Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

‫المشقة تجلب التيسر‬


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah :
QOWAIDUL FIQHIYYAH
Dosen pengampu : Sirojudin siddiq M.H

Disusun oleh :
MUGHNI LABIB AL FATIH (19010007)

PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU SYARI’AH DARUSY SYAFA’AH (STISDA)
LAMPUNG TENGAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadiratan Allah Subhana Wa Ta’ala, yang telah
memberikan kesehatan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah QOWAIDUL
FIQHIYYAH yang saya beri judul “‫”المشقة تجلب التيسر‬.

Semoga dengan disusunya makalah ini, akan menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi
saya khususnya dan kita semua umumnya. Mungkin ada banyak sekali kesalahan dalam
penyusunan makalah ini, karena itulah sifat yang yang dimiliki saya sebagai seorang penulis.

Kotagajah, 31 Oktober 2020

mughni labib al fatih


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sebagai agama yang rahmatallill alamin islam memberikan perhatian besar pada
unsur-unsur kesulitan yang di alami umatnya, syariat islam menjaga sebuah prinsip
menghilangkan kesukaran dan subjek hukum syar’i yang di atur dengan kaidah-kaidah
baku dan dasar- dasar permanen yang dapat di jadikan sebagai media penyimpulan
hukum (istinbat) ketika tidak di temukan dalil syar’I atau ketika as syaari’ (pembuat
hukum syara’) berdiam diri mengenai suatu perkara tertentu
Prinsip kemudahan dalam diskursus pemikiran hukum islam sangat banyak
namun penulis mencukupkan diri dengan kaidah-kaidah cabang dari kaidah kesulitan
mendatangkan kemudahan sebagai princian kaidah ketiga dari pembahasan qowaid
fiqhiyyah
B. Rumusan masalah

1). Pengertian

2) dasar hukum

3) macam- macam kaidah al masyaqqoh tajlibut taisir


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN

‫القاعدة الثالث‬

‫ ( المشقة تجلب التيس‬kesulitan mendatangkan kemudahan)


Dasar kaidah ini adalah (Q. s al baqarah : 185)

A. pengertian masyaqqoh
Masyaqqoh secara etimologiberarti keletihan, kepayahan dan kesempitan. Tajlibu
berarti menggiring dan mendatangkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat yanag lainnya.
At-taisir berarti kemudahan dalam suatu pekerjaan, tidak memaksakan diri dan tidak
memberatkan fisik “Hukum yang praktiknya menyulitkan muallaf pada dirinya, maka
syari’at meringankannya sehingga beban tersebut berada di bawah kemampuan mukallaf
pada kesulitan dan kesusahan.
B. sebab-sebab nya keringan

para ulama mengelompokkan seluruh keringanan hukum syari'at dalam kaidah


ini. sebab - sebab keringanan dalam hukum ini ada 7 :

1) ‫( السفر‬bepergian)

seperti ini di perbolehkan untuk menqosor dan menjamak solat,tidak puasa saat
ramadhan,melakukan solat sunnah di atas kendaraan,dan tidak wajibnya qodo' sholat bagi
musafir yang bertayamum.

2) ‫( المرض‬sakit)

seperti boleh nya bertayamum, tidak makruhnya menolong orang sakit unuk
berwudhu, tidak harus berdiri ketika sholat,boleh menjamak sholat,boleh tidak solat
jum'at atau jama'ah,boleh tidak puasa ramadhan,boleh mewakilkan ibadah haji,boleh
mengkonsumsi obat najis (selama tidak ada obat suci yang dapat menyembuhkan) dan di
perbolehkannya melihat aurat ketika mengobati pasien.

dokter lawan jenis itu boleh mengobati dan melihat aurat pasien dengan syarat :
a. tidak ada dokter sejenis yang mampu menyembuhkan di wilayah kuirang lebih 86 KM
dari rumah pasien
b. harus di dampingi oleh mahrom dari pasien tersebut
c. hanya boleh melihat aurat yang darurat hanya untuk pemeriksaan saja
3) ‫( االكره‬di paksa)

sesuatu yang di lakukan dengan di paksa itu mendapat keringanan hukum dengan
syarat :

a. di paksa oleh seseorang yang benar-benar mengancamnya akan di lukai dan sebagainya
jika membangkang
b. orang yang di paksa tidak mampu menyelamatkan diri baik dengan melarikan diri,
meminta tolong daan lain-lain
c. di yakini dengan pasti bahwa jika ia membangkang maka ancaman tersebut akan benar-
benar di wujudkan
d. bentuk ancaman itu seperti di lukai, di rampas hartanya, di bunuh dan sebagainya
e. contoh hukum yang berubah sebab adanya (paksaan) ini seperti minum khomer, dan
mengucapkan kalimat kufur.

keterangan : seorang laki-laki yang di paksa berzina maka hukum zina nya tetap haram sebab
bangkitnya syahwat itu terjadi tanpa paksaan.

4) ‫( النسيان‬lupa)

lupa ini dapat menggugurkan dosa seperti bersetubuh di siang bulan ramadhan
ketika lupa dengan puasanya maka ia tidak wajib membayar kafarat dan tidak batal
puasanya. begitu juga orang yang lupa dengan jumlah raka'at solat maka solatnya tetap
sah.

5) ‫( الجهل‬tidak mengetahui hukum)

dengan syarat :

a. ia jauh dari agama islam seperti hidup sendiri di hutan atau baru masuk islam
b. tidak pernah ada yang memberi tahu tentang islam
6) ‫( العسر‬kesulitan)
orang yang mengalami kesulitan hingga tidak mampu menghindarinya maka ia
mendapat keringanan hukum seperti sulitnya mengetahui najis karena bercampur dengan
lumpur jalan raya ( terlalu kecil hingga tidak terjangkau mata)

7) ‫( النقص‬kekurangan)

karena gila, anak kecil, dan seorang wanita. bagi anak kecil dan orang gila itu
mendapat keringanan tidak wajib shalat, puasa dan kewajiban lainnya . sedangkan
seorang wanita itu mendapat keringanan dalam shalat jum'at, berjihad, memakai sutera,
perhiasan emas, dan hukum diet.

keterangan : tidak sedikit akad muamalah yang ditetapkan karena untuk meringankan
perekonomian seperti akad salam, akad bagi hasil, akad syirkah, dan sebagainya.

termasuk ketetapan hukum demi meringankan adalah :

a. di perbolehkannya poligami untuk meringankan lelaki dan juga perempuan karena


banyak nya jumlah perempuan tersebut
b. di perbolehkannya melihat kawan jenis ketika lamaran, mengajar, menjadi saksi, dan
akad muamalah.
c. di perbolehkannya talaq untuk menghindari adanya broken home
d. di perbolehkannya memilih diantara qisos dan diyadh dan sebagainya.

C. macam-macam kesulitan

menurut imam as suyuti (kesulitan) di lihat dari pengaruhnya dalam ibadah itu ada 2 :

1) kesulitan yang tidak mempengaruhi ibadah seperti kesulitan karena dingin ketika ber
wudhu, kesulitan karena panasnya terik matahari dan lamanya waktu siang bagi orang
yang berpuasa,kesulitan bepergian bagi orang yang haji, kesulitan sakitnya di rajam bagi
pezina.kesulitan-kesulitan tersebut tidak merubah hukumnya ibadah
2) kesulitan yang mempengaruhi ibadah memiliki 3 tingkatan :
 kesulitan tingkatan kuat seperti mengakibatkan kematian, celaka dana luka permanen
 kesulitan tingkatan sedang seperti sakit demam yang berkelanjutan, sakit gigi dan lain-
lain.kesulitan macam ini harus di ukur tingkat kesulitannya untuk bisa meringankan
hukum
 kesulitan tingkat ringan yang tidak membahayakan seperti sedikit luka di jari, pusing
ringan atau tidak enak badan. kesulitan macam ini tidak di hiraukan terhadap suatu
hukum ibadah

D. macam-macam keringanan syari'at

Adapun macam-macam keringanan syari'at seperti :

1) menggugurkan hukum contoh : gugurnya shalat jum'at, jama'ah, karena adanya udzur.
2) mengurangi hukum contoh : mengurangi jumlah raka'at shalat qosor dan sebagainya.
3) mengganti contoh : mengganti wudhu dan mandi dengan tayammum, mengganti dengan
duduk ketika shalat, dan mengganti puasa dengan fidyah bagi orang tua renta.
4) mendahulukan contoh : mendahulukan shalat sebelum waktunya dalam jama' takdzim,
mendahulukan zakat sebelum masa haul atau sebelum malam idul fitri.
5) mengakhirkan contoh : shalat jama' ta'khir, menunda shalat bagi orang
yangmenyelamatkan korban dan lain-lain.
6) keringanan hukum contoh : boleh memakan bangkai bagi yang hendak mati kelaparan,
boleh mengkonsumsi obat najis jika darurat.

E. Hukum menjalankan kesulitan


Adapun hukum menjalankan keslitan yaitu :
1) Wajib, makan bangkai jika dalam keadaan darurat
2) Sunnah, mengqhasar solat ketika bepergian
3) Mubah, akad salam, yaitu memesan barang dalam harga kontan
4) Perbedaan pendapat ulama, menjama’ shalat bagi musafir yang tidak merasa keberatan
5) Menqgasar shalat bagi musafoir yang perjalanannya kurang dari 2 marhalah (80,64 km)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kaidah ini menunjukkan fleksibilitas hukum islam yang bisa di terapkam secara
tepat pada setiap keadaan yang sulit atau sukar tetapi ada kemudahan di dalamnya yang
mampu menjawab bebagai macam permasalahan yang di hadapi oleh mukallaf dengan
menggunakan salah satu kaidah tersebut berdasarkan sub atau pada bab-bab tertentu yang
kondisional dan situasinoal pada prodesur yang tepat berdasarkan kaidah fiqih
DAFTAR PUSTAKA

Djazuli A.2007, Kaidah-Kaidah Fikih(Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam


Menyelesaikan Masalah-Masalah yang Praktis,Jakarta: kencana,

Anda mungkin juga menyukai