PUASA
DOSEN PENGAMPU:
ISRA MARDI,LC,M.S.I
OLEH KELOMPOK 2 :
ADHATUL JAYANI
AYU AZZAHRA
ROQYATUL AINI
2023
KATA PENGANTAR
Sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang telah memberikan tauladan baik
sehingga akal dan fikiran penyusun mampu menyelesaikan Laporan Agama ini,
semoga kita termasuk umatnya yang kelak mendapatkan syafa’at dalam menuntut
ilmu.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Rumusam Masalah 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Puasa 3
2.2 Macam-macam Puasa 4
2.2.1 Puasa Wajib 4
2.2.2 Puasa Sunnah 7
2.2.3 Puasa Makruh 10
2.2.4 Puasa Haram 12
2.3 Syarat-syarat Puasa 13
2.4 Rukun Puasa 13
2.5 Sunat Puasa Dan Puasa Sunat 16
2.6 Hari-hari Yang Diharamkan Berpuasa 17
2.7 Hari-hari Yang Dimakruhkan Berpuasa 17
2.8 Ketetapan Hilal 18
2.9 Hikmah Puasa 19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan 22
3.2 Saran 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
3. Puasa Kifarat
Puasa kifarat adalah puasa untuk menembus dosa karena
melakukan hubungan suami isteri (bersetubuh) disiang hari pada bulan
Ramadhan, maka denda (kifaratnya) berpuasa dua bulan berturut-turut.
2.2.2 Puasa Sunnah
Puasa sunnah adalah puasa yang bila dikerjakan mendapat pahala
dan apabila dikerjakan tidak mendapat dosa. Adapun puasa sunnah adalah
sebagai berikut:
1. Puasa enam hari pada bulan syawal
Disunnahkan bagi mereka yang telah menyelesaikan puasa
Ramadhan untuk mengikutinya dengan puasa enam hari pada bulan
Syawal. Pelaksanaannya tidak mesti berurutan, boleh kapan saja selama
masih dalam bulan Syawal, karena puasa enam hari pada bulan Syawal ini
sama dengan puasa setahun lamanya. Akan tetapi diharamkan pada
tanggal 1 syawal karena ada chari raya Idul Fitri. Dalam sebuah hadits
dikatakan yang artinya: Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang
berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian diikuti dengan berpuasa enam
hari pada bulan Syawal, maka sama dengan telah berpuasa selama satu
tahun" (HR. Muslim).
2. Puasa Arafah
Orang yang tidak melaksanakan ibadah haji, disunnatkan untuk
melaksanakan puasa pada tanggal sembilan Dzulhijjah atau yang sering
disebut dengan puasa Arafah. Disebut puasa Arafah karena pada hari itu,
jemaah haji sedang melakukan Wukuf di Padang Arafah. Sedangkan untuk
yang sedang melakukan ibadah Haji, sebaiknya tidak berpuasa. Nabi
Muhammad SEW bersabda:
Dari Abu Qotadah al-Anshory Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah ditanya mengenai puasa
hari Arafah, lalu beliau menjawab: "Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu
dan yang akan datang.: (Riwayat Muslim)
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam melarang untuk berpuasa hari raya arafah di Arafah.
(Riwayat Imam Lima selain Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu
Khuzaimah dan Hakim. Hadits munkar menurut Al-'Uqaily.)
3. Puasa Senin Kamis
Rasulullah saw bersabda yang Artinya dari Aisyah : Nabi
Muhammad SAW memilih waktu puasa hari senin kamis.
5. Puasa As-Syura’
Puasa ini dikerjakan pada tanggal sembilan dan sepuluh
Muharram. Hadist Rasulullah Saw yang berbunyi: "Rasulullah saw
bersabda: "Puasa Asyura itu (puasa tanggal sepuluh Muharram), dihitung
oleh Allah dapat menghapus setahun dosa yang telah lalu" (HR. Muslim).
Demikian juga sunnah hukumnya melakukan puasa pada tanggal sembilan
Muharram. Hadist Rasulullah: Ibn Abbas berkata: "Ketika Rasulullah saw
berpuasa pada hari Asyura', dan beliau memerintahkan untuk berpuasa
pada hari tersebut, para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya
hari Asyura itu hari yang dimuliakan oleh orang Yahudi dan Nashrani".
Rasulullah saw menjawab: "Jika tahun depan, insya Allah saya masih ada
umur, kita berpuasa bersama pada tanggal sembilan Muharramnya". Ibn
Abbas berkata: "Belum juga sampai ke tahun berikutnya, Rasulullah saw
keburu meninggal terlebih dahulu" (HR. Muslim).
2.2.3 Puasa Makruh
1. Berpuasa pada hari jum’at
Berpuasa hanya pada hari Jum'at saja termasuk puasa yang makruh
hukumnya, kecuali apabila ia berpuasa sebelum atau setelahnya, atau ia
berpuasa Daud lalu jatuh pas hari Jumat, atau juga pas puasa Sunnat
seperti tanggal sembilan Dzuhijjah itu, jatuhnya pada hari Jum'at. Untuk
yang disebutkan di akhir ini, puasa boleh dilakukan, karena bukan dengan
sengaja hanya berpuasa pada hari Jum'at.
Dalil larangan hanya berpuasa pada hari Jum'at saja adalah:
Artinya: Rasulullah saw bersabda: "Seseorang tidak boleh berpuasa hanya
pada hari Jum'at, kecuali ia berpuasa sebelum atau sesudahnya" (HR.
Bukhari Muslim).
3. Puasa Wishal
Puasa wishal adalah puasa yang tidak memakai sahur juga tidak
ada bukanya, misalnya ia puasa satu hari satu malam, atau tiga hari tiga
malam. Puasa ini diperbolehkan untuk Rasulullah saw dan Rasulullah saw
biasa melakukannya, namun dimakruhkan untuk ummatnya. Hal ini
berdasarkan hadits berikut:Artinya: Rasulullah saw bersabda: "Janganlah
kalian berpuasa wishal" beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Para
sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, anda sendiri melakukan puasa wishal?"
Rasulullah saw bersabda kembali: "Kalian tidak seperti saya. Kalau saya
tidur, Allah memberi saya makan dan minum. Oleh karena itu,
perbanyaklah dan giatlah bekerja sekemampuan kalian" (HR. Bukhari
Muslim).
3. Niat
Niat, yaitu menyengaja puasa ramadhan setelah terbenam matahari
hingga sebelum fajar shadiq. Artinya pada malam harinya dalam hati telah
tergetar (berniat) bahwa besok harinya akan mengerjakan puasa ramadhan.
2.5 Sunat puasa dan puasa sunat
Sunat puasa :
1. Makan sahur meski sedikit.
2. Mengakhirkan makan sahur.
3. Menyegerakan berbuka.
4. Membaca doa ketika berbuka puasa.
5. Menjauhi dari ucapan yang tidak senonoh.
6. Memperbanyak amal kebajikan.
7. Memperbanyak I’tikaf di masjid.
Puasa Sunat :
Puasa sunnat (nafal) adalah puasa yang apabila dikerjakan akan
mendapatkan pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa. Adapun
puasa sunnat itu antara lain :
1. Puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah/ selain mereka yang berhaji)
2. Puasa 6 hari dalam bulan syawal
3. Puasa tanggal 13,14, dan 15 pada tiap-tiap bulan Qamariah
4. Puasa hari senin dan kamis
5. Puasa pada bulan Dzulhijjah, Dzulqaidah, Rajab, Sya’ban dan 10
Muharram
6. puasa nabi Daud As.
b. Syiya’ (Ketenaran)
Yang dimaksud dengan syiya adalah hilal dapat ditetapkan
dengannya , bukanlah berpuasanya sekelompok orang atau penduduk
suatu tempat berdasarkan pada keputusan seseorang yang baik bahwa
besok masih ramadhan, atau tidak berpuasanya mereka itu berdasarkan
ketentuan itu bahwa besok sudah syawal. Tetapi syiya adalah hendaknya
hilal dilihat oleh umum, bukan satu orang saja.
c. Menyempurnakan Bilangan
Diantara cara menetapkan hilal, ialah menyempurnakan bilangan.
Bulan Qamariyah manapun, apabila awal harinya telah diketahui maka dia
akan habis dengan berlalunya 30 hari. Hari berikutnya berarti sudah masuk
bulan berikutnya, sebab jumlah hari bulan Qamariyah tidak akan lebih dari
30 dan tidak kurang dari 29 hari. Jika awal Syaban telah diketahui maka
hari ke-31 nya pasti sudah masuk satu ramadhan . Demikian pula jika telah
kita ketahui awal ramadhan maka hari ke-31 nya bisa kita pastikan sebagai
tanggal 1 syawal.
b. Melindungi tubuh dari penyakit gula. Kadar gula darah cenderung turun
saat seseorang berpuasa. Hal ini memberi kesempatan pada kelenjar
pankreas untuk istirahat. SepertiAnda ketahui, fungsi kelenjar ini adalah
menghasilkan hormon insulin.
c. Menyehatkan sistem pencernaan. Di waktu puasa, lambung dan sistem
pencernaan akan istirahat selama lebih kurang 12 sampai 14 jam, selama
lebih kurang satu bulan. Jangka waktu ini cukup mengurangi beban kerja
lambung untuk memroses makanan yang bertumpuk dan
berlebihan.Puasa mengurangi berat badan berlebih. Puasa dapat
menghilangkan lemak dan kegemukan, secara ilmiah diketahui bahwa
lapar tidak disebabkan oleh kekosongan perut. Tetapi juga disebabkan
oleh penurunan kadar gula dalam darah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut bahasa (etimologis) Shyam atau puasa berarti menahan
diri dan menurut syara’ (ajaran agama), puasa adalah menahan diri dari
segala yang membatalkanya dari mulai terbit fajar hingga terbenam
matahari karena Allah SWT semata-mata dan disertai niat dan syarat
tertentu “.
Adapun hikmah dari berpuasa yaitu :
a.Menumbuhkan nilai-nilai persamaan selaku hamba Allah, karena sama-
sama memberikan rasa lapar dan haus serta ketentuan-ketentuan lainnya.
b. Menumbuhkan rasa perikemanusian dan suka member, serta peduli
terhadap orang-orang yang tak mampu.
c. Memperkokoh sikap tabah dalam menghadapi cobaan dan godaan, karna
dalam berpuasa harus meninggalkan godaan yang dapat membatalkan
puasa.
d. Menumbuhkan sikap amanah (dapat dipercaya), karna dapat mengetahui
apakah seseorang melakukan puasa atau tidak hanyalah dirinya sendiri.
e. Menumbuhkan sikap bersahabat dan menghindari pertengkaran selama
berpuasa seseorang tidak diperbolehkan saling bertengkar.
f. Menanamkam sikap jujur dan disiplin.
g. Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri dari hawa nafsu, sehingga
mudah menjalankan kebaikan dan meninggalkan keburukan.
h. Meningkatkan rasa syukur atas nikmat dan karunia Allah.
i. Menjaga kesehatan jasmani.
3.2 Saran
Penulis memohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan
makalah ini dan senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar makalah ini lebih bermanfaat dan lebih baik kualitasnya dimasa
mendatang. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.