Anda di halaman 1dari 11

PERBANDINGAN MAZHAB TENTANG PUASA

MAKALAH
Diajukan Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Perbandingan Madzhab
Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu :H. Nurudin, M.Ag.

Disusun oleh :
Kelompok IV
1. Imroatun Azizah NIM 20.01.0017
2. Neni Suhaeni NIM 20.01.0026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
AL AMIN INDRAMAYU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. Sang pencipta alam semesta,
manusia, dan kehidupan. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Saw. Yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah sampai
zaman terang-benderang seperti saat ini. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Perbandingan Mazhab Tentang
Puasa” tidak kurang dari pada waktu yang telah ditetapkan.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk
memenuhi salah satu dari sekian kewajiban mata kuliah Perbandingan
Madzhab, serta merupakan bentuk tanggung jawab penulis pada tugas yang
diberikan.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian
makalah baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf jika
dalam penulisan dan penyusunannya masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa kami nanti
dalam upaya evaluasi diri.

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang..........................................................................................4

B. Rumusan Masalah.....................................................................................4

C. Tujuan Penulisan.......................................................................................4

BAB II......................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................5

A. Konsep Puasa............................................................................................5

B. Perbandingan Madzhabnya dalam Masalah Puasa....................................7

BAB III..................................................................................................................10

KESIMPULAN......................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puasa merupakan rukun Islam yang ketiga yang harus dilaksanakan
oleh umat Muslim. Puasa sendiri merupakan menahan diri dari makan dan
minum serta melakukan hubungan intim bagi suami dan isteri. Dalam
melaksanakan puasa sendiri terdapat syarat wajib dan syarat sah dalam
berpuasa untuk menjadi pedoman umat Muslim dalam beribadah.
Puasa yang terpenting adalah menjalankan rukunnya, yaitu niat. Dengan
adanya niat inilah puasa akan bisa berjalan dengan khusuk dan tenang.
Walaupun banyaknya perbedaan pendapat tentang rukun puasan disini, umat
Islam tetap harus memilih satu dari madzhab yang ia yakini.
Perbedaan empat madzhab dalam urusan ibadah puasa memang
seringkali menjadi dilemma umat Muslim. Terkadang mereka seringkali
mencampur adukan beberapa madzhab dalam satu ibadah yang sebenarnya
tidak diperbolehkan oleh ulama.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah konsep dari puasa?
2. Bagaimana perbandingan madzhab dalam masalah puasa?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dari puasa.
2. Untuk mengetahui perbandingan madzhab dalam masalah puasa.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Puasa
1. Pengertian Puasa
Puasa memiliki pengertian sebagai suatu ibadah untuk menahan
diri dari makan, munum serta melakukan hubungan intim bagi suami dan
isteri. Ibadah puasa ini dimulai dari terbit fajar sampai terbenamnya
matahari. Puasa terbagi menjadi dua jenis: puasa sunnah dan puasa wajib.
Arti puasa dalam bahasa arab disebut Shiyam atau Shaum secara bahasa
berarti “menahan diri” (berpantang” dari suatu perbuatan. Puasa
merupakan rukun Islam yang ketiga yang harus dilaksanakan oleh umat
Muslim.
2. Syarat dan Hukum Puasa
Adapun syarat wajib berpuasa diantaranya ialah:
a. Berakal
b. Baligh
c. Kuat berpuasa
Adapun syarat sah berpuasa diantaranya ialah:
a. Islam
b. Mumayiz
c. Suci dari darah haid dan nifas
d. Dalam waktu yang diperbolehkan puasa padanya.
Beberapa hukum dari syarat berpuasa, yaitu:
a. Artinya: “Tiga orang terlepas dari hukum: (a) orang yang sedang tidur
hingga ia bangun, (b) orang gila sampai ia sembuh, (c) kanak-kanak
sampai ia baligh.” (Riwayat Abu Dawud dan Nasa’i)
b. Artinya: “Barangsiapa sakit atau sedang dalam perjalanan (lalu ia
berbuka) maka (wajiblah baginya ia berpuasa), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki

5
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kessukaran bagimu.” (Al-
Baqarah: 185)
Artinya: dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika
mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan
seorang miskin.” (Al-Baqarah: 184)
c. Artinya: Aisyah, ia berkata, “Kami disuruhnya untuk mengqada
shalat.” (Riwayat Bukhori)
d. Artinya: “dari Anas, “Nabi SAW, telah melarang berpuasa lima hari
dalam satu tahun: (a) hari raya idul fitri (b) hari raya haji (c) tiga hari
tasyriq (tanggal 11, 12, 13 bulan haji).” (Riwayat Daruqutni)
3. Rukun Puasa
Rukun puasa diantaranya:
a. Niat
Niat pada malamnya, yaitu setiap malam selama bulan Ramadan.
Yang dimaksud dengan malam puasa ialah malam yang sebelumnya.
Serta niat itu bersumber dari lubuk hati orang yang akan berpuasa.
Sabda Rasulullah Saw:
Artinya: “Barang siapa yang tidak berniat puasa pada malamnya
sebelum fajar terbit, maka tiada puasa baginya.” (Riwayat Lima Orang
Ahli Hadis).
Kecuali puasa sunat, boleh berniat pada siang hari, asal sebelum
zawal (matahari condong ke barat).
Artinya: “Pada suatu hari Rasulullah Saw, datang (ke rumah saya).
Beliau bertanya, Adakah makanan padamu? Saya menjawab, tidak ada
apa-apa. ‘kalau baegitu baiklah, sekarang saya puasa.’Kemudian pada
hari lain beliau datang pula. Lalu kami berkata, ‘Ya, Rasulullah, kita
telah diberi hadiah kue Haisun.’ Beliau berkata, ‘Mana kue itu?
Sebenarnya saya dari pagi puasa.’ Lalu beliau makan kue itu.’
(Riwayat Jama’ah Ahli Hadis, Kecuali Bukhari).
b. Menahan diri dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar sampai
terbenamnya matahari
4. Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa

6
Hal-hal yang membatalkan puasa, terbagi menjadi dua macam,
yaitu:
a. Yang mewajibkan qada dan kifarat.
b. Yang mewajibkan qada tetapi tidak mewajibkan kifarat.
c. Yang tidak mewajibkan keduanya (qada dan kifarat).
B. Perbandingan Madzhabnya dalam Masalah Puasa
1. Rukun Puasa
No Rukun Madzhab Madzhab Madzhab Madzhab
Puasa Maliki Hanafi Hambali Safi’i
1 Niat Puasa wajib: Puasa Puasa wajib: Puasa wajib:
Dilakukan wajib: Dilakukan Dilakukan
antara Niat pada antara antara
terbenamnya malam hari terbenamnya terbenamnya
matahari atau sampai matahari matahari
hingga waktu matahari hingga waktu hingga waktu
fajar kedua condong ke fajar kedua fajar kedua
(fajar sadiq) barat. (fajar sadiq). (fajar sadiq).
dan hanya Dalam Dalam Dalam
cukup satu berniat berniat puasa berniat puasa
kali niat saja puasa tidak maka wajib wajib maka
yaitu pada wajib untuk diucapkan, diucapkan,
awal malam diuacapkan. misanya ini misanya ini
Ramadhan puasa puasa
pertama. Ramadhan Ramadhan
Dalam atau puasa atau puasa
berniat puasa sunnah. sunnah.
maka wajib
diucapkan,
misanya ini
puasa
Ramadhan
atau puasa

7
sunnah.
2. Syarat Sah Puasa
No Madzhab Madzhab Madzhab Madzhab
Maliki Hanafi Hambali Safi’i
1 Niat Niat Niat Niat
2 Islam Islam Islam Islam
3 _ _ _ Berakal
4 Suci dari haid Suci dari haid Suci dari haid Suci dari haid
dan nifas dan nifas dan nifas dan nifas
3. Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa

8
Madzhab Wajib Qada dan Wajib Qada dan Tidak Qada dan
Kifarat Tidak Kifarat Tidak Kifarat
Maliki a) Melakukan Sakit. a) Muntah dengan
berhubungan intim. sengaja.
b) Muntah dengan b) Masukan
sengaja. sesuatu lewat
c) Masuknya cairan tenggorokan.
melalui
tenggorokan, mata,
telinga dan hidung.
d) Makan dengan
sengaja.
Hanafi a) Menjamah makan Memenuhi nafsu Karena lupa.
dan minum tanpa birahinya hanya
uzur syar’i. sesasat.
b) Melakukan
berhubungan intim.
c) Bepergian dan
sakit.
Hambali Melakukan a) Makan dengan
a) Melakukan
berhubungan intim. sengaja. bekam sampai
b) Minum obat mengeluarkan
dengan sengaja darah.
(seperti cairan
b) Mimisan dan
infuse yang muntah-muntah.
masuk ke
tubuh).muntah
dengan sengaja.
c) Orang yang
memantik bekam
tanpa
mengeluarkan
darah.

9
BAB III
KESIMPULAN

1. Konsep Puasa
Puasa ialah menahan diri dari makan, minum serta melakukan
hubungan intim bagi suami dan istri. Adapun point-point penting yang
dibahas ialah, pengertian puasa, syarat wajib puasa, syarat sah puasa rukun
puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa. Dengan adanya puasa ini sebagai
patokan kita untuk beribadah kepada Allah, dan dengan adanya point-point
diatas sebagai penunjuk arah agar ibadah kita terukur atau terarah.
2. Perbandingan madzhab dalam masalah puasa, dalam hal ini banyak perbedaan
pendapat antara emapat mazhab diantaranya ialah mazhab Maliki, mazhab
Hanafi, mazhab Hambali dan mazhab Safi’i. Dengan adanya empat mazhab
ini mempermudah umat Muslim khususnya untuk melakukan ibadah puasa
yang terdiri dari beberapa point diatas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Al-‘Allamah, Syaikh Muhammad bin ‘Abdurrahman ad-Dimasyqi, Fiqh Empat


Mazhab Cetakan ke-18. Bandung: Hasyimi. 2015.
Al Jaziri, Abdurahman. Al Fiqh ‘Alal Madzahibil Arba’ah Cetakan Pertama.
Semarang: CV. Asy Syifa’, 1994.
Labib Mz. Problematika Puasa, Zakat, Haji dan Umrah. Surabaya: Putra Jaya.
2007.
Pamungkas, M. Imam Dan Surahman, Maman. Fiqh Empat Madzhab. Jakarta: Al-
Makmur.
Rasjid, Sulaiman. Fiqh Islam Cetakan ke-65. (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2014.
Sunarto, Ahmad. Fat-hul Qorib Jilid 1. Surabaya: Al-Hidayah. 1991.

11

Anda mungkin juga menyukai