KELOMPOK II
ANGGOTA :
~1~
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. dengan sebuah makalah yang berjudul “ PUASA ”. Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
~2~
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................... i
HALAMAN MOTTO............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
1.1 Rumusam Masalah................................................................................... 2
BAB BABA II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Puasa...................................................................................... 3
2.2 Macam-macam Puasa.............................................................................. 4
2.2.1 Puasa Wajib.................................................................................... 4
2.2.2 Puasa Sunnah................................................................................. 7
2.2.3 Puasa Makruh............................................................................... 10
2.2.4 Puasa Haram................................................................................. 12
2.3 Syarat-syarat Puasa................................................................................ 13
2.4 Rukun Puasa.......................................................................................... 13
2.5 Sunat Puasa Dan Puasa Sunat................................................................ 16
2.6 Hari-hari Yang Diharamkan Berpuasa..................................................... 17
2.7 Hari-hari Yang Dimakruhkan Berpuasa................................................... 17
2.8 Ketetapan Hilala.................................................................................... 18
2.9 Hikmah Puasa........................................................................................ 19
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 22
3.2 Saran..................................................................................................... 23
~3~
BAB I
PENDAHULUAN
~4~
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Puasa
Sebelum kita mengkaji lebih jauh meteri tentang puasa, terlebih dahulu kita akan
mempelajari pengertian puasa baik itu menurut bahasa arab maupun menurut istilah. Pengertian
puasa (Saum) menurut bahasa Arab artinya menahan dari segala sesuatu seperti menahan makan,
minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya.
Sedangkan puasa menurut istilah ajaran islam yaitu menahan diri dari segala sesuatu yang
membatalkannya, lamanya satu hari, mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan
niat dan beberapa syrat. Firman Allah SWT :
“Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-
orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. (QS. Al Baqarah . 183).
~5~
pelaksanaannya, khusus puasa Ramadhan, kita akan menjumpai beberapa masalah yang penting
dipecahkan antara lain:
1. Cara penempatan waktu
Cara mengetahui puasa ini ada 2 macam yaitu: hisab dan rukyat. Kemajuan teknologi
beakangan ini dirasakan semakin mudahkan proses hisab dan rukiyah tersebut. Disiplin ilmu
astronomi dan kelengkapan teknologi semacam planetrium atau teleskop atau secara khusus ilmu
falaq yang berkembang di dunia Islam, semuanya mendukung vadilitas penetapan waktu puasa.
Rukyat : adalah suatu cara untuk menetapkan awal awal bulan Ramadhan dengan cara melihat
dengan panca indera mata timbulnya / munculnya bulan sabit dan bila uadara mendung atau
cuaca buruk. Sehingga bulan tidak bisa dilihat maka hendaknya menggunakan istikmal yaitu
menyempurnakan bulan sya’ban menjadi 30 hari. Di Indonesia pelaksanaan rukyat untuk
penetapan puasa Ramadhan telah dikoordinasi oleh Departemen Agama (DEPAG) RI.
Hisab : adalah suatu cara untuk menetapkan awal bulan Ramadhan dengan cara menggunakan
perhitungan secara atsronomi, sehingga dapat ditentukan secara eksak letak bulan. Seperti cara
rukyat yang telah dikoordinasikan oleh pemerintah, maka cara hisab pun sama. Di Indonesia
penetapan awal dan akhir bulan Ramadhan ini dengan cara yang manapun memang telah diambil
kewenangan koordinatifnya oleh pemerintah.
~6~
Sabda Nabi SAW Artinya:“Dari Abu Umar ra: bahwasanya Rasulullah SAW, menceritakan
bulan Ramadhan lalu memukul kedua tangannya lalu bersabda: “Bulan adalah itu sekian dari
sekian bulan,kemudian beliau melengkungkan ibu jarinya pada perkataan yang ketiga kali
(termasuk menunjukkan bahwa bulan itu jumlahnya terdiri dari 29 hari), maka berpuasalah kamu
karena melihat bulan. Jika kamu sekalian tidak dapat memelihatnya karena tertutup awan /
mendukung, maka pastikanlah bilangan itu menjadi 30 hari.(HR. Muslim).
2. Puasa Kifarat
Puasa kifarat adalah puasa untuk menembus dosa karena melakukan hubungan suami
isteri (bersetubuh) disiang hari pada bulan Ramadhan, maka denda (kifaratnya) berpuasa dua
bulan berturut-turut.
~7~
syawal karena ada chari raya Idul Fitri. Dalam sebuah hadits dikatakan yang artinya: Rasulullah
saw bersabda: "Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian diikuti dengan
berpuasa enam hari pada bulan Syawal, maka sama dengan telah berpuasa selama satu tahun"
(HR. Muslim).
2. Puasa Arafah
Orang yang tidak melaksanakan ibadah haji, disunnatkan untuk melaksanakan puasa pada
tanggal sembilan Dzulhijjah atau yang sering disebut dengan puasa Arafah. Disebut puasa
Arafah karena pada hari itu, jemaah haji sedang melakukan Wukuf di Padang Arafah. Sedangkan
untuk yang sedang melakukan ibadah Haji, sebaiknya tidak berpuasa. Nabi Muhammad SEW
bersabda:
Dari Abu Qotadah al-Anshory Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam pernah ditanya mengenai puasa hari Arafah, lalu beliau menjawab: "Ia menghapus dosa-
dosa tahun lalu dan yang akan datang.: (Riwayat Muslim)
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang
untuk berpuasa hari raya arafah di Arafah. (Riwayat Imam Lima selain Tirmidzi. Hadits shahih
menurut Ibnu Khuzaimah dan Hakim. Hadits munkar menurut Al-'Uqaily.)
~8~
5. Puasa As-Syura’
Puasa ini dikerjakan pada tanggal sembilan dan sepuluh Muharram. Hadist Rasulullah
Saw yang berbunyi: "Rasulullah saw bersabda: "Puasa Asyura itu (puasa tanggal sepuluh
Muharram), dihitung oleh Allah dapat menghapus setahun dosa yang telah lalu" (HR. Muslim).
Demikian juga sunnah hukumnya melakukan puasa pada tanggal sembilan Muharram. Hadist
Rasulullah: Ibn Abbas berkata: "Ketika Rasulullah saw berpuasa pada hari Asyura', dan beliau
memerintahkan untuk berpuasa pada hari tersebut, para sahabat berkata: "Ya Rasulullah,
sesungguhnya hari Asyura itu hari yang dimuliakan oleh orang Yahudi dan Nashrani".
Rasulullah saw menjawab: "Jika tahun depan, insya Allah saya masih ada umur, kita berpuasa
bersama pada tanggal sembilan Muharramnya". Ibn Abbas berkata: "Belum juga sampai ke tahun
berikutnya, Rasulullah saw keburu meninggal terlebih dahulu" (HR. Muslim).
~9~
Rasulullah saw dan Rasulullah saw biasa melakukannya, namun dimakruhkan untuk
ummatnya. Hal ini berdasarkan hadits berikut:Artinya: Rasulullah saw bersabda:
"Janganlah kalian berpuasa wishal" beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Para
sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, anda sendiri melakukan puasa wishal?" Rasulullah saw
bersabda kembali: "Kalian tidak seperti saya. Kalau saya tidur, Allah memberi saya
makan dan minum. Oleh karena itu, perbanyaklah dan giatlah bekerja sekemampuan
kalian" (HR. Bukhari Muslim).
~ 10 ~
Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw:Artinya: Rasulullah saw bersabda:
"Seseorang tidak boleh mendahului Ramadhan dengan jalan berpuasa satu atau dua hari kecuali
bagi seseorang yang sudah biasa berpuasa, maka ia boleh berpuasa pada hari terebut" (HR.
Bukhari Muslim).
~ 11 ~
Disamping itu, ada keringanan yang diberikan oleh islam kepada umat muslim untuk tidak
berpuasa, yakni mencakup dua golongan :
- Beleh meninggalkan puasa tetapi wajib mengqadha
Yang termasuk dalam golongan ini yaitu :
1. Orang yang sedang sakit dan sakitnya akan memberikan mudharat baginya apabila
mengerjakan puasa.
2. Orang yang berpergian jauh atau musafir sediktnya sejauh 81 KM.
3. Orang yang hamil dan di khawatirkan akan mudharat baginya dan kandungannya.
4. Orang yang sedang menyusui anak yang dapat mengkhawatirkan/memudharatkan
baginya dan anaknya.
5. Orang yang sedang haid, melahirkan atau nifas.
6. Orang-orang yang tidak wajib qadha namun wajib membayar fidyah
7. Orang yang sakit dan tidak ada harapan untuk sembuh.
8. Orang yang lemah karna sudah tua.
Yaitu memberi makanan kepada fakir miskin sebanyak hari yang telah di tinggalkan puasanya,
satu hari satu mud (576 Gram) berupa makanan pokok.
3. Niat
Niat, yaitu menyengaja puasa ramadhan setelah terbenam matahari hingga sebelum fajar
shadiq. Artinya pada malam harinya dalam hati telah tergetar (berniat) bahwa besok harinya akan
mengerjakan puasa ramadhan.
~ 12 ~
Puasa Sunat :
Puasa sunnat (nafal) adalah puasa yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan
apabila tidak dikerjakan tidak berdosa. Adapun puasa sunnat itu antara lain :
1. Puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah/ selain mereka yang berhaji)
2. Puasa 6 hari dalam bulan syawal
3. Puasa tanggal 13,14, dan 15 pada tiap-tiap bulan Qamariah
4. Puasa hari senin dan kamis
5. Puasa pada bulan Dzulhijjah, Dzulqaidah, Rajab, Sya’ban dan 10 Muharram
6. puasa nabi Daud As.
~ 13 ~
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Apabila engkau sekalian melihatnya (bulan) shaumlah, dan
apabila engkau sekalian melihatnya (bulan) berbukalah, dan jika awan menutupi kalian
maka perkirakanlah." Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Muslim: "Jika awan menutupi
kalian maka perkirakanlah tiga puluh hari." Menurut riwayat Bukhari: "Maka
sempurnakanlah hitungannya menjadi tigapuluh hari.
b) Syiya’ (Ketenaran)
Yang dimaksud dengan syiya adalah hilal dapat ditetapkan dengannya , bukanlah
berpuasanya sekelompok orang atau penduduk suatu tempat berdasarkan pada keputusan
seseorang yang baik bahwa besok masih ramadhan, atau tidak berpuasanya mereka itu
berdasarkan ketentuan itu bahwa besok sudah syawal. Tetapi syiya adalah hendaknya
hilal dilihat oleh umum, bukan satu orang saja.
c) Menyempurnakan Bilangan
Diantara cara menetapkan hilal, ialah menyempurnakan bilangan. Bulan
Qamariyah manapun, apabila awal harinya telah diketahui maka dia akan habis dengan
berlalunya 30 hari. Hari berikutnya berarti sudah masuk bulan berikutnya, sebab jumlah
hari bulan Qamariyah tidak akan lebih dari 30 dan tidak kurang dari 29 hari. Jika awal
Syaban telah diketahui maka hari ke-31 nya pasti sudah masuk satu ramadhan . Demikian
pula jika telah kita ketahui awal ramadhan maka hari ke-31 nya bisa kita pastikan sebagai
tanggal 1 syawal.
~ 14 ~
2.9 Hikmah Puasa
Adapun hikmah dari berpuasa yaitu :
1. Bertakwa dan menghambakan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, takwa adalah
meninggalkan keharaman, istilah itu secara mutlak mengandung makna mengerjakan
perintah, meninggalkan larangan , Firman Allah SWT: Artinya: “Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa”(QS. Al-Baqarah: 183).
2. Puasa adalah serupa dengan revolusi jiwa untuk merombak cara dan kebiasaan yang
diinginkan oleh manusia itu, sehingga mereka berbakti pada keinginannya dan nafasnya
itu berkuasa padanya.
3. Puasa menunjukkan pentingnya seseorang merasakan pedihnya laparmaupun tidak
dibolehkan mengerjakan sesuatu. Sehingga tertimpa pada dirinya dengan suatu
kemiskinan atau hajatnya tidak terlaksana. Dengan sendirinya lalu bisa merasakan
keadaan orang lain, bahkan berusaha untuk membantu mereka yang berkepentingan
dalam hidup ini.
4. Puasa dapat menyehatkan tubuh kita, manfaat puasa bagi kesehatan adalah sebagai
berikut:
a) Puasa membersihkan tubuh dari sisa metabolisme. Saat berpuasa tubuh akan
menggunakan zat-zat makanan yang tersimpan. Bagian pertama tubuh yang mengalami
perbaikan adalah jaringan yang sedang lemah atau sakit.
b) Melindungi tubuh dari penyakit gula. Kadar gula darah cenderung turun saat seseorang
berpuasa. Hal ini memberi kesempatan pada kelenjar pankreas untuk istirahat.
SepertiAnda ketahui, fungsi kelenjar ini adalah menghasilkan hormon insulin.
c) Menyehatkan sistem pencernaan. Di waktu puasa, lambung dan sistem pencernaan akan
istirahat selama lebih kurang 12 sampai 14 jam, selama lebih kurang satu bulan. Jangka
waktu ini cukup mengurangi beban kerja lambung untuk memroses makanan yang
bertumpuk dan berlebihan.Puasa mengurangi berat badan berlebih. Puasa dapat
menghilangkan lemak dan kegemukan, secara ilmiah diketahui bahwa lapar tidak
disebabkan oleh kekosongan perut. Tetapi juga disebabkan oleh penurunan kadar gula
dalam darah
~ 15 ~
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut bahasa (etimologis) Shyam atau puasa berarti menahan diri dan menurut syara’ (ajaran
agama), puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkanya dari mulai terbit fajar
hingga terbenam matahari karena Allah SWT semata-mata dan disertai niat dan syarat tertentu “.
Adapun hikmah dari berpuasa yaitu :
Menumbuhkan nilai-nilai persamaan selaku hamba Allah, karena sama-sama
memberikan rasa lapar dan haus serta ketentuan-ketentuan lainnya.
Menumbuhkan rasa perikemanusian dan suka member, serta peduli terhadap orang-orang
yang tak mampu.
Memperkokoh sikap tabah dalam menghadapi cobaan dan godaan, karna dalam berpuasa
harus meninggalkan godaan yang dapat membatalkan puasa.
Menumbuhkan sikap amanah (dapat dipercaya), karna dapat mengetahui apakah
seseorang melakukan puasa atau tidak hanyalah dirinya sendiri.
Menumbuhkan sikap bersahabat dan menghindari pertengkaran selama berpuasa
seseorang tidak diperbolehkan saling bertengkar.
Menanamkam sikap jujur dan disiplin.
Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri dari hawa nafsu, sehingga mudah menjalankan
kebaikan dan meninggalkan keburukan.
Meningkatkan rasa syukur atas nikmat dan karunia Allah.
Menjaga kesehatan jasmani.
3.2 Saran
Penulis memohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan makalah ini dan senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih bermanfaat dan lebih
baik kualitasnya dimasa mendatang. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
~ 16 ~
DAFTAR PUSTAKA
~ 17 ~