Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puasa merupakan suatu tindakan menghindari makan, minum, serta segala
hal lain yang dapat memuaskan hasrat-hasrat psikis maupun fisik yang
dilakukan pada masa tertentu. Makna dan tujuannya secara umum adalah
untuk menahan diri dari segala hawa nafsu, merenung, mawas diri, dan
meningkatkan keimanan terhadap Allah SWT. Salah satu hikmah puasa ialah
melatih manusia untuk meningkatkan kehidupan rohani. Nafsu jasmani yang
terdapat dalam diri tiap individu harus diredam, dikendalikan, dan diarahkan
dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan yang mulia. Setiap orang
yang menjalankan puasa pada hakekatnya sedang memenjarakan dirinya dari
berbagai nafsu jasmani. Puasa juga merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan taraf kehidupan, baik yang duniawi maupun akhirat. Karena
puasa telah dilakukan di setiap syariat agama

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian puasa ?

2. Bagaimana pembagian puasa menurut islam ?

3. Bagaimana syarat dan rukun puasa ?

4. Apa saja yang membatalkan puasa?

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan pengertian puasa


2. Menjelaskan Macam-macam Puasa
3. Menjelaskan syarat dan rukun puasa
4. Menjelaskah hal-hal yang membatalkan puasa

2
BAB II

KAJIAN TEORI
A. Pengertian Puasa
Puasa menurut bahasa adalah menahan, sedangkan menurut syari’at adalah
menahan diri dari segala apa yang membatalkan puasa semenjak terbit fajar
sampai terbenam matahari.

B. Macam-Macam Puasa
1. Puasa Fardhu

Puasa fardhu adalah puasa yang harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan


yariat Islam. fardhu antara lain:

a. Puasa bulan ramadhan

Puasa dalam bulan Ramadhan dilakukan berdasarkan perintah Allah SWT

b. Puasa Kafarat

Puasa kafarat adalah puasa sebagai penebusan yang dikarenakan


pelanggaran terhadap suatu hukum atau kelalaian dalam melaksanakan suatu
kewajiban, sehingga mengharuskan seorang mukmin mengerjakannya supaya
dosanya dihapuskan.

c. Puasa Nazar

Merupakan puasa yang disebabkan karena sebuah janji, nadzar secara bahasa
adalah janji. Sehingga puasa yang dinadzarkan hukumnya wajib.

2. Puasa Sunah

Puasa sunnat (nafal) adalah puasa yang apabila dikerjakan akan mendapatkan
pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa. Adapun puasa sunnat itu antara
lain :

a. Puasa 6 (enam) hari di bulan Syawal.


b. Puasa Tengah bulan (13, 14, 15) dari tiap-tiap bulan Qomariyah.
c. Puasa hari Senin dan hari Kamis.
d. Puasa hari Arafah (Tanggal 9 Dzulhijjah atau Haji)
e. Puasa tanggal 9 dan 10 bulan Muharam
f. Puasa Nabi Daud as. (satu hari bepuasa satu hari berbuka)
g. Puasa bulan Rajab, Sya’ban dan pada bulan-bulan suci
3. Puasa Makruh

Menurut fiqih 4 (empat) mazhab, puasa makruh itu antara lain :

a. Puasa pada hari Jumat secara tersendiri


b. Puasa sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadhan.
c. Puasa pada hari syak (meragukan
4. Puasa Haram

Puasa haram adalah puasa yang dilarang dalam agama Islam. Puasa yang
diharamkan. Puasa-puasa tersebut antara lain:

a. Puasa pada dua hari raya


b. Puasa seorang wanita dengan tanpa izin suami
c. Puasa Sepanjang Masa
d. Puasa Wishol
e. Hari Tasyrik
C. Syarat dan Rukun Puasa
1. Syarat-syarat puasa wajib
2. Rukun Puasa
D. Hal-hal yang membatalkan puasa

Ada beberapa yang dapat membatalkan puasa antara lain :

a. Makan dan minum yang dilakukan dengan sengaja


b. Bersetubuh atau berhubungan kelamin
c. Keluar mani dengan sengaja
d. Muntah dengan sengaja

2
e. Hilang akal (gila, mabuk)
f. Keluar haid dan nifas (khusus bagi wanita)
g. Membatalakan niat untuk berpusa
E. Orang-orang yang diperbolehkan berbuka puasa

Adapun orang-orang yang diperbolehkan berbuka puasa sebagai berikut :

a. Orang-orang dalam perjalanan atau musyafir


b. Orang tua yang sudah lemah
c. Wanita hamil atau menyusui
d. Para pekerja berat
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Arti puasa menurut bahasa adalah menahan. Menurut syariat islam
puasa adalah suatu bentuk aktifitas ibadah kepada Allah SWT dengan cara
menahan diri dari makan, minum, hawa nafsu, dan hal-hal lain yang dapat
membatalkan puasa sejak terbit matahari / fajar / subuh hingga matahari
terbenam / maghrib dengan berniat terlebih dahulu sebelumnya.
Puasa memiliki fungsi dan manfaat untuk membuat kita menjadi tahan
terhadap hawa nafsu, sabar, disiplin, jujur, peduli dengan fakir miskin, selalu
bersyukur kepada Allah SWT dan juga untuk membuat tubuh menjadi lebih
sehat
Secara bahasa, puasa atau shaum dalam bahasa Arabnya berarti
menahan diri dari segala sesuatu. Jadi, puasa itu ialah menahan diri dari
segala perkara seperti makanan, minuman, berbicara, menahan nafsu dan
syahwat, dls. Sedangkan secara istilah, puasa yaitu menahan diri dari segala
sesuatu yang bisa membatalkan puasa yang dimulai sejak terbit fajar hingga
matahari terbenam.
Puasa berasal dari bahasa arab: shâma yashûmu shauman wa
shiyâman ((‫يامًا‬BB‫ومًا وص‬BB‫وم ص‬BB‫ام يص‬BB‫ ص‬yang artinya menahan diri. Makna ini
sebagaimana yang disebutkan Allah ketika menceritakan tentang Maryam:
‫ِإِّني َنَذ ْر ُت ِللَّرْح َمِن َص ْو ًم ا َفَلْن ُأَك ِّلَم اْلَيْو َم ِإْنِس ًّيا‬
“Sesungguhnya aku telah bernazar puasa untuk Tuhan YanMAg Maha
Pemurah, maka tidak akan berbicara dengan siapapun pada hari ini.”
(Maryam:26).
Maksud puasa disini adalah menahan diri untuk tidak berbicara.Secara
istilah, puasa adalah menahan diri dari semua yang membatalkan puasa sejak
terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat tertentu.

2
Shaum juga berarti menahan diri dari segala hal yang diharamkan
Allah SWT, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Semua ini dilakukan agar
kaum mukmin mampu menggapai tujuan akhir dari shaum yaitu taqwa,
sebagaimana diisyaratkan pada akhir surah Al-Baqarah ayat 183. Berdasarkan
penjelasan ini, setiap orang yang menginginkan dari shaumnya itu mencapai
derajat ketaqwaan, pertama hendaklah ia menahan diri dari lisan yang berkata
dusta, mengumpat atau mengadu domba, dan yang kedua menjaga nafsu
syahwat yang membawa pada perbuatan maksiat yang dapat melahirkan dosa
yang menghanguskan pahala shaum. Sebaiknya, energi yang dimiliki
dimanfaatkan secara maksimal dalam melaksanakan ketaatan dan beribadah
kepada Allah SWT.
Puasa Ramadhan diturunkan perintah kewajibannya pada bulan
Syaban tahun 2 H. Puasa bukan ibadah yang dikhususkan kepada umat Islam
saja tetapi juga umat-umat sebelumnya. Allah SWT berfirman:
‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ُك ِتَب َع َلْيُك ُم الِّص َياُم َك َم ا ُك ِتَب َع َلى اَّلِذ يَن ِم ْن َقْبِلُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَّتُقوَن‬
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian
bertakwa.” (Al-Baqarah: 183)
Rasulullah SAW bersabda:
‫ َو ِإْيَتاِء‬،‫ َوِإَقاِم الَّصالِة‬،‫ َش َهاَد ِة َأْن َال ِإَلَه ِإَّال هللا َو َأَّن ُمَحَّم َد ًا َر ُسْو ُل ِهللا‬:‫ُبِنَي اِإل ْسالُم َع َلى َخ ْم ٍس‬
‫ َو َص ْو ِم َر َم َض اَن‬،‫ َو َح ِّج الِبْيِت‬،‫الَّز َك اِة‬
“Islam dibangun diatas lima perkara: kesaksian bahwa tiada tuhan
selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat,
membayar zakat, melaksanakan haji, dan berpuasa Ramadhan.” (HR. Bukhari
dan Muslim).
Selama hidupnya, Rasulullah SAW telah berpuasa sebanyak sembilan
kali. Seluruhnya berjumlah 29 hari kecuali sekali berjumlah lengkap 30
hari.Ramadhan adalah nama bulan bangsa Arab yang kesembilan. Dan
merupakan bulan yang paling afdal. Dinamakan Ramadhan karena ketika
bangsa Arab menetapkan nama untuk bulan tersebut bertepatan dengan
suasana yang sangat panas. Maka dinamakanlah Ramadhan yang berasal dari
kata ramdhâ’ yang berarti sangat panas. Ada juga yang mengatakan bahwa
dinamakan demikian karena Ramadhan membakar dosa-dosa manusia.
B. Macam-macam puasa
1. Puasa fardhu
Pengertian puasa wajib adalah puasa yang harus dijalankan oleh umat
Islam sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Puasa wajib jika tidak
dilaksanakan akan mendatangkan dosa. Namun, dalam kondisi tertentu
puasa wajib bisa digantikan dengan membayar denda atau fidyah. Yang
termasuk dalam puasa wajib adalah puasa Ramadan, puasa kifarat, dan
puasa nazar. Selain puasa wajib masih ada lagi puasa sunah dan puasa
haram. Contoh puasa sunah adalah puasa 6 hari di bulan Syawal, puasa
Senin-Kamis, puasa hari Arafah dan sebagainya. Sedangkan puasa haram
adalah puasa yang tidak diperkenankan untuk dilaksanakan pada hari-hari
tertenru misalnya puasa pada saat hari Raya Idul Fitri, Idul Adha dan
puasa di hari Tasyrik.
a. Puasa bulan ramadhan

Puasa dalam Islam juga sering disebut shaum yang merupakan salah satu
ibadah yang telah dicontohkan oleh Rosululloh SAW. Pengertian puasa
Ramadhan selain menjaga hawa nafsu, juga wajib dilakukan oleh umat Islam.
Hal ini sudah dijelaskan dalam firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 183
yaitu:

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ُك ِتَب َع َلْيُك ُم الِّص َياُم َك َم ا ُك ِتَب َع َلى اَّلِذ يَن ِم ْن َقْبِلُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَّتُقوَن‬

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa


sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu
berfkir” (QS. Al Baqarah: 183).

2
Dalam hadits Abdullah bin Umar riwayat Al-Bukhâry dan Muslim,
Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwa puasa adalah salah
satu rukun Islam yang agung dan mulia,

، ‫ َو ِإَقاِم الَّص َالِة‬، ‫ُبِنَي اِإل ْس َالُم َع َلى َخ ْمٍس َش َهاَد ِة َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهَّللا َو َأَّن ُم َح َّم ًدا َر ُس وُل ِهَّللا‬
‫ َو َصْو ِم َر َم َض اَن‬، ‫ َو اْلَح ِّج‬، ‫َو ِإيَتاِء الَّزَك اِة‬

“Islam dibangun di atas lima (perkara, pondasi): Syahadat Lâ Ilâha


Illallâh wa Anna Muhammadan ‘Abduhu wa Rasûluhu, mendirikan shalat,
mengeluarkan zakat, berhaji ke Rumah Allah, dan berpuasa Ramadhan.”

Juga dalam hadits Thalhah bin Ubaidullah radhiyallâhu ‘anhu riwayat


Al-Bukhâry dan Muslim, ketika seorang A’raby bertanya kepada
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam tentang Islam, beliau bersabda,

‫ ِإَّال َأْن َتَّطَّو َع َو ِصَياُم َشْه ِر‬.‫ َال‬: ‫ َفَقاَل َهْل َع َلَّى َغ ْيُر ُهَّن َقاَل‬. ‫َخ ْم ُس َص َلَو اٍت ِفى اْلَيْو ِم َو الَّلْيَلِة‬
‫ َو َذ َك َر َلُه َرُس وُل ِهَّللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم الَّزَك اَة‬. ‫ ِإَّال َأْن َتَّطَّو َع‬.‫ َال‬: ‫ َفَقاَل َهْل َع َلَّى َغ ْيُرُه َفَقاَل‬. ‫َر َم َض اَن‬
‫ َقاَل َفَأْد َبَر الَّرُج ُل َو ُهَو َيُقوُل َوِهَّللا َال َأِز يُد َع َلى َهَذ ا َو َال‬. ‫ ِإَّال َأْن َتَّطَّو َع‬.‫ َال‬: ‫َفَقاَل َهْل َع َلَّى َغ ْيُر َها َقاَل‬
‫ َأْفَلَح ِإْن َص َدَق‬: ‫ َفَقاَل َر ُس وُل ِهَّللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬.‫ َأْنُقُص ِم ْنُه‬.

“Shalat lima waktu (diwajibkan) dalam sehari dan semalam.” Maka,


ia berkata, “Apakah ada kewajiban lain terhadapku?” Beliau menjawab,
“Tidak ada, kecuali hanya ibadah sunnah. Juga puasa Ramadhan.” Maka, ia
berkata, “Apakah ada kewajiban lain terhadapku?” Beliau menjawab,
“Tidak ada, kecuali hanya ibadah sunnah,” dan Rasulullah shallallâhu ‘alaihi
wa sallam menyebutkan (kewajiban) zakat terhadapnya. Maka, ia berkata,
‘Apakah ada kewajiban lain terhadapku?’ Beliau menjawab, ‘Tidak ada,
kecuali hanya ibadah sunnah.” Kemudian, orang tersebut pergi seraya
berkata, “Demi Allah, saya tidak akan menambah di atas hal ini dan tidak
akan menguranginya.’ Maka, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa
sallam bersabda, ‘Ia telah beruntung apabila jujur.’.”

Selain itu, hadits yang semakna dengan ini diriwayatkan pula oleh Al-
Bukhâry dan Muslim dari hadits Anas bin Malik radhiyallâhu ‘anhu, dan
diriwayatkan oleh Muslim dari hadits Jâbir bin Abdillah radhiyallâhu
‘anhumâ.

Selanjutnya, dalil lain terdapat dalam hadits Umar bin


Khaththab radhiyallâhu ‘anhu riwayat Muslim ,dan hadits Abu
Hurairah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, tentang kisah
Jibril yang masyhur ketika beliau bertanya kepada Rasulullah shallallâhu
‘alaihi wa sallam tentang Islam, Iman, Ihsan, dan tanda-tanda hari kiamat.
Ketika ditanya tentang Islam, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam menjawab,

‫اِإل ْس َالُم َأْن َتْش َهَد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهَّللا َو َأَّن ُم َح َّم ًدا َر ُس وُل ِهَّللا َو ُتِقيَم الَّص َالَة َو ُتْؤ ِتَى الَّزَك اَة َو َتُص وَم‬
‫َر َم َض اَن َو َتُح َّج اْلَبْيَت ِإِن اْس َتَطْعَت ِإَلْيِه َس ِبيًال‬.

“Islam adalah bahwa engkau bersaksi bahwa tiada yang berhak untuk
diibadahi kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah,
engkau menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa Ramadhan, serta
berhaji ke rumah (Allah) bila engkau sanggup menempuh jalan untuk itu.”

b. Puasa Kafarat

Yakni puasa yang dilakukan untuk menggantikan dam atau denda atas
pelanggaran yang hukumnya wajib. Puasa ini ditunaikan dikarenakan
perbuatan dosa, sehingga bertujuan untuk menghapus dosa yang telah
dilakukan. Adapun macam-macamnya antara lain :

1. Apabila seseorang melanggar sumpahnya dan ia tidak mampu


memberi makan dan pakaian kepada sepuluh orang miskin atau membebaskan
seorang roqobah, maka ia harus melaksanakan puasa selama tiga hari.
2. Apabila seseorang secara sengaja membunuh seorang mukmin sedang
ia tidak sanggup membayar uang darah (tebusan) atau memerdekakan roqobah
maka ia harus berpuasa dua bulan berturut-turut (An Nisa: 94).
3. Apabila dengan sengaja membatalkan puasanya dalam bulan
Ramadhan tanpa ada halangan yang telah ditetapkan, ia harus membayar
kafarat dengan berpuasa lagi sampai genap 60 hari.

2
4. Barang siapa yang melaksanakan ibadah haji bersama-sama dengan
umrah, lalu tidak mendapatkan binatang kurban, maka ia harus melakukan
puasa tiga hari di Mekkah dan tujuh hari sesudah ia sampai kembali ke rumah.
Demikian pula, apabila dikarenakan suatu mudharat (alasan kesehatan dan
sebagainya) maka berpangkas rambut, (tahallul) ia harus berpuasa selama 3
hari.

merujuk pendapat Imam Imam Syafi’I, Maliki dan Hanafi bahwa


orang yang berpuasa berturut-turut karena Kafarat, yang disebabkan berbuka
puasa pada bulan Ramadhan, ia tidak boleh berbuka walau hanya satu hari
ditengah-tengah 2 (dua) bulan tersebut, karena kalau berbuka berarti ia telah
memutuskan kelangsungan yang berturut-turut itu. Apabila ia berbuka, baik
karena uzur atau tidak, ia wajib memulai puasa dari awal lagi selama dua
bulan berturut-turut.

c. Puasa Nazar

Adalah puasa yang tidak diwajibkan oleh Tuhan, begitu juga tidak
disunnahkan oleh Rasulullah saw., melainkan manusia sendiri yang telah
menetapkannya bagi dirinya sendiri untuk membersihkan (Tazkiyatun Nafs)
atau mengadakan janji pada dirinya sendiri bahwa apabila Tuhan telah
menganugerahkan keberhasilan dalam suatu pekerjaan, maka ia akan berpuasa
sekian hari. Mengerjakan puasa nazar ini sifatnya wajib. Hari-hari nazar yang
ditetapkan apabila tiba, maka berpuasa pada hari-hari tersebut jadi wajib
atasnya dan apabila dia pada hari-hari itu sakit atau mengadakan perjalanan
maka ia harus mengqadha pada hari-hari lain dan apabila tengah berpuasa
nazar batal puasanya maka ia bertanggung jawab mengqadhanya.

2. Puasa Sunah
Puasa sunnah adalah adalah suatu amalan yang dapat melengkapi
kekurangan amalan wajib. Selain itu pula sunnah dapat meningkatkan
derajat seseorang menjad wali Allah yang terdepan (as saabiqun al-
muqorrobun). Sebagaimana yang disebutkan dalam hadist qudsi yang
artinya :
"Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan-
amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya
maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan
untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia
gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada pangannya yang ia
gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia
gunakanu untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang
ia gunakan untuk melihat, memberi petuntuk pada tangannya yang ia
gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia
gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku
mengabulkannya dan jika ia memohn perlindungan, pasti Aku akan
melindunginya.
a. Puasa Syawal

Puasa enam hari dibulan syawal atau setelah bulan ramadhan. Bisa dilakukan
secara berurutan dimulai dari hari kedua syawal atau dilakukan secara tidak
berurutan. Rasulullah bersabda yang artinya: “Keutamaan puasa ramadhan yang
diiringi dengan puasa syawal ialah seperti orang yang berpuasa selama setahun (HR.
Muslim).

Ada pula dari Abu Ayyub Anshari r.a. sesungguhnya Rasulallah saw.
bersabda: “ Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian dia
menyusulkannya dengan berpuasa enam hari pada bulan syawal , maka seakan-akan
dia berpuasa selama setahun” (HR. Muslim)

b. Puasa Tengah bulan (13, 14, 15) dari tiap-tiap bulan Qomariyah

Pada suatu hari ada seorang Arab dusun datang pada Rasulullah saw. dengan
membawa kelinci yang telah dipanggang. Ketika daging kelinci itu dihidangkan
pada beliau maka beliau saw. hanya menyuruh orang-orang yang ada di sekitar

2
beliau saw. untuk menyantapnya, sedangkan beliau sendiri tidak ikut makan,
demikian pula ketika si arab dusun tidak ikut makan, maka beliau saw. bertanya
padanya, mengapa engkau tidak ikut makan? Jawabnya “aku sedang puasa tiga
hari setiap bulan, maka sebaiknya lakukanlah puasa di hari-hari putih setiap
bulan”. “kalau engkau bisa melakukannya puasa tiga hari setiap bulan maka
sebaiknya lakukanlah puasa di hari-hari putih yaitu pada hari ke tiga belas, empat
belas dan ke lima belas.

c. Puasa hari Senin dan hari Kamis.

Rasulullah telah memerintah umatnya untuk senantiasa berpuasa di hari senin


dan kamis, karena pada hari senin merupakan hari kelahiran beliau dan kamis
adalah hari pertama kali Al-Qur’an diturunkan. Dan pada hari senin kamis juga,
amal perbuatan manusia diperiksa, sehingga beliau menginginkan ketka diperiksa,
beliau dalam keadaan berpuasa. Dari Aisyah ra. Nabi saw. memilih puasa hari
senin dan hari kamis. (H.R. Turmudzi)

d. Puasa hari Arafah (Tanggal 9 Dzulhijjah atau Haji)

Yakni puasa pada hari ke-9 Dzuhijjah, dimana keistimewaannya ialah akan
dihapuskan dosa-dosa pada tahun lalu & dosa-dosa di tahun yang akan datang
(HR. Muslim). Dosa-dosa yang dimaksud ialah khusus untuk dosa-dosa kecil,
karena dosa-dosa besar hanya bisa diampuni dengan jalan bertaubat atau taubatan
nasuha.Dari Abu Qatadah, Nabi saw. bersabda: “Puasa hari Arafah itu
menghapuskan dosa dua tahun, satu tahun yang tekah lalu dan satu tahun yang
akan datang” (H. R. Muslim).

e. Puasa tanggal 9 dan 10 bulan Muharam

Yakni puasa pada bulan Muharram dan yang paling utama ialah pada hari ke
10 bulan muharram yakni assyuro’. Puasa ini memiliki keutamaan dan yang
paling utama setelah puasa ramadhan.Dari Salim, dari ayahnya berkata: Nabi saw.
bersabda: Hari Asyuro (yakni 10 Muharram) itu jika seseorang menghendaki
puasa, maka berpuasalah pada hari itu.
f. Puasa Nabi Daud as. (satu hari bepuasa satu hari berbuka)

Yakni puasa yang dilakukan nabi daud dan caranya yaitu sehari puasa dan
sehari tidak atau dengan cara selalng seling dan puasa ini sangat disukai Allah
SWT. Bersumber dari Abdullah bin Amar ra. dia berkata : Sesungguhnya
Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya puasa yang paling disukai oleh Allah
swt. ialah puasa Nabi Daud as. sembahyang yang paling di sukai oleh Allah ialah
sembahyang Nabi Daud as. Dia tidur sampai tengah malam, kemudian melakukan
ibadah pada sepertiganya dan sisanya lagi dia gunakan untuk tidur, kembali Nabi
Daud berpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari.” Mengenai masalah puasa Daud
ini, apabila selang hari puasa tersebut masuk pada hari Jum’at atau dengan kata
lain masuk puasa pada hari Jum’at, hal ini dibolehkan. Karena yang dimakruhkan
adalah berpuasa pada satu hari Jum’at yang telah direncanakan hanya pada hari
itu saja.

g. Puasa bulan Rajab, Sya’ban dan pada bulan-bulan suci

Segala amal akan diangkat kepada Rabb sehingga diperintahkan untuk


memperbanyak puasa.Dari Aisyah r.a berkata: Rasulullah saw. berpuasa sehingga
kami mengatakan: beliau tidak berbuka. Dan beliau berbuka sehingga kami
mengatakan: beliau tidak berpuasa. Saya tidaklah melihat Rasulullah saw.
menyempurnakan puasa sebulan kecuali Ramadhan. Dan saya tidak melihat
beliau berpuasa lebih banyak daripada puasa di bulan Sya’ban.(HR.Bukhori )

3. Puasa Makruh
a. Puasa pada hari Jumat secara tersendiri

Berpuasa pada hari Jumat hukumnya makruh apabila puasa itu dilakukan
secara mandiri. Artinya, hanya mengkhususkan hari Jumat saja untuk berpuasa.
Dari Abu Hurairah ra. berkata: “Saya mendengar Nabi saw. bersabda: “Janganlah
kamu berpuasa pada hari Jum’at, melainkan bersama satu hari sebelumnya atau
sesudahnya.”

b. Puasa sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadhan.

2
Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi saw. beliau bersabda: “Janganlah salah
seorang dari kamu mendahului bulan Ramadhan dengan puasa sehari atau dua
hari, kecuali seseorang yang biasa berpuasa, maka berpuasalah hari itu.” (HR.
Bukhori)

c. Puasa pada hari syak (meragukan)

Dari Shilah bin Zufar berkata: Kami berada di sisi Amar pada hari yang
diragukan Ramadhan-nya, lalu didatangkan seekor kambing, maka sebagian kaum
menjauh. Maka ‘Ammar berkata: Barangsiapa yang berpuasa hari ini maka berarti
dia mendurhakai Abal Qasim Saw. (HR. Bukhori)

Dalam Fiqhussunnah disebutkan bahwa Imam Turmudzi menganggap derajat


Hadits ini Hasan lagi Shohih.

4. Puasa Haram
a. Puasa pada dua hari raya

Dari Abu Ubaid hamba ibnu Azhar berkata: Saya menyaksikan hari raya
(yakni mengikuti shalat Ied) bersama Umar bin Khattab r.a, lalu beliau berkata:”Ini
adalah dua hari yang dilarang oleh Rasulullah saw. Untuk mengerjakan puasa, yaitu
hari kamu semua berbuka dari puasamu (1 Syawwal) dan hari yang lain yang kamu
semua makan pada hari itu, yaitu ibadah hajimu.

b. Puasa seorang wanita dengan tanpa izin suami

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. bersabda: “Tidak boleh seorang wanita
berpuasa sedangkan suaminya ada di rumah, di suatu hari selain bulan Ramadhan,
kecuali mendapat izin suaminya.”

c. Puasa Sepanjang Masa

Sayiid Sabiq berpendapat haram hukumnya berpuasa sepanjang tahun tanpa


meninggalkan hari-hari yang dilarang oleh agama untuk berpuasa. Hal tersebut
berdasarkan sabda Rosulullah SAW :“Tidak berarti puasanya, orang yang
berpuasa sepanjang masa” (HR.Ahmad, Bukhori dan Muslim)

d. Puasa Wishol

dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi SAW bersabda : “ Jauhilah berwishol !
diucapkannya sampai 3 x, Mereka berkata “tetapi Anda berwishol ya Rosulalloh”,
Nabi Bersabda : “tetapi kalian tidak sama dalam hal itu dengan saya. Saya
bermalam dengan diberi makan, minum oleh Robb-ku” (H.R. Bukhori Muslim)

e. Puasa Hari Tasyriek

Yaitu hari-hari setelah dilaksanakannya idul adha yang jatuh pada tanggal 11,
12 & 13 pada bulan Dzulhijjah.

C. Syarat dan Rukun Puasa


1. Syarat-syarat puasa

Puasa hanya diwajibkan kepada orang-orang yang telah memenuhi beberapa


pernyaratan. Adapun syarat wajib puasa sebagai berikut :

a. Beragama Islam
b. Sudah baliqh (cukup umur)
c. Berakal sehat (tidak gila atau mabuk
d. Suci dari haid dan nifas bagi perempuan
e. Sanggup berpuasa
2. Rukun Puasa

Rukun puasa ada 2 yaitu :

a. Berniat, yakni Bermaksud untuk melaksanakan Sahum karena Allah SWT


b. Menahan diri dari segala suatu yang membatalkan puasa, sejak terbit hingga
terbenamnya matahari.

D. Hal-hal yang membatalkan puasa

2
Ada beberapa yang dapat membatalkan puasa antara lain :

a. Makan dan minum yang dilakukan dengan sengaja


b. Bersetubuh atau berhubungan kelamin
c. Keluar mani dengan sengaja
d. Muntah dengan sengaja
e. Hilang akal (gila, mabuk)
f. Keluar haid dan nifas (khusus bagi wanita)
g. Membatalakan niat untuk berpusa
E. Orang-orang yang diperbolehkan berbuka puasa

Adapun orang-orang yang diperbolehkan berbuka puasa sebagai berikut :

1. Orang-orang dalam perjalanan atau musyafir


2. Orang tua yang sudah lemah
3. Wanita hamil atau menyusui
4. Para pekerja berat

Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT

Artinya : “Jika diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu
berbuka), maka (wajiblah baginya berbuka puasa) sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu pada hari yang lain.dan wajib bagi orang-orang yang berat
menjalankannya (jika meraka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi
makan seorang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan
kebaikan, maka itulah yang lebih baik dari baginya. Dan berpuasa itu lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui” (QS Al Baqorah : 184)

Hikmah Puasa

Sudah barang tentu hikmah puasa tersebut sangat banyak baik untuk
kepentingan pribadi maupun untuk kepentingan umat (masyarakat) pada umumnya.
Diantara hikmah-hikmah tersebut yang terpenting dan mampu dijangkau oleh akal
pikiran manusia sampai saat ini antara lain :

1. Memelihara kesehatan jasmani (Badaniyah)

Sudah menjadi kesepakatan para ahli medis, bahwa hampir semua penyakit
bersumber pada makanan dan minuman yang mempengaruhi organ-organ pencernaan
di dalam perut. Maka sangat rasional jika dengan berpuasa organ-organ pencernaan
di dalam perut yang selama ini terus bekerja mencerna dan mengolah makanan untuk
sementara diistirahatkan mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari selama
satu bulan. Hal ini memang sudah disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam salah satu
haditsnya yang diriwayatkan oleh Ibnu Suny dan Abu Nu’aim yaitu : Dari Abu
Hurairah, Rasulullah bersabda : “Berpuasalah maka kamu akan sehat” (HR. Ibnu
Suny dan Abu Nu’aim)

Juga dalam hadits yang lain dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda :

“Bagi tiap-tiap sesuatu itu ada pembersihnya dan pembersih badan kasar (jasad) ialah
puasa” (HR. Ibnu Majah)

2. Membersihkan rohani dari sifat-sifat hewani

Hal ini ditandai dengan kemampuan orang berpuasa untuk meninggalkan


sifat-sifat hewani seperti makan, minum (di siang hari). Mampu menjaga panca
indera dari perbuatan-perbuatan maksiat dan memusatkan pikiran dan perasaan untuk
berzikir kepada Allah (Zikrullah).

3. Tidak tertolak do’anya orang yang berpuasa

Orang yang berpuasa mendapatkan fasilitas dari Allah yaitu akan diijabah
doa’nya. Hal ini diperkuat oleh sabda Rasulullah dalam salah satu haditsnya yang
diriwayatkan oleh Turmudzi yaitu :

2
“Ada tiga golongan yang tidak ditolak doa mereka yaitu orang yang berpuasa sampai
ia berbuka, kepala negara yang adil, dan orang yang teraniaya”(HR. Turmudzi).

Juga dalam hadits lain dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘As, Rasulullah SAW bersabda :

“Sesungguhnya orang yang berpuasa diwaktu ia berbuka tersedia doa yang makbul”
(HR. Ibnu Majah)

4. Diampuni Dosanya

Yang tak kalah pentingnya, hikmah orany yang berpuasa itu adalah diampuni
dosanya oleh Allah SWT sehingga jiwanya menjadi bersih dan akan dimasukkan ke
dalam surga oleh Allah SWT. Hal ini diperkuat dengan hadits Nabi yaitu :

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda :

“Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan perhitungannya


(mengharapkan keridla’an Allah) maka diampunilah dosa-dosanya. (HR. Bukhari)

5. Dimasukan Surga Arroyan


Sesuai hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari yaitu :
Dari Sahl r.a dari Nabi SAW beliau bersabda : “Sesungguhnya di dalam surga ada
sebuah pintu yang disebut dengan Rayyan. Pada hari kiamat orang-orang yang
berpuasa akan masuk surga dari pintu itu. Tidak seorangpun masuk dari pintu itu
selain mereka. (Mereka) dipanggil : Mana orang yang berpuasa ? Lalu mereka
berdiri. Setelah mereka itu masuk, pintu segera dikunci, maka tidak seorangpun lagi
yang dapat masuk”(HR. Bukhari)
Dengan demikian maka dapatlah disimpulkan bahwa berpuasa membawa manfaat
dan dampak positif yang sangat besar bagi manusia baik sebagai makhluk pribadi
maupun makhluk sosial. Sehingga setelah seseorang selesai menjalankan ibadah
puasa terutama di Bulan Suci Ramadhan diharapkan ia menjadi Orang yang taqwa,
bersih dan sehat baik jasmani maupun rohani serta kembali kepada kesucian bagaikan
bayi yang baru lahir.
BAB IV

PENUTUP
Simpulan
Puasa menurut bahasa adalah menahan, sedangkan menurut syari’at adalah
menahan diri dari segala apa yang membatalkan puasa semenjak terbit fajar sampai
terbenam matahari. Shaum juga berarti menahan diri dari segala hal yang diharamkan
Allah SWT, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Menurut para ahli fiqih,
puasa/shaum yang ditetapkan syariat ada 4 (empat) macam, yaitu puasa fardhu, puasa
sunnat, puasa makruh dan puasa yang diharamkan.
Syarat-syarat puasa yaitu beragama islam,sudah baligh,berakal sehat , suci
dari haid dan nifas bagi perempuan dan sanggup berpuasa. Adapun rukun puasa
antara lain berniat dan menahan diri dari segala suatu yang membatalkan puasa, sejak
terbit hingga terbenamnya matahari.

2
Dengan menjalankan puasa banyak hikmah yang kita dapatkan , hikmahnya
adalah memelihara kesehatan jasmani,membersihkan rohani dari sifat-sifat hewani,
tidak tertolak do’anya orang yang berpuasa dan diampuni dosanya

Daftar Pustaka
Web :
https://undangmisbah.wordpress.com/
https://islamwiki.blogspot.com/2008/12/puasa.html

Anda mungkin juga menyukai