Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PUASA LINTAS TEMPAT

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Kontemporer

DOSEN PENGAMPU : HUD LEO PERKASA MAKI, M.H.I

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 :

M.ARIF RAHMAN HAKIM (2002010015)

INGGRID FIRDIAN SAPUTRI (2002010012)

PRODI AHWAL AS-SYAKHSIYYAH


KELAS A
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
METRO LAMPUNG
SEMESTER GANJIL
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufiq
serta hidayah-Nya kepada kita semua dan khususnya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas Mata Kuliah Fiqih Kontemporer. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada uswatun khasanah kita yaitu Nabiyullah Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya kelak di yaumul kiamat dan semoga kita termasuk umatnya yang akan
mendapat syafa’at.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada bapak Hud Leo Perkasa Maki, M.H.I. selaku
dosen pengampu Mata Kuliah Fiqih Kontemporer yang telah memberikan bimbingan kepada
kami sehingga terselesaikannya makalah ini dengan pokok bahasan “Puasa Lintas Tempat .”
Dalam pembuatan makalah ini tentu masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat kami
harapkan demi kesempurnaan pembuatan makalah dimasa yang akan datang. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Metro, September 2022


Penyusun

Kelompok VII
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah....................................................................................1
2. Rumusan Masalah..............................................................................................2
3. Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Puasa Lintas Tempat........................................................................3
2. Macam-macam Puasa Lintas Tempat................................................................4
3. Dalil Hukum Puasa Lintas Tempat....................................................................5
BAB III PENUTUP
Kesimpulan....................................................................................................................6
Saran..............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Puasa merupakan salah satu pilar agama yang fundamental bagi umat islam, karena
menjalankan puasa merupakan tuntutan syari’ah. Hikmah dibalik tututan syar’i tentu Allah
SWT. Ingin menguji sejauh mana ketaatan hambanya dalam menjalankan perintah NYA.

Barangkali ujian menjalankan ibadah puasa tersebut tidak begitu kontras dengan
kita umat Islam yang berdomosili disekitar khatulistiwa atau yang tinggal di daerah
tropis, akan tetapi ujian tersebut sungguh sangat menguji nyali keimanan saudara-saudara
kita yang berdomosili jauh dari titik khatulistiwa, bahkan keberadaan mereka disekitar
kutub.

Puasa Ramadhan adalah kewajiban sakral dan ibadah Islam yang bersifat
syiar yang besar, juga salah satu rukun Islam praktis yang lima, yang menjadi
pilar agama.Puasa merupakan ibadah agung yang hanya Allah SWT saja yang
mengetahui seberapa besar pahalanya. Seorang yang berpuasa juga akan
mendapatkan dua kebahagiaan yang tidak dirasakan oleh selain mereka, yaitu
kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika mereka bertemu dengan
Rabbnya.

Disisi lain ada orang-orang yang uzur berpuasa Ramadhan beserta hukum-
hukumnya.Pertama, uzur yang mewajibkan pemiliknya berbuka dan haram berpuasa.
Jika ia berpuasa, puasanya tidak sah dan tetap harus mengqadhanya. Ini ditetapkan
berdasarkan ijmak. Inilah uzur yang berkaitan dengan perempuan, yaitu haid dan
nifas. Kedua, uzur yang membolehkan pemiliknya untuk berbuka, bahkan dalam
keadaan tertentu mewajibkan, akan tetapi ia wajib menqadha. Ini adalah uzur sakit
dan safar, sebagaimana yang tertuang dalam kitab Allah. Ketiga, uzur yang
membolehkan pemiliknya untuk berbuka, bahkan terkadang mewajibkannya,
dan tidak perlu mengqadha namun memberi fidyah (menurut jumhur).

Itulah uzurnya orang tua renta dan orang yang sehukum dengannya, semisal
pengidap penyakit yang tidak ada lagi harapan sembuh. Keempat, uzur yang masih
diperselisihkan ulama tentang jenisnya; apakah ia sejenis dengan uzur sakit, orang tua
renta, atau memiliki hukumnya sendiri? Ini adalah uzurnya orang hamil dan menyusui.
Kelima, uzurnya orang yang berat untuk melakukan puasa karena jenis pekerjaannya.
Misalnya pekerja tambang dan semisalnya. Tetapi ada beberapa golongan yang
mendapat dispensasi dari Allah boleh tidak berpuasa pada bulan Ramadhan karena
uzur, seperti; hamil, menyusui, dipaksa orang lain, perjalanan (safar), sakit, jihad,
lapar, haus, dan usia lanjut.

Al-Qur’an menegaskan bahwa orang yang sakit dan musafir boleh berbuka tetapi
harus mengqadha sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain.
Bepergian atau berpindah tempat adalah bagian dari kehidupan manusia. Jarang
sekali mereka terlepas dari kegiatan ini, baik yang tinggal di desa maupun di kota.
Dibalik perjalanan mereka itu, terdapat berbagai kebutuhan dan tujuan. Ada yang
bersifat keagamaan, keduniaan, individual, maupun sosial. Mereka ada yang
bepergian untuk mencari ilmu, rezeki, keamanan, pengobatan, pahala, seperti haji,
umrah, atau jihad. Ada juga untuk tujuan ilmiah dan sosial, misalnya bersilaturahmi
ke rumah kerabat dan handai taulan, mengenal keindahan alam negara lain, untuk
mengikuti seminar atau konferensi atau boleh jadi bepergian sekadar untuk rekreasi
setelah bekerja keras sekian lama. Semua ini masyru‟ atau sesuai syariat adanya.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang dapat di cantumkan antara lain :
1. Bagaimana definisi dari puasa lintas tempat ?
2. Bagaiamana macam-macam puasa lintas tempat ?
3. Bagaimana dalil hukum puasa lintas tempat ?

C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka terdapat tujuan dari penulisan ini antara lain:
1. Mengetahui definisi puasa lintas tempat
2. Mengetahui macam-macam puasa lintas tempat
3. Mengetahui dalil hukum puasa lintas tempat
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PUASA LINTAS TEMPAT

Menurut bahasa puasa berarti “menahan diri”.Menurut syara’ ialah menahan diri dari segala
sesuatu yang membatalkanya dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari, karena
perintah Allah semata-mata, serta disertai niat dan syarat-syarat tertentu.

Sedangkan arti shaum menurut istilah syariat adalah menahan diri pada siang hari dari hal-
hal yang membatalkan puasa, disertai niat oleh pelakunya, sejak terbitnya fajar sampai
terbenamnya matahari. Artinya ,puasa adalah penahanan diri dari syahwat perut dan syahwat
kemaluan,serta dari segala benda konkret yang memasuki rongga dalam tubuh(seperti obat
dan sejenisnya), dalam rentang waktu tertentu yaitu sejak terbitnya fajar kedua (yaitu fajar
shadiq) sampai terbenamnya matahari yang dilakukan oleh orang tertentu yang dilakukan
orang tertentu yang memenuhi syarat yaitu beragama islam, berakal, dan tidak sedang dalam
haid dan nifas, disertai niat yaitu kehendak hati untuk melakukan perbuatan secara pasti
tanpa ada kebimbangan ,agar ibadah berbeda dari kebiasaan.1

Definisi puasa lintas tempat itu sendiri adalah dimana seseorang melaksanakan puasa dan
kemudian melakukan perjalanan ke daerah yang memiliki perbedaan waktu dari daerah awal
nya.lama berpuasa disetiap Negara dibelahan dunia berbeda beda menyesuaikan kondisi
geografisnya ada puasa yang cukup singkat dan ada juga yang cukup panjang.maka Negara
atau daerah yang melebihi waktu dari itu agar menyesuaikan dengan negara yang didalamnya
syariat islam diturunkan,sekalipun ditempat masih dalam keadaan siang,matahari
membentang,puasanya tetap sah dan cukup buka puasa dengan bacaan yang dianjurkan
rasulullah.dalam fatwa lajnah daimah disebutkan ketika puasa bagi umat islam yang panjang
siangnya sampai 21 jam malamnya hanya 3 jam dan kebalikanya.setelah syeikh menyebutkan
beberapa ayat al qur’an2 kemudian menjelaskanya:hukum berlaku secara universal,tidak
khusus untuk Negara dan aneka ragam manusia.

B. MACAM-MACAM PUASA LINTAS TEMPAT

1.Puasa lintas tempat daerah


2.Puasa lintas tempat luar negeri

1
DRS. H. Mo. Rifa’i, Fikih Islam Lengkap, (Semarang: Pt. Karya Toha Putra,1978), h.
322. 2
2
QS al maidah : 3,QS al an’am : 19,saba’:28,QS al baqarah :183-187
C. DALIL HUKUM PUASA LINTAS TEMPAT

Adapun berkenaan dengan waktu puasa dibulan Ramadhan, maka tetap seorang muslim yang
dikenai kewajiban puasa untuk menahan diri darimakan dan minum serta dari segala
pembatal setiap harinya dimulai dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari di
negerinya. Hal ini berlaku selama waktu siang dan waktu malam bisa dibedakan di
negerinya, dan total malam dan siang tetap 24 jam. Dan halal bagi mereka untuk makan,
minum, berhubungan intim di malam harinya walau waktu malamnya begitu singkat. Karena
seperti dipahami bahwa syari’at Islam itu umum untuk seluruh manusia di berbagai negeri.
Dan Allah Ta’ala berfirman:

“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.
Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” (QS. Al Baqarah: 187).

Siapa yang tidak kuat berpuasa karena waktu siang begitu panjang atau berdasarkan
pengalaman yang sudah-sudah, atau info dari dokter yang amanat, atau jika ia puasa biasa
binasa atau mendapati sakit yang parah, atau sakitnya bertambah riskan, atau kesembuhannya
jadi bertampah lama, maka ia boleh tidak berpuasa, namun tetap mengqodho’ (mengganti)
puasanya di hari lainnya di saat ia mampu di bulan mana saja.

Allah Ta’ala berfirman:

“Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu,
maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan
(lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya
itu, pada harihari yang lain.” (QS. Al Baqarah: 185).

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al


Baqarah: 286).

“Dan Allah sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan”
(QS. Al Hajj: 78)

Begitu pula bagi mereka yang berada di negeri siangnya hampir 24 jam, atau malamnya
hampir 24 jam, bagi mereka berpuasa Ramadhan wajib dilakukan dengan memperkirakan
waktu mulainya puasa dan berakhirnya puasa, juga waktu menahan diri untuk berpuasa
dan berbuka setiap harinya dengan memperhatikan terbit fajar dan tenggelamnya
matahari pada negeri yang dekat dengan waktu malam & siangnya bisa terbedakan dan
totalnya adalah 24 jam.
BAB III

PENUTUP

1. Definisi puasa lintas tempat adalah dimana seseorang melaksanakan puasa dan
kemudian melakukan perjalanan kedaerah yang memiliki perbedaan waktu dari
daerah awalnya.

2. Macam macam puasa lintas tempat yaitu : puasa lintas tempat daerah dan puasa lintas
tempat luar negri

3. Dalil puasa lintas tempat yaitu : QS.Al baqarah ayat 187,QS.Al baqarah ayat 185,QS
Al baqarah ayat :286 dan QS Al hajj ayat 78
1.
DAFTAR PUSTAKA

DRS.H.Mo.Rifa’i Fikih Islam Lengkap,(Semarang: Pt Karya Toha Putra,1978),h.

QS.al maidah:3, QS al an’am:19,saba’:28,QS al baqarah : 183-187

Khalaf,’Abd al wahab ,Ilmu Ushul al fiqh( al qahirah:Dar al hadits,1423 H./2003 M.).

Anda mungkin juga menyukai