NIM: 2330307003
Zepri Andrian NIM: 2330307017
Puji syukur pemakalah ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah-Nya
yang telah melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Makalah ini pemakalah susun sebagai tugas kelompok dalam mata
kuliah kapita selekta fiqih dengan tujuan untuk memahami dan menggali lebih dalam mengenai
shalat jamaah, jamak dan qashar.
Shalat merupakan kewajiban sebagai umat islam dan merupakan pilar agama. Shalat
bisa dilakukan sendiri maupun bersama-sama, shalat yang dilakukan bersama-sama inilah yang
disebut shalat jamaah, sedangkan shalat jamak dan qashar merupakan dua rakaat shalat yang
dikerjakan dalam satu waktu. Shalat jamak merupakan mengumpulkan dua shalat wajib yang
dikerjakan dalam satu waktu, seperti shalat dzuhur dan ashar. Shalat qashar merupakan
meringkas shalat wajib empat rakaat menjadi dua rakaat.
Dalam makalah ini, pemakalah akan menjelaskan tentang bagaimana hukum, ketentuan
serta tata cara pelaksanaan shalat jamaah, jamak dan qashar. Pemakalah juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi Sebagian pengetahuannya sehingga
pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini. Pemakalah menyadari, makalah yang pemakalah
tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang akan membangun
pemakalah nanti demi kesempurnaan makalah ini.
Pemakalah
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 3
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3
C. Tujuan Masalah............................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 4
A. Pengertian shalat jamaah, jamak dan qashar .................................................................. 4
B. Hukum shalat jamaah, jamak dan qashar ....................................................................... 5
C. Ketentuan serta tata cara shalat jamaah, jamak dan qashar ........................................... 6
D. Keutamaan shalat jamaah, jamak dan qashar ................................................................. 9
BAB III PENUTUP................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan.................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang damai dan indah, Allah tidak pernah mempersulit
seorang hamba apalagi dalam urusan beribadah seperti shalat. Shalat jamaah, jamak,
dan qashar adalah istilah yang terkait dengan keringanan dalam melaksanakan shalat.
Shalat jamaah merupakan shalat yang dikerjakan bersama-sama oleh berbagai orang
dalam satu waktu dan tempat, yang biasanya dilaksanakan di masjid atau tempat lain
yang disesuaikan dengan peraturan hukum Islam. Shalat jamak dan qashar adalah
keringanan yang diberikan kepada orang-orang yang bepergian jauh atau tidak dapat
melaksanakan shalat pada waktunya, sehingga mereka dapat melaksanakan shalat
dalam waktu yang lebih mudah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian shalat jamaah, jamak dan qashar
2. Apa Hukum shalat jamaah, jamak dan qashar
3. Apa Ketentuan serta tata cara shalat jamaah, jamak dan qashar
4. Apa Keutamaan shalat jamaah, jamak dan qashar
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pengertian shalat jamaah, jamak dan qashar
2. Mengetahui Hukum shalat jamaah, jamak dan qashar
3. Mengetahui Ketentuan serta tata cara shalat jamaah, jamak dan qashar
4. Mengetahui Keutamaan shalat jamaah, jamak dan qashar
3
BAB II
PEMBAHASAN
2. Jamak
Shalat jamak adalah praktik dalam melaksanakan shalat yang mengumpulkan
dua shalat fardu yang dikerjakan dalam satu waktu. Shalat jamak secara bahasa adalah
mengumpulkan, sedangkan menurut istilah syariat Islam, shalat jama' adalah
mengumpulkan dua shalat fardu yang dikerjakan dalam satu waktu dan dikerjakan
secara berturut-turut.
Jamak terbagi menjadi:
● jamak taqdim, yaitu melakukan shalat dhuhur dan ashar di waktu dhuhur atau
dengan kata lain jamak yang di lakukan di awal.
● jamak ta’khir, yaitu melakukan shalat dhuhur dan ashar di waktu shalat ashar
atau dengan kata lain melakukan jamak di akhir.
3. Qashar
Shalat qashar adalah praktik dalam melaksanakan salat yang mengurangi atau
meringkas jumlah rakaat shalat yang bersangkutan. Qashar secara bahasa adalah
mengurangi atau meringkas. Shalat qashar hanya boleh dilakukan pada salat fardu yang
ada empat rakaat, yaitu salat zuhur, asar, dan isya
4
B. Hukum shalat jamaah, jamak dan qashar
1. Shalat jamaah
Hukum shalat berjamaah adalah wajib atau fardhu kifayah. Ini berarti bahwa
kewajiban melaksanakan shalat berjamaah tidak hanya diterangkan pada individu,
tetapi juga pada kelompok masyarakat yang diwajibkan untuk menjalankannya. Jika
sebagian masyarakat telah melaksanakan shalat berjamaah, maka kewajiban untuk
melaksanakannya oleh masyarakat lainnya terbebas. Pada saat perang, shalat berjamaah
diperintahkan pada kaum muslim yang berada dalam keadaan takut (khauf). Dalam
keadaan ini, shalat berjamaah lebih utama dan lebih wajib lagi.
Tentang hukum shalat berjamaah, ada beberapa pendapat yang berbeda:
a. Pendapat yang dikuatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal, Al Auza'i, Abu Tsaur,
Ibnu Khuzaimah, dan ulama zahiriyah, yang berpendapat bahwa shalat jama'ah
hukumnya fardhu 'ain. Hukum ini berlaku untuk shalat Jumat bagi kaum laki-
laki. Artinya, apabila shalat Jumat tidak dilaksanakan berjamaah maka
hukumnya adalah tidak sah.
b. Pendapat yang dikuatkan oleh Imam Malik, Abu Hanifah, dan jumhur
Syafi'iyyah, yang berpendapat hukumnya sunnah. Hukum sunnah shalat
berjamaah berlaku seperti pada shalat Istisqa, Idul Fitri, Idul Adha, dan
sebagainya.
c. Pendapat yang dikuatkan oleh Imam Asy Syafi'i, juga jumhur Malikiyyah dan
jumhur Hanafiyyah, yang berpendapat hukumnya fardhu kifayah. Hukum shalat
berjamaah menjadi fardhu kifayah (kewajiban kolektif). Di mana, jika sudah
ada sebagian masyarakat yang mengerjakannya, maka kewajiban masyarakat
lainnya terbebas atau sudah gugur.
d. Hukumnya mubah (bisa dilakukan atau ditinggalkan) apabila shalat berjamaah
dilakukan dalam shalat-shalat di luar syariat untuk berjamaah. Misalnya, saat
shalat rawatib (sebelum dan sesudah shalat).
e. Khilaful ula merupakan perbuatan menyalahi yang utama atau afdhal. Hukum
ini berlaku, ketika adanya perbedaan niat antara imam dan makmum. Misalnya,
imam berniat shalat bukan qadha, sementara makmum berniat qadha, begitu
pula sebaliknya.
5
f. Shalat berjamaah hukumnya haram apabila dilakukan di atas tanah hasil
rampasan/diperoleh dengan cara yang tidak halal, di lokasi tanpa izin (ghosob)
walaupun secara hukum, shalatnya tetap sah.
2. Jamak
Hukum jama' tidak hanya terbatas pada situasi perjalanan, tetapi juga dapat
dilaksanakan dalam keadaan lain, seperti ketika ada kebutuhan atau keadaan yang tidak
memungkinkan untuk melaksanakan shalat sebagaimana mestinya. Pada saat
perjalanan, hukum jamak' merupakan rukhsah (keringanan) yang diberikan oleh Allah
SWT kepada hamba-Nya. Dalam situasi ini, musafir dapat melakukan qashar
(memperpendek) shalat yang terbilang empat rakaat menjadi dua rakaat dua rakaat
Selain itu, hukum jama' juga berlaku dalam keadaan lain, seperti ketika ada
kebutuhan atau keadaan yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan shalat
sebagaimana mestinya.
3. Qashar
Hukum qashar shalat adalah mubah atau boleh, mengqashar shalat sejatinya
diperbolehkan apabila memenuhi syarat meskipun tidak terlalu dianjurkan
Artinya:”Yang lebih berhak menjadi imam bagi suatu kaum adalah yang
terpandai dalam membaca kitabullah, kalau dalam membaca ini mereka sama
maka yang terpandai dalam hadits Nabi SAW dan kalau dalam hal ini mereka
sama pula maka yang terdahulu hijrah dan kalau dalam hijrah mereka masih
sama maka yang tertua usianya. (HR. ahmad)
6
b. Posisi imam dan makmum: Imam harus berada di posisi sentris, sedangkan
makmum harus berdiri di samping kiri imam.
c. Cara makmum menyusul karena terlambat (masbuk): Jika makmum terlambat,
ia harus berurutan dengan imam dan tidak boleh mengatur shalat sendiri.
d. Akhlak sebagai imam: Imam harus memiliki karakter yang baik, seperti
berbakti, berbudi daya, dan berbakti kepada Allah.
e. Akhlak sebagai makmum terhadap imam: Makmum harus bertinggi hati dan
berbakti kepada imam.
f. Keutamaan setelah shalat: Setelah shalat berjamaah selesai, orang yang datang
belakangan harus tidak buru-buru dan tidak perlu tergesa-gesa.
g. Susunan shaf dalam shalat berjamaah: Imam harus bergeser agak ke depan
untuk memberikan ruang buat sujud kedua makmum di belakangnya dan
mengambil posisi tengah atau sentris pula.
h. Jika jamaah terdiri dari beberapa shaf, ada laki-laki dan perempuan, pengaturan
shafnya adalah di belakang imam shaf laki-laki dewasa, kemudian shaf anak
laki-laki, kemudian shaf anak perempuan, lalu shaf perempuan dewasa.
i. Shaf harus lurus dan rapat, dan banci boleh menjadi makmum kepada laki-laki.
j. Orang dewasa boleh makmum kepada anak yang sudah mumayyiz (hampir
dewasa).
k. Hamba sahaya boleh makmum kepada orang yang berbakti kepada Allah
2. Jamak
Ketentuan jamak adalah:
a. Shalat jamak hanya sah untuk shalat yang memiliki jumlah rakaat empat, yaitu
shalat dzuhur, ashar, magrib, dan isya.
b. Shalat jamak dapat dilakukan dalam dua macam, yaitu jamak taqdim dan jamak
takhir.
c. Shalat jamak hanya sah untuk orang yang sedang bepergian atau musafir.
d. Dalam situasi perjalanan, shalat jamak hanya sah jika jarak tempuh lebih dari
82 km.
e. Tidak ada pemisah untuk melakukan shalat sunnah.
f. Masih berstatus sebagai musafir atau masih dalam perjalanan jauh, belum
sampai tujuan.
Tata cara jamak:
a. Berdiri menghadap kiblat.
7
b. Melakukan takbiratul ihram sambil berniat dalam hati untuk melaksanakan salat
jamak.
c. Lakukan shalat seperti biasa sampai dua rakaat.
d. Salam setelah shalat
e. Jika shalat jamak taqdim, maka mengerjakan shalat dzuhur dua rakaat terlebih
dahulu, kemudian dilanjutkan dengan ashar sebanyak dua rakaat juga.
f. Jika shalat jamak takhir, maka mengerjakan shalat dhuhur dan ashar dalam
waktu shalat ashar atau shalat maghrib dan isya dalam waktu isya.
g. Lakukan urutan shalat sesuai aturannya
3. Qashar
ketentuan qashar:
a. Hukum qashar adalah mubah, bukan wajib.
b. Qashar shalat hanya sah jika dilakukan oleh orang yang mengetahui hukumnya.
c. Qashar shalat hanya sah jika dilakukan dalam situasi perjalanan (safar).
d. Qashar shalat hanya sah jika dilakukan dalam situasi perjalanan yang mubah,
bukan perjalanan maksiat.
e. Qashar shalat hanya sah jika dilakukan dalam situasi perjalanan yang mencapai
2 marhalah, yaitu kurang lebih 82 km.
f. Qashar shalat hanya sah jika dilakukan dalam situasi perjalanan yang masih
berlangsung hingga shalat selesai.
g. Qashar shalat hanya sah jika dilakukan dengan niat yang tepat, yaitu untuk
mengurangi jumlah rakaat shalat.
h. Qashar shalat hanya sah jika dilakukan dalam situasi yang tidak memungkinkan
untuk melaksanakan shalat sebagaimana mestinya
i. Qashar shalat hanya sah jika dilakukan dengan menjaga hal-hal yang
berlawanan dengan niat qashar, seperti ragu-ragu dalam kebolehan qashar.
j. Qashar shalat hanya sah jika dilakukan dengan menjaga tingkat kekasihan
kepada Allah SWT.
8
D. Keutamaan shalat jamaah, jamak dan qashar
1. Shalat jamaah
Shalat berjamaah lebih utama 27 derajat dibanding shalat sendirian. ada pula hadist
yang berbunyi:
Artinya: Abu al-Darda' radhiyallahu 'anhu berkata kepada Ma' dan bin Abi Thalhah al-
Ya'muri berkata: "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Tidaklah ada tiga orang
di satu kota atau desa, di mana shalat jamaah tidak didirikan di sana kecuali mereka
telah dikuasai oleh setan. Maka biasakanlah berjamaah, sebab serigala hanya akan
memakan domba yang jauh dari kawannya."
Sejatinya ada banyak sekali keutamaan (fadhilah) shalat dilakukan secara berjamaah.
Berikut diantaranya:
● Terbebas dari api neraka
● Dapat menyelamatkan kita dari sifat munafik
● Meningkatkan diterimanya shalat jika dibandingkan dengan shalat sendiri
● Dibalas dengan pahala yang berlipat mencapai 27 derajatnya
● Menjauhkan diri dari godaan setan
● Dijanjikan surga oleh Allah SWT
أ َ ْو َرا َح،غدَا
َ كُلَّ َما،عدَّ هللاُ لَهُ فِي ا ْل َجنَّ ِة نُ ُز ًال
َ َ أ، أ َ ْو َرا َح،ِغدَا ِإلَى ا ْل َمس ِْجد
َ َم ْن
9
Artinya: "Barang siapa pergi ke masjid pada awal dan akhir siang, maka Allah akan
menyiapkan baginya tempat dan hidangan di surga setiap kali dia pergi." (HR Bukhari
dan Muslim).
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
12