Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Shalat merupakan rukun Islam yang kedua. Jadi, bagi siapapun yang hidup
di dunia ini yang mau dirinya disebut dengan sebutan orang Islam dan
mukmin sejati maka harus melaksanakan shalat yang telah di tetapkan oleh
syari`at. Apakah shalat kita semua sudah benar sesuai dengan syarat- syarat
dan rukunnya? Apakah kita semua sudah mengetahui shalat yang sesuai
dengan syari`at? Yaitu shalat yang sesuai dengan apa yang pernah di lakukan
oleh Nabi Muhammad SAW.

Dengan demikian, pada kesempatan kali ini pemakalah tertarik untuk


membahas sifat- sifat shalat yang telah dilakukan oleh Rasululah Saw.
Sehingga kita semua dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- hari
dan tidak hanya taklid semata.

Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat memahami secara jelas


dan rinci tatacara shalat sesuai tuntunan Rasulullah saw, sekaligus mengetahui
tatacara shalat yang menyimpang dari tuntunan-Nya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan dasar hukum shalat fardhu?
2. Apa saja syarat dan rukunnya?
3. Apa saja hal-hal yang membatalkan shalat?
4. Ang dimaksud dengan shalat jamaah dan shalat jum`at?
5. Bagaimana sanksi hukum bagi yang meninggalkan shalat menurut para
ulama?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM SHALAT FARDHU/WAJIB
Shalat, secara bahasa berarti doa. Sedangkan menurut istilah, shalat adalah
ibadah berupa perkataan dan perbuatan yang dimulai dari takbiratul ihram dan
diakhiri dengan salam dengan memenuhi syarat dan rukun yang ditentukan
untuk mentaati perintah Allah dan mencari keridhaan-Nya.[1]

Shalat diperintahkan untuk didirikan lima kali sehari semalam, yaitu


Shubuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap
muslim. Artinya shalat wajib dilaksanakan oleh setiap pribadi muslim yang
telah mukallaf.

Ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang perintah shalat, di antaranya adalah:

٤٥ : ‫ (سورة العنكبوت‬...‫َآء َو ْال ُم ْنك َِر‬


ِ ‫صالَة َ ت َ ْنهى َع ِن ْالفَحْ ش‬
َّ ‫صالَة َ ا َِّن ال‬
َّ ‫) َواَقِ ِم ال‬

“Dan dirikanlah shalat.sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan keji dan
mungkar).[2]

B. SYARAT DAN RUKUN SHALAT


Syarat wajib shalat maksudnya adalah syarat-syarat atau hal-hal yang
menjadikan seseorang diwajibkan melaksanakan shalat. Syarat wajib itu
adalah:

1. Beragama Islam

Orang yang bukan Islam tidak di wajibkan shalat,berarti ia tidak di


tuntun untuk mengerjakannya di dunia hingga ia masuk Islam, karena
meskipun dikerjakannya, tetap tidak sah, tetapi ia tetap akan mendapatkan
siksaan di akhirat karena ia tidak shalat, sedangkan ia dapat mengerjakan
shalat dengan jalan masuk Islam terlebih dahulu.begitulah seterusnya
hukum-hukum furu’ terhadap orang yang tidak Islam.

Firman allah swt:

. َ‫ط ِع ُم ْال ِم ْس ِكيْن‬


ْ ُ‫ َولَ ْم نَكُ ن‬. َ‫ص ِلّيْن‬
َ ‫ قَالُ ْوا لَ ْم نَكُ ِمنَ ْال ُم‬.‫سقَ َر‬ َ ‫ َما‬. َ‫ َع ِن ْال ُمجْ ِر ِميْن‬. َ‫ساءلُ ْون‬
َ ‫سلَ َك ُك ْم ِفى‬ ٍ ّ‫ِفى َجن‬
َ َ ‫ت َيت‬
)٤٤-٤٠ : ‫(المدّثر‬

Atinya:“Berada di dalam surga, mereka tanya menanya tentang (keadaan)


orang-orang yang berdosa, “apakah yang memasukan kamu ke dalam
saqar (neraka) ?” mereka menjawab, “kami dahulu bukan termasuk orang-
orang yang melaksanakan shalat,dan kami tidak (pula) memberi makan
orang miskin.[3]

Apabila orang kafir masuk Islam, maka dia tidak di wajibkan mengqada
shalat sewaktu ia masuk Islam,begitu juga puasa dan ibadah lainnya, tetapi
amal kebaikannya sebelum Islam akan mendapat ganjaran yang baik.

Sabda rasulullah saw:

ِْ
‫)اْل ْسالَ ُم يُ ْه ِد ُم َما َكانَ قَ ْبلَهُ (رواه مسلم‬

“Islam itu menghapuskan segala kejahatan yang telah ada sebelum Islam
(maksudnya yang di lakukan seseorang sebelum Islam).[4]

2. Baligh
3. Suci dari haid dan nifas bagi perempuan
4. Berakal sehat
5. Telah sampai dakwah Islam kepadanya.
6. Melihat atau mendengar, bagi yang buta dan tuli sejak lahir tidak dituntut
dengan hukum karena ia tidak bisa belajar hukum Islam tersebut.

Syarat sah shalat maksudnya adalah sesuatu yang harus dipenuhi sebelum
melakukan shalat sehingga hukum shalat tersebut menjadi sah. Syarat sah tersebut
adalah:

1. Suci dari hadas besar dan hadas kecil

Sabda Rasulullah SAW :

‫ضأ َ (رواه البخارى ومسلم‬


َّ ‫ث َحتّى َيمت ََو‬ َ ُ‫)الَ َي ْق َب ُل هللا‬
َ َ‫صالَة َ ا َ َحدَ ُك ْم اِذَا اَحْ د‬

“Allah tidak menerima shalat di antara kamu apabila ia berhadas hingga ia


berwudhu.[5]

Firman Allah SWT : َّ ‫) َوا ِْن ُك ْنت ُ ْم ُجنُبًا فَا‬


٦ : ‫ط ِ ّه ُر ْوا ( سورة الما ئدة‬

“Jika kamu junub,maka mandilah” (Q.S. Al-Maidah : 6)

2. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis

Firman Allah SWT ٤ : ‫ط ِّه ْر ( سورة المدّثّر‬


َ َ‫) َوثِيَا َبكَ ف‬

Artinya: “Dan bersihkanlah pakaianmu.” (Q.S. Al-Muddatstsir : 4)

Sabda Rasulullah Saw.:

َ ‫ى فِى ْال َمس ِْج ِد‬


ٍ‫صب ُّْوا َعلَ ْي ِه ذَنُ ْوبًا ِم ْن َماء‬ ُّ ‫ ِحيْنَ بَا َل ْاْلَع َْرا ِب‬: ‫م‬.‫ى ص‬
ُّ ‫قَا َل النَّ ِب‬
(‫)رواه البخارى و مسلم‬
Artinya: “Ketika orang Arab Badui kencing di dalam masjid. Rasulullah
berkata,”Tuangi olehmu kencing itu dengan setimba air.[6]

Najis yang sedikit atau yang sukar memeliharanya (menjaganya) seperti nanah
bisul, darah khitan, dan darah berpantik yang ada di tempatnya di beri keringanan
untuk di bawa shalat, berdasarkan dengan bunyi suatu kaidah: “kesukaran iu
membawa kemudahan.”[7]

3. Menutup aurat

Aurat di tutup dengan sesuatu yang dapat menghalangi terlihatnya warna kulit.
Aurat laki-laki antara pusar sampai lutut, aurat perempuan seluruh badannya
kecuali muka dan dua tapak tangan.

Firman Allah swt: ٣١ : ‫) يبَنِ ْي ادَ َم ُخذ ُ ْوا ِز ْينَتَ ُك ْم ِع ْندَ ُك ِّل َمس ِْج ٍد (اْلعراف‬

Artinya: “Hai anak adam,pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)


masjid.”(Q.S. Al-A’raf : 31)

Yang di maksud dengan “pakaian” dalam ayat ini ialah pakaian untuk shalat.

Sabda Rasulullah Saw :

‫س َّرتِ ِه اِلى ُر ْكبَتَهَ (رواه الدار قطنى والبيهقى‬ ّ ِ َ ‫) َع ْو َرة‬


َ َ‫الر َج ِل َما بَيْن‬

Artinya : “ Aurat laki-laki ialah antara pusar sampai lutut.[8]

Sabda Rasulullah Saw.:

‫ار (رواه الخمسة االّ النسائ‬


ٍ ‫َض اِالَّ ِب ِخ َم‬ َ ُ‫ قَا َل الَ َي ْق َب ُل هللا‬.‫م‬.‫ى ص‬
ٍ ‫صالَة َ َحائ‬ َّ ‫شةَ ا َ َّن النَّ ِب‬
َ ‫) َع ْن َعا ِئ‬

Artinya: “Dari aisyah RA bahwa Nabi Saw. telah berkata, “Allah tidak menerima
shalat perempuan yang telah balig (dewasa) melainkan dengan bertelekung
(kerudung)..[9]

4. Masuk waktu shalat

5. Menghadap kiblat

Selama dalam shalat,wajib menghadap ke kiblat.kalau shalat berdiri atau shalat


duduk menghadapkan dada.kalau shalat berbaring,menghadap dengan dada dan
muka.kalau shalat melentang,hendaklah dua tapak kaki dan mukanya menghadap
ke kiblat; kalau mungkin,kepalanya di angkat dengan bantal atau sesuatu yang
lain.

Firman allah swt:


ْ ‫ْث َما ُك ْنت ُ ْم فَ َولُّ ْوا ُو ُج ْو َه ُك ْم ش‬
١٤٤ : ‫َط َرهُ (البقرة‬ ٌ ‫َط َر ْال َمس ِْج ِد ْال َح َر ِام َو َحي‬
ْ ‫)فَ َو ِّل َوجْ َهكَ ش‬

Artinya: “Palingkanlah mukamu kea rah masjidil haram.dan di mana saja kamu
berada,palingkanlah mukamu ke arahnya.”(Q.S Al-baqarah ayat 144)

Sabda rasulullah saw:

‫صالَةِ فَأ َ ْسبِغِ ْال ُوض ُْو َء ث ُ َّم ا ْستَ ْقبِ ٍل ْال ِق ْبلَةَ (رواه مسلم‬
َّ ‫ اِذَا قُ ْمتَ اِلَى ال‬: ٍ‫ ِل َخالَّ ِد ب ِْن َرافِع‬.‫م‬.‫ى ص‬
ُّ ِ‫)قَا َل النَّب‬
Nabi saw berkata kepada Khalid bin Rafi’ : “apabila engkau hendak shalat,
sempurnakanlah wudumu, kemudian menghadaplah ke kiblat.”(H.R Muslim)

6. Mengetahui cara-cara mengerjakan shalat

7. Tidak melakukan sesuatu yang dapat membatalkan shalat.

Rukun Shalat

1. Niat

2. Berdiri bagi yang mampu, jika tidak bisa duduk atau berbaring bagi yang
sakit.

3. Takbiratul ihram, dengan membaca “Allahu Akbar”

4. Membaca surat al-Fatihah

5. Ruku’ dengan thuma’ninah (berhenti sejenak)

6. I’tidal dengan thuma’ninah

7. Sujud dengan thuma’ninah

8. Duduk antara dua sujud dengan thuma’ninah

9. Duduk akhir (duduk tawarru’)

10. Membaca tasyahud akhir (ketika duduk tawarru’)

11. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad Saw.

12. Mengucapkan salam pertama

13. Tertib (teratur dan berurutan).[10]

C. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SHALAT


1. Meninggalkan salah satu rukun atau memutuskan rukun sebelum sempurna
dengan sengaja.

2. Meninggalkan salah satu syarat sah shalat.

3. Berbicara dengan sengaja di luar bacaan shalat.

4. Bergerak lebih dari tiga kali berturut-turut selain gerakan shalat.

5. Makan atau minum

6. Berubah niat.

D. SHALAT JAMAAH DAN SHALAT JUM`AT

1. SHALAT BERJAMAAH

Shalat berjamaah merujuk pada aktivitas shalat yang dilakukan secara bersama-
sama. Shalat ini dilakukan oleh minimal dua orang dengan salah seorang menjadi
imam (pemimpin) dan yang lainnya menjadi makmum.

Berikut adalah landasan hukum yang terdapat dalam Al Qur'an maupun Hadits
mengenai shalat berjama'ah:

• Dalam Al Qur'an Allah SWT berfirman

‫س َجد ُوا َف ْليَ ُكونُوا ِم ْن َو َرائِ ُك ْم‬ َ ‫طائِفَةٌ ِم ْن ُه ْم َم َعكَ َو ْليَأ ْ ُخذُوا أ َ ْس ِل َحت َ ُه ْم فَإِذَا‬
َ ‫صالة َ فَ ْلتَقُ ْم‬
َّ ‫َو ِإذَا ُك ْنتَ فِي ِه ْم فَأَقَ ْمتَ لَ ُه ُم ال‬
‫صلُّوا َمعَكَ َو ْليَأ ْ ُخذُوا ِحذْ َر ُه ْم َوأ َ ْس ِل َحتَ ُه ْم‬ َ ُ‫صلُّوا فَ ْلي‬َ ُ‫طائِفَةٌ أ ُ ْخ َرى لَ ْم ي‬ َ ‫ت‬ ِ ْ ‫َو ْلت َأ‬

"Dan apabila kamu (Muhammad) berada di tengah-tengah mereka


(sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan sholat bersama-sama mereka, maka
hendaklah segolongan dari mereka berdiri (sholat) besertamu dan menyandang
senjata mereka, kemudian apabila mereka (yang sholat besertamu) sujud (telah
menyempurnakan satu rakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu
(untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang lain yang belum
sholat, lalu mereka sholat denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan
menyandang senjata mereka…"[11]

• Dalam Hadits diriwayatkan

‫ ( َواَلَّذِي نَ ْفسِي ِبيَ ِد ِه لَقَدْ َه َم ْمتُ أ َ ْن‬:َ‫ّللَاِ صلى هللا عليه وسلم قَال‬ ُ ‫ََ َو َع ْن أ َ ِبي ه َُري َْرة َ رضي هللا عنه أ َ َّن َر‬
َّ َ ‫سو َل‬
َ‫ف ِإلَى ِر َجا ٍل َال يَ ْش َهد ُون‬ ُ
ُ ‫ ث ُ َّم أخَا ِل‬,‫اس‬
َ َّ‫ ث ُ َّم آ ُم َر َر ُج ًال فَيَ ُؤ َّم اَلن‬,‫ص َالةِ فَي َُؤذَّنَ لَ َها‬
َّ ‫ ث ُ َّم آ ُم َر ِبال‬,‫ب‬
َ ‫ط‬ َ َ‫ب فَيُحْ ت‬
ٍ ‫ط‬َ ‫آ ُم َر ِب َح‬
َ‫ش ِهد‬ َ َ‫سنَتَي ِْن ل‬ َ
َ ‫س ِمينًا أ ْو ِم ْر َماتَي ِْن َح‬ َ َ َّ
َ ‫ َواَلذِي نَ ْفسِي ِبيَ ِد ِه لَ ْو َي ْعلَ ُم أ َحد ُ ُه ْم أنَّهُ يَ ِجد ُ َع ْرقًا‬,‫علَ ْي ِه ْم بُيُوتَ ُه ْم‬ ُ
َ َ‫ فَأ َح ِ ّرق‬,َ ‫ص َالة‬
َّ ‫اَل‬
ِ‫ي‬
ّ ‫َار‬ِ ‫ا َ ْل ِعشَا َء ) ُمتَّفَ ٌق َعلَ ْي ِه َوالل ْفظ ِللبُخ‬
ْ ُ َّ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Demi
Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya ingin rasanya aku menyuruh
mengumpulkan kayu bakar hingga terkumpul, kemudian aku perintahkan sholat
dan diadzankan buatnya, kemudian aku perintahkan seseorang untuk mengimami
orang-orang itu, lalu aku mendatangi orang-orang yang tidak menghadiri sholat
berjama'ah itu dan aku bakar rumah mereka. Demi Allah yang jiwaku ada di
tangan-Nya, seandainya salah seorang di antara mereka tahu bahwa ia akan
mendapatkan tulang berdaging gemuk atau tulang paha yang baik niscaya ia akan
hadir (berjamaah) dalam sholat Isya' itu.[12]

Adapun keutamaan shalat berjama'ah dapat diuraikan sebagai berikut:

• Berjama'ah lebih utama dari pada shalat sendirian.

• Dari setiap langkahnya diangkat kedudukannya satu derajat dan dihapuskan


baginya satu dosa serta senantiasa dido'akan oleh para malaikat.

• Terbebas dari pengaruh/penguasaan setan.

• Memancarkan cahaya yang sempurna di hari kiamat.

• Mendapatkan balasan yang berlipat ganda.

• Sarana penyatuan hati dan fisik, saling mengenal dan mendukung satu sama
lain.

• Membiasakan kehidupan yang teratur dan disiplin.

• Merupakan pantulan kebaikan dan ketaqwaan.

2. SHALAT JUM'AT

Shalat Jumat adalah aktivitas ibadah shalat pemeluk agama Islam yang dilakukan
setiap hari Jumat secara berjama'ah pada waktu dzhuhur. Shalat Jumat merupakan
kewajiban setiap muslim laki-laki. Hal ini tercantum dalam Al-Qur'an dan Hadits
berikut ini:

‫ّللَاِ َوذَ ُروا ْالبَ ْي َع ذَ ِل ُك ْم َخي ٌْر لَ ُك ْم ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم‬


َّ ‫ص َالةِ ِم ْن يَ ْو ِم ْال ُج ُم َع ِة فَا ْس َع ْوا ِإلَى ِذ ْك ِر‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِإذَا نُود‬
َّ ‫ِي ِلل‬
َ‫تَ ْعلَ ُمون‬

artinya:"Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu diseru untuk


melaksanakan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli, dan itu lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.[13]

Dalam Hadits diriwayatkan :


- ‫ّللَاِ صلى هللا عليه وسلم يَقُو ُل‬ َّ َ ‫سو َل‬
ُ ‫س ِمعَا َر‬ َ ‫ ( أَنَّ ُه َما‬,‫ّللَاُ َع ْن ُه ْم‬ َّ َ ‫ي‬َ ‫ض‬ ِ ‫ َوأَبِي ه َُري َْرة َ َر‬,‫ع َم َر‬ ُ ‫ّللَاِ ب ِْن‬ َّ َ ‫ََ َع ْن َع ْب ِد‬
) َ‫ ث ُ َّم لَ َي ُكونُ َّن ِمنَ اَ ْلغَا ِفلِين‬,‫ّللَاُ َعلَى قُلُو ِب ِه ْم‬
َّ َ ‫ أ َ ْو لَ َي ْخ ِت َم َّن‬,ِ‫ "لَ َي ْنت َ ِه َي َّن أ َ ْق َوا ٌم َع ْن َودْ ِع ِه ُم ا َ ْل ُج ُم َعات‬-‫َعلَى أَع َْوا ِد ِم ْن َب ِر ِه‬
‫َر َواهُ ُم ْس ِل ٌم‬

Dari Abdullah Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata bahwa
mereka berdua mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda di
atas kayu mimbarnya: "Hendaknya orang-orang itu benar-benar berhenti
meninggalkan sholat Jum'at, atau Allah akan menutup hati mereka, kemudian
mereka benar-benar termasuk orang-orang yang lalai.[14]

Pada setiap hari Jum'at setiap muslim dianjurkan untuk memperhatikan hal-hal
berikut:

a. Mandi, berpakaian rapi, memakai wewangian dan bersiwak (menggosok


gigi).

b. Meninggalkan transaksi jual beli ketika adzan sudah mulai berkumandang.

c. Menyegerakan pergi ke masjid.

d. Melakukan shalat-shalat sunnah di masjid sebelum shalat Jum’at.

e. Tidak melangkahi pundak-pundak orang yang sedang duduk dan


memisahkan / menggeser mereka.

f. Berhenti dari segala pembicaraan / perbuatan sia-sia apabila imam telah


datang.

g. Hendaklah memperbanyak membaca shalawat serta salam kepada


Rasulullah Saw. pada malam Jum’at dan siang harinya.

h. Memanfaatkannya untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa karena hari


Jumat adalah waktu yang mustajab untuk dikabulkannya doa.

E. SANKSI HUKUM BAGI YANG MENINGGALKAN SHALAT

Para Ulama Sepakat Bahwa Meninggalkan Shalat Termasuk Dosa Besar yang
Lebih Besar dari Dosa Besar Lainnya. Ibnu Qayyim Al Jauziyah mengatakan:
“Kaum muslimin bersepakat bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan
sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa
membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman
keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan
Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.”[15]
Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Al Kaba’ir, Ibnu Hazm berkata, “Tidak ada dosa
setelah kejelekan yang paling besar daripada dosa meninggalkan shalat hingga
keluar waktunya dan membunuh seorang mukmin tanpa alasan yang bisa
dibenarkan.” [16]

Adz Dzahabi juga mengatakan, “Orang yang mengakhirkan shalat hingga keluar
waktunya termasuk pelaku dosa besar, dan yang meninggalkan shalat secara
keseluruhan yaitu satu shalat saja dianggap seperti orang yang berzina dan
mencuri. Karena meninggalkan shalat atau luput darinya termasuk dosa besar.
Oleh karena itu, orang yang meninggalkannya sampai berkali-kali termasuk
pelaku dosa besar sampai dia bertaubat. Sesungguhnya orang yang meninggalkan
shalat termasuk orang yang merugi, celaka dan termasuk orang mujrim (yang
berbuat dosa).”[17]

PENDAPAT ULAMA

Shalat merupakan rukun kedua dari lima rukun Islam. Umat Islam sepakat bahwa
menjalankan ibadah shalat 5 waktu (subuh, dhuhur, ashar, maghrib, dan isya’)
adalah kewajiban. Tapi ternyata banyak perbedaan dalam menjalankan ibadah
shalat, meskipun hukumnya sama-sama wajib. Semua orang Islam sepakat bahwa
orang yang menentang kewajiban shalat wajib lima waktu atau meragukannya, ia
bukan termasuk orang Islam, sekalipun ia mengucapkan syahadat, karena shalat
termasuk salah satu rukun Islam.[18]

Para ulama mazhab berbeda pendapat tentang hukum orang yang meninggalkan
shalat karena malas dan meremehkan, dan ia meyakini bahwa shalat itu wajib.[19]

Imam Syafi’i, Maliki dan Hambali : Harus dibunuh, Hanafi : ia harus ditahan
selama-lamanya, atau sampai ia shalat.[20]

Beberapa contoh permasalahan sholat, antara lain :

1. Bagaimana dengan sseorang yg mengidap penyakit, yangmana dia selalu


mimisan dan mungkin saja terjadi mimisan disaat sedang shalat, meningat bahwa
darah itu sesuatu yang najis, apakah shalatnya batal?

Jawabannya : Apabila darahnya sedikit, maka tidak membatalkan shalat. Apabila


darah yang keluar banyak dan mengenai sebagian dari badan dan pakaiannya,
maka wajib membatalkan diri (shalatnya), meskipun shalat jumat.

Dasar Pengambilan Hukum : Bughyat al Musytarsyidin Halaman 53


‫ مكتبة دار إحياء التراث العربي‬137 : ‫ صحـ‬2 ‫تحفة المحتاج في شرح المنهاج الجزء‬

َ َ ‫ص ٍل َع ْنهُ فَإ ِ ْن َكث ُ َر َما أ‬


ُ‫صابَه‬ َ ‫ُص ْبهُ ِم ْنهُ إِالَّ ْالقَ ِلي ُل لَ ْم يَ ْق‬
ِ َ‫ط ْع َها َوإِ ْن َكث ُ َر نُ ُزولُهُ َعلَى ُم ْنف‬ ِ ‫صالَةِ َولَ ْم ي‬
َّ ‫ف فِي ال‬ َ ‫َولَ ْو َر ِع‬
‫طعُ َها اهـ‬ْ َ‫لَ ِز َمهُ ق‬.

Faidah: Mushannif berkata dalam kitab Tuhfah: “Andai seseorang mimisan


didalam shalat, dan darah yang keluar hanya sedikit, maka tidak membatalkan
shalatnya. Apabila darah yang keluar banyak hingga mengenai bagian badan yang
lain. Apabila darah yang mengenai bagian badan lain sangat banyak, maka
seseorang yang sedang shalat itu harus membatalkan shalatnya meski dia sedang
shalat jumat. Bila mimisan keluar sebelum shalat dan keluar terus, namun
dimungkinkan mimisan berhenti dan waktu shalat masih cukup, maka dianjurkan
untuk ditunggu hingga berhenti, apabila tidak mungkin ditunggu hingga berhenti,
maka hidung disumpal saat shalat sebagaimana orang yang beser.

2. Karena dikerumuni nyamuk, maka seorang musholli mengusirnya hingga


membutuhkan tiga kali gerakan yang berurutan. Apakah sholat musholli tersebut
batal ?

Jawabannya : Tidak batal sebab dhorurot

Referensi :

& ‫ مكتبة دار الفكر‬89 : ‫بغية المسترشدين للسيد باعلوي الحضرمي صحـ‬
ُ ‫ض َولَ ْم يُ ْم ِك ْن دَ ْفعُهُ إِالَّ بِتَحْ ِري ِْك ْاليَ ِد ثَالَثا ً ُمت ََوا ِليَةً لَ ْم ت َ ْب‬
‫ط ْل ِللض َُّر ْو َرةِ اهـ فتاوى ابن حجر‬ ُ ‫َولَ ْو َكث ُ َر ْالبَعُ ْو‬

Salah satu dari hal-hal yang membatalkan sholat adalah menggerakkan anggota
badan tiga kali serta berturut-turut. Ini berpotensi membatalkan sholat baik
dilakukan secara sengaja atau lupa. Akan tetapi hukum ini bisa berubah (
sholatnya tidak batal ) ketika gerakan tersebut dilakukan karena ada unsur
dhorurot, seperti problematika diatas yaitu butuh gerakan banyak untuk mengusir
nyamuk. Dalam kaidah fiqh dikatakan :

‫الضرورات تبيح المحظورات‬

“ Keadaan-keadaan dhorurot memperbolehkan perkara-perkara yang dilarang “

3. Sebut saja mas Polo, Ia seorang yang dijuluki dengan raja kentut. Ia mampu
ngentut dengan berbagai macam model, mulai dari suara yang keras memanjang,
terputus-putus bahkan yang nyaris tak terdengarpun Ia bisa melakukannya. Pada
suatu ketika, di tengah-tengah melakukan shalat, Ia merasa ada yang mau keluar
dari perutnya (kentut). Karena dia sedang shalat, akhirnya dia menahan sampai
shalatnya selesai. Apa hukum menahan kentut pada saat mau melakukan shalat?
Jawabannya : Makruh, jika hendak melakukan shalat. Apabila dalam keadaan
shalat, menahan kentut hukumnya wajib, karena membatalkan fardlu hukumnya
haram.

Referensi: & ‫ مكتبة دار الفكر‬226 : ‫ صحـ‬1 ‫)فتح المعين هامش إعانة الطالبين الجزء‬

َ ‫ش ْوعِ َب ْل قَا َل َج ْم ٌع ِإ ْن ذَه‬


( ‫َب‬ ُ ‫صالَة ٌ ِب ُمدَافَ َع ِة َحدَثٍ) َك َب ْو ٍل َوغَائِطٍ َو ِريْحٍ ِل ْل َخ َب ِر اْآل ِت ْي َو َِْل َ َّن َها ت ُ ِخ ُّل ِب ْال ُخ‬ َ ( َ‫َو) ُك ِره‬
ُ‫ت لَه‬ ْ َ ‫ط َرأ‬
َ ‫ض ِإذَا‬ ِ ‫ْس لَهُ ْال ُخ ُر ْو ُج ِمنَ ْالفَ ْر‬ َ ‫ت ْال َج َما َعةُ َولَي‬ َّ ‫س ُّن لَهُ تَ ْف ِر ْي ُغ َن ْف ِس ِه قَ ْب َل ال‬
ِ َ ‫صالَ ِة َوإِ ْن فَات‬ َ ُ‫ت َوي‬ ْ َ‫طل‬
َ ‫ِب َها َب‬
‫و َي ْن َب ِغ ْي أَ ْن ي ُْل َحقَ ِب ِه َما لَ ْو‬.
َ ‫ضاقَ َو ْقتُهُ َو ْال ِعب َْرة ُ فِي ك ََرا َه ِة ذَلِكَ ِب ُو ُج ْو ِدهَا ِع ْندَ الت َّ َح ُّر ِم‬ ْ
َ ‫فِ ْي ِه َوالَ ت َأ ِخي ُْرهُ ِإذَا‬
َ َ‫صالَةِ (قَ ْولُهُ َب ْل قَا َل َج ْم ٌع إِلَ ْخ) ِعب‬
ُ ‫ارة‬ َّ ‫ت َو َع ِل َم ِم ْن َعادَتِ ِه أَنَّ َها تَعُ ْود ُ ِإلَ ْي ِه فِي ال‬
ْ َ‫ت لَهُ قَ ْب َل الت َّ َح ُّر ِم فَزَ ال‬ ْ ‫ض‬ َ ‫َع َر‬
ُ‫صالَتُه‬ َ ‫َص َّح‬ ِ ‫عهُ لَ ْم ت‬ُ ‫شو‬ ُ ‫َب ُخ‬ َ ‫سي ٍْن أَنَّهُ قَا َل ِإذَا ا ْنت َ َهى ِب ِه ُمدَافَ َعةُ اْالَ ْخبَثَي ِْن ِإلَى أ َ ْن يَذْه‬ َ ‫اضي ُح‬ ِ َ‫ْال ُم ْغنِ ْي َونَقَ َل َع ِن ْالق‬
‫اهـ‬

"Dimakruhkan melakukan sholat dengan keadaan menahan hadast,seperti halnya


kencing, berak atau kentut,berdasarkan hadust yang akan datang nanti. Karena
yang demikian dapat menghilangkan kekhusyuan sholat. Bahkan segolongan
ulama' mengatakan jika menahan tersebut menghilangkan kekhusyuan
sholat,maka batallah sholatnya. Dan disunnahkan mengosongkan diri dari hadst
sebelum menunaikan sholat,sekalipun akan tertinggal jamaah. Namun, ia tidak
boleh membatalkan sholat fardhu lantaran tidak mau menahan hadast yang baru
terjadi ketika sholat,dan tidak boleh menunda nunda sholat fardhu manakala
waktunya sempit. Letak kemakruhan mengekang hadast tersebut, adalah
terjadinya hal itu ketika takbiratil ihram. Sebaliknya masalah penahanan yang
terjadi padanya sebelum takbiratul ihram,lalu hilang dan ia mengetahui bahwa
berdasarkan kebiasaannya,hal itu terjadi lagi ketika sholatnya,adalah dapat di
ilhaq disamakan dengan masalah penahanan hadast yang terjadi ketika takbiratul
ihram,yaitu sama makruh hukumnya."

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Shalat, secara bahasa berarti doa. Sedangkan menurut istilah, shalat adalah ibadah
berupa perkataan dan perbuatan yang dimulai dari takbiratul ihram dan diakhiri
dengan salam dengan memenuhi syarat dan rukun yang ditentukan untuk mentaati
perintah Allah dan mencari keridhaan-Nya.

Shalat Jumat adalah aktivitas ibadah shalat pemeluk agama Islam yang dilakukan
setiap hari Jumat secara berjama'ah pada waktu dzuhur. Shalat berjamaah merujuk
pada aktivitas shalat yang dilakukan secara bersama-sama. Shalat ini dilakukan
oleh minimal dua orang dengan salah seorang menjadi imam (pemimpin) dan
yang lainnya menjadi makmum.

SARAN

Kami yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu sempurna karena kami
dalam tahap belajar, maka dari itu kami berharap bagi kawan-kawan semua bisa
memberi saran dan usul serta kritikan yang baik dan membangun sehingga
makalah ini menjadi sederhana dan bermanfaat dan apabila ada kesalahan dan
kejanggalan kami mohon maaf karena kami hanyalah hamba yang memiliki ilmu
dan kemampuan yang terbatas.

DAFTAR PUSTAKA

Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Abdurrahman Ad-Dimasyqi. Fiqh empat


madzhab.

As’ad, Aliy. 1980. Fathul Mu’in. Kudus: Menara Kudus.

Muttaqin, Zainal, dkk. 1987. Pendidikan Agama Islam Fiqh. Semarang: PT Karya
tiga Putra.

Rasjid, Sulaiman. 2010. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Rifa’i, Mohammad. 1976. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang: PT.


Karya Toha Putra.

Muslim, Tohari. 2009. "Kang Santri, menyikap problematika umat". Liboryo :


Kediri

Anda mungkin juga menyukai