Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Materi PAI Tingkat Dasar
1. Sulistyowati (203111075)
2. Nadha Saputri (203111083)
3. Wahib Yafi’ Al Aziz (203111092)
KELAS 3C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2021
MATERI : Fiqih
KELAS : VIII
KOMPETENSI DASAR : 3.11. Memahami tata cara puasa wajib dan sunah
4.11. Menyajikan hikmah pelaksanaan puasa wajib dan puasa
INDIKATOR : 3.11.1. Siswa dapat menjelaskan pengertian puasa wajib dan sunah
3.11.2. Siswa dapat menjelaskan macam-macam puasa
3.11.3. Siswa dapat menyebutkan syarat wajib dalam berpuasa
3.11.4. Siswa dapat menyebutkan syarat sah dalam berpuasa
3.11.5. Siswa dapat mengetahui sebab batalnya puasa
3.11.6. Siswa dapat dapat mengetahui orang yang di perbolehkan
tidak melaksanakan puasa
4.11.1. Siswa dapat mengamalkan dari hikmah dalam melaksanakan
puasa wajib dan puasa sunnah.
A. Rumusan Materi
1. Pengertian puasa wajib dan sunah.
2. Macam-macam puasa
3. Syarat wajib dalam berpuasa
4. Syarat sah dalam berpuasa
5. Sebab batalnya puasa
6. Orang yang diperolehkan tidak berpuasa
7. Hikmah melaksanakan puasa
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian puasa wajib dan puasa sunah
2. Untuk mengetahui macam-macam puasa yang di anjurkan bagi manusia maupun puasa
yang di sunahkan
3. Untuk mengetahui dan memahami syarat apa saja yang harus dipenuhi saat berpuasa
4. Untuk mengetahui himah yang akan di dapatkan apabila melakukan puasa wajib maupun
puasa sunah.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Puasa
Menurut syara’ ialah : menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya dari mulai
terbit fajar hingga terbenam matahari, karena perintah Allah semata mata, dengan disertai niat
dan syarat-syarat tertentu. Puasa juga bisa di artikan menahan dari makan, minum, hubungan
suami-isteri dan dari setiap hal yang membatalkan puasa dimulai dari terbit fajar kedua (Shubuh)
smpai terbenamnya matahari dengan niat puasa sebagai bentuk iadah kepada Allah. 1 Secara
garis besar puasa adalah sebagai berikut :
1. Menurut bahasa, berasal dari kata “shaum” artinya menahan diri. Puasa adalah ibadah
kepada Allah yang harus disertai niat, yaitu niat karena Allah ta’ala dan niat jenis
puasanya, apakah wajib atau sunnah.
2. Menurut istilah, puasa artinya menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan
puasa mulai terbit fajar (shubuh) sampai terbenamnya matahari (maghrib) dengan niat
tertentu. Menahan diri yakni tidak melakukan pembatal-pembatal puasa tersebut seperti
makan dan minum secara sengaja, membatalkannya dengan sengaja, berpuasa dengan
niat setengah-setengah dan sebagainya.
3. Puasa wajib berarti puasa yang harus dilakukan. Jika dilakukan mendapat pahala dan jika
tidak dilakukan maka akan berdosa.
4. Puasa sunnah berarti puasa yang dianjurkan untuk dilakukan. Jika dilakukan mendapat
pahala dan jika tidak dilakukan tidak berdosa.
Jadi, puasa wajib adalah puasa yang harus dilakukan oleh umat islam, jika ia
meninggalkannya maka akan mendapat dosa. Sedangkan puasa sunnah ialah puasa yang biasa
dilaksanakan Rasulullah SAW, puasa ini apabila di lakukan akan mendapat pahala karena
mengikuti kebiasaan baik Rasulullah SAW dan jika tidak melaksanakannya tidak akan berdosa.
B. Macam Macam Puasa
1. Macam-Macam Puasa Wajib
a. Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan menurut syari’at Islam adalah suatu amalan ibadah yang
dilaksanakan dengan cara menahan diri dari segala sesuatu seperti makan, minum,
perbuatan buruk maupun dari yang membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar
1
Muhammad bin Ibrahim Altuwayjiry, Puasa, Foreigners Guidance Office Al Khubayb at buraidah
hingga terbenamnya matahari yang disertai niat karena Allah SWT, dengan syarat dan
rukun tertentu. Puasa ramadhan merupakan satu diantara rukun islam. Melaksanakan
puasa ramadhan wajib hukumnya bagi kalangan muda maupun kalangan tua. Orang
yang berpuasa, sebagaimana orang yang mendirikan shalat, zakat, dan haji, pada
hakikatnya sedang berjuang untuk keselamatan alam semesta dan kehidupan seluruh
umat manusia.2 Puasa ini diwajibkan berdasarkan keterangan dalam surat Al Baqoroh,
ayat 183 :
ى c
Artinya: “Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan
Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala.
2
Zainudin bin Abdul Aziz Al-Malibari Al-Fananni, Terjemahan Fathul Mu’in, diterjemahkan oleh Bahrun Abu Bakar,
dari judul asli Fathul Mu’in, (Bandung: Algensindo, 2014)
b. Qodho
Puasa sebagai pengganti puasa Ramadhan yang batal karena udzur, misalnya
bepergian jauh, sakit, haid atau nifas. Dalam melaksanakan qodho, pelaksanaannya
tidak jauh berbeda dengan puasa ramadhan. Niat wajib dibaca pada malam hari
sebelum tiba puasa di keesokan harinya. Bacaan niatnya adalah diganti dengan niat
qodho puasa ramadhan, bukan lagi niat puasa ramadhan. Pelaksanaan puasa sesuai
dengan jumlah puasa yang wajib diganti pada bulan ramadhan. Misalnya Ali
melakukan suatu perjalanan yang sangat jauh selama sehari, maka ia boleh tidak
berpuasa dan wajib menggantinya di kemudian hari dengan jumlah yang sama yaitu
sehari.
1. Sebab-sebab bolehnya seseorang meninggalkan puasa, diantaranya:
a) Orang sakit (Orang sakit yang dikhawatirkan lambat sembuhnya)
b) Orang musafir (Orang dalam perjalanan)
c) Orang tua yang lemah
d) Orang yang bekerja berat
e) Wanita hamil yang menyusui.
2. Keutamaan qodho puasa ramadhan pada bulan syawal:
a) Mendapatkan pahala setimpal dengan puasa satu tahun penuh
b) Dicintai Allah.
c. Kafarat
Puasa sebagai pengganti puasa Ramadhan yang batal karena sengaja, bukan
karena udzur. Misalnya, sengaja membatalkan puasa Ramadhan karena malas
berpuasa, sengaja muntah atau sengaja berhubungan suami-istri di siang hari. Masing-
masing pelanggaran memiliki aturannya sendiri terkait jumlah hari puasa kafarat yang
disangsikan. Bentuk kafarat bukan hanya puasa saja, tapi ada wujud lain seperti
memerdekakan budak atau memberi makan orang miskin. Dan, Allah subhanahu wa
ta'ala memberikan pilihan kafarat yang memungkinkan untuk dilaksanakan
pelanggarnya sesuai kemampuan. Macam-macam kafarat diantaranya:
1. Kafarat zhihar
Kafarat ini merupakan penebusan akibat seorang suami menyamakan
punggung istrinya dengan punggung ibunya. Misalnya suami
mengatakan,"Bagiku, engkau seperti punggung Ibuku." Kalimat seperti ini dalam
Al Quran surah Al Mujadilah ayat 2 termasuk perkataan mungkar dan dusta
karena menyerupakan istri sebagai ibunya si suami. Pada zaman jahiliyah, zhihar
adalah salah satu cara menceraikan istri dan ini adalah perbuatan haram. Jika
melakukannya, seorang suami dapat bertaubat dengan kafarat memerdekan
seorang budak perempuan muslim, atau berpuasa dua bulan berturut-turut tanpa
adanya persetubuhan dengan istri. Namun jika tidak mampu, maka memberi
makan 60 orang miskin.
2. Kafarat bersebutuh di bulan Ramadan
Bersetubuh di siang hari saat puasa bulan Ramadan adalah haram. Kafarat
untuk pelanggaran ini adalah memerdekakan hamba sahaya perempuan beriman,
atau puasa dua bulan berturut-turut, atau memberi makan 60 orang miskin
sebanyak satu mud.
3. Kafarat pembunuhan
Pembunuhan dalam hal ini adalah yang tidak disengaja. Apabila
pembunuhan dilakukan sengaja maka hukumannya adalah qisas atau diyat tunai
yang ditanggung si pembunuh. Pada kasus pembunuhan tanpa sengaja maka
kafaratnya adalah membayar diyat, ditambah memerdekakan seorang budak
perempuan mukmin atau puasa dua bulan berturut-turut.
4. Kafarat yamin
Ini adalah kafarat yang diperuntukkan karena melanggar sumpah atau
melakukan sumpah palsu. Kafaratnya berupa memberi makan 10 orang miskin,
memberi mereka pakaian, memerdekakan budak, atau puasa tiga hari. Jenis kafarat
tersebut pilihan yang bisa dilakukan sesuai kemampuan.
5. Kafarat haji
Kafarat haji yang berkaitan dengan munculnya kafarat erpuasa yaitu jika
jama’ah membunuh hewan buruan. Kafaratnya adalah bersedekah pada fakir
miskin senilai hewan yang diburu atau erpuasa. Sementara itu, apabila jamaah
tidak ihram dari Iqat dan tidak kembali ke salah satu miqat, maka kafaratnya
menyembelih seekor kambing atau berpuasa 10 hari dengan rincian 3 hari puasa di
masa haji dan 7 hari di luar masa haji.
6. Nadzar (janji)
Puasa yang diwajikan oleh diri endiri untuk memenuhi nadzar. Misalnya,
Ali berjanji jika hasil UAS tahun ini nilainya paling baik, Ali akan berpuasa 3 hari
berturut-turut. Nah, puasa Ali selama 3 hari berturut-turut itu disebut puasa nadzar.
Patut menjadi catatan, puasa nadzar hanya bisa di niatkan pada puasa yang
sebelumnya sunah, sebaliknya pada puasa yang sudah wajib, maka hal itu tidak
bernilai nadzar sama sekali. Misalnya seseorang bernadzar puasa Ramadhan, maka
nilai nadzarnya gugur karena puasa Ramadhan sudah wajib, kendati belum di
nadzarkan. Demikian juga pada puasa yang diharamkan. Misalnya, seseorang
bernadzar untuk berpuasa di Hari Raya Idul Adha atau Hari raya Idul Fitri, maka
nadzarnya batal karena tidak ada nadzar untuk kemaksiatan atau melanggar aturan
Allah SWT.
2. Macam-Macam Puasa Sunnah
1. Senin dan Kamis
Jamal Muhammad Az-Zaki dalam buku “Sehat dengan Ibadah” menjelaskan
sederet manfaat puasa, termasuk puasa sunnah. Dia menjelaskan bahwa di antara
bahaya paling menakutkan bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari adalah
mengendapnya zat racun dalam sel, sebab itu dapat mengancam kesehatan. puasa
sunnah yang rutin seperti Senin-Kamis (setiap pekan) sangat bermanfaat bagi kesehatan
tubuh manusia. Dia dapat menjadi perisai tubuh yang menyerap zat-zat racun tadi. Di
samping itu, terkait puasa, Rasulullah SAW bersabda, “As-Shiyyamu junnatun” Yang
artinya, “Puasa adalah perisai”. Puasa sunnah khusus di hari Senin dan Kamis.
Rosulullah mencontohkan puasa Senin dan Kamis karena pada hari tersebut:
1) Amal manusia ditunjukkan (dilaporkan) oleh malaikat kepada Allah
2) Hari senin merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad
3) Hari senin merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad
4) Diangkatnya Muhammad menjadi Nabi
5) Permulaan diturunkannya Al-Qur’an.
Dalam melaksanakan puasa senin kamis tentunya harus mengetahui niat yang akan
diucapkan dalam hati. Tata cara melakukan puasa senin kamis sama halnya seperti
melaksanakan puasa ramadhan, hanya berbeda pada niat yang di ucapkan. Niat dan tata
cara yang harus diperhatikan dalam melakukan puasa senin kamis, di antaranya:
a. Niat melaksanakan puasa senin kamis:
Artinya: “Saya niat puasa hari Senin, sunah karena Allah ta’ala."
b. Tata cara puasa Senin-Kamis tidak jauh berbeda dengan Puasa Ramadan,
yaitu:
1. Membaca Niat
Niat Puasa Senin Kamis sebaiknya dilakukan di malam hari, sebelum
terbit fajar. Namun, karena ini adalah puasa sunah, jika terlupa, boleh niat
di pagi hari asalkan belum makan apa-apa dan tidak melakukan hal apa
pun yang membatalkan puasa.
2. Makan Sahur
Makan sahur merupakan satu di antara sunah puasa yang jika dilakukan
akan mendapat pahala dan keberkahan. Namun, jika tidak dilakukan,
misalnya karena bangunnya terlambat, puasanya tetap sah.
3. Menahan Diri dari yang Membatalkan Puasa
Menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa, antara lain
makan, minum, berhubungan dengan istri, dan hal-hal lainnya yang dapat
membatalkan puasa.Waktunya dimulai sejak terbit fajar hingga
terbenamnya matahari. Orang yang sedang puasa juga dianjurkan untuk
menahan diri dari yang membatalkan pahala puasa, antara lain bohong,
ghibah, dan segala bentuk kemaksiatan.
4. Berbuka
Buka puasa bisa dilakukan ketika matahari terbenam, yaitu saat masuknya
waktu salat Maghrib. Menyegerakan buka puasa merupakan satu di antara
sunah puasa.
2. Syawal
Puasa 6 hari di bulan Syawal. Orang yang berpuasa Ramadhan kemudian diikuti 6
hari di bulan Syawal maka pahala puasanya sama dengan orang yang berpuasa selama 1
tahun. Puasa ini boleh dilakukan secara berturut-turut atau tidak berurutan. Keutamaan
puasa syawal enam hari di bulan syawal adalah seperti berpuasa selama satu tahun
seperti dalam riwayat hadis berikut, “Siapa saja yang berpuasa Ramadan, kemudian
diikuti puasa enam hari bulan Syawal, maka itulah puasa satu tahun” (HR. Ahmad dan
Muslim). Niat puasa sunah Syawal tidak harus diucapkan pada malam hari atau saat
sahur sebagaimana puasa Ramadhan. Seseorang yang pada malam hari tidak niat puasa
Syawal, akan tetapi di pagi atau siang harinya ia berniat menjalankan puasa Syawal,
maka boleh-boleh saja meniatkannya secara mendadak. Dengan catatan, hingga pagi
atau siang itu ia belum makan atau minum dan melakukan hal-hal lain yang
membatalkan puasa. Niat tersebut cukup dilafalkan dalam hati, dan tidak perlu
diucapkan secara lisan sudah dianggap sah.
a. Niat puasa syawal:
ى
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.”
Al-Qathani, Sa’id, Buku Pintar Puasa Sunah, Ed. Yasir Amri, Aqwam, Solo, 2011
Dzulqarnain.(2008).Panduan Puasa Ramadhan di Bawah Naungan Al-Qur’an dan As-
Sunnah. An-Nashihah, Vol 7
Supiana dkk.(2001).Materi Pendidikan Islam. Bandung:Remaja Rosdakarya
Syarbini, Amirulloh.(2012).Dahsyatnya Puasa Wajib dan Sunah.Jakarta:Qultum Media